Disusun oleh :
M.Alief Faisal amin
19S10305
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka menurut perintah.
Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan
dokter atau oleh orang lain (Santoso, 2005). Menurut Arisman (2004) mengartikan kepatuhan
adalah sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan
oleh bidannya atau oleh orang lain. Kepatuhan dalam penelitian ini menunjuk pada kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).
Perilaku mengonsumsi obat merupakan perilaku peran sakit yaitu tindakan atau
kegiatan yang dilakukan penderita agar dapat sembuh.Kepatuhan menjalankan aturan
pengobatan sangat penting untuk mencapai kesehatan secara optimal.Perilaku kepatuhan
dapat berupa perilaku patuh dan tidak patuh yang dapat diukur melalui dimensi kemudahan,
lama pengobatan, mutu, jarak dan keteraturan pengobatan. Kepatuhan akan meningkat bila
instruksi pengobatan jelas, hubungan obat terhadappenyakit jelas dan pengobatan teratur serta
adanya keyakinan bahwa kesehatan akan pulih, petugas kesehatan yang menyenangkan dan
berwibawa, dukungan sosial keluarga pasien dan lain sebagainya (Medicastore, 2007).
Definisi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil
melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsusmsi tablet zat besi. Kepatuhan
menurut Sackett pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku individu sesuai dengan ketentuan
yang diberikan oleh profesional kesehatan (Afnita, 2004).
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang
dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari.
Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam
mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi
merupakancaraefektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus
dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2004). Menurut Afnita (2004)
yang dikutip Hartati (2014), kepatuhan tergantung pada banyak faktor, diantaranya adalah
pasien sering kali tidak mengakui bahwa merekatidak melakukanapayang dianjurkan
dokter.Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat mengetahui
kepatuhan mereka dalam melaksanakan pengobatan.
Terdapat teori utama yang diungkapkan oleh Lailahtushifah dikutip dari pendapat Weinman dkk,
menjelaskan perilaku patuh dalam mengkonsumsi obat yaitu:
a). Health Belief Model. Menjelaskan perilaku sehat (misal memeriksakan diri) merupakan fungsi
dari keyakinan personal terhadap besarnya ancaman penyakit dan penularannya serta
keuntungan dari rekomendasi yang diberikan petugas kesehatan. Ancaman yang dirasakan
berasal dari keyakinan tentang keseriusan yang dirasakan terhadap penyakit dan kerentanan
orang tersebut. Individu kemudian menilai keuntungan tindakan yang diambil (misal: berobat
akan memperingan simptom), meskipun dibayang-bayangi oleh resiko-resiko dari tindakan
yang diambilnya, seperti takut akan efek samping atau pun biaya pengobatan. Berdasarkan
dinamika tersebut dapat dipahami bahwa kepatuhan dalam mengkonsumsi obat merupakan
proses yang diawali oleh keyakinan seseorang akan keseriusan penyakitnya, yang berujung
pada tindakan untuk berobat ke petugas kesehatan, termasuk kepatuhan dalam
mengkonsumsi obat.
