Anda di halaman 1dari 30

PRAKTIK KLINIK

PERENCANAAN PROGRAM GIZI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEMPAKA

Disusun Oleh
Astrilia Mira Suwarya 19S10292
Jamil Mubarak 19S10302
Noor Izzah 19S10309
Windy Astutik 19S10316

PROGRAM STUDI S1 GIZI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA BORNEO BANJARBARU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK KLINIK


PERENCANAAN PROGRAM GIZI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEMPAKA

Disusun Oleh
Astrilia Mira Suwarya 19S10292
Jamil Mubarak 19S10302
Noor Izzah 19S10309
Windy Astutik 19S10316

Telah mendapat persetujuan dari:

Pembimbing Lapangan Pembimbing Institusi

Yayuk Sriningsih, S.Gz. Sigit Yudistira, S.Gz., M.Gz.


NIP. 19810126 201001 2 009 NIDN. 1130129201

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Ketua Prodi S1 Gizi


STIKes Husada Borneo

dr. Rosni Yuniarti Nany Suryani, S.Gz., M.Biomed.


NIP. 19790513 200803 2 001 NIDN. 1112128301

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktik Klinik Perencanaan
Program Gizi ini sesuai waktu yang telah dijadwalkan.
Laporan yang kami susun ini merupakan penyajian hasil analisis data dasar
yang kami lakukan di wilayah Kerja Puskesmas Cempaka, Kota Banjarbaru
Provinsi Kalimantan Selatan. Pokok bahasan yang disajikan mengenai
Perencanaan Program Gizi yang terjadi di wilayah Puskesmas Cempaka serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada kesempatan ini tidak lupa juga kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Faizah Wardhina, S,SI.T., M.Kes. selaku Ketua Stikes Husada Borneo
Banjarbaru;
2. Ibu dr. Rosni Yuniarti selaku Kepala Puskesmas Cempaka;
3. Ibu Nany Suryani, S.Gz., M.Biomed. selaku Ketua Prodi S1 Gizi STIKes
Husada Borneo;
4. Bapak Sigit Yudistira, S.Gz., M.Gz. selaku Dosen Mata Kuliah
Perencanaan Program Gizi sekaligus Dosen Pembimbing Praktik Klinik;
5. Ibu Salinah, SST., MM. Selaku Dosen Mata Perencanaan Program Gizi;
6. Ibu Yayuk Sriningsih, S.Gz Selaku Pembimbing Lapangan Praktik Klinik;
7. Rekan-rekan Mahasiswa yang bekerjasama menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi materi maupun teknis, oleh karena itu krtik dan saran dari semua
pihak kami harapkan untuk perbaikan laporan ini agar laporan ini dapat
bermanfaat bagi banyak orang.

Banjarbaru, 7 Juli 2022

Kelompok 4

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan..............................................................................................3
BAB 2. ISI.............................................................................................................4
2.1 Identifikasi Masalah Gizi.................................................................................4
2.2 Prioritas Masalah Gizi.....................................................................................7
2.3 Program Intervensi Gizi..................................................................................7
2.4 Penentuan Problem Tree................................................................................8
2.5 Penentuan Analisis Alternatif Pemecahan Masalah.......................................8
BAB 3. PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
LAMPIRAN......................................................................................................... 13

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas rawat inap
cempaka ..............................................................................................5
Tabel 2.2 Distribusi penduduk di wilayah kerja puskesmas rawat inap
Cempaka..............................................................................................5
Tabel 2.3 Masalah gizi masyarakat......................................................................7
Tabel 2.4 Prioritas Masalah Gizi...........................................................................7
Tabel 2.5 Alternatif Analisis Pemecahan Masalah................................................8
Tabel 2.6 Perencanaan Intervensi......................................................................10

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 data tenaga kesehatan puskesmas rawat inap cempaka................. 6


Gambar 2.2 Problem Tree ...................................................................................8

