Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KOMPREHENSIF

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA BAYI


FISIOLOGIS USIA 2 BULAN DENGAN IMUNISASI PENTABIO 1 DAN
POLIO 2 DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BENJENG GRESIK

Nama Mahasiswa : Nanda Akhtsarul Hikmah


NIM : P 27824621039

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Holistik pada Bayi Fisiologis Usia 2 bulan dengan
imunisasi Pentabio 1 Dan Polio 2 ini dilaksanakan sebagai dokumen/ laporan
praktik blok 6 yang telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Benjeng
Gresik pada periode praktik tanggal 07 - 26 Maret 2022

Surabaya, 10 Maret 2022


Mahasiswa

Nanda Akhtsarul Hikmah


NIM. P27824621039

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan 1 Pembimbing Pendidikan 2

Sri Harti, Amd. Keb Queen Khoirun Nisa Mairo , SST,.M.Keb Dwi Purwanti, SST., S.Kp., M.Kes
NIP. 197409292007012015 NIP. 198212132008012007 NIP. 196702061990032003

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Ketua Program Studi

Drg. Novi Yuliawati Evi Pratami, SST., M.Keb


NIP. 197307262006042010 NIP. 197905242002122001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Individu yang berjudul “Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Bayi
fisiologis Usia 2 bulan dengan imunisasi Pentabio 1 dan Polio 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
Benjeng Gresik”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas blok 6
(Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Apras) pada Pendidikan
Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, dan saran
dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surabaya.
2. Ibu Astuti Setiyani, S.ST., M.Kes, Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
3. Ibu Evi Pratami, S.ST, M.Keb, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Surabaya.
4. Drg. Novi Yuliawati, selaku Kepala Puskesmas Benjeng Gresik\
5. Ibu Sri Harti, Amd. Keb, selaku Pembimbing Praktik Lapangan yang telah memberi
bimbingan dalam menyusun laporan ini.
6. Ibu Queen Khoirun Nisa Mairo , SST,.M.Keb, selaku Pembimbing 1 Pendidikan saya yang
telah memberi bimbingan dalam menyusun laporan ini.
7. Ibu Dwi Purwanti, SST., S.Kp., M.Kes, selaku Pembimbing 2 Pendidikan saya yang telah
memberi bimbingan dalam menyusun laporan ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Laporan ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal
baik yang telah diberikan dan semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Surabaya, Maret 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman :
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktik ...........................................................................................................….2
1.2.1 Tujuan umum ..............................................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................................................................2
1.3 Waktu dan Tempat Praktik ............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................4
2.1 Tinjauan Teori ...............................................................................................................4
2.1.1 Konsep Dasar Bayi .....................................................................................................4
2.1.2 Konsep Dasar Imunisasi .............................................................................................7
2.1.3 Konsep Dasar Imunisasi DPT + Polio ………………………………………………9
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Pada Bayi .......................................................................8
2.2.1 Pengkajian Data ..........................................................................................................8
2.2.2 Interpretasi Data ........................................................................................................11
2.2.3 Diagnosa dan Masalah Potensial ..............................................................................12
2.2.4 Kebutuhan Segera .....................................................................................................12
2.2.5 Perencanaan ..............................................................................................................12
2.2.6 Penatalaksanaan ........................................................................................................14
2.2.7 Evaluai ......................................................................................................................14
BAB 3 TINJAUAN KASUS ............................................................................................21
3.1 Pengkajian ....................................................................................................................21
3.1.1 Data Subjektif ...........................................................................................................21
3.1.2 Data Objektif .............................................................................................................22
3.2 Analisis ........................................................................................................................24
3.3 Penatalaksanaan ...........................................................................................................24
BAB 4 PEMBAHASAN ...................................................................................................26
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................................27

iv
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................27
5.2 Saran ...........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................28

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia ikut andil pembangunan kesehatan dalam rangka merealisasikan tercapainya
Millenium Development Goals (MDGs). Salah satunya adalah Agenda ke 4 MDGs
(menurunkan angka kematian anak) yang ditargetkan sampai dengan tahun 2015, yaitu
mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari tahun 1990 yaitu
sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup (Riskesdas 2013). Upaya membaiknya tingkat
kesehatan anak dipengaruhi oleh meningkatnya cakupan pelayanan yang diterima sejak
anak berada dalam kandungan melalui: pelayanan pemeriksaan kehamilan yang
berkualitas, persalinan oleh tenaga kesehatan utamanya di fasilitas kesehatan, pelayanan
neonatal (melalui kunjungan neonatal), cakupan imunisasi, penanganan neonatal, bayi dan
balita sakit sesuai standar baik di fasilitas kesehatan dasar dan fasilitas kesehatan rujukan
dan meningkatnya pengetahuan keluarga dan masyarakat akan perawatan pada masa
kehamilan, pada masa neonatal, bayi dan balita, serta deteksi dini penyakit dan care
seeking behavior ke fasilitas kesehatan. Imunisasi merupakan investasi kesehatan yang
efektif dengan berupa upaya pencegahan terhadap penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan kematian dan kecacatan (Ranuh 2011)
Program imunisasi dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956. Kementerian
Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya
menurunkan kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu
tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Menurut Permenkes
RI No. 12 tahun 2017, pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk
imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B
(HB-0), usia 20 hari diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1
dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan
(DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak
atau MR) (Ranuh 2011). PPI merupakan program pemerintah guna mencapai komitmen
Internasional, yaitu Universal Child Immunization (UCI). Program UCI secara nasional
dapat dicapai tahun 1990, yaitu cakupan DPT 3, Polio 3, dan Campak minimal 80%
sebelum umur 1 tahun. Sedangkan untuk DPT 1, Polio 1, dan BCG minimal mencakup
90% (Kemenkes RI,2017).

