Anda di halaman 1dari 14

PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI

Proses Laktasi dan Menyusui


KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
berkat dan rahmat-Nya serta hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul PROSES LAKTASI dan MENYUSUI.
            Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Masa Nifas. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak
lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran dalam pembuatan makalah ini.
            penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
            Akhir kata semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh
dan ibadah bagi kita semua dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

Selasa,21 September,2014

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan Eksklusif. Bayi
baru lahir harus mendapat ASI dalam jangka waktu satu jam setelah lahir.
Seorang ibu dikodratkan untuk dapat memberikan air  susunya kepada bayi
yang telah dilahirkannya, dimana kodrat ini merupakan suatu tugas yang
mulia bagi Ibu itu sendiri demi keselamatan bayi dikemudian hari. Tetapi
pada suatu proses kelahiran, terutama bagi yang baru pertama kali
melahirkan, kadang air susu Ibu tidak atau susah untuk keluar sehingga bayi
tersebut sementara diberikan susu botol yang akan mengakibatkan bayi
terbiasa menghisap dot, sehingga dapat mengalami bingung putting saat
mulai meneteki. Reflleks pertama seorang bayi yang normal adalah mencari
putting susu ibu berupa hisapan mulut bayi merupakan hal yang penting
dalam proses produksi ASI. ASI eksklusif adalah pemberian ASI termasuk
kolostrum tanpa tambahan apapun sejak bayi lahir. Dengan perkataan lain
pemberian susu formula, air matang, air gula dan madu untuk bayi baru lahir
tidak dibenarkan.
Sejak abad ke-19 para pakar telah sepakat bahwa ASI lebih unggul
daripada susu sapi atau bahan pengganti lainnya.Sayangnya perilaku
menyusui bayi sendiri dianggap sebagian orang suatu tingkah laku
tradisional, sehingga sedikit demi sedikit ditinggalkan. Hal tersebut
dipengaruhi oleh kemajuan di negara-negara industri yang memperkenalkan
susu buatan untuk bayi yang mempunyai manfaat sama dengan ASI,
pemakaiannya lebih praktis, dengan promosi pemasaran yang gencar.
Oleh sebab itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui
peraturan Nomor: 450/MENKES/SKIV/2004 mengajak bangsa Indonesia
melaksanakan pemberian hanya ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupan
bayi dapat dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun.

B.          Rumusan Masalah


            Setelah diketahui latar belakang dari pembuatan makalah ini, maka
rumusan masalahnya akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Anatomi dan Fisiologi Payudara
2. Manfaat Pemberian Asi
3. Asi Esklusif
4. Masalah Yang Sering Terjadi Pada Saat Pemberian Asi
5. Dukungan Bidan dan Pemberian Asi

C.    Tujuan Penulisan


            Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan, dan
untuk mengetahui proses laktasi  dan menyusui.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Anatomi dan Fisiologi Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah
kulit, diatas otot dada, dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepansang kelenjar payudara, dengan berat kira-kira 200
gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil
payudara membesar mencapai 600 gram dan pada waktu menyusui bisa
mencapai 800 gram.
Perubahan pada payudara dapat meliputi:
Penurunan kadar progesterone secara cepat dengan peningkatan hormone
prolaktin setelah persalinan. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda
mulainya proses laktasi.
Ada tiga bagian payudara, yaitu:
1.  Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar pada payudara
2.  Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3.   Papilla arau putting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
Dalam korpus mammae terdapat alveolus, yaitu unit terkecil yang
memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel aciner, jaringan lemak,
sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Beberapa alveolus
mengelompok membentuk lobulus, kemudian beberapa lobulus berkumpul
menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. Dari alveolus ASI disalurkan ke
dalam saluran kecil duktulus), kemudian beberapa saluran kecil bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus). Dibawah areola
saluran yang besar melebar disebut sinus laktiferus. Akhirnya semua memusat
ke dalam putting dan bermuara ke luar, di dalam dinding alveolus maupun
saluran-saluran terdapat otot-otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI
keluar.
Ada empat macam bentuk putting yaitu bentuk yang normal/umum,
pendek/datar. Panjang, dan terbenam (inverted). Namun bentuk putting-
putting ini tidak terlalu berpengaruh terhadap proses laktasi, yang penting
adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk
tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi.
Pada papilla dan areola terdapat saraf peraba yang sangan penting untuk
refleks  menyusui. Bila putting dihisap, terjadilah rangsangan saraf yang
diteruskan ke kelenjar hipofisis yang kemudian merangsang produksi dan
pengeluaran ASI.
Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks
prolaktin dan refleks oksitosin aliran timbul akibat perangsangan putting susu
oleh hisapan bayi.
Tiga refleks penting dalam mekanisme hisapan bayi, yaitu:
1. Refleks menangkap (rooting refleks)
Timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh
kearah sentuhan, bila bibirnya dirangsang dengan papilla mammae, maka
bayi akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkap putting susu.
2. Refleks menghisap
Refleks ini timbul apabila langit-langit bayi tersentuh biasanya oleh
putting susu. Supaya putting mencapai bagian belakang palatum maka
sebagian besar areola harus tertangkap mulut bayi. Dengan demikian, maka
sinus laktiferus yang berada dibawah areola akan tertekan gusi, lidah, dan
palatum sehingga ASI terperas keluar.
3. Refleks menelan
Bila mulut bayi terisi ASI ia akan menelannya.