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kegiatan Harian..............................................................................14
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan...................................................................15
Lampiran 3. Kuisoner..........................................................................................16
Lampiran 4. Leaflet.............................................................................................20

vii
8
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stunting atau pendek pada anak adalah salah satu hambatan yang paling
signifikan bagi perkembangan manusia dan secara global mempengaruhi sekitar
162 juta anak di bawah umur 5 tahun. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang standar antropometri penilaian
status gizi anak, stunting atau pendek merupakan status gizi yang didasarkan
pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan Z-score kurang dari -2
SD (standar deviasi). Stunting pada saat ini menjadi permasalahan karena
berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian,
serta perkembangan otak yang suboptimal sehingga perkembangan motorik dan
mental anak menjadi terhambat (Mitra, 2015).
Di Indonesia, kejadian balita stunting atau pendek merupakan masalah gizi
utama yang dihadapi. Berdasarkan data dari Studi Status Gizi Balita di Indonesia
(SSGBI) 2021 masih tergolong tinggi, di mana prevalensi stunting sebesar
24,4%. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi balita stunting di
Indonesia sebesar 30,8% dan khusus untuk prevalensi stunting di provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2020 sebesar 12,2%, untuk kota Banjarbaru
prevalensi stunting sebesar 17,3%, untuk prevalensi stunting di Puskesmas
Cempaka sebesar 21,68% pada tahun 2021.
Balita ataupun Baduta (Bayi dibawah usia dua tahun) yang mengalami
stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat berisiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan
memperlebar ketimpangan. Anak yang tumbuh pendek pada usia dini (0-2 tahun)
dan tetap pendek pada usia 4-6 tahun memiliki risiko 27 kali untuk tetap pendek
sebelum memasuki usia pubertas (Aryastami dan Tarigan, 2017).
Stunting atau pendek dapat diakibatkan oleh banyak faktor dan tidak hanya
disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak
balita. Beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting antara lain: pertama,

1
2

kekurangan gizi dalam waktu yang lama sejak janin berada dalam kandungan
sampai pada awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kehidupan). Hal ini
disebabkan oleh rendahnya akses terhadap makanan bergizi, kurangnya asupan
vitamin dan mineral, serta keragaman pangan dan sumber protein hewani yang
kurang. Kedua, faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada
perilaku dan praktik pemberian makan di mana ibu tidak memberikan asupan gizi
yang baik dan cukup pada anak. Dampak dari pola pemberian makan yang salah
akan mudah terkena defisiensi gizi yang berakibat anak mudah terkena infeksi.
Pola makan yang tidak seimbang antara asupan dengan kebutuhan baik
jumlah maupun jenis makanannya, seperti makan makanan yang tinggi lemak,
kurang mengkonsumsi sayuran, buah dan sebagainya juga makan makanan
yang melebihi kebutuhan tubuh bisa menyebabkan obesitas atau kegemukan.
Pola makan menunjukkan cara pemenuhan kebutuhan gizi bagi seseorang
diwujudkan dalam bentuk konsumsi jenis makanan, jumlah makanan dan
frekuensi makan (Almatsier, 2014). Konsumsi pola makan yang rendah kualitas
maupun rendah gizi mengakibatkan kondisi atau keadaan gizi kurang. Sebaiknya
konsumsi makan yang baik akan memungkinkan untuk mencapai kondisi
kesehatan dan kondisi gizi yang baik (Damaiyanti et al, 2016).
Adapun penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang
kesehatan yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan
penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain atau dari hewan ke
manusia. Setiap tahun, infeksi menewaskan 3,5 juta orang yang sebagian besar
terdiri dari anak-anak miskin dan anak yang tinggal di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Penyakit infeksi rentan terjadi dan sering
dialami pada balita. Di mana baduta merupakan kelompok umur yang rawan gizi
dan rawan penyakit dan salah satu masalah yang sering dialami pada baduta
adalah diare dan ISPA.
Di Indonesia, sekitar 83% kematian disebabkan oleh penyakit infeksi,
kelahiran dan kondisi gizi yang didapatkan oleh anak-anak (Fikawati et al, 2017).
Diare adalah suatu keadaan yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari tiga kali sehari yan disertai dengan perubahan konsistensi
tinja menjadi cair dengan/tanpa darah dan dengan/tanpa lendir. Prevalensi diare
pada balita pada tahun 2020 di Kalimantan Selatan yaitu sebesar 20,1%, dan
untuk kota Banjarbaru jumlah kasus penderita diare tahun 2017 sebesar 3.885
3

