Anda di halaman 1dari 10

UJIAN KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN BBLR PADA BAYI PREMATUR

Di Susun Oleh :

Nama Mahasiswa : Parmasih

Nim : 20200305046

Dosen Pembimbing

Ns. Ety Nurhayati, S.Kp, M.Kep, Sp. Kep. Mat

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA BARAT

TAHUN 2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian ASI dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


ASI adalah makanan utama bagi bayi yang mengandung tinggi kalori dan nutrisi, makanan
ini sangat dibutuhkan terutama oleh bayi baru lahir pada masa awal kehidupan untuk
tumbuh dan berkembang hingga usia 6 bulan sampai 2 tahun (WHO, 2011). Air Susu Ibu
(ASI) adalah makanan alamiah, terbaik dan sempurna untuk bayi. Jadi ASI adalah makanan
utama yang mengandung nutrisi dan kalori yang sangat dibutuhkan oleh bayi khsusunya
bayi baru lahir dan tidak dimiliki oleh makanan lain yang bermanfaat untuk pertumbuhan
dan perkembangan serta pertahanan dari berbagai penyakit. ASI eksklusif adalah ASI yang
diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama6 bulan tanpa menambahkan dan atau
mengganti degan makanan atau minuman lain (Kemenkes, 2012).
ASI mengandung semua zat-zat gizi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi. IMD adalah memberikan ASI segera setelah bayi lahir dengan meletakkan bayi
menempel di dada atau perut ibu, bayi dibiarkan merayap mencari puting dan menyusu
sampai puas. Proses ini berlangsung dalam satu jam pertama sejak bayi lahir.

2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


 Memberikan efek psikologis bagi ibu dan bayi karena kontak kulit dengan kulit antara
bayi dan ibu
 Membantu proses pengeluaran plasenta
 Saat IMD bayi menelan bakteri baik dari kulit yang akan membentuk koloni di kulit dan
usus bayi sebagai perlindungan kulit
 Mengurangi perdarahan setelah persalinan
 Mengurangi terjadinya anemia
 ASI yang keluar pertama berwarna kekuningan (kolostrum) memiliki banyak antibodi
(kekebalan) yang berguna bagi bayi

3. Keuntungan Dan Manfaat Pemberian ASI


a. Manfaat ASI bagi bayi (WHO, 2011) :
 Mencegah terjadinya penyakit infeksi (diare, infeksi pernafasan, otitis media, infeksi
saluran kemih)
 Meningkatkan imunitas. ASI yang diberikan oleh ibu didalamnya terkandung sistem
imun yang sudah matang yaitu imunnoglobulin A (IgA) yang merupakakn sistem
imun utama untuk mencegah suatu penyakit, walaupun bayi sebenarnya sudah
mempunyai sistem imun, tetapi pada bayi sampai usia 2 tahun sistem imun pada bayi
masih belum matur (matang).

1
 Untuk tunbuh kembang bayi. Sistem imun yang ada pada ASI akan memberikan
stimulasi sistem imun bayi untuk lebih berkembang
 Mencegah terjadinya penyakit kronik
 Melindungi terhadap alergi
 Meningkatkan kesehatan dan pertahanan hidup bayi
 Menunjang kecerdasan
b. Manfaat bagi ibu
Manfaat pemberian ASI bagi ibu (The Northem Ireland Breastfeeding Strategy Group,
2012):
 Menurunkan berat badan
 Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
 Mencegah terjadinya kanker ovarium dan payudara
 Meningkatkan hubungan kasih sayang (psikologis) antara ibu dan bayi
c. Manfaat bagi keluarga
Manfaat ASI bagi keluarga (Blincoe, 2005):
 Manfaat secara ekonomi, keluarga tidak perlu memberli susu untuk biaya bayinya
karena ASI yang diberikan pada bayi langsung tersedia dari ibu
d. Manfaat bagi Negara
Manfaat ASI bagi negara (WHO, 2008):
 Menghemat anggaran negara dalam menyiapkan susu formula, membeli susu dan
perlengkapannya
 Menghemat baiaya rumah sakit, pembelian obat-obatan
 Bayi yang mendapatkan ASI akan tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga
diharapkan bayi yang mendapatkan ASI akan tumbuh menjadi anak sebagai generasi
penerus bangsa

