Anda di halaman 1dari 51

BAB I

LATAR BELAKANG

Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kelahiran,

dimulai dari prosedur sel telur yang dibuhi oleh sperma, lalu tertanam di dalam

lapisan Rahim, dan kemudian menjadi janin. Proses kehamilan terjadi selama 40

minggu, yang terbagi dalam tiga trimester dengan ciri – ciri perkembangan janin

yang spesifik.[1]

Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa mual

dan kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan akan hilang dengan

sendirinya pada kehamilan lebih dari 3 bulan. Tetapi bila ibu tetap tidak mau

makan, muntah terus menerus sampai lemah dan tidak dapat bangun maka

keadaan ini berbahaya bagi keadaan janin dan kesejahteraan ibu dan keluarga

segera minta pertolongan ke puskesmas atau rumah sakit agar kehamilannya bisa

selamat (Rukiyah, 2014).

Hyperemesis gravidarumadalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada

kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul

setiap saat dan malam hari.Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah

hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.Mual

dan muntah terjadi pada 60-80% primigravidadan 40-60% multigravida.Satu

diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini

disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogendan Human

1
Corionic Gonadotropin(HCG) dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon

ini belum jelas, mungkin karena system saraf pusat atau pengosongan lambung

yang berkurang.Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,

meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4

bulan (Jannah, 2012).

Mual muntah biasanya terjadi pada pagi hari.Rasa mual biasanya mulai pada

minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan ke empat, namun

sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya sampai 9 bulan (Kusmiyati,

2010).Satu dari seribu wanita yang mengandung tersebut mengalami gejala lebih

berat dari biasanya yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.Komplikasi

sebagai akibat langsung dari kehamilan yaitu hiperemesis gravidarum, pre

eklampsia dan eklampsia, kelainan dalam lamanya kehamilan, kehamilan ektopik,

penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin, perdarahan antepartum, dan

kehamilan kembar (Winkjosastro, 2012).

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hiperemesis

gravidarum meliputi faktor predisposisi terdiri dari umur, primigravida, paritas,

molahidatidosa dan kehamilan ganda, faktor organik seperti alergi masuknya

vilikohirialis sirkulasi, perubahan metabolik akibat kehamilan dan resistensi ibu

yang menurun, faktor psikologis seperti ketidaksiapan untuk hamil atau kehamilan

ini adalah kehamilan yang belum diinginkan, kehilangan pekerjaan karena hamil,

kekhawatiran bayi yang dilahirkan tidak sesuaidengan yang diinginkan seperti

jenis kelaminnya tidak sesuai keinginan kedua pasangan (Warsuli, 2016).

2
Di wilayah Puskesmas Guntur I bahwa jumlah kunjungan ibu hamil pada

bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2019 sebanyak 300 kunjungan sedangkan

yang mengalami hiperemesis gravidarum sebanyak 71 orang (23,6%).

Hiperemesis gravidarum terjadi pada trimester pertama dan banyak yang

mengalami ibu primigravida. Masalah psikologis yang dialami oleh ibu tersebut

bahwa ibu belum siap untuk hamil ini karena masih memikirkan hal lain yang

lebih utama dalam keluarga mereka.Penatalaksanaan dari hyperemesis adalah

hindari makanan yang merangsang mual dan mutah seperti pedas, kecutdan

menganjurkan untuk melakukan Pregnancy Massage Hypersemesis Gravidarum

untuk mengurangi mual dan mutah.

Penggunaan intervensi non farmakologis untuk pengobatan yaitu dengan

Pregnancy Massage Hypersemesis Gravidarum(Titik St 45 /Li Tui)merupakan

salah satu intervensi yang dapat digunakan dan dengan hasil yang signifikan dapat

mengurangi mual dan mutah, titik ini terletak pada ujung kanan kiri kuku telunjuk

kaki.Lakukan pemijatan pada titik meridian tersebut dengan cara memilin ujung

jari kaki selama 10-15 menit.

Kesehatan merupakan investasi utama untuk mendukung pembangunan yang

memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.Pembangunan

kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat

memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan

terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual.

3
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal.Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan

program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan

terarah.Pembangunan kesejahteraan merupakan bagian integral dan terpenting

pembangunan nasional.Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting

dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Komunitas adalah kelompok orang yang berada di lokasi tertentu yang saling

berinteraksi., sedangkan bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani

keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Kelompok komunitas terkecil adalah

keluarga individu, yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas.

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga adalah kumpulan

anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darahh, adopsi,

atau perkawinan..Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri

atas kepala keluarga, dan anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal

dalam suatau rumah tangga karena pertlian darah dan ikatan perkawinan atau

adopsi. Jika salah satu atau berbagai anggota keluarga mempunyai masalah

kesehatan, hal tersebut akan berpengaruh terhadap keluarga lainnya. Keluarga

juga merupakan fokus pelayanan kesehatan yang strategis karena keluarga

mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga,

terutama ibu dan anak.

Ny. E adalah istri dari Tn.S, umur 24 tahun hamil kedua usia kehamilan 16

minggu, belum pernah keguguran adalah salah satu ibu hamil di wilayah

4
Puskesmas Guntur I tepatnya di desa Temuroso RT 04 RW 03 Kecamatan Guntur

kabupaten Demak yang mengalami hyperemesis Gravidarum yaitu sering mual

kadang sampai mutah dan belum mengetahui dan memahami

penatalaksanaannya.

