Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIK KLINIK

PERENCANAAN PROGRAM GIZI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI ULIN

Kelompok 1
Adhelia Hermalinda 19S10289
Arbayah 19S10291
Halidah 19S10299
Norwahidah 19S10310

PROGRAM STUDI S1 GIZI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA BORNEO
BANJARBARU
2022
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PRAKTIK KLINIK
PERENCANAAN PROGRAM GIZI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI ULIN

Kelompok 1
Adhelia Hermalinda 19S10289
Arbayah 19S10291
Halidah 19S10299
Norwahidah 19S10310

Telah mendapat persetujuan dari:

Pembimbing Lapangan Pembimbing Institusi

Darmasiah. SKM. Sigit Yudistira. S.Gz.,M.Gz.


NIP.196805111988031005 NIDN. 1130129201

Mengetahui:

Ketua Puskesmas Ketua Prodi S1 Gizi

drg. Rahmi Sri Nurhayati. Nany Suryani,. S.Gz.,M.Biomed.


NIP. 19810521200902005 NIDN. 1112128301

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuni-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan.
Laporan yang kami susun ini merupakan penyajian hasil analisis data dasar yang
kami lakukan di wilayah Kerja Puskesmas Sungai Ulin, Kota Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan. Pokok bahasan yang disajikan mengenai Perencanaan Program Gizi
yang terjadi di wilayah Puskesmas Sungai Ulin serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi
pemerintah Kota Banjarbaru, khususnya Puskesmas Sungai Ulin dalam melaksanakan
kebijakan yang akan ditempuh di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini tidak lupa
juga kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Faizah Wardhina S.Si.T.,M.Kes Selaku Ketua STIKes Husada Borneo;

2. Ibu drg. Rahmi Sri Nurhayati., Selaku Kepala Puskesmas Sungai Ulin;

3. Ibu Nany Suryani, S.Gz.,M.Biomed Selaku Ketua Prodi S1 Gizi STIKes Husada
Borneo;
4. Bapak Sigit Yudistira, S.Gz.,M.Gz., Selaku Dosen Matakuliah sekaligus Dosen
Pembimbing Praktik Klinik;
5. Ibu Darmasiah, SKM., Selaku Pembimbing Lapangan di Puskesmas Sungai Ulin;
6. Rekan-rekan Mahasiswa yang bekerjasama menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
materi maupun teknis, oleh karena itu krtik dan saran dari semua pihak kami harapkan
untuk perbaikan laporan ini agar laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................vi
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan..................................................Error! Bookmark not defined.
1.3 Manfaat Kegiatan....................................................................................................3
BAB 2 ISI......................................................................................................... 4
2.1 Identifikasi Masalah Gizi.........................................................................................4
2.2 Prioritas Masalah Gizi.............................................................................................6
2.3 Program Intervensi Gizi...........................................................................................7
BAB 3. PENUTUP.........................................................................................10
3.1 Kesimpulan............................................................................................................10
3.2 Saran......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11
LAMPIRAN.....................................................................................................12

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sarana/Prasarana.............................................................................5

Tabel 2.2 Daftar Masalah Gizi..........................................................................6

Tabel 2.3 Prioritas Masalah dengan Metode CARL........................................6

Tabel 2.4 Alternatif Analisis Pemecahan Masalah.........................................7

Tabel 2.5 Rencana intervensi..........................................................................9

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Hadir...............................................................................12


Lampiran 2. Kegiatan Harian.........................................................................16
Lampiran 3. Leaflet........................................................................................20
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan..............................................................22

