Anda di halaman 1dari 28

BUKU MATERI

KEPING ASI EKSKLUSIF

(KELOMPOK PENDAMPING ASI EKSKLUSIF)

Desa Sumbergede, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro


2018
2

MATERI PERTEMUAN I

PERSIAPAN MENYUSUI BAGI IBU HAMIL

1) GIZI IBU HAMIL


Ibu hamil membutuhkan gizi yang seimbang dalam masa kehamilannya. Salah
satu penyebab utama kematian janin adalah kurangnya asupan gizi yang diterimanya
saat dalam kandungan. Gizi dapat dengan mudah didapatkan dari makanan yang
dikonsumsi oleh ibu hamil.
Makanan untuk ibu hamil harus memiliki pola gizi yang seimbang, menu yang
bervariasi dan porsi yang lebih banyak dari sebelum hamil. Selain itu ibu hamil perlu
mencukupi kebutuhan air minum sebanyak 10 gelas perhari. Zat-zat gizi yang
dibutuhkan ibu hamil dan sumbernya, antara lain:

Gambar Piring Porsi Makan


(Sumber: Buku KIA 2015)
a. Karbohidrat: nasi, jagung, roti, mie, ubi;
b. Protein: ikan, telur, susu, tahu, tempe;
c. Lemak: kacang-kacangan, ikan laut. minyak;
d. Vitamin dan mineral: buah-buahan;
e. Cairan: air dan susu.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
3

2) PERAWATAN PAYUDARA

Perawatan payudara dilakukan dengan cara mengurut payudara dan dapat


langsung dimulai saat kehamilan awal. Perawatan ini mulai dilakukan pada usia
kehamilan 28 minggu ke atas atau trimester III. Perawatan payudara bertujuan untuk
memelihara kebersihan payudara, memperbaiki kondisi puting payudara,
menstimulasi produksi ASI, memperbanyak volume ASI dan memperlancar
keluarnya ASI sehingga ibu dapat menyusukan bayinya.
Perawatan payudara sebelum melahirkan (prenatal) dapat dilakukan pada setiap
akan mandi dengan langkah-langkah berikut:
Siapkan alat dan bahan seperti baki air, kain kasa/kapas, minyak
kelapa/baby oil, handuk/waslap, air bersih

Licinkan kedua telapak tangan dengan baby oil

Kompres puting susu dengan kain kasa/kapas yang telah dibasahi


dengan minyak kelapa/baby oil selama 5 menit

Letakkan ibu jari dan telunjuk pada dasar puting susu, lalu dengan
hati-hati putar puting susu kekiri dan kekanan sambil ditarik
keluar, lakukan gerakan 20 kali

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
4

Urut payudara dari pangkal ke arah puting susu sebanyak 20 kali


gerakan

Pengurutan diteruskan dari atas, samping dan bawah, lalu dilanjut


payudara selanjutnya

Telapak tangan menopang payudara, kemudian jari-jari tangan sisi


kelingking mengurut payudara kearah putting susu.
Pijat puting susu hingga keluar cairan untuk memastikan bahwa
saluran susu tidak tersumbat

Bersihkan putting susu dan sekitarnya dengan handuk/waslap


hingga bersih

3) MOTIVASI DAN DUKUNGAN MENYUSUI


Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi bayi yang baru lahir karena merupakan
asupan makanan satu-satunya bagi bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya.
Meskipun penting, terkadang ada beberapa ibu yang tidak menyusui anaknya.
Motivasi yang dimiliki ibu dalam menyusui adalah salah satu faktor penentu dalam
peningkatan pemberian ASI.
Motivasi merupakan dorongan yang timbul dari diri seseorang secara sadar
maupun tidak sadar sehingga berperilaku sesuai tujuan. Motivasi untuk menyusui
dapat diberikan oleh orang-orang disekitar lingkungan ibu, seperti suami, keluarga

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
5

maupun tenaga kesehatan seperti bidan. Bantuan moril dapat dilakukan dengan
memberikan perhatian, nasehat, serta pengarahan yang tepat sehingga dapat
menambah keyakinan ibu bahwa mereka dapat menyusui dengan sukses.

