Presentasi Kasus
Diajukan untuk memenuhi tugas dalam Praktik Klinik Kebidanan I
Pembimbing :
Iffah Indri Kusmawati, S.ST., M.Keb
Anggota Kelompok :
1. Nafisa Anggraeni Putri Nailul Muna R0419027
2. Nudiya Salwa Syifa Kamila R0419028
i
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi limpahan
nikmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan presentasi kasus
mengenai Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis Pada Ny. E Usia 27 G2P1A0 UK
39+4 Minggu di Puskesmas Grogol. Penyusunan laporan ini dilakukan untuk memenuhi
tugas Praktik Klinik Kebidanan I.
Selama proses praktik Klinik Kebidanan I yang dilakukan dalam waktu kurang lebih
4 minggu di Puskesmas Grogol. Serta proses penyusunan laporan ini tentu tak lepas dari
bantuan, arahan, masukan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami
mengucapkan kepada :
1. Angesti Nugraheni, S.ST., M.Kes selaku kepala program studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan
2. Iffah Indri Kusmawati, S.ST., M.Keb selaku dosen pembimbing Praktik Klinik
Kebidanan I.
3. Ratih Indriyani, S.Tr.Keb selaku pembimbing lapangan Puskesmas Grogol
4. Maria Agustuniati, SST, M.Kes selaku pembimbing Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukoharjo
5. Ny. E selaku pasien yang diobservasi pada presentasi kasus ini
Kami selaku penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
dengan segala kekurangannya. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan dari laporan presentasi kasus ini. Akhir kata kami
berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi
dan pembaca sekaligus demi menambah pengetahuan tentang Praktik Klinik Kebidanan I.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.4.2 Kala II ....................................................................................................... 41
3.4.3 Kala III ..................................................................................................... 53
3.4.4 Kala IV .................................................................................................... 57
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................ 60
4.1 Perbandingan Tindakan di Lahan Puskesmas Grogol dengan Teori
di Kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta .................................................. 60
4.2 Keterampilan ................................................................................................. 74
4.3 Sikap ................................................................................................................ 74
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 75
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 75
5.2 Saran................................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 76
LAMPIRAN .........................................................................................................................
iv
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN FISIOLOGIS
PADA NY E USIA 27 TAHUN G2P1A0 UK 39+4 MINGGU
DI PUSKESMAS GROGOL
Lembar Pengesahan
Anggota Kelompok :
1. Nafisa Anggraeni Putri Nailul Muna R0419027
2. Nudiya Salwa Syifa Kamila R0419028
Tanggal
24 Oktober 2022
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan normal merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan /
kekuatan sendiri. Persalinan merupakan hubungan saling mempengaruhi antara
dorongan psikologi dan fisiologis dalam diri wanita dengan pengaruh dorongan
pada proses kelahiran bayi (Rapida Saragih, dkk.2020). Beberapa keadaan yang
dapat menyebabkan kondisi ibu hamil menjadi berisiko mengalami komplikasi
selama kehamilan dan persalinan antara lain adalah ibu hamil yang menderita
diabetes, hipertensi, malaria, empat terlalu (terlalu muda <20 tahun, terlalu tua
>35 tahun, terlalu dekat jaraknya, terlalu banyak anaknya) dan anemia yaitu
kadar hemoglobin <11 g/dL (Kemenkes, 2015). Penyebab tingginya angka
kematian ibu antara lain, terlalu muda atau terlalu tua saat melahirkan, tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, dan banyaknya persalinan
yang ditolong oleh tenaga non professional (Koblinsky, 2010:10).
1
jalan lain. Apalagi jika kondisi tersebut berisiko membahayakan kesehatan atau
keselamatan sang ibu, bayi, atau keduanya. Dalam kondisi darurat akan
dipertimbangkan cara persalinan yang lain diantaranya persalinan dengan
buatan seperti seperti Sectio Caesarea, Ekstraksi Vakum atau persalinan anjuran
dengan merangsang timbulnya inpartu /induksi persalinan. Sekitar 20-30%
persalinan dilakukan melalui proses induksi persalinan (Chen, et al, 2014).
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum:
2. Tujuan khusus:
1.4 Manfaat
1. Penulis
2. Institusi Pendidikan
3. Masyarakat (keluarga/pasien)
4. Bagi Puskesmas
3
Diharapkan dapat menjadi referensi, evaluasi dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan kepada pasien di Puskesmas Grogol.
4
BAB II
KASUS
DI PUSKESMAS GROGOL
No Register : 98113901
Ruang : VK
BIODATA
IBU SUAMI
Nama : Ny. E Nama : Tn. A
Usia : 27 th Usia : 32 th
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kadokan 3/4 Alamat : Kadokan 3/4
No HP :- No HP :-
A. DATA SUBYEKTIF
1. Kunjungan saat ini
- Ibu mengatakan merasakan kenceng-kenceng pada perutnya sejak
tanggal 15 September 2022 jam 04.00 WIB
5
- Ibu mengatakan keluar cairan dari jalan lahir pada pukul 03.00 WIB
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1x. Kawin pertama usia 22 tahun. Dengan suami sekarang 5 tahun.
Status perkawinan : Sah
3. Riwayat Menstruasi
Menarche usia ± 12 tahun, siklus 28-30 hari
Menstruasi teratur. Lama 7 hari. Sifat darah : berwarna merah, encer. Bau
normal tidak menyengat. Tidak ada fluor albus. Tidak ada Dysmenorrhea.
Banyaknya ganti pembalut 2-4x sehari.
4. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat ANC
ANC sejak usia kehamilan 8 minggu, ANC di dokter dan bidan
Frekuensi
Trimester I : 2 kali
Trimeter II : 2 kali
Trimester III : 3 kali
b. Keluhan yang dirasakan
Trimester I : Ibu mengatakan keluhan berupa mual dan pusing
Trimeter II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
5. Data Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan Minum
Terakhir : Jam 06.00 WIB Terakhir : Jam 07.00 WIB
Macam : Nasi, sayur, lauk Macam : The hangat
Jumlah : 1 porsi Jumlah : 1 gelas
b. Konsumsi obat/jamu
Frekuensi : Ibu mengatakan tidak mengonsumsi jamu selama
kehamilan atau obat-obatan lain selain vitamin
yang diresepkan oleh bidan atau dokter.
6
Macam/Jenis : Ibu mengatakan tidak mengonsumsi jamu selama
kehamilan atau obat-obatan lain selain vitamin
yang diresepkan oleh bidan atau dokter.
Alergi obat : Ibu mengatakan tidak ada alergi terhadap obat
apapun.
c. Pola Eliminasi
BAB BAK
Terakhir : Jam 14.00 WIB Frekuensi : 02.30 WIB
Warna : coklat kekuningan Warna : kuning, jernih
Bau : tidak menyengat Bau : khas
Konsistensi : padat-lunak Konsistensi : cair
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
d. Pola Aktivitas
Kegiatan sehari-hari : Ibu mengatakan sehari-harinya hanya
mengurus pekerjaan rumah tangga.
Istirahat/tidur : Ibu mengatakan istirahat selama ± 1 jam
pada siang hari dan ± 8 jam pada malam
hari.
e. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi : Ibu mengatakan mandi 2x
dalam sehari.
Kebiasaan membersihkan kelamin : Ibu mengatakan bahwa ia
membersihkan alat kelamin
setiap mandi, setelah BAB,
dan setelah BAK.
Kebiasaan mengganti dalaman : Ibu mengatakan mengganti
pakaian dalam 2x sehari atau
jika merasa tidak nyaman
Jenis pakaian dalam : Ibu mengatakan jenis
pakaian dalamnya dapat
menyerap keringat.
7
6. Riwayat Obstetri (Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu)
Persalinan Nifas
Tgl/ Komplikasi
Usia Jenis BB
Thn Penolong JK Laktasi Komplikasi
Kehamilan Persalinan Ibu Bayi Lahir
lahir
2018 38+3 Spontan Bidan - - L 2500 2 tahun -
8
c. Riwayat Alergi
Makanan : Ibu mengatakan tidak ada alergi pada makanan apapun.
Obat : Ibu mengatakan tidak ada alergi pada obat apapun.
Zat Lain : Ibu mengatakan tidak ada alergi pada zat apapun.
d. Kebiasaan-kebiasaan
Merokok : Ibu mengatakan tidak pernah
merokok.
