Di Susun Oleh :
Nim : 20200305046
Dosen Pembimbing
JAKARTA BARAT
TAHUN 2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1
Untuk tunbuh kembang bayi. Sistem imun yang ada pada ASI akan memberikan
stimulasi sistem imun bayi untuk lebih berkembang
Mencegah terjadinya penyakit kronik
Melindungi terhadap alergi
Meningkatkan kesehatan dan pertahanan hidup bayi
Menunjang kecerdasan
b. Manfaat bagi ibu
Manfaat pemberian ASI bagi ibu (The Northem Ireland Breastfeeding Strategy Group,
2012):
Menurunkan berat badan
Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
Mencegah terjadinya kanker ovarium dan payudara
Meningkatkan hubungan kasih sayang (psikologis) antara ibu dan bayi
c. Manfaat bagi keluarga
Manfaat ASI bagi keluarga (Blincoe, 2005):
Manfaat secara ekonomi, keluarga tidak perlu memberli susu untuk biaya bayinya
karena ASI yang diberikan pada bayi langsung tersedia dari ibu
d. Manfaat bagi Negara
Manfaat ASI bagi negara (WHO, 2008):
Menghemat anggaran negara dalam menyiapkan susu formula, membeli susu dan
perlengkapannya
Menghemat baiaya rumah sakit, pembelian obat-obatan
Bayi yang mendapatkan ASI akan tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga
diharapkan bayi yang mendapatkan ASI akan tumbuh menjadi anak sebagai generasi
penerus bangsa
2
d. Biarkan bayi Anda menikmati “cluster feed” (minum ASI terus menerus dan sering,
nyaris tanpa jeda; biasanya sore hari sebelum tidur). Bila jadwal minum biasanya 2-3
jam dan tiba-tiba berubah jadi lebih rapat, kemungkinan besar bayi sedang mengalami
growth spurt dan memerlukan asupan lebih banyak
e. Coba menyusui bergantian. Bila bayi bosan dengan putting payudara kiri, tawarkan
putting payudara kanan sehingga ia tak lagi menghisap. Fungsi utama saluran ASI
adalah untuk mengalirkan dan membawa ASI dari pabriknya, bukan untuk
menyimpan. Jadi, ASI yang sudah diproduksi di pabrik ASI (payudara) sebaiknya
langsung dialirkan melalui saluran ASI (puting) dengan menikmati waktu menyusui.
Isapan bayi akan mengosongkan maksimal 70 persen ASI dari payudara, untuk
kemudian berproduksi kembali secara alamiah.
f. Pijat Payudara. Saat bayi malas menghisap, ibu dapat membantu memijat payudara
untuk meneruskan aliran ASI saat ia sudah tidak minum sendiri. Bila ibu mengalami
mastitis, ibu juga bisa Massage / pemijatan payudara dan kompres air hangat & air
dingin bergantian. Untuk mencegah mastitis, jangan mencuci putting setelah
menyusui karena hanya akan mengakibatkan putting jadi kering dan iritasi. ASI sudah
mengandung banyak elemen untuk mencegah bakteri dan jamur tumbuh, dan telah
mengandung pelindung alami untuk ibu dan bayi. Sewaktu mandi, bisa diusap dengan
busa sabun seperti pada seluruh tubuh, seperti mandi biasa saja.
Langkah-langkah pemijatan adalah sebagai berikut:
Pijatan dimulai dari pangkal payudara
Tekan dinding dada dengan menggunakan dua jari (telunjuk dan jari tengah) atau
tiga jari (ditambah jari manis).
Lakukan gerakan melingkar pda satu daerah di payudara selama beberapa detik,
lalu pindahkan jari ke daerah berikut
Arah pijatan memutar atau spiral mengelilingi payudara atau radial menuju puting
susu.
Kepalkan tangan, lalu tekan ruas ibu jari ke dinding dada.
Pindahkan tekanan berturut-turut ruas telunjuk, jari tengah, jari manis, dan
kelingking ke arah puting.
Ulangi gerakan tersebut pada daerah berikutnya
Untuk bagian bawah payudara, tekanan dimulai dengan tekanan ruas jari
kelingking.
g. Susui bayi di malam hari. Kadang bayi tidur terus tanpa terbangun pada malam hari
h. Pompa ASI setelah selesai menyusui, terutama bila merasa payudara belum terasa
kosong. Bila anda ibu bekerja, cobalah memompa 15 menit setiap beberapa jam
sekali saat bekerja. Gunakan pompa yang dapat memompa 2 payudara sekaligus, ini
lebih menstimulasi produksi ASI dibandingkan yang hanya satu bergantian.