b) Theory of Planned Behavior (TBP). Teori ini berusaha menguji hubungan antara sikap dan
perilaku yang focus utamanya adalah pada intense (niat) yang mengantarkan hubungan
antara sikap dan perilaku norma subjektif terhadap perilaku, dan control terhadap perilaku
yang dirasakan. Sikap terhadap perilaku merupakan produk dari keyakinan tentang hasil
akhir,(misal : frekuensi kekambuhan epilepsy berkurang) dan nilai yang dirasakan dari hasil
akhir tersebut (kondisi jarang kambuh sangat penting bagi orang tersebut). Norma subjektif
berasal dari pandangan orang-orang disekitar tentang perilaku berobat (misal: suami atau
istri ingin agar orang tersebut mengikuti rekomendasi dari dokter), dan motivasi untuk
mendukung pandangan-pandangan orang-orang disekitar tersebut. Contoh ibu hamil
termotivasi untuk mengkonsumsi tablet zat besi didukung ingin menyenangkan hati
pasangannya dengan mengikutin saran dan rekomendasi bidan atau dokter. Kontrol perilaku
yang dirasakan menggambarkan tentang seberapa jauh orang tersebut merasakan bahwa
perilaku patuh dapat dikendalikannya. Hal ini tergantung keyakinan orang tersebut bahwa
dirinya mampu untuk mengontrol tindakannya
2.1.3. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal. Anemia di masyarakat dikenal juga sebagai kurang darah. Sebagian masyarakat
menganggap anemia sebagai tekanan darah rendah. Padahal anemia berbeda dengan tekanan
darah rendah. Tekanan darah rendah adalah kurangnya kemampuan otot jantung untuk
memompa darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah ke seluruh
tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai ke otak dan bagian tubuh
lainnya (Depkes,2005). Penyebab Anemia. Berikut ini kemungkinan dasar penyebab anemia
(Soebroto, 2009).
1) Penghancuran sel darah merah yang berlebihan Biasa disebut anemia hemolitik, muncul
saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari normal. Sumsum tulang penghasil sel
darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
3) Produksi sel darah merah yang tidak optimal Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat
membentuk sel darah merah dengan cukup.
2.1.3 Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan dapat
mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat
mengakibatkan resiko terjadinya perdarahan post partum. Bila anemia terjadi sejak awal
kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan premature.
2.2.1. Klasifikasi
1) Anemia Defisiensi Besi Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatanya adalah pemberian tablet besi yaitu
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang di anjurkan.
Kebutuhan akan zat besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester terakhir.
Apabila masuknya zat besi tidak ditambah dalam kehamilan, maka mudah terjadi anemia
defesiensi besi, lebih-lebih pada kehamilan kembar
2) Anemia Megaloblastik Anemia ini di sebabkan karena defisiensi asam folat dan defisiensi
vitamin B12 walaupun kejadianya jarang.
3) Anemia Hipoplastik Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru
Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
daripada pembuatanya.
1. Hipervolumia
Hipervolumia yaitu, bertambahnya sel darah merah (Hb) kurang jika dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut
adalah sebagai berikut plasma 30% sel darah 18% dan Hb 19%
2. Peningkatan kebutuhan akan zat besi
Kebutuhan akan zat besi pada ibu hamil meningkat dikarenakan adanya pembentukan
plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu
ditimbun selama hamil ialah 1040mg. Dari jumlah ini, 200mg Fe tertahan oleh tubuh ketika
melahirkan dan 840mg sisanya hilang. Dengan rincian sebanyak 300mg besi ditransfer ke
janin, 50-75mg untuk pembentukan plasenta, 450mg untuk menambah jumlah sel darah
merah, dan 200mg habis ketika melahirkan
3. Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat
Asupan makanan yang mengandung zat besi tidak mncukupi dan adanya gangguan
penyerapan terhadap zat besi baik dikarenakan adanya zat-zat yang menghambat
penyerapan zat besi ataupun karena adanya gangguan penyerapan di usus oleh karena
adanya penyakit tertentu.
Gelaja anemia pada kehamilan. Tanda dan gejala anemia defisiensi zat besi tidak khas
hamper sama dengan anemia pada umumnya yaitu :
7. Mudah pingsan
8. Mata berkunang-kunang
Keluhan anemia yang paling sering dijumpai dimasyarakat adalah yang lebih dikenal dengan
5L yaitu lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai. Dampak anemia pada kehamilan.
Dampak anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk pada ibu dan janin yang dikandung.
Menurut Manuaba, (1998) bahaya anemia selama kehamilan adalah terjadi abortus, persalian
premature, ancaman dekompensasi kordis, (Hb 6 gr%), mola hidatidosa, hyperemesis
gravidarum, pendarahan antepartum dan ketuba pecah dini (KPD). Sedangkan bahaya
terhadap janin yang dikandung adalah terjadinya kelahiran dengan berat badan lahir rendah
(Rasmailah, 2004).
