Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGARUH PEMAHAMAN DIRI TERHADAP KIP/K

OLEH

KELOMPOK II(DUA)

1.JIFRAINDISA N LIU 2.KARMI S TIUMATE

3.LESTARI P L LURI 4.MARGARITA HALLA

5.MARIA I H BRIA 6.MARIA N I SADIPUN

7.MARLIN B PINTO 8.MELDANI NOMLENI

9.MERSI NAPPOE 10.MIRANDA E RIHI

11.NIA N S NANGGI 12.OLIMPIA M RUAS

13.PORINCA BANUNAEK 14.RIA N INA

15.RIBKA NIFU 16.SARINA E AULU

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang..................................................................................... 1

B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1

C.     Tujuan Penulisan................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A.    Konsep Memahami Diri Sendiri .......................................................... 2

B.     Konsep Komunikasi Interpersonal atau Konseling (KIP/K)................ 3

C.     Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap KIP/K........................................ 8

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan........................................................................................... 9

B.     Saran .................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat
dua arah, bersifat 2 arah baik secara verbal dan nonverbal, dengan saling berbagai informasi dan
perasaan antara individu dengan individu atau antara individu dalam kelompok kecil. Sedangkan,
konseling sendiri adalah suatu proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematik dengan panduann komunikasi interpersoinal, teknik bimbingan dan penguasaan
pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini.
Masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masaslah
tersebut.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana konsep memahami diri sendiri?

2.      Bagaimana konsep komunikasi interpersonal atau konseling (kip/k)?

3.      Bagaimana pengaruh pemahaman diri terhadap kip/k?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui konsep memahami diri sendiri

2.      Untuk mengetahui konsep komunikasi interpersonal atau konseling (kip/k)

3.      Untuk mengetahui pengaruh pemahaman diri terhadap kip/k


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Konsep Memahami Diri Sendiri

1.      Pengertian

Memahami diri bertujuan untuk mengetahui dan mengenal siapakah diri kita, apakah
persepsi orang lain terhadap diri kita sama atau tidak. Misal mungkin anda merasa ramah, namun
menurut orang lain anda judes dan lain- lain. Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang
siapa aku, aku kelemahanku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku dsb. Kita perlu memahami
diri kita agar apa yang menjadi diri kita agar apa yang menjadi potensi dari dalam diri kita
pertahankan atau bahkan kita tingkatkan dan apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan kita
bisa kita rubah atau kita tutupi, agar menjadi lebih baik, sehingga hal ini akan mengantar kita
kearah kesuksesan.

Pemahaman diri diperlukan dengan tujuan mengetahui dan mengenal diri sendiri, apakah
mempunyai persepsi yang sama dengan orang lain. Pemahaman diri meliputi

a.       kesadaran diri

b.      klarifikasi nilai

kebutuhan klien harus selalu diutamakan, bidan sebaiknya mengklarifikasi nilai agar tidak
mempengaruhi keberhasilan hubungan antara bidan dengan klien. Dengan menyadari system
nilai yang dimiliki bidan (misal : kepercayaan, seksual, dan ikatan keluarga), bidan akan siap
mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan system nilai yang dimiliki.

c.       eksplorasi perasaan

bidan perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya dan mengontrolnya agar dapat menggunakan
dirinya secara terapeutik., jika bidan terbuka kepada klien, bidan akan mendapatkan dua
informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada
klien.
d.      kemampuan menjadi model.

Bidan yang mempunyai masalah pribadi, seperti hubungan interpersonal yang terganggu, akan
mempengaruhi hubungannya dengan klien.BIdan perlu memahami bagaiman menghadapi
kecemasan, kemarahan, kesedihan , kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana dirinya
sendiri bersikap, apakah mudah cemas atau mudah tersinggung, sehingga bidan tahu
keterbatasan diri sewaktu melayani klien.

B.     Konsep Komunikasi Interpersonal atau Konseling (KIP/K)

1.      Pengertian

Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat 2
arah baik secara verbal maupun non verbal, dengan saling berbagi informasi dan perasaan antara
individu dengan individu atau antar individu dalam kelompok kecil.

Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara
sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan
pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.

Suatu komunikasi interpersonal belum tentu suatu konseling tetapi setiap konseling merupakan
komunikasi interpersonal.

a.       Konseling merupakan bentuk percakapan wawancara

Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang
berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu
atau responden.konseling merupakan salah satu bentuk wawancara.

b.      Perbedaan wawancara dan kuesioner

Apabila pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan, maka
disebut wawancara. Bila pertanyaan yang diajukan dan jawabannya diberikan secara tertulis
disebut kuesioner.

