Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN

OLEH

KELOMPOK II:

1. EMIRENSIANA SHANIA LEDE


2. EVA YULISTIA BAREUT
3. FEBI NAITBOHO
4. FERA WASTRI NISSI
5. GREGORIA HATI KOBI
6. HABRITA DJORO
7. INDRA W. N. NALLE
8. IRNA FAY

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa kami panjatkan puji syukur atas
keharidat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Prinsip pokok asuhan kehamilan sesuai dengan waktu yang di tentukan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama dalam
pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam makalah ini.Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang prinsip pokok asuhan kehamilan
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasiter terhadap pembaca.

Kupang, 18 maret 2020

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………...………ii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………..………………….iii

A. Latar Belakang………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….
C. Tujuan…………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………

A. Pengertian Asuhan kehamilan………………………………………….


B. Tujuan Asuhan Kehamilan…………………………………………….
C. Prinsip Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan……………………………..
D. Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan…………………………………….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………..

A. Kesimpulan……………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan
fokus utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia.
Penyebab secara langsung tingginya AKI adalah perdarahan post partum,
infeksi dan preeklamsi/eklamsia. Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia, sejumlah
27 % akan mengalami komplikasi atau masalah yang bisa berakibat fatal (Survey
Demografi dan kesehatan, 1997). Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau
membawa resiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh
wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut
dapat dicegah melalui pemberian asuhan kehamilan yang berkualitas. Pemberian
asuhan kehamilan yang berkualitas meliputi pemahaman bidan terhadap prinsip
pokok asuhan kehamilan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan asuhan kehamilan?
b. Apa tujuan asuhan kehamilan?
c. Prinsip-prinsip pokok apa dalam asuhan kehamilan?
d. Tipe-tipe pelayanan apa dalam asuhan kehamilan?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan asuhan kehamilan
b. Untuk mengetahui tujuan asuhan kehamilan
c. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pokok asuhan kehamilan
d. Untuk mengetahui tipe-tipe pelayanan asuhan kehamilan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuhahan Kehamilan


