Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN

ANAK PRA SEKOLAH


“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS DAN MENYUSUI
SOSIAL DAN BUDAYA”

Dosen Pembimbing : Elvi Destariyani, SST., M.Kes


Disusun Oleh :
1. Dian Meriandani (P05140116009)
2. Orin Yesvika Putri (P05140116071)
3. Tiara Elda Sumba (P05140116036)
Kelas : IIA
Prodi : D III KEBIDANAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2017

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASA NIFAS


Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. masa nifas
berlangsung 6 minggu .
Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu. Selama
masa ini, saluran reproduksi anatominya kembali ke keadaan tidak hamil yang normal
.(obserti william).
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6
sampai 8 minggu.(sinopsis obstetril).

B. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS


Selama bidan memberikan asuhan sebaiknya bidan mengetahui apa tujuan
dari pemberian asuhan pada ibu masa nifas, tujuan diberikan asuhan pada ibu selama
nifas antara lain untuk:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik mau pun psikologis dimana
dalam asuahan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian
nutrisi, dukungan psikologis maka kesehatan ibu dan bayi selalu tergaja
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan harus
melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara sistematis yaitu
mulai pengajian data subjektif, objektif mau pun penunjang.
c. Setelah bidan melaksanakan penkajian data maka bidan harus menganalisa data
tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi masa yang terjadi
pada ibu dan bayi.
d. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu mau pun bayinya,
yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk ke langkah
berikutnya sehingga tujuan di atas dapat di laksanakan.
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang keperawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluaraga berencana,menyusui,imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat;
memberikan pelayanan keluarga berencana (saipudin,2006)
2
Asuhan masa nifas diperlukan dalam priode ini karena merupakan masa kritis
baik ibu mau pun bayinya. Di perkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama
(saipudin,2)
Menurut Suherni (2009) peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas adalah:
1. Mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi
pada saat-saat penting yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu.
2. Mengadakan kolaborasi antara orangtua dan keluarga.
3. Membuat kebijakan, perencanaan kesehatan dan administrator. Asuhan masa nifas
ini sangat penting karena periode ini merupakan masa kritis baik ibu maupun
bayinya.
Menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu (ASI) melalui payudara
ibu secara langsung kepada bayi yang merupakan reflek insting dari ibu dengan
melibatkan hormon-hormon menyusui (Lang, 2008).
Menyusui adalah hak setiap ibu dan tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka
agar dapat terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap
mengenai manfaat dari ASI (Kemalasari, 2009). Menyusui akan menjamin bayi tetap
sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui
sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi
manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang
lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang
lebih baik (Roesli, 2005).
Menyusui merupakan cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan
mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun
pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun
kedua dan tahun–tahun berikutnya (Varney, 2004). Bagi masyarakat kita menyusui
merupakan hal yang alami. Menyusui merupakan suatu cara yang tidak ada duanya
dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan yang
sehat, serta kesehatan ibu dan bayi dapat mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi
sehingga dasar si kecil percaya pada orang lain dan diri sendiri yang akhirnya bayi
berpotensi untuk mengasihi orang lain.

3
C. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS DAN
MENYUSUI
a. Sosial
Ibu merasa sulit menyesuaikan dengan peran baru sebagai ibu. Apalagi
kini gaya hidupnya akan berubah drastis. Ibu merasa dijauhi oleh lingkungan
dan merasa akan terasa terikat terus pada si kecil.
Dibutuhkan pendekatan menyeluruh/holistik dalam penanganan ibu
post partum blues. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan
penanganan di tingkat perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis
secara bersama-sama dengan melibatkan lingkungannya, yaitu suami,
keluarga dan teman dekatnya.
Faktor sosial di pengaruhi oleh:
1. Faktor usia
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi
seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal
ini mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh
seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan
persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut
untuk menjadi seorang ibu.
2. Faktor pengalaman
Berdasarkan beberapa penelitian Paykel dan Inwood (Regina dkk,
2001) mengatakan bahwa depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada
perempuan primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan semua yang
berkaitan dengan bayinya merupakan situasi baru bagi dirinya yang dapat
menimbulkan stres. Berdasarkan pendapat Le Masters yang melibatkan suami
istri muda dari kelas sosial menengah mengajukan hipotesis bahwa 83% dari
mereka mengalami krisis setelah kelahiran bayi pertama.
3. Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan
konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan
untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran
mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–anak mereka
(Kartono, 2011).