6
7

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, mengatakan


ada sebagian kecil anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Sebanyak kurang
dari 12% anak usia 0-11 bulan yang imunisasi dasarnya belum lengkap pada tahun 2018.
DTP-HB-Hib adalah vaksin kombinasi yang seting disebut pentabio, yaitu berupa
suspensi homogen yang mengandung toksoid difteri dan tetanus murni; bakteri pertusis
(batuk rejan) inaktif; antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius;
serta komponen Hib tidak infeksius yang merupakan hasil konjugasi antara sub unit
polisakarida dari kapsul H aemophilus influenza tipe b dengan toksoid tetanus. Selama ini
salah satu keluhan dari imunisasi pentabio adalah demam tinggi. Hal ini disebabkan karena
bahan untuk membuat vaksin pertusis sebagai bagian dari imunisasi combo ini. Meskipun
demam tinggi namun bisa diatasi dengan mengompres atau memberikan paracetamol agar
demam bisa turun. Jika sudah diberikan paracetamol dan kompres namun demam tidak
turun maka segera bawa ke dokter terdekat (Pelatihan Imunisasi Dasar,2016)
Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan yang holistik memiliki peran
penting dalam memberikan edukasi tentang imunisasi pada ibu bayi dan menjelaskan efek
samping vaksin Pentabio dalam asuhan kebidanan holistik bayi, balita dan anak pra
sekolah.

1.2 Tujuan Praktik


1.2.1 Tujuan Umum
Mampu memenuhi hak setiap bayi untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan
deteksi dini adanya kelainan serta upaya maksimal untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang memadai.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada bayi secara langsung ataupun orang tua dengan
pendekatan holistik
2. Melakukan analisis data pada bayi dengan pendekatan holistik
3. Melakukan diagnosa dan masalah potensial pada bayi dengan pendekatan holistik
4. Mengetahui kebutuhan segera pada bayi dengan pendekatan holistik
5. Melakukan perencanaan pada bayi dengan pendekatan holistik
6. Melakukan penatalaksanaan pada bayi dengan pendekatan holistik
7. Melakukan evaluasi pada bayi dengan pendekatan holistik
8

1.3 Waktu dan Tempat Praktik


Waktu pelaksanaan 07–26 Maret 2022 dan dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Benjeng Gresik
9

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Konsep Dasar Bayi
A. Pengertian
Bayi (Usia 0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap diistilahkan
sebagai periode emas sekaligus periode kritis (Goi, 2010).
Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan
mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai
berfungsinya organ – organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat.
B. Perkembangan Bayi
1. Definisi perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat di ramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Di dalam perkembangan terdapat proses
pematangan sel – sel tubuh, jaringan tubuh, organ – organ, dan sistem organ yang
berkembang sehingga masing – masing dapat melakukan fungsinya. Perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu, seperti perkembangan emosi,
intelektual, kemampuan motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan personal sosial
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan pada anak mencakup perkembangan motorik kasar,
perkembangan motorik halus, perkembangan personal sosial dan perkembangan
bahasa. 19 Perkembangan bayi meliputi empat aspek, yaitu :
a. Perkembangan motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan pergerakan dan sikap tubuh
anak yang melibatkan penggunaan otot – otot besar. Perkembangan motorik
kasar yang dapat dicapai pada usia ini diawali dengan tanda gerakan
seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat kepala. Pada usia 0 – 4 bulan,
perkembangan motorik kasar dimulai dengan kemampuan mengangkat
kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, maupun
10

duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong


pada posisi berdiri, mengangkat kepala sambil berbaring telentang,
berguling dari telentang ke miring, dll. Pada usia 4 – 8 bulan, perkembangan
motorik kasar dapat dilihat perubahan dalam aktivitas sperti posisi
terlungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan
melakukan gerakan menekan kedua tangannya. Sudah mampu
memalingkan kepala ke kanan dan ke kiri, membalikkan badan, serta duduk
dengan bantuan dalam waktu singkat. Pada usia 8 – 11 bulan, perkembangan
motorik kasar dapat diawali dengan duduk tanpa pengaman, berdiri dengan
pengaman, bangkit lalu berdiri, berdiri 2 detik, dan berdiri sendiri.
b. Perkembangan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu
saja dan dilakukan otot – otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat. Perkembangan motorik halus pada masa ini dimulai dengan adanya
kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon
terhadap gerakan jari atau tangan. Pada usia 0 – 4 bulan, bayi dapat
memegang suatu obyek, mengikuti obyek dari sisi ke sisi, mencoba
memegang dan memasukan benda ke dalam mulut,memegang benda tapi
terlepas, memperhatikan tangan dan kaki, dan memegang benda dengan
kedua tangan. Pada usia 4 – 8 bulan, bayi sudah mulai mengamati benda,
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi
benda yang sedang dipegang, dan memindahkan obyek dari suatu tangan ke
tangan yang lain. Pada usia 8 – 11 bulan, bayi mencari dan meraih benda
kecil, bila diberi kubus mampu memindahkan, mengambil, memegang
dengan telunjuk dan ibu jari, serta membenturkannya
c. Personal sosial (kepribadian / tingkah laku social )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan personal sosial pada
masa bayi dapat ditunjukkan dengan adanya tanda – tanda tersenyum dan
mulai menatap muka untuk mengenali seseorang. Usia 0 – 4 bulan, diawali
dengan mengamati tengannya, tersenyum spontan dan membalas senyum
bila diajak tersenyum, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dan kontak fisik, serta terdiam bila ada wajah tak kenal. Usia
11

4 – 8 bulanan, anak mulai merasa takut dan tergantung dengan keberadaan


orang asing, mulai bermain dengan permainan, mudah frustasi, serta
memukul lengan dan kaki bila kesal. Usia 8 – 11 bulan, dimulai dengan
kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan, bermain dengan orang
lain.
d. Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan. Perkembangan bahasa pada masa ini dapat
ditunjukan dengan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi
terhadap suara atau bel. Usia 0 – 4 bulan, dimulai dengan mengoceh
spontan, bereaksi terhadap sumber suara, dan menirukan suara. Usia 4 – 8
bulan, dimulai dengan mengeluarkan suara gembira bernada tinggi, dan
mulai bersuara tanpa arti seperti mamamapapapa – dadada. Usia 8 – 11
bulan dimulai dengan mengulang / menirukan bunyi yang didengar,
menyebut 2 – 3 suku kata yang sama tanpa arti, dan bereaksi terhadap suara
yang perlahan atau bisikan.