4) PENTINGNYA INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN MENYUSUI


Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta menyusui bagi ibu dan bayi antara lain:
a. Hubungan ibu-bayi lebih erat dan penuh kasih saying
b. Melatih penciuman. Bayi mencari putting ibu melalui bau
c. Bayi mendapatkan kolostrum (cairan kental kekuningan) yang mengandung
antibodi
d. Bayi mendapatkan asupan makanan yang berkualitas
e. Anak menunjukkan kepintaran di kemudian hari
f. Melatih gerak motorik bayi
g. Ketika bayi menghisap puting ibu, hormone oksitosin keluar, rahim berkontraksi,
membantu mengeluarkan plasenta, mengurangi pendarahan ibu

5) ASI DAN MANFAATNYA


Berikut di bawah ini merupakan manfaat dari pemberian ASI kepada bayi yaitu:

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
6

Manfaat menyusui dan keunggulan ASI dapat dilihat dari beberapa aspek antara
lain:

a. Aspek Gizi

 Terdapat kolostrum yang mengandung antibodi untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi
 ASI mudah dicerna, karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung
enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
 ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak
 ASI dapat memberikan asupan gizi yang cukup bagi bayi sehingga dapat mencegah
stunting

b. Aspek Psikologik

 Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi
ASI yang mampu mencukupi untuk bayi.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
7

 Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena
rangsangan sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas
karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang
sudha dikenal sejak bayi masih dalam rahim

c. Aspek Kecerdasan

 Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk
perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi
 Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ lebih tinggi
dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI

d. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berusia 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
e. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga
dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai
Metode Amenore Laktasi (MAL).

6) MENYUSUI EKSKLUSIF
ASI eksklusif merupakan perilaku dimana ibu hanya memberikan ASI kepada
bayi sampai umur 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya,
bubur, biscuit dan tim, kecuali obat (jika sakit).
Tidak diperbolehkannya penambahan makanan apapun disebabkan lambung bayi
sangat kecil sehingga ASI sudah memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi secara
sempurna.
a. Kolostrum
ASI yang keluar pada beberapa hari pertama kelahiran dan biasanya berwarna
kuning kental. Produksi kolostrum aka berkurang perlahan saat ASI keluar, yaitu
pada hari ke-3 hingga hari ke-5.
b. Susu transisi

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
8

ASI yang kelur pada hari ke-3 sampai hari ke-10 setelah kelahiran. Setelah masa
kolostrum habis, payudara akan menghasilkan susu permulaan atau transisi yang
lebih bening dan jumlahnya lebih banyak.
c. Susu mature (matang)
ASI yang keluar setelah hari ke-10 pasca salin. Komposisinya stabil dan tidak
berubah. Jika bayi lahir premature atau kurang bulan, ASI yang dihasilkan lebih
banyak mengandung protein sesuai kebiutuhan bayi premature yang memiliki
berat badan kurang.

7) BAHAYA PEMBERIAN SUSU FORMULA

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
9

a. Meningkatnya Risiko Asma

Penelitian menunjukan bahwa pemberian ASI memberikan efek melindungi terhadap


asma dan penyakit alergi lain. Risiko asma dan kesulitan bernafas sekitar 50% lebih
tinggi jika bayi diberi susu formula dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI
selama 9 bulan atau lebih.

b. Meningkatkan Risiko Alergi

Semakin lama anak-anak yang diberi ASI akan semakin rendah memiliki potensi
menderita alergi, penyakit kulit (eczema), alergi makanan dan alergi saluran nafas.
c. Menurunnya Perkembangan Kecerdasan (Kognitif)
Susu formula juga berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pengaruh
pemberian ASI eksklusif (tanpa makanan/minuman lain) terhadap perkembangan
kognitif dari bayi kecil memberikan keuntungan yang signifikan dan positif
berhubungan dengan tingkat pendidikan. Pemberian ASI juga dapat menghindarkan
anemia pada anak.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
10

PERTEMUAN II

PERSALINAN DAN IMD

1) IMD

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan kegiatan menyusu dalam satu jam pertama
kelahiran bayi dengan usaha bayi sendiri, dengan kata lain menyusu bukan menyusui.
Pada IMD, bayi dibiarkan dengan nalurinya sendiri selama satu jam di dada ibu sampai
bayi menyusu.

Bayi yang baru lahir diletakkan dengan posisi tengkurap setelah dikeringkan
tubuhnya, namun belum dibersihkan dan tidak dibungkus, di dada ibunya segera setelah
persalinan dan memastikan bayi kontak kulit dengan ibunya (skin to skin contact), bayi
dibiarkan merayap menemukan puting susu dan mendapatkan kolestrom atau ASI yang
pertama keluar dari ibunya.

