i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Kebidanan Holistik pada Bayi Fisiologis Usia 2 bulan dengan
imunisasi Pentabio 1 Dan Polio 2 ini dilaksanakan sebagai dokumen/ laporan
praktik blok 6 yang telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Benjeng
Gresik pada periode praktik tanggal 07 - 26 Maret 2022
Sri Harti, Amd. Keb Queen Khoirun Nisa Mairo , SST,.M.Keb Dwi Purwanti, SST., S.Kp., M.Kes
NIP. 197409292007012015 NIP. 198212132008012007 NIP. 196702061990032003
Mengetahui,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Individu yang berjudul “Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Bayi
fisiologis Usia 2 bulan dengan imunisasi Pentabio 1 dan Polio 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
Benjeng Gresik”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas blok 6
(Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Apras) pada Pendidikan
Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, dan saran
dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surabaya.
2. Ibu Astuti Setiyani, S.ST., M.Kes, Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
3. Ibu Evi Pratami, S.ST, M.Keb, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Surabaya.
4. Drg. Novi Yuliawati, selaku Kepala Puskesmas Benjeng Gresik\
5. Ibu Sri Harti, Amd. Keb, selaku Pembimbing Praktik Lapangan yang telah memberi
bimbingan dalam menyusun laporan ini.
6. Ibu Queen Khoirun Nisa Mairo , SST,.M.Keb, selaku Pembimbing 1 Pendidikan saya yang
telah memberi bimbingan dalam menyusun laporan ini.
7. Ibu Dwi Purwanti, SST., S.Kp., M.Kes, selaku Pembimbing 2 Pendidikan saya yang telah
memberi bimbingan dalam menyusun laporan ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Laporan ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal
baik yang telah diberikan dan semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman :
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktik ...........................................................................................................….2
1.2.1 Tujuan umum ..............................................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................................................................2
1.3 Waktu dan Tempat Praktik ............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................4
2.1 Tinjauan Teori ...............................................................................................................4
2.1.1 Konsep Dasar Bayi .....................................................................................................4
2.1.2 Konsep Dasar Imunisasi .............................................................................................7
2.1.3 Konsep Dasar Imunisasi DPT + Polio ………………………………………………9
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Pada Bayi .......................................................................8
2.2.1 Pengkajian Data ..........................................................................................................8
2.2.2 Interpretasi Data ........................................................................................................11
2.2.3 Diagnosa dan Masalah Potensial ..............................................................................12
2.2.4 Kebutuhan Segera .....................................................................................................12
2.2.5 Perencanaan ..............................................................................................................12
2.2.6 Penatalaksanaan ........................................................................................................14
2.2.7 Evaluai ......................................................................................................................14
BAB 3 TINJAUAN KASUS ............................................................................................21
3.1 Pengkajian ....................................................................................................................21
3.1.1 Data Subjektif ...........................................................................................................21
3.1.2 Data Objektif .............................................................................................................22
3.2 Analisis ........................................................................................................................24
3.3 Penatalaksanaan ...........................................................................................................24
BAB 4 PEMBAHASAN ...................................................................................................26
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................................27
iv
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................27
5.2 Saran ...........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................28
v
BAB 1
PENDAHULUAN
6
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sedangkan
menurut (Ranuh dkk, 2017) Tujuan dalam pemberian imunisasi antara lain :
1) Meningkatkan kualitas hidup anak sehingga tidak terkena penyakit
2) Meningkatkan nilai kesehatan orang di sekitarnya
3) Menurunkan angka morbiditas, moralitas dan cacat serta bila mungkin didapat
eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau negeri
C. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penyakit cacat dan kematian,
sedangkan manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan kecemasan dan
mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Bayi yang mendapat
imunisasi dasar lengkap akan meningkatkan kualitas hidup anak sehingga tidak
terkenapenyakit dan peningkatan nilai kesehatan orang disekitarnya (Ranuh dkk,
2017).