4
4. Faktor selama proses persalinan
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang
digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang
ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis
yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan
menghadapi depresi pasca salin.
5. Faktor dukungan sosial
Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan
dan pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak
berkurang.

b. Budaya
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi
status kesehatan. Di antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam
masyarakat ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan. Banyak
sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara
kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau
kurangnya perhatian dari instansi kesehatan, antara lain masih adanya
pengaruh adat budaya yang turun temurun masih dianut sampai saat ini.
Contoh budaya pada saat masa nifas:
1. Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele,
keong,daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang
berminyak.
Dampak positif :tidak ada
Dampak negatif :merugikan karena masa nifas memerlukan
makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan bayi sehat.
2. Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan
tempe tanpa garam ,ngayep´dilarang banyak makan dan minum, makanan
harus disangan/dibakar.
Dampak positif :tida ada
Dampak negative :merugikan karena makanan yang sehat akan
mempercepat penyembuhan luka.
5
Berikut beberapa kebiasaan dan tradisi dari daerah :
A. PANDAI SIKEK
dari zaman nenek moyang yang di lakukan pada saat nifas. Walaupun
dari tahun ke tahun budaya ini sudah mulai hilang, seiring dengan
perkembangan zaman. Antara lain :
1. Biasanya orang-orang dahulu melahirkan dengan dukun beranak. Jadi
semua hal tentang nifas dikerjakan berdasarkan anjuran dukun. Persis setelah
melahirkan ibu dibuatkan gelang dengan Benang Tujuh Ragam, dan di pasang
selama 40 hari pada pergelangan tangannya. Setelah itu baru boleh dibuka.
2. Ibu mandi walladah untuk membersihkan diri.
3. Pada hari ke 3 setelah melahirkan ibu diurut oleh dukun.
4. Selama 3 hari berturut-turut sejak awal nifas ibu ”Disembur” dengan
kunyahan kunyit, bawang putih, merica hitam, merica putih pada bagian
keningnya.
5. Selama nifas ibu harus memakai stagen panjang untuk dililitkan diperutnya.
Kira-kira berukuran 4 m (dimulai setelah hari ke 3 ).
6. Jika duduk ibu harus dengan posisi bersimpuh. Dilarang keras untuk
mengangkang, karna akan mengakibatkan perut jatuh atau lepas.
7. Jika ibu bepergian selama nifas, maka harus membawa bawang putih atau
gunting kecil, untuk penangkal mahluk halus. Dan menjaga air susu ibu dari
gangguannya.
8.Sesekali ibu berkelumun di bawah kain dengan asap rebusan air kunyit.
Untuk menghilangkan bau badan atau aroma tidak sedap.
9. Ibu harus memakai sarung selama nifas.
10. Ibu tidak boleh keluar rumah pada saat magrib. Untuk menjaga ibu dan
ASI nya.
11. Selama ibu menyusui dalam masa nifas (40 hari), anak harus dialas atau
disambut dengan bantal.
12. Ibu dan bayi tidur di luar kamar dengan membentang kasur.
13. Dilarang menjahit selama nifas.
14. Pantang makan ikan, pedas dan asin

6
15. Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena bisa sawan
16. Khitan pada bayi laki-laki dan perempuan
17. Minum jamu dapat memperlancar ASI
18. Upacara adat seperti brokohan, sepasaran dan selapanan
19. Menaruh ramuan pada tali pusat
20. Tidak boleh makan terong karena bisa membuat bayi panas dingin

B.MINANG
Menurut beberapa ibu-ibu yang bersuku Minang, perawatan ibu
postpartum menurut budaya Minang meliputi: minum telur dan kopi,
penguapan dari bahan rempah-rempah (betangeh), pemanasan batu bata
(duduk di atas batu bata), meletakkan bahan-bahan alami di atas perut ibu
(tapal), minum jamu dari bahan rempah-rempah, membersihkan alat kelamin
dengan air rebusan daun sirih.

C.LOMBOK
Selain itu pada suku Sasak di Lombok, ibu yang baru bersalin selain
memberikan nasi pakpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya lebih dahulu)
kepada bayinya agar bayinya tumbuh sehat dan kuat. Mereka percaya bahwa
apa yang keluar dari mulut ibu merupakan yang terbaik untuk bayi.

D.KERINCI
Sementara pada masyarakat Kerinci di Sumatera Barat, pada usia sebulan
bayi sudah diberi bubur tepung, bubur nasi nasi, pisang dan lain-lain. Ada
pula kebiasaan memberi roti, pisang, nasi yangsudah dilumatkan ataupun
madu, teh manis kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar.
Demikian pula halnya dengan pembuangan colostrum (ASI yang pertama kali
keluar). Di beberapa masyarakat tradisional, colostrum ini dianggap sebagai
susu yang sudah rusak dan tak baik diberikan pada bayi karena warnanya
yang kekuning-kuningan. Selain itu, ada yang menganggap bahwa colostrum
dapat menyebabkan diare, muntah dan masuk angin pada bayi. Sementara,
colostrum sangat berperan dalam menambah daya kekebalan tubuh bayi.

E.MALUKU
Contohnya di daerah Maluku terdapat pantangan makanan pada masa
7
nifas, seperti pantangan memakan terong agar lidah bayi tidak ada bercak
putih dan pantangan memakan nanas dan mangga karena tidak bagus untuk
rahim.
F. SUKU TOLAKI
1. Ibu dilarang makan terong.
Alasan : Karena terong dapat membuat tubuh si ibu dan bayi menjadi gatal.
Pembuktian/Rasional : Terong merupakan salah satu jenis sayuran yang
banyak mengandung Vitamin A dan C. Terutama pada jenis Terong Belanda.
Terong jenis ini mempunyai banyak manfaat dan khasiat, diantaranya
mengandung antosianin, termasuk kedalam golongan flavonoid yang
merupakan salah satu jenis antioksidan. Antioksidan ini dapat membantu daya
tahan tubuh menjadi lebih baik. Terong juga kaya akan vitamin A dan C untuk
meningkatkan daya tahan tubuh selain itu, bagi pertumbuhan tubuh terong
sangat bagus karena mengandung fosfor dan magnesimu yang akan membantu
pertumbuhan tulang. Oleh karena itu, tidak benar bila terong dapat
menyebabkan gatal-gatal pada Ibu dan Bayi.
2. Ibu diwajibkan mandi air hangat/ mengkompres perut dengan botol yang
Diisi dengan air panas.
Alasan : Karena dengan mandi air hangat dapat mengobati luka dalam pasca
melahirkan. Pembuktian :Hal ini dinilai cukup benar. Karena air hangat dapat
memperlancar peredaran darah. Aliran darah yang lancar sangat
mempengaruhi sistem metabolisme dalam tubuh. Dalam darah terkandung
oksigen serta nutrisi yang diperlukan bagi sel-sel dalam tubuh, sehingga
dalam proses penyembuhan luka dalam menjadi sedikit lebih cepat.
3. Ibu nifas tidak boleh makan makanan yang pedas.
Alasan : Karena makanan pedas bila dikonsumsi ibu dapat menyebabkan ASI
menjadi pedas.
Pembuktian/Rasional : Sebenarnya, makanan pedas yang mengandung cabai
memiliki kandungan kapsaisin bersifat antikoagulan, yaitu menjaga darah
tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah.
Sehingga orang yg suka makan sambal dpt memperkecil kemungkinan