4. Upaya Memperbanyak ASI


Berikut ini adalah cara-cara untuk memperbanyak produksi ASI:
a. Sering menyusui. Ini kunci terpenting untuk meningkatkan produksi ASI. Produksi
ASI akan lancar jika payudara sebagai gudang ASI terus-menerus dirangsang.
Caranya, tingkatkan frekuensi bayi menyusui selama 72 jam pertama kelahirannya
atau dengan memerah ASI. Semakin sering penyaluran ASI dengan isapan bayi,
produksi ASI akan meningkat secara alamiah.
b. Kosongkan kedua payudara saat menyusui. Pastikan bayi anda menyusui cukup lama
untuk mengosongkan kedua payudara.
c. Jangan menjadwalkan menyusui. Susui bayi kapanpun ia memerlukannya

2
d. Biarkan bayi Anda menikmati “cluster feed” (minum ASI terus menerus dan sering,
nyaris tanpa jeda; biasanya sore hari sebelum tidur). Bila jadwal minum biasanya 2-3
jam dan tiba-tiba berubah jadi lebih rapat, kemungkinan besar bayi sedang mengalami
growth spurt dan memerlukan asupan lebih banyak
e. Coba menyusui bergantian. Bila bayi bosan dengan putting payudara kiri, tawarkan
putting payudara kanan sehingga ia tak lagi menghisap. Fungsi utama saluran ASI
adalah untuk mengalirkan dan membawa ASI dari pabriknya, bukan untuk
menyimpan. Jadi, ASI yang sudah diproduksi di pabrik ASI (payudara) sebaiknya
langsung dialirkan melalui saluran ASI (puting) dengan menikmati waktu menyusui.
Isapan bayi akan mengosongkan maksimal 70 persen ASI dari payudara, untuk
kemudian berproduksi kembali secara alamiah.
f. Pijat Payudara. Saat bayi malas menghisap, ibu dapat membantu memijat payudara
untuk meneruskan aliran ASI saat ia sudah tidak minum sendiri. Bila ibu mengalami
mastitis, ibu juga bisa Massage / pemijatan payudara dan kompres air hangat & air
dingin bergantian. Untuk mencegah mastitis, jangan mencuci putting setelah
menyusui karena hanya akan mengakibatkan putting jadi kering dan iritasi. ASI sudah
mengandung banyak elemen untuk mencegah bakteri dan jamur tumbuh, dan telah
mengandung pelindung alami untuk ibu dan bayi. Sewaktu mandi, bisa diusap dengan
busa sabun seperti pada seluruh tubuh, seperti mandi biasa saja.
Langkah-langkah pemijatan adalah sebagai berikut:
 Pijatan dimulai dari pangkal payudara
 Tekan dinding dada dengan menggunakan dua jari (telunjuk dan jari tengah) atau
tiga jari (ditambah jari manis).
 Lakukan gerakan melingkar pda satu daerah di payudara selama beberapa detik,
lalu pindahkan jari ke daerah berikut
 Arah pijatan memutar atau spiral mengelilingi payudara atau radial menuju puting
susu.
 Kepalkan tangan, lalu tekan ruas ibu jari ke dinding dada.
 Pindahkan tekanan berturut-turut ruas telunjuk, jari tengah, jari manis, dan
kelingking ke arah puting.
 Ulangi gerakan tersebut pada daerah berikutnya
 Untuk bagian bawah payudara, tekanan dimulai dengan tekanan ruas jari
 kelingking.
g. Susui bayi di malam hari. Kadang bayi tidur terus tanpa terbangun pada malam hari
h. Pompa ASI setelah selesai menyusui, terutama bila merasa payudara belum terasa
kosong. Bila anda ibu bekerja, cobalah memompa 15 menit setiap beberapa jam
sekali saat bekerja. Gunakan pompa yang dapat memompa 2 payudara sekaligus, ini
lebih menstimulasi produksi ASI dibandingkan yang hanya satu bergantian.

