Anda di halaman 1dari 28

Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)

Dan Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kadar Homoglobin


Ibu Hamil Di Puskesmas Landasan Ulin

Disusun oleh :
M.Alief Faisal amin
19S10305

PROGRAM STUDI S1 GIZI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA BORNEO BANJARBARU
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Angka kematian dan kesakitan ibu di
Indonesia masih merupakan masalah kesehatan. Berdasarkan Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat
mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding
hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu.Dalam hal ini, fakta lonjaknya kematian ini
tentu sangat memalukan pemerintahan yang sebelumnya bertekad akan menurunkan AKI
hingga 108 per 100 ribu pada 2015 sesuai dengan target MDGs.
Di Negara berkembang, termasuk Indonesia, masalah gizi merupakan masalah
kesehatan yang utama serta merupakan penyebab kematian ibu dan anak. Angka kematian
ibu dan bayi serta bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang tinggi pada
hakekatnya ditentukan oleh status gizi ibu pada saat hamil. Menurut WHO Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) sebagai bayi yang terlahir dengan berat kurang dari 2500 gram.
BBLR masih terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan secara global
karena efek jangka pendek maupun panjangnya terhadap kesehatan (WHO, 2014).
Salah satu faktor yang menyebabkan berat badan bayi lahir diantaranya adalah
kekurangan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) yang
kurang dari 11 g/dl mengindikasikan ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil
meningkatkan resiko mendapatkan Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan
sebelum dan saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya jika
ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Hal ini tentunya dapat memberikan sumbangan
besar terhadap angka kematian ibu bersalin, maupun angka kematian bayi.
Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat menganggu kapasitas
darah untuk mengangkut oksigen kesekitar tubuh. Anemia merupakan indicator untuk gizi
buruk dan kesehatan yang buruk. Anemia pada ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas
dan morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk risiko kegugguran, hair mati, prematuritas dan
berat bayi lahir rendah (WHO, 2014).
Berdasarkan WHO tahun 2014, diketahui bahwa prevalensi anemia defisiensi besi di
Asia >75%, di Indonesia kasus anemia gizi mencapai 63,5%. Berdasarkan data Survei
Kesehatan Nasional 2010, angka anemia pada ibu hamil sebesar 40,1 %. Hal ini
menunjukkan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia. Diperkirakan jika pada tahun 2012–
2015 prevalensi anemia masih tetap diatas 40%, maka akan terjadi kematian ibu sebanyak
18 ribu per tahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan. Kondisi ini akan
menyebabkan 3-7 % ibu meninggal karena penyebab tak langsung yaitu anemia. Anemia
adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari
normal (Pearce, 2010).
Menurut WHO memperkirakan bahwa 35-75 % ibu hamil di negara berkembang dan 18
% ibu hamil di negara maju mengalami anemia. Normalnya kadar hemoglobin pada wanita
tidak hamil yaitu berkisar antara 12 -15 gr. Seorang wanita hamil dikatakan menderita
anemia jika kadar hemoglobin dalam darah <11 gr%. Menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas, 2013) terdapat 37,1% ibu hamil anemia yaitu ibu hamil dengan kadar Hb
kurang dari 11,0gr/dl dengan proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan
(36,4%) dan pedesaan (37,8%) Tingginya kejadian anemia ini erat kaitannya dengan faktor
kurang asupan makanan bergizi saat ibu hamil dan kurangnya kesadaran dalam
mengkonsumsi tablet zat besi. Mengkonsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek
samping yang menggangu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan.
Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama
kehamilan mereka memerlukan tambahan zat besi.
Tablet zat besi sebagai suplemen yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus
dikonsumsi setiap hari. Namun, karena berbagai faktor misalnya pengetahuan, sikap dan
tindakan ibu hamil yang kurang baik, efek samping tablet yang ditimbulkan tablet tersebut
dapat memicu seseorang untuk kurang mematuhi konsumsi tablet zat besi secara benar
sehingga tujuan dari pemberian tablet tersebut tidak tercapai.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas menunjukkan cakupan tablet tambah
darah, K1 dan K4 masih belum mencapai angka maksimal. Keadaan tersebut diperkirakan
dapat menyebabkan masalah kesehatan yaitu kematian ibu dan bayi baru lahir yang
kemungkinan dipicu oleh rendahnya kadar Hb ibu hamil, maka itu perlu dilakukan penelitian
untuk mengetahui. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) dan
Pemeriksaan Kehamilan dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Landasan Ulin.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu, Apakah ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD) dan
pemeriksaan kehamilan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil Di Landasan Ulin

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum.
Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD) dan pemeriksaan kehamilan dengan kadar
hemoglobin pada ibu hamil di puskesmas Landasan Ulin.
Tujuan khusus.
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk:
1) Mengidentifikasi tingkat kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil di
Puskesmas Landasan Ulin.
2) Mengidentifikasii tingkat kepatuhan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil di puskesmas
Landasan Ulin.
3) Mengidentifasi kadar Homoglobin ibu hamil di puskesmas Landasan Ulin.
4) Menganalisis hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan kadar
Homoglobin pada ibu hamil di puskesmas Landasan Ulin
5) Menganalisi hubungan antara kepatuhan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil dengan
kadar hemoglobin pada ibu hamil di puskesmas Landasan Ulin.