2) KOLOSTRUM DAN MANFAATNYA

Kolostrum mengandung antibodi dan merupakan imunisasi pertama. Kolostrum juga


mengandung faktor pertumbuhan yang membantu usus bayi berfungsi secara efektif,
sehingga mikroorganisme dan penyebab alergi lain lebih sulit masuk ke dalam tubuh
bayi. Manfaat kolostrum lainnya antara lain:

 Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi terutama diare
 Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-
hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit tapi cukup untuk memenuhi gizi bayi. Oleh
karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.
 Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat
dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran.
 Membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama keluar yang
berwarna hitam kehijauan)

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
11

3) RAWAT GABUNG

Rawat gabung (rooming-in) adalah membiarkan ibu dan bayi bersama terus-
menerus. Bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu sehingga mudah
terjangkau. Sedangkan istilah bedding-in, bayi dan ibu berada bersama-sama di ranjang
ibu. Manfaat dari rawat gabung, antara lain:

a. Memastikan terus terlaksananya proses menyusui

Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah
memberikan ASI. Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayinya memungkinkan
ibu segera mengenali tanda-tanda bayinya ingin minum sehingga ibu/bayi dapat
menyusui/menyusu on demand.

b. Memungkinkan proses bonding

Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Makin
banyak waktu ibu bersama bayinya, makin cepat mereka saling mengenal. Ibu siap
memberikan respon setiap saat. Rawat gabung juga menurunkan hormon stres pada ibu
dan bayi.

c. Menurunkan infeksi

Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibunya memungkinkan bayi
terpapar pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap
kuman-kuman berbahaya. Kolostrum yang mengandung banyak antibodi, yang segera
didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit infeksi.

d. Keuntungan untuk bayi

Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah ditenangkan,
lebih banyak tidur. Mereka minum lebih banyak dan berat badannya lebih cepat naik.
Bayi juga lebih hangat karena berada dalam kontak terus menerus dengan kulit ibunya.

e. Melatih ketrampilan ibu merawat bayinya sendiri

Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu
untuk melatih ketrampilan merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu
sudah tidak canggung lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya
diri ibu.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
12

4) CARA MENYUSUI

Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu dan
memperkuat refleks menghisap bayi. Cara menyusui yang benar:

1. Susui bayi sesering mungkin, paling sedikit 8 kali sehari.


2. Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui
3. Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi yang lain
4. Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih terasa penuh/kencang, perlu
dikosongkan dengan diperah untuk disimpan. Hal ini agar payudara tetap
memproduksi ASI yang cukup.

Langkah-langkah menyusui sebagai berikut:

Gambar Cara Menyusui Yang Benar

1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting


susu dan areola sekitarnya.

2. Bayi diletakkan menghadap perut atau payudara.

a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
13

b. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu didepan.

d. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.

e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah.
Jangan menekan putting susu atau areolanya saja.

4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara :

a. Menyentuh pipi dengan putting susu.

b. Menyentuh sisi mulut bayi.

5. Setelah bayi membuka mulut dan mulai mengisap, payudara tak perlu dipegang
atau disangga lagi.

5) ASI BELUM KELUAR


Ada beberapa alasan mengapa ibu tidak dapat memberikan ASI kepada bayinya,
selain faktor kesibukan, ASi yang tidak keluar juga dapat menjadi masalah dalam
kelancaran program pemberian ASI. ASI yang tidak keluar dapat disebabkan produksi
ASI ibu yang kurang. Produksi ASI ibu dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:
1. Faktor Fisik Ibu
a. Status kesehatan ibu
Kondisi fisik ibu yang sehat akan menunjang produksi ASI yang optimal baik
kualitas maupun jumlahnya.
b. Nutrisi dan asupan cairan
Kualitas dan julah ASI dipengaruhi oleh nutrisi dan asupan cairan ibu. Ibu
membutuhkan cukup banyak karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
selama masa menyusui. Apabila ibu kekurangan nutrisi dalam jangka lama maka
produksi ASI uga akan berkurang hingga berhenti.
c. Umur dan paritas

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
14

Ibu yang berumur muda atau berumur kurang dari 35 tahun lebih dapat banyak
memproduksi ASI dibandingkan ibu yang berumur lebih tua. Ibu yang melahirkan
anak kedua dan seterusnya produksi ASI-nya lebih banyak dibanding kelahiran
anak pertama.
d. Bentuk dan kondisi puting ibu
Bentuk putting susu yang datar dan putting yang masuk dapat menyebabkan bayi
kesulitan menghisap payudara sehingga ransangan produksi ASI terhambat.
Puting susu yang lecet sering dialami ibu akibat kesalahan menyusui, hal ini
membuat ibu berhenti menyusui bayi sehingga produksi ASI ikut berhenti
2. Faktor Psikologis Ibu
a. Kecemasan
Kecemasan dapat menyebabkan pikiran ibu terganggu dan ibu merasa tertekan.
Bila ibu mengalami stress air susu tidak akan mengalir dan terjadi bendungan
ASI.
b. Motivasi
Keinginan dan motivasi yang kuat untuk menyusui bayi akan mendorong ibu
untuk berusaha menyusui bayinya sehingga rangsangan pada puting akan
mempengaruhi aliran ASI menjadi lancar.
3. Bayi
a. Berat badan lahir
Bayi yang lahir dengan berat rendah atau BBLR mempunyai kemampuan
menghisap ASI ynag lebih rendah disbanding bayi yang berat lahir normal.
b. Status kesehatan bayi
Bayi yang sedang sakit umumnya malas untuk menghisap putting susu. Akibat
tidak ada rangsangan dari bayi pada putting susu sehingga menyebabkan
rangsangan produksi ASI terhambat,