Dari sinilah penulis tertarik untuk menjadikan Ny. E sebagai pasien dalam

penyusunan tugas asuhan kebidanan komunitas dengan pokok bahasan Pregnancy

Massage Hypersemesis Gravidarum(Titik St 45 /Li Tui)

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

laporan ini adalah “ Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komunitas Natural

Advance Therapymassage pada ibu hamil dengan hyperemesis di keluarga Tn. S

pada Ny. E?

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan Asuhan Kebidanan Komunitas Natural Advance Therapy di

keluarga Tn. SpadaNy. E GIP0A0 hamil 16 minggudengan kebutuhan

massage pada ibu hamil dengan hyperemesisgravidarum

2. Tujuan Khusus

5
Dalam praktik Kebidanan Komunitas yang dilakukan di keluarga Tn. S

diharapkan mahasiswa menerapkan Asuhan Kebidanan Komunitas sesuai

tujuh langkah Varney dengan penjabaran sebagai berikut :

a. Dapat melakukan pengkajian pada Ny. E dengan kebutuhan pijat ibu

hamil dengan hyperemesis

b. Dapat menginterpretasikan data

c. Ny. E dengan kebutuhan pijat ibu hamil dengan hyperemesis

d. Dapat mengetahui adakah antisipasi dan tindakan segera

e. Dapat menyusun intervensi

f. Dapat mengimplementasikan

g. Dapat melakukan evaluasi

C. Metode dan Teknik Penulisan

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan

metode deskriptif yaitu menggambarkan keadaan subyek dan obyek

penelitian berdasarkan fakta yang ada, sedangkan teknik penulisan yang

penulis gunakan adalah :

1. Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab denga pihak yang bisa dijadikan sumber

data yaitu Ny. E

2. Observasi Partisipan

Melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yaitu

keadaan keluarga, keadaan Ny. E dan lingkungan

6
3. Studi Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data dari hasil pemeriksaan yang ada di buku

KIA dan mendokumentasikan hasil wawancara

4. Studi Kepustakaan

Penulis mempelajari buku-buku dan sumber dari internetsebagai

pedoman teoritis dalam melakukan pengkajian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS

1. Pengertian Konsep Dasar Komunitas

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan

kebidanan yang diakui oleh pemerintah setempat, lulus dari pendidikan

7
tersebut, dan berkualifikasi untuk diregister serta mendapatkan izin

melakukan praktek kebidanan. Bidan merupakan tenaga profesional yang

bekerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan dan

asuhan kebidanan yang mencangkup pencegahan, promosi, deteksi dini

komplikasi ibu dan anak serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan.

(Dainty, 2017)

Komunitas berasal dari Communicansyang berarti kesamaan, Communis

artinya sama, publik, banyak dan Communityberarti masyarakat setempat.

Komunitas dapat diartikan sebagai kumpulan orang atau sistem sosial.

(Pudiastuti, 2011)

Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi dan saling

berinteraksi.Bidan komunitas adalah1 bidan yang bekerja melayani

keluarga dan masayarakat di wilayah tersebut.Kebidanan komunitas

adalah serangkaian keterampilan dan pengetahuan dalam memberikan

pelayanan kebidanan paa ibu dan anak yang berada dalam masayrakat1 di

wilayah tertentu. (Dainty, 2017)

2. Sejarah Konsep Kebidanan Komunitas di Indonesia

Pada tahun 1849 dibukanya pendidikan dokter jawa di Batavia.

Pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia

oleh dokter belanda (dr. W. Rosch).Pada tahun 1952, sekolah bidan 4

tahun menitikberatkan pendidikan formal masih pada kualitas pertolongan

persalinan di rumah sakit Pada tahun 1953 di Yogyakarta diadakan kursus

tambahan bagi bidan (KTB), yang berfokus pada kesehatan masyarakat.

8
Dengan demikian pemerintah mengakui bahwa peran bidan tidak hanya

terbatas pada pelayanan masyarakat, yang berbasis di balai kesehatan ibu

dan anak (BKIA) di tingkat kecamatan .

Konsep puskesmas dilaksanakan pada tahun 1967, pelayanan

BKIA menjadi bagian dari pelayanan Puskesmas.Secara tidak langsung,

hal ini menyebabkan penyusutan peran bidan di masyarakat.Bidan di

puskesmas tetap memberikan pelayanan KIA dan KB di luar gedung

maupun didalam gedung, namun hanya sebagai staf pelaksana pelayanan

KIA, KB, Posyandu, dan bukan sebagai perencana dan pengambil

keputusan pelayanan di masyarakat.Pada tahun 1990-1996 konsep bidan di

desa dilaksanakan untuk mengatasi tingginya angka kematian ibu.Pada

tahun 1990-1996 konsep bidan di desa dilaksanakan untuk mengatasi

tingginya angka kematian ibu. Pemerintah (BKKBN) menjalankan

program pendidikan bidan secara missal (SPK + 1 tahun) (SPK : Sekolah

Perawat Kesehatan, lulusan SMP + 3 tahun).Ruang lingkup tugas BDD

mencakup peran sebagai penggerak masyarakat, memiliki wilayah kerja

dan narasumber berbagai hal.Sayangnya materi dan masa pendidikan.BDD

tidak memberikan bekal yang cukup untuk bisa berperan

maksimal.Gerakan Sayang Ibu (GSI) saat Departemen Kesehatan

menerapkan inisiatif safe motherhood malah diprakarsai oleh Kantor

Menteri.Pemberdayaan Perempuan tahun 1996 dengan tujuan

meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menurunkan AKI.Pada tahun

yang sama (1996), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melakukan advokasi pada

