Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian ASI Ekslusif

(ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-
garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna
sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam
bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi
dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI
merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga
dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World
Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI
eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.
Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup
empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.

Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1.667 bayi


selama 12 bulan mengatakan bahwa ASI eksklusif dapat menurunkan
risiko kematian akibat infeksi saluran napas akut dan diare. WHO dan
UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan ASI
eksklusif diberikan sampai 6 bulan dengan menerapkan hal – hal sebagai
berikut :

1
1. Inisiasi Menyusu Dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.
2. ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan
tambahan atau minuman.
3. ASI diberikan secara on—demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap
hari, setiap malam.
4. ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot.
B. Proses Pembentukan ASI
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :
1. Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran
maupun berat dari payudara mengalami peningkatan.
2. Laktogenesis :
a. Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel
sekretoris
b. Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi
susu, payudara menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin beralih
menjadi autokrin.
3. Galaktopoiesis
4. Involution Komposisi ASI ideal untuk bayi
Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi
lambung-usus, sembelit, dan alergi.Bayi ASI memiliki kekebalan
lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular
penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio),
antibodi sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi
melalui ASI. Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice).
Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan
diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi
tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI. ASI
selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam
keadaan steril dan suhu susu yang pas. Dengan adanya kontak mata
dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan
anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini
mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan. Apabila bayi

2
sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat
mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. Bayi prematur lebih
cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI
akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat
untuk menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi
prematur.
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di
antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim,
Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis. IQ pada bayi ASI lebih tinggi
7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun
1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun
mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu
formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga
mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan
hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi,
sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang
tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber
daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang
lain.
a. Untuk Ibu
1) Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi
ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi
risiko perdarahan
2) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa
kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat
langsing kembali
3) Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki
resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker
payudara.
4) ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan
mensterilkan botol susu, dot, dsb

3
5) ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah
tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol,
kaleng susu formula, air panas, dsb
6) ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu
kaleng dan perlengkapannya
7) ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula
belum tentu steril. Penelitian medis juga menunjukkan bahwa
wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan
manfaat emosional
8) ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di
wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang
tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi,
ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu
memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui.
C. Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang
oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut
merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah
prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu.
Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex,
dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior
untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat merangsang
serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu
dapat mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk
menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis
merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam
putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang
besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di
gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar
yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila

4
sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur
tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir
ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di
dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan
yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan
mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi. Berdasarkan waktu
diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang
terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan
segera sesudah melahirkan anak. Tentang colostrums:
a. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga
atau keempat, dari masa laktasi.
b. Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
c. Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
d. Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan
meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
e. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature,
tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah
casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin,
sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap
infeksi
f. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature
yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan
pertama.
g. Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan
dengan ASI Mature.
h. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58
kalori/100 ml colostrum.

5
i. Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam
air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
j. Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
k. PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
l. Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di
bandingkan ASI Mature.
m. Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus
bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi
pada bayi.
n. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
a. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
b. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada
pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada
minggu ke 3 – ke 5.
c. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan
karbohidrat semakin tinggi.
d. Volume semakin meningkat.
3. Air Susu Mature
a. ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan
komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan
bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
b. Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada
yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan
satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
c. ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia,
siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan
temperatur yang sesuai untuk bayi.
d. Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung
casienat, riboflaum dan karotin.
e. Tidak menggumpal bila dipanaskan.
f. Volume: 300 – 850 ml/24 jam

6
g. Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
1) Antibodi terhadap bakteri dan virus.
2) Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
3) Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
4) Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
5) Faktor resisten terhadap staphylococcus.
6) Complecement ( C3 dan C4)

D. Volume Produksi ASI


Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat
ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari
pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari
jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml
pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat
dicapai dengan menysusui bayinya selama 4 – 6 bulan pertama. Karena itu
selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi lkebutuhan gizinya.
Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi menurun dan sejak
saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus
mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak
yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan
oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit. Selama beberapa
bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml
ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada beberpa
kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana
seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam,
meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama
sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya
dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara
yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah
selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.

