Presentasi Kasus
Nama Kelompok
FAKULTAS KEDOKTERAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
LEMBAR PENGESAHAN
Lembar Pengesahan
Nama Kelompok
Tanggal
Mengetahui,
PENDAHULUAN
KASUS
No Register : GD/1075/19
BIODATA
IBU SUAMI
Nama : Ny. D Nama : Tn. I
Usia : 23 th Usia : 25 th
Suku/ : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Bangsa : Islam Agama : Islam
Agama : SMP Pendidikan : SMU
Pendidikan : Karyawati Pekerjaan : Karyawan
Pekerjaan : Pdrejo 1/2 Alamat : Pdrejo 1/2
Alamat :- No HP :-
No HP
A. DATA SUBYEKTIF
1. Kunjungan saat ini
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1x. Kawin pertama usia 17 tahun. Dengan suami sekarang 6 tahun.
Status perkawinan : Sah
3. Riwayat Menstruasi
Menarche usia 13 tahun, siklus 30 hari
Menstruasi teratur. Lama 5 hari. Sifat darah : encer. Bau normal tidak
menyengat. Tidak ada fluor albus. Banyaknya ± 45 cc
4. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat ANC
ANC sejak usia kehamilan 8 minggu, ANC di dokter dan bidan
Frekuensi
Trimester I : 2 kali
Trimeter II : 2 kali
Trimester III : 7 kali
b. Keluhan yang dirasakan
Makan Minum
Frekuens : 3x sehari Frekuensi : 6-7x sehari
i
Macam : Nasi, sayur, lauk Macam : Air putih
Jumlah : 1 porsi Jumlah : 1 gelas tiap minum
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
b. Konsumsi obat/jamu
BAB BAK
Frekuensi : 1x sehari Frekuensi : 3-5x sehari
Warna : coklat kekuningan Warna : kuning, jernih
Bau : tidak menyengat Bau : khas
Konsistensi : padat-lembek Konsistensi : cair
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
d. Pola Aktivitas
Persalinan Nifas
Tgl Usia Jenis Komplikas BB
Penolon J Komplikas
lahi Kehamila Persalina i Lahi Laktasi
g K i
r n n Ibu Bayi r
- - L
9-9- 39+2 mg Spontan Bidan - - P 3600 sekaran -
21 g
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
b. Tanda-tanda Vital
Data Dasar
DS :
1) Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada 10.40 WIB
2) Ibu mengatakan perutnya mulas
3) Ibu mengatakan jahitannya terasa nyeri
4) Ibu mengatakan ASI sudah keluar dan telah menyusui bayinya
DO :
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV
- Tekanan darah : 120/90 mmHg
- Nadi : 82x per menit
- Pernapasan : 22x per menit
- Suhu : 36,7oC
4) TB/BB sekarang : 154 cm/ 63 kg
5) LiLA : 25 cm
6) TFU : 2 jari di bawah pusat
7) Kontraksi : Baik, Keras
8) PPV : Lokea Rubra
9) Perinium : Robek derajat II, telah dijahit
10) Jahitan : Masih basar, tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Masalah
Tidak ada.
3. Kebutuhan
KIE mengenai rasa mules dan nyeri luka jahitan.
D. PENATALAKSANAAN
Nama : Bangsal :
No RM : GD/1075/19
Ny. D PONED
Usia :
Tanggal : 15-9-2021 Kelas : -
25 th
Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) Paraf
15-9- S:
2021 1) Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya
pada 9-9-2021
2) Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan
kuat tanpa kesulitan
3) Ibu mengatakan luka jahitannya sudah
menutup
O:
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV
- TD : 120/80 mmHg
- N : 83x per menit
- S : 36oC
- R : 22 x per menit
4) TFU : pertengahan simfisis-pusat
5) PPV : lokea sanguinolenta
6) Jahitan : tidak ada tanda-tanda infeksi
A:
Ny. D P2A0 usia 25 tahun post partum 7 hari
normal
P:
1) Menyampaikan kepada ibu hasil
pemeriksaan bahwa KU dan VS ibu dalam
batas normal.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2) Memastikan involusi uterus berjalan
dengan baik.
Hasil : Telah dilakukan pemeriksaan,
kontraksi baik
3) Menganjurkan ibu untuk menjaga
personal hygiene yaitu dengan mandi dan
sikat gigi minimal 2x sehari, keramas tiap
2-3 hari sekali atau apabila merasa tidak
nyaman, mengganti pembalut tiap 4 jam
atau apabila dirasa tidak nyaman.