Minum jamu : Ibu mengatakan tidak pernah
minum jamu sebelum ataupun
saat hamil.
Minum minuman beralkohol : Ibu mengatakan tidak pernah
minum minuman beralkohol.
Makan makanan pantang : Ibu mengatakan tidak ada
pantangan makan.
Perubahan pola makan : Ibu mengatakan nafsu makan
bertambah ketika kehamilan
trimester II dan III.
9. Keadaan Psikososial dan Spiritual
a. Kehamilan ini :
√ Diinginkan Tidak diinginkan
b. Pengetahuan ibu tentang kehamilan :
Ibu mengatakan sudah mendapatkan cukup pengetahuan tentang
kehamilan saat ini.
c. Pengetahuan ibu tentang keadaan yang dialami sekarang :
Ibu mengatakan sudah mendapatkan cukup pengetahuan tentang
keadaan yang dialaminya sekarang.
d. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini :
Ibu mengatakan menginginkan kehamilan ini dan merasa senang
terhadap kehamilannya.
e. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan :
9
Ibu mengatakan seluruh anggota keluarga mendukung penuh tentang
kehamilan saat ini.
f. Perasaan ibu menghadapi persalinan ini :
Ibu mengatakan cemas terhadap persalinannya saat ini.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 123/80 mmHg Pernapasan : 20x per menit
Nadi : 80x per menit Suhu : 36,7oC
c. Antropometri
TB : 155 cm
BB sbl hamil : 53 kg
BB sekarang : 64 kg
IMT : 26,6
LiLA : 24 cm
d. Kepala dan Leher
Oedema Wajah : Tidak ada oedema pada wajah
Mata : Tidak ada oedema, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik
Mulut : Tidak ada stomatitis, tidak ada epulis, gigi
tidak karies
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok,
kelenjar limfe, ataupun tumor
e. Payudara
Bentuk : Bulat, simetris, tidak ada kelainan
Areola mamae : Hiperpigmentasi
Puting susu : Menonjol, tidak tenggelam
Colostrum : Sudah keluar pada kedua payudara
f. Abdomen
10
Pembesaran Perut : Sesuai dengan umur kehamilan
Bentuk Perut : Bulat memanjang
Linea Alba/Nigra : Terdapat linea nigra
Striae Gravidarum : Tidak terdapat striae pada abdomen
Kelainan : Tidak ada
Palpasi :
Kontraksi : 3x dalam 10 menit, durasi 30 detik
Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting
Leopold II : Kiri : Teraba bagian-bagian kecil janin
Kanan : Teraba tekanan keras memanjang
seperti papan
Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras dan tidak
dapat digerakkan
Leopold IV : Tangan pemeriksa divergen, kepala sudah
masuk panggul 2/5 bagian
TFU Mc Donald : 31 cm
Kandung kemih : Kosong
Auskultasi DJJ
Terdengar jelas di kanan perut ibu diukur dari garis tengah, frekuensi
145x/menit, teratur.
g. Ekstremitas
Oedema : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki
Varices : Tidak ada varices
Kuku : Tidak pucat
Homan : Tidak dilakukan
h. Genetalia Luar
Varices : Tidak ada varices
Bekas luka : Tidak ada luka/bekas luka
Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembesaran
11
Pengeluaran : Lendir darah
Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan
i. Perineum
Bentuk : Elastis
Lain-lain : Tidak ada
j. Anus
Hemorroid : Tidak ada Hemorroid
Lain-lain : Tidak ada
k. Vaginal Toucher
Portio : Tidak ada Hemorroid
Pembukaan : 7 cm
Ketuban : KK (-)
Presentasi : Kepala
2. Pemeriksaan Penunjang
USG : Tidak dilakukan
Tes Laboratorium : Tidak dilakukan
C. ANALISIS DATA
Tanggal : 15 September 2022 Pukul : 07.05 WIB
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. E G2P1A0 umur 27 tahun, hamil 39+4 minggu, janin tunggal,
hidup, intrauterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi
kepala, bagian bawah sudah masuk PAP, penurunan kepala 2/5 bagian,
inpartu kala I fase aktif.
Data Dasar
DS :
1) Ibu mengatakan dirinya berusia 27 tahun
2) Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang kedua dan belum
pernah keguguran sebelumnya
12
3) Ibu mengatakan mules/kenceng-kenceng sejak tanggal 15
September 2022 jam 04.00 WIB
4) Ibu mengatakan keluar cairan dari jalan lahir sejak tanggal 15
September 2022 jam 03.00 WIB
DO :
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV
- Tekanan darah : 123/80 mmHg
- Nadi : 80x per menit
- Pernapasan : 20x per menit
- Suhu : 36,7oC
4) TB/BB sekarang : 155 cm/64 kg
5) LiLA : 24 cm
6) Kontraksi : 3x dalam 10 menit, durasi 30 detik
7) Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting
8) Leopold II : Kiri : Teraba bagian-bagian kecil janin
Kanan : Teraba tekanan keras memanjang
seperti papan
9) Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras dan tidak
dapat digerakkan
10) Leopold IV : Tangan pemeriksa divergen, kepala sudah
masuk panggul 2/5 bagian
11) TFU : 31 cm
12) VT : 7 cm, portio lunak, tebal
2. Masalah
Perasaan cemas ibu terhadap persalinannya saat ini.
3. Kebutuhan
Memberikan dukungan dan motivasi kepada ibu.
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 15 September 2022 Pukul : 07.10 WIB
13
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam
keadaan baik.
Hasil : Ibu telah mengetahui bahwa dirinya dan janinnya dalam keadaan
baik.
2. Memberikan dukungan mental kepada ibu dengan menghadirkan
pendamping persalinan (suami/keluarga) untuk mengurangi tingkat
kecemasannya.
Hasil : Dukungan mental telah diberikan kepada ibu dengan kehadiran
pendamping persalinan yakni suami serta ibu kandungnya.
3. Menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi miring ke kiri pada saat ini
guna memberikan rasa nyaman dan efektif untuk meneran dan
membantu perbaikan oksiput yang melintang pada janin serta
mengurangi risiko terjadinya laserasi.
Hasil : Ibu bersedia untuk tidur dengan posisi miring.
4. Mengajarkan kepada ibu tentang teknik pernafasan saat menghadapi
kontraksi/his yaitu dengan melakukan pernafasan dalam dengan cara
menghirup udara melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan teknik pernafasan
saat menghadai kontraksi/his.
5. Menganjurkan ibu untuk tidak meneran sebelum pembukaan lengkap
dikarenakan dapat menyebabkan fetal distress, pembengkakan vagina
juga robekan dan luka jalan lahir.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk tidak meneran sebelum
pembukaan lengkap.
6. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya pada saat
persalinan dengan makan makanan yang mudah dicerna untuk
menyimpan cadangan energi seperti : roti, sereal, nasi dan biscuit. Juga
memenuhi kebutuhan cairan ibu dengan minum minuman seperti the,
air mineral, jus dan minumann isotonik.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
dan cairan dengan makan dan minum terlebih dahulu.
14
7. Melakukan observasi kemajuan persalinan dengan melakukan
pemeriksaan KU, VS, HIS, DJJ dan VT.
KU, HIS, DJJ, Nadi : setiap 30 menit
TD, VT : setiap 4 jam
Suhu : setiap 2 jam
Hasil : Telah dilakukan observasi kemajuan persalinan pada ibu, hasil
terlampir
8. Mendokumentasikan tindakan.
Hasil : Tindakan telah didokumentasikan
15
LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN PERKEMBANGAN
KALA II
Nama : Bangsal :
No RM : 98113901
Ny. E VK
Usia :
Tanggal : 15 September 2022 Kelas : -
27 th
Tanggal
Nama &
15-09- CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)
Paraf
2022
16
07.30 S:
WIB 1) Ibu mengatakan keluar cairan dari jalan
lahir pukul 03.00 WIB
2) Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin
kuat dan teratur
3) Ibu mengatakan inginmengejan seperti
ingin BAB
4) Ibu mengatakan kenceng-kenceng menjalar
dari punggung hingga perut bagian bawah
O:
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV
- TD : 110/70 mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 36oC
- R : 24 x/menit
4) DJJ : 143 x/menit
5) HIS : 5x dalam 10 menit, durasi 35 detik
Perineum menonjol, tekanan pada anus,
vulva membuka
6) VT : Tidak ada oedema, portio tidak teraba,
tidak ada lilitan tali pusat, pembukaan
lengkap q0 cm, presentasi kepala berada di
Hodge IV, tidak ada moulage, STLD (+),
KK (-) berwarna jernih
A:
Ny. E G2P1A0 umur 27 tahun, hamil 39+4
mingggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, letak
17
memanjang, punggung kanan, presentasi belakang
kepala, bagian bawah sudah masuk PAP,
penurunan kepala 0/5 bagian, inpartu kala II
P:
1) Melihat adanya tanda gejala kala II
a. Dorongan untuk meneran
b. Tekanan pada anus
c. Perineum menonjol
d. Vulva membuka
Hasil : Tanda gejala kala II sudah tampak.