7
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam
sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6
bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi.
Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan
dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk
menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan
sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama
menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan jumlah
produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi
air susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali
menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi
bayi yang masih sangat muda. Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat
kekurangan gizi seringkali ditemukan “merasmus” pada bayi-bayi
berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.
E. Komposisi ASI
Kolostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum
mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan
hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung
imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang
kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap
serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa,
lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung
mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak
protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein,
dan sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang
tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi.
Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih
sedikit total protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak,
sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna
serta diserapoleh usus bayi.

8
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal
dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan
dengan lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim
pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu
ibu ke ibu lainnya, dari satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar
hanya mengandung sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang
encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai
menyusui. Air susu berikutnya disebut “Hand milk”, mengandung
sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan
memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga
penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang
terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi
dan terdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian
laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat
tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan
dan juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi
lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-
bahan pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium,
kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam
jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi.
pabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin
yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama
kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D
dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang
diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang
terlarut dalam air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi
vitamin ini merupakan tambahan terhadap vitamin D yang terlarut lemak.

F. Manfaat ASI Eksklusif

9
Beberapa manfaat ASI Ekslusif yaitu :
1. Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang
terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga
bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang
dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama
kehidupannya.
2. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama
bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna
memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI).
3. Mengurangi resiko bayi terkena diare dan muntah.
4. Komposisi ASI ideal untuk bayi.
5. Mengurangi kemungkinan terkena infeksi pada dada dan telinga,
mengurangi resiko penyakit kulit, mengurangi kemungkinan terkena
sembelit, sehingga berkurang juga kemungkinan bayi dirawat di rumah
sakit.
6. Mengurangi kemungkinan bayi mengalami masalah kegemukan di saat
dewasanya sehingga juga mencegah penyakit diabetes dan penyakit
yang terkait kegemukan.

10
7. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu
sapi adalah yang terbaik untuk sapi. Sehingga tentunya komposisi ASI
berbeda dengan komposisi susu formula.

G. Tanda Cukup ASI


Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah
cukup mendapatkan ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung
dengan berapa banyak atau berapa sering pemberian ASI yang baik
itu.Oleh karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman
untuk mengevaluasi kecukupan pemberian ASI, yaitu :
1. Bayi menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun secara
teratur untuk menyusui.
2. Irama hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan telinga bayi akan
terlihat sedikit bergerak dan ibu bisa mendengar bayinya menghisap
dan menelan ASI yang diberikan.
3. Berikan ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing
payudara setiap menyusui.
4. Berikan ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan pertama.
Disarankan juga untuk membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk
memberikan ASI selama beberapa minggu awal. Setelah lebih dari dua
bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih cepat, maka
pemberian ASI dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan durasi
menyusui menjadi lebih singkat.
5. Bayi ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang
cukup.
6. Bayi tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal, mengalami
peningkatan berat, tinggi badan, dan ukuran lingkar kepala.
7. Memiliki tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit yang
sehat pula

11
H. Teknik Menyusui Yang Benar

Menurut Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih dalam buku
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas, teknik menyusui yang benar adalah
sebagai berikut :
1. Cuci tangan pakai sabun sampai bersih, peras ASI sedikit dan oleskan
disekitar puting, duduk dan berbaring dengan santai.
2. Ibu harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak ditempat
tidur/ kursi. Ibu harus merasa relaks.
3. Lengan ibu menopang kepala, leher, dan seluruh badan bayi (kepala
dan tubuh berada dalam garis lurus), muka bayi menghadap
kepayudara ibu, hidung bayi didepan puting susu ibu. Posisi bayi harus
sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap perut ibu. Bayi
seharusnya berbaring miring dengan seluruh tubuhnya menghadap ibu.
Kepalanya harus sejajar dengan tubuhnya, tidak melengkung
kebelakang/menyamping, telinga, bahu, dan panggul bayi berada
dalam satu garis lurus.
4. Ibu mendekatkan bayi ketubuhnya (muka bayi kepayudara ibu) dan
mengamati bayi yang siap menyusu : membuka mulut, bergerak
mencari, dan menoleh. Bayi harus berada dekat dengan payudara ibu.
Ibu tidak harus mencondongkan badan dan bayi tidak merenggangkan
lehernya untuk mencapai putting susu ibu.
5. Ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga
mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke puting

