Anda di halaman 1dari 7

“Gender dalam Kesehatan Reproduksi Remaja”

Kelompok 1

Di suatu desa tinggallah sebuah keluarga. Mereka adalah keluaraga yang


sangat tidak sederhana.Suatu hari si Bapak ingin menjodohkan anak gadisnya “Sri”
dengan anak temannya. Namun melihat usiannya yang masih muda Sri menolak
untuk dijodohkan.

Bapak joko : Nak, dari pada kamu tu di rumah gak ada kerjaan, ya mendingan

kamu tu bapak nikah kan saja ya? Nanti bapak jodohin sama anaknya

temen bapak, gimana?

Sri : Bapak tu gimana sih main jodohin saja, memang nya ini jaman nya

siti nurbaya apa pak? Lagian umur saya juga baru 17 tahun pak.

Bapak Joko : Aduh nak umur itu bukan jadi alasan kalo gak boleh nikah, orang

bapak sama ibu mu dulu menikah umur 13 - 14 kok.

Sri : Tetap saja pak saya tu belum mau menikah, saya tu masih pengen

menikmati masa remaja saya.

Ditengah-tengah pembicaraan bapak dan Sri, ibupun menghampiri mereka.

Ibu ana : Wahh sepertinya sedang serius ini, ngomongin apa pak?

Bapak joko : Ini loh buk, daripada si Sri itu gak ada kerjaan dirumah, trus ujung

nya juga jadi pembantu, mendingan kita jodohin saja, gimana

menurut ibu.

Ibu ana : Kalo ibu sih tergantung si Sri nya aja mau apa tidak di jodohin,
gimana nak kamu mau gak?

Sri : Sri tu belum siap lahir dan batin kalo menikah sekarang bu. Sri juga

masih pengen menikmati masa remaja Sri.

Bapak joko : Halah masa remaja2 apa sih nak, orang kamu kerjaannya juga di

rumah saja kok.

Sri : Pokok nya Sri belum pengen menikah pak titik. Lagian menikah usia

dini tu gak baik buat kesehatan reproduksi pak.

Ibu ana : Bener juga pak, ibu juga pernah denger waktu ikut penyuluhan

kemarin.

Sri : Tu kan pak bener.

Bapak joko : Yaudah terserah kamu saja nak

Sri : Bu bagaimana kalo kita tanya saja ke bu bidan dampak dari

pernikahan dini itu apa? Biar informasi nya lebih jelas bu.

Ibu ana : Yaudah, besok kita ke klinik bu bidan aja.

Sri : Iya bu.

Keesokan harinya

Sri : Ibu, jadi tidak hari ini kita pergi ke klinik?

Ibu ana : Jadi nak cepat sana ganti pakaian mu

Sri : Ia bu... (Ibu dan anak telah sampai di klinik bidan)

Ibu dan Sri : Assalamualaikum bu......


Mina (asisten) : Waalaikumsalam bu. silahkan masuk buk.. Silahkan duduk.. Ada

yang bisa saya bantu bu ?

Ibu ana : Begini nak, kami ingin konsultasi dengan ibu bidan. Ibu bidannya

ada ?

Mina (asisten) : ada bu, konsultasi apa ya bu ? kalau boleh saya tahu.

Ibu ana : Begini saya dan anak saya ingin berkonsultasi tentang resiko

pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi, soalnya anak saya

umurnya masih 17 tahun mbak

Mina (asisten) : oh begitu bu. baiklah bu. Tunggu sebentar ya bu. Saya panggil bu

bidannya dulu.

Mina masuk kedalam, dan memanggil ibu bidan

Mina (asisten) : bu ada pasien didepan, sedang menunggu ibu.

Ibu bidan : iya mina, ibu siap-siap dahulu. apa keluhannya mina ?

Mina (asisten) : ini bu ada ibu dan anaknya ingin konsultasi tentang resiko

pernikahan dini terharap reproduksi bu, kebetulan anak ibu itu

umurnya masih 17 tahun.

Ibu bidan : Baiklah mina, ibu segera keluar. Kamu berikan air minum dulu

kepada ibu dan anak itu.

Mina (asisten) : baiklah bu.

Mina pun membawakan dua gelas the kepada


Mina (asisten) : (dengan membawa dua gelas teh) diminum bu mbak.