1.4 Manfaat Penelitian


1) Sebagai bahan informasi bagi pihak Puskesmas Halong untuk mengetahui hubungan
kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD) dan pemeriksaan kehamilan dengan kadar
hemoglobin pada ibu hamil, sehingga dapat dijadikan dasar dalam upaya peningkatan
pemberian tablet Fe pada ibu hamil
2) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian
selanjutnya.
3) Memberi masukan bagi perencana, penanggulangan faktor yang mempengaruhi kejadian
anemia pada ibu hamil dan membuat kebijakan dalam pengembangan program ibu hamil.
1.5 Keaslian Penelitian

Nama Penelitian Persamaan Perbedaan


Alvia Hubungan Kepatuhan a. Penelitian ini a. Responden
Aghni Minum Tablet Fe menggunakan yang diteliti
Rifani Dengan Kejadian rancangan yaitu Remaja
2020 Anemia (Hb) Pada cross sectional b. Jumlah
Remaja Putri Di SMP Sampel dan
Negeri 1 Tapen populasi
Kabupaten c. Waktu dan
Bondowoso tempat
penelitian

Herly Hubungan Kepatuhan a. Penelitian ini a. Jumlah


Yolela Konsumsi Tablet menggunakan Sampel dan
Manurung Tambah Darah (Ttd) rancangan populasi
2018 Dan Pemeriksaan cross sectional b. Waktu dan
Kehamilan Dengan b. Responden tempat
Kadar Hemoglobin yang diteliti penelitian
Ibu Hamil Di yaitu ibu hamil
Puskesmas Ambarita
Kab Samosir
Novik Sri Hubungan Kepatuhan a. Responden a. Penelitian ini
Rezeki Minum Tablet Besi yang diteliti menggunakan
2014 Dan Status Gizi Ibu yaitu ibu hamil rancangan
Hamil Dengan Berat Kohort
Badan Bayi Lahir Di Retrospektif.
UPT Puskesmas b. Jumlah
Gondosari Sampel dan
Kecamatan Gebog populasi
Kabupaten Kudus c. Waktu dan
tempat
penelitian
BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1. Kepatuhan dalam Mengonsumsi Tablet Zat Besi (Fe)

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka menurut perintah.
Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan
dokter atau oleh orang lain (Santoso, 2005). Menurut Arisman (2004) mengartikan kepatuhan
adalah sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan
oleh bidannya atau oleh orang lain. Kepatuhan dalam penelitian ini menunjuk pada kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).

Perilaku mengonsumsi obat merupakan perilaku peran sakit yaitu tindakan atau
kegiatan yang dilakukan penderita agar dapat sembuh.Kepatuhan menjalankan aturan
pengobatan sangat penting untuk mencapai kesehatan secara optimal.Perilaku kepatuhan
dapat berupa perilaku patuh dan tidak patuh yang dapat diukur melalui dimensi kemudahan,
lama pengobatan, mutu, jarak dan keteraturan pengobatan. Kepatuhan akan meningkat bila
instruksi pengobatan jelas, hubungan obat terhadappenyakit jelas dan pengobatan teratur serta
adanya keyakinan bahwa kesehatan akan pulih, petugas kesehatan yang menyenangkan dan
berwibawa, dukungan sosial keluarga pasien dan lain sebagainya (Medicastore, 2007).

Definisi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil
melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsusmsi tablet zat besi. Kepatuhan
menurut Sackett pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku individu sesuai dengan ketentuan
yang diberikan oleh profesional kesehatan (Afnita, 2004).

Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang
dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari.
Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam
mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi
merupakancaraefektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus
dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2004). Menurut Afnita (2004)
yang dikutip Hartati (2014), kepatuhan tergantung pada banyak faktor, diantaranya adalah
pasien sering kali tidak mengakui bahwa merekatidak melakukanapayang dianjurkan
dokter.Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat mengetahui
kepatuhan mereka dalam melaksanakan pengobatan.

2.1.2. Cara Mengukur Kepatuhan

Sebagai sebuah perilaku, aspek-aspek kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat


dapat diketahui dari metode yang digunakan untuk mengukurnya. Berdasarkan pendapat
Lailahtushifah (2012) yang mengutip pendapat Horne (2006), merangkum beberapa metode
untuk mengukur kepatuhan dalam mengkonsumsi obat seperti berikut:

1. Metode langsung dapat dilakukan dengan observasi langsung, mengukur metabolisme


dalam tubuh dan mengukur aspek biologis dalam darah.
2. Metode tidak langsung dengan cara memberikan kuesioner kepada pasien atau pelaporan
diri pasien, melihat jumlah pil atau obat yang dikonsumsi,rate beli ulang resep (kontiniutas),
monitoring pengobatan secara elektronik, catatan harian pasien dan kuesioner terhadap
orang-orang sekitar.