2) Mempersiapkan pertolongan persalinan
dengan :
a. Memastikan kelengkapan alat dan
bahan serta obat-obatan
b. Melepas semua perhiasan ditangan,
cuci tangan 6 langkah lalu keringkan
c. Meletakkan handuk diatas perut ibu
d. Meletakkan kain dilipat 1/3 bagian di
bawah bokong ibu
e. Memakai APD
Hasil : Peralatan persalinan telah
disiapkan.
3) Memposisikan ibu untuk memilih posisi
yang nyaman yaitu dorsal recumbent
Hasil : Posisi ibu telah diatur.
4) Memimpin dan mengajarkan ibu meneran
secara efektif jika ada HIS dan mengejan
seperti ingin BAB
Hasil : Ibu dapar meneran aktif dan ibu
dalam posisi dorsal recumbent.
5) Mempersiapkan pertolongan persalinan
18
a. Membuka partus set
b. Memakai handscoon steril
Hasil : Partus set telah dibuka dan
handscoon steril telah dipakai.
6) Menolong kelahiran bayi
Saat kepala bayi membuka vulva dengan
diameter 4-5 cm, tangan kanan melakukan
penekanan pada perineum yang dilapisi
kain 1/3 bagian dibawah bokong ibu, lalu
tangan kiri menahan kepala di depan vulva
(diatas symphysis) untuk mencegah
defleksi maksimal. Setelah kepala bayi
lahir, memeriksa adanya lilitan tali pusat
atau tidak di leher bayi. Menunggu bayi
melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
Hasil : Kepala bayi telah lahir, tidak ada
lilitan tali pusat pada leher bayi, bayi telah
melakukan putaran paksi luar.
7) Melahirkan bahu
a. Memegang kepala secara biparietal
(tangan kanan berada di atas kepala,
tangan kiri berada di bawah kepala)
b. Melahirkan bahu depan dengan
mengarahkan kepala ke bawah
c. Melahirkan bahu belakang dengan
mengarahkan kepala ke arah atas
d. Melahirkan seluruh tubuh
8) Melahirkan seluruh tubuh
a. Saat bahu belakang lahir, geser atau
pindahkan tangan kanan ke arah
19
perineum sehingga bahu dengan
lengan atas bayi pada tangan tersebut
b. Menggunakan tangan yang sama
untuk menopang lahirnya siku dan
tangan bayi posterior saat melewati
perineum
c. Tangan bawah menopang samping
lateral tubuh bayi saat lahir
d. Melakukan sanggar susur, yaitu
penelusuran ke punggung, bokong
dan kaki. Kemudian memegang kaki
bayi menggunakan ibu jari dan jari
lainya dengan jari telunjuk diantara
kedua mata kaki.
9) Menangani bayi baru lahir
a. Menilai apakah bayi menangis kuat,
bernafas spontan, Gerakan aktif atau
tidak dengan cara memegang tubuh
bagian belakang dan punggung,
kemudian memposisikan kepala bayi
lebih rendah dari kaki.
b. Memposisikan dan mengeringkan
tubuh bayi diatas perut ibu dengan
kain.
c. Meletakkan bayi diatas kain yang
sudah disiapkan diatas perut ibu.
d. Jepit tali pusat yang berjarak 2-3 cm
dari pusat dengan umbilical cord
kemudian jepit lagi dengan klem tali
pusat yang berjarak 2 cm dari
umbilical cord, kemudian dipotong.
20
e. Melakukan IMD diatas perut ibu
dengan kepala berada diantara kedua
payudara selama 1 jam pertama.
Hasil : Bayi telah diletakkan dan
dikeringkan seluruh bagian tubuh kecuali
telapak tangan menggunakan kain bersih
di atas perut ibu, tali pusat bayi telah
dipotong, serta bayi telah dilakukan IMD
diatas perut ibu dengan kepala diantara
kedua payudara dan memakai topi serta
selimut pada pukul 07.46 WIB
Bayi Ny. E lahir spontan pada tanggal 15
September 2022 pukul 07.45 WIB. Jenis kelamin
perempuan, BB : 2500 gram, PB : 46 cm, menangis
kuat, bergerak aktif, warna kulit kemerahan, tidak
ada kelainan.
21
CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN PERKEMBANGAN
KALA III
Nama : Bangsal :
No RM : 98113901
Ny. E VK
Usia :
Tanggal : 15 September 2022 Kelas : -
27 th
Tanggal
Nama &
15-09- CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)
Paraf
2022
S:
1) Ibu mengatakan anak ke 2 pada hamil ke 2
lahir dengan spontan berjenis kelamin
perempuan
2) Ibu mengatakan perutnya masih terasa
mules
O:
1) Keadaan Umum : Baik
07.50
2) Kesadaran : Composmentis
WIB
3) TFU : Setinggi pusat
4) Tali pusat tampak di vulva
5) Plasenta belum lahir
6) Bayi dalam keadaan di IMD dan belum
menemukan puting susu
7) Bayi lahir spontan, berjenis kelamin
perempuan, lahir pada tanggal 15 september
2022 pukul 07.45 WIB, menangis kuat,
22
bergerak aktif, warna kulit kemerahan, tidak
ada kelainan
8) Kontraksi baik, keras
9) Tidak ada janin ganda
A:
Ny. E G2P1A0 umur 27 tahun dalam inpartu kala
III normal
P:
1) Memberi tahu ibu bahwa saat ini ibu dalam
keadaan baik dan bayi lahir normal
Hasil : Ibu telah mengetahui bahwa saat ini
keadaannya baik dan bayi lahir normal
2) Memastikan bahwa janin tunggal
Hasil : Janin tunggal
3) Pelaksanaan MAK III
a. Memberikan oksitosin
- Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin pada
1/3 paha bagian kanan atas luar
- Memberikan suntikan oksitosin secara IM
sebanyak 10 IU di 1/3 paha bagian kanan atas
luar
Hasil : Telah dilakukan injeksi oksitosin pada ibu
di 1/3 bagian paha kanan atas luar secara IM
sebanyak 10 IU
b. Melakukan PTT
- Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm di
depan vulva
- Tangan kanan memegang tali pusat sejajar
dengan lantai
- Tangan kiri berada diatas symphisis untuk
melakukan tekanan ke arah dorso kranial
23
- Saat uterus berkontraksi lakukan PTT dan
penekanan ke arah dorso kranial hingga
nampak tanda pelepasan plasenta yaitu tali
pusat bertambah panjang dan ada semburan
darah, uterus globuler
Hasil : PTT telah dilakukan, terlihat tanda
pelepasan plasenta
c. Mengeluarkan plasenta
- Melakukan PTT sambal meminta ibu
mengejan ringan
- Saat plasenta di introitus vagina, kedua tangan
menangkap plasenta dan memilin atau
memutar searah jarum jam hingga plasenta
lahir
Hasil : Plasenta lahir lengkap, spontan pada pukul
07.50 WIB
4) Melakukan massase uterus minimal 15 detik
Hasil : Massase uterus telah dilakukan
5) Meletakkan plasenta di tempat yang datar
serta mengecek kelengkapan plasenta
Hasil : Plasenta lahir lengkap, bentuk bulat
cakram, panjang tali pusat ± 50 cm, berat ±
500 gram, diameter ± 20 cm, tebal ± 3 cm,
jumlah kotiledon 20, selaput utuh,
pembuluh darah lengkap
6) Meletakkan plasenta ke dalam wadah/kendi
Hasil : Plasenta telah diberikan ke dalam
kendi dan telah diberikan ke keluarga pasien
7) Mengobservasi PPV dan laserasi setelah
plasenta lahir
24
Hasil : Jumlah perdarahan kala II dan kala
III adalah ± 250 cc dan laserasi perineum
derajat I yaitu mukosa vagina, komisura
posterior dan kulit perineum
8) Melakukan penjahitan perineum derajat I
secara jelujur
Hasil : Laserasi telah dijahit secara jelujur
dan perdarahan sudah berhenti
9) Memastikan bayi IMD dengan baik
Hasil : IMD masih dilanjutkan, bayi belum
mampu mampu menemukan putting susu
25
CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN PERKEMBANGAN
KALA IV
Nama : Bangsal :
No RM : 98113901
Ny. E VK
Usia :
Tanggal : 15 September 2022 Kelas : -
27 th
Tanggal
Nama &
15-09- CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)
Paraf
2022
S:
1) Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya
pada tanggal 15 September 2022 pukul
07.45 WIB
2) Ibu mengatakan telah melahirkan ari-
arinya
O:
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : Composmentis
08.05
3) Plasenta lahir lengkap dengan jumlah
WIB
kotiledon 20 buah
4) Perdarahan ± 40 cc
5) TTV :
- TD : 110/70 mmHg
- R : 20x/menit
- N : 80x/menit
- S : 36,6 oC
6) Kontraksi uterus baik, keras
7) TFU 2 jari dibawah pusat
26
8) Perineum rupture derajat I dan telah
dilakukan heacting
A:
Ny. E P2A0 umur 27 tahun dalam pengawasan
kala IV normal
P:
1) Melakukan prosedur pasca persalinan
a. Mengajarkan ibu dan keluarga tentang
massase uterus dengan gerakan tangan
memutar searah jarum jam
Hasil : Ibu dan keluarga dapat melakukan
massase uterus dengan benar dan uterus
berkontraksi dengan baik dan keras
b. Mengobservasi TFU
Hasil : TFU normal, 2 jari dibawah pusat
c. Memeriksa perdarahan
Hasil : Perdarahan dalam batas normal.