kasus, tahun 2019 sebesar 4.183 kasus dan pada tahun 2020 sebesar 2.051
kasus (Kemenkes RI, 2020).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering
terjadi pada anak. ISPA adalah penyakit menular yang menjadi penyebab utama
kematian pada anak usia <5 tahun di dunia. Prevalensi ISPA di Indonesia tahun
2016 mencapai 25% rentang 17,5%-41,4% di 16 Provinsi yaitu memiliki
prevalensi di atas angka nasional. Pada tahun 2018 di Kalimantan Selatan
prevalensi ISPA yaitu 3,3%. Kejadian ISPA dipengaruhi oleh agen penyebab
seperti virus dan bakteri, faktor pejamu (usia anak, jenis kelamin, status gizi,
imunisasi) serta keadaan lingkungan (populasi udara dan ventilasi). Usia anak
merupakan faktor predisposisi utama yang menentukan tingkat keparahan serta
luasnya infeksi saluran nafas. Selain itu, status gizi juga berperan dalam
terjadinya suatu penyakit. Hal ini berhubungan dengan respon imunitas seorang
anak. Penyakit ISPA sering dikaitkan dengan kejadian malnutrisi dan stunting
pada anak (Fikawati et al, 2017).

1.2 Tujuan Kegiatan


a. Tujuan Umum
Mahasiswa mendapatkan gambaran tentang program gizi masyarakat yang
dilaksanakan oleh Pemerintah bersama-sama masyarakat, meliputi program
pencegahan stunting pada balita, program pencegahan wasting pada balita dan
program cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D).
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah gizi di masyarakat;
2. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah;
3. Mahasiswa mampu menentukan program intervensi gizi;
4. Mahasiswa mampu menentukan prioritas intervensi gizi dengan pendekatan
alternatif analisis pemecahan masalah;
5. Mahasiswa mampu menyusun rencana operasional dari intervensi gizi yang
sudah dipilih.
BAB 2
ISI

2.1 Gambaran Lokasi Praktik


2.1.1 Letak Geografis Puskesmas Rawat Inap Cempaka
Puskesmas Rawat Inap Cempaka terletak di Jl. H. Mistar Cokrokusumo,
RT. 29 RW. 09 Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru,
Kalimantan Selatan. Adapun kondisi geografis wilayah Puskesmas Rawat Inap
Cempaka adalah terletak pada dataran tinggi dengan curah hujan rata-rata
1.598-2.579 pertahun dengan jumah hari hujan 56-158 hari dan suhu udara yang
rata-rata antara 26℃ -35℃ . Adapun jarak puskesmas dengan UPTD maupun
perkantoran pemerintah adalah:
1. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan ±200 m;
2. Jarak dari ibukota kabupaten/kota ± 10 km;
3. Jarak dengan rumah sakit umum daerah ± 10 km;
4. Jarak dengan puskesmas terdekat ± 8 km.
Luas wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka 146,70 km 2. Dengan
batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Banjarbaru Selatan;
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Karang Intan Kabupaten
Banjar;
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah
Laut;
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Liang Anggang.

