MATERI PERTEMUAN I
2) PERAWATAN PAYUDARA
Letakkan ibu jari dan telunjuk pada dasar puting susu, lalu dengan
hati-hati putar puting susu kekiri dan kekanan sambil ditarik
keluar, lakukan gerakan 20 kali
maupun tenaga kesehatan seperti bidan. Bantuan moril dapat dilakukan dengan
memberikan perhatian, nasehat, serta pengarahan yang tepat sehingga dapat
menambah keyakinan ibu bahwa mereka dapat menyusui dengan sukses.
Manfaat menyusui dan keunggulan ASI dapat dilihat dari beberapa aspek antara
lain:
a. Aspek Gizi
Terdapat kolostrum yang mengandung antibodi untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi
ASI mudah dicerna, karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung
enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak
ASI dapat memberikan asupan gizi yang cukup bagi bayi sehingga dapat mencegah
stunting
b. Aspek Psikologik
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi
ASI yang mampu mencukupi untuk bayi.
Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena
rangsangan sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas
karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang
sudha dikenal sejak bayi masih dalam rahim
c. Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk
perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ lebih tinggi
dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI
d. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berusia 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
e. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga
dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai
Metode Amenore Laktasi (MAL).
6) MENYUSUI EKSKLUSIF
ASI eksklusif merupakan perilaku dimana ibu hanya memberikan ASI kepada
bayi sampai umur 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya,
bubur, biscuit dan tim, kecuali obat (jika sakit).
Tidak diperbolehkannya penambahan makanan apapun disebabkan lambung bayi
sangat kecil sehingga ASI sudah memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi secara
sempurna.
a. Kolostrum
ASI yang keluar pada beberapa hari pertama kelahiran dan biasanya berwarna
kuning kental. Produksi kolostrum aka berkurang perlahan saat ASI keluar, yaitu
pada hari ke-3 hingga hari ke-5.
b. Susu transisi
ASI yang kelur pada hari ke-3 sampai hari ke-10 setelah kelahiran. Setelah masa
kolostrum habis, payudara akan menghasilkan susu permulaan atau transisi yang
lebih bening dan jumlahnya lebih banyak.
c. Susu mature (matang)
ASI yang keluar setelah hari ke-10 pasca salin. Komposisinya stabil dan tidak
berubah. Jika bayi lahir premature atau kurang bulan, ASI yang dihasilkan lebih
banyak mengandung protein sesuai kebiutuhan bayi premature yang memiliki
berat badan kurang.
Semakin lama anak-anak yang diberi ASI akan semakin rendah memiliki potensi
menderita alergi, penyakit kulit (eczema), alergi makanan dan alergi saluran nafas.
c. Menurunnya Perkembangan Kecerdasan (Kognitif)
Susu formula juga berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pengaruh
pemberian ASI eksklusif (tanpa makanan/minuman lain) terhadap perkembangan
kognitif dari bayi kecil memberikan keuntungan yang signifikan dan positif
berhubungan dengan tingkat pendidikan. Pemberian ASI juga dapat menghindarkan
anemia pada anak.
PERTEMUAN II
1) IMD
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan kegiatan menyusu dalam satu jam pertama
kelahiran bayi dengan usaha bayi sendiri, dengan kata lain menyusu bukan menyusui.
Pada IMD, bayi dibiarkan dengan nalurinya sendiri selama satu jam di dada ibu sampai
bayi menyusu.
Bayi yang baru lahir diletakkan dengan posisi tengkurap setelah dikeringkan
tubuhnya, namun belum dibersihkan dan tidak dibungkus, di dada ibunya segera setelah
persalinan dan memastikan bayi kontak kulit dengan ibunya (skin to skin contact), bayi
dibiarkan merayap menemukan puting susu dan mendapatkan kolestrom atau ASI yang
pertama keluar dari ibunya.
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi terutama diare
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-
hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit tapi cukup untuk memenuhi gizi bayi. Oleh
karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.
Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat
dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran.
Membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama keluar yang
berwarna hitam kehijauan)
3) RAWAT GABUNG
Rawat gabung (rooming-in) adalah membiarkan ibu dan bayi bersama terus-
menerus. Bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu sehingga mudah
terjangkau. Sedangkan istilah bedding-in, bayi dan ibu berada bersama-sama di ranjang
ibu. Manfaat dari rawat gabung, antara lain:
Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah
memberikan ASI. Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayinya memungkinkan
ibu segera mengenali tanda-tanda bayinya ingin minum sehingga ibu/bayi dapat
menyusui/menyusu on demand.
Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Makin
banyak waktu ibu bersama bayinya, makin cepat mereka saling mengenal. Ibu siap
memberikan respon setiap saat. Rawat gabung juga menurunkan hormon stres pada ibu
dan bayi.
c. Menurunkan infeksi
Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibunya memungkinkan bayi
terpapar pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap
kuman-kuman berbahaya. Kolostrum yang mengandung banyak antibodi, yang segera
didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit infeksi.
Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah ditenangkan,
lebih banyak tidur. Mereka minum lebih banyak dan berat badannya lebih cepat naik.
Bayi juga lebih hangat karena berada dalam kontak terus menerus dengan kulit ibunya.
Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu
untuk melatih ketrampilan merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu
sudah tidak canggung lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya
diri ibu.
4) CARA MENYUSUI
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu dan
memperkuat refleks menghisap bayi. Cara menyusui yang benar:
a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi.
b. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu didepan.
3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah.
Jangan menekan putting susu atau areolanya saja.
5. Setelah bayi membuka mulut dan mulai mengisap, payudara tak perlu dipegang
atau disangga lagi.
Ibu yang berumur muda atau berumur kurang dari 35 tahun lebih dapat banyak
memproduksi ASI dibandingkan ibu yang berumur lebih tua. Ibu yang melahirkan
anak kedua dan seterusnya produksi ASI-nya lebih banyak dibanding kelahiran
anak pertama.
d. Bentuk dan kondisi puting ibu
Bentuk putting susu yang datar dan putting yang masuk dapat menyebabkan bayi
kesulitan menghisap payudara sehingga ransangan produksi ASI terhambat.
Puting susu yang lecet sering dialami ibu akibat kesalahan menyusui, hal ini
membuat ibu berhenti menyusui bayi sehingga produksi ASI ikut berhenti
2. Faktor Psikologis Ibu
a. Kecemasan
Kecemasan dapat menyebabkan pikiran ibu terganggu dan ibu merasa tertekan.
Bila ibu mengalami stress air susu tidak akan mengalir dan terjadi bendungan
ASI.
b. Motivasi
Keinginan dan motivasi yang kuat untuk menyusui bayi akan mendorong ibu
untuk berusaha menyusui bayinya sehingga rangsangan pada puting akan
mempengaruhi aliran ASI menjadi lancar.
3. Bayi
a. Berat badan lahir
Bayi yang lahir dengan berat rendah atau BBLR mempunyai kemampuan
menghisap ASI ynag lebih rendah disbanding bayi yang berat lahir normal.
b. Status kesehatan bayi
Bayi yang sedang sakit umumnya malas untuk menghisap putting susu. Akibat
tidak ada rangsangan dari bayi pada putting susu sehingga menyebabkan
rangsangan produksi ASI terhambat,
PERTEMUAN III
MENYUSUI
dilakukan dua kali sehari yaitu saat mandi pagi dan mandi sore. Manfaat perawatan
payudara adalah :
a. Memelihara kebersihan payudara sehingga bayi mudah menyusu pada ibunya.
b. Melunturkan dan menguatkan putting susu sehingga bayi mudah menyusu
c. Mengurangi risiko luka saat bayi menyusu
d. Merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI menjadi lancar.
e. Untuk persiapan psikis ibu menyusui dan menjaga bentuk payudara.
5) Bersihkan dan tariklah puting susu keluar terutama untuk puting susu yang
datar
6) Ketuk-ketuk sekeliling puting susu dengan ujung-ujung jari.
Payudara dikompres dengan air hangat lalu dingin secara bergantian kira-kira 5
menit. Dengan urutan air hangat dahulu. Selanjutnya keringkan dengan handuk
dan memakai BH yang dapat menopang dan meyangga payudara.
bayi yang menangis adalah cara berkomunikasi sehingga apabila bayi menangis harus
dicari sebabnya. Secara khas dapat ditenangkan dengan cara membuai, memeluknya,
mengayunkan, bicara, atau menyanyikan perlahan.
a. Kuantitas ASI dipengaruhi oleh seberapa sering diberi susu atau diperah. Dengan
kata lain, apabila ibu rajin menyusui bayinya maka ASI yang dihasilkan akan
melimpah. Jadi tidak benar apabila bayi laki-laki lebih sering menyusu dari pada
bayi perempuan.
b. Nyatanya, ibu mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan protein yang
akan membantu mempercepat luka(jahitan) menjadi cepat kering sehingga ibu
bisa beraktivitas seperti sedia kala.
c. Rasa sakit pada puting saat menyusui itu menandakan bahwa bayi belum
sempurna pelekatannya.
d. ASI mengandung seluruh cairan atau air yang dibutuhkan oleh bayi
e. Semua membutuhkan vitamin D. Pada bayi lahir dengan hati yang penuh vitamin
D, serta kebiasaan menjemur bayi setiap pagi juga membantu mendapatkan
tambahan vitamin D.
f. Membersihkan atau mencuci puting akan menghilangkan minyak alami yang
melindungi puting dari risiko lecet karena puting kering.
g. ASI mengandung zat besi dalam jumlah yang cukup untuk bayi.
7) Ibu Bekerja yang Menyusui
Menurut penelitian, terdapat pengaruh antara lama jam kerja dengan frekuensi
pemberian ASI oleh ibu bekerja, dimana wanita yang memiliki jam kerja yang lebih
sedikit sering memberikan ASI daripada wanita yang memiliki jam kerja lebih lama.