2.1.2 Konsep Dasar Imunisasi


A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
(Permenkes RI, 2017). Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia satu
tahun. Terdiri atas imunisasi terhadap penyakit hepatits B, poliomyelitis,
tuberkulosis, difteri, pertussis, tetanus, pneumonia dan meningitis, dan campak
(Kemenkes RI, 2017).
B. Tujuan Imunisasi
Menurut Permenkes RI (2017), program imunisasi di Indonesia memiliki
tujuan umum untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Sedangkan, tujuan khusus
dari imunisasi ini diantaranya, tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap(IDL)
pada bayi sesuai target RPJMN (target tahun 2019 yaitu 93%), tercapainya
Universal Child Immunization/UCI (prosentase minimal 80% bayi yang mendapat
IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan, dan tercapainya reduksi,
12

eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sedangkan
menurut (Ranuh dkk, 2017) Tujuan dalam pemberian imunisasi antara lain :
1) Meningkatkan kualitas hidup anak sehingga tidak terkena penyakit
2) Meningkatkan nilai kesehatan orang di sekitarnya
3) Menurunkan angka morbiditas, moralitas dan cacat serta bila mungkin didapat
eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau negeri
C. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penyakit cacat dan kematian,
sedangkan manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan kecemasan dan
mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Bayi yang mendapat
imunisasi dasar lengkap akan meningkatkan kualitas hidup anak sehingga tidak
terkenapenyakit dan peningkatan nilai kesehatan orang disekitarnya (Ranuh dkk,
2017).
D. Macam-Macam Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi dasar adalah imunisasi awal yang perlu diberikan pada semua orang,
terutama balita dibawah umur 5 tahun dan sejak lahir untuk melindungi tubuhnya
dari penyakit-penyakit yang berbahaya (Maryunani, 2010). Imunisasi bisa
melindungi anak-anak dari penyakit melalui vaksinasi yang bisa berupa suntikan
atau di teteskan melalui mulut. Keberhasilan imunisasi pada anak dipengaruhi
beberapa faktor antara lain waktu pemberian imunisasi yang tepat sesuai jadwal
sehingga efektifitas imunisasi sesuai harapan, cara pemberianimunisasi yang tepat,
dosis yang sesuai (Hidayat, 2009).

Tabel I.4 Dosis, Cara Dan Tempat Pemberian Imunisasi Dasar


Jenis Dosis Cara pemberian
vaksin
BCG 0,05 ml Intra Kutan Lengan kanan atas
Polio 2 tetes Oral Mulut
Hepatitis B 0,5 ml Intra Paha
Muskuler
DPT 0,5 ml Intra Paha untuk bayi dan lengan kanan untuk
Muskuler balita
Campak 0,5 ml Sub Kutan Lengan kiri atas
(Menkes RI, 2013)
13

Jenis Dosis Cara pemberian


vaksin
BCG 0,05 mL (untuk usia kurang dari 1 tahun) dan 0,1 Intrakutan pada
mL(untuk usia lebih dari 1 tahun) lenganatas
Kemasan ampul dengan bahan pelarut 4 mL(NaCL
faali)

Polio 2 tetes per oral (0,1 ml) Kemasan vial dan pipet Langsung ke
tetes mulut anak

Hepatitis 0,5 mL Intramuscular


B Kemasan HB PID (otot lengan atau
paha)
DPT 0,5 mL Intramuscular pada
Kemasan vial 5 Ml ototlengan atau paha,
interval minimal 4
mg
Campak Setelah dilarutkan diberikan 0,5 mL Injeksi subkutan
Kemasan vial berisi 10 dosis vaksin yang
dibekukanatau kering beserta pelarut 5 mL
(Aquadest)
(Prasetyawati, 2012)

Jenis Dosis Cara pemberian


vaksin
BCG 0,05 mL dan 0,1 Intradermal
mL
Polio - Bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis
Vaccine atau IPV) atau lewat mulut (Oral
Poliomyelitis Vaccine atau OPV). Di Indonesia
digunakan OPV.

Hepatitis B Hevac B = 2,5 ug Pada anak di lengan secara intramuskuler dan


Hepaccin = 1,5 ug bayi di paha lewat Antolateral (antero = otot-
B-Hepavac = 10 otot dibagian depan; lateral = otot bagian luar).
ugEngerix-B = 10 Penyuntikan di bokong tak dianjurkan karena
ug bisamengurangi efektivitas vaksin

DPT - -

Campak - -
(Marmi dan Rahardjo, 2015)

Terdapat empat macam kandungan yang terdapat dalam setiap vaksinnya, antara
lain:
1. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai
sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi
buatan, yang dapat berupa Toxoid, atau virus yang telah
dilemahkan atau bakteri yang dimatikan
14

2. Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan
3. Preservatif, stabiliser dan antibiotika yang berguna untuk
menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi
antigen
4. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imunogenitas antigen (Maryunani, 2010).
E. Komposisi Vaksin

Nama Vaksin Kandungan Bentuk Cara


Pemberian
Difteri Toxoid Cair I.M
Tetanus Toxoid Cair I.M
Pertusis Kuman dimatikan Cair I.M
Polio Virus dilemahkan Cair Oral
Campak Virus dilemahkan Cair SC
BCG Bakteri dilemahkan Kristal IC
Hepatitis B HBSAg Cair I.M