Hasil : Ibu bersedia menjaga personal
hygiene
4) Menganjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan perinium yaitu dengan
mengeringkan perinium dengan tisu sekali
pakai, tidak memberikan daun-daunan
tradisional karena dapat menyebabkan
infeksi, membasuh genetalia dari arah
depan ke belakang untuk mencegah
kotoran dari anus masuk ke vagina.
Hasil : Ibu bersedia menjaga kebersian
perinium.
5) Menganjurkan ibu untuk makan makanan
yang berserat seperti buah-buahan untuk
melancarkan pencernaan sehingga mudah
BAB
Hasil : Ibu telah mengonsumsi makan-
makanan berserat seperti buah pepaya
6) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi
makan-makanan bergizi seperti nasi, lauk-
pauk, buah, dan susu jika berkenan untuk
melancarkan ASI dan mempercepat proses
penyembuhan luka.
Hasil : Ibu bersedia makan-makanan
bergizi
7) Menganjurkan ibu untuk memenuhi cairan
tubuh dengan minum air minimal 8 gelas
per hari atau lebih.
Hasil : Ibu bersedia minum air 8 gelas per
hari.
8) Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui
bayinya minimal 2 jam sekali selama 10-
15 menit pada tiap payudara.
Hasil : Ibu bersedia menyusui bayinya 2
jam sekali.
9) Mendokumentasikan hasil tindakan
Hasil : Tindakan telah didokumentasikan
BAB III
TINJAUAN TEORI
3.1 Nifas
3.1.1 Pengertian Nifas
Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan, mulai dari saat
selesai persalinan sampaipulihnya kembali alat-alat kandungan ke
keadaan sebelum hamil. (Kustini, K. 2018).
Periode masa nifas adalah masa setelah placenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan seperti keadaan semula hamil,
berlangsung selama kirakira 6 minggu menurut saleha (Pitri R ,
2012). Masa nifas adalah di mulai sejak 2 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu atau masa
setelah melahirkan bayi yaitu masa pemulihan kembali, mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
pra hamil. (Susilo R, 2012).
3.1.2 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Masa nifas terjadi perubahan- perubahan baik fisiologis maupun
psikologis pada sistem tubuh wanita. Perubahan fisiologis pada
masa nifas diantaranya terjadi perubahan pada sistem reproduksi,
sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem musculoskeletal,
sistem endokrin, perubahan tanda-tanda vital, sistem
kardiovaskuler, dan perubahan sistem hematologi. Pada masa
postpartum perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi
seperti saat hamil. Dengan tingkat pengetahuan berdasarkan
umur, pekerjaan dan pendidikan pada ibu postpartum primipara
didapatkan sebagian ibu nifas memiliki pengetahauan yang
cukup, sehingga ibu nifas sudah mengerti tentang perubahan
fisiologis yang terjadi pada masa nifas maka rasa takut dan cemas
selama masa nifas dapat dihindari dan apabila terdapat suatu
kelainan pada ibu nifas, ibu akan mengerti dan segera
memeriksakan diri ke petugas kesehatan, sebaliknya jika ibu nifas
tidak mengerti tentang perubahan fisiologis yang terjadi pada
masa nifas, maka seorang ibu akan merasa cemas dan takut
dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya selama masa nifas.
Salah satu hal yang dapat dilakukan agar ibu nifas memahami
perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas adalah dengan
pemeriksaan asuhan pada masa nifas. Asuhan pada masa nifas
sangat diperlukan dalam periode ini karena masa nifas merupakan
masa kritis untuk ibu dan bayinya. Paling sedikit 4 kali kunjungan
pada masa nifas sehingga dapat menilai status ibu dan bayinya,
untuk melaksanakan screening yang komprehensif mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
dan bayi, memberikan pendidikan tentang kesehatan, perawatan
kesehatan diri, nutrisi dan keluarga berencana, sehingga ibu nifas
dapat mencegah komplikasi yang terjadi pada masa nifas.( Ni
Wayan Kurnia Widya Wati, Putri Ratnasari, 2017).
3.1.3 Perubahan Psikologis Masa Nifas
Ibu menjalani adaptasi postpartum ibu akan mengalami fase-fase
seperti, fase taking-in, fase taking hold, dan fase letting-go.