Terdapat teori utama yang diungkapkan oleh Lailahtushifah dikutip dari pendapat Weinman dkk,
menjelaskan perilaku patuh dalam mengkonsumsi obat yaitu:

a). Health Belief Model. Menjelaskan perilaku sehat (misal memeriksakan diri) merupakan fungsi
dari keyakinan personal terhadap besarnya ancaman penyakit dan penularannya serta
keuntungan dari rekomendasi yang diberikan petugas kesehatan. Ancaman yang dirasakan
berasal dari keyakinan tentang keseriusan yang dirasakan terhadap penyakit dan kerentanan
orang tersebut. Individu kemudian menilai keuntungan tindakan yang diambil (misal: berobat
akan memperingan simptom), meskipun dibayang-bayangi oleh resiko-resiko dari tindakan
yang diambilnya, seperti takut akan efek samping atau pun biaya pengobatan. Berdasarkan
dinamika tersebut dapat dipahami bahwa kepatuhan dalam mengkonsumsi obat merupakan
proses yang diawali oleh keyakinan seseorang akan keseriusan penyakitnya, yang berujung
pada tindakan untuk berobat ke petugas kesehatan, termasuk kepatuhan dalam
mengkonsumsi obat.

b) Theory of Planned Behavior (TBP). Teori ini berusaha menguji hubungan antara sikap dan
perilaku yang focus utamanya adalah pada intense (niat) yang mengantarkan hubungan
antara sikap dan perilaku norma subjektif terhadap perilaku, dan control terhadap perilaku
yang dirasakan. Sikap terhadap perilaku merupakan produk dari keyakinan tentang hasil
akhir,(misal : frekuensi kekambuhan epilepsy berkurang) dan nilai yang dirasakan dari hasil
akhir tersebut (kondisi jarang kambuh sangat penting bagi orang tersebut). Norma subjektif
berasal dari pandangan orang-orang disekitar tentang perilaku berobat (misal: suami atau
istri ingin agar orang tersebut mengikuti rekomendasi dari dokter), dan motivasi untuk
mendukung pandangan-pandangan orang-orang disekitar tersebut. Contoh ibu hamil
termotivasi untuk mengkonsumsi tablet zat besi didukung ingin menyenangkan hati
pasangannya dengan mengikutin saran dan rekomendasi bidan atau dokter. Kontrol perilaku
yang dirasakan menggambarkan tentang seberapa jauh orang tersebut merasakan bahwa
perilaku patuh dapat dikendalikannya. Hal ini tergantung keyakinan orang tersebut bahwa
dirinya mampu untuk mengontrol tindakannya

2.1.3. Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal. Anemia di masyarakat dikenal juga sebagai kurang darah. Sebagian masyarakat
menganggap anemia sebagai tekanan darah rendah. Padahal anemia berbeda dengan tekanan
darah rendah. Tekanan darah rendah adalah kurangnya kemampuan otot jantung untuk
memompa darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah ke seluruh
tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai ke otak dan bagian tubuh
lainnya (Depkes,2005). Penyebab Anemia. Berikut ini kemungkinan dasar penyebab anemia
(Soebroto, 2009).

1) Penghancuran sel darah merah yang berlebihan Biasa disebut anemia hemolitik, muncul
saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari normal. Sumsum tulang penghasil sel
darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

2) Kehilangan darah Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan


berlebihan, pembedahan atau masalah dengan pembekuan darah. Kehilangan darah yang
banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat menyebabkan anemia,
faktor-faktor tersebut akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi, karena zat besi
dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.

3) Produksi sel darah merah yang tidak optimal Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat
membentuk sel darah merah dengan cukup.
2.1.3 Anemia dalam kehamilan

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan dapat
mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat
mengakibatkan resiko terjadinya perdarahan post partum. Bila anemia terjadi sejak awal
kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan premature.

2.2.1. Klasifikasi

1) Anemia Defisiensi Besi Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatanya adalah pemberian tablet besi yaitu
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang di anjurkan.
Kebutuhan akan zat besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester terakhir.
Apabila masuknya zat besi tidak ditambah dalam kehamilan, maka mudah terjadi anemia
defesiensi besi, lebih-lebih pada kehamilan kembar

2) Anemia Megaloblastik Anemia ini di sebabkan karena defisiensi asam folat dan defisiensi
vitamin B12 walaupun kejadianya jarang.

3) Anemia Hipoplastik Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru

4) Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%

Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
daripada pembuatanya.