F. Penyimpanan Vaksin

Nama Vaksin Waktu dalam suhu 0–8º C Waktu dalam suhu35-


37 ºC

DT 3 – 7 hari 6 minggu

Pertusis 18 – 24 hari Dibawah 50% & 1


minggu

BCG -
Dibawah 20% 3-14hari
~ Kristal 1 tahun Di pakai satu kali
~ Cair Di pakai satu kali kerja Kerja

Campak
1 kali 1 minggu
~ Kristal Di pakai satu kali kerja Di pakai satu kalikerja
~ Cair
Polio 6 – 12 bulan 1-3 hari
15

G. Jadwal Pemberian Vaksin


1. Imunisasi Dasar

2.Imunisasi Lanjutan

2.1.3 Imunisasi Pentavlen (DPT-Hb-Hib) dan Polio


A. DPT
1. Pengertian
Imunisasi pentabio adalah gabungan vaksin DPT-Hb ditambah Hib.
Sebelumnya kombinasi ini hanya terdiri dari DPT dan HB (DPT Combo).
Sesuai dengan kandungan vaksinnya, imunisasi pentabio mencegah beberapa
jenis penyakit antara lain, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan
Haemophylus influenzae tipe B (DinKes Provinsi Bali, 2013).
Difteri adalah salah satu penyakit yang bersifat toxin- mediated disease dan
disebabkan oleh Corynebacterium Diphteriae. Gejala awal penyakit difteri
adalah radang tenggorokan atau terasa sakit, hilang nafsu makan, dan demam ±
380C serta penularan penyakit dfiteri ini dapat terjadi dengan mudah melalui
udara saat seorang penderita bersin atau batuk (Marimbi, 2010).
2. Tujuan
16

Tujuan imunisasi pentabio adalah untuk pencegahan terhadap penyakit Difteri,


Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan infeksi Haemophilus Influenzae tipe b secara
simultan pada sesorang dan menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok
masyarakat (Satgas Imunisasi PP IDAI, 2014).

3. Kontra Indikasi
Menurut Satgas Imunisasi PP IDAI (2014), kontraindikasi imunisasi Pentabio,
antara lain:
(a) Riwayat anafilaksis pada pemberian vaksin sebelumnya.
(b) Ensefalopati sesduah pemberian vaksin pertusis sebelumnya.
(c) Keadaan lain dapat dinyatakan sebagai perhatian khusus (precaution)
4. Jadwal Pemberian Imunisasi Pentabio
Imunisasi pentabio diberikan sebanyak 3 kali sejak umur 2 bulan, jadi Pentabio
1 diberikan pada umur 2 bulan, Pentabio 2 diberikan pada umur 3 bulan, dan
Pentabio 3 diberikan pada umur 4 bulan dengan masing-masing interval 4
minggu (1 bulan) dan 1 kali pemberian imunisasi lanjutan diberikan minimal
usia 12 bulan setelah pemberian imunisasi Pentabio 3 dan dapat diberikan dalam
rentang usia 18-36 bulan (Satgas imunisasi PP IDAI, 2014).
5. Efek Samping
Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak berbeda secara
bermakna dengan vaksin DPT, Hepatitis B dan Hib yang diberikan secara
terpisah. Untuk DPT reaksi lokal sistemik ringan umum terjadi. Beberapa reaksi
lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan
disertai demam, kadang-kadang reaksi berat seperti demam tinggi, irritabilitas
(rewel) dan menangis (Satgas imunisasi PP IDAI, 2014).
6. Dosis dan Cara Pemberian
Vaksin ini diberikan pada daerah paha bagian atas (anterolateral), disuntikan
secara intramuskular dengan dosis 0,5 ml. Cara memberikan vaksin ini sebagai
berikut :
(a) Letakan bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu dengan seluruh kaki
telanjang.
(b) Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi.
(c) Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk.
(d) Masukan jarum dengan sudut 900 .
17

(e) Tekan seluruh jarum langsung kebawah melalui kulit sehingga masuk
kedalam otot, suntikan secara perlahan untuk mengurangi rasa sakit. (Satgas
imunisasi PP IDAI, 2014).

B. Polio
1. Pengertian
Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2,
dan 3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan (Hadianti et al., 2014).
2. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis.
3. Cara Pemberian
Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis)
pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
4. Kontraindikasi
Pada individu yang menderita immune deficiency tidak ada efek berbahaya yang
timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
5. Efek Samping
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral. Setelah mendapat
vaksin polio oral bayi boleh makan minum seperti biasa. Apabila muntah dalam
30 menit segera diberi dosis ulang.
6. Penanganan Efek Samping
Orangtua tidak perlu melakukan tindakan apa pun.

2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Pada Bayi


2.2.1 Pengkajian Data
1. Data subjektif / anamnesa
a. Biodata
Biodata Bayi

Nama : Digunakan untuk membedakan antar bayi yang satu dengan


yang lain.(Marmi, 2012)

Umur : Untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis bayi


tersebut normal sesuai dengan umurnya. (Matondang, 2013). Imunisasi
DPT,HB, Hib diberikan pada usia 2 bulan sampai dengan usia < 12 bulan
18

(Kemenkes RI, 2017).