9
pemerintah yang melahirkan program pendidikan Diploma III Kebidanan

(setingkat akademi).Program baru ini memasukkan lebih banyak mateeri

yang dapat membekalli bidan untuk bisa menjadi agen pembaharu di

masyarakat, tidak hanya di fasilitas klinis.(Pudiastuti, 2011)

3. Sasaran Kebidanan Komunitas

a. Ibu : Pra nikah, kehamilan, persalinan, nifas

b. Anak : meningkatkan kesejatan anak dalam kandungan, bayi, balita, pra

sekolah, dan sekolah

c. Keluarga : Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan

anak, pemeliharaan ibu sehabis melahirkan perbaikan gizi dan

imunisasi

d. Kelompok penduduk : kelompok penduduk daerah kumuh, daerah

terisolasi, daerah yang tidak terjangkau

e. Masyarakat dari suatu masyarakat terpencil sampai masyarakat secara

keseluruhan : remaja, calon ibu, kelompok ibu.

4. Tujuan Kebidanan Komunitas

Adapun tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas, meliputi :

a. Ibu dan bayi sehat dan selamat, keluarga bahagia, serta terjaminnya

kehormatan martabat manusia

b. Saling menghormati penerima asuhan dan pemberi asuhan

c. Kepuasan ibu, keluarga, dan bidan

d. Adanya kekuatan diri dari anita dalam menentukan dirinya sendiri

e. Ada rasa saling percaya dari anita sebagai penerima asuhan

10
f. Terwujudnya keluarga sejahterah dan berkualitas

5. Ruang Lingkup Kerja Bidan di Komunitas

a. Promotif

b. Preventif

c. Kuratif

d. Rehabilitatif

e. resosiantitatif

B. Konsep Dasar Hyperemesis Kehamilan

1. Pengertian Hyperemesis

Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang terjadi

sampai umur kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala

apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi

keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,

dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti

appendisitis,pielititis,dan sebagainya (Nugroho,2012).

2. Penyebab Hyperemesis

Hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena

peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi

faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron

menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi

sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis

gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus

menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,

11
serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai

untuk keperluan energi (Winkjosastro, 2010).

3. Gejala Hyperemesis

Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dibagi dalam 3

tingkat, yaitu :

3.1 Tingkat I : Ringan

a. Mual muntah

b. Nafsu makan berkurang

c. Berat badan turun

d. Rasa nyeri di epigastrium

e. Turgor kulit kurang

f. Lidah kering

3.2 Tingkat II : Sedang

a. Mual dan muntah

b. Lemah

c. Apatis

d. Turgor kulit mulai jelek

e. Nadi kecil dan cepat

f. Suhu badan naik (dehidrasi)

g. Ikterus ringan

h. Mata cekung

i. Tensi turun

j. Hemokonsentrasi

12
k. Oliguri dan konstipasi

3.3 Tingakat III : Berat

a. Keadaan umum jelek

b. Kesadaran sangat menurun

c. Samnolen sampai koma

d. Nadi kecil, halus dan cepat

e. Dehidrasi hebat

f. Suhu badan naik

g. Tensi turun sekali

h. Ikterus (Esti, 2009).

4. Penanganan Edema

Pengobatan yang baik pada mual dan muntah sehingga dapat

mencegah hiperemesis gravidarum.Dalam keadaan muntah berlebihan

dan dehidrasi ringan, penderita emesis gravidarum sebaiknya dirawat

sehingga dapat mencegah hiperemesis gravidarum.

a. Melakukan isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan

peredaran udara yang baik tidak diberikan makan/minum selama 24-

28 jam.kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan

berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

b. Therapy psikologik

13
Perlu diyakini pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,

hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang

berat serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat

menjadi latar belakang penyakit ini.

c. Pemberian cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan

protein dengan linger lactat 5% dengan cairan garam fisiologik

sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan

vitamin, khususnya vitamin B kompleks.Bila ada kekurangan protein,

dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

d. Obat-obat yang diberikan

Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang

dianjurkan vitamin B1 dan B6 tablet keadaan yang lebih berat

diberikan antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride atau

khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti mediamen,

avomin (Maidun, 2009).

e. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan

mundur.Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila

keadaan memburuk delirium, kebutaan tachikardi, ikterus, anuria dan

perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik, dalam keadaan

demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri

kehamilan.Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit

14
diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat,

tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala

irreversibel ada organ vital (Windy, 2009).

f. Diet

1. Diet hiperemesis I diberikan ada hiperemesis tingkat III makanan

hanya berupa roti kering dan buah-buhan. Cairan tidak diberikan

bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang

dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya

diberikan Selama beberapa hari.

2. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah

berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang

bergizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan.

Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A

dan D.

3. Diet hieremesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis

ringan. Menurut kesanggupan penderita. Minuman boleh diberikan

bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi

kecuali kalsium (Rukiyah, 2010).

5. Langkah-langkah massage pada ibu hamil dengan hyperemesis

a. Melakukan apersepsi

b. Mempersiapkan alat seperti minyak, handuk, selimut dan kain /

kimono pijat

15
c. Mempersiapkan pasien dengan membantu melepas pakaian bagian

bawah

d. Cuci tangan

e. Menginstruksikan pasien untuk melepas dan mengganti pakaian yang

digunakan dengan kain yang telah disediakan.

f. Menanyakan kesiapan klien untuk memulai massage

g. Posisikan klien untuk tidur atau duduk (posisi paling nyaman untuk

pasien)

h. Melakukan pemijatan pada Titik St 45 ( Li Tui )

Titik ini terletak pada ujung kanan kiri kuku jari telunjuk kaki.