Jumlah perdarahan dari kala II, III dan
heacting ± 250 cc
2) Mengobservasi KU dan VS ibu
a. Memantau VS, TFU, kontraksi,
kandung kemih dan perdarahan setiap 15
menit di 1 jam pertama dan setiap 30
menit di 1 jam kedua
Hasil : Terlampir di lembar partograf
3) Kebersihan dan kenyamanan ibu
a. Membersihkan tubuh ibu yang terkena
darah dengan air bersih dan sabun
Hasil : Telah dilakukan dan ibu merasa
lebih nyaman
27
b. Mengganti pakaian ibu dan
memakaikan pembalut
Hasil : Pakaian dan pembalut ibu telah
diganti
c. Merendam semua alat dalam dalam
larutan klorin 0,5%
Hasil : Semua alat telah direndam dalam
larutan klorin 0,5%
d. Membuang semua barang yang sudah
terkontaminasi ke dalam tempat sampah
medis
Hasil : Semua barang yang sudah
terkontaminasi telah dibuang ke dalam
tempat sampah medis
e. Melepas sarung tangan dan mencuci
tangan 6 langkah
Hasil : Sarung tangan telah dilepas dan
sudah mencuci tangan 6 langkah
4) Melanjutkan pemberian ASI pada bayi
Hasil : Bayi telah dilakukan IMD sejak
pukul 07.46 WIB. Bayi bisa menemukan
putting susu pada pukul 08.20 WIB, bayi
menyusu selama 25 menit dan IMD
diakhiri pada pukul 08.45 WIB
5) Melakukan rawat gabung antara bayi dan
ibu serta melakukan bounding attachment
Hasil : Bayi dan ibu telah dipindahkan ke
ruang nifas dan dilakukan rawat gabung
pada pukul 09.45 WIB, serta telah
dilakukan bounding attachment dengan
cara melanjutkan ASI
28
6) Mendokumentasikan tindakan dalam
lembar partograph
Hasil : Partograf telah diisi dan
dilampirkan
29
PENGAWASAN KEMAJUAN PERSALINAN
No Pukul Lamanya Kekuatan Hasil TTV DJJ Pengeluaran
HIS HIS Pemeriksaan Pervaginam
Dalam
30
LAPORAN PERSALINAN
Nama : Ny. E
Umur : 27 tahun
Keadaan Ibu : Pasca Persalinan
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
TTV : TD : 110/70 mmHg
S : 36,6 oC
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
Pendarahan : ± 250 cc
Plasenta : Lahir lengkap, kotiledon sejumlah 20 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
BB : 2500 gram
TB : 46 cm
Kelainan Kongenital : Tidak ada
31
32
BAB III
TINJAUAN TEORI
33
disebabkan oleh : kontraksi Braxton hicks, ketegangan otot, ketegangan
ligamentum rotundum dan gaya berat janin kepala ke arah bawah.
2) Terjadinya his permulaan Makin tua usia kehamilan pengeluaran
progesterone dan estrogen semakin berkurang sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi, yang lebih sering disebut dengan his palsu, sifat
his palsu yaitu rasa nyeri ringan dibagian bawah, datangnya tidak teratur,
tidak ada perubahan serviks, durasinya pendek, tidak bertambah jika
beraktivitas (Ai Nursiah, dkk. 2014).
3.2.2 Tanda-Tanda Persalinan
1) Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-sifatnya
sebagai berikut : nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan, teratur, makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat
intensitasnya, jika dibawa berjalan bertambah kuat, dan mempunyai
pengaruh pada pendaftaran atau pembukaan serviks (Dewi setiawati.
2013).
2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan
robekan kecil pada serviks (Mochtar,2013)
3) Kadang ketuban pecah dengan sendirinya (Yuanita Syaiful dan Lilis
Fatmawati. 2020).
4) Dengan pendataran dan pembukaan Lendir dari kanalis servikalis keluar
disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit disebabkan karena
selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa
kapiler terputus (Dewi Setiawati. 2013).
34
( Annisa UI Mutmainnah, dkk. Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru
lahir. 2017).
35
b) Kekuatan sekunder, sifat kontraksi yang berubah yakni sifat
mendorong keluar. Ibu merasa ingin mengejan, usaha mendorong ke
bawah (Kekuatan sekunder) dibantu dengan usaha volunteer yang sama
dengan yang dilakukan saat buang air besar (Mengejan). Usaha
mendorong ke bawah (kekuatan sekunder) dibantu dengan usaha
volunteer yang sama dengan usaha volunteer yang sama dilakukan saat
buang air besar (Mengejan). (Jannah. 2014).
3.3.2 Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut
harus normal (Widia. 2015).
3.3.3 Passenger (Janin dan plasenta)
1) Janin Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan
akibat interaksi beberapa faktor, yakni kepala janin, presentasi, letak, sikap
dan posisi janin. (Ai Nursiah, dkk. 2014).
2) Plasenta Plasenta juga harus melewati jalan lahir maka dia dianggap
sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta
jarang menghambat proses persalinan normal. (Widia, 2015).
3.3.4 Psikis Ibu Bersalin
Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami dan anggota
keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama bersalin dan kelahiran
anjurkan mereka berperan aktif dalam mendukung dan mendampingi
langkah-langkah yang mungkin sangat membantu kenyaman ibu, hargai
keinginan ibu untuk di damping, dapat membantu kenyamanan ibu,
hargai keinginan ibu untuk didampingi. (Ai Yeyeh, dkk 2014).
3.3.5 Penolong
Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai legalitas
dalam menolong persalinan antara lain dokter, bidan serta mempunyai
kopetentensi dalam menolong persalinan,menangani kegawatdaruratan
serta melakukan rujukan jika diperlukan. Penolong persalinan selalu
36
menerapkan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan termasuk
diantaranya cuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan
pelindung pribadi serta pendokumentasian alat bekas pakai. (Ai Yeyek,
dkk. 2014).
3.4 Tahap-Tahap Persalinan
3.4.1 Kala I (Pembukaan)
1) Pengertian Kala I
Persalinan kala I meliputi fase pembukaan 1-10 cm, yang ditandai
dengan penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang
mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit), cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina. Dara
berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler serta kanalis servikalis
karena pergeseran serviks mendatar dan terbuka. (Ai Nursiah, dkk.
2014).
Kala I dibagi menjadi dua fase yaitu :
a) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai
sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
secara bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung selama 7-8 jam.
b) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam
dan dibagi dalam 3 subfase :
(1) Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm.
(2) Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
(3) Periode fase deselerasi berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan
jadi 10 cm atau lengkap. (Nurul, 2017).