Jenis Kelamin: Untuk mengetahui jenis kelamin bayi, menghindari kesalahan
dengan pasien lain

Biodata Orang tua


Nama : Nama merupakan identitas khusus yang membedakan
seseorang dengan orang lain.
Umur : digunakan untuk menentukan apakah ibu dalam persalinan
berisiko karena usia reproduktif atau tidak (Sondakh, 2013).
Suku/bangsa :Untuk mengetahui adat istiadat sehingga mempermudah dalam
melaksanakan tindakan kebidanan.
Agama : sebagai dasar dalam memberikan dukungan mental spiritual
terhadap pasien dan keluarga selama merawat bayi.
Pendidikan : sebagai dasar untuk menentukan metode yang paling tepat
dalam penyampaian informasi mengenai teknik merawat bayi. Tingkat
pendidikan ini akan sangat mempengaruhi daya tanggap pasien terhadap
instruksi yang diberikan (Sondakh, 2013).
Alamat : bertujuan untuk mengetahui jarak tempuh menuju fasilitas
kesehatan dan duperlukan jika akan dilakukan kunjungan rumah dan
mengetahui lingkungan ibu dan bayi serta kebiasaan masyarakat dalam
merawat bayi.
Nomor telp : untuk mengtahui nomor yang bisa dihubungi
b. Keluhan utama
Ibu datang ingin mengimunisasi dan kontrol bayi, bayi dalam keadaan sehat
c. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Bertujuan untuk mengkaji usia kehamilan saat bersalin, jenis persalinan,
penyulit persalinan dan kondisi bayi (kondisi awal, A-S, BB, PB, JK).
d. Riwayat Imunisasi
Mengetahui riwayat imunisasi yang telah diberikan kepada bayi, dan
memastikan imunisasi yang selanjutnya sudah sesuai.
e. Riwayat Kesehatan
Saat ini bayi dalam kondisi sehat dan tidak mengalami batuk,pilek, diare.
19

f. Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat kesehatan keluarga termasuk penyakit-penyakit yang didapat dahulu
dan sekarang, seperti penyakit menurun (hipertensi, diabetes mellitus, asma),
penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS), PMS maupun jantung yang
dapat berpenaruh pada kesehatan bayi.
g. Riwayat psiko, social, dan budaya
Dari pengkajian ini dapat diketahui apakah keluarga menginginkan bayi tersebut
dan apakah ada kebiasaan maupun kepercayaan yang dapat membahayakan
kesehatan bayi.
h. Pola Aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi : Bertujuan untuk mengetahui apakah bayi diberi ASI atau susu
formula, dan untuk mengetahui kebutuhan nutrisi dan cairan sudah
terpenuhi atau belum.
2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar
meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air
kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah. (Ambarwati dan Wulandari,
2010:136).
3) Istirahat
Bertujuan untuk memastikan bayi istirahat dengan cukup, bayi baru lahir
total waktu tidur 16 jam, 8-9 jam di malam hari dan 8 jam di siang hari
4) Personal hygiene
Bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi akibat kurangnya
kebersihan. Memandikan bayi 2 kali sehari, mengganti popok bayi setiap
BAB dan BAK, dan mengganti kasa tali pusat jika lembab.

i. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan umur 0-3 bulan


a. Pertumbuhan
20

b. Perkembangan usia 0-3 bulan


 Mengangkat kepala setinggi 45
 Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
 Melihat dan menatap wajah anda.
 Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
 Suka tertawa keras.
 Beraksi terkejut terhadap suara keras.
 Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
 Mengenal ibu dengan penglihatanm penciuman, pendengaran,
kontak.

2. Data objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
Keadaan umum: respon baik terhadap stimulasi lingkungan dan tidak
lemah
Kesadaran : composmentis yaitu kesadaran total
2) Tanda-tanda vital
a) Suhu bayi
Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak. Suhu bayi normalnya
adalah 36,5-37,5⁰C. (Sudarti, 2013)
b) Nadi
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi bayi dalam satu menit,
sehingga diketahui normal atau tidaknya nadi bayi tersebut.
Normalnya yaitu 120-160 kali/menit. (Putra, 2012)
21

c) Pernafasan
Normal 30-60 kali/menit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih
pada fase ekspirasi. (Sudarti, 2013)
3) Pemeriksaan antropometri
Panjang Badan : Bervariasi antara 48-52 cm. (Dewi, 2012)
Berat Badan : Menimbang berat badan tujuannya untuk mengetahui
pertumbuhan bayi sehingga diketahui normal atau tidaknya
pertumbuhannya. Berat badan normal bayi adalah 2500-4000 gram.
(Putra, 2012)
Lingkar kepala : Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan pita
melingkar pada lingkar oksipito-frontal.
Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran,
normlanya pada bayi 32-37 cm
Lingkar dada : Deteksi dini bayi berat lahir rendah, normalnya adalah
30-38 cm. (Putra, 2012)

b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Periksa sutura, molase, caput succedaneum, cephal
hematoma,hidrosefalus, ubun-ubun kecil. (Sudarti, 2013)
2) Muka : simetris
3) Mata : Keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan
subkonjungtiva dan kesimetrisan. (Sudarti, 2013)
4) Hidung : Periksa kebersihannya. (Sudarti, 2013)
5) Mulut : Adakah kemungkinan adanya kelainan kongenital
labio- palatoskisis, trush, sianosis, mukosa kering/basah. (Sudarti,
2013).
6) Telinga : Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi
terkejut/menangis dalam reaksi terhadap bunyi yang keras. (Varney,
2007)
7) Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah keretakan
pada clavikula (normal, rata atau tanpa gumpalan di sepanjang tulang
simetris).
8) Dada : Periksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung, dan
pernafasan.(Sudarti, 2013)
22

9) Abdomen : Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, bentuk,


perdarahan tali pusat, dinding perut, adanya benjolan, gastroskisis,
omfalokel. (Sudarti, 2013)
10) Punggung : normal, ada spina bifida
11) Genetalia : perempuan (labia mayora menutupi labio minora) dan
laki-laki (skrotum sudah turun)
12) Anus : ada lubang anus
13) Ektremitas : tonus otot baik, sindaktili dan polidaktili
14) Reflek :