Lakukan pemijatan pada titik meridian tersebut dengan cara memilin

ujung jari kaki selama 10 – 15 menit.

i. Rapikan klien ke posisi semula

j. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai

16
A. Data Hasil Pengkajian

1. Data Umum

a. Identitas Kepala Keluarga

Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn.S

Umur : 26 Tahun

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Suku/bangsa: Jawa / Indonesia

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Temuroso RT 04 RW 03, Kec. Guntur

b. Daftar Anggota keluarga :

No Nama L/P Hub. Umur Pendidikan Imunisasi KB

Kel

1. Tn. S L Suami 26 th SMP Lengkap -

2. Ny. E P Istri 24 th SMA Lengkap -

Tabel 1.1 : Daftar anggota keluarga

17
c. Genogram

Ny. D
Tn. S Ny. S Tn. P

Ny. I Tn. S Ny. G


TN. R

Ny. E
Tn. S

Ket.Genogram :

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

: keluarga bermasalah

d. Tipe keluarga

a. Jenis tipe keluarga

Keluarga Tn. S tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu rumah

terdapat suami dan istri.

18
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut

Masalah yang dihadapi tipe keluarga tersebut adalah akan dapat

mempercepat penularan penyakit jika salah satu anggota keluarga

menderita penyakit yang sifatnya menular.

19
2. Suku bangsa (etnis)

a. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga

Keluarga Tn. S memiliki budaya suku Jawa. Mereka bisa menerima

kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan-kebiasaan

yang hampir sama jadi tidak ada kesulitan-kesulitan yang mereka rasakan

didalam keluarga.

b. Tempat tinggal keluarga

Tempat tinggal keluarga Tn. S sebagian besar adalah etnis jawa,

masyarakat yang tinggal di lingkungan keluarga Tn. S bersifat homogen.

c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan

Dalam lingkungan Tn. S ada beberapa kegiatan lingkungan yang masih

berhubungan erat dengan nilai etnis diantaranya tingkeban, selamatan,

mitoni dan lain-lain.

d. Kebiasaan diet dan berbusana

Tn. S dan Ny. E menggunakan pola busana modern yaitu menggunakan

celana/rok, kemeja/kaos.

e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern

Pengambilan keputusan terakhir adalah kepala keluarga tetapi

sebelumnya melalui proses musyawarah dengan anggota keluarga.

f. Bahasa yang digunakan di rumah

Bahasa yang digunakan keluarga Tn. Sadalah campuran, yaitu terkadang

menggunakan bahasa Jawa terkadang juga bahasa Indonesia.

g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi

20
Anggota keluarga Tn. S tidak ada masalah dalam pemanfaatan layanan

kesehatan, jika ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke PMB atau

Puskesmas terdekat.

3. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragama

mereka

Semua anggota keluarga beragama islam dan memiliki pemahaman yang

sama dalam keyakinan beragama.

b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau

organisasi keagamaan

Anggota keluarga Tn. S aktif dalam kegiatan keagamaan dilingkungan

seperti pengajian rutinan setiap malam jum’at dan jika ada undangan

pengajian di masyarakat

c. Agama yang dianut oleh keluarga

Semua anggota keluarga menganut agama Islam

d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam

kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan

21
Keluarga Tn. S mempunyai kepercayaan bahwa penyakit merupakan

suatu ujian yang digariskan oleh yang maha kuasa dan akan selalu

mengupayakan kesembuhan. Tidak ada nilai-nilai keyakinan yang

bertentangan dengan kesehatan

4. Status Sosial Ekonomi Keluarga

a. Anggota keluarga yang mencari nafkah

Menurut Ny. E sumber penghasilan keluarga berasal dari Tn. S yang

berkerja sebagai buruh

b. Penghasilan

Berkisar ± 1.750.000 perbulan. Menurut Ny. E penghasilan ini cukup

untuk memenuhi kebutuhan keluargannya, yang mengurus keuangan

keluarga adalah istri. Kebutuhan yang dikeluarkan melalui pengeluaran

untuk kebutuhan hidup sehari-hari, listrik, air dan biaya pengobatan jika

ada anggota keluarga yang sakit.

5. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Tn. S megatakan berekreasi jika ada waktu luang dan keluarga kadang-

kadang pergi ke tempat hiburan, keluarga biasanya kumpul pada sore hari

dan malam hari.

i. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

22
Usia pernikahan Tn. S berlangsung 3 tahun, istrinya sekarang sedang hamil.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah Ny. E belum

bisa memberikan keturunan namun sekarang sudah hamil 16 mimggu.

ii. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

1. Riwayat keluarga sebelumnya

Keluarga Tn. E tidak mempunyai riwayat penyakit menular maupun

menurun. Selama ini penyakit yang diderita biasanya batuk, pilek, demam

dan akan sembuh apabila obat dibeli di apotik, apabila sakit parah baru

berobat ke Puskesmas.