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

ASI adalah cairan dinamis yang berubah dalam komposisi selama masa menyusui
dan bervariasi di dalam dan di antara menyusui dan di antara ibu. Komposisinya juga
bervariasi antara bayi cukup bulan dan bayi prematur. Cairan pertama yang dibuat oleh
ibu menyusui disebut kolostrum (Bauer J, Gerss J, 2011). ASI sangatlah penting bagi
pertumbuhan bayi, maka dari itu perlu adanya pemahaman bagi ibu untuk memberikan
ASI ekslusifnya. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi
sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. ASI merupakan makanan
pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah (Aryotochter, 2018).
Pengetahuan masyarakat di beberapa etnik di Indonesia masih menganggap bahwa
ASI yang pertama kali keluar basi, sehingga mereka membuang ASI tersebut. Hal ini
bertentanagn dengan Kepmenkes No. 450/Menkes/SK/VI/2004 tentang pemberian ASI
secara eksklusif di Indonesia selama bayi 6 bulan. Menurut UU No. 36/2009 tentang
Kesehatan pasal 129 (1) pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam
rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif. Berdasarkan
analisis situasi dari laporan Puskesmas Sungai Ulin, didapatkan bahwa cakupan ASI
Eksklusif 16,75% dengan target 45% (Oktarina, 2019).
Pengetahuan ibu merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan
pemberian ASI Eksklusif. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI
antara lain: perubahan sosial budaya, faktor psikolgi, merasa ketinggalan zaman bila
menyusui bayinya, meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI. Selain itu
juga karena faktor lingkungan karena melihat tetangga atau kerabatnya yang memberikan
ASI Eksklusif dan faktor psikologis pada responden yang baru pertama kali melahirkan
(Eugenie dkk, 2015).
Menurut Djami, dkk (2013) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif antara lain, karakteristik ibu (pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, usia, paritas
dan etnis), karakteristik bayi(berat lahir dan kondisi kesehatan bayi), lingkungan
(keyakinan, sosial ekonomi) dan pelayanan kesehatan (pemeriksaan kehamilan, penolong
persalinan dan kebijakan). Semua

1
2

faktor tersebut memiliki kontribusi tersendiri dalam terciptanya perilaku yang diharapkan
dalam pemberian ASI Eksklusif. ASI dapat menurunkan risiko bayi mengindap berbagai
penyakit. Faktor Eksternal yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksklusif
adalah perubahan sosial budaya, faktor tenaga kesehatan (nakes), faktor promosi susu
kaleng/formula, peran suami.
Gizi seimbang penting bagi ibu menyusui karena sangat erat kaitannya dengan
produksi air susu. Pemenuhan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap status gizi ibu
menyusui dan tumbuh kembang bayinya. Makana merupakan kebutuhan dasar manusia.
Kecukupan makanan yang tepat dan bervariasi dapat menciptakan kesehatan yang
optimal. Kecukupan gizi akan memberikan pengaruh pada kualitas dan kuantitas ASI
yang dihasilkan oleh seorang ibu menyusui. Seseorang yang mempunyai kemungkinan
lebih besar untuk dapat menghasilkan air susu dalam jumlah maksimal, maka
diperkirakan kandungan zat gizi yang terdapat dalam air susu juga mencukupi (Arisman,
2007).
1.2 Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mendapatkan gambaran tentang program gizi masyarakat yang
dihasilkan oleh pemerintah bersama masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah
bersama-sama masyarakat, meliputi program cakupan balita yang ditimbang berat
badanya (D/S), cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif, dan
cakupan balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah gizi di masyarakat;
2. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah;
3. Mahasiswa mampu menentukan program intervensi gizi;
4. Mahasiswa mampu menentukan prioritas intervensi gizi dengan
pendekatan alternatif pemecahan masalah;
5. Mahasiswa mampu menyusun rencana operasional dari intervensi gizi yang
sudah dipilih.
3

1.3 Manfaat Kegiatan


a. Bagi Instansi
Sebagai pertimbangan perumusan masalah gizi selanjutnya, khususnya di
wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat membantu dan menggali permasalahan gizi yang ada di
Instansi, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin.
BAB II
ISI

2.1 Gambaran Lokasi Praktik


2.1.1 Letak Geografis Sungai
Ulin

Desa Sungai Ulin merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten
Banjarbaru, dengan luas wilayah 712,8 Ha. Desa Sungai Ulin menjadi bagian dari
Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Berada di
sebelah barat dari arah kecamatan Banjarbaru Utara dengan jarak tempuh 5 Km
dengan waktu tempuh 15 menit dari kantor kecamatan Banjarbaru Utara. akses
infrastruktur jalan yang cukup bagus. Disebabkan sepanjang desa Sungai Ulin sedang
terjadi pembangunan-pembangunan perusahaan
perumahan. Desa Sungai Ulin dikelilingi oleh desa-desa dari sekitarnya. Desa- desa yang
menjadi batas desa Sungai Ulin adalah :
a. Sebelah barat desa Sungai Ulin berbatasan langsung dengan desa Sungai Besar yang
masuk dalam wilayah kecamatan Banjarbaru Selatan atau diluar wilayah kecamatan
Banjarbaru Utara;
b. Sebelah selatan desa Sungai Ulin berbatasan dengan desa Cempaka;
c. Sebelah timur batas desa Sungai Ulin adalah desa padang panjang yang masuk
kabupaten banjar;
d. Sebelah utara berbatasan dengan desa sungai paring, desa indrasari dan kelurahan
jawa kabupaten banjar.
Adapun alamat puskesmas Sungai Ulin adalah Jl. Ir P.M Noor, Komplek Pesona
Permata Indah Kelurahan Sungai Ulin, Banjarbaru, Indonesia, South Kalimantan.