D. Macam-Macam Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi dasar adalah imunisasi awal yang perlu diberikan pada semua orang,
terutama balita dibawah umur 5 tahun dan sejak lahir untuk melindungi tubuhnya
dari penyakit-penyakit yang berbahaya (Maryunani, 2010). Imunisasi bisa
melindungi anak-anak dari penyakit melalui vaksinasi yang bisa berupa suntikan
atau di teteskan melalui mulut. Keberhasilan imunisasi pada anak dipengaruhi
beberapa faktor antara lain waktu pemberian imunisasi yang tepat sesuai jadwal
sehingga efektifitas imunisasi sesuai harapan, cara pemberianimunisasi yang tepat,
dosis yang sesuai (Hidayat, 2009).
Polio 2 tetes per oral (0,1 ml) Kemasan vial dan pipet Langsung ke
tetes mulut anak
DPT - -
Campak - -
(Marmi dan Rahardjo, 2015)
Terdapat empat macam kandungan yang terdapat dalam setiap vaksinnya, antara
lain:
1. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai
sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi
buatan, yang dapat berupa Toxoid, atau virus yang telah
dilemahkan atau bakteri yang dimatikan
14
2. Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan
3. Preservatif, stabiliser dan antibiotika yang berguna untuk
menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi
antigen
4. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imunogenitas antigen (Maryunani, 2010).
E. Komposisi Vaksin
F. Penyimpanan Vaksin
DT 3 – 7 hari 6 minggu
BCG -
Dibawah 20% 3-14hari
~ Kristal 1 tahun Di pakai satu kali
~ Cair Di pakai satu kali kerja Kerja
Campak
1 kali 1 minggu
~ Kristal Di pakai satu kali kerja Di pakai satu kalikerja
~ Cair
Polio 6 – 12 bulan 1-3 hari
15
2.Imunisasi Lanjutan
3. Kontra Indikasi
Menurut Satgas Imunisasi PP IDAI (2014), kontraindikasi imunisasi Pentabio,
antara lain:
(a) Riwayat anafilaksis pada pemberian vaksin sebelumnya.
(b) Ensefalopati sesduah pemberian vaksin pertusis sebelumnya.
(c) Keadaan lain dapat dinyatakan sebagai perhatian khusus (precaution)
4. Jadwal Pemberian Imunisasi Pentabio
Imunisasi pentabio diberikan sebanyak 3 kali sejak umur 2 bulan, jadi Pentabio
1 diberikan pada umur 2 bulan, Pentabio 2 diberikan pada umur 3 bulan, dan
Pentabio 3 diberikan pada umur 4 bulan dengan masing-masing interval 4
minggu (1 bulan) dan 1 kali pemberian imunisasi lanjutan diberikan minimal
usia 12 bulan setelah pemberian imunisasi Pentabio 3 dan dapat diberikan dalam
rentang usia 18-36 bulan (Satgas imunisasi PP IDAI, 2014).
5. Efek Samping
Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak berbeda secara
bermakna dengan vaksin DPT, Hepatitis B dan Hib yang diberikan secara
terpisah. Untuk DPT reaksi lokal sistemik ringan umum terjadi. Beberapa reaksi
lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan
disertai demam, kadang-kadang reaksi berat seperti demam tinggi, irritabilitas
(rewel) dan menangis (Satgas imunisasi PP IDAI, 2014).
6. Dosis dan Cara Pemberian
Vaksin ini diberikan pada daerah paha bagian atas (anterolateral), disuntikan
secara intramuskular dengan dosis 0,5 ml. Cara memberikan vaksin ini sebagai
berikut :
(a) Letakan bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu dengan seluruh kaki
telanjang.
(b) Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi.
(c) Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk.
(d) Masukan jarum dengan sudut 900 .