1)      Kelebihan wawancara


a. Pertanyaaan lebih bebas dan mendalam

b. Hubungan dapat dibina lebih baik sehingga responden lebih bebas menggunakan
pendapatnya

c. Dapat direkam dan lebih lengkap

d. Sifat data primer

e. Dapat mengklarifikasi yang tidak jelas

f. Banyak digunakan dalam penelitian sosial dan pendidikan

2)      Jenis wawancara

a. Terstruktur : jawaban telah dipersiapkan, ada alternatif jawaban. Keuntungan mudah


diolah dan dianalisis.

b. Tak terstruktur : tidak perlu menyiapkan jawaban, klien bebas menjawab. Informasi lebih
padat dan lengkap. Sulit dianalisis karena jawaban aneka ragam perlu pengkategorian.

3)      Tips wawancara yang efektif

a. Ciptakan suasan terbuka

b. Jangan memotong pembicaraan

c. Berikan perhatian

d. Jangan bersifat evaluatif

e. Tenggang rasa atau bijaksana

2.      Pengetahuan, keterampilan, sikap yang dimiliki konselor


Perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu aspek kogniktif, aspek psikomotor dan
aspek afektif (perasaan, sifat, sikap). Pengetahuan yang harus dimiliki Bidan tidak hanya
pengetahuan kebidanan saja tapi dalam semua bidang ilmu. Antara lain pengetahuan tentang
psikologis, kesehatan reproduksi, kebidanan dan kandungan, keluarga berencana, kesehatan
neonatus, bayi dan balita, ilmu sosial budaya, pengetahuan tentang hubungan antar manusia,
komunikasi interpersonal, pengetahuan tentang konseling dan sebagainya.

Keterampilan yang perlu dimiliki Bidan tentunya semua keterampilan yang sesuai dengan
kompetensi Bidan yaitu ada sembilan kompetensi Bidan. Dalam komunikasi dan konseling
keterampilan yang harus dapat dikuasai Bidan adalah keterampilan dalam melakukan
komunikasi antara lain : terampil dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi klien,
terampil dalam melakukan komunikasi interpersonal, terampil dalam menggunakan alat bantu
visual untuk pemberian informasi, terampil dalam mengatasi masalah genting yang dihadapi
klien, terampil membantu klien mengambil keptusan dan sebagainya.

Adapun sikap yang sebaiknya dimiliki bidan adalah mempunyai motivasi yang tinggi untuk
membantu orang lain, bersikap ramah, sopan santun, menerima klien apa adanya, empati
terhadap klien membantu dengan ikhlas, terbuka terhadap pendapat orang lain.

Menurut Carl Rogers agar konseling efektif ada 3 kualitas diri (sikap) yang sebaiknya
dimiliki oleh konselor yaitu :

1. Empati : memandang dengan kerangkah pikir klien, berusaha memahami dan berpikir
bersama klien.

2. Otentik : konselor tahu perasaannya sendiri, memahami diri sendiri, yang dialami dan
dirasakan selaras, tidak berpura – pura.

3. Unconditional Positif Regart atau Acceptance : menerima klien apaa adanya, tanpa
syarat, menghargai dan menghormati.

Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator maupun konselor dipengaruhi
oleh 3 hal, yaitu :
a. Pengetahuan (Kognitif), meliputi pengetahuan tentang : Kesehatan, Ilmu kebidanan dan
kandungan; Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca;
Persalinan dan upaya pencegahan serta penatalaksanaanya; Keyakinan akan adat isitiadat,
norma tertentu; Hubungan antar manusia; dan Psikologi

b. Ketrampilan (Psikomotorik), meliputi keterampilan dalam : Membantu proses persalinan


dan berbagai masalah kesehatan; Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien;
Menggunakan alat bantu visual untuk membantu pemberian informasi kepada klien;
Mengatasi situasi genting yang dihadapi klien; dan Membuat keputusan

c. Sikap (Afektif), antara lain : Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain;
Bersikap ramah, sopan , dan santun; Menerima klien apa adanya; Berempati terhadap
klien; Membantu dengan tulus; Terbuka terhadap pendapat orang lain.