2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

Imunisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No. Nama Umur BB (BCG/Polio/DP yang telah
Kesehatan Kesehatan
T/HB/Campak dilakukan

1 Tn. S 26 th 58 sehat Lengkap -

kg

2 Ny. E 24 th 62 sehat Lengkap Mual ST 45

kg

3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan

Jika sakit keluarga Tn. S biasanya berobat ke Puskesmas

23
iii. Pengkajian Lingkungan

1. Karakteristik rumah (lengkapi dengan denah rumah)

a. Status rumah yang sedang ditinggali adalah milik sendiri

b. Denah rumah

Kamar Ruang Makan Dapur

Mandi

Mushola

Ruang Keluarga

Kamar tidur

Kamar tidur Ruang Tamu

c. Gambaran kondisi rumah

Rumah terdiri dari Ruang tamu, 2 kamar tidur, ruang kelarga, 1 kamar

mandi, mushola, ruang makan dan dapur. Penataan dalam rumah cukup

rapi, bersih, penerangan dan ventilasi dilengkapi dengan baik. Lantai

dari keramik, tembok permanen yang dapat melindungi dari suhu dingin

maupun gangguan keamanan yang lain. Alat masak cukup rapi dan

bersih. Kamar tidur dilengkapi dengan penerangan dan ventilasi yang

cukup baik. Tidak terdapat alat pengamanan untuk kebakaran, peralatan

24
mandi lengkap dan dipakai semua anggota keluarga, bak kamar mandi di

kuras 1 minggu sekali dan tidak terdapat jentik-jentik nyamuk. Tempat

tidur yang utama di huni oleh 2 orang, privasi orang yang ada dikamar

cukup terjamin karena kamar memiliki pintu dan kunci. Tempat tidur

yang lain dipakai jika ada saudara yang menginap atau masa yang akan

datang untuk anaknya. Keluarga mengatakan mereka merasakan aman

tinggal dirumah dan dapat melakukan kegiatan aktivitas dengan leluasa

dan tidak terganggu oleh orang dari luar. Keluarga sudah merasa aman

karena sudah terdapat pintuyang kuat. Rumah cukup aman dari ancaman

kriminal maupun resiko kecelakaankarena rumah jauh dari jalan raya.

2. Karakteristik tetangga & komunitas RW

Keluarga kanan, kiri, depan dan belakang rumah selalu baik dengan

Keluarga Tn. S juga mengikuti paguyuban arisan setiap sebulan sekali.

3. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga adalah penduduk tetap yang sejak dulu di kelurahan Temuroso.

4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat

Ibu mengikuti arisan yang diadakan tiap bulan dan rutin mengikuti

pengajian setiap malam jum’at.

5. Sistem pendukung keluarga

Saat sekarang anggota keluarga dalam keadaan sehat. Jika perlu biaya yang

besar, maka biasanya keluarga meminjam uang kepada saudara.

25
iv. Struktur keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga

Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang digunakan

setiap hari adalah bahasa Jawa dan kadang-kadang menggunakan bahasa

Indonesia. Keluarga tidak memiliki kesulitan bahasa dalam penerimaan

pesan dan selama ini tidak ada masalah dalam keluarga mengenai

komunikasi.

2. Struktur kekuatan keluarga

Sebagai kepala keluarga keputusan pengendalian keluarga adalah Tn. S.

Keputusan yang diambil oleh kepala keluarga melalui musyawarah dengan

seluruh anggota keluarga dan setelah pengembalian keputusan tidak ada

permasalahan dalam anggota keluarga dan secara umum tidak ada yang

berdominasi kekuasaan hanya struktur tertinggi dipegang kepala keluarga.

3. Struktur peran

a. Tn. S sebagai kepala keluarga sebagai sumber penghasilan utama dalam

keluarga dan bekerja sebagai buruh.

b. Ny. E sebagai istri yang dulu bekerja di pabrik Garmentnamun sekarang

setelah hamil keluar dari pekerjaan dan hanya mengurus rumah tangga

sehari-hari (memasak, mencuci, dan membersihkan rumah) dan

pengambilan keputusan yang kedua setelah kepala keluarga.

4. Nilai dan norma keluarga

26
Keluarga mengatakan tidak ada adat istiadat/ tradisi tertentu yang memiliki

serta dipercayai, keluarga mengikuti adat secara umum didesanya baik

dalam upacara agama dan kedinasan yang berlaku serta tidak ada

kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan

v. Fungsi keluarga

1. Fungsi Afektif

Setiap anggota keluarga menghargai dirinya dan mereka saling

membutuhkan dan saling memberikan dukungan satu sama lain. Setiap

anggota keluarga selalu membina kehangatan dalam rumah tangganya dan

setiap malam menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan anggota

keluarga.

2. Fungsi sosialisasi

Interaksi dalam keluarga berjalan dengan baik dan tidak terjadi konflik antar

anggota maupun dengan tetangga. Keluarga selalu membina hubungan baik

dengan tetangga dan terlibat aktif dalam kegiatan kemasyarakatan karena

mereka menganggap tetangga atau masyarakat sekitar sebagai saudara.

3. Fungsi perawatan kesehatan

a. Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit atau masalah :

Keluargamengerti tentang masalah yang dihadapi terhadap pengetahuan

dan persepsi keluarga tentang penyakit atau masalah, Ny. E sedang

hamil anak pertama dengan keluhan mual dan mutah.

27
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan

kesehatan yang tepat :

Keluarga mengatakan setiap masalah kesehatan yang ada masih belum

tertangani dengan segera dan apabila salah satu dari anggota keluarga

yang sakit jika tidak bisa ditangani di rumah, keluarga memutuskan

untuk membawa kepelayanan kesehatan seperti PMB atau puskesmas.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :

Keluarga mengatakan saat ini sudah cukup mampu merawat anggota

keluarga yang sakit dengan memperhatikan makanan dan pola

istirahatnya. Jika tidak berhasil baru kemudian mengajak berobat

kePMB atau Puskesmas.

d. Kemampuan keluraga menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat :

Keluarga mengatakan jika salah satu anggota keluarga yang sakit selalu

dibawa ke fasilitas kesehatan yang dapat di jangkau oleh keluarga seperti

PMB atau puskesmas, Ny. E sudah memeriksakan kehamilannya ke

PMB dan puskesmas terdekat.

4. Fungsi reproduksi

Keluarga menginginkan keturunannya setelah menikah. Setelah 3 tahun

pernikahan Ny. E akhirnya hamil dan saat ini umur kehamilannya 16

minggu.

5. Fungsi ekonomi

28
Perekonomian keluarga sudah terpenuhi untuk biaya kebutuhan sehari-hari,

berobat maupun untuk kegiatan masyarakat.

vi. Stress dan Koping keluarga

1. Stresor jangka pendek dan panjang

Ny. E mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah menghadapi masalah

yang berkepanjangan, sehingga anggota keluarga tidak khawatir, bingung

dan cemas. Bila ada masalahkeluarga mereka selalu menyelesaikan dengan

kekeluargaan.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Ny. E mengatakan bila ada maslah keluarga, maka segera diselesaikan

dengan anggot keluarga untuk mencari permasalahan.

3. Strategi koping yang digunakan

Ny. E mengatakan jika ada masalah dalam keluarga tidak pernah melakukan

hal-hal yang menyimpang dalam menghadapi segala masalah yang ada

seperti menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dan

menyelesaikan masalah secara keseluruhan.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Ny. E mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menggunakan

kekerasan dalam menghadapi masalah.

29
vii. Pemeriksaan Fisik (dilakukan pada anggota keluarga yang mengalami

masalah kesehatan)

1. Identitas

Nama : Ny. E

Umur : 24 tahun

Pendidikan: SMA

Pekerjaan :Tidak bekerja

2. Keluhan/riwayat penyakit saat ini : Ny. E mengatakan sedang hamil

pertama, tidak pernah keguguran, mengeluh mual dan mutahseharilebih dari

5kali.

3. Riwayat penyakit sebelumnya : Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit

menular maupun penyakit keturunan.

4. Tanda-tanda vital: TD : 100/60 mmHg, N : 80x/m, S : 37,2ºC, RR:

22x/menit, BB: 55 kg, Lila : 25 cm, TB : 155 cm

5. Status Present

a. Wajah : Simetris, tidak ada odem, tidak pucat

b. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.

c. Mulut dan gigi : Bibir lembab,Tidak ada caries gigi, mulut bau

aseton, gigi tidak berlubang,

d. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid,

tidak ada pelebaran vena jugularis.

e. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi,TFU : antara px dan

symfisis , DJJ : 148x/m

30
f. Ekstremitas : tidak ada odema di tangan dan kaki, warna kuku

merah muda

g. Pemeriksaan penunjang : Hb 11,7 gr%, HBSag : negatif, Urin protein :

negatif, urin reduksi : negatif

6. Status Obstetri

HPHT : 08-03-2019

HPL : 15-12-2019

ANC : 3 kali

Inspeksi

Muka : Tidak ada cloasma gravidarum

Mamae : Areola mamae menghitam, kelenjar

montgomery terlihat, putting susu

menonjol, colostrum belum keluar.

Perut : Membesar sesuai usia kehamilan

Genetalia : Tidak ada flour albus, tidak ada

luka bekas episiotomi

a. Palpasi

Leopold I : Tinggi fundus uteri 3 jari bawah pusat, ballotement (+)

31
Leopold II : -

Leopold III : -

Leopold IV : -

b. Auskultasi

DJJ : 157 kali/menit

c. Perkusi

Refleks patella kanan dan kiri : + / +

viii. Harapan Keluarga

1. Terhadap masalah kesehatannya

Keluarga berharap apabila mengalami masalah kesehatan agar cepat

disembuhkan.

2. Terhadap petugas kesehatan yang ada

Keluarga mengatakan senang apabila ada petugas yang melakukan

kunjungan rumah, keluarga sangat berharap masalah yang berhubungan

dengan kesehatan yang dialami keluarga dapat teratasi dengan diberikannya

informasi yang dibutuhkan kelurganya. Keluarga juga berharap agar Ny. E

saat melahirkan secara normal dan ibu maupun bayinya sehat. Apabila

keluarga mengalami keadaan yang kurang sehat, tenaga kesehatan

diharapkan segera menangani masalah sebaik mungkin.

3. Terhadap masalah kesehatannya

Keluarga berharap apabila mengalami masalah kesehatan agar cepat

disembuhkan.

32
4. Terhadap petugas kesehatan yang ada

Keluarga mengatakan senang apabila ada petugas yang melakukan

kunjungan rumah, keluarga sangat berharap masalah yang berhubungan

dengan kesehatan yang dialami keluarga dapat teratasi dengan diberikannya

informasi yang dibutuhkan kelurganya. Keluarga juga berharap agar Ny. E

saat melahirkan secara normal dan ibu maupun bayinya sehat. Apabila

keluarga mengalami keadaan yang kurang sehat, tenaga kesehatan

diharapkan segera memberitahu dan menangani masalah sebaik mungkin.

33
ix. Analisa Data

No. Data Penyebab Masalah

1. Data subtektif : Menghirup bau Kondisi ibu dan

Ny. E mengatakan ini aroma bumbu janin terganggu

kehamilan yang pertama dan masakan yang karena asupan

tidak pernah keguguran. tajam makanan dan

HPHT: 08-03-2019, HPL : minuman tidak

15-12-2019 tercukupi.

Ibu mengatakan selama hamil

sudah ANC 3 kali di

puskesmas dan PMB.