Akibat yang akan terjadi pada ibu hamil yang mengalai anemia menurut Proverawati, (2009)
yaitu :
- Abortus
- Missed abortus
2. Trimester kedua :
- Pendarahan antepartum
- Persalinan preamature
3. Saat Inpartu :
Cakupan asupan tablet tambah darah. Tablet tambah darah atau tablet besi adalah
suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk
membentuk sel darah merah (Hb). Penambahan zat besi selama kehamilan kira-kira 1000mg,
karena mutlak dibutuhkan untuk janin, plasenta dan penambahan volume darah ibu. Sebagian
dari peningkatan ini dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan adiptif persentase
zat besi yang diserap. Tetapi bila simpanan zat besi rendah atau tidak ada sa sekali dan zat
besi yang diserap dari makanan sangat sedikit maka, diperlukan suplemen praparat besi
(Rasmailah, 2004).
Tablet Tambah Darah adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan anemia gizi
yang setiap tablet mengandung Fero sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 1,25
mg asam folat. Pelayanan pada ibu hamil baik pada K1 maupun K4 ibu hamil akan dibekali
dengan tablet zat besi (Fe), hal ini merupakan upaya dari penanggulangan anemia pada ibu
hamil. Ini diberikan oleh pemerintah sebagai cara untuk mengatasi anemia gizi besi pada ibu
hamil (Depkes RI, 2010).
Keteraturan konsumsi tablet tambah darah. Suplemen tablet tambah darah sangat
penting sekali, bahkan pada wanita yang status gizinya sudah baik. Penambahan tablet tambah
darah terbukti dapat mencegah penurunan kadar Hb dalam tubuh. Menurut anjuran Depkes, ibu
hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet tambah darah 30-60mg setiap hari selama 90 hari pada
masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan, dimana ketika hamil seorang ibu tidak saja
dituntut memenuhi kebutuhan zat besi (Fe) untuk dirinya, tetapi juga harus memenuhi
kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinnya. Respon terhadap pengobatan terpatau melalui
perbaikan nilai Hb yang seharusnya meningkat paling sedikit 0,3 g/dl/minggu. Kecenderungan
bahwa semakin kurang patuh mengkonsumsi tablet tambah darah maka akan semakin tinggi
kejadian anemia.
Dikatakan teratur dan patuh apabila dalam mengkonsumsi tablet tambah darah sesuai pada
tepat waktu dan sama jumlahnya yang dikategorikan sebagai berikut :
1. Pada kehamilan trimester I, tidak dibutuhkan tablet tambah darah yang harus dikonsumsi ibu
hamil karna menurut Menkes, 2013 asupan AKG dalam tabel Besi sama dengan nol
2. Pada kehamilan trimester II, dibutuhkan 30 tablet tambah darah yang harus dikonsumsi ibu
hamil
3. Pada kehamilan trimester III, dibutuhkan 60 tablet tambah darah yang harus dikonsumsi ibu
hamil
Efek samping. Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung,
nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadamg-kadang dirare). Muntah dank ram perut merupakan efek
samping dan sekaligus tanda dini toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah
(menurunkan) dosis zat besi dengan segera. Ada beberapa cara yang dianjurkan untuk
mengurangi keluhan dari efek samping konsumsi zat besi, diantaranya :
1. Sebaiknya zat besi diberikan pada saat sebelum tidur malam karena akan mengurangi rasa
mual.
2. Pemberian zat besi harus dibagi serta dilakukan dengan interval sedikitnya 6- 8 jam, dan
kemudian interval ini ditingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika timbul efek samping.
3. Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah makan dapat mengurangi
gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang
diabsorpsi.
4. Jika dalam mengkonsumsi tablet tambah darah ibu mengalami sembelit, sebaiknya makan
buah-buahan/makanan lain yang mengandung serat, serta minum sedikitnya delapan gelas
cairan dalam sehari.
2.2.3. Kehamilan
Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita
sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan
seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur
matang), dan sperma (air mani) pria pasanganya akan membuahi sel telur sel telur matang
wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding
rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira–kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada
kehamilan normal (Suririnah, 2008).
Kehamilan yang sehat dan kondisi yang aman dan keadaan emosi yang memuaskan baik
bagi ibu maupun janin adalah hasil akhir yang diharapkan dari perawatan maternitas. Banyak
adaptasi maternal yang tidak diketahui ibu hamil dan keluarganya. Perawatan maternitas yang
memiliki pengetahuan dapat membantu ibu hamil mengenai hubungan antara status fisik dan
rencana perawatannya. Berbagai informasi membangkitkan semangat ibu hamil untuk
berpartisipasi dalam perawatannya sendiri. Hal ini tergantung kepada keingintahunya,
kebutuhan akan pengetahuan, dan kesiapannya untuk belajar (Bobak, et al, 2004: 104).
Menurut (Bobak,et al, 2004: 143). Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut
penanggalan internasional, 10 bulan menurut penanggalan lunar, atau sekitar 40 minggu.
Kehamilan ini dibagi menjadi tiga priode, tiga bulan atau trimester yaitu:
Menurut Suririnah (2008) pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secara berkala, yaitu :
3) Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai masa
melahirkan. Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri
apabila terdapat keluhan lain yang merupakan kelainan yang ditemukan
4) Cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan
kunjungan baru ibu hamil (K1) dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat
kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan kedua, dan dua kali
pada triwulan ketiga (K4).
5) Cakupan Fe1 dan fe3. Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dapat dibedakan menjadi
Fe1 yaitu yang mendapat 30 tablet dan Fe3 yaitu yang mendapat 90 tablet selama masa
kehamilan
2.2.4. Hemoglobin
Hemoglobin terdiri dari materi yang mengandung besi yang disebut heme dan protein
globulin. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam satu sel darah merah. Setiap molekul
hemoglobin memiliki empat tempat pengikatan untuk oksigen. Oksigen yang terikat dengan
hemoglobin disebut oksihemoglobin. Keempat cabang hemoglobin dalam sel darah merah
dapat mengikat oksigen sebagian atau seluruhnya di keempat tempatnya.
Tabel 1
Kriteria tersebut menjadi patokan yg umum melihat seberapa parah enemia terjadi pada ibu
hamil selain ketiga kriteria tersebut berikut ini tabel batas normal kadar Hemoglobin pada ibu
hamil meurut WHO
1) Kecukupan Besi dalam Tubuh Menurut Parakkasi, Besi dibutuhkan untuk produksi
hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah
yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan
mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen
dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom,
dan komponen lain pada ariab enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan
peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan ariable
dalam sel otot. Kurang lebih 4% besi di dalam tubuh berada sebagai ariable dan
senyawasenyawa besi sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein. Walaupun
jumlahnya sangat kecil namun mempunyai peranan yang sangat penting. Mioglobin ikut
dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel ariable masuk kedalam sel-sel otot.
Sitokrom, flavoprotein, dan senyawasenyawa mitokondria yang mengandung besi lainnya,
memegang peranan penting dalam proses oksidasi menghasilkan Adenosin Tri Phosphat
(ATP) yang merupakan molekul berenergi tinggi.
2) Metabolisme Besi dalam Tubuh Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh
orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel
darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin (150 mg), phorphyrin
cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam
tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan ariable dan bagian yang
merupakan cadangan. Hemoglobin, ariable, sitokrom, serta enzim heme dan nonhem
adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan
besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg
berat badan. Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya
terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari
proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.