17
(e) Tekan seluruh jarum langsung kebawah melalui kulit sehingga masuk
kedalam otot, suntikan secara perlahan untuk mengurangi rasa sakit. (Satgas
imunisasi PP IDAI, 2014).
B. Polio
1. Pengertian
Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2,
dan 3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan (Hadianti et al., 2014).
2. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis.
3. Cara Pemberian
Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis)
pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
4. Kontraindikasi
Pada individu yang menderita immune deficiency tidak ada efek berbahaya yang
timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
5. Efek Samping
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral. Setelah mendapat
vaksin polio oral bayi boleh makan minum seperti biasa. Apabila muntah dalam
30 menit segera diberi dosis ulang.
6. Penanganan Efek Samping
Orangtua tidak perlu melakukan tindakan apa pun.
2. Data objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
Keadaan umum: respon baik terhadap stimulasi lingkungan dan tidak
lemah
Kesadaran : composmentis yaitu kesadaran total
2) Tanda-tanda vital
a) Suhu bayi
Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak. Suhu bayi normalnya
adalah 36,5-37,5⁰C. (Sudarti, 2013)
b) Nadi
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi bayi dalam satu menit,
sehingga diketahui normal atau tidaknya nadi bayi tersebut.
Normalnya yaitu 120-160 kali/menit. (Putra, 2012)
21
c) Pernafasan
Normal 30-60 kali/menit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih
pada fase ekspirasi. (Sudarti, 2013)
3) Pemeriksaan antropometri
Panjang Badan : Bervariasi antara 48-52 cm. (Dewi, 2012)
Berat Badan : Menimbang berat badan tujuannya untuk mengetahui
pertumbuhan bayi sehingga diketahui normal atau tidaknya
pertumbuhannya. Berat badan normal bayi adalah 2500-4000 gram.
(Putra, 2012)
Lingkar kepala : Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan pita
melingkar pada lingkar oksipito-frontal.
Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran,
normlanya pada bayi 32-37 cm
Lingkar dada : Deteksi dini bayi berat lahir rendah, normalnya adalah
30-38 cm. (Putra, 2012)
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Periksa sutura, molase, caput succedaneum, cephal
hematoma,hidrosefalus, ubun-ubun kecil. (Sudarti, 2013)
2) Muka : simetris
3) Mata : Keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan
subkonjungtiva dan kesimetrisan. (Sudarti, 2013)
4) Hidung : Periksa kebersihannya. (Sudarti, 2013)
5) Mulut : Adakah kemungkinan adanya kelainan kongenital
labio- palatoskisis, trush, sianosis, mukosa kering/basah. (Sudarti,
2013).
6) Telinga : Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi
terkejut/menangis dalam reaksi terhadap bunyi yang keras. (Varney,
2007)
7) Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah keretakan
pada clavikula (normal, rata atau tanpa gumpalan di sepanjang tulang
simetris).
8) Dada : Periksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung, dan
pernafasan.(Sudarti, 2013)
22
Reflek morro
Tangan pemeriksa menyangga pada punggungg dengan posisi
45 derajat, dalam keadaan rileks kepala dijatuhkan 10 derajat,
normalnya akan terjadi abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan.
(Dewi, 2012)
Reflek rooting
Yaitu mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut. (Dewi, 2012) Reflek walking
Yaitu bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan berjalan
dan kakiakan bergantian dari fleksi ke ekstensi. (Dewi, 2012)
Reflek grasping
Bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksa
meletakkan jari telunjuk pada palmar yang ditekan dengan kuat.
(Dewi, 2012)
Reflek sucking
Reflek menghisap dan menelan yaitu dilihat pada waktu bayi
menyusu.(Dewi, 2012)
Reflek tonic neck
Letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala ke satu sisi
dengan badan ditahan, ekstermitas terekstensi pada sisi kepala
yang diputar, tetapi ekstermitas padda ssi lain fleksi. Pada
keadaan normal, bayi akanberusaha untuk mengembalikan kepala
ketika diputar ke sisi pengujian saraf asesori. (Dewi, 2012)
pengolahan data dan analisis dengan menggabungkan data satu dengan lainnya
sehingga tergambar fakta.