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
15

PERTEMUAN III

MENYUSUI

1) Gizi Ibu Menyusui


a. Makanan dan gizi ibu saat menyusui
Selama menyusui ibu haru menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan
untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi. Konsumsi pangan ibu menyusui
harus bergizi seimbang agar dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun
untuk mengganti zat gizi ibu yang dikeluarkan melalui ASI. Karena tidak semua
zat gizi yang diperlukan bayi dapat dipenuhi dan dari simpanan zat gizi ibu,
seperti vitamin C dan vitamin B. Oleh karena itu harus didapat dari konsumsi
pangan ibu setiap hari.
Gizi seimbang untuk ibu menyusui :
 Biasakan mengkonsumsi anekaragam pangan yang lebih banyak
Ibu menyusui perlu mengkonsumsi aneka ragam pangan yang lebih banyak
untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan
mineral) karena digunakan untuk memelihara kesehatan ibu dan produksi ASI.
Protein diperlukan juga untuk sintesis hormon prolaktin untuk memproduksi
ASI dan hormon oksitosin untuk mengeluarkan ASI.
Zat gizi mikro yang diperlukan selama menyusui adalah zat besi, asam folat,
vitamin A, B1(tiamin), B2(riboflavin), B3(niasin),B6(piridoksin), vitamin
C, vitamin D, iodium, zink dan selenium.
 Minum air putih yang lebih banyak
Air merupakan sumber cairan yang paling baik yang berfungsi untuk
membantu pencernaan,membuang racun, sebagai penyusun sel dan darah,
mengatur keseimbangan asam basa tubuh, serta mengatur suhu tubuh. Jumlah
air yang dikonsumsi ibu menyusui adalah sekitar 850-1000ml lebih banyak
dari ibu yang tidak menyusui atau sebanyak 3000ml atau setara 12-13 gelas
air. Jumlah tersebut dapat menghasilkan ASI sekitar 600-850ml per hari.
(source : gizi.depkes.go.id)
2) Perawatan Payudara Ibu Menyusui
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada
masa nifas untuk memperlancar pengeluaran ASI. Perawatan payudara dapat

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
16

dilakukan dua kali sehari yaitu saat mandi pagi dan mandi sore. Manfaat perawatan
payudara adalah :
a. Memelihara kebersihan payudara sehingga bayi mudah menyusu pada ibunya.
b. Melunturkan dan menguatkan putting susu sehingga bayi mudah menyusu
c. Mengurangi risiko luka saat bayi menyusu
d. Merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI menjadi lancar.
e. Untuk persiapan psikis ibu menyusui dan menjaga bentuk payudara.

Akibat yang timbul jika tidak melakukan perawatan payudara :

a. Anak susah menyusu karena payudara yang kotor


b. Puting susu tenggelam sehingga bayi susah menyusu
c. ASI menjadi lama keluar sehingga berdampak pada bayi
d. Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang melalui pemijitan dan pengurutan
e. Terjadi pembengkakan, peradangan pada payudara dan kulit payudara terutama
pada bagian puting mudah lecet.

Langkah perawatan payudara :


 Persiapan Ibu
a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b. Buka pakaian
c. Persiapan alat :
1) Handuk
2) Kapas yang dibentuk bulat
3) Minyak kelapa atau baby oil
4) Waslap atau handuk kecil untuk kompres
5) Dua baskom masing-masing berisi air hangat dan air dingin
 Pelaksanaan
1) Buka pakaian ibu
2) Letakkan handuk di atas pangkuan ibu tutuplah payudara dengan handuk
3) Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di pundak
4) Kompres puting susu dengan menggunakan kapas minyak selama 3-5 menit
agar epitel yang lepas tidak menumpuk lalu bersihkan kerak-kerak pada puting
susu

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
17

5) Bersihkan dan tariklah puting susu keluar terutama untuk puting susu yang
datar
6) Ketuk-ketuk sekeliling puting susu dengan ujung-ujung jari.