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi 3 kali atau lebih
dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. Dari pembukaan 4 hingga mencapai
pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata
37
per jam (primipara) atau lebih 1 cm hingga 2 cm (multipara). (Ai Nursiah,
dkk. 2014).
2) Perubahan Fisiologi kala I
a) Perubahan tekanan darah Tekanan darah akan meningkat selama
kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 10-20 mmHg dan
diastolic rata-rata 5-10 mmHg. Pada waktu-waktu antara kontraksi
tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan. Dengan mengubah
posisi ibu dari posisi terlentang ke posisi miring, perubahan tekanan
darah selama kontraksi dapat dihindari. Nyeri, rasa takut dan
kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah.
b) Perubahan Denyut nadi Perubahan denyut nada pada ibu bersalin
mengalami perubahan yang lebih mencolok selama kontraksi. Frekuensi
denyut nadi di antara kontraksi sedikit lebih meningkat dibanding selama
periode menjelang persalinan.
c) Perubahan suhu badan Perubahan suhu sedikit meningkat selama
persalinan dan tertinggi selama dan segera setelah melahirkan.
Perubahan suhu dianggap dalam batas nilai normal, apabila peningkatan
suhu yang tidak lebih dari 0,5-1˚C yang mencerminkan peningkatan
metabolisme selama persalinan.
d) Pernafasan Peningkatan frekuensi pernafasan normal selama
persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi.
Hiperventilasi yang memanjang adalah temuan abnormal dan dapat
menyebabkan alkalosis (rasa kesemutan pada ekstremitas dan perasaan
pusing).
e) Perubahan Metabolisme Selama persalinan metabolisme karbohidrat
aerob maupun anaerob akan naik secara perlahan, peningkatan ini
sebagian besar karena kecemasan, peningkatan suhu tubuh, denyut nadi,
pernafasan, denyut jantung dan cairan yang hilang.
f) Perubahan pada ginjal Poliuria sering terjadi selama persalinan karena
diakibatkan peningkatan curah jantung selama persalinan dan
peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal. Poliuria
38
menjadi kurang jelas pada posisi terlentang karena posisi terlentang dapat
membuat aliran urine berkurang selama persalinan.
g) Perubahan pada ginjal Kemampuan gerakan gastric serta penyerapan
makanan berkurang karena akan menyebabkan pencernaan hampir
berhenti selama persalinan dan menyebabkan konstipasi.
h) Perubahan hemoglobin Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 gr/100 ml
selama persalinan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari
pertama pasca partum.
3) Perubahan Psikologis Kala I
Perubahan psikologi pada ibu bersalin selama kala I yaitu :
a) Memperlihatkan ketakutan atau kecemasan, yang menyebabkan
wanita mengartikan ucapan pemberi perawatan atau kejadian persalinan
secara pesimistik atau negative.
b) Mengajukan banyak pertanyaan atau sangat waspada terhadap
sekelilingnya.
c) Memperlihatkan tingkah laku saat membutuhkan.
d) Memperlihatkan reaksi keras terhadap kontraksi ringan atau terhadap
pemeriksaan.
e) Menunjukkan kebutuhan yang kuat untuk mengontrol tindakan
pemberi perawatan.
f) Tampak lepas control dalam persalinan saat nyeri hebat, menggeliat
kesakitan, panik, menjerit, tidak merespon saran atau pertanyaan yang
membantu.
g) Respon melawan atau menghindari yang dipicu oleh adanya bahaya
fisik, ketakutan, kecemasan dan bentuk stress lainnya. (Widia. 2015).
4) Masalah dan penyulit kala I
Apabila dalam proses persalinan terdapat indikasi-indikasi baik dari ibu,
kondisi janin dan kemajuan persalinan. Maka seorang bidan harus
konsultasi, kolaborasi dan rujukan ke tempat pelayanan kesehatan yang
lebih memadai. Indikasi-indikasi untuk melakukan tindakan dan
melakukan rujukan segera selama persalinan :
39
a) Tekanan darah >140/90 mmHg, lakukan rujukan segera, selama dalam
perjalanan ke tempat rujukan, baringkan ibu dalam posisi miring ke arah
kiri sambil diinfus dan larutan D5%.
b) Suhu tubuh >38˚C sebelum melakukan rujukan berikan ibu banyak
minum dan beri antibiotic.
c) DJJ <100 atau >160x/menit segera lakukan posisi ibu menjadi tidur
miring ke kiri, berikan oksigen, lakukan dehidrasi selama DJJ kembali
normal, bila DJJ tetap abnormal segera lakukan rujukan.
d) Kontraksi <2x dalam 10 menit dan berlangsung <40 detik, lakukan
perubahan posisi tidur, kosongkan kandung kemih, melakukan stimulasi
puting susu, berikan asupan nutrisi, dan apabila melewati tidak ada
kemajuan lakukan rujukan.
e) Pembukaan serviks yang melewati garis waspada, segera rujuk dan
beri hidrasi selama perjalanan menuju tempat rujukan.
f) Cairan ketuban yang bercampur darah dengan
mikonium/darah/berbau/kering, lakukan rujukan dengan segera.
g) Bagian terendah janin yang tidak ada penurunan sedangkan
pembukaan sudah lengkap, lakukan rujukan. (Naomy. 2013).
5) Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk mencatat informasi berdasarkan
observasi, anamnesis, dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan, dan
sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinik selama kala
I persalinan. Tujuan utama menggunakan partograf adalah untuk
mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam dan menentukan normal
atau tidaknya persalinan. Dan juga dapat membuat deteksi secara dini,
setiap kemungkinan terjadinya partus lama. Partograf akan membantu
penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu
dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran, serta
menggunakan informasi yang tercatat sehingga secara dini
40
mengidentifikasi adanya penyulit persalinan dan membuat keputusan
klinik yang sesuai dan tepat waktu (Sarwono, 2014).
Adapun 10 komponen VT ( Pemeriksaan dalam ) salah satunya yaitu :
a) Ketuban Warna dan adanya air ketuban dinilai air ketuban setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam dengan menggunakan lambang sebagai
berikut:
U : Jika ketuban Utuh belum pecah.
J : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Jernih.
M : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan
Mekonium.
D : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan Darah.
K : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Kering
b) Penurunan Skala 0 s/d 5 pada garis tepi sebelah kiri keatas, juga
menunjukkan seberapa jauh penurunan kepala janin ke dalam panggul.
Dibawah lajur kotak dilatasi serviks dan penurunan kepala menunjukkan
waktu/ jam dimulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat
waktu aktual saat pemeriksaan fase aktif dimulai, setiap kotak
menunjukkan 30 menit.
c) Penyusupan/ molase kepala janin Setiap kali melakukan periksa
dalam, nilai penyusupan kepala janin dengan menggunakan lambang
sebagai berikut:
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
diraba.
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tetapi masih dapat
dipisahkan.
3: Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan.
41
Kala II atau kala pengeluaran dimulai dengan pembukaan lengkap dari
serviks (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi. (Jannah, 2014:6)
2. Tanda dan gejala kala II
a) His terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali.
b) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengejan.
c) Tekanan pada rektum dan anus terbuka, serta vulva membuka dan
perineum meregang. (Jannah, 2014).
d) ketuban biasanya pecah ditandai dengan keluarnya cairan berwarna
kekuningan secara tiba-tiba dan banyak.
e) Muncul perasaan ingin mengejan. (Naomy. 2013).
3. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan
ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul.
42
a) Penurunan kepala (Engagement) Penurunan kepala adalah peristiwa
ketika diameter biparietal melewati pintu atas panggul (PAP) dengan
sutura sagitalis yang melintang/oblik di dalam jalan lahir dan fleksi. Pada
primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan, sedangkan pada
multigravida dapat terjadi pada awal persalinan.
43
Gambar 3.5 Proses Fleksi
(Yuanita Syaiful dan Lilis Fatmawati. Asuhan Keperawatan Pada Ibu
Bersalin. 2020).
d) Rotasi dalam (putaran paksi dalam) Rotasi dalam atau putaran paksi
dalam adalah pemutaran bagian terendah janin dari posisi sebelumnya ke
arah depan sampai ke bawah simfisis. Gerakan ini adalah upaya kepala
janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bidang tengah
dan pintu bawah panggul. Rotasi ini terjadi setelah kepala melewati
bidang Hodge III atau setelah di dasar panggul.
e) Ekstensi Setelah kepala janin sampai di dasar panggul dan UKK berada
di bawah simpisis, terjadi ekstensi dari kepala janin. Hal ini disebabkan
44
oleh sumbu jalan lahir pada pintu atas panggul mengarah ke depan dan
atas, sehingga kepala menyesuaikan dengan cara ekstensi agar dapat
melaluinya.