Dx : neonatus fisiologis usia... dengan imunisasi DPT,Hb,Hib 1 + Polio 2
Ds : kondisi bayi sehat dan ingin imunisasi DPT,Hb,Hib 1 + Polio 2
Do :
Pemeriksaan Umum : KU baik, kesadaran Composmentis.
TTV yaitu :
S : 36,5-37,5˚C pada pengukuran axila.
HR : 120-140 x/menit
R : 40 sampai 60 x/ menit.
Pemeriksaan Antropometri
Panjang Badan : normalnya berkisar antara 48-52 cm.
Berat Badan : normalnya 2500-4000 gram.
Lingkar kepala : normal berkisar 33-35 cm
Lingkar dada : normalnya 30-38 cm
Pemeriksaan fisik tidak terdapat keabnormalan
1.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa potensial lain yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, jika memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosis atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting
sekali melakukan asuhan yang sama.
1.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Mengeidentifikasi perlunnya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim yang lain yang sesuai
dengan kondisi klien. Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu
situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu
intervensi sesuai kebutuhan klien yaitu penanganan segera pada neonatus
1.2.5 Intervensi
Diagnosa : neonatus fisiologis usia... dengan imunisasi DPT-Hb-Hib 1 + Polio 2
24
Tujuan : kondisi bayi dalam keadaan sehat dan imunisasi dapat diberikan dengan
tujuan untuk memberikan kekebalan tubuh pada bayi terhadap penyakit TBC dan
polio.
Kriteria :
1. KU baik, kesadaran Composmentis.
2. TTV dalam batas normal:
S : 36,5-37,5˚C pada pengukuran axila.
HR : 120-140 x/menit
R : 40 sampai 60 x/ menit.
3. Antropometri:
Panjang Badan : normalnya berkisar antara 45-53 cm.
Berat Badan : normalnya 2500-4000 gram.
Lingkar kepala : normal berkisar 32-37 cm
Lingkar dada : normalnya 34-36 cm
4. Pemeriksaan fisik tidak terdapat keabnormalan
Intervensi :
a. Jelaskan kepada pada klien mengenai kondisi bayi terhadap keluarga
Rasional: dengan diberikan informasi tentang bayi keluarga dapat mengerti dan
mengetahui kondisi bayi saat ini sehingga saat asuhan diberikan akan
kooperatif.
b. Menjelaskan stimulasi perkembangan yang harus dipersiapkan saat anak sudah
berusia 2 bulan sesuai ceklist buku KIA
Rasional: memberitahukan ibu mengenai stimulasi tumbuh kembang apa yang
harus dipersiapkan untuk bayi usia 2 bulan sesuai buku KIA
c. Menjelaskan informasi tentang imunisasi DPT,Hb,Hib dan Polio
Rasional: dengan informasi tersebut keluarga dapat mengerti terhadap manfaat
dan efek yang akan terjadi setelah penyuntikan imun
d. Memberikan lembar inform consent sebelum dilakukan tindakan penyuntikan
Rasional: sebagai bukti tertulis bahwa keluarga khususnya orang tua menyetujui
dilakukannya tindakan yang akan dilakukan
e. Menyiapkan alat dan tempat penyuntikkan
Rasional: saat dilakukan tindakan alat dan ruangan sudah siap sehingga tindakan
berjalan lancar
25
26
27
4) Personal Hygine
Bayi mandi 2 kali sehari menggunakan air hangat yaitu pada pagi dan sore hari.
Bayi ganti pakaian atau popok saat selesai mandi atau kotor terkena BAB atau
BAK. Cara membersihkan popok menggunakan kapas air hangat.