 Reflek morro
Tangan pemeriksa menyangga pada punggungg dengan posisi
45 derajat, dalam keadaan rileks kepala dijatuhkan 10 derajat,
normalnya akan terjadi abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan.
(Dewi, 2012)
 Reflek rooting
Yaitu mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut. (Dewi, 2012) Reflek walking
Yaitu bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan berjalan
dan kakiakan bergantian dari fleksi ke ekstensi. (Dewi, 2012)
 Reflek grasping
Bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksa
meletakkan jari telunjuk pada palmar yang ditekan dengan kuat.
(Dewi, 2012)
 Reflek sucking
Reflek menghisap dan menelan yaitu dilihat pada waktu bayi
menyusu.(Dewi, 2012)
 Reflek tonic neck
Letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala ke satu sisi
dengan badan ditahan, ekstermitas terekstensi pada sisi kepala
yang diputar, tetapi ekstermitas padda ssi lain fleksi. Pada
keadaan normal, bayi akanberusaha untuk mengembalikan kepala
ketika diputar ke sisi pengujian saraf asesori. (Dewi, 2012)

1.2.2 Interpretasi Data


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah, dan
kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau masalah adalah
23

pengolahan data dan analisis dengan menggabungkan data satu dengan lainnya
sehingga tergambar fakta.
Dx : neonatus fisiologis usia... dengan imunisasi DPT,Hb,Hib 1 + Polio 2
Ds : kondisi bayi sehat dan ingin imunisasi DPT,Hb,Hib 1 + Polio 2
Do :
Pemeriksaan Umum : KU baik, kesadaran Composmentis.
TTV yaitu :
S : 36,5-37,5˚C pada pengukuran axila.
HR : 120-140 x/menit
R : 40 sampai 60 x/ menit.
Pemeriksaan Antropometri
Panjang Badan : normalnya berkisar antara 48-52 cm.
Berat Badan : normalnya 2500-4000 gram.
Lingkar kepala : normal berkisar 33-35 cm
Lingkar dada : normalnya 30-38 cm
Pemeriksaan fisik tidak terdapat keabnormalan
1.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa potensial lain yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, jika memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosis atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting
sekali melakukan asuhan yang sama.
1.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Mengeidentifikasi perlunnya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim yang lain yang sesuai
dengan kondisi klien. Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu
situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu
intervensi sesuai kebutuhan klien yaitu penanganan segera pada neonatus
1.2.5 Intervensi
Diagnosa : neonatus fisiologis usia... dengan imunisasi DPT-Hb-Hib 1 + Polio 2
24

Tujuan : kondisi bayi dalam keadaan sehat dan imunisasi dapat diberikan dengan
tujuan untuk memberikan kekebalan tubuh pada bayi terhadap penyakit TBC dan
polio.
Kriteria :
1. KU baik, kesadaran Composmentis.
2. TTV dalam batas normal:
S : 36,5-37,5˚C pada pengukuran axila.
HR : 120-140 x/menit
R : 40 sampai 60 x/ menit.
3. Antropometri:
Panjang Badan : normalnya berkisar antara 45-53 cm.
Berat Badan : normalnya 2500-4000 gram.
Lingkar kepala : normal berkisar 32-37 cm
Lingkar dada : normalnya 34-36 cm
4. Pemeriksaan fisik tidak terdapat keabnormalan
Intervensi :
a. Jelaskan kepada pada klien mengenai kondisi bayi terhadap keluarga
Rasional: dengan diberikan informasi tentang bayi keluarga dapat mengerti dan
mengetahui kondisi bayi saat ini sehingga saat asuhan diberikan akan
kooperatif.
b. Menjelaskan stimulasi perkembangan yang harus dipersiapkan saat anak sudah
berusia 2 bulan sesuai ceklist buku KIA
Rasional: memberitahukan ibu mengenai stimulasi tumbuh kembang apa yang
harus dipersiapkan untuk bayi usia 2 bulan sesuai buku KIA
c. Menjelaskan informasi tentang imunisasi DPT,Hb,Hib dan Polio
Rasional: dengan informasi tersebut keluarga dapat mengerti terhadap manfaat
dan efek yang akan terjadi setelah penyuntikan imun
d. Memberikan lembar inform consent sebelum dilakukan tindakan penyuntikan
Rasional: sebagai bukti tertulis bahwa keluarga khususnya orang tua menyetujui
dilakukannya tindakan yang akan dilakukan
e. Menyiapkan alat dan tempat penyuntikkan
Rasional: saat dilakukan tindakan alat dan ruangan sudah siap sehingga tindakan
berjalan lancar
25

f. Melakuakn tindakan dengan meneteskan polio 2 tetes dan penyuntikkan


DPT,Hb,Hib di paha
Rasional: polio diteteskan sebanyak 2 tetes dan mengingatkan ibu kembali
untuk tidak memberikan minum selama 10 menit setelah pemberian,
DPT,Hb,Hib disuntikkan secara IM di paha dengan dosis 0,5 cc.
g. Anjurkan untuk kembali 1 bulan lagi sesuai jadwal yang dianjurkan atau jika
terdapat tanda bahaya pada bayi
Rasional : agar dapat memantau perkembangan kehamilan ibu yang sudah
memasuki masa aterm
1.2.6 Pelaksanaan
Menurut Kemenkes RI (2011). Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan
secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada
klien/klien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
1.2.7 Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan segera setelah
selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan pada klien dan/atau keluarga. Hasil evaluasi harus ditindaklanjuti
sesuai dengan kondisi klien.
Evaluasi ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP, yaitu sebagai
berikut:
S : data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
O : data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
A : hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
P : penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up dan
rujukan
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal : 12 Februari 2022
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Posyandu Bulurejo Wilayah Kerja Puskesmas Benjeng Gresik
Oleh : Nanda Akhtsarul Hikmah
3.1.1 Data Subjektif
A. Biodata
1. Anak
Nama : By. A
Umur : 2 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
2. Orang tua
Nama : Ny. I Nama : Tn. I
Umur : 28 thn Umur : 27 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa Suku/ Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai swasta
Alamat : Rayung Benjeng
Nomor Telp. : 087754xxxxxx Nomor Telp. : -
B. Keluhan Utama
Ibu ingin mengimunisasi dan kontrol bayinya, ibu mengatakan saat ini bayi sehat
C. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Anak Ke :2
Usia Kehamilan : 38-39 mgg
Penyulit :-
Tanggal bersalin : 11 Desember 2021
Jenis persalinan : SC
Penolong : Dokter
Tempat : RS Muhammadiyah
Penyulit :-