B.     Manfaat Pemberian ASI


ASI merupakan makanan utama dan alami yang sangat bermanfaat bagi bayi.
Manfaat menyususi dapat dilihat dari beberapa aspek
1.     Aspek gizi
Manfaat kolostrum
 a.   Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi
bayi dari berbagai penyakit infekssi terutama diare.
 b.  Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan
bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus
diberikan pada bayi.
c.   Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung
karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi
bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
d.     Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama
berwarna hitam kehijauan.
2.      Aspek imunologik
a.     ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi
b.   Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum ASI kadarnya cukup tinggi.
Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakter pathogen
E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
c.    Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat
kekebalan yang mengikat zat besi disaluran pencernaan..
d.      Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak
daripada susu sapi.
e.      Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel
per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: brochus-asociated lymphocyte
tissue (BALT) antibody pernapasan, gut associated lymphocyte tissue
(GALT) antibody saluran pernapasan, dan mammary associated
lymphocyte tissue (MALL) antibody jaringan payudara ibu.
f.   Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bekteri ini
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3.      Aspek psikologi


a.      Rasa percaya diri ibu untuk menyusui bahwa ibu mampu menyusui
dengan produksi ASI yang cukup untuk bayi. Menyusui dipengaruhi
oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan mengingatkan
produksi hormone terutama oksitosin yang pada akhirnya akan
meningkatkan produksi ASI.
b.     Interaksi ibu dan bayi: pertumbuhan dan perkembangan psikologi bayi
tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
c.     Pengaruh kontak langsung ibu-bayi: ikatan kasih saying ibu-bayi terjadi
karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin
contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan
kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah
dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4.      Aspek kecerdasan
a.  Interaksi ibu dan bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan
untuk perkembangan system saraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi.
b.  Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki
IQ 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada
usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan
dengan bayi yang tidak diberi ASI.
5.      Aspek neurologist
Dengan menghisap payudara, koordinasi saraf menelan, menghisap dan
bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6.      Aspek ekonomis
Dengan menyusui secara ekslusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan
menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan
peralatannya.

7.     Aspek penundaan kehamilan


Dengan menyusui secara ekslusif dapat menunda haid dan kehamilan,
sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara
umum dikenal sebagai Metode Amenore Laktasi (MAL).
C.    ASI Ekslusif
ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi lahir sampai sekitar
usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan
lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih.pada pemberian
ASI ekslusif bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang,
biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim dan sebagainya. ASI ekslusif diharapkan
dapat diberikan sampai 6 bulan. Pemberian ASI secara benar akan dapat
mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan, tanpa makanan pendamping.
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan karena
mengandung semua bahan yang diperlukan oleh bayi. Tuhan telah
menciptakan ASI untuk bayi/anak manusia seperti halnya Dia menciptakan
susu sapi untuk anak sapi.
UNICEF memperkirakan bahwa pwmberian ASI ekslusif sampai usia 6
bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia di bawah lima tahun.
Suatu penelitian di Ghana yang diterbitkan daalam jurnal pediatrics
menunjukkan 16% kematian bayi dapat dicegah dengan pemberian ASI sejak
hari pertama kelahirannya. Angka ini naik 22%  jika pemberian ASI dimulai
dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayi.
Namun di Indonesia hanya 8% saja ibu-ibu yang memberikan ASI
ekslusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan dan 4% bayi disusui ibunya
daalam waaktu satu jam pertama setelah kelahirannya. Padaahal 21.000
kematian bayi baru lahir usia dibawah 28 hari di Indonesia dapat dicegah
melalui pemberian ASI pada satu jam pertama setelah lahir.
Penelitian membuktikan bahwa ASI ekslusif selama 6 bulan memang
baik bagi bayi. Naluri bayi akan membimbingnyasaat baru lahir, insting bayi
membawanya untuk mencari putting ibunya. Pada jam pertama bayi
menemukan payudara ibunya, ini adalah awal hubungan menyusui yang
berkelanjutan dalam kehidupan antara ibu dan bayi. Proses setelah IMD
(Inisiasi Menyusui Dini) dilanjutkan dengan pemberian ASI ekslusif selama 6
bulan dan diteruskan hingga dua tahun. Jika bayi baru lahir dipisahkan dengan
ibunya maka hormon sters akan meningkat 50% sehingga hal ini akan
mengakibatkan turunnya daya tahan tubuh bayi.
Berdasarkan Kepmenkes RI No.450/Men.Kes/SK/IV/2004 yang juga
mengacu pada resolusi WHA.2001 ( World Health Assembly ) bahwa untuk
mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal bayi harus
diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan
nutrisi bayi harus mulai diberi makanan pandamping ASI yang cukup dan
aman dengan pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai usia 2 tahun atau lebih.
Peran dan wewenang bidan mengacu pada Kepmenkes RI
No.900/Men.Kes/SK/VII/2002 tentang praktek dan registrasi bidan
diharapkan semua bidan yang memberikan pelayanan pada masyrakat
khususnya ibu hamil, melahirkan dan menyusui senantiasa berupaya
mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat pemeriksaan kehamilan
memberikan pendidikan kesehatan tentang manfaat ASI secara
berkesinambunagan sehingga ibu hamil memahami dan siap menyusui
bayinya dengan pemberian ASI ekslusif.
D.    Masalah yang sering tejadi pada saat pemberian ASI
Masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui adalah Puting
datar/terbenam, payudara bengkak (engorgement), putting lecet, penyumbatan
kelenjar payudara, mastitis, abses payudara, kelainan anatomi putting dan
bayi enggan menyusui.
1.      Putting datar / terbenam
Manajemen putting datar dan terbenam :
a.       Perawatan antenatal
Menarik puting atau menggunakan nipple shells mungkin kurang
menolong, kebanyakan puting membaik pada saat kelahiran tanpa
perawatan apapun.
b.      Segera setelah lahir
·         Bangun rasa percaya diri ibu
·         Jelaskan bahwa bayi menghisap payudara bukan putting
·       Dorong ibu untuk sebanyak mungkin kontak kulit dengan bayinya dan
memungkinkan baayi mengenal payudara ibunya
·         Membantu ibu mengatur posisi bayi
·       Bantu ibu mencoba beberapa posisi memeluk bayinya
·      Bantu ibu agar putingnya keluar sebelum menyusui dengan gerakan
Hofman atau alat suntik untuk menarik putting keluar
·         Membentuk payudara membuat pelekatan lebih mudah untuk bayi
dengan menopang bagian bawah payudara dan menegakan bagian
atas dengan jari ibu
c.       Minggu pertama atau kedua apabila diperlukan
Bila bayi tidak dapat menghisap secara efektif pada minggu pertama
atau kedua, bantu ibu untuk :
·         Peras ASI dan berikan dengan cangkir atau langsung kemulut
bayi
·         Biarkan bayi mencari payudara ibu lebih sering
2.      Payudara bengkak ( engorgement )
Payudara bengkak bias disebakan karena :
·         Kebanyakan ASI
·         Waktu mulai menyusui tertunda
·         Pelekatan kuraang baik
·         Kurang seringnya pengosongan ASI
·         Pembatasan lama dan waktu antara menyusui
          Perawatan payudara bengkak yang essential adalah dengan
pengeluaran ASI. Apabila ASI tidak dikeluarkan akan berkembang
menjadi mastitis dan abses, dan ASI akan berkurang. Jangan
mengistirahatkan payudara ibu untuk menyusui karena akan
memperburuk keadaan. Hal-hal yang bisa dilakukan ibu adalah :
·         Apabila bayi dapat menghisap susui bayi lebih sering.
·         Apabila bayi tidak dapat menghisap bantu ibu memeras ASI
·         Sebelum menyusui atau memeras ASI, stimulasi reflek oksitosin ibu
dengan cara :
ü  Letakkan kompres hangat pada payudara atau mandi air hangat
ü  Urut tengkuk dan punggung belakang
ü  Urut payudara secara perlahan
ü  Rangsang payudara dan putting
ü  Bantu ibu menyusui untuk rileks atau santai
·         Setelah menyusui kompres dingin pada payudara untuk mengurangi
odema
·         Bangun rasa percaya diri ibu, jekaskan bahwa ibu segera menyusui
dengan baik.
3.      Putting lecet
Manajemen puting susu lecet yaitu :
a.       Mencari penyebab puting susu lecet
·         Amati bayi menyusui dan cek tanda-tanda perlekatan tidak
baik
·         Periksa payudara : cari tanda-tanda infeksi candida,
engorgement/bengkak dan retak
·       Lihat mulut bayi tanda-tanda candida dan tounge tie (lidah
pendek, tidak dapat cukup meregang keluar karena frenulumnya
pendek), adakah bercak candida (candida rash)
b.      Berikan pengobatan yang sesuai
·         Bangun rasa percaya diri ibu, jelaskan bahwa lecet/nyeri
bersifat sementara dan menyusui akan segera terasa nyaman,
mulai menyusui pada puting yang tidak sakit dan menyusui
bayi sebelum sangat lapar
·        Bantu ibu memperbaiki pelekatan, ibu dapat terus menyusui
dan tidak perlu mengistirahatkan payudaranya.
·         Kalau perlu bantu ibu mengurangi engorgement/payudara
bengkak, ibu sebaiknya menyusui sesering mungkin atau
merasa ASI
·         Pertimbangkan pengobatan candida apabila kulit putting dan
areola terlihat merah, mengkilat atau bersisik dan gatal atau
nyeri dan lecetnya berlanjut.
4.      Penyumbatan kelenjar payudara
Penyumbatan kelenjar payudara dapat terjadi karena ASI yang menebal
sehingga menyebabkan tersumbatnya saluran ASI tersebut. Gejalanya
adalah lump dan lembek dan sering kemerahan pada kulit yang terdapat
lump. Wanita ini tidak demam dan merasa baik.
Penyebab dari saluran tersumbat adalah karena :
a.       Pengaliran yang kurang sempurna pada seluruh payudara, karena:
ü  Menyusui kurang sering
ü  Menghisap tidak efektif apabila peletakan bayi tidak baik
b.      Pengaliran yang kurang sempurna pada sebagian payudara, karena :
ü  Hanya mengosongkan sebagian payudara
ü  Pakaian yang ketat, misalnya bra
ü  Tekanan oleh jari ibu dapat menyumbat aliran susu waktu
menyusui
ü  Payudaraa yang besar dan menggantung sehingga bagian bawah
ASI mengalir kurang baik.
Cara perawatan penyumbatan kelenjar payudara adalah sebelum
menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian
berlahan-lahan bergerak kearah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada
area yang mengeras. Menyusui sering mungkin dengan jangka waktu selama
mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya,
karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi
menyusui sehingga dapat mengeringkannya dengan efektif. Lanjutkan
dengan megeluarkan air susu dari payudara itu sendiri setiap kali selesai
menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit
tersebut. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat
pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air
hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang
mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun
kearah putting susu.
5.      Mastitis
Adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai
infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga
mastitis laktasional atau mastitis puerperalis. Abses (nanah) payudara,
pengumpulan nanah lokal didalam payudara, merupakan komplikasi berat
dari mastitis. Dua penyebab utama dari mastitis adalah stasis (berhenti) ASI
dan infeksi. Pathogen yang paling sering diidentifikasi adalah staphilokokus
aureus. Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadat natrium
dan klorida yang tinggi dan merangsang penuruan aliran ASI .Antibiotik
(resistenpenisilin) diberikan bila ibu mengalami mastitis infeksius.
1.      Gejala mastitis non-infeksius
·         Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan
yang akut
·         Ibu dapat merasa bercak kecil yang keras di daerah nyeri tekan
tersebut
·         Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja
2.      Gejala mastitis infeksius
·         Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu
·         Ibu dapat mengeluh sakit kepala
·         Ibu demam dengan suhu diatas 34⁰C
·         Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara
·         Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercak air
(tanda-tanda akhir)
·         Kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang
“pembengkakan”
Penanganan
·         Lanjutkan menyusui dan bebat payudara
·         Berikan kompres dingin sebelum meneteki untuk mengurangi
bengkak dan nyeri
·         Tirah baring (bersama bayi) sebanyak mungkin
·         Jika bersifat infeksius, berikaan analgesic non narkotik,
antipiretik (ibuprofen, asetaaminofen, paracetamol) untuk
mengurangi demam dan nyeri
·         Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi
(< 39⁰C) periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya
infeksi streptokokal
·         Pertimbangkan pemberian antibiotic antistafilokokus kecuali jka
demam dan gejala berkurang
6.      Abses payudara
Merupakan komplikasi lanjut dari mastitis yang menyebabkan
meluasnya peradangan pada payudara. Gejalanya tampak lebih parah,
payudara lebih merah dan mengkilap dengan benjolan lunak yang berisi
pus. Perawatannya dengan incici pus dan drain paada abses, pemberian
antibiotic dan analgesic bebat payudara dan kompres dingin sebelum
meneteki untuk mengurangi bengkak dan nyeri. Bayi tetap disusui pada
payudara yang sehat sedangkan payudara yang sakit ASInya diperas dan
dibuang, bayi dapat menyusu kembali setelah sembuh.
7.     Menolak menyusui
Penolakan bayi untuk menyusu akan menyebabkan rasa sangat tidak nyaman
pada ibu, ibu akan frustasi. Sebab-sebab bayi menolak untuk meyusui
adalah:
1.      Bayi sakit, kesakitan atau tersedak
Bayi yang saakit kemungkinan menempel payudara saat menyusu tapi
kurang menghisap seperti sebelumnya, seperti pada bayi infeksi atau
kerusakan pada otak. Bayi yang kesakitan bias disebabkan karena adanya
tekanan lecet akibat forsep atau vakum ekstrasi sehingga bayi menangis dan
menolak ketika ibu berusaha untuk menyusui. Atau bias juga karena hidung
tersumbat, mulut nyeri karena infeksi candida/thrush atau tumbuh gigi
sehingga bayi menghisap beberapa menit kemudian berhenti dan menangis.
Sedangkan bayi tersedak mungkin bayi mengantuk karena efek dari obat
yang dikonsumsi ibu.
2.      Ada kesulitan dengan teknik menyusui
Kadaang-kadang menyusui menjadi tidak menyenangkan atau membuat bayi
frustasi, kemungkinan penyebabnya adalah:
ü  Pemberian susu botol atau kempeng
ü  Tidak mendapat cukup ASI karena perlekatan yang kurang
ü  Tekanan pada belakang kepala bayi oleh ibu saat mengatur posisi bayi
dengan kasar dengan teknik tidak baik
ü  Ibu menggoyang payudara yang mengganggu perlekatan
ü  Pembatasan menyusui
ü  Terlalu banyak ASI dan terlalu cepat menyusu karena ASI oversuplay
ü  Kesulitan kordinasi menghisap yang dini

3.      Perubahan yang membuat bayi marah


Bayi tiba-tiba menolak menyusu, yang sering disebut mogok menyusui atau
nursing strike. Paling sering ditemukan pada bayi umur 3-12 bulan.
Penyebabnya mungkin dikarenakan oleh :
ü  Berpisah dengan ibu, contoh ibu mulai bekerja
ü  Pengasuh baru atau terlalu banyak pengasuh
ü  Perubahan pada rutinitas keluarga misalnya pada saat bepergian
ü  Ibu sedang sakit, menstruasi atau perubahan bau pada ibu
8.      Kandida/Sariawan
Merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu yang menyusui dana bayi
telah pengobatan antibiotic. Menifestasinya seperti area merah muda yang
menyolok menyebar dari area putting,kulit mengkilat,nyeri akut selamadan
setelah menyusui, pada keadaan yang parah, dapat melepuh. Ibu mengeluh
nyeri tekan yang berat dan rasa tidak nyaman, khususnya selama dan segera
setelah menyusui. Bayi dapat menderita ruam popok, dengan pustula yang
menonjol, merah, tampak luka dan/ atau seperti terbakar yang kemerahan.
Pada kasus-kasus yang berat, bintik-bintik atau bercak-bercak putih mungkin
terlihat merasakan nyeri dan menolak untuk mengisap.