8
Menderita penyumbatan darah (aterosklerosis), sehingga mencegah
munculnya serangan stroke dan jantung koroner, serta impotensi. Namun,
bagi ibu nifas mengonsumsi sambal/cabai dapat menyebabkan naiknya asam
lambung sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di perut. Bila dikonsumsi
berlebih
dapat mengakibatkan infeksi pada lambung. Bayangkan saja, apabila ibu yang
pasca melahirkan masih memiliki luka didaerah perut(setelah operasi caesar)
ataupun rasa sakit pasca melahirkan, kemudian megonsumsi cabai/makanan
pedas lainnya akan menambah rasa sakit bagi ibu. Oleh karena itu, larangan
ini memiliki dampak positive bagi Ibu nifas.
4. Ibu diwajibkan mengenakan gurita diperut.
Alasan : Karena gurita dapat mengembalikan bentuk tubuh yang melar pasca
melahirkan.
Pembuktian/Rasional : Pada dasarnya, dunia kedokteran tidak menganjurkan
setiap pasien bersalin untuk memakai stagen. Stagen tidak memeberikan efek
positif dalam mengecilkan atau mengencangkan perut karena sifatnya yang
pasif. Kebudayaan ini hanya membawa dampak positive bagi ibu yang
mengalami masalah kurang percaya diri dengan bentuk tubuh yang melar
pasca melahirkan. Tetapi, bila dilihat dari sisi kesehatan, penggunaan gurita
sama sekali tidak mempengaruhi kondisi kesehatan ibu. Karena, gurita hanya
akan menyamarkan perut ibu yang melar pada saat menggunakan gurita, tetapi
bila dilepas, bentuk tubuh ibu akan kembali terlihat melar/kendur.
Penggunaan gurita diperbolehkan karena gurita tidak membalut perut ibu
terlalu kencang seperti stagen. Namun perlu pula diperhatikan bagi ibu yang
baru melakukan operasi caesar. Jahitan yang masih baru atau basah jika
langsung dipakaikan gurita, apalagi stagen, malah akan bertambah parah.
Jahitan bisa terbuka kembali, atau bahkan bernanah.

9
5. Jika ibu duduk atau tidur harus meluruskan kakinya.
Alasan : Agar urat-urat tidak kendur.
Pembuktian/Rasional : Pada ibu yang baru saja melahirkan atau berada pada
masa nifas jelas hal ini sangat mempunyai dampak yang positive bagi si ibu
tersebut, karena jika ibu duduk atau tidur pada posisi miring atau di tekuk
dapat mempengaruhi posisi tulang ibu tersebut karena tulang ibu pada masa
nifas seperti bayi, yang apabila si ibu melakukan gerakan miring pada saat
tidur dan menekuk saat duduk akan berisiko, larangan ini baik untuk ibu
karena pada ibu pada masa nifas mudah terkena varises dan dampak negative
akan larangan ini jelas tidak ada baik bagi si ibu maupun pada bayi yang baru
dilahirkan.
6. Ibu diwajibkan kencing diatas bara api.
Alasan : Agar luka di vagina pasca melahirkan cepat sembuh.
Pembuktian : Bara Api menghasilkan Uap panas. Dalam hal ini, kencing
Diatas bara api dapat dikatakan terapi Uap. Terapi uap merupakan salah satu
pilihan yang paling mudah dan sederhana untuk mengeluarkan racun-racun
yang menumpuk di dalam tubuh. Saat pori-pori terbuka dan jutaan kelenjar
keringat mulai mengeluarkan keringat, maka tubuh juga akan mengeluarkan
sampah-sampah sisa metabolisme. Terapi uap juga berfungsi memperlancar
aliran darah. Hal ini sekaligus akan memperlancar suplai nutrisi ke seluruh
tubuh.
Selama proses mandi uap, aliran darah ke kulit meningkat dari 5-10% menjadi
50-70%. Peningkatan aliran darah ini sekaligus membawa nutrisi penting ke
kulit dan jaringan, menstimulasi aktivitas selular dan pertumbuhan sel-sel.
Namun perlu diingat, kencing di atas bara api tidak boleh di lakukan pada ibu
yang masih memiliki luka pasca melahirkan khususnya di daerah vagina.
Karena akan memungkinkan si ibu terkena percikkan bara api atau abu yang
dapat menambah parah luka pasca melahirkan.