Terdapat hal yang dapat memfasilitasi pemberian ASI pada wanita bekerja yaitu
meliputi :
Dukungan lingkungan kantor,
Jadwal kerja yang fleksibel
Waktu istirahat
Sikap ibu yang bekerja (komitmen, dedikasi dan kesadaran mengenai manfaat
pemberian ASI)
Perencanaan strategis ( manajemen waktu, kemampuan mempertahankan produksi
ASI dan kemampuan menjaga kesehatan)
Dukungan keluarga dan petugas kesehatan yang mempengaruhi keberhasilan
wanita bekerja dalam pemberian ASI.
Namun, terdapat hambatan yang akan dialami ibu yang bekerja , meliputi :
Stress psikologis yang disebabkan oleh waktu kerja yang ketat dan
ketidaknyamanan dalam pemberian ASI.
Kurangnya dukungan dari petugas kesehatan dalam praktik pemberian ASI pada
wanita bekerja.
Kurangnya waktu dan lokasi ruangan menyusui
a. Jangan lupa memberi label hari dan tanggal ASIP diperah/dipompa pada wadah
b. Sebelum dimasukkan kedalam freezer, ASIP didinginkan terlebih dahulu didalam
lemari es/kulkas.
c. Sebaiknya menyimpan ASIP sebanyak 60-120 ml per botol/wadah
d. Gabungan ASIP dari hasil beberapa kali perah/pompa dapat dilakukan dalam 1
botol atau wadah sesuai dengan metoe penyipanan ASIP
Penyimpanan ASI Segar ASI beku yang ASI yang Sisa minum
sudah dicairkan sudah
dihangatkan
Lemari 3 bulan
es 2 (optimal)
pintu (-
6 bulan (dapat
18◦C)
diterima)
Freezer 6 bulan
tunggal (optimal)
12 bulan (dapat
diterima)
pengetahuan relaktasi, motivasi ibu, stimulasi bayi, dukungan keluarga, serta tenaga
kesehatan.
PERTEMUAN IV
terlebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi, maka hari berikutnya boleh
diberikan putihnya.
Makanan pada bayi diberikan hanya ketika bayi merasa lapar
4) Makanan anak sakit dan masa pemulihan
Prinsip dalam memberi makanan pada bayi dan anak yang sakit adalah
Meneruskan pemberian ASI
Tidak menghentikan pemberian makan
Memberikan suapan sedikit sedikit namun sering setiap 2-3jam
Membujuk dan memberi semangat anak dengan sabar
Daftar Pustaka:
Anonim. 2007. Bahaya Susu Formula. Jakarta. Sentra Laktasi Indonesia.
Anonim. Teknik Memerah,Menyimpan,dan Memberikan ASI.
http://rsabojonegoro.com/wp-content/uploads/2016/10/TEKNIK-
MEMERAHMENYIMPAN-DAN-MEMBERIKAN-ASI.pptx (Online)
diakses pada 20 Juli 2018
Anonim. http://rsud.bontangkota.go.id/wp-content/upload/2017/01/leaflet-perawatan-
payudara.pdf (Online) diakses pada 20 Juli 2018
Azmi, Nurul. 2012. Gambaran Pola Pemberian Makan pada Bayi dan Balita Usia 0-59
Bulan di Suku Baduy dalam dan Baduy Luar, Kecamatan Leuwidamar,
Lebak,Banten tahun 2012. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320395-S-
Nurul%20Azmi.pdf (Online) diakses pada 20 Juli 2018
Choiriyah, Muladefi. 2015. Tradisi dan Lingkungan Sosial Memengaruhi Dukungan
Menyusui pada Byi Berat Badan Lahir Rendah di Kota Malang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.10 No. 1, Agustus 2015
Falikhah, Nur.2014.ASI dan Menyusui (Tinjauan Demografi Kependudukan). Jurnal
Ilmu Dakwah Vol 13 no 26
Infodatin. Pekan ASI Internasional: Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
Novayelinda, Riri.2012. Telaah Literatur : Pemberian ASI dan Ibu Bekerja. Jurnal
Ners Indonesia, vol 2 no 2
Nurliawati, Enok. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Produk Air Susu
Ibu pada Ibu Pasca Seksio Sesarea di Wilayah Kota dan Kabupaten
Tasikmalaya. Depok: Universitas Indonesia.
Poedji,Sri Hastoety.2009.Besarnya Peluang Usia Penyapihan Anak Baduta di
Indonesia dan Faktor yang Mempengaruhinya. Media Litbang Kesehatan vol
XIX no 1
Sofiyanti, Lia. 2014. Hubungan Antara Dukungan Sosial (Suami) Dengan Motivasi
Memberikan ASI Eksklusif Pada Ibu-Ibu Di Kabupaten Klaten. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Widiasih, Restuning. 2008. Masalah-Masalah dalam Menyusui.
http://repository.unpad.ac.id/302271/masalah-masalah_dalam_menyusui.pdf
(Online) diakses pada 20 Juli 2018