Ibu mengatakan mual dan

mutah sehari lebih 5 kali

Data Obyektif :

Tanda-tanda vital : TD :

100/60 mmHg, N : 80x/m, S :

37,2ºC, RR: 20x/menit, BB:

55 kg, Lila : 25 cm, TB : 155

cm

x. Prioritas Masalah

Diagnosa : Ny. E hamil dengan hypereemesis gravidarum

34
No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. Sifat masalah : 2 1 1/3x1=1/3 Keadaan ibu

ancaman kesehatan dapat

menganggu

kesehatan

selama

kehamilan dan

dapat

menganggu

kesejahteraan

janinnya.

2. Kemungkinan masalah 2 2 2/2x2=2 Latar belakang

dapat diubah : mudah pendidikan ibu

lulusan SMA

sehingga

memudahkan

petugas dalam

memberikan

informasi

kepada ibu

hamil

3. Potensi masalah untuk 3 1 3/3x1=1 Masalah ibu

dicegah : tinggi hamil dapat

dicegah dengan

35
memberikan

KIE kepada ibu

hamil

4. Menonjolnya masalah : 2 1 2/2x1=1 Ibu menyadari

Ada masalah berat yang bahwa keluhan

segera ditangani yang ibu alami

dapat

menganggu

kesejahteraan

ibu dan janin.

Sehingga ibu

selalu

meneriksakan

kehamilannya

setiap bulan

dan jika ada

keluhan segera

periksa.

b. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. Sifat masalah : 3 1 3/3x1=1 Kebiasaan

36
Kurang sehat merokok dapat

menganggu

kesehatan ibu

hamil dan

mengganggu

pertumbuhan

janin.

2. Kemungkinan masalah 1 2 1/2x2=1 Latar belakang

dapat diubah : hanya pendidikan

sebagian bapak lulusan

SMP sehingga

cukup

memudahkan

petugas dalam

memberikan

informasi

kepada Tn. S

3. Potensi masalah untuk 1 1 1/3x1=1/3 Kebiasaan

dicegah : rendah merokok dapat

di cegah

dengan

memberikan

penyuluhan

keada Tn. S

37
tentang bahaya

perokok aktif,

pasif, dan

untuk

kesehatan ibu

hamil

4. Menonjolnya masalah : 1 1 1/2x1=1 Tn. S sudah

Ada masalah tetapi tidak mengetahui

perlu segera ditangani bahwa

merokok tidak

baik untuk

kesehatan ,

tetapi

kebiasaan itu

sulit untuk di

rubah karena

sudah sejak

lama Tn. S

merokok.

Diagnosa kebidanan berdasarkan prioritas :

1. Ny. N hamil dengan hyperemis gravidarum

38
2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang terapi massage pada ibu hamil

dengan hyperemesis

39
RENCANA ASUHAN KEBIDANAN

Tujuan Evaluasi
N
Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
o

40
1 Ny. E, umur a.Setelah diberikan Diharapkan Ny.E a. Ny. E mengetahui Ibu akan Memberikan penyuluhan

24 tahun, penyuluhan tentang mengerti tentang : tentang kondisi memeriksakan tentang :

GIP0A0 hyperemesis a. Pengertian kehamilannya kehamilannya a. Jelaskan pada Ny. E

hamil 16 gravidarum pada hypremesis b. Ibu mengetahui tentang secara rutin di mengenai hyperemis

minggu ibu hamil, keluarga gravidarum hyperemesis puskesmas dan gravidarum

dengan tahu tentang pada ibu gravidarum pada ibu PMB b. Jelaskan Dampak ibu hamil

hyperemesis penatalaksanaannya hamildan hamil dengan hyperemesis

gravidarum bahaya gravidarum

hyperemesis c. Jelaskan pada Ny.E tentang

gravidarum pencegahan hyperemesis

pada ibu hamil gravidarum dengan

2 b.Setelah diberikan b. Keluarga Tn. S Keluarga pregnancy massage


Knowledge
terapimassage pada dapat mengetahui hyperemesis gravidarum

41
ibu hamil dengan mengetahui terkait masalah d. Menganjurkan ibu untuk

hyperemesispada masalah yang yang dihadapi memeriksakan kehamilannya

ibu hamil Ny. E terjadi di dalam oleh Ny. E yaitu secara rutin

selama 10 - 15 keluarga sering mual dan

menit diharapakan terutama terkait mutah

keluarga dapat masalah yang

menerapkan dikeluhkan oleh

sebagai salah satu Ny. E yaitu

upaya untuk mual dan mutah

mengurangi mual

mutah pada ibu

42
43
IMPLEMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

No Diagnosis Intervensi Kendala

1 Ibu hamil dengan a. Menjelaskan pada Ny. E Rumah ibu hamil dekat

hyperemesis mengenai hyperemis dengan jalan raya

gravidarum gravidarum suasana kadang brisik

saat ada kendaraan yang


Evaluasi : NY. E sudah
lewat saat kita
mengerti tentang hyperemesis
memberikan asuhan
gravidarum
sehingga intonasi suara
b. Menjelaskan pada Ny. E
harus diperkeras.
tentang dampak dari

hyperemesis gravidarum pada

ibu hamil

Evaluasi :Ny. E sudah

mengetahui tentang dampak

dari hyperemesis gravidarum

pada ibu hamil

c. Menjelaskan pada Ny.E tentang

pencegahan hyperemesis

44
gravidarum dengan pregnancy

massage hyperemesis

gravidarum

Evaluasi : Ny. E sudah

mengetahui tentang pencegahan

hyperemesis gravidarum pada

ibu hamil

d.menganjurkan ibu control rutin

tiap bulan untuk memeriksakan

kehamilannya, dan segera

menghubungi tenaga kesehatan

bila terjadi kegawadaruratan.

Evaluasi : Ny. E bersedia untuk

control rutin tiap bulan untuk

memeriksakan kehamilannya, dan

bersedia menghubungi tenaga

kesehatan bila terjadi

kegawadaruratan.

45
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Langkah awal yang dilakukan adalah pengkajian untuk memperoleh data dasar,

baik data subyektif dan data obyektif. Pengkajian ini dilakukan penulis pada

tanggal 24 Juni 2019 jam 14.00 WIB bertempat dirumah Tn. S. Penulis

melakukan wawancara kepada Ny. E untuk memperoleh data subyektif berkaitan

46
dengan keluarga Tn. S Selanjutnya penulis melakukan pemeriksaan TTV pada

keluarga Tn. S untuk memperoleh data obyektif.

Selama penulis melakukan pengkajia terhadap keluarga Tn. S semua anggota

keluarga merespon dengan baik.Sehingga penulis mendapatkan data yang

diharapkan.Dari hasil pengkajian pula, didapatkan bahwa keluarga Tn. S

merupakan tipe keluarga nuclear family. Dari hasil pengkajian tersebut, penulis

mendapatkan beberapa permasalahan yaitu sering mual dan mutah pada Ny. E

dan kurangnya pengetahuan untuk menangani masalah tersebut.

B. Interpretasi Data

Setelah dilakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif dilanjutkan

dengan langkah intrpretasi data.Pada langkah ini, interpretasi data ini didapatkan

diagnosa kebidanan sesuai hasil pengkajian yang dilaksanakan. Sesuai hasil

pengkajian penulis dapat membuat diagnosa pada keluarga Tn. S yaitu ibu hamil

dengan hyperemesis pada Ny. E.

C. Identifikasi Diagnosa Potensial

Melihat permasalahan yang muncul pada keluarga Tn. S dan sesuai dengan

diagnosa yang telah ditegakkan. Penulis dapat mengidentifikasi masalah

potensial atau masalah yang mungkin akan muncul berkaitan dengan kondisi Ny.

E adalah dehidrasi

47
D. Antisipasi Tindahkan Segera

Pada langkah identifikasi diagnosa masalah potensial didapatkan bahwa untuk

kasus Ny. E akan megakibatkan dehidrasi yang akan berdampak buruk jika tidak

segera ditangani. Maka perlu dilakukan tindakan segera yaitu dengan melakukan

ANC yang rutin dan pemijatan pada kaki yang bengkak.

E. Intervensi

Setelah dilakukan empat langkah asuhan kebidanan mulai dari pengkajian,

interpretasi data, identifikasi masalah diagnosa potensial, dan antisipasi

tindahkan segera maka penulis menyusun intervensi sesuai permasalahan yang

timbul. Penulis mengintervensi ajarkan kepada keluarga terapi massage pada ibu

hamil dengan hyperemesis

F. Implementasi

Penulis telah menyusun intervensi, maka penulis mengimplementasikan

intervensi tersebut kepada keluarga Tn. M pada tanggal 26 Juni 2019 jam 15.00

wib. Dimana saat pelaksanaan keluarga sangat kooperatif dan anggota keluarga

yang ada hanya Ny. E dan Tn. S.

G. Evaluasi

Setelah dilakukan enam langkah asuhan kebidanan hingga implementasi,

didapatkan evaluasi dari kegiatan implementasi yang dilakukan. Dari hasil

wawancara pada proses pengkajian pada tanggal 24 Juni 2019 didapatkan bahwa

48
masalah yang mendukung munculnya permasalahan yaitu kurangnya

pengetahuan ibu dan keluarga tentang hyperemesis gravidarum.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil Asuhan Kebidanan yang dilakukan penulis terhadap keluarga Tn. S,

penulis menarik beberapa kesimpulan :

1. Ny. E mengalami masalah sering mua dan mutah.

2. Ny. E tidak tahu cara menghadapi masalah tersebut.

3. Diagnosa yang muncul pada interpretasi data adalah Ny. E yang mengalami

hyperemesis.

4. Identifikasi diagnosa masalah potensial yang mungkin muncul pada Ny. E

yaitu dehidrasi yang berakibat buruk pada pertumbuhan dan perkembangan

janinnya.

49
5. Sesuai dengan permasalahan utama yang terdapat pada Ny. E, maka dilakukan

intervensi untuk diberikan dan diajarkan terapi massage pada ibu hamil

dengan hyperemesis

6. Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang telah disusun,

didapatkan hasil bahwa keluarga sudah paham tentang pijat ibu hamil dengan

hyperemesis serta akan diterapkan untuk mengatasi keluhan yang ada.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan bagi institusi pendidikan agar laporan ini dapat dijadikan sumber

pengetauan referensi dalam proses perkuliahan.

2. Bagi Instansi Kesehatan

Disarankan kepada institusi kesehatan terkait maslah yang dihadapi keluarga,

maka dari itu diharapkan agar meningkatkan pelayanan, misalnya melakukan

kunjngan rumah serta pendampingan keluarga

3. Bagi Desa

Disaran kepada desa, melihat adanya masalah tersebut, penulis menyarankan

agar desa juga berperan seperti peran aktif kader dalam mendata ibu yang

yang mengalami masalah dan juga terkait stimulasi anak.

4. Bagi Keluarga

50
Disaran bagi keluarga agar jika ada masalah tidak boleh dianggap biasa dan

segera melaporkan kepada tenaga kesehatan, serta dapat menerapkan apa yang

disampaiakan oleh tenaga kesehatan.

51

Anda mungkin juga menyukai