2.1.2 Kondisi Demografi Puskesmas Rawat Inap Cempaka


Puskesmas Rawat Inap Cempaka secara administrasi terbagi dalam 4
kelurahan yaitu Kelurahan Cempaka, Kelurahan Sungai Tiung, Kelurahan
Bangkal dan Kelurahan Palam. Hampir semua wilayah Puskesmas Rawat Inap
Cempaka dapat dihubungi dengan transportasi darat. Jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka menurut angka sensus
penduduk maupun registrasi penduduk tahun 2022 dan diperinci dalam tabel
sebagai berikut:

4
5

Tabel 2.1 Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas rawat inap cempaka
No Kelurahan Laki-laki (jiwa) Perempuan Jumlah
(jiwa) Jiwa
1. Kelurahan Cempaka 8.974 8.666 17.640
2. Kelurahan Sungai Tiung 5.182 4.796 9.978
3. Kelurahan Bangkal 2.751 2.623 5.374
4. Kelurahan Palam 2.943 2.775 5.718
Total 19.850 18.860 37.710
Sumber: Data sekunder puskesmas (Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Tentang Data
Sasaran Indikator Program).

Luar wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka adalah 146,70 km2,
dengan jumlah penduduk 36.762 jiwa. Berdasarkan data tersebut, kepadatan
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka adalah 251 jiwa per
km2. Kelurahan yang memiliki penduduk paling banyak adalah Kelurahan
Cempaka dan Kelurahan yang memiliki penduduk paling sedikit adalah
Kelurahan Palam.
Distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka
pada tahun 2022 menurut umur tabel sebagai berikut:
Tabel 2.2 Distribusi penduduk di wilayah kerja puskesmas rawat inap cempaka
No Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0-11 bulan 336 330 666
2 12-59 bulan 1.177 1.204 2.381
3 5-6 tahun 628 614 1.242
4 7-15 tahun 2.896 2.921 5.817
5 15-64 tahun 14.241 13.009 27.250
6 >65 tahun 941 1.073 2.014
Sumber: Data sekunder puskesmas (Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Tentang Data
Sasaran Indikator Program).
6

2.1.3 Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Cempaka

KEPALA
PUSKESMAS
dr. Rosni Yuniarti
KOORDINATOR UPT
Ahmad Rabbani, SKM.

PERAWA PERAW SANITARI NUTRI ANALI ASISTEN


DOKTER DOKTE APOTEK BIDAN SIONIS S
R GIGI ER T AT GIGI AN APOTEK
T
ER

Gambar 2.1 Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Cempaka

2.1.4 Sarana dan Prasarana Puskesmas Rawat Inap Cempaka

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Puskesmas Rawat Inap


Cempaka adalah sebagai berikut:
1. Ruang pendaftaran dan rekam medik;
2. Ruang administrasi (Tata Usaha);
3. Ruang farmasi dan Gudang Obat;
4. Ruang Pemeriksaan Umum Non-Infeksius 1 dan 2 (Melayani usia anak-anak
dan dewasa);
5. Ruang Pemeriksaan Umum Non-Infeksius 3 (Melayani usia pra-lansia);
6. Ruang Pemeriksaan Umum Non-Infeksius 4 (Melayani usia lansia);
7. Ruang Pemeriksaan Umum Infeksius;
8. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut;
9. Ruang pelayanan gizi;
10. Klinik sanitasi;
11. Ruang KIA dan KB;
12. Ruang MTBS/MTBM;
13. Ruang Imunisasi;
14. Ruang Pengobatan TB;
15. Ruang Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) VCT;
16. Konsultasi Rehabilitasi Napza (IPWL);
7

17. Ruang Laboratorium;


18. Ruang Tindakan dan Gawat Darurat;
19. PONED (Pelayanan Obstretri Neonatal Emergency Dasar)/Ruang Bersalin;
20. Ruang Rawat Inap Bayi/Neonatus;
21. Ruang Rawat Inap Zaal Anak;
22. Ruang Rawat Inap Zaal Laki-Laki;
23. Ruang Rawat Inap Zaal Perempuan;
24. Ruang Rawat Inap Isolasi;
25. Aula.