26
27

Kondisi Bayi : menangis kuat, gerak aktif


A-S : 8-9
Jenis Kelamin : Perempuan
BB : 2700 gr
PB : 48 cm
LK : 32 cm
LD : 31 cm
Masalah :-
D. Riwayat Imunisasi
HB0 : 11 Desember 2021
BCG + Polio 1 : 08-01-2022
E. Riwayat Kesehatan
Bayi tidak dalam kondisi demam, batuk, pilek, diare dalam 1 bulan terakhir
F. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menurun (DM,


Jantung, Asma), tidakmemiliki riwayat penyakit menular (HIV, TBC, HbsAg)
G. Riwayat Psikologis, Sosial, dan Budaya
Ibu terlihat menerima keberadaan dan menyayangi bayinya, selain itu ibu juga
terlihat lebih tenang mengurus anak karena bayi ini merupakan putra keduanya. Di
lingkungan rumahnya tidak terdapat kebiasaan adat yang mempengaruhi kesehatan
bayi
H. Pola Aktifitas Sehari-hari
1) Nutrisi
Bayi hanya meminum ASI dan tidak diberikan makanan apapun.
Bayi minum ASI saja secara langsung pada payudara ibu setiap 2 jam sekali
2) Eliminasi
BAK : ± 5-6 kali/ hari
BAB : ±2 kali sehari berwarna kuning
3) Istirahat
Bayi kurang lebih tidur selama 8-9 jam untuk tidur malam dan 6-7 jam untuk
tidur siang.
28

4) Personal Hygine
Bayi mandi 2 kali sehari menggunakan air hangat yaitu pada pagi dan sore hari.
Bayi ganti pakaian atau popok saat selesai mandi atau kotor terkena BAB atau
BAK. Cara membersihkan popok menggunakan kapas air hangat.

I. Riwayat perkembangan anak

Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah., Melihat dan menatap wajah,


Mengoceh spontan atau bereaksi anak yang diinginkan, menggerakkan tangan
dan kaki

3.1.2 Data Objektif


A. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
- Suhu : 36,6 ºC
- HR : 120 x/menit
- Respirasi : 48 x/menit
Antropometri :
Saat Usia 1 Usia 2
lahir bulan Bulan
BB 2700 gr 3620 gr 4610 gr
PB 48 cm 53 cm 57 cm

B. Pemeriksaan Fisik
1) Kulit : kemerahan, tidak sianosis
2) Kepala : kulit kepala bersih, fontanela mayor dan fontanela minor datar,
berdenyut, dan belum menutup, tidak terdapat caput succadenum dan cephal
haematoma.
3) Muka : simetris, tidak sianosis, tidak ikterus
4) Mata : simetris, tidak ada strabismus, tidak ada blenore, skelera putih, tidak
ada perdarahan pada mata
5) Hidung : bersih, tidak ada lendir, tidak ada pernafasan cuping hidung
6) Mulut : bersih, bibir simetris, bibir tidak sianosis, tidak ada labioskisi,
palatoskisis maupun labiopalatokisis
7) Leher : tidak ada lipatan tambahan (webbed neck), pergerakan normal.
29

8) Dada : simetris, bentuk dada selindris, tidak ada suara ronchi dan wheezing,
tidak ada retraksi dinding dada
9) Abdomen: tali pusat sudah lepas dan tidak terdapat tanda infeksi, tidak
kembung, dan tidak ada pembesaran abnormal
10) Punggung : normal, tidak ada spina bifida
11) Genetalia : bersih, labia mayora menutupi labio minora, tidak ada
pengeluaran abnormal
12) Anus : ada lubang anus
13) Ektremitas : tonus otot baik, tidak ada sindaktili dan polidaktili
14) Reflek : moro (positif), sucking (positif), rooting (positif), swallowing
(positif), palmar (positif), babinski (positif)
3.1.3 Analisa Data
Bayi sehat usia 2 bulan dengan imunisasi Pentabio 1 + Polio 2
3.1.4 Penatalaksanaan
Pertemuan 1
Tanggal : 12 Februari 2022 Jam : 10.00 WIB
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa bayi dalam
keadaan sehat dan akan diberikan imunisasi pentabio 1 + polio 2
e/ Ibu mengerti dan memahami keadaan bayinya
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai imunisasi pentabio dan polio terkait manfaat, cara
pemberiannya hingga efek dari imunisasi
e/ ibu mengerti tentang imunisasi pentabio dan polio
3. Melakukan inform consent untuk persetujuan tindakan imunisasi oleh tenaga
kesehatan.
e/ Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
4. Menyiapkan alat dan vaksin pentabio + polio yang akan diberikan pada By. A
e/ Alat dan vaksin sudah siap
5. Mengatur posisi bayi untuk memudahkan bidan memberikan imunisasi Pentabio dan
polio
e/Bayi sudah diposisikan dan membebaskan paha kiri dari pakaian dan memposisikan
bayi untuk ditetesi polio
6. Memberikan imunisasi Pentabio 0,5 ml di paha kiri bayi secara intramuskular + polio
sebanyak 2 tetes
e/ Imunisasi telah diberikan
30