B. Pemeriksaan Fisik
1) Kulit : kemerahan, tidak sianosis
2) Kepala : kulit kepala bersih, fontanela mayor dan fontanela minor datar,
berdenyut, dan belum menutup, tidak terdapat caput succadenum dan cephal
haematoma.
3) Muka : simetris, tidak sianosis, tidak ikterus
4) Mata : simetris, tidak ada strabismus, tidak ada blenore, skelera putih, tidak
ada perdarahan pada mata
5) Hidung : bersih, tidak ada lendir, tidak ada pernafasan cuping hidung
6) Mulut : bersih, bibir simetris, bibir tidak sianosis, tidak ada labioskisi,
palatoskisis maupun labiopalatokisis
7) Leher : tidak ada lipatan tambahan (webbed neck), pergerakan normal.
29
8) Dada : simetris, bentuk dada selindris, tidak ada suara ronchi dan wheezing,
tidak ada retraksi dinding dada
9) Abdomen: tali pusat sudah lepas dan tidak terdapat tanda infeksi, tidak
kembung, dan tidak ada pembesaran abnormal
10) Punggung : normal, tidak ada spina bifida
11) Genetalia : bersih, labia mayora menutupi labio minora, tidak ada
pengeluaran abnormal
12) Anus : ada lubang anus
13) Ektremitas : tonus otot baik, tidak ada sindaktili dan polidaktili
14) Reflek : moro (positif), sucking (positif), rooting (positif), swallowing
(positif), palmar (positif), babinski (positif)
3.1.3 Analisa Data
Bayi sehat usia 2 bulan dengan imunisasi Pentabio 1 + Polio 2
3.1.4 Penatalaksanaan
Pertemuan 1
Tanggal : 12 Februari 2022 Jam : 10.00 WIB
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa bayi dalam
keadaan sehat dan akan diberikan imunisasi pentabio 1 + polio 2
e/ Ibu mengerti dan memahami keadaan bayinya
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai imunisasi pentabio dan polio terkait manfaat, cara
pemberiannya hingga efek dari imunisasi
e/ ibu mengerti tentang imunisasi pentabio dan polio
3. Melakukan inform consent untuk persetujuan tindakan imunisasi oleh tenaga
kesehatan.
e/ Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
4. Menyiapkan alat dan vaksin pentabio + polio yang akan diberikan pada By. A
e/ Alat dan vaksin sudah siap
5. Mengatur posisi bayi untuk memudahkan bidan memberikan imunisasi Pentabio dan
polio
e/Bayi sudah diposisikan dan membebaskan paha kiri dari pakaian dan memposisikan
bayi untuk ditetesi polio
6. Memberikan imunisasi Pentabio 0,5 ml di paha kiri bayi secara intramuskular + polio
sebanyak 2 tetes
e/ Imunisasi telah diberikan
30
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter terkai pemberian terapi obat penurun panas
paracetamol puyer 3x1
e/ Resep telah diberikan pada ibu
8. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan stimulasi yang telah dilakukan seperti menatap
wajah bayi, ajak tersenyum, bicara dan bernyanyi, menggantung benda berwarna
cerah yang bergerak dan bisa dilihat bayi
e/ ibu bersedia melanjutkan stimulasi
9. Menganjurkan ibu untuk kembali control untuk imunisasi pentabio 2 + polio 3 dan
pemeriksaan DDST pada tanggal 12 Maret 2022
e/ ibu bersedia kembali ke pelayanan kesehatan untuk imunisasi pentabio 2 + polio 3
dan pemeriksaan DDST
10. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI selama 6 bulan pertama
tanpa tambahan makanan apapun, dan berikan ASI setiap 2 jam sekali tanpa
menunggu bayi terbangun atau menangis
e/ ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan
Dalam asuhan kebidanan pada By A usia 2 bulan dengan imunisasi Pentavalen 1 dan
Polio 2. Dari data subyektif dan data obyektif ditemukan bahwa anak dalam keadaan sehat,
BB anak saat ini 4610 dan PB saat ini 57 cm. Menurut teori dalam pemberian imunisasi anak
harus dalam keadaan sehat (Pedoman teknis imunisasi tingkat puskesmas Depkes
2015).Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Dari pengkajian data subjektif juga diperoleh bahwa bayi hanya konsumsi ASI tanpa
tambahan makanan apapun, hal ini sesuai dengan teori Wahyuni (2011) yang menyatakan
bahwa ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, ASI diketahui mengandung zat gizi
yang paling banyak sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Bayi harus disusui kapan saja ia mau (on demand), siang atau malam yang akan
merangsang payudara memproduksi ASI secara adekuat. Pada kebutuhan eliminasi, istirahat
dan kebersihan ibu bayi mengatakan tidak terdapat keluhan apapun. Data dan teori yang ada
menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan antar keduanya.