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh seorang wanita dalam
menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada
beberapa minggu atau bulan pertama setelah melahirkan, baik dari
segi fisik maupun psikis. Perubahan mood (kondisi emosional)
selama periode postpartum wajar terjadi. Penurunan hormon
secara signifikan, seperti hormon progesteron dan estrogen,
dipecaya penyebab kemarahan emosional. Ibu dengan masalah
ekonomi atau keluarga biasanya lebih terlihat stress sebagai
respons ke ibunya. Perlu ditambahkan keguguran atau kegagalan
kehamilan berkontribusi kepada masalah emosi selama
postpartum, ketidak nyamanan fisik seperti rasa sakit perinium,
pembekakan payudara dan kelelahan semuanya berpengaruh
terhadap reaksi negatif (Vivian Nanny Lia, 2013).
Faktor-faktor yang berperan dalam penyesuaian ibu yaitu, dukungan dan
respon yang baik dari keluarga dan teman dekat, pengalaman
waktu melahirkan, harapan dan aspirasi, pengalaman merawat dan
membesarkan anak sebelumnya, dan pengaruh kebudayaan
(Anggraini, 2010 dalam Sari Eka Puspita,2014).
Ibu jika tidak mampu beradaptasi dalam Fase taking-in ini maka ibu akan
mengalami ganguan adaptasi psikologis dalam masa nifas seperti,
postpartum blues (Baby Blues), depresi postpartum, postpartum
psikosis atau postpartum kejiwaan (Ade Benih Nirwana, 2011).
Kemampuan mendengarkan (listening skills) dan menyediakan waktu
yang cukup merupakan dukungan yang tidak ternilai bagi ibu.
Kehadiran suami dan keluarga sangat diperlukan pada fase
taking-in. Petugas kesehatan dapat menganjurkan kepada suami
dan keluarga untuk memberikan dukungan moril dan
menyediakan waktu untuk mendengarkan semua yang
disampaikan oleh ibu agar dia dapat melewati fase taking-in
dengan baik (Dewi Vivian Nanny Lia, 2011). Perubahan
psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa
nifas ini ibu akan menjadi sangat sensitif, sehingga diperlukan
perhatian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat
penting dalam hal memberi pengarahan pada keluaraga tentang
kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan
pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang
patologis (YP Rahayu,2012).
Persiapan alat
Pelaksanaan
PEMBAHASAN
Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan, mulai dari saat selesai
persalinan sampaipulihnya kembali alat-alat kandungan ke keadaan sebelum
hamil. (Kustini, K. 2018). Masa nifas adalah di mulai sejak 2 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu atau masa setelah
melahirkan bayi yaitu masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. (Susilo R, 2012).
Asuhan pada masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena masa
nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayinya. Paling sedikit 4 kali
kunjungan pada masa nifas sehingga dapat menilai status ibu dan bayinya, untuk
melaksanakan screening yang komprehensif mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi, memberikan pendidikan
tentang kesehatan, perawatan kesehatan diri, nutrisi dan keluarga berencana,
sehingga ibu nifas dapat mencegah komplikasi yang terjadi pada masa nifas.( Ni
Wayan Kurnia Widya Wati, Putri Ratnasari, 2017).
Perbedaan yang ada saat praktik di Puskesmas Tawangsari pada kasus ini
yaitu heacting perineum, IMD, dan sikap bidan. Hal ini dapat terjadi karena setiap
instansi dan puskesmas mempunyai prosedur yang berbeda namun memiliki
tujuan yang sama dan tidak berpengaruh yang besar seperti merugikan pasien.
Prinsip yang digunakan saat praktik tidak berbeda hanya saja cara pengerjaannya
yang berbeda, namun hal ini menjadi ilmu baru bagi praktikan karena mengetahui
cara lain yang lebih efisien dalam melakukan tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
Kustini, K. (2018). Perbedaan Penurunan Tfu Pada Ibu Nifas Fisiologis Dan Ibu
Nifas Post SC di Ruang Melati RSUD Dr. Soegiri Kabupaten Lamongan. Jurnal
Midpro, 10(1), 50-60.
Andi Elis,et all. (2019). “Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Dengan
Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji
Makassar”. Junal Ilmiah Media Bidan Volume 4 Nomor 2.
Afrah Diba Faisa, et all. (2019). “Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah”. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2019; 8(4).
Mulia Lestari. (2019). “Faktor Terkait Inisiasi Menyusu Dini pada Ibu Postpartum
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon”. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 3, No. 1, April 2019.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Paket Modul Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) dan Asi Ekslusif 6 Bulan.
LAMPIRAN
LEMBAR DOKUMENTASI
LAMPIRAN JURNAL
FOTO KEGIATAN