12
susu ibu hingga bibir bayi dapat menangkap puting susu tersebut. Ibu
memegang payudaranya dengan satu tangan dengan cara meletakkan
empat jari dibawah payudara dan ibu jari diatas payudara. Ibu jari dan
telunjuk harus membentuk huruf “C”. semua jari ibu tidak boleh
terlalu dekat dengan areola.
6. Pastikan bahwa sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi.
Dagu rapat kepayudara ibu dan hidungnya menyentuh bagian atas
payudara. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
7. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh
bayi harus lurus, hadapkan bayi kedada ibu sehingga hidung bayi
berhadapan dengan putting susu, dekatkan badan bayi kebadan ibu,
menyentuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut
bayi terbuka lebar.
8. Jika bayi sudah selesai menyusu, ibu mengeluarkan putting dari mulut
bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu diantara mulut dan
payudara
I. Peran Awal bidan dalam Mendukung Pemberian ASI
1. Yakinkan bahwa bayi memperoleh makan yang mencukupi dari
payudara ibunya.
2. Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya.
Bagaimana bidan dapat memberikan dukungan bagi pemberi ASI :
a. Mengajak ibu untuk melakukan perawatan payudara, cara
menyusui, merawat bayi, merawat tali pusat dan memandikan
bayi
b. Mengatasi masalah laktasi
c. Memantau keadaan ibu dan bayu
J. Upaya Memperbanyak ASI
1. Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak
belum mau menyusu krn masih kenyang, perahlah / pompalah ASI.
Ingat produksi ASI prinsipnya based on demand sama seperti prinsip

13
pabrik. Jika makin sering diminta (disusui/diperas/dipompa) maka
makin banyak yg ASI yg diproduksi.
2. Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui. Bahasan ini masih
terkait dengan point di atas. Makin sering dikosongkan, maka produksi
ASI juga makin lancar.
3. Yang tidak kalah pentingnya : ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi
psikologis ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI
eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu
menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis
ibu menyusui. Ingat : pikiran “duh ASI peras saya cukup gak ya?”
maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan
memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) untuk bekerja
lambat, dan akhirnya produksi ASI menurun. Maka sebaiknya ibu
lebih relaks. Disini sebetulnya peran besar sang ayah. Jika ayah
mendukung maka ASI akan lancar. Mendukung bisa dengan berbagai
cara mulai dari menyemangati istri hingga hal-hal lain seperti
menyendawakan bayi setelah menyusu, menggendong bayi untuk
disusukan ke ibunya, dan sebagainya.
4. Hindari pemberian susu formula. Terkadang karena banyak orangtua
merasa bahwa ASInya masih sedikit atau takut anak tidak kenyang,
banyak yang segera memberikan susu formula. Padahal pemberian
susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar.
Anak relatif malas menyusu atau malah bingung puting terutama
pemberian susu formula dengan dot. Begitu bayi diberikan susu
formula, maka saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan.
Sehingga volume ASI makin berkurang. Makin sering susu formula
diberikan makin sedikit ASI yang diproduksi.
5. Hindari penggunaan dot, empeng, dan kawan-kawannya (ataupun
memilih susu formula) berikan ke bayi dengan menggunakan sendok,
bukan dot! Saat ibu memberikan dengan dot, maka anak dapat
mengalami bingung puting (nipple confusion). Kondisi dimana bayi
hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal,

14
cara menyusu yang benar adalah seluruh areola (bagian gelap disekitar
puting payudara) ibu masuk ke mulut bayi. Akhirnya, si kecil jadi
tidak mau menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa
sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol
hanya dengan menekan sedikit saja dotnya susu akan keluar. Karena
itu hindari penggunaan dot.
6. Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi
dengan klinik laktasi. Disana ibu dan ayah mendapatkan masukan
secara teknis agar ASI tetap optimal. 7. Ibu menyusui mengkonsumsi
makanan bergizi.
7. Lakukan perawatan payudara : Massage atau pemijatan payudara dan
kompres air hangat & air dingin bergantian

15
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Jakarta : Salemba Medika.

Proverawati, Atikah dan Eni Rahmawati.2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung : Cendekia.

Roesli, U. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

16

Anda mungkin juga menyukai