Asuhan kehamilan atau sering disebut Ante Natal Care (ANC) adalah asuhan yang
diberikan untuk ibu sebelum kelahiran (Pusdiknas, 2001).
Asuhan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap
kesehatan ibu dan kandungannya. Asuhan kehamilan ini diperlukan karena walaupun
pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi
yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah
(Saifuddin, 2001).
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care)
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang
sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka
perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka
menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan.
Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh
pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Tenaga profesional
kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya
ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri
secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan
tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang
dilakukan bidan.
B. Tujuan Asuhan Kehamilan
Pada umumnya kehamilan berkembang normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang
sehat, cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang- kadang tidak sesuai dengan
harapan. Oleh karena itu pelayanan asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal.
Tujuan asuhan kehamilan:
1. Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayi dengan cara
membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi,
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan.
2. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
3. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial pada
ibu dan bayi.
4. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
5. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
6. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
7. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
8. Membangun kepercayaan antara keluarga dan tenaga kesehatan dan
menganjurkan mereka untuk berpartisipasi memilih dan membuat informed
choise tentang asuhan yang mereka dapatkan.
9. Deteksi dini adanya ketidaknormalan dan menyediakan penatalaksanaan atau
pengobatan yang dibutuhkan.
C. Prinsip-prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
Prinsip merupakan dasar atau azas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir
dan bertindak . Seorang bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada masa kehamilan
harus berdasarkan prinsip sesuai tugas pokok dan fungsinya, agar yang dilakukan tidak
melanggar kewenangan (Kusmiyati 2002, hal.3).
Bidan dalam memberikan asuhan harus berpegang pada:
1. Kode etik Bidan di Indonesia
Kode etik merupakan ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan komperehensif suatu profesi yang
memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian
profesi. Kode etik bidan disusun pertama kali pada 1986, lalu pada 1988 disusun
dalam KONAS IBI X Surabaya, dan disempurnakan dan disahkan dalam
KONAS IBI XII di Denpasar Bali pada 1991. Kode etik bidan Indonesia:
2.  Kewajiban bidan  terhadap klien dan masyarakat
a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah
b. jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya. Setiap bidan dalam
menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang
sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajart kesehatannya secara optimal.
3. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
b. Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan
kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan
konsultasi dan/atau rujukan
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat
dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan
atau diperlukan sehubungan dengan kepeningan klien. 
4. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
5. Kewajiban bidan terhadap profesinya
a. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi
dengan menam pilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
b. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya
6. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
a. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan
tugas profesinya dengan baik.
b. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri
7. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayananan kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan
kesehatan keluarga
b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluar.
 Prinsip-prinsip pokok asuhan kehamilan didukung oleh prinsip-prinsip asuhan
kebidanan yaitu;
a. Kehamilan dan lahiran adalah proses yang normal, alami dan sehat
b. Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yg normal, alami dan
sehat.
c. Membantu dan melindungi proses kelahiran adalah tugas bidan.
d. Bidan adalah yang paling cocok untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan
persalinan, sebagai bidan juga kita percaya bahwa model asuhan kebidanan
yang membantu dan melindungi proses kelahiran normal
1) Pemberdayaan
a. Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan seringkali tahu
kapan akan melahirkan
b. Keyakinan dan kemampuan ibu untuk melahirkan merawat bayi
dapat ditingkatkan atau dihilangkan oleh orang yang memberikan
asuhan padanya dan oleh dimana ia melahirkan.
c. Jika bidan atau penolong persalinan bersikap negatif atau kritis,
hal ini akan mempengaruhi si ibu. Hal ini juga dapat
mempengaruhi lamanya waktu persalinan.
d. Sebagai bidan kita harus membentu ibu yang melahirkan daripada
untuk mencoba mengontrol persalinannya.
e. Ibu sebagai aktor utama dalam proses persalinan.
f. Bidan atau /penolong persalinan adalah aktor pembantu selama
proses persalinan.
2) Otonomi
a. Pengambil keputusan adalah ibu dan keluarga.
b. Ibu dan keluarga memerlukan informasi yang cukup sehingga
mereka dapat membuat suatu keputusan.
c. Bidan harus tahu dan memberikan informasi yg akurat tentang
resiko, prosedur, obat-obatan dan tes.
d. Bidan membantu ibu dalam membuat suatu pilihan yg terbaik
untuk dirinya dan baginya berdasarkan nilai dan kepercayaan.
3) Tidak membahayakan
a. Intervensi sebaiknya jangan dilkukan secara rutin kecuali terdapat
indikasi-indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas sebab test-
test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat
membahayakan ibu maupun bayi
b. Melakukan tindakan yg tidak efektif dan berbahaya:
 Mencegah ibu untuk makan garam
 Memberi deuritik untuk mengurangi edema
 Melakukan versi luar kurang dari 36 minggu
 Pendekatan resiko
 Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan
sesuatu dan intervensi ang dilakukannya haruslah aman
berdasarkan bukti ilmiah.
4) Tanggung jawab
a. Penolong persalinan harus bertanggung jawab terhadap kualitas
asuhan yg diberikan
b. Praktik asuhan maternitas harus dilkukan bardasarkan kebutuhan
ibu dan bayinya, bukan atas kebutuhan penolong persalinan.
c. Asuhan yg berkualitas tinggi, berfokus pada klien dan sayang ibu
berdasarkan bukti ilmiah sekarang ini adalah tanggung jawab
semua bidanan
d. Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari
ilmu, analisa, dan pertim bangan yang matang.
D. Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan
Tipe pelayanan asunhan kehamilan adalah suatu model pelaksanaan yang
diaplikasikan dalam  asuhan kehamilan berdasarkan standar pelayanan asuhan kebidanan
pada kehamilan. Tipe-tipe pelayanan kebidanan:
1. Independent Midwive/ BPS
Center pelayanan kebidanan berada pada bidan. Ruang lingkup dan wewenang
asuhan sesuai dengan kepmenkes 900/ 2002. Dimana bidan memberikan asuhan
kebidanan secara normal dan asuhan kebidanan “bisa diberikan” dalam
wewenang dan batas yang jelas. Sistem rujukan dilakukan apabila ditemukan
komplikasi atau resiko tinggi kehamilan. Rujukan ditujukan pada sistem
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
2. Obstetrician and Gynecological Care
Center pelayanan kebidanan berada pada SPOG. Lingkup pelayanan
kebidanan meliputi fisiologi dan patologi. Rujukuan dilakukan pada tingkat yang
lebih tinggi dan mempunyai kelengkapan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Public Health Center/Puskemas
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan dokter umum.
Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi sesuai dengan
pelayanan yang tersedia. Rujukan dilakukan pada system yang lebih tinggi.
4. Hospital
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG.
Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan
dengan pelayanan kebidanan yang tersedia. Rujukan ditujukanpada rumah sakit
yang lebih tinggi tipenya.
5. Rumah Bersalin
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG sebagai
konsultant. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang
disesuaikan dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada system
pelayanan yang lebih tinggi.
 Beriku 3 tipe pelayanan asuhan kehamilan berdasarkan pemberi asuhan:
1. Pelayanan kebidanan primer/mandiri
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab bidan. Tugas pelayanan mandiri:
a. Menetapkan menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan.
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah
dengan  melibatkan klien.
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan melibatkan klien/keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi yang baru lahir.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien atau keluarga.
g.  Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana.
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system
reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause.
i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan
keluarga.
2. Pelayanan kolaborasi
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung
jawab bersama semua pemberi layanan yang terlibat. Misal: bidan, dokter, dan
atau tenaga kesehatan professional lainnya. Tugas kolaborasi/kerjasama:
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
f.  Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
3. Pelayanan rujukan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung
jawab kepada dokter, ahli dan atau tenaga kesehatan profesional lainnya untuk
mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenangan bidan dalam rangka
menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya. Tugas merujuk/ketergantungan:
 Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
 Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada
kehamilan resiko tinggi dan kegawatan darurat.
  Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada
masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan
keluarga.
 Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada ibu
dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan
dengan melibatkan klien dan keluarga
 Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan gawat darurat yang memerlukan konsultasi dan rujukan
dengan melibatkan keluarga.
 Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan
tertentu  dan rujukan pada kehamilan resiko tinggi dan kegawatan
darurat dan memerlukan konsultasi serta rujukan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of
care). Salah satu yang mendukung kesinambungan tersebut adalah pemahaman bidan
tentang prinsip utama/pokok dalam asuhan kehamilan untuk memberikan kepuasan
pada wanita tentang tenaga kesehatan yang terpercaya. Sangat penting bagi wanita
untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team
kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka
setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan
terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan (Enkin, 2000).
B. Saran
Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua
dapat mengerti dan memahami tentang prinsip-prinsip pokok asuhan kehamilan serta
tipe pelayanan asuhan kehamilan. Dianjurkan kepada setiap bidan untuk aktif dalam
memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya kunjungan ANC
dilakukan oleh setiap ibu hamil untuk mencegah resiko komplikasi pada persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

http://askeb-ii.blogspot.com/p/tujuan-asuhan-kehamilan.html

https://nonikimudh.wordpress.com/2010/06/15/konsep-dasar-asuhan-kebidanan/

http://midcare.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-asuhan-kehamilan.html?m=1

Depkes. (2007), Kep Menkes RI No 369/MENKES/SK/2007,Jakarta, PP IBI, hal.7-8

http://chalouiss.blogspot.com/2011/12/definisi-prinsip-dan-tujuan-asuhan.html

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/definisi-dan-isi-kode-etik-
kebidanan.html#ixzz3U3I1POO9

Anda mungkin juga menyukai