2.2 Daftar Masalah Gizi Masyarakat


Tabel 2.3 Masalah gizi masyarakat
No Masalah Gizi dan Kesehatan Target Pencapaian
1 Prevalensi stunting (pendek dan
21.1% 21.68%
sangat pendek) pada balita
2 Prevalensi wasting (kurus dan
7.8% 8.44%
sangat kurus) pada balita
3 Persentase ibu hamil Kurang Energi
15% 11,38%
Kronik (KEK)
4 Persentase ibu hamil anemia 42% 13.97%
5 Persentase balita ditimbang yang
82% 28.83%
naik berat badannya (N/D)

2.3 Penentuan Prioritas Masalah Dengan Metode CARL


Tabel 2.4 Prioritas masalah gizi
No Masalah Kesehatan Skor Prioritas Jumlah Rangking
Prioritas
C A R L
1 Prevalensi stunting (pendek dan 5 4 4 5 18 1
sangat pendek) pada balita
2 Prevalensi wasting (kurus dan sangat 4 3 3 4 14 3
kurus) pada balita
3 Persentase ibu hamil Kurang Energi 3 3 3 4 13 4
Kronik (KEK)
4 Persentase ibu hamil anemia 3 3 3 4 13 5
5 Persentase balita ditimbang yang
5 4 3 5 17 2
naik berat badannya (N/D)
8

Berdasarkan penentuan prioritas masalah, prevalensi stunting (pendek dan


sangat pendek) pada balita mendapatkan skor tertinggi sehingga menjadi
prioritas.

2.4 Penentuan Problem Tree

STUNTING

Pola makan gizi Berat badan


seimbang dan lahir,usia,jenis
penyakit infeksi kelamin dan
penyakit infeksi

Kurangnya Kesehatan
Pengetahuan ibu
dukungan tubuh balita
yang kurang
keluarga

Faktor sosial
ekonomi
Faktor Eksternal

Faktor Internal

Keterangan :

: dapat di intervensi

: tidak dapat di intervensi

Gambar 2.2 Problem Tree


9

2.5 Penentuan Analisis Alternatif Pemecahan Masalah


Tabel 2.5 Alternatif analisis pemecahan masalah
kriteria Alternatif analisis pemecahan masalah prevalensi stunting (pendek
dan sangat pendek) pada balita
Melakukan konseling Penyuluhan tentang Pendampingan kelas
ke rumah-rumah pentingnya membawa ibu balita di
tentang pentingnya balita ke posyandu posyandu serta
membawa balita ke menggunakan group peningkatan
posyandu melalui Whatsapp pengetahuan ibu
leaflet balita tentang pola
makan gizi seimbang
dan penyakit infeksi
Relevance 5 (sangat relevan), 5 (sangat dapat 3 (sulit dijalankan)
karena program ini dijalankan) dapat karena
cukup mudah dilakukan kapan pun membutuhkan waktu
dilakukan pada siang dan dimana pun khusus untuk
hari atau sore hari karena mayoritas ibu melaksanakan
karena mayoritas ibu balita di wilayah kegiatan
balita di wilayah Puskesmas Cempaka
Puskesmas Cempaka adalah ibu rumah
adalah ibu rumah tangga.
tangga
Feasibility 2 (kurang efektif) 5 (sangat mudah) 4 (mudah)
karena membutuhkan karena tidak dilaksanakan tetapi
waktu yang lama membutuhkan biaya masih dalam jumlah
dan kapan pun bisa terbatas
dilakukan.
Integration 4 (terintegrasi) karena 2 (kurang efektif) 4 (terintegrasi)
with dapat beriringan karena ada karena dapat
existing dengan program di kemungkinan beriringan dengan
program Puskesmas Cempaka beberapa keluarga program di
tidak memiliki akses Puskesmas
Cempaka
Effectivene 3 (cukup 3 (cukup 3 (cukup
ss berkelanjutan) karena berkelanjutan) karena berkelanjutan)
tergantung pada tergantung pada karena tergantung
kesadaran dan kesadaran dan pada kesadaran dan
keinginan keluarga keinginan ibu balita keinginan keluarga
Easy in 2 (cukup sulit) karena 2 (cukup sulit) karena 4 (mudah) karena
tageting tidak semua keluarga bisa saja informasi bisa memastikan ibu
balita bersedia di yang di kirim melalui balita dan menyusui
kunjungi WA grup hanya di paham dengan apa
baca saja yang disampaikan
Cost 2 (kurang efektif dari 4 (mudah) karena 3 (cukup efektif dari
effectivene segi biaya) karena tidak memerlukan segi biaya) karena
ss memerlukan biaya biaya. memerlukan biaya
yang banyak yang cukup banyak
Easy in 4 (mudah di evaluasi) 2 (cukup sulit) karena 4 (mudah di
evaluation karena kita langsung hanya melalui media evaluasi) karena kita
berinteraksi dengan Whatsapp langsung
keluarga balita berinteraksi dengan
ibu balita
Sustainabili 4 (berkelanjutan) 4 (berkelanjutan) 4 ( berkelanjutan)
ty karena ada karena sangat mudah karena dapat
10