4. Faktor Penghambat KIP/K

a. Faktor individual

Faktor individual yang meliputi faktor fisik sangat mempengaruhi kelancaran komunikasi atau
konseling. Faktor fisik tersebut meliputi : kepekaan pancaindera, usia, gender. faktor ssosial juga
mempengaruhi proses KIP/K, yang meliputi :

1) sejarah keluarga dan relasi, sejarah keluarga dan relasi yang baik akan mempermudah
proses konseling,

2) Jeringan social, orang yang punya wawasan dan pergaulan luas akan lebih mudahuintuk
melakukan komunikasiinterpersonal dibandingkan yang jarana bersosialisasi,

3) Peran dalam masyarakat, status social, peran social. Orang yang punya peran dan status
sosial tinggi di masyarakatakan disegani dan nasehatnya akan dituruti oleh masyarakat.

b. Faktor yang berkaitan dengan interaksi

1) Tujuan dan harapan terhadap komunikasi


Hal ini dapat terjadi pada konselor yang memberikan konseling tidak sesuai dengan
kebutuhan klien, maka pesan yang disampaikan tidak akan didengar atau diperhatikan
oleh klien karena tidak sesuai dengan harapannya. 

2) Sikap terhadap interaksi

Sikap yang teruka dan bersahabat sanagt mendukung komunikasi, sebaliknya orang
tertutup akan sulit untukl berkomunikasi.

3) Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain

Pembawaan diri seseorang sangat mempengaruhi komunikasi. Cobalah untuk selalu


bersikap bersahabat, hangat dan tidak menggurui maka komunikasipun akan berjalan
lancar.

4) Sejarah hubungan

Sejarah hubungan adalah sesuatu yang telah lampau tetapi akan berpengaruh di masa
sekarang maupun masa depan. Orang yang memiliki hubungan yang kurang harmonis
di masa lalu apabila bertemu kembali akan terlihat canggung.

c. Faktor situasional

Situasi selama melakukan komunikasi akan mempengaruhi keberhasilan komunikasi.


Lingkungan yang tenang dan terjaga privasinya akan mendukung proses komunikasi.

d. Kompetensi dalam melakukan percakapan

Agar komunikasi interpersonal dapat berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang diharapkan,
baik komunikator maupun komunikan perlu memiliki kemampuan dan kecakapan dalam
melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi tersebut meliputi :

1) Empati adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertian orang lain.

2) Perspektif sosial adalah kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku


seseorang yang kita ajak berkomunikasi.

3) Kepekaan terhadap sesuatu hal dalam KIP/K


4) Pengetahuan akan situasi dalam melakukan KIP/K

5) Memonitor diri adalah kemampuan dalam menjaga ketepatan prilaku dan pengungkapan
komunikan.

6) Kecakapan dalam tingkah laku antara lain keterlibatan dalam interaksi.

C.    Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap KIP/K

Pentingnya pemahaman diri adalah karena Bidan bekerja dengan melibatkan banyak
aspek, orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-
sosial-spritual yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang dengan
berbagai karakteristik. Bidan harus mampu memahami untuk bisa menghadapi kecemasan,
kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus
mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan
apabila Bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri, misalnya
Bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat
lain tentang keadaan yang dialaminya, maka Bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya
sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Bidan harus mengetahui
bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal – hal yang tidak
diinginkan.

Bayangkan apabila bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu kelemahannya,
dan tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka apabila dia
mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka
bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga
memperkeruh suasana. Lain halnya jika bidan tersebut sudah memahami bahwa dirinya mudah
marah, maka dia akan berusaha untuk meredam kemarahannya dan pendapat klien akan di sikapi
sebagai tukar pendapat semata. Bidan yang kurang memahami diri sendiri kemungkinan akan
sulit memahami apa yang di alami klien, sehingga bidan tidak akan bisa berkomunikasi dengan
baik, karena ada sikap tidak bisa menerima klien apa adanya.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pentingnya pemahaman diri terhadap proses KIP/K adalah karena Bidan bekerja dengan
melibatkan banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap orang
mempunyai bio- psiko-sosial-spritual yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk
menghadapi orang dengan berbagai karakteristik. Bidan harus mampu memahami untuk bisa
menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan harus mengetahui
bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal- hal yang tidak
diinginkan. Bayangkan apabila Bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa
mengendalikan diri, misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien
yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka Bidan tidak akan
mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh
suasana. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa
menghindarkan dari hal – hal yang tidak diinginkan.

B.     Saran

Pengetahuan akan pentingnya pemahaman diri terhadap proses KIP/K menjadi hal yang
harus dikuasai bidan. Karena jika bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu
kelemahannya, dan tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka
apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang
dialaminya.
DAFTAR PUSTAKA

Tyas Siti dan Tim. 2008. Dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya

Yulifah Rita. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan.Jakarta:Selemba Medika

http://warungbidan.blogspot.com/2016/10/makalah-pengaruh-pemahaman-diri.html.Diakses
pada 14 April 2020

Anda mungkin juga menyukai