Payudara dikompres dengan air hangat lalu dingin secara bergantian kira-kira 5
menit. Dengan urutan air hangat dahulu. Selanjutnya keringkan dengan handuk
dan memakai BH yang dapat menopang dan meyangga payudara.

3) Mengenali Permasalahan Payudara


a. Puting susu datar atau terbenam
Cara yang dapat dilakukan adalah :

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
18

 Skin to skin kontak dan biarkan bayi menhisap sedini mungkin


 Membiarkan bayi ‘mencari’ puting kemudian menghisapnya.
 Apabila puting benar-benar tidak dapat muncul maka dapat ditarik dengan
pompa puting susu (nipple puller)
b. Puting susu lecet
Hal yang perlu dilakukan adalah :
 Cek bagaimana perlekatan ibu-bayi
c. Payudara bengkak
Pada payudara bengkak terjadi karena produksi ASI meningkat, terlambat
menyusui dini, perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan.
Untuk mencegahnya maka dapat dilakukan :
 Menyusui dini
 Perlekatan yang baik
 Menyusui ‘on demand’ atau bayi harus sering disusui
d. Mastitis atau asbes payudara
Mastitis merupakan peradangan pada payudara. Dimana payudara menjadi merah,
bengkak dan kadang diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Kejadian
ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan yang diakibatkan oleh
sumbatan saluran susu yang berlanjut. Hal ini terjadi karena kurangnya ASI diisap
atau dikeluarkan.
4) Bayi Menolak Menyusu dan Menangis
Hal yang membuat bayi enggan menyusui adalah karena sakit, selain itu karena
bingung puting, teknik menyusui yang salah, serta ASI kurang lancar, atau terlalu
deras. Cara mengatasinya adalah
a. Apabila bayi sakit dibawa berobat,
b. Apabila bayi kenyang maka jangan memberikannya lagi makanan lain.
c. Apabila teknik menyusu salah, maka sebaiknya diperbaiki
d. Apabila ASI terlalu deras, maka keluarkan ASI sedikit sebelum mulai menyusu.

bayi yang menangis adalah cara berkomunikasi sehingga apabila bayi menangis harus
dicari sebabnya. Secara khas dapat ditenangkan dengan cara membuai, memeluknya,
mengayunkan, bicara, atau menyanyikan perlahan.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
19

5) ASI Tidak Cukup


Tanda ASI kurang :
Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering sekali menyusu, menyusu dengan
waktu yang sangat lama. Namun terkadang bayi lebih cepat menyusu. Diduga
produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu
Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
Tinja bayi keras, keringat atau berwarna hijau
Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang) , atu ASI tidak
datang pasca lahir
Berat badan bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan
BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali
Ngompol rata-rata kurang 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau, dan warna
kuning
6) Mitos dan Fakta Seputar Menyusui
Mitos seputar menyusui;
a. Mitos bayi laki-laki menyusu lebih banyak dibandingkan bayi perempuan
sehingga tidak jarang ibu-ibu akhirnya memberikan susu tambahan selain ASI
b. Setelah melahirkan selama kurang lebih 40 hari, ibu tidak boleh makan telur,
daging.
c. Bayi laki-laki menyusunya lebih kuat sehingga sering menangis karena masih
lapar. Oleh karena itu perlu diberi tambahan susu formula dan bahkan bayi belum
genap 40 hari sudah diberi makan.
d. Normal apabila puting terasa sakit saat sedang menyusui
e. Bayi yang mengkonsumsi ASI membutuhkan tambahan cairan air putih ketika
cuaca sedang panas
f. Bayi ASI perlu tambahan asupan vitamin D
g. Seorang ibu harus mencuci puting setiap kali sebelum mulai menyusui
h. Wanita dengan payudara kecil menghasilkan ASI lebih sediki dibandingkan
dengan yang payudara besar

Fakta seputar menyusui;

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
20

a. Kuantitas ASI dipengaruhi oleh seberapa sering diberi susu atau diperah. Dengan
kata lain, apabila ibu rajin menyusui bayinya maka ASI yang dihasilkan akan
melimpah. Jadi tidak benar apabila bayi laki-laki lebih sering menyusu dari pada
bayi perempuan.
b. Nyatanya, ibu mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan protein yang
akan membantu mempercepat luka(jahitan) menjadi cepat kering sehingga ibu
bisa beraktivitas seperti sedia kala.
c. Rasa sakit pada puting saat menyusui itu menandakan bahwa bayi belum
sempurna pelekatannya.
d. ASI mengandung seluruh cairan atau air yang dibutuhkan oleh bayi
e. Semua membutuhkan vitamin D. Pada bayi lahir dengan hati yang penuh vitamin
D, serta kebiasaan menjemur bayi setiap pagi juga membantu mendapatkan
tambahan vitamin D.
f. Membersihkan atau mencuci puting akan menghilangkan minyak alami yang
melindungi puting dari risiko lecet karena puting kering.
g. ASI mengandung zat besi dalam jumlah yang cukup untuk bayi.
7) Ibu Bekerja yang Menyusui
Menurut penelitian, terdapat pengaruh antara lama jam kerja dengan frekuensi
pemberian ASI oleh ibu bekerja, dimana wanita yang memiliki jam kerja yang lebih
sedikit sering memberikan ASI daripada wanita yang memiliki jam kerja lebih lama.
Terdapat hal yang dapat memfasilitasi pemberian ASI pada wanita bekerja yaitu
meliputi :
 Dukungan lingkungan kantor,
 Jadwal kerja yang fleksibel
 Waktu istirahat
 Sikap ibu yang bekerja (komitmen, dedikasi dan kesadaran mengenai manfaat
pemberian ASI)
 Perencanaan strategis ( manajemen waktu, kemampuan mempertahankan produksi
ASI dan kemampuan menjaga kesehatan)
 Dukungan keluarga dan petugas kesehatan yang mempengaruhi keberhasilan
wanita bekerja dalam pemberian ASI.

Namun, terdapat hambatan yang akan dialami ibu yang bekerja , meliputi :

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
21

 Stress psikologis yang disebabkan oleh waktu kerja yang ketat dan
ketidaknyamanan dalam pemberian ASI.
 Kurangnya dukungan dari petugas kesehatan dalam praktik pemberian ASI pada
wanita bekerja.
 Kurangnya waktu dan lokasi ruangan menyusui

Cara yang dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja :

 Menyusui bayi sebelum ibu bekerja


 ASI dikeluarkan untuk persediaan dirumah sebelum berangkat bekerja
 ASI disimpan dilemari pendingan dan dapat diberikan pada bayi saat ibu bekerja
 Makan dan minum yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui
bayinya.
8) Memerah, Menyimpan, dan Memberi ASI Perah
Kegunaan memerah ASI
a. Mengurangi bengkak, sumbatan, atau statis ASI
b. Memberi makan bayi yang mengalami kesulitan menghisap payudara
c. Memberi makanan bayi yang menolak menyusu
d. Memberi makan bayi berat lahir rendah/bayi prematur yang tidak bisa menyusu
e. Memberi makanan bayi sakit yang tidak dapat menghisap ASI dengan cukup
f. Mempertahankan suplai ASI ketika ibu atau bayinya sakit
g. Meninggalkan ASI untuk byi ketika ibu bekerja
h. Membantu bati melekat pada payudara yang penuh dan bengkak
i. Membantu meningkatkn produksi ASI untuk relaktasi

Cara memerah ASI dengan Tangan

a. Posisi nyaman (duduk/berdiri) memegang wadah dekat payudara


b. Letakkan ibu jari di tepi atas areola, jari telunjuk di tepi bawah areola jari-jari lain
menompang payudara.
c. Tekan ibu jari dan telunjuk kearah dalam menuju dinding rongga dada (menekan)
dengan gerakan kedepan, pijat areola kearah depan (menggulung)
d. Menekan dan menggulung, menekan dan menggulung secara berkesinambungan.
e. Jangan menekan terlalu kedalam supaya tidak menyumbat saluran ASI
f. Menghindari menggosok-gosok atau menyodok-nyodokan jarinya pada
permukaan kulit payudara – gerakan jari sebaiknya memutar

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
22

g. Menghindari meremas puting,menekan atau menarik

Tata cara menyimpan ASI Perah

a. Jangan lupa memberi label hari dan tanggal ASIP diperah/dipompa pada wadah
b. Sebelum dimasukkan kedalam freezer, ASIP didinginkan terlebih dahulu didalam
lemari es/kulkas.
c. Sebaiknya menyimpan ASIP sebanyak 60-120 ml per botol/wadah
d. Gabungan ASIP dari hasil beberapa kali perah/pompa dapat dilakukan dalam 1
botol atau wadah sesuai dengan metoe penyipanan ASIP

Penyimpanan ASI Segar ASI beku yang ASI yang Sisa minum
sudah dicairkan sudah
dihangatkan

Suhu ruangan 3-4 jam 4 jam Segera 1 jam,


(16◦C-29◦C) (optimal) diminumkan kemudian
buang jika
6-8 jam (jika
masih tersisa
kondisi sangat
bersih)

Cooler Bag + Es 24 jam Tidak Tidak Buang


Batu/Ice Pack disarankan disarankan
(4◦C-15◦C)

Lemari Es (0◦C- 3hari (optimal) 24 jam. Lebih 4 jam Buang


4◦C) dari itu tidak
8 hari (jika
diketahui
kondisi sangat
keamanannya
bersih)

freezer Lemari 2 minggu Tidak boleh Tidak boleh Buang


es 1 dibekukan dibekukan
pintu (- kembali kembali
15◦C)

Lemari 3 bulan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
23

es 2 (optimal)
pintu (-
6 bulan (dapat
18◦C)
diterima)

Freezer 6 bulan
tunggal (optimal)

12 bulan (dapat
diterima)

Memberikan ASI Perah


Hindari penggunaan Dot untuk mencegah bayi mengalami gejala-gejala ‘bingung
puting’
a. Secara langsung melalui cangkir atau gelas kecil
b. Dengan pipet alat pemberi obat serupa alat suntik
c. Menggunakan gelas dan sendok kecil
d. Softcup feeder
e. Menggunakan botol yang ujungnya terdapat sendok
f. (Menjelang usia 6 bulan) bisa mulai digunakan training cup/sippy cup
 Pangku bayi dalam posisi setengah duduk
 Tempelkan pinggir cangkir atau sendok kecil berisi ASIP pada bibir bawah bayi ->
ASIP menyentuh bibir bayi
 Biarkan bayi minum sendii dengan dorongan lidahnya
 Jangan menuangkan ASIP kedalam mulut bayi
9) Relaktasi (Menyusui Kembali)
Relaktasi merupakan memulai kembali pemberian ASI setelah terhenti sekian lama.
Ibu berhenti menyusui dikarenakan beberapa hal, seperti ibu atau bayi sakit, puting
lecet, puting datar, persepsi ASI sedikit, infeksi payudara. Konsep relaktasi
berdasarkan pada stimulasi sekresi hormon prolaktin dan oksitosin. Stimulasi ASI
dilakukan dengan stimulasi fisiologis payudara dan penggunakan substansi
penstimulasi ASI lactogues. Stimulasi payudara dilakukan dengan pengeluaran ASI
secara manual atau dengan pompa elektrik setiap 2-3 jam.
Keberhasilan relaktasi bergantung pada beberapa faktor. Mulai dari faktor bayi
meliputi usia bayi dan pengalaman menyusui. Sedangkan faktor ibu terdiri dari

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
24

pengetahuan relaktasi, motivasi ibu, stimulasi bayi, dukungan keluarga, serta tenaga
kesehatan.

10) Melanjutkan Pemberian ASI Hingga 2 Tahun


Kurangnya pemberian ASI atau bahkan tidak memberikan sampai usia 24 bulan
banyak menimbulkan dampak seperti meningkatkan kejadian diare akibat tidak
higienisnya pemberian makanan tambahan atau susu formula,kurangnya kecukupan
gizi bagi anak dibawah dua tahun.
Pemberian ASI hingga usia 2 tahun adalah sebagai upaya mendasar untuk menjamin
pencapaian kualitas tumbuh kembang anak secara optimal.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
25

PERTEMUAN IV

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

1) Pentingnya pemberian MP-ASI


`pentingnya MP-ASI berguna untuk menambah energi dan zat gizi yang
diperlukan bayi karena ASI tidak dapat mencukupi kebutuhan bayi secara terus-
menerus. Pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal dapat diketahui
dengan cara melihat kondisi pertambahan berat badan seorang anak, apabila
anak tidak mengalami peningkatan maka menunjukkan bahwa kebutuhan energi
bayi tidak terpenuhi. Tujuan pemberian makanan tambahan adalah untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, menghindari
terjadinya kekurangan gizi, mencegah risiko malnutrsi.
2) Pola Pemberian Makan pada bayi dan anak
Anjuran pola makanan bayi dan balita dilihat berdasarkan tabel dibawah ini :
Umur (bulan) ASI Makanan Makanan Makanan
lumat lembek keluarga
0-6
6-8
9-11
12-23
24-59
Keterangan :
Usia 0-6bulan = Hanya diberikan ASI saja
Usia 6-8bulan = diberikan ASI dan makanan lumat berseling
Usia 9-11bulan = diberikan ASI dan makanan lembik berseling
Usia 12-23bulan = diberikan makanan keluarga
3) Teknik dan strategi pemberian makanan bayi dan anak
Cara memberikan makanan tambahan pada bayi adalah :
 Makanan bayi diberikan sedikit demi sedikit secara perlahan dari bentuk
encer ke bentuk yang lebih kental secara bertahap
 Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi dapat menerimanya
 Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan
harus dicoba terlebih dahulu, seperti contohnya telur berikan kuningnya

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
26

terlebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi, maka hari berikutnya boleh
diberikan putihnya.
 Makanan pada bayi diberikan hanya ketika bayi merasa lapar
4) Makanan anak sakit dan masa pemulihan
Prinsip dalam memberi makanan pada bayi dan anak yang sakit adalah
 Meneruskan pemberian ASI
 Tidak menghentikan pemberian makan
 Memberikan suapan sedikit sedikit namun sering setiap 2-3jam
 Membujuk dan memberi semangat anak dengan sabar

Makanan yang diberikan pada anak harus :

 Mudah dimakan (lunak atau cair)


 Mudah dicerna
 Bergizi dan kaya energi dan nutrien
5) Permasalahan dalam pemberian MP-ASI
Permasalahan dalam pemberian makanan pada balita adalah
 Kurangnyua asupan zat gizi yang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
mengenai MP-ASI
 Perilaku terhadap pemberian jenis MP-ASI yang diberikan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
27

Contoh Resep MP-ASI

1. Bubur Beras Merah ASI


Bahan:
 Beras merah yang telah dihaluskan
 100 ml Air matang
 2 sendok teh pisang yang telah dihancurkan
 100 ml ASI
Cara Memasak: Buat bubur dari tepung beras merah (1sdm) + 100 ml air minum,
setelah masak, angkat, masukkan 2 sendok teh pisang lumat, aduk 100 ml ASI
2. Tim Beras Merah
Bahan:
 Tulang ayam (untuk kaldu)
 4 sendok makan nasi merah
 1 cangkir santan
 2 butir telur
 Bayam
Cara Memasak: Rebus tulang, ambil airnya + 4 sdm nasi merah + 1 cangkir
santan. Masak hingga matang. Matikan api. Masukkan 2 telur kocok, aduk rata.
Bagi dalam beberapa wadah tahan panas, beri cincangan bayam muda di atasnya,
kukus selama 5 menit.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018
28

Daftar Pustaka:
Anonim. 2007. Bahaya Susu Formula. Jakarta. Sentra Laktasi Indonesia.
Anonim. Teknik Memerah,Menyimpan,dan Memberikan ASI.
http://rsabojonegoro.com/wp-content/uploads/2016/10/TEKNIK-
MEMERAHMENYIMPAN-DAN-MEMBERIKAN-ASI.pptx (Online)
diakses pada 20 Juli 2018
Anonim. http://rsud.bontangkota.go.id/wp-content/upload/2017/01/leaflet-perawatan-
payudara.pdf (Online) diakses pada 20 Juli 2018
Azmi, Nurul. 2012. Gambaran Pola Pemberian Makan pada Bayi dan Balita Usia 0-59
Bulan di Suku Baduy dalam dan Baduy Luar, Kecamatan Leuwidamar,
Lebak,Banten tahun 2012. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320395-S-
Nurul%20Azmi.pdf (Online) diakses pada 20 Juli 2018
Choiriyah, Muladefi. 2015. Tradisi dan Lingkungan Sosial Memengaruhi Dukungan
Menyusui pada Byi Berat Badan Lahir Rendah di Kota Malang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.10 No. 1, Agustus 2015
Falikhah, Nur.2014.ASI dan Menyusui (Tinjauan Demografi Kependudukan). Jurnal
Ilmu Dakwah Vol 13 no 26
Infodatin. Pekan ASI Internasional: Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
Novayelinda, Riri.2012. Telaah Literatur : Pemberian ASI dan Ibu Bekerja. Jurnal
Ners Indonesia, vol 2 no 2
Nurliawati, Enok. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Produk Air Susu
Ibu pada Ibu Pasca Seksio Sesarea di Wilayah Kota dan Kabupaten
Tasikmalaya. Depok: Universitas Indonesia.
Poedji,Sri Hastoety.2009.Besarnya Peluang Usia Penyapihan Anak Baduta di
Indonesia dan Faktor yang Mempengaruhinya. Media Litbang Kesehatan vol
XIX no 1
Sofiyanti, Lia. 2014. Hubungan Antara Dukungan Sosial (Suami) Dengan Motivasi
Memberikan ASI Eksklusif Pada Ibu-Ibu Di Kabupaten Klaten. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Widiasih, Restuning. 2008. Masalah-Masalah dalam Menyusui.
http://repository.unpad.ac.id/302271/masalah-masalah_dalam_menyusui.pdf
(Online) diakses pada 20 Juli 2018

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


AIRLANGGA 2018

Anda mungkin juga menyukai