kemungkinan mendapatkan dilakukan pada


dilakukan konseling informasi sehingga jadwal posyandu
kembali ke rumah- dapat terlaksana. balita
rumah
Acceptance 4 (dapat diterima) 2 (sulit diterima) 3 (cukup diterima)
karena keluarga mau karena tidak semua karena tidak bisa
mengikuti program ibu memastikan
yang dilaksanakan menyimak/membaca implementasi yang
informasi yang dilakukan di rumah
disampaikan
Total 30 29 32
Prioritas II III I

Berdasarkan analisis alternatif pemecahan masalah di atas tiga program yang


disusun, yaitu:
1. Melakukan konseling ke rumah-rumah tentang pentingnya membawa balita ke
posyandu melalui leaflet;
2. Penyuluhan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu menggunakan
group Whatsapp;
3. Pendampingan kelas ibu balita serta peningkatan pengetahuan ibu balita
tentang pola makan gizi seimbang dan penyakit infeksi.
Dari analisis alternatif pemecahan masalah diatas prioritas program
pendampingan kelas ibu balita serta peningkatan pengetahuan ibu balita tentang
pola makan gizi seimbang dan penyakit infeksi.

2.6 Perencanaan Intervensi


Tabel 2.6 Perencanaan intervensi

Program Kerja kegiatan Target Indikator


Melakukan Pemberian 100%  Meningkatkan
pendampingan edukasi/penyuluhan di (seluruh ibu pengetahuan dan
kelas ibu balita posyandu tentang balita kesadaran ibu
serta tentang pola makan mendapat mengenai pola makan
peningkatan gizi seimbang dan informasi gizi seimbang dan
pengetahuan ibu penyakit infeksi tentang pola penyakit infeksi
balita tentang melalui leaflet makan gizi  Meningkatnya
pola makan gizi seimbang partisipasi ibu balita
seimbang dan dan penyakit untuk menjalankan
penyakit infeksi infeksi) program
11
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis masalah gizi yang kelompok kami lakukan, kami
mengambil prioritas masalah prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek)
pada balita karena melebihi target yang telah dilakukan. Target yang ditentukan
untuk prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita adalah 21,1%
sedangkan pencapaian 21,28% yang artinya masih banyak masalah stunting
yang belum teratasi. Berdasarkan problem tree yang sudah dilakukan ada
beberapa hal yang menjadi alasan mengapa prevalensi stunting (pendek dan
sangat pendek) pada balita melebihi dari target yang terdiri dari faktor eksternal
dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari kurangnya dukungan keluarga
dan pengetahuan ibu yang kurang tentang pola gizi seimbang dan penyakit
infeksi, sedangkan faktor internal terdiri dari faktor sosial ekonomi dan kesehatan
tubuh balita.
Dari analisis permasalahan di atas kami menentukan prioritas alternatif
pemecahan masalah, yaitu pendampingan kelas ibu balita serta peningkatan
pengetahuan ibu balita tentang pola makan gizi seimbang dan penyakit infeksi.