Masalah potensial yang mungkin akan dialami bayi adalah demam. Demam yang tidak
ditangani dengan baik dapat menjadi KIPI. KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak
diinginkan pada seseorang yang terjadi setelah pemberian imunisasi. Kejadian ini dapat
merupakan reaksi vaksin ataupun bukan. Kejadian yang bukan reaksi vaksin dapat merupakan
peristiwa koinsidens (peristiwa yang kebetulan terjadi) bersamaan atau setelah imunisasi.
Selama ini salah satu keluhan dari imunisasi pentabio adalah demam tinggi. Hal ini disebabkan
karena bahan untuk membuat vaksin pertusis sebagai bagian dari imunisasi combo ini.
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang didapatkan, diperoleh analisa data yakni
Bayi fisiologis usia 2 bulan dengan imunisasi Pentabio 1 + Polio 2.
Penatalaksanaan yang diberikan berupa konseling tumbuh kembang yang selanjutnya,
konseling vaksin Pentabio 1 + Polio 2, pemberian inform consent, tindakan penyuntikan
vaksin, KIE nutrisi bayi yakni ASI dan kontrol ulang.
31
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan tinjauan kasus dan pembahasan dapat disimpulkan :
1. By. R neonatus fisiologis usia 15 hari dengan imunisasi Pentavalen 1 + Polio 2
2. Tidak ditemukan tanda bahaya maupun kelainan kongenital pada By. A
3. By. A dalam keadaan sehat
5.2 Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan kepada orang tua khususnya ibu untuk terus rutin mengikuti pemberian
imunisasi sesuai jadwal bagi bayi, dan selain itu tetap memperhatikan ASI eksklusif
pada 6 bulan pertama.
2. Bagi Puskesmas
Dapat terus meningkatkan Pelayanan dan asuhan yang diberikan kepada neonatus
dan bayi terutama pada pelayanan imunisasi.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan lebih banyak belajar dan menambah wawasan tentang asuhan kebidanan
pada Neonatus khususnya pada pemberian imunisasi secara komprehensif dan
sesuai.
32
33
DAFTAR PUSTAKA
Hadianti, D. N., Mulyati, E., Ratnaningsih, E., & Sofiati, F. (2014). Buku Ajar Imunisasi.
Kementerian Kesehatan RI.
KEMENKES RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kementrian Kesehatan
Repoblik Indonesia (Vol. 42, Issue 4).
Kemenkes RI. (2016). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta:
Kemenkes; 2016.
Marmi, & Rahardjo, K. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan, Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Noordianti. 2018. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah. Malang:
Wineka Media
Pelatihan Imunisasi Dasar. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Jakarta: Satgas Imunisasi IDAI;
2015.
Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; 2013.
Ranuh, I.G.N., Suyitno, H., Hadinegoro, S.R., Kartasasmita, C.B., Ismoedijanto, Soedjatmiko.
Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi IDAI; 2011.
Sondakh, Jenny J.S. 2013 Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.