45
Gambar 3.9 Kelahiran Bahu Depan dan Bahu Belakang
(Yuanita Syaiful dan Lilis Fatmawati. Asuhan Keperawatan Pada Ibu
Bersalin. 2020).
46
c. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi dengan air DTT.
8) Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap. Apabila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah
lengkap, lakukan amniotomi.
9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%,
kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepas.
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi atau saat
relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(120-160x/menit).
d. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses
Bimbingan Mengejan
11) Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik serta bantu ibu dalam menemukan posisi yang
nyaman sesuai dengan keinginannya.
12) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi mengejan.
Apabila ibu merasa ingin mengejan dan terjadi kontraksi kuat, bantu
ibu ke posisi setengah duduk atau posisi yang diinginkan dan pastikan
ibu merasa nyaman.
13) Laksanakan bimbingan mengejan pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk mengejan.
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk mengejan
dalam waktu 60 menit.
e. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
47
15) Letakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut ibu
apabila kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
18) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
f. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih
dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan membantu kelahiran kepala. Anjurkan ibu untuk
mengedan secara perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
segera sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran
bayi.
21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22) Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan,
pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk mengejan saat ada
kontraksi. Gerakkan kepala ke arah bawah dan distal secara lembut
hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis lalu gerakkan ke atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
g. Kelahiran Badan dan Tungkai
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan ke bawah ke arah perineum
ibu untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku
sebelah atas.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki,
masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masing-masing mata kaki
dengan ibu jari dan jari jari lainnya.
h. Penanganan Bayi Baru lahir
48
25) Lakukan penilaian sepintas
a) Apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan?
b) Apakah bayi bergerak aktif ?
26) Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu.
27) Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam uterus atau hamil tunggal.
28) Beritahu ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin agar
uterus berkontraksi dengan baik.
29) Satu menit setelah lahir, suntikan 10 oksitosin unit (intramuscular)
di 1/3 paha atas bagian distal lateral. Lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin.
30)Jepit tali pusat 2 menit setelah lahir, sekitar 3 cm dari pusat atau
umbilikus bayi dengan menggunakan klem. Dari sisi luar klem
penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal ibu dan lakukan penjepitan
pada 2 paha, sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a) Angkat tali pusat yang telah dijepit dengan satu tangan, kemudian
lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem
tersebut.
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi,
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan
ikatan kedua menggunakan simpul kunci.
c) Lepaskan klem dan memastikan dalam wadah yang telah
disediakan.
32) Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.
33) Selimuti ibu dengan kain bersih dan hangat dan pasang topi di
kepala bayi.
i. Penatalaksanaan aktif Kala III
34) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
49
35) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis untuk deteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat.
36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso
cranial) secara hati-hati untuk mencegah inversio uteri.
j. Mengeluarkan Plasenta
37) Lakukan peregangan tali pusat terkendali dan dorongan
dorsokranial hingga plsenta terlepas, minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian
kearah atas, mengikuti proses jalan lahir (tetap melakukan tekanan
dorso kranial).
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
(1) Beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM
(2) Lakukan kateterisasi (aseptic) jika kandung kemih parah.
(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
(4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
(5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila
terjadi.
(6) Perdarahan segera melakukan plasenta manual.
38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terlepas kemudian melahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah
yang telah disediakan.
k. Rangsangan Taktil atau Masase Uterus
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi atau
fundus teraba keras.
l. Menilai Perdarahan
50
40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi, dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta
kedalam kantong plastic atau tempat khusus.
41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada
robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan
penjahitan.
m. Melakukan asuhan pasca persalinan
42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
43) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ibu dan bayi (di dada
selama 1 jam).
44) Setelah 1 jam, lakukan penimbangan dan pengukuran bayi,
memberikan salep mata antibiotik profilaksis dan vitamin K 1mg IM di
paha kiri antero lateral.
45) Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
n. Evaluasi
46) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
47) Anjurkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49) Memeriksa nadi ibu dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan tiap 30 menit selama 1 jam kedua
pasca persalinan.
50) Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas
dengan baik.
51) Periksa kembali bayi untuk memastikan bayi bernapas dengan baik
(40-60) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5˚C)
o. Kebersihan dan keamanan
51
52) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5%
untuk dekontaminasi.
53) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat yang sesuai.
54) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban.
55) Lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
56) Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu memberikan
ASI. Anjurkan keluarga untuk member ibu makanan dan minuman
yang di inginkan.
57) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin 0,5%
58) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balik
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan clorin 0,5% selama 10
menit.
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
p. Dokumentasi
60) Lengkapi partograf halaman depan dan belakang, periksa tan vital
dan asuhan kala IV (Jannah. 2014).
52
kebawah. Penyebabnya yakni panggul sempit, dan leher terdapt lilitan
tali pusat.
c) Presentasi bokong (letak sungsang)
Presentasi bokong adalah suatu keadaan dimana janin dalam posisi
membujur/memanjang, kepala berada pada fundus sedangkan bagian
terendah adalah bokong (Naomy. 2013).
53
Gambar 3.10 Pengeluaran Plasenta Metode Schullze (A), Pengeluaran
Plasenta Metode Duncan (B). ( Legawati. Asuhan Persalinan dan Bayi
baru Lahir. 2018).
54
membrane janin. Sedangkan pengeluaran plasenta dengan mekanisme
Duncan, pada saat plasenta lahir di introitus vagina terlihat bagian sisi ibu
(bagian maternal) yaitu bagian plasenta yang menghadap ke arah dinding
uterus yang terlihat kasar dan kemerahan. Perdarahan yang terjadi setelah
kala III persalinan, biasanya berhubungan dengan plasenta dan kontraksi
uterus. Perdarahan kala III terjadi akibat pelepasan plasenta sebagian,
penyebab terjadinya pelepasan plasenta sebagian karena kesalahan
penatalaksanaan kala III, biasanya mencakup masase uterus sebelum
plasenta lahir yang dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan kala III.
Perdarahan akibat tidak adanya kontraksi uterus dapat mengakibatkan ibu
bersalin kehilangan darah sekitar 350-500 ml, dengan adanya kontraksi
uterus akan mengakibatkan tertekannya pembuluh darah uterus diantara
anyaman miometrium yang dapat menghentikan perdarahan. (Naomy,
2013).
4) Pemeriksaan Plasenta
Pemeriksaan plasenta harus meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Selaput ketuban utuh atau tidak
b) Plasenta (ukuran plasenta) terdiri atas :
1) Bagian maternal, jumlah kotiledon, keutuhan pinggir kotiledon
2) Bagian fetal utuh atau tidak
c) Tali pusat meliputi :
(1) Jumlah arteri dan vena
(2) Adakah arteri atau vena yang terputus untuk mendeteksi plasenta
suksenturia
(3) Insersi tali pusat, apakah sentral, marginal, panjang tali pusat. (Jannah,
2014).
5) Deteksi dini dan persalinan kala III
a) Perdarahan kala III Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan atau
hilangnya darah 500 cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir.
Perdarahan dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah lahirnya plasenta.
Perdarahan menurut waktunya dapat dibagi atas :
55
(1) Perdarahan post partum primer, yang terjadi dalam 24 jam setelah anak
lahir.
(2) Perdarahan post partum sekunder, yang terjadi antara 24 jam dan 6
minggu setelah anak lahir. (Widia, 2015).
b) Atonia Uteri Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus otot/kontraksi
rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan
terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
Penyebab atonia uteri disebabkan oleh beberapa faktor predisposisinya
yakni :
(1) Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli, polihidramnion,
atau anak terlalu besar.
(2) Kelelahan karena persalinan lama.
(3) Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim.