2.1.2 Kondisi Demografis


Dalam sejarah desa Sungai Ulin tergolong desa baru yang secara otomatis
mengikuti berdirinya kota Banjarbaru yang baru diresmikan pada 20 april 1999. Pada
zaman dahulu desa Sungai Ulin adalah hutan belantara dan perbukitan, tepat daerah
Gunung Apam. Pada tahun 1950an sudah pernah direncanakan pendirian kota Banjarbaru
untuk dijadikan pengganti Kabupaten Banjarmasin sebagai Ibukota Kalimantan Selatan
oleh Dr. Murdjani gubernur Kalimantan Selatan waktu itu.

4
5

Seiring terjadinya perpindahan penduduk dari luar kota Banjarbaru, bahkan dari
luar pulau Kalimantan membuat perkembangan di kota Banjarbaru cukup baik, termasuk
di desa Sungai Ulin. Masyarakat desa Sungai Ulin merupakan suku Banjar dan beberapa
suku dari daerah lain yang menetap di desa Sungai Ulin Banjarbaru Kalimantan Selatan.
2.1.3 Data Tenaga Kesehatan Puskesmas

KEPALA PUSKESMAS
drg. Rahmi Sri Nurhayati.

KOORDINATOR GIZI
Darmasiah, SKM.

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA


Lina Suryatina, SST. Noor Vitriyani, AMG. Dian Anggraini, STR,Gz.

2.1.4 Sarana dan Prasarana


Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Puskesmas Sungai Ulin
khususnya di ruang poli gizi adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Sarana/Prasarana


No. Sarana/prasarana Jumlah Kategori
1 Kursi 5 Baik
2 Meja 4 Baik
3 Lemari 3 Baik
4 Rak buku 1 Baik
5 Rak sepatu 1 Baik
6 Computer 1 Baik
7 Printer 1 Baik
8 AC 1 Baik
9 Wastafel 1 Baik
10 Sapu 1 Baik
11 Jam dinding 1 Baik
12 Papan informasi 2 Baik
13 Timbangan bayi 1 Baik
14 Alat ukur panjang bayi 1 Baik
15 Timbangan BB dan TB dewasa 1 Baik
16 Handsanitizer 1 Baik
6

2.2 Daftar Masalah Gizi Masyarakat


2.2.1 Daftar Masalah Gizi Masyarakat

Tabel 2.2 Daftar Masalah Gizi


No Masalah Gizi dan Kesehatan Target Pencapaian
1. Cakupan balita yang ditimbang 70% 27,80%
berat badannya (D/S)
2. Cakupan bayi usia <6 bulan 45% 16,75%
mendapat ASI Eksklusif
3. Cakupan balita 6-59 bulan 87% 84%
Berdasarkan Daftar Masalah gizi masyarakat di Wilayah Puskesmas Sungai Ulin
pencapaian yang terendah adalah cakupan bayi usia <6 bulan mendapat ASI Eksklusif yaitu
16,75% yang masih kurang dari target yang ingin dicapai yaitu 45% diikuti dengan Cakupan balita
yang ditimbang berat badannya (D/S) sebesar 27,80% dan cakupan balita 6-59 bulan mendapat
kapsul vitamin A sebesar 84%.
2.3 Prioritas Masalah Gizi

Tabel 2.3 Prioritas Masalah dengan Metode CARL


No Masalah Kesehtan Skor prioritas Jumlah Rangking
C A R L Prioritas
1. Cakupan balita yang ditimbang 3 2 3 3 11 III
berat badannya (D/S)
2. Cakupan bayi usia <6 bulan yang 4 4 3 4 15 I
belum mendapat ASI eksklusif

3. Cakupan balita 6-59 bulan 3 2 3 4 12 II


Keterangan :
a. Capability, kemapuan/kesanggupan dalam melaksanakan program;
b. Accessibilty, tingkat kemudahan program untuk diakses atau dilakukan;
c. Readiness, kecepatan pelaksanaan program;
d. Leverage, pengaruh program terhadap penyelesaian masalah gizi.

Berdasarkan hasil analisa penentuan masalah menggunakan metode CARL diperoleh


prioritas masalah berupa Cakupan bayi usia <6 bulan yang belum mendapat ASI
eksklusif.
7

2.4 Program Intervensi Gizi


2.4.1 Penentuan Problem Tree

ASI eksklusif

Faktor Eksternal Faktor Internal

Dukungan Keluarga
Pelayanan Kesehatan 1. Pengetahuan Tentang Diri
2. Pemanfaatan Posyandu
3. Penyakit
4. Pekerjaan (Ekonomi)
Pengetahuan

Petugas KesehatanPromosi Kesehatan

2.4.2 Penentuan Analisis Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 2.4 Alternatif Analisis Pemecahan Masalah


Kriteria Alternatif analisis pemecahan masalah rendahnya cakupan ASI
eksklusif usia <6 bulan
Melakukan konseling Penyuluhan tentang Melakukan
kerumah-rumah tentang pentingnya membawa sosialisasi di
pentingnya membawa balita ke posyandu posyandu terkait
balita ke posyandu melalui menggunakan group ASI eksklusif
leaflet. Whatsapp. kepada ibu hamil
dan ibu menyusui.
Relevansi 4 (terintegrasi), karena 5 (sangat dapat 3 (sulit dijalankan)
program ini cukup mudah dijalankan) dapat karena
dilakukan pada siang hari dilakukan kapan pun dan membutuhkan waktu
atau sore hari karena dimana pun karena khusus
mayoritas ibu balita di mayoritas ibu balita di untuk melaksanakan.
wilayah puskesmas ini wilayah puskesmas
adalah ibu rumah tang. sungai ulin adalah ibu
rumah
tangga.
Feasibility 2 (kurang efektif) karena 5 (sangat mudah) 4 (mudah)
membutuhkan waktu yang karena tidak dilaksanakan tetapi
lama. membutuhkan biaya masih dalam
dan kapan pun bisa jumlah terbatas.
dilakukan.
Intergration 4 (terintegrasi) karena 3 (cukup berkelanjutan) 4 (terintegrasi)
with existing program yang dilakukan karena ada karena program
program sesuai dengan di kemungkinan beberapa yang dilakukan
8

puskesmas sungai ulin. keluarga tidak memiliki sesuai dengan di


akses. puskesmas sungai
ulin.
Effectiveness 3 (cukup berkelanjutan) 3 (cukup berkelanjutan) 3 (cukup
tergantung pada tergantung pada berkelanjutan)
kesadaran keluarga. kesadaran ibu. tergantung pada
ibu hamil dan
menyusui.
Easy in 2 (cukup sulit) karena 2 (cukup sulit) karena 4 (mudah) karena
targeting untuk datang kerumah bisa saja informasi yang tidak menggunakan
belum tentu responden di kirim melalui WA grup biaya yang banyak
bersedia. hanya di baca saja. dan kita bisa
memastikan apakah
ibu hamil dan
menyusui
paham dengan apa
yang disampaikan.

Cost 2 (kurang efektif dari segi 4 (mudah) karena tidak 2 ( kurang efektif
Effectiveness biaya) karena memerlukan biaya. dari segi biaya)
membutuhkan biaya yang karena membutuhkan
cukup besar. biaya yang cukup
besar.

Easy in 4 (mudah di evaluasi) 2 (sulit) karena hanya 4 (mudah di


evaluation karena kita langsung melalui media WA grup. evaluasi) karena kita
bertatap muka dengan langsung
responden. bertatap muka
dengan ibu hamil
dan menyusui.
Sustainability 3 (cukup berkelanjutan) 4 (berkelanjutan) 4 ( bereklanjutan)
karena kemungkinan bisa karena sangat mudah karena dapat
saja di temui. mendapatkan informasi dilakukan pada
sehingga dapat jadwal posyandu.
terlaksana.
Acceptance 3 (cukup diterima) karena 2 (sulit diterima) karena 3 (cukup diterima)
tidak semua keluarga tidak tidak semua ibu karena tidak bisa
mau mengikuti program menyimak/membaca memastikan
yang dilaksanakan. informasi yang implementasi yang
disampaikan. dilakukan di
rumah.
Total 27 30 31
Prioritas III II I