7. Melakukan kolaborasi dengan dokter terkai pemberian terapi obat penurun panas
paracetamol puyer 3x1
e/ Resep telah diberikan pada ibu
8. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan stimulasi yang telah dilakukan seperti menatap
wajah bayi, ajak tersenyum, bicara dan bernyanyi, menggantung benda berwarna
cerah yang bergerak dan bisa dilihat bayi
e/ ibu bersedia melanjutkan stimulasi
9. Menganjurkan ibu untuk kembali control untuk imunisasi pentabio 2 + polio 3 dan
pemeriksaan DDST pada tanggal 12 Maret 2022
e/ ibu bersedia kembali ke pelayanan kesehatan untuk imunisasi pentabio 2 + polio 3
dan pemeriksaan DDST
10. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI selama 6 bulan pertama
tanpa tambahan makanan apapun, dan berikan ASI setiap 2 jam sekali tanpa
menunggu bayi terbangun atau menangis
e/ ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan

Pertemuan Kedua (secara online)


Tanggal : 19 Februari 2022 Jam 17.00 WIB
S : ibu mengatakan kondisi bayinya sehat dan pada bekas luka suntikkan tidak terdapat
bisul. Ibu juga hanya memberikan ASI tanpa tambahan makanan apapun.
O: -
A: Bayi fisiologis usia 2 bulan 10 hari
P:
1. Mengajurkan ibu untuk tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi bayi yaitu ASI
e/ ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan
2. Mereview kembali mengenai pemberian ASI pada bayi
e/ ibu memberikan ASInya setiap 2 jam sekali
3. Mengingatkan ibu kembali kontrol saat bayi usia 1 bulan atau lebih
e/ ibu bersedia untuk datang kontrol
BAB 4
PEMBAHASAN

Dalam asuhan kebidanan pada By A usia 2 bulan dengan imunisasi Pentavalen 1 dan
Polio 2. Dari data subyektif dan data obyektif ditemukan bahwa anak dalam keadaan sehat,
BB anak saat ini 4610 dan PB saat ini 57 cm. Menurut teori dalam pemberian imunisasi anak
harus dalam keadaan sehat (Pedoman teknis imunisasi tingkat puskesmas Depkes
2015).Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Dari pengkajian data subjektif juga diperoleh bahwa bayi hanya konsumsi ASI tanpa
tambahan makanan apapun, hal ini sesuai dengan teori Wahyuni (2011) yang menyatakan
bahwa ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, ASI diketahui mengandung zat gizi
yang paling banyak sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Bayi harus disusui kapan saja ia mau (on demand), siang atau malam yang akan
merangsang payudara memproduksi ASI secara adekuat. Pada kebutuhan eliminasi, istirahat
dan kebersihan ibu bayi mengatakan tidak terdapat keluhan apapun. Data dan teori yang ada
menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan antar keduanya.
Masalah potensial yang mungkin akan dialami bayi adalah demam. Demam yang tidak
ditangani dengan baik dapat menjadi KIPI. KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak
diinginkan pada seseorang yang terjadi setelah pemberian imunisasi. Kejadian ini dapat
merupakan reaksi vaksin ataupun bukan. Kejadian yang bukan reaksi vaksin dapat merupakan
peristiwa koinsidens (peristiwa yang kebetulan terjadi) bersamaan atau setelah imunisasi.
Selama ini salah satu keluhan dari imunisasi pentabio adalah demam tinggi. Hal ini disebabkan
karena bahan untuk membuat vaksin pertusis sebagai bagian dari imunisasi combo ini.
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang didapatkan, diperoleh analisa data yakni
Bayi fisiologis usia 2 bulan dengan imunisasi Pentabio 1 + Polio 2.
Penatalaksanaan yang diberikan berupa konseling tumbuh kembang yang selanjutnya,
konseling vaksin Pentabio 1 + Polio 2, pemberian inform consent, tindakan penyuntikan
vaksin, KIE nutrisi bayi yakni ASI dan kontrol ulang.

31
BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan tinjauan kasus dan pembahasan dapat disimpulkan :
1. By. R neonatus fisiologis usia 15 hari dengan imunisasi Pentavalen 1 + Polio 2
2. Tidak ditemukan tanda bahaya maupun kelainan kongenital pada By. A
3. By. A dalam keadaan sehat

5.2 Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan kepada orang tua khususnya ibu untuk terus rutin mengikuti pemberian
imunisasi sesuai jadwal bagi bayi, dan selain itu tetap memperhatikan ASI eksklusif
pada 6 bulan pertama.
2. Bagi Puskesmas
Dapat terus meningkatkan Pelayanan dan asuhan yang diberikan kepada neonatus
dan bayi terutama pada pelayanan imunisasi.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan lebih banyak belajar dan menambah wawasan tentang asuhan kebidanan
pada Neonatus khususnya pada pemberian imunisasi secara komprehensif dan
sesuai.

32
33

DAFTAR PUSTAKA

Hadianti, D. N., Mulyati, E., Ratnaningsih, E., & Sofiati, F. (2014). Buku Ajar Imunisasi.
Kementerian Kesehatan RI.

KEMENKES RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kementrian Kesehatan
Repoblik Indonesia (Vol. 42, Issue 4).

Kemenkes RI. (2016). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta:
Kemenkes; 2016.

Marmi, & Rahardjo, K. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan, Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Noordianti. 2018. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah. Malang:
Wineka Media

Pelatihan Imunisasi Dasar. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Jakarta: Satgas Imunisasi IDAI;
2015.

Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; 2013.

Ranuh, I.G.N., Suyitno, H., Hadinegoro, S.R., Kartasasmita, C.B., Ismoedijanto, Soedjatmiko.
Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi IDAI; 2011.

Sondakh, Jenny J.S. 2013 Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.

Wahyuni, S. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai