BAB I
PENDAHULUAN
Jumlah ASI yang normal diproduksi pada akhir minggu pertama setelah melahirkan adalah 550
ml per hari. Dalam 2-3 minggu, produksi ASI meningkat sampai 800 ml per hari. Jumlah
produksi ASI dapat mencapai 1,5-2 L per harinya. Jumlah produksi ASI tergantung dari berapa
banyak bayi menyusu. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak hormon prolaktin
dilepaskan, dan semakin banyak produksi ASI.
Menyusui dapat berkaitan dengan ketidaknyamanan pada payudara. Nyeri pada puting dapat
diberikan krim vaselin. Perubahan posisi menyusui untuk memutar titik stres pada puting juga
sebaiknya dilakukan. Sebaiknya bayi berhenti dahulu menghisap puting sebelum mengangkatnya
dari payudara.
Wanita yang menyusui membutuhkan 500-1000 kalori lebih banyak dari wanita yang tidak
menyusui. Wanita menyusui rentan terhadap kekurangan magnesium, vitamin B6, folat, kalsium,
dan seng. ASI tidak memiliki suplai zat besi yang cukup untuk bayi prematur atau bayi berusia
lebih dari 6 bulan. Karena itu suplementasi zat besi sebaiknya diberikan pada ibu menyusui
dengan bayi prematur. Nutrisi yang tidak adekuat dan stres dapat menurunkan jumlah produksi
ASI.
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui
bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf pun dapat
menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini
melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roeli, 2000).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat
pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan
tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau
tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-faktor seperti
kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit yang
merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya
perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat
luas (Maribeth Hasselquist, 2006).
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya karena
tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada
payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak
lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam
merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang
yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau
kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai
keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar
(Soetjingsih, 1997).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI)
dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.
Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Para pakar
masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling baik dan seberapa jauh risiko
penggunaan susu formula.
Pemerintah dan organisasi internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai
metode terbaik untuk pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi,
antara lain WHO, Akademi Dokter Anak Amerika (American Academy of Pediatrics), dan
Departemen Kesehatan.
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari
dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju reservoir susu (sacs) yang
berlokasi di belakang areola, lalu ke dalam mulut bayi.
1. Aspek Gizi
Manfaat Kolostrum
a) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi terutama diare.
b) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari
pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh
karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
c) Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan
lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
d) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam
kehijauan.
Komposisi ASI :
e) ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung
enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
f) ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak.
g) Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan
Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan
ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35.
Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi
mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI :
h) Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai
neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang
menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
i) Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh
rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak
yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan
dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari
substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan
Omega 6 (asam linoleat).
2. Aspek Imunologik
a) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
b) Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A
tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran
pencernaan.
c) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat
besi di saluran pencernaan.
d) Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus.
Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
e) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3
macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated
Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte
Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
f) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan
bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk
menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3. Aspek Psikologik
a) Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI
yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap
bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan
meningkatkan produksi ASI.
b) Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut.
c) Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena
bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal
sejak bayi masih dalam rahim.
4. Aspek Kecerdasan
a) Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan
system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
b) Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point
lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih
tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
5. Aspek Neurologis
a) Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang
terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6. Aspek Ekonomis
a) Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi
sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga
untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7. Aspek Penundaan Kehamilan
a) Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode
Amenorea Laktasi (MAL).
C. Manfaat Menyusui
1. Manfaat Menyusui bagi Bayi
ASI menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi. ASI mengandung protein, mineral, air, lemak, serta
laktosa. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama, separuh
atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama
tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap infeksi dan penyembuhan yang lebih
cepat dari infeksi. Imunoglobulin A terdapat dalam jumlah yang banyak di dalam kolostrum
sehingga memberikan bayi tersebut kekebalan tubuh pasif terhadap infeksi. Terdapat faktor
bifidus di dalam air susu ibu yang menyebabkan pertumbuhan dari Lactobacillus bifidus yang
dapat menurunkan kumpulan bakteri patogen (menyebabkan penyakit pada manusia) penyebab
diare.
Berdasarkan penelitian di negara maju, ASI dapat menurunkan angka infeksi saluran pernapasan
bawah, otitis media (infeksi pada telinga tengah), meningitis bakteri (radang selaput otak),
infeksi saluran kemih, diare, dan necrotizing enterocolitis.
Karena protein yang terdapat pada ASI adalah protein yang spesifik untuk manusia, maka
pengenalan lebih lama terhadap protein asing atau protein lain yang terdapat di dalam susu
formula, dapat mengurangi dan memperlambat terjadinya alergi.
2. Manfaat Menyusui bagi Ibu
Hormon oksitosin dilepaskan selama menyusui yang menyebabkan peningkatan kontraksi rahim,
mencegah involusi rahim, dan menurunkan angka kejadian perdarahan setelah melahirkan.
Wanita yang menyusui, menurunkan angka kejadian kanker indung telur dan kanker payudara
setelah menopause sesuai dengan lamanya waktu dia menyusui. Wanita yang menyusui juga
dapat mengurangi angka kejadian osteoporosis dan patah tulang panggul setelah menopause,
serta menurunkan kejadian obesitas karena kehamilan.
Meyusui dapat menciptakan ikatan antara ibu dengan bayi yang juga dapat mengurangi biaya
dibandingkan dengan pemakaian susu formula. Menyusui memperlambat ovulasi (keluar dan
matangnya sel telur) setelah melahirkan sehingga menjadi suatu bentuk KB alamiah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI)
dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.
Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Para pakar
masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling baik dan seberapa jauh risiko
penggunaan susu formula.
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek
imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan
kehamilan
Selain itu, adapun masalah-masalah dalam menyusui yaitu sebagai berikut :
a) Bayi Sering Menangis
b) Bayi Bingung Puting (Nipple Confusion)
c) Bayi dengan BBLR dan Bayi Prematur
d) Bayi dengan Ikterus
e) Bayi dengan Bibir Sumbing
f) Bayi Kembar
g) Bayi Sakit
h) Bayi dengan Lidah Pendek (Lingual Frenulum)
i) Bayi yang Memerlukan Perawatan
j) Menyusui dalam Keadaan Darurat
B. Saran
Perlu adanya peningkatan dalam memberikan penyuluhan atau konseling tentang menyusui
terutama tentang manfaat yang bisa didapatkan oleh bayi atau pun ibu. Ada baiknya konseling
menyusui ini tidak hanya dilakukan pada ibu yang sudah memiliki bayi tetapi juga yang sedang
dalam masa kehamilan dengan tujuan untuk pembekalan ibu ketika melahirkan nanti akan
menerapkan inisiasi menyusu dini dan dilanjutkan dengan pemberian ASI secara eksklusif
selama 6 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Website :
http://www.kti-skripsi.com/2010/04/kti-k1ebidanan-cara-menyusui.html
http://www.google.com/images?um....
http://www.lusa.web.id/masalah-menyusui-pada-bayi/
http://bayidananak.com/2010/03/29/beberapa-posisi-menyusui-yang-benar/