Suatu hubungan atau kaitan antara konsep – konsep atau variable – variable yang akan
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan. Kerangka konsep terdiri dari
ariable independen dan ariable dependen, yaitu :
Variabel Independen Variabel Dependen
Kepatuhan Konsumsi
Tablet Tambah Darah
(TTD)
Kadar Hb Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Kehamilan
2.3 Hipotesis penelitian
Ha: Ada hubungan antara kepatuhan tablet tambah darah dan pemeriksaan kehamilan
dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
Ho: Tidak ada hubungan antara kepatuhan tablet tambah darah dan pemeriksaan
kehamilan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil
BAB 3
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan
salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan design penelitiannya. Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan inferensial dengan tujuan untuk menganalisis
hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. penelitian inferensial adalah metode yang
berfungsi untuk melakukan analisis hubunganantar variabel dengan pengujian hipotesis,
kesimpulan penelitian jauh melebihi sajian data kuantitatif saja, dan kesimpulannya adakalanya
bersifat umum. Penelitian ini juga menggunakan rancangan (design) cross sectional, yaitu suatu
penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel efek
diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
kehamilan diwilayah Puskesmas Halong. Jumlah populasi penelitian ini adalah diambil ibu hamil
trimester III yang dimana pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir yang berjumlah yaitu 40 orang yang diambil
dari data Desember sampai April di wilayah Puskesmas Landasan Ulin.
3.3.2 Sampel
Sampel yang diambil pada saat penelitian sebanyak 40 orang. Sampel dalam penelitian
ini adalah ibu hamil yang usia kehamilan trimester III memeriksakan kehamilannya di
Puskesmas Halong pada bulan Oktober responden yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
Kriteria inklusi :
1. Ibu hamil usia kehamilan (7-9 bulan) trimester III yang datang periksa di Puskesmas
Landasan Ulin.
2. Bersedia diwawancara
Pengambilan data yang dilakukan dengan penelitian ini berdasarkan jenis data yang digunakan
yaitu data primer dan data sekunder Data Primer.
1. Data karakteristik ibu hamil (umur, usia kehamilan, pekerjaan, kadar Hb) diperoleh melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner penelitian.
2. Kepatuhan konsumsi TTD diperoleh melalui wawancara yang meliputi jenis Tablet Tambah
Darah, jumlah TTD yg diberikan, frekuensi konsumsi TTD dengan menggunakan formulir
penelitian
3. Data pemeriksaan kehamilan diperoleh melalui wawancara yang meliputi jumlah kunjungan
pemeriksaan kehamilan, frekuensi kehadiran dalam pemeriksaan kehamilan dengan
menggunakan fomulir penelitian
4. Data kadar Hb diperoleh melalui pemeriksaan langsung, kartu KMS dan laporan bulanan
bidan desa setiap posyandu
Data Sekunder. Data sekunder yaitu, data yang diambil dari Kartu Ibu Hamil (KMS KIA)
digunakan untuk melengkapi dan mendukung data primer dan data yang diperoleh dari bidan di
wilayah Puskesmas Halong mengenai jumlah Ibu Hamil, Cakupan Tablet Tambah Darah (TTD)
F3 dan F1, hasil pemeriksaan kehamilan dan hasil penelitian yang relevan lainnya.