Penyebab.Secara umum, ada tiga penyebab anemia pada ibu hamil :

1. Hipervolumia
Hipervolumia yaitu, bertambahnya sel darah merah (Hb) kurang jika dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut
adalah sebagai berikut plasma 30% sel darah 18% dan Hb 19%
2. Peningkatan kebutuhan akan zat besi
Kebutuhan akan zat besi pada ibu hamil meningkat dikarenakan adanya pembentukan
plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu
ditimbun selama hamil ialah 1040mg. Dari jumlah ini, 200mg Fe tertahan oleh tubuh ketika
melahirkan dan 840mg sisanya hilang. Dengan rincian sebanyak 300mg besi ditransfer ke
janin, 50-75mg untuk pembentukan plasenta, 450mg untuk menambah jumlah sel darah
merah, dan 200mg habis ketika melahirkan
3. Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat
Asupan makanan yang mengandung zat besi tidak mncukupi dan adanya gangguan
penyerapan terhadap zat besi baik dikarenakan adanya zat-zat yang menghambat
penyerapan zat besi ataupun karena adanya gangguan penyerapan di usus oleh karena
adanya penyakit tertentu.

Gelaja anemia pada kehamilan. Tanda dan gejala anemia defisiensi zat besi tidak khas
hamper sama dengan anemia pada umumnya yaitu :

1. Letih, sering mengatuk

2. Pusing, nyeri kepala

3. Luka pada lidah

4. Kulit dan bantalan kuku pucat

5. Membrane mukosa pucat seperti konjungtiva

6. Tidak ada nafsu makan

7. Mudah pingsan

8. Mata berkunang-kunang

9. Muntah hebat pada hamil muda

10. Keluhan mual

Keluhan anemia yang paling sering dijumpai dimasyarakat adalah yang lebih dikenal dengan
5L yaitu lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai. Dampak anemia pada kehamilan.

Dampak anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk pada ibu dan janin yang dikandung.
Menurut Manuaba, (1998) bahaya anemia selama kehamilan adalah terjadi abortus, persalian
premature, ancaman dekompensasi kordis, (Hb 6 gr%), mola hidatidosa, hyperemesis
gravidarum, pendarahan antepartum dan ketuba pecah dini (KPD). Sedangkan bahaya
terhadap janin yang dikandung adalah terjadinya kelahiran dengan berat badan lahir rendah
(Rasmailah, 2004).

Akibat yang akan terjadi pada ibu hamil yang mengalai anemia menurut Proverawati, (2009)
yaitu :

1. Hamil Muda (trimester pertama)

- Abortus

- Missed abortus

- dan kelainan kongenital

2. Trimester kedua :

- Pendarahan antepartum

- Persalinan preamature

- Gangguan pertumbuhan janin dalam rahhim

- Asphiksia intra utrin sampai kematian, BBLR

3. Saat Inpartu :

- Gangguan his primer dan sekunder

- Janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan tinggi

- Ibu cepat lelah

- Gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif

2.2.2. Faktor-faktor yang menentukan terjadinya anemia

Cakupan asupan tablet tambah darah. Tablet tambah darah atau tablet besi adalah
suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk
membentuk sel darah merah (Hb). Penambahan zat besi selama kehamilan kira-kira 1000mg,
karena mutlak dibutuhkan untuk janin, plasenta dan penambahan volume darah ibu. Sebagian
dari peningkatan ini dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan adiptif persentase
zat besi yang diserap. Tetapi bila simpanan zat besi rendah atau tidak ada sa sekali dan zat
besi yang diserap dari makanan sangat sedikit maka, diperlukan suplemen praparat besi
(Rasmailah, 2004).

Tablet Tambah Darah adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan anemia gizi
yang setiap tablet mengandung Fero sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 1,25
mg asam folat. Pelayanan pada ibu hamil baik pada K1 maupun K4 ibu hamil akan dibekali
dengan tablet zat besi (Fe), hal ini merupakan upaya dari penanggulangan anemia pada ibu
hamil. Ini diberikan oleh pemerintah sebagai cara untuk mengatasi anemia gizi besi pada ibu
hamil (Depkes RI, 2010).

Keteraturan konsumsi tablet tambah darah. Suplemen tablet tambah darah sangat
penting sekali, bahkan pada wanita yang status gizinya sudah baik. Penambahan tablet tambah
darah terbukti dapat mencegah penurunan kadar Hb dalam tubuh. Menurut anjuran Depkes, ibu
hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet tambah darah 30-60mg setiap hari selama 90 hari pada
masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan, dimana ketika hamil seorang ibu tidak saja
dituntut memenuhi kebutuhan zat besi (Fe) untuk dirinya, tetapi juga harus memenuhi
kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinnya. Respon terhadap pengobatan terpatau melalui
perbaikan nilai Hb yang seharusnya meningkat paling sedikit 0,3 g/dl/minggu. Kecenderungan
bahwa semakin kurang patuh mengkonsumsi tablet tambah darah maka akan semakin tinggi
kejadian anemia.