(4) Ada riwayat atonia uteri sebelumnya.
c) Robekan Jalan Lahir Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada
persalinan dengan trauma. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomy,
robekan spontan perineum,trauma forceps atau vakum ekstraksi. Robekan
yang terjadi bisa ringan (lecet, laserasi), luka episiotomy, robekan
perineum spontan derajat ringan sampai ruptur perineum totalis (sfingter
ani terputus), robekan pada dinding vagina, forniks uteri, serviks, daerah
sekitar klitoris dan uretra dan bahkan yang terburuk ruptur uteri. Teknik
penjahitan memerlukan asisten, anastesi lokal, penerangan lampu yang
cukup serta speculum dan memperhatikan kedalaman luka.
d) Retensio Plasenta Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir
setengah jam setelah bayi lahir. Bila sebagian kecil dari plasenta masih
tertinggal dalam uterus disebut rest plasenta dan dapat menimbulkan
perdarahan pasca persalinan primer atau (lebih sering) sekunder.
e) Inverse Uterus Kegawatdaruratan pada kala III yang dapat
menimbulkan perdarahan adalah inverse uterus. Inverse uterus adalah
keadaan di mana lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan keluar
56
lewat ostium uteri eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai
komplit. (Sarwono, 2014).
57
protein urine sangat sedikit. Perhatikan juga tanda dehidrasi, gejala infeksi,
gejala preeklamsia hingga eklamsi. Pemantauan suhu tubuh perlu
dilakukan untuk mencurigai terjadinya infeksi.
b) Kontraksi uterus Kontraksi yang baik pada uterus adalah bahwa uterus
teraba keras dan tidak lembek dan tinggi fundus 1-2 jari dibawah pusat
setelah melahirkan. Pemantauan kontraksi uterus harus dilakukan 15 menit
pada satu jam pertama dan 30 menit pada satu jam kedua.
c) Lochea Selama beberapa hari persalinan, lochea tampak merah karena
ditemukan eritrosit atau disebut juga lochea rubra. Setelah 3 sampai 4 hari,
lochea serosa, dan hari ke-10 lochea tampak putih atau putih kekuning-
kuningan atau lochea alba. Lochea yang berbau dapat menjadi indikasi
dugaan endometriosis. 50
d) Kandung kemih Kandung kemih harus dievaluasi untuk memastikan
kandung kemih tidak penuh. Kandung kemih yang penuh mendorong
uterus ke atas dan menghalangi uterus berkontraksi sepenuhnya.
e) Perineum Perineum dievaluasi untuk melihat adanya edema atau
hematoma. Bungkusan keeping es yang dikenakan perineum mempunyai
efek ganda untuk mengurangi ketidaknyaman dan edema bila telah
mengalami episiotomi atau laserasi.
f) Perkiraan darah yang hilang Perkirakan jumlah darah yang hilang.
Sangat sulit untuk memperkirakan kehilangan darah secara tepat karena
darah sering kali bercampur dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin
terserap di handuk, kain atau sarung. Cara yang baik untuk memastikan
jumlah darah yang hilang dengan menyiapkan botol 500 ml yang
digunakan untuk menampung darah. (Ai Yeyek, 2014).
4) Tanda bahaya kala IV Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu
dan keluarga tentang tanda bahaya :
a) Demam.
b) Perdarahan aktif.
c) Bekuan darah banyak.
d) Bau busuk dari vagina.
58
e) Pusing.
f) Lemas luar biasa.
g) Kesulitan dalam menyusui.
h) Nyeri panggul atau abdomen yang lebih kram uterus biasa. (Naomy,
2013).
59
BAB IV
PEMBAHASAN
Perbedaan Persamaan
60
kemudian keringkan tangan dengan memastikan
tissue atau handuk pribadi yang pembukaan
bersih dan kering lengkap
5. Memakai sarung tangan DTT pada 3.
tangan yang akan digunakan Menganjurkan
untuk periksa dalam ibu untuk
berjalan,
6. Memasukkan oksitosin ke dalam
berjongkok atau
tabung suntik
mengambil
7. Membersihkan vulva dan perineum posisi yang
61
ingin meneran atau timbul kontraksi bersih dan
yang kuat kering, tangan
yang lain
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan,
menahan
berjongkok atau mengambil
belakang
posisi yang nyaman jika ibu belum
kepala untuk
merasa ada dorongan untuk
mempertahanka
meneran dalam selang waktu 60
n posisi defleksi
menit
dan membantu
15. Meletakkan handuk bersih (Untuk lahirnya kepala.
mengeringkan bayi) di perut Menganjurkan
bawah ibu ibu meneran
62
Menganjurkan ibu meneran secara 8. Setelah
efektif atau bernafas cepat dan putaran paksi
dangkal luar selesai,
memegang
20. Memeriksa kemungkinan adanya
kepala bayi
lilitan tali pusat
secara biparietal
21. Setelah kepala lahir, menunggu , anjurkan ibu
putaran paksi luar yang berlangsung untuk meneran
secara spontan saat kontraksi.
63
kedua kaki dan pegang kedua la dan bahu.
kaki dengan melingkarkan ibu jari Menggunakan
pada satu sisi dan jari-jari tangan atas
lainnya pada sisi yang lain agar untuk
bertemu dengan jari telunjuk) menelusuri
dan memegang
25. Melakukan penilaian selintas bayi
lengan dan siku
baru lahir
sebelah atas
- Apakah bayi menangis kuat dan
10. Setelah
atau bernafas kesulitan?
tubuh dan
- Apakah bayi bergerak dengan aktif?
lengan lahir,
26. Mengeringkan dan memposisikan penelusuran
tubuh bayi diperut ibu tangan atas
- Mengerigkan bayi mulai dari muka, berlanjut
kepala dan bagian tubuh lainnya ke punggung,
(tanpa membersihkan verniks) kecuali bokong, tungkai
bagian tangan dan kaki.
- Mengganti handuk basah dengan Memegang
handuk kering kedua mata
- Memastikan bayi dalam kondisi kaki (masukkan
mantap diatas perut ibu telunjuk diantara
kedua kaki dan
pegang kedua
kaki dengan
melingkarkan
ibu jari pada
satu sisi dan
jari-jari
lainnya pada
sisi yang lain
64
agar bertemu
dengan jari
telunjuk)
11. Melakukan
penilaian
selintas bayi
baru lahir
- Apakah bayi
menangis kuat
dan atau
bernafas
kesulitan?
- Apakah bayi
bergerak dengan
aktif?
12.
Mengeringkan
dan
memposisikan
tubuh bayi
diperut ibu
- Mengerigkan
bayi mulai dari
muka, kepala
dan bagian
tubuh lainnya
(tanpa
membersihkan
65
verniks) kecuali
bagian tangan
- Mengganti
handuk basah
dengan handuk
kering
- Memastikan
bayi dalam
kondisi mantap
diatas perut ibu
66
gunakan jari telunjuk dan tengah 3. Setelah 2
kanan lain untuk mendorong isi tali menit, pegang
pusat ke arah ibu (sekitar 5 cn) dan tali dengan satu
klem tali pusat pada sekitar 2 cm tangan pada
distal dari klem pertama sekitar + 5
5. Pemotongan dan pengikatan tali cm dari pusar
pusat bayi, kemudian
6. Letakkan bayi tengkurap di dada jari telunjuk dan
ibu untuk kontak kulit ibu- jari tengah
bayi, selimuti ibu-bayi dengan kain tangan
kering dan hangat, pasang topi lain menjeppit
di kepala bayi tali pusat dan
7. Pindahkan klem talli pusat hingga geser hingga 3
berjarak 5-10 cm dari vulva cm proksimal
8. Letakkan satu tangan di atas kain dari pusar bayi.
pada perut ibu (diatas simfisis) untuk Klem tali pusat
mendeteksi kontraksi. Tangan lain pada titik
memegang klem untuk menegangkan tersebut
tali pusat kemudian tahan
9. Setelah uterus berkontraksi, klem ini pada
tegangkan tali pusat ke arah bawah posisinya,
sambil tangan yang lain mendorong gunakan jari
uterus ke arah belakang atas (dorso telunjuk dan
kranial) secara hati-hati (untuk tengah kanan
mencegah inversio uteri). lain
Jika plasenta tidak lahir setelah 30- untuk mendoro
40 detik ng isi tali pusat
10. Bila pada penekanan bagian ke arah ibu
bawah dinding depan uterus ke (sekitar 5 cn)
arah dorsal ternyata diikuti dengan dan klem
pergeseran tali pusat ke arah tali pusat pada
67
distal maka lanjutkan dorongan ke sekitar 2 cm
arah kranial hingga plasenta distal dari klem
dapat dilahirkan pertama
11. Lahirkan plasenta dengan kedua 4. Evaluasi
tangan. Pegang dan putar kemungkinan
plasenta hingga selaput ketuban laserasi pada
terpilin kemudian lahirkan dan vagina dan
tempatkan plasenta pada wadah yag perineum
telah disediakan 5. Pastikan
12. Lakukan massase uterus, letakkan uterus
telapak tangan di fundus dan lakukan berkontraksi
massase dengan gerakan melingkar dengan baik dan
dengan lembut hingga uterus tidak
berkontraksi (fundus teraba keras) terjadi perdarah
13. Periksa kedua sisi plasenta an pervaginam
(maternal – fetal) pastikan plasenta 6. Teruji
telah dilahirkan lengkap. Masukkan melaksanakan
plasenta ke dalam kantung tindakan dengan
plastik atau tempat khusus memperhatikan
14. Evaluasi kemungkinan laserasi prinsip asepsis
pada vagina dan perineum
15. Pastikan uterus berkontraksi
dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam
16. Bersihkan ibu dari paparan darah
dan sairan tubuh
dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan cairan ketuban, lendir, dan