Penjelasannya
1. Kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) Ketaatan ibu hamil trimester III dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah setiap hari 1 tablet selama hamil. Hasil ukur pertanyaan
tingkat kepatuhan adalah trimester II 30 tablet dan trimester III 60 tablet sekali dalam sehari
maka dikatakan patuh dan apabila tidak tepat waktu dan pas jumlah rutin mengkonsumsi
tablet tambah darah 1 kali sehari/tidak sama sekali mengkonsumsi tablet tambah darah
Cara ukur : Menghitung jumlah sisa tablet tambah darah yang dikonsumsi ibu
2. Pemeriksaan Kehamilan Keteraturan ibu hamil jumlah kunjungan 4 kali dalam pemeriksaan
kehamilan. Dengan hasil ukur pemeriksaan kehamilan adalah jika memenuhi kriteria jumlah
kunjungan 4 kali yaitu trimester I sekali, trimester II sekali dan trimester III dua kali maka
dikatakan teratur dalam pemeriksaan kehamilan dan apabila jika tidak memenuhi criteria
jumlah kunjungan
Cara ukur : Menghitung jumlah kunjungan ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan
3. Kadar hemoglobin Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang memeriksakan
kadar Hb. Nilai skor kadarHb ≥ 11 gr/dl maka dikatakan Normal dan apabila kadar Hb< 11
gr/dl maka dikatakan Anemia
Alat ukur : Alat test Hemoglobin dalam satuangt/dl yaitu Easy Touch GCHb
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisa dengan menggunakan bantuan komputer.
Analisa data dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan, dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
2. Bivariat Dilakukan dengan cara tabulasi-silang dan digunakan uji chi-square untuk melihat
kemaknaan hubungan secara statistik antara variabel independen dan variabel dependen.
Derajat kemaknaaan yang dipakai adalah p-value = 0.05. Pembuktian dengan uji kai kuadrat
dengan menggunakan formula sebagai berikut :
∑ ( O−E ) 2
X 2 =×
E
Keterangan :
X2 = nilai chi-square
Untuk menginterpretasikan dan melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas
kemaknaan (p-value = 0.05) sehingga :
a. Jika p-value ≤ 0.05 % maka hasil perhitungan statistik dikatakan bermakna/ berhubungan.
b. Jika p-value > 0.05 % maka hasil perhitungan statistik dikatakan tidak bermakna/
berhubungan .
2. Nform Consent
Proses untuk mendapatkan persetujuan dari partisipan yang akan terlibat dalam penelitian
dengan memberikan informasi tentang studi yang dilakukan dan potensi kerugian serta
manfaat yang akan didapat secara komprehensif.
3.1.1.1 Biaya
No Nama item Volume Satuan Harga satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
Persiapan
1 Kertas A4
2 Tinta Hitam
3 Tinta Warna
4 Data studi
penahuluan
Penyusunan
1 Fotocopy
proposal
2 Menjilid
Skripsi
1 Menjilid
2 Kertas A4
9 Penyerahan
Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, E. (2017). Relation Between Food Consumption and Anemia in Children in Primary
School in a Final Disposal Waste Area. Pak.J.Nutr 16(4): 242-248
Aritonang, E. (2016). Potensi Pendidikan Gizi Dalam Meningkatkan Asupan Gizi Pada Remaja
Putri Yang Anemia Di Kota Medan. Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 11 (2):
295-301
Aritonang, E. (2017). Pengaruh Indeks Massa Tubuh, Kadar Hemoglobin Dan Lingkungan Fisik
Terhadap Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Sektor II Ujung Baru
PT. Pelindo 1 Belawan. Jurnal Pascasarjana Kesehatan Masyarakat, Vol 1 (1): 89-99
Novik Sri Rezeki. (2012). Hubungan Kepatuhan Minum Tablet Besi dan Status Gizi Ibu Hamil
dengan Berat Badan Bayi Lahir di UPT Puskesmas Gondosari Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus. Program Studi Gizi Fakultas Keperawatan dan Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah. Semarang
Departemen Kesehatan RI. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita UsiaSubur
(WUS) dan Remaja Putri. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat. 2012
Depkes. RI. (2013). Riset Keshatan Dasar (RISKESDAS) Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Balitbang Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar ; RISKESDAS. Jakarta; Balitbang
Kemenkes RI.
Permenkes, RI. (2013). Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
Jakarta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
KOESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH
TAMBAH DARAH (TTD) DAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN
KADAR HEMOGLOBIN (HB) IBU HAMIL DIPUSKESMAS
LANDASAN ULIN
A. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Usia Kehamilan :
Alamat :
Kadar Hb :