Dikatakan teratur dan patuh apabila dalam mengkonsumsi tablet tambah darah sesuai pada
tepat waktu dan sama jumlahnya yang dikategorikan sebagai berikut :

1. Pada kehamilan trimester I, tidak dibutuhkan tablet tambah darah yang harus dikonsumsi ibu
hamil karna menurut Menkes, 2013 asupan AKG dalam tabel Besi sama dengan nol
2. Pada kehamilan trimester II, dibutuhkan 30 tablet tambah darah yang harus dikonsumsi ibu
hamil
3. Pada kehamilan trimester III, dibutuhkan 60 tablet tambah darah yang harus dikonsumsi ibu
hamil

Efek samping. Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung,
nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadamg-kadang dirare). Muntah dank ram perut merupakan efek
samping dan sekaligus tanda dini toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah
(menurunkan) dosis zat besi dengan segera. Ada beberapa cara yang dianjurkan untuk
mengurangi keluhan dari efek samping konsumsi zat besi, diantaranya :
1. Sebaiknya zat besi diberikan pada saat sebelum tidur malam karena akan mengurangi rasa
mual.

2. Pemberian zat besi harus dibagi serta dilakukan dengan interval sedikitnya 6- 8 jam, dan
kemudian interval ini ditingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika timbul efek samping.

3. Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah makan dapat mengurangi
gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang
diabsorpsi.

4. Jika dalam mengkonsumsi tablet tambah darah ibu mengalami sembelit, sebaiknya makan
buah-buahan/makanan lain yang mengandung serat, serta minum sedikitnya delapan gelas
cairan dalam sehari.

2.2.3. Kehamilan

Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita
sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan
seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur
matang), dan sperma (air mani) pria pasanganya akan membuahi sel telur sel telur matang
wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding
rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira–kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada
kehamilan normal (Suririnah, 2008).

Kehamilan yang sehat dan kondisi yang aman dan keadaan emosi yang memuaskan baik
bagi ibu maupun janin adalah hasil akhir yang diharapkan dari perawatan maternitas. Banyak
adaptasi maternal yang tidak diketahui ibu hamil dan keluarganya. Perawatan maternitas yang
memiliki pengetahuan dapat membantu ibu hamil mengenai hubungan antara status fisik dan
rencana perawatannya. Berbagai informasi membangkitkan semangat ibu hamil untuk
berpartisipasi dalam perawatannya sendiri. Hal ini tergantung kepada keingintahunya,
kebutuhan akan pengetahuan, dan kesiapannya untuk belajar (Bobak, et al, 2004: 104).

Menurut (Bobak,et al, 2004: 143). Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut
penanggalan internasional, 10 bulan menurut penanggalan lunar, atau sekitar 40 minggu.
Kehamilan ini dibagi menjadi tiga priode, tiga bulan atau trimester yaitu:

1. Trimester pertama adalah: periode 1-11 minggu.


2. Trimester kedua adalah: periode 12-28 minggu
3. Trimester ketiga adalah: periode 29-40 minggu

Pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan


mengidentifikasi masalah yang timbul selama masa kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu
hamil dapat terpelihara. Hal penting lainya ibu dan bayi dalam kandungan dalam kondisi baik
dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera
mengetahui apabila terjadi gangguan (kelainan) pada ibu hamil dan bayi yang dikandung,
sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan. (Setianingrum, 2005).

Menurut Suririnah (2008) pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secara berkala, yaitu :

1) Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu

2) Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 – 36 minggu

3) Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai masa
melahirkan. Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri
apabila terdapat keluhan lain yang merupakan kelainan yang ditemukan

4) Cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan
kunjungan baru ibu hamil (K1) dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat
kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan kedua, dan dua kali
pada triwulan ketiga (K4).

5) Cakupan Fe1 dan fe3. Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dapat dibedakan menjadi
Fe1 yaitu yang mendapat 30 tablet dan Fe3 yaitu yang mendapat 90 tablet selama masa
kehamilan

2.2.4. Hemoglobin

Hemoglobin terdiri dari materi yang mengandung besi yang disebut heme dan protein
globulin. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam satu sel darah merah. Setiap molekul
hemoglobin memiliki empat tempat pengikatan untuk oksigen. Oksigen yang terikat dengan
hemoglobin disebut oksihemoglobin. Keempat cabang hemoglobin dalam sel darah merah
dapat mengikat oksigen sebagian atau seluruhnya di keempat tempatnya.

Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran-butiran darah merah.


Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kirakira 15 gram setiap 100 ml darah dan
jumlah ini biasanya disebut “100 persen”. Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar
ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah
menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin seperti
dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 1

Batas Kadar Hemoglobin

Kelompok Umur Batas Kadar Homoglobin (gr/dl)


Anak 6 bulan – 6 tahun 11,0
Anak 6 tahun – 14 tahun 12,0
Pria Dewasa 13,0
Ibu Hamil 11,0
Wanita Melahirkan/Tidak Hamil 13,5
Wanita Dewasa 12,0

Dan pada ibu hamil dibagi menjadi tiga kriteria yaitu:

- Normal > 11 gr/dl


- Anemia Ringan 8-11 gr/dl
- Anemia Berat < 8 gr/dl

Kriteria tersebut menjadi patokan yg umum melihat seberapa parah enemia terjadi pada ibu
hamil selain ketiga kriteria tersebut berikut ini tabel batas normal kadar Hemoglobin pada ibu
hamil meurut WHO

Pemeriksaan hemoglobin. Mengukur kadar hemoglobin berdasarkan warna yang terjadi


akibat perubahan Hb yang menjadi asam hematin oleh adanya HCL 0,1 N. Pemeriksaan
hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemiadan penyakit ginjal. Peningkatan
hemoglobin dapat menunjukan indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru-paru obstruksi
menahun, gagal jantung kongestif dan lain-lain. Dalam masa kehamilan, pemeriksaan kadar
hemoglobin dilakukan minimal 2 kali, yaitu pada kehamilan trimester I (1-11 minggu) dan
trimester III (29-40 minggu)
2.2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin.

Beberapa ariab-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah:

1) Kecukupan Besi dalam Tubuh Menurut Parakkasi, Besi dibutuhkan untuk produksi
hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah
yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan
mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen
dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom,
dan komponen lain pada ariab enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan
peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan ariable
dalam sel otot. Kurang lebih 4% besi di dalam tubuh berada sebagai ariable dan
senyawasenyawa besi sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein. Walaupun
jumlahnya sangat kecil namun mempunyai peranan yang sangat penting. Mioglobin ikut
dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel ariable masuk kedalam sel-sel otot.
Sitokrom, flavoprotein, dan senyawasenyawa mitokondria yang mengandung besi lainnya,
memegang peranan penting dalam proses oksidasi menghasilkan Adenosin Tri Phosphat
(ATP) yang merupakan molekul berenergi tinggi.

2) Metabolisme Besi dalam Tubuh Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh
orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel
darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin (150 mg), phorphyrin
cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam
tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan ariable dan bagian yang
merupakan cadangan. Hemoglobin, ariable, sitokrom, serta enzim heme dan nonhem
adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan
besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg
berat badan. Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya
terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari
proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.

2.2 Kerangka konsep

Suatu hubungan atau kaitan antara konsep – konsep atau variable – variable yang akan
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan. Kerangka konsep terdiri dari
ariable independen dan ariable dependen, yaitu :
Variabel Independen Variabel Dependen

Kepatuhan Konsumsi
Tablet Tambah Darah
(TTD)
Kadar Hb Pada Ibu Hamil

Pemeriksaan Kehamilan
2.3 Hipotesis penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan Hipotesis Asosiatif, karena rumusan masalahnya


mengandung pertanyaan hubungan dari dua ariable. Jika diperoleh hasil nilai p < α maka
hipotesa diterima, dan jika p > α maka hipotesa ditolak, dengan nilai α = 0,05 (CI=95%).

Ha: Ada hubungan antara kepatuhan tablet tambah darah dan pemeriksaan kehamilan
dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil.

Ho: Tidak ada hubungan antara kepatuhan tablet tambah darah dan pemeriksaan
kehamilan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil
BAB 3

Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan
salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan design penelitiannya. Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan inferensial dengan tujuan untuk menganalisis
hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. penelitian inferensial adalah metode yang
berfungsi untuk melakukan analisis hubunganantar variabel dengan pengujian hipotesis,
kesimpulan penelitian jauh melebihi sajian data kuantitatif saja, dan kesimpulannya adakalanya
bersifat umum. Penelitian ini juga menggunakan rancangan (design) cross sectional, yaitu suatu
penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel efek
diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Landasan Ulin.

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Maret – April.

3.3.1 Populasi dan Sampel Populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
kehamilan diwilayah Puskesmas Halong. Jumlah populasi penelitian ini adalah diambil ibu hamil
trimester III yang dimana pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir yang berjumlah yaitu 40 orang yang diambil
dari data Desember sampai April di wilayah Puskesmas Landasan Ulin.
3.3.2 Sampel

Sampel yang diambil pada saat penelitian sebanyak 40 orang. Sampel dalam penelitian
ini adalah ibu hamil yang usia kehamilan trimester III memeriksakan kehamilannya di
Puskesmas Halong pada bulan Oktober responden yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

Kriteria inklusi :

1. Ibu hamil usia kehamilan (7-9 bulan) trimester III yang datang periksa di Puskesmas
Landasan Ulin.

2. Bersedia diwawancara

Rancangan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling, yaitu


mengambil sampel ibu hamil sesuai kriteria yang diatas sebagai sumber data yang akan
dijadikan sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengambilan data yang dilakukan dengan penelitian ini berdasarkan jenis data yang digunakan
yaitu data primer dan data sekunder Data Primer.