Berdasarkan analisa alternatif pemecahan masalah, kami menyusun 3 program


diantaranya :

 Melakukan konseling kerumah-rumah tentang pentingnya membawa balita ke


posyandu melalui leaflet.
 Penyuluhan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu menggunakan group
Whatsapp
9

 Melakukan sosialisasi di posyandu terkait ASI eksklusif kepada ibu hamil dan ibu
menyusui
Dari analisa alternatif pemecahan masalah, kami dapat menarik prioritas bahwa program
sosialisasi di posyandu terkait ASI Ekslusif kepada ibu hamil dan ibu menyusui.

2.4.3 Perencanaan Intervensi

Tabel 2.5 Rencana intervensi


Program Kerja Kegiatan Target Indikator
Melakukan Penyuluhan melalui 100% (seluruh ibu Meningkatkan
sosialisasi di leaflet yang menyusui pengetahuan dan
posyandu terkait dijelaskan secara mendapat informasi kesadaran ibu
ASI eksklusif langsung tentang pentingnya mengenai
kepada ibu hamil membawa ASI pentingnya ASI
dan ibu menyusui eksklusif) eksklusif untuk
balita
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis masalah yang kelompok kami lakukan, kami mengambil


prioritas masalah berupa Cakupan bayi usia 6 bulan yang mendapatkan ASI Ekslusif
masih jauh dari target yang ditentukan. Target yang ditentukan untuk Cakupan bayi usia 6
bulan yang mendapatkan ASI Ekslusif adalah 40%, sedangkan yang tercapai baru
15,23%. Berdasarkan Problem Tree yang sudah dilakukan ada beberapa hal yang
menjadi alasan mengapa cakupan ASI Ekslusif masih kurang yang terdiri dari Faktor
Eksternal dan Faktor Internal. Faktor Eksternal terdiri dari Pelayanan Kesehatan dan
Dukungan Keluarga, sedangkan untuk Faktor Internal terdiri dari Pengetahuan tentang
ASI Ekslusif, Pemanfaatan Posyandu, Penyakit dan Pekerjaan ( Ekonomi ).

Dari analisis permasalahan diatas, kelompok kami membuat beberapa alternatif


pemecahan masalah :

 Melakukan konseling kerumah-rumah tentang pentingya membawa balita


ke posyandu melalui leaflet;
 Penyuluhan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu menggunakan
grup Whatsapp;
 Melakukan sosialisasi terkait ASI Ekslusif kepada Ibu hamil dan Ibu
Menyusui di Posyandu.
Berdasarkan penjelasan diatas, dari program yang sudah disusun diharapkan akan
ada peningkatan Cakupan bayi usia 6 bulan yang mendapatkan ASI Ekslusif mendekati
40% dari target yang sudah ditentukan.

3.2 Saran

Diperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu dan


keluarga dengan pemberian informasi tentang seberapa pentingnya pemberian ASI
Ekslusif sampai usia 6 bulan kepada bayi. Salah satu kegiatan yang menjadi prioritas
adalah Sosialisasi terkait ASI Ekslusif kepada Ibu hamil dan Ibu Menyusui di Posyandu.
Diharapkan dari kegiatan ini ibu hamil ataupun

10
11

yang menyusui yang hadir pada saat posyandu dapat dipantau apakah mereka sudah
melakukan pemberian ASI Ekslusif kepada Bayi mereka minimal sampai berumur 6
bulan. Sehingga dari pihak puskesmas dan kader dapat mengetahui apakah ibu hamil dan
ibu menyusui sudah paham tentnag manfaat pemberian ASI Ekslusif kepada bayi mereka.
Daftar pustaka

Arisman, M.B. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.


Eugenie T, Batlejeri J, dan Napitupulu M. 2015. Pengetahuan Ibu Merupakan Faktor
Domain Dalam Pemberian Asi Eksklusif. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kesehatan. 27-33.
Oktarina, Fauzia Y. 2019. Perilaku Pemenuhan Gizi Pada Ibu Menyusui Di Etnik Di
Indonesia. Jurnal UPF Inovasi Teknologi Kesehatan, Publitbang
Humaniora dan Manajemen Kesehatan. 236-244.

12
Lampiran 3. Leaflet

13
14
12

Anda mungkin juga menyukai