Adapun berbagai macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas

10
baik di masyarakat desa maupun masyarakat kota:

a. Macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas pada masyarakat kota
1. Pada masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan
lele, keong, daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan
makanan yang berminyak.
Adapun dampak negative akan dilarangnya mengkonsumsi
telur, daging, udang, ikan laut keong, daun lembayung, buah pare,
nanas, gula merah dan makanan yang berminyak adalah dapat
merugikan karena pada masa nifas
2. Ibu membutuhkan makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan
Bayi Menjadi sehat dan dampak positif dari larangan ini tidak ada.
3. Setelah melahirkan atau setelah operasi, ibu hanya boleh makan
tahu dan tempe tanpa garam atau biasa disebut dengan ngayep,
dilarang banyak makan dan minum, dan makanan harus disangan /
dibakar sebelum dikonsumsi.
Adapun dampak negative pada ibu apabila setelah melahirkan
atau di operasi hanya dapat mengkonsumsi tahu dan tempe tanpa
garam dan makanan harus dibakar sebelum di konsumsi adalah dapat
merugikan karena dapat menghambat penyembuhan luka karena pada
dasarnya makanan yang sehat akan mempercepat penyembuhan luka
dan dampak positif dari larangan ini tidak ada.
4. Pada masa nifas, ibu dilarang tidur siang
Adapun dampak negative dari dilarangnya seorang ibu tidur
siang, ibu menjadi kurang istirahat sedangkan pada masa ini seorang
ibu harus cukup istirahat dan mengurangi kerja berat karena tenaga
yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi dan
dampak akan dilarangnya seorang ibu untuk tidur siang tidak ada.
5. Pada masa nifas dan saat menyusui, ibu harus puasa, tidak makan
makanan yang padat setelah waktu maghrib.

Dampak positif : Hal ini dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas
setelah maghrib dapat menyebabkan badan masa nifas mengalami

11
penimbunan lemak,disamping itu organ-organ kandungan pada masa
nifas belum pulih kembali.
Dampak negative : ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI
menjadi berkurang.
6. Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.
Dampak positif : tidak ada
Dampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi baru
lahir (pemberian imunisasi) harus periksa kesehatannya sekurang-
kurangnya 2 kali dalam bulan pertama yaitu umur 0-7 hari dan 8-30
hari
7. Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut, diberi pilis/
lerongan dan tapel.
Dampak positif : jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan
bayi menjadi lancar
Dampak negative : pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat
merusak kandungan. Pilis dan tapel dapat merusak kulit bagi yang
tidak kuat / menyebabkan alergi.
8. Masa nifas harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring,
dicampur garam dan asam diminumkan supaya ASI banyak.
Dampak positif : tidak ada
Dampak negative : karena abu, garam dan asam tidak mengandung zat
gizi yang diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak
produksi ASI nya.
9. Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim
Dampak positif : dari sisi medis, sanggama memang dilarang selama
40 hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini
akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi
rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran
semula. Contohnya infeksi atau malah perdarahan. Belum lagi libido
yang mungkin memang belum muncul ataupun pengaruh psikologis,

12
semisal kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun ketakutan bakal
hamil lagi.
dampak negative : tidak ada

b. Aspek sosial budaya pada masa nifas pada daerah yang lain :
1. Harus pakai sandal kemana pun Bufas pergi, selama 40 hari.
2. Harus memakai Stagen/udet/centing. (positif)
3. Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.
4. Pakai lulur param kocok seluruh badan, biar capek pada badannya
cepat ilang.
5. Tidak boleh bicara dengan keras-keras
6. tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan
peredaran darah lancar.
7. kalau tidur/duduk kaki harus lurus. Tidak boleh di tekuk/posisi
miring, hal itu dapat mempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas
seperti bayi baru melahirkan/mudah terkena Varises.
8. Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-
sayuran.
9. Tidak usah memakai perhiasan, karena dapat mengganggu aktifitas
Bayi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Janah , Nurul. 2011. Biologi Reproduksi. Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA.


Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Jogjakarta : Andy
Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP.
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Wulanda, Ayu Febri. 2011. Biologi reproduksi. Jakarta : Salemba Medika
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

14

Anda mungkin juga menyukai