Data Primer dalam penelitian ini terdiri dari

1. Data karakteristik ibu hamil (umur, usia kehamilan, pekerjaan, kadar Hb) diperoleh melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner penelitian.

2. Kepatuhan konsumsi TTD diperoleh melalui wawancara yang meliputi jenis Tablet Tambah
Darah, jumlah TTD yg diberikan, frekuensi konsumsi TTD dengan menggunakan formulir
penelitian

3. Data pemeriksaan kehamilan diperoleh melalui wawancara yang meliputi jumlah kunjungan
pemeriksaan kehamilan, frekuensi kehadiran dalam pemeriksaan kehamilan dengan
menggunakan fomulir penelitian

4. Data kadar Hb diperoleh melalui pemeriksaan langsung, kartu KMS dan laporan bulanan
bidan desa setiap posyandu

Data Sekunder. Data sekunder yaitu, data yang diambil dari Kartu Ibu Hamil (KMS KIA)
digunakan untuk melengkapi dan mendukung data primer dan data yang diperoleh dari bidan di
wilayah Puskesmas Halong mengenai jumlah Ibu Hamil, Cakupan Tablet Tambah Darah (TTD)
F3 dan F1, hasil pemeriksaan kehamilan dan hasil penelitian yang relevan lainnya.

3.5 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala


Data
Operasional
Kepatuhan Ketaatan ibu Kuisioner Menghitung Patuh : jika Nominal
konsumsi Tablet hamil trimester II, jumlah sisa pada trimester
Tambah Darah III dalam tablet tambah II 30 tablet dan
(TTD) mengkonsumsi darah yang trimester III 60
tablet tambah dikonsumsi ibu tablet tambah
darah setiap hari darah
1 tablet selama dikonsumsi 1
hamil kali sehari

Pemeriksaan Jumlah Kuisioner Menghitung Tidak Patuh : Nominal


kehamilan pemeriksaan jumlah jika tidak tepat
kehamilan kunjungan ibu waktu dan pas
selama hamil hamil dalam jumlah rutin
pemeriksaan mengkonsumsi
kehamilan tablet tambah
darah 1 kali
sehari/tidak
sama sekali
mengkonsumsi
tablet tambah
darah

Kadar Hasil Alat test Melihat hasil Baik: Jika Ordinal


hemoglobin pemeriksaan Hemoglobin pemeriksaan memenuhi
kadar dalam kadar criteria jumlah
hemoglobin satuan gr/dl hemoglobin kunjungan ≥ 4
yaitu Easy kali yaitu
Touch trimester I
GCHb sekali,
trimester II
sekali dan
trimester III
dua kali Tidak
baik : jika tidak
memenuhi
criteria jumlah
kunjungan
Normal : jika
kadar Hb ≥ 11
gr/dl Anemia :
jika kadar Hb<
11 gr/dl

Penjelasannya

1. Kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) Ketaatan ibu hamil trimester III dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah setiap hari 1 tablet selama hamil. Hasil ukur pertanyaan
tingkat kepatuhan adalah trimester II 30 tablet dan trimester III 60 tablet sekali dalam sehari
maka dikatakan patuh dan apabila tidak tepat waktu dan pas jumlah rutin mengkonsumsi
tablet tambah darah 1 kali sehari/tidak sama sekali mengkonsumsi tablet tambah darah

Alat ukur : Kuisioner

Cara ukur : Menghitung jumlah sisa tablet tambah darah yang dikonsumsi ibu

2. Pemeriksaan Kehamilan Keteraturan ibu hamil jumlah kunjungan 4 kali dalam pemeriksaan
kehamilan. Dengan hasil ukur pemeriksaan kehamilan adalah jika memenuhi kriteria jumlah
kunjungan 4 kali yaitu trimester I sekali, trimester II sekali dan trimester III dua kali maka
dikatakan teratur dalam pemeriksaan kehamilan dan apabila jika tidak memenuhi criteria
jumlah kunjungan

Alat ukur : Kuisioner

Cara ukur : Menghitung jumlah kunjungan ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan

3. Kadar hemoglobin Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang memeriksakan
kadar Hb. Nilai skor kadarHb ≥ 11 gr/dl maka dikatakan Normal dan apabila kadar Hb< 11
gr/dl maka dikatakan Anemia

Alat ukur : Alat test Hemoglobin dalam satuangt/dl yaitu Easy Touch GCHb

Cara ukur : Melihat hasil pemeriksaan test kadar hemoglobin

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner yang menanyakan informasi
tentang, mengonsumsi tablet (Fe) selama kehamilan berlangsung, pada saat hamil apakah
selalu memeriksakan kadar hemoglobin (Hb), apakah melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan, melakukan pemeriksaan tekanan darah. Menggunakan alat pengukur untuk
mengetahui kadar hemoglobin ibu hamil dengan pengukuran menggunakan Easy Touch
GCHb.
3.7 Analisa Data

Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisa dengan menggunakan bantuan komputer.
Analisa data dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan, dengan langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Univariat Digunakan untuk melihat gambaran atau distribusi frekuensi masing-masing


variable pada penelitian, baik variabel dependen dan variabel independen.