Ibu dan Sri : iya terimakasih.

Ibu bidan pun mendatangi ibu ana dan Sri

Ibu bidan : Assalamualaikum, maaf menunggu lama bu.

Ibu ana : Waalaikumsalam, iya bu bidan, tidak apa-apa.

Ibu bidan : dengan ibu siapa dan ini siapa ya ?

Ibu ana : saya ibu ana bu bidan, dan ini anak saya sri.

Ibu bidan : oh baiklah ibu ana, ibu ana ada keluhan apa ya bu ?

Ibu ana : Begini bu bidan , ini Sri pengen tau tentang masalah pernikahan

dini dan akibatnya terhadap kesehatan reproduksi.

Ibu Bidan : Baik lah buk, sebelum saya menjelaskan saya akan bertanya dahulu

kepada anak ibu. usia nya berapa tahun sekarang?

Sri : umur saya sekarang 17 tahun

Ibu Bidan : Baiklah saya akan mulai menjelaskannya, pernikahan dini adalah

pernikahan yang di lakukan pada usia perkawinan yang kurang dari

20 tahun . Remaja yang menikah di usia muda umumnya belum

memiliki jiwa dalam arti kemantapan berfikir dan berbuat, mau

menang sendiri atau egois,mudah putus asa, tidak bertanggung jawab

hal ini terjadi karna mereka masih berada pada tahap peraliharan dari

masa kanak-kanak menuju masa dewasa.


Sri : O...gitu ya bu, jadi bu ada gak dampaknya ke alat reproduksi jika

menikah di bawah umur.

Ibu Bidan : Ada, akibat nya seperti Dari segi fisik, remaja itu belum kuat, tulang

panggul nya masih terlalu kecil sehingga bisa membahayakan proses

persalinan. Anak perempuan berusia 10-14 memiliki kemungkinan

meninggal lima kali lebih besar, selama kehamilan atau melahirkan,

di bandingkan dengan perempua nberusia 20-25 tahun sementara itu

anak perempuan berusia 15-19 tahun memiliki kemungkinan dua kali

lebih besar .Kemudian Pada masa remaja ini alat reproduksi belum

matang melakukan fungsinya. Rahim atau uterus baru siap

melakukan fungsinya setelah umur 20 tahun,karna masa ini fungsi

hormonal melewati masa maksimal. Pada usia 14-18 tahun,

perkembangan otot-otot rahim belum cukup baik kekuatan dan

kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan rahim dapat rupture

atau robek. Pada usia 14-19 tahun sistem hormonal belum stabil,

kehamilan menjadi tak stabil mudah terjadi pendarahan dan terjadilah

abortus atau kematian janin. Usia kehamilan terlalu dini dari

persalinan memperpanjang rentangusia reproduktif aktif. Hal ini

dapat mengakibatkan resiko kanker leher rahim.

Sri : Bu..apakah ada dampak psikologisnya??


Ibu Bidan : Ada,dampaknya itu terhadap mental yang belum siap untuk

menerima kehamilan yang sudah terjadi.. akan merasa sendiri dan

menyesal.

Sri : oow..begitu bu..Saya jadi takut dengan pernikahan dini itu.

Ibu Bidan : anak, kamu harus pintar menjaga diri kamu, karena banyak orang

diluar sana yang tidak menyayangi dirinya.

Ibu ana : Jadi gimana Sri, kamu sudah mengerti tentang dampak pernikahan

dini itu?

Sri : Sudah bu, nanti sampe rumah langsung Sri jelasin ke Bapak ya bu

biar tidak maksa-maksa Sri nikah sekarang

Ibu ana : Baiklah bu bidan kalau begitu kami pamit dulu.. terimakasih atas

penjelasannya bu

Ibu Bidan : ohh ia bu.. sama-sama bu..


TUGAS
KESEHATAN REPRODUKSI KB
(Drama Tentang “Gender dalam Kesehatan
Reproduksi”)

Disusun Oleh: Kelompok I


Nama Kelompok
1. Agusti Purnama Sari
2. Anggun Febri Tirani
3. Annisa Rima Patimbang
4. Annisa Yudianingsih
5. Birly Asnavellia

DOSEN PEMBIMBING:
Ismiati,SKM, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU


PRODI D3 KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai