Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
berkat dan rahmat-Nya serta hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul PROSES LAKTASI dan MENYUSUI.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Masa Nifas. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak
lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran dalam pembuatan makalah ini.
penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh
dan ibadah bagi kita semua dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.
Selasa,21 September,2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan Eksklusif. Bayi
baru lahir harus mendapat ASI dalam jangka waktu satu jam setelah lahir.
Seorang ibu dikodratkan untuk dapat memberikan air susunya kepada bayi
yang telah dilahirkannya, dimana kodrat ini merupakan suatu tugas yang
mulia bagi Ibu itu sendiri demi keselamatan bayi dikemudian hari. Tetapi
pada suatu proses kelahiran, terutama bagi yang baru pertama kali
melahirkan, kadang air susu Ibu tidak atau susah untuk keluar sehingga bayi
tersebut sementara diberikan susu botol yang akan mengakibatkan bayi
terbiasa menghisap dot, sehingga dapat mengalami bingung putting saat
mulai meneteki. Reflleks pertama seorang bayi yang normal adalah mencari
putting susu ibu berupa hisapan mulut bayi merupakan hal yang penting
dalam proses produksi ASI. ASI eksklusif adalah pemberian ASI termasuk
kolostrum tanpa tambahan apapun sejak bayi lahir. Dengan perkataan lain
pemberian susu formula, air matang, air gula dan madu untuk bayi baru lahir
tidak dibenarkan.
Sejak abad ke-19 para pakar telah sepakat bahwa ASI lebih unggul
daripada susu sapi atau bahan pengganti lainnya.Sayangnya perilaku
menyusui bayi sendiri dianggap sebagian orang suatu tingkah laku
tradisional, sehingga sedikit demi sedikit ditinggalkan. Hal tersebut
dipengaruhi oleh kemajuan di negara-negara industri yang memperkenalkan
susu buatan untuk bayi yang mempunyai manfaat sama dengan ASI,
pemakaiannya lebih praktis, dengan promosi pemasaran yang gencar.
Oleh sebab itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui
peraturan Nomor: 450/MENKES/SKIV/2004 mengajak bangsa Indonesia
melaksanakan pemberian hanya ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupan
bayi dapat dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun.
A. Kesimpulan
Proses laktasi dan menyusui
Laktasi atau pengeluaran susu serta penyaluran keluar dari payudara
sewaktu diisap adalah fungsi dari payudaran, dan di dalam proses laktasi
ibu menyusui ada manfaat memberian asi bagi bayi yaitu membantu bayi
memulai kehidupan dengan baik, kolostrum ataupun susu pertama
mengandung antibody yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat
bayi menjadi kuat. Dan bagi ibu membantu memulihkan diri dari proses
persalinannya, pemberian asi selama beberapa hari pertama membuat
rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan.Bagi
semua orang asi selalu bersih dan bebas hama yang dapat menyebabbkan
infeksi.
Cara memberikan asi:
Bila ibu dan bayi sehat, hendaknya asi cepat diberikan, asi yang
diproduksi pada 1-5 hari pertama dinamakan kolostrum yaitu cairan
kental yang berwarna kekuningan, klostrum ini mengandung lebih
banyak antibody. ASI mengandung lebih dari 200 unsur- unsur pokok,
antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, factor
pertumbuhan, harmon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih.
DAFTAR PUSTAKA
Sujiyatini, dkk. 2010. Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas ASKEB III. Yogyakarta:
Cyrillus Publisher.