E.     Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI


Bidan dapat berperan dalam menunjang keberhasilan Ibu untuk
menyusui bayinya dengan membangun rasa percara diri dan memberikan
dukungan pada Ibu. Dalam hal ini Bidan berperan untuk meyakinkan Ibu dan
keluarga bahwa bayi memperoleh makan yang cukup dari payudara ibu dan
membantu ibu hingga ia mampu menyusui bayinya.
Bidan dapat membangun rasa percaya diri Ibu dan memberikan dukungan
padanya dengan cara:
1.      Menerima apa yang ibu pikirkan atau rasakan
Menerima dalam artian menanggapi apa yang sedang dipikirkan ibu
secara netral. Sebagai bidan anda tidak langsung setuju atau tidak
setuju/ mengkritik bila ibu mempunyai ide yang salah dan tidak
sependapat dengan anda. Tunjukan perhatian dan penerimaan anda
dengan merefleksi balik, menanggapi dan gerakan tangan dan kepala.
Sehingga empati sangat berguna untuk menunjukan penerimaan
terhadap apa yang dirasakan ibu.
2.      Mengenali dan memuji apa yang ibu dan bayi kerjakan dengan benar
Dengan mengenali dan  memuji apa yang  ibu dan bayi kerjakan dengan
benar akan membangu rasa percaya diri ibu, mendorong untuk
melanjutkan perilaku-perilaku yang baik tersebut dan memudahkan
menerima saran-saran nantinya.
3.      Memberika bantuan praktis
Pada saat ibu merasa tidak nyaman, lelah, telah mendapat banyak
informasi atau ketika anda ingin menunjukan dukungan dan penerimaan
bantuan praktis akan lebih bermanfaat. Bantuan ini dapat di lakukan
dengan beberapa cara misalnya dengan member minuman hangat atau
sesuatu yang bisa dimakan, memegang atau menggendong bayi dan
membantu membuat ibu merasa bersih dan nyaman.
4.      Memberikan informasi yang sangat relevan
Informasi yang relevan adalah informasi yang berguna untuk sekarang.
5.      Menggunakan bahasa sederhana
Ketika memberikan penjelasan pada ibu dan keluarganya gunakan istilah
umum yang di ketahui ibu karena sebagian besar orang tidak mengerti
istilah praktis yang di gunakan petugas kesehatan.
6.     Memberikan saran bukan perintah
Berikan konseling dan saran pada ibu apa yang dapat ibu lakukan.
Kemudian ibu memutuskan untuk mencoba atau tidak, hal ini akan
membuat perasaan ibu telah terkendali.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Proses laktasi dan menyusui
Laktasi atau pengeluaran susu serta penyaluran keluar dari payudara
sewaktu diisap adalah fungsi dari payudaran, dan di dalam proses laktasi
ibu menyusui ada manfaat memberian asi bagi bayi yaitu membantu bayi
memulai kehidupan dengan baik, kolostrum ataupun susu pertama
mengandung antibody yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat
bayi menjadi kuat. Dan bagi ibu membantu memulihkan diri dari proses
persalinannya, pemberian asi selama beberapa hari pertama membuat
rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan.Bagi
semua orang asi selalu bersih dan bebas hama yang dapat menyebabbkan
infeksi.
Cara memberikan asi:
Bila ibu dan bayi sehat, hendaknya asi cepat diberikan, asi yang
diproduksi pada 1-5 hari pertama dinamakan kolostrum yaitu cairan
kental yang berwarna kekuningan, klostrum ini mengandung lebih
banyak antibody. ASI mengandung lebih dari 200 unsur- unsur pokok,
antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, factor
pertumbuhan, harmon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih.

DAFTAR PUSTAKA

Sujiyatini, dkk. 2010. Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas ASKEB III. Yogyakarta:
                 Cyrillus Publisher.

Perinansia. 2002. Manajemen Laktasi. Jakarta: Perinansia.

Anda mungkin juga menyukai