3.2 Saran
1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang
pedoman gizi seimbang dan bahaya dampak dari stunting kepada
masyarakat, khususnya kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita;
2. Perlu ditingkatkan peranan bagi tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik
bersalin, posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada
ibu hamil dan ibu yang memiliki balita tentang pedoman gizi seimbang dan
stunting;
3. Sebaiknya para ibu menerapkan pedoman gizi seimbang dalam kehidupan
sehari-hari dalam mengatasi kasus balita stunting.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aryastami NK dan Tarigan I. 2017. Kajian Kebijakan dan Penanggulangan


Masalah Gizi Stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan. 45(4):
233-240.
Damaiyanti Et Al. 2016. Hubungan Antara Pola Makan Dengan Status Gizi Pada
Balita Di Posyandu Desa Manunggal Wilayah Kerja Puskesmas Batulicin
I Kecamatan Karang Bintang. 1(1), 63-68.
Fikawati S, Syafiq A, Veratamala A. 2017. Gizi Anak dan Remaja. Depok. PT.
Raja Grafindo Persada.
Kemenkes RI. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 Tentang
Standar Antropometri Anak.
Kemenkes RI. 2021. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (Ssgi) Tingkat Nasional,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Mitra M. 2015. Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk
Mencegah Terjadinya Stunting. Jurnal Kesehatan Komunitas. 2(6):254-
261

12
LAMPIRAN

13
14

Lampiran 1. Kegiatan Harian


15

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan


16

Lampiran 3. Kuisoner
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKAN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS CEMPAKA

Petunjuk pengisian:

1. Diisi oleh responden


2. Isilah kuesioner ini dengan lengkap
3. Berilan tanda silang (X) pada jawaban yang benar.
A. Data Demografi
1. Data Demografi Balita
1) Usia Balita : ….…….. Tahun ..……… Bulan
2) Jenis Kelamin
a. Laki-Laki
b. Perempuan
3) Urutan Lahir : …………….
4) Tinggi Badan Balita : ……………. cm
5) Hasil Pengukuran TB/BB : …………….
a. Sangat Pendek : Z-score <-3,0
b. Pendek : Z-score -3,0 S/D Z-score<-2,0
2. Demografi Ibu
1) Pekerjaan Ibu : …………….
2) Usia Ibu : ……………. Tahun
3) Pendidikan Ibu : …………….
4) Jumlah Anak : …………….
5) Apakah Ada Anak Balita :
a. Ya
Kalau Ada Anak Ke Berapa : …………….
a. Tidak
1. Demografi Keluarga
1) Penghasilan Keluarga (Menurut UMK Kalimantan Selatan) :
…………….
2) Jumlah Anggota Keluarga : ……………
17

Kuesioner Pola Pemberian Makan


Child Feeding Questionnaire (CFQ)
(Camci, Bas and Buyukkaragoz, 2014)

Petunjuk pengisian: Berilan tanda centang ¿) pada kolom jawaban yang tersedia
Keterangan :
SS : Jika pernyataan tersebut “Sangat Sering” anda lakukan
S : Jika pernyataan tersebut “Sering” anda lakukan
J : Jika pernyataan tersebut “Jarang” anda lakukan
TP : Jika pernyataan tersebut “Tidak Pernah” anda lakukan
Catatan:
Setiap makan memberikan lengkap “Sangat Sering”
Lengkap tapi tidak setiap hari memberikan “Sering”
Pernah memberikan “Jarang”

No Pertanyaan SS S J TP SKOR
1 Saya memberikan anak makanan dengan menu
seimbang (nasi, lauk, sayur, buah, dan susu) pada
anak saya setiap hari
2 Saya memberikan anak makanan yang
mengandung lemak (alpukat, kacang, daging, ikan,
telur, susu) setiap hari
3 Saya memberikan anak makanan yang
mengandung karbohidrat (nasi, umbi-umbian,
jagung, tepung) setiap hari
4 Saya memberikan anak makanan yang
mengandung protein (daging, ikan, kedelai, telur,
kacang-kacangan, susu) setiap hari
5 Saya memberikan anak makanan yang
mengandung vitamin (buah dan sayur) setiap hari
6 Saya memberikan anak saya makan nasi 1-3
piring/mangkuk setiap hari
7 Saya memberikan anak saya makan dengan lauk
hewani (daging, ikan, telur, dsb) 2-3 potong setiap
hari
8 Saya memberikan anak saya makan dengan lauk
nabati (tahu, tempe, dsb) 2-3 potong setiap hari
9 Anak saya menghabiskan semua makanan yang
ada di piring/mangkuk setiap kali makan
10 Saya memberikan anak saya makan buah 2-3
potong setiap hari
11 Saya memberikan makanan pada anak saya
secara teratur 3 kali sehari (pagi, siang,
sore/malam)
12 Saya memberikan makanan selingan 1-2 kali
sehari diantara makanan utama
13 Anak saya makan tepat waktu
14 Saya membuat jadwal makan anak
15 Saya memberikan makan anak saya tidak lebih
dari 30 menit
18

KUESIONER PENYAKIT INFEKSI

No. Responden: Tanggal:

Petunjuk pengisian
1. Lembar diisi oleh responden
2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan memberi tanda (√ ) , untuk soal essay
isilah pada titik-titik yang disediakan
3. Apabila kurang jelas saudara berhak bertanya kepada peneliti
4. Mohon diteliti ulang, agar jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan
untuk dijawab.
1 Dalam 6 bulan terakhir, apakah anak mengalami (…..) 1. Ya
diare (mencret) minimal 3 kali sehari? (…..) 2. Tidak
2 Pada saat diare berapa hari lamanya anak ………. Hari
mengalami diare
3 Berapa kali anak mengalami diare dalam 6 bulan (.….) 1 kali (…..) 4 kali
terakhir ini (…..) 2 kali (…..) >4 kali
(…..) 3 kali
4 Dalam 6 bulan terakhir, apakah anak mengalami (…..) 1. Ya
batuk? (…..) 2. Tidak
5 Pada saat batuk berapa lamanya anak mengalami …… hari
batuk
6 Berapa kali anak mengalami batuk dalam 6 bulan (.….) 1 kali (…..) 4 kali
terakhir? (…..) 2 kali (…..) >4 kali
(…..) 3 kali
7 Dalam 6 bulan terakhir, apakah anak mengalami (…..) 1. Ya
pilek (…..) 2. Tidak
8 Pada saat pilek berapa lamanya anak mengalami ……. Hari
pilek
9 Berapa kali anak mengalami pilek dalam 6 bulan (.….) 1 kali (…..) 4 kali
terakhir ini? (…..) 2 kali (…..) >4 kali
(…..) 3 kali
10 Dalam 6 bulan terakhir, apakah anak mengalami (…..) 1. Ya
panas/demam (…..) 2. Tidak
11 Pada saat panas/demam berapa lamanya anak …….. hari
mengalami panaas/demam
12 Berapa kali anak mengalami panas/demam dalam (.….) 1 kali (…..) 4 kali
6 bulan terakhir ini (…..) 2 kali (…..) >4 kali
(…..) 3 kali
13 Dalam 6 bulan terakhir, apakah anak mengalami (…..) 1. Ya
kesukaran bernafas seperti adanya tarikan (…..) 2. Tidak
dinding dada bagian bawah ke dalam ketika
bernafas?
14 Pada saat kesukaran bernafas berapa lamanya …… hari
anak mengalami kesukaran bernafas
15 Berapa kali anak mengalami kesukaran bernafas (.….) 1 kali (…..) 4 kali
dalam 6 bulan terakhir ini? (…..) 2 kali (…..) >4 kali
(…..) 3 kali
19

1. Faradilah I, 2019. Hubungan Kejadian Stunting Dengan Frekuensi dan Durasi


Penyakit Diare dan ISPA pada Usia Toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Kenjeran
Surabaya. SKRIPSI
2. Prakhasita RC, 2018. Hubungan Pola Pemberian Makan dengan Kejadian Stunting
pada Balita Usia 12-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya.
SKRIPSI
Setiyowati E, 2018. Hubungan Antara Kejadian Penyakit Infeksi, ASI Eksklusif
dan Pola Pemberian Makan dengan Status Gizi Baduta di Kelurahan Re

Lampiran 4. Leaflet
20
21

Anda mungkin juga menyukai