darah di ranjang atau disekitar ibu
berbaring. Bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering
68
17. Pastikan ibu merasa nyaman.
Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi
ibu minuman dan makanan
yang diinginkannya
18. Tempatkan semua peralatan bekas
pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10
menit)
19. Buang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat sampah
sesuai
20. Celupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5%,
bersihkan noda darah dan cairan
tubuh, lepaskan secara terbalik dan
rendam sarung tangan dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Cuci tangan dengan sabun dan
air bersih mengalir, keringkan tangan
dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering
21. Pastikan kandung kemih kosong
22. Ajarkan ibu/ keluarga cara
melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
23. Evaluasi dan estimasi jumlah
kehilangan darah
24. Periksa nadi ibu dan pastikan
keadaan umum baik
69
25. Pantau keadaan bayi dan pastikan
bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali / menit)
26. Lengkapi partograph
27. Teruji melaksanakan tindakan
secara sistematis
28. Teruji melaksanakan tindakan
dengan memperhatikan
prinsip asepsis
3. Heacting 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur Tidak ada 1. Menyiapkan
Perineu melakukan tindakan perbedaan alat dan bahan
m 2. Menyiapkan alat dan bahan yang yang akan
akan digunakan tindakan penjahitan digunakan
-menyiapkan lidokain dengan prinsip tindakan
steril penjahitan
- menyiapkan jarum otot dan kulit -menyiapkan
- benang lidokain dengan
- kasa steril prinsip steril
- pinset - menyiapkan
3. Mencuci tangan sebelum dan jarum otot dan
sesudah Tindakan dilakuakn kulit
4. Mendekatkan alat ke tempat yang - benang
mudah dijangkau - kasa steril
5. Mengosongkan kandung kemih - pinset
*jika diperlukan 2. Minta ibu
6. Menggunakan sarung tangan steril atau keluarga
7. Membersihkan daerah yang akan untuk
dilakukan penjahitan dan menentukan melakukan
batas luka penjahitan massase fundus
8. Minta ibu atau keluarga untuk uteri ibu
melakukan massase fundus uteri ibu
70
9. Memberikan anestesi local dengan 3. Memberikan
mengarahkan jarum diatas tengah anestesi local
luka dan tusukan jarum dengan
keujung/pojok laserasi kemudain mengarahkan
aspirasi jarum diatas
10. Suntikkan anestesi sejajar dengan tengah luka dan
permukaan luka pada saat jarum tusukan jarum
suntik ditarik perlahan-lahan keujung/pojok
11. Tarik jarum hingga sampai ke laserasi
bawah tempat dimana jarum tersebut kemudain
disuntikkan aspirasi
12. Arahkan lagi jarum ke daerah
diatas tengah luka dan
ulangi langkah ke-4. Tusukkan jarum
untuk ketiga kalinya dan sekali lagi
ulangi langkah ke empat sehingga
tiga garis di satu sisi
luka mendapatkan anestesi lokal.
Ulangi proses ini disisi lain dari luka
tersebut.
13. Tunggu selama dua menit dan
biarkan anestesi tersebut bekerja dan
kemudian uji daerah yan dianestesi
dengan cara dicubit dengan pinset.
14. Setelah memberikan anestesi
lokal, pastikan bahwa daerah tersebut
telah dianestesi, dan ditelusuri dengan
hati-hati menggunakan satu jari
untuk secara jelas menentukan batas
batas luka.
71
15. Nilai kedalaman luka dan jaringa
mana yang terluka
16. Dekatkan tepi laserasi untuk
menentukan cara
menjahitnya menjadi satu dengan
mudah
17. Jahitan pertama kurang lebih 1 cm
diatas ujung laserasi dibagian dalam
vagina dan ikat
18. Lakukan penjahitan dengan tehnik
jelujur sampai ke arah fourcette dan
buat simpul
19. Tusukkan jarum dari dalam
mukosa vagina ke arah
fourcete sampai jarum keluar dari
otot perineum
20. Teruskan ke arah bawah
menggunakan jahitan jelujur,
hingga mencapai bagian bawah
laserasi
21. Setelah mencapai ujung laserasi
bagian bawah, arahkan jarum keatas
dan teruskan penjahitan
menggunakan teknik subkutikuler
(dengan cara diganti jarum kulit
dijahitkan di dalam kiri dan kanan
bergantian)
22. Ikat benang dengan membuat
simpul di dalam vagina
23. Potong ujung benang dan
menyisakan sekitar 1,5 cm
72
24. Ulangi pemeriksaan vagina
dengan lembut untuk
memastikan bahwa tidak ada
kassa/peralatan yag tertinggall di
dalam.
25. Masukkan jari paling kecil ke
dalam anus dengan lembut
26. Jika ada jahitan yang teraba,
megulangi pemeriksaan rektum enam
minggu paska persalinan
27. Jika penyembuhan belum
sempurna (misalnya jika ada
fistula rektovaginal atau jika ibu
melaporkan inkontinensia alvi
atau feses=tidak bisa menahan pipis
atau BAB), rujuk ibu segera
ke fasilitas kesehatan rujukan.
28. Cuci daerah genital dengan
lembut dengan diusap dengan
kapas yang dibasahi air DTT
29. Keringkan daerah genital ibu
menggunakan kassa steril
30. Buang sampah sesuai prosedur PI
31. Bereskan seluruh peralatan dan
rendam dalam larutan klorin 0,5%
32. Cuci dengan sabun dan air
kemudian keringkan
33. Konseling ibu untuk:
a.menjaga perineum selalu bersih dan
kering
73
b.menghindari penggunaan
obat-obatan tradisional
pada perineum
c.mencuci perineum dengan sabun
dan air bersih yang mengalir tiga
sampai empat kali perhari
d.kemballi dalam seminggu untuk
memeriksa penyembuhan lukanya.
Ibu harus kembali lebih awal jika ia
mengalami demam atau
mengeluarkan cairan yang berbau
busuk dari daerah lukanya atau jika
daerah tersebut menjadi lebih nyeri.
34. Dokumentasikan hasil
pemeriksaan
35. Teruji melaksanakan tindakan
secara sistematis
36. Teruji melaksanakan tindakan
dengan memperhatikan
prinsip asepsis
4.2 Keterampilan
1. Asuhan Persalinan Normal Kala II
Di PONED saat akan dilakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
sudah pembukaan persalinan tidak dilakukan pembersihan vulva dan
perineum.
4.3 Sikap
Bidan sudah melakukan Asuhan Persalinan Ibu Bersalin Normal dengan baik
dan sesuai dengan teori yang ada.
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
75
DAFTAR PUSTAKA
Chen, w., Zhou, Y., Pu., X. (2014). Evaluation of propess outcomes for
cervical ripening and induction of labour in full term pregnancy. Journal of
Obstetrics and Gynaecology. 34 : 255-258
76
Mutmainnah, Annisa UI, Hj Herni Johan dan Stepanhie Sorta Llyod. 2017.
Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Andi (Anggota
IKAPI)
Nursiah, Ai, dkk. 2014. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan, Bandung
: PT. Refika Aditama.
Syaiful Yuanita dan Lilis Fatmawati. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Ibu
Bersalin. Surabaya : CV. Jakad Media Publishing
Yeyek, Ai, dkk. 2014. Asuhan kebidanan II Persalinan, DKI Jakarta : CV-
Trans Info Media.
77