3
i. Ciptakan kontak kulit dengan bayi. Misalnya membelainya dan mengajaknya
berkomunikasi. Hal ini akan memicu hormon oksitosin (hormon cinta) yang akan
berperan dalam produksi ASI.
j. Susui sambil berbaring di ranjang, akan membantu anda lebih relaks dan membuat
bayi Anda menyusu lebih lama
k. Jangan tidur telungkep. Ini bisa menekan payudara dan menurunkan produksi ASI
l. Saat melakukan sesuatu, misalkan menyapu, taruh bayi digendongan/sling.
m. Hindari dot dan empeng untuk menghindari bingung putting. Karena menghisap dari
dot dan empeng lebih gampang, sementara dari putting lebih susah, bila anak
kebiasaan ngempeng dot, maka ia akan menolak puting. Jika ibu ingin memberikan
ASI peras/pompa (ataupun memilih susu formula) berikan ke bayi dg menggunakan
sendok, bukan dot.
n. Hindari menggunakan pil KB saat menyusui, untuk pencegahan kehamilan gunakan
spiral. Beberapa ibu takut dengan spiral, tapi carilah informasi dokter kandungan
yang ahli memasang spiral (berpengalaman). Selain sangat praktis, juga hemat biaya
dan tidak mengandung hormon sehingga aman untuk produksi ASI
o. Jangan Merokok. Bukan hanya dapat menurunkan produksi ASI, nikotin dalam rokok
bisa ikut masuk ke dalam aliran ASI dan meracuni si Kecil. Perokok pasif juga
meningkatkan resiko SIDS (sindrom bayi mati mendadak), resiko asma, bronkitis,
dan pneunomia.
p. Banyak minum air putih. Bahan utama produksi ASI adalah Air. Jadi pastikan anda
banyak minum air, bisa berupa air putih, susu, jus dan sup.
q. Batasi kafein (kopi/teh/soda). Kafein pada kopi, teh, soda dan coklat sedikit-banyak
bisa ikut masuk ke aliran ASI dan menimbulkan gangguan tidur pada si Kecil
r. Rileks saat menyusui, jangan terburu-buru. Kondisi psikologis ibu menyusui sangat
menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih
kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis
ibu menyusui
s. Banyak istirahat.
t. Makan makanan sehat bergizi. Jangan diet dulu atau terburu-buru ingin menurunkan
berat badan saat menyusui. Makan banyak sayur, buah, gandum, susu.
u. Hindari pemberian susu formula. Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa
ASInya masih sedikit atau takut anak gak kenyang, banyak yg segera memberikan
susu formula. Padahal pemberian susu formula itu justru akan menyebabkan ASI
semakin tidak lancar.
v. Hindari obat-obatan yang mengandung antihistamin (obat anti alergi klorfeniramin
maleat, deksklorfeniramin maleat, doksilamin) dan dekongestan (biasa ditemukan
pada obat pelega hidung tersumbat, bentuknya bisa berupa fenilpropanolamin,
fenilefrin, efedrin, pseudoefedrin ) karena bisa menurunkan produksi ASI.
w. Hangatkan hubungan dengan suami (Anda boleh berhubungan lagi setelah 4-6
minggu setelah kelahiran, Keluarnya lokia, darah dari vagina selama masa nifas yang
4
mengindikasikan terjadinya pemulihan rahim, bisa berlangsung 3-8 minggu, tunggu
sampai proses ini selesai).

5. Nutrisi Ibu Menyusui


Makanan bergizi tinggi untuk membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI.
Selama menyusui membutuhkan tambahan nutrisi lebih dari 500 kalori untuk
memproduksi ASI. Makanan diperlukan dengan gizi seimbang dan beragam makanan
terutama sayuran berwarna hijau, makanan mengandung kalsium dan zat besi.
Bagi ibu menyusui mengkonsumsi makanan dan minuman sehat sangatlah penting
sebagai salah satu upaya menjaga peningkatan produksi dan kualitas ASI.

Jenis makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI :


a. Kacang- kacangan
Jenis kacang- kacangan terutama yang berwarna gelap seperti kacang merah, kenari
dll.
b. Buah- buahan
Yang mengandung Vitamin C dan anti oksidan yang tinggi seperti Jeruk, blueberry,
apel, pepaya, stroberi, alpukat
c. Makanan pokok
Nasi dari beras putih atau merah, roti gandum, sereal/ bubur gandum, jagung,
gandum, ubi/ singkong.
d. Sayur- sayuran
Sayuran yang berwarna hijau seperti bayam, selada, brokoli , labu siam, daun katuk,
ketimun.
e. Lauk pauk
Ikan seperti Tuna, Salmon, Lele, daging ayam, telur, daging sapi, tahu, tempe
f. Susu sapi maupun susu kedelai

6. Masalah-Masalah Menyusui
a. Payudara kendur disebabkan oleh bertambahnya usia dan kehamilan. Kegiatan
menyusui sama sekali tidak mengakibatkan perubahan bentuk payudara ibu.
b. Payudara kecil maupun besar sama-sama dapat menghasilkan banyak susu. Yang
terpenting ibu memiliki kepercayaan diri dan motivasi yang tinggi untuk menyusui
bayinya. Semakin sering menyusui, payudara akan semakin banyak menghasilkan
ASI
c. Puting terbenam tidak berarti tidak dapat menyusui karena bayi menyusu pada
payudara, bukan pada putting
d. ASI pertama (kolostrum) adalah zat terpenting bagi bayi. Warna kekuningan pada
kolostrum bukanlah pertanda basi, tetapi menunjukkan tingginya kandungan protein.
Susu yang keluar dari payudara ibu tidak pernah ada yang basi, bahkan setelah
disimpan dengan benar selama 8 jam, ASI masih dapat digunakan.

5
e. ASI pertama atau kolostrum selain mengandung air, juga mengandung protein dan
zat-zat penting lainnya yang penting bagi kekebalan tubuh bayi baru lahir dari
berbagai penyakit.
f. Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif. Dengan cara memerah ASI
sebelum berangkat kerja dan pada saat bekerja, ibu tetap dapat menjaga persediaan
ASI untuk bayi yang ditinggalkan.
g. Semua kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan terpenuhi oleh ASI saja. Selain karena
kapasitas perut bayi masih sangat kecil, bayi 0-6 bulan belum memerlukan makanan
padat seperti orang dewasa yang melakukan banyak kegiatan fisik. Bayi hanya
membutuhkan ASI untuk pertumbuhannya selama 6 bulan pertama sejak lahir, dan
melindunginya dari berbagai penyakit
h. Tidak ada cairan lain apapun yang dapat menggantikan ASI. Hanya jika diberikan
ASI eksklusif saja yang membuat bayi lebih sehat.
i. Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh (tidak akan
kelaparan) hingga 2x24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan.
Meskipun ASI dirasa belum lancar atau ASI tidak keluar, Ibu harus tetap terus
menyusui si bayi, karena rangsangan dari hisapan bayi akan mempercepat lancarnya
produksi ASI.
j. Bayi menangis belum tentu berarti lapar. Ada banyak penyebab bayi menangis, antara
lain merasa tidak aman, terkejut, ngompol, dll (WHO, 2011).

7. Penatalaksanaan Pengaluaran ASI


Terapi Farmakologi
a. Domperidone
Dosis domperidone yang dianjurkan 30 mg/hari. Makin tinggi dosis, lebih banyak
efek samping. Belum diketahui rentang waktu pemberian domperidone yang optimal
sebagai galactogogue, beberapa peneliti menyarankan sekitar 2-4 minggu, kemudian
diturunkan bertahap sebelum dihentikan. Efek samping yang dialami ibu yang sering
terjadi antara lain nyeri kepala, rasa haus, mulut kering, diare, kram perut, dan
kemerahan kulit.
b. Metoklopramid
Dosis yang dipakai 30-45 mg per hari dibagi dalam 3-4 dosis, selama 7-14 hari
dengan dosis penuh dan diturunkan bertahap selama 5-7 hari. Penggunaan yang lebih
lama dapat meningkatkan kejadian depresi. Kadang-kadang produksi dapat berkurang
ketika dosis diturunkan, dosis efektif terendah dapat diteruskan. Efek samping berupa
keletihan, mengantuk, dan diare dapat terjadi tetapi biasanya ibu tidak perlu
menghentikan penggunaan obat ini. Obat harus dihentikan jika terjadi gejala
ekstrapiramidal yaitu penurunan kesadaran, sakit kepala, kebingungan, pusing,
depresi mental, gelisah atau agitasi. Reaksi distonik akut jarang terjadi (<0,5%) dan
mungkin memerlukan pengobatan difenhidramin. Metoklopramid tidak boleh
digunakan pada pasien epilepsi atau dalam pengobatan anti kejang, mempunyai
6
riwayat depresi atau dalam pengobatan antidepresi, mempunyai feokromositoma atau
hipertensi tidak terkontrol, perdarahan atau obstruksi intestinal, riwayat alergi
terhadap metoklopramid.

Terapi Non Farmakologi

a. Pijat Akupresur
Pijatlah sel-sel prosuksi ASI dan saluran ASI mulai dari bagian atas payudara.
Dengan gerakan memutar, pijat payudara dengan menekannya ke arah dada. Teknik
acupressure merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi
ASI. Tindakan tersebut dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan
oksitosin serta meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh
bayi.
b. Pijat Oksitosin
Metode Pijat Oksitosin Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang
belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha
untuk merangsang hormone prolactin dan oksitosin setelah melahirkan.
c. Teknik Marmet
Teknik ini merupakan kombinasi antara cara memerah ASI dan memijat payudara
ehingga reflek keluarnya ASI dapat optimal. Teknik memerah ASI dengan cara
marmet ini pada prinsipnya bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus
yang terletak dibawah areola sehingga diharapkan dengan pengosongan ASI pada
daerah sinus laktiferus ini akan merangsang pengeluaran hormone prolaktin.
Pengeluaran hormone prolactin ini selanjutnya akan merangsang alveoli untuk
memproduksi ASI. Makin banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara
maka akan semakin banyak ASI akan diproduksi. Teknik memerah ASI yang
dianjurkan adalah dengan mempergunakan tangan dan jari karena praktis, efektif dan
efesien dibandingkan dengan menggunakan pompa. Caranya memerah ASI
menggunakan cara cloe marmet yang disebut dengan Teknik Marmet yang
merupakan perpaduan antara teknik memerah dan memijat
d. Endorphin
Endorphin massase merupakan suatu metode sentuhan ringan yang dikembangkan
pertama kali oleh Costance Palinsky. Sentuhan ringan ini bertujuan meningkatkan
kadar endorphin untuk membiarkan tubuh menghasilkan endorphin. Teknik sentuhan
ringan juga membantu menormalkan denyut jantung dan tekanna darah.nSentuhan ini
mencakup pemijatan yang sangat ringan yang bisa membuat bulu bulu halus
dipermukaan kulit berdiri, sehingga dapat melepaskan hormon endorphin dan
oksitosin .
e. Kompres Hangat

7
Kompres hangat pada payudara akan memberikan sinyal ke hipotalamus melalui
sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas di hipotalamus di
rangsang, sistem efektor mengeluarkan sinyal dengan vasodilatasi perifer. Kompres
hangat payudara selama pemberian ASI akan dapat meningkatkan aliran ASI dari
kelenjar-kelenjar penghasil ASI. Manfaat lain dari kompres hangat payudara yaitu
stimulasi refleks let down, mencegah bendungan pada payudara yang bisa
menyebabkan payudara bengkak dan memperlancar peredaran darah pada daerah
payudara.
f. Breast Care (Perawatan Payudara)
Breast care adalah pemeliharaan payudara yang dilakukan untuk memperlancar ASI
dan menghindari kesulitan pada saat menyusui dengan melakukan pemijatan.
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai menyusui. Hal ini
karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan makanan
pokok bayi baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin. Perawatan payudara
adalah merupakan suatu tindakan yang dilaksanakan baik oleh pasien maupun dibantu
orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan.
Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi dan mencegah
tersumbatnya aliran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI

DAFTAR PUSTAKA

8
1. Panduan bagi kader untuk bayi prematur dalam pemberian ASI. 2016. UNISA:
Yogyakarta
2. WHO. 2011. Guidelines on Optimal feeding of low birth weight infants in lowand
middle-income countries. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data
3. Kemenkes, RI. 2013. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Indonesia.
4. Mufdilad.,2017. Buku Pedoman Pemberdayaan Ibu Menyusui Pada Program Asi
Eksklusif: Yogyakarta.
5. Intan,M. Fitria., Asi dan Menyusui. UNIS. Cetakan 1, : 20 November 2020 : Yogyakarta.
6. Kemenkes, RI.2014. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Bagi Bidan dan Perawat :
Jakarta. Kemenkes RI.
7. ISBN 978-602-5614-44-6.2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas: Semarang

Anda mungkin juga menyukai