2. Bivariat Dilakukan dengan cara tabulasi-silang dan digunakan uji chi-square untuk melihat
kemaknaan hubungan secara statistik antara variabel independen dan variabel dependen.
Derajat kemaknaaan yang dipakai adalah p-value = 0.05. Pembuktian dengan uji kai kuadrat
dengan menggunakan formula sebagai berikut :

Rumus Perhitungan Chi-square :

∑ ( O−E ) 2
X 2 =×
E

Keterangan :

X2 = nilai chi-square

O = nilai yang di observasi

E = nilai yang diharapkan

Untuk menginterpretasikan dan melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas
kemaknaan (p-value = 0.05) sehingga :

a. Jika p-value ≤ 0.05 % maka hasil perhitungan statistik dikatakan bermakna/ berhubungan.

b. Jika p-value > 0.05 % maka hasil perhitungan statistik dikatakan tidak bermakna/
berhubungan .

3.8 Ethical Clearance


1. Respect to Autonomy

Melakukan riset kesehatan, peneliti harus menghargai kebebasan atau independensi


responden dalam mengambil keputusanConfidentiality (Kerahasiaan)

2. Nform Consent
Proses untuk mendapatkan persetujuan dari partisipan yang akan terlibat dalam penelitian
dengan memberikan informasi tentang studi yang dilakukan dan potensi kerugian serta
manfaat yang akan didapat secara komprehensif.

3.1.1 Biaya dan Jadwal Penelitian

3.1.1.1 Biaya

No Nama item Volume Satuan Harga satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
Persiapan
1 Kertas A4
2 Tinta Hitam
3 Tinta Warna
4 Data studi
penahuluan
Penyusunan
1 Fotocopy
proposal
2 Menjilid

Skripsi
1 Menjilid
2 Kertas A4

3.1.1.2 Jadwal Penelitian


No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep
1 Pengajuan judul
2 Penyusunan
proposal
3 Seminar Proposal
4 Perbaikan
Proposal
5 Pengumpulan
data penelitian
6 Penyusunan
Skripsi
7 Seminar Hasil
Skripsi
8 Perbaikan Skripsi

9 Penyerahan
Skripsi

DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, E. (2017). Relation Between Food Consumption and Anemia in Children in Primary
School in a Final Disposal Waste Area. Pak.J.Nutr 16(4): 242-248

Aritonang, E. (2016). Potensi Pendidikan Gizi Dalam Meningkatkan Asupan Gizi Pada Remaja
Putri Yang Anemia Di Kota Medan. Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 11 (2):
295-301

Aritonang, E. (2017). Pengaruh Indeks Massa Tubuh, Kadar Hemoglobin Dan Lingkungan Fisik
Terhadap Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Sektor II Ujung Baru
PT. Pelindo 1 Belawan. Jurnal Pascasarjana Kesehatan Masyarakat, Vol 1 (1): 89-99

Novik Sri Rezeki. (2012). Hubungan Kepatuhan Minum Tablet Besi dan Status Gizi Ibu Hamil
dengan Berat Badan Bayi Lahir di UPT Puskesmas Gondosari Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus. Program Studi Gizi Fakultas Keperawatan dan Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah. Semarang

Departemen Kesehatan RI. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita UsiaSubur
(WUS) dan Remaja Putri. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat. 2012

Cahyaningtyas, Dwi Kartika. Pengaruh Konsumsi Tablet Fe Terhadap Peningkatan Kadar


Hemoglobin Pada Remaja Putri di SMAN 2 Ngaglik Kabupaten. Publikasi Penelitian
2017

Depkes. RI. (2013). Riset Keshatan Dasar (RISKESDAS) Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Balitbang Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar ; RISKESDAS. Jakarta; Balitbang
Kemenkes RI.

Permenkes, RI. (2013). Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
Jakarta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Kementerian Kesehatan RI, 2012. “Profil Kesehatan Indonesia “. Jakarta

Depkes. RI. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Medan.

Depkes. RI. (2014). Profil Kesehatan Kabupaten Samosir. Samosir.


Depkes. RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

KOESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH
TAMBAH DARAH (TTD) DAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN
KADAR HEMOGLOBIN (HB) IBU HAMIL DIPUSKESMAS
LANDASAN ULIN

A. IDENTITAS RESPONDEN

No. Responden :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Usia Kehamilan :

Alamat :

Kadar Hb :

Anda mungkin juga menyukai