3
i. Ciptakan kontak kulit dengan bayi. Misalnya membelainya dan mengajaknya
berkomunikasi. Hal ini akan memicu hormon oksitosin (hormon cinta) yang akan
berperan dalam produksi ASI.
j. Susui sambil berbaring di ranjang, akan membantu anda lebih relaks dan membuat
bayi Anda menyusu lebih lama
k. Jangan tidur telungkep. Ini bisa menekan payudara dan menurunkan produksi ASI
l. Saat melakukan sesuatu, misalkan menyapu, taruh bayi digendongan/sling.
m. Hindari dot dan empeng untuk menghindari bingung putting. Karena menghisap dari
dot dan empeng lebih gampang, sementara dari putting lebih susah, bila anak
kebiasaan ngempeng dot, maka ia akan menolak puting. Jika ibu ingin memberikan
ASI peras/pompa (ataupun memilih susu formula) berikan ke bayi dg menggunakan
sendok, bukan dot.
n. Hindari menggunakan pil KB saat menyusui, untuk pencegahan kehamilan gunakan
spiral. Beberapa ibu takut dengan spiral, tapi carilah informasi dokter kandungan
yang ahli memasang spiral (berpengalaman). Selain sangat praktis, juga hemat biaya
dan tidak mengandung hormon sehingga aman untuk produksi ASI
o. Jangan Merokok. Bukan hanya dapat menurunkan produksi ASI, nikotin dalam rokok
bisa ikut masuk ke dalam aliran ASI dan meracuni si Kecil. Perokok pasif juga
meningkatkan resiko SIDS (sindrom bayi mati mendadak), resiko asma, bronkitis,
dan pneunomia.
p. Banyak minum air putih. Bahan utama produksi ASI adalah Air. Jadi pastikan anda
banyak minum air, bisa berupa air putih, susu, jus dan sup.
q. Batasi kafein (kopi/teh/soda). Kafein pada kopi, teh, soda dan coklat sedikit-banyak
bisa ikut masuk ke aliran ASI dan menimbulkan gangguan tidur pada si Kecil
r. Rileks saat menyusui, jangan terburu-buru. Kondisi psikologis ibu menyusui sangat
menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih
kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis
ibu menyusui
s. Banyak istirahat.
t. Makan makanan sehat bergizi. Jangan diet dulu atau terburu-buru ingin menurunkan
berat badan saat menyusui. Makan banyak sayur, buah, gandum, susu.
u. Hindari pemberian susu formula. Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa
ASInya masih sedikit atau takut anak gak kenyang, banyak yg segera memberikan
susu formula. Padahal pemberian susu formula itu justru akan menyebabkan ASI
semakin tidak lancar.
v. Hindari obat-obatan yang mengandung antihistamin (obat anti alergi klorfeniramin
maleat, deksklorfeniramin maleat, doksilamin) dan dekongestan (biasa ditemukan
pada obat pelega hidung tersumbat, bentuknya bisa berupa fenilpropanolamin,
fenilefrin, efedrin, pseudoefedrin ) karena bisa menurunkan produksi ASI.
w. Hangatkan hubungan dengan suami (Anda boleh berhubungan lagi setelah 4-6
minggu setelah kelahiran, Keluarnya lokia, darah dari vagina selama masa nifas yang
4
mengindikasikan terjadinya pemulihan rahim, bisa berlangsung 3-8 minggu, tunggu
sampai proses ini selesai).
6. Masalah-Masalah Menyusui
a. Payudara kendur disebabkan oleh bertambahnya usia dan kehamilan. Kegiatan
menyusui sama sekali tidak mengakibatkan perubahan bentuk payudara ibu.
b. Payudara kecil maupun besar sama-sama dapat menghasilkan banyak susu. Yang
terpenting ibu memiliki kepercayaan diri dan motivasi yang tinggi untuk menyusui
bayinya. Semakin sering menyusui, payudara akan semakin banyak menghasilkan
ASI
c. Puting terbenam tidak berarti tidak dapat menyusui karena bayi menyusu pada
payudara, bukan pada putting
d. ASI pertama (kolostrum) adalah zat terpenting bagi bayi. Warna kekuningan pada
kolostrum bukanlah pertanda basi, tetapi menunjukkan tingginya kandungan protein.
Susu yang keluar dari payudara ibu tidak pernah ada yang basi, bahkan setelah
disimpan dengan benar selama 8 jam, ASI masih dapat digunakan.
5
e. ASI pertama atau kolostrum selain mengandung air, juga mengandung protein dan
zat-zat penting lainnya yang penting bagi kekebalan tubuh bayi baru lahir dari
berbagai penyakit.
f. Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif. Dengan cara memerah ASI
sebelum berangkat kerja dan pada saat bekerja, ibu tetap dapat menjaga persediaan
ASI untuk bayi yang ditinggalkan.
g. Semua kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan terpenuhi oleh ASI saja. Selain karena
kapasitas perut bayi masih sangat kecil, bayi 0-6 bulan belum memerlukan makanan
padat seperti orang dewasa yang melakukan banyak kegiatan fisik. Bayi hanya
membutuhkan ASI untuk pertumbuhannya selama 6 bulan pertama sejak lahir, dan
melindunginya dari berbagai penyakit
h. Tidak ada cairan lain apapun yang dapat menggantikan ASI. Hanya jika diberikan
ASI eksklusif saja yang membuat bayi lebih sehat.
i. Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh (tidak akan
kelaparan) hingga 2x24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan.
Meskipun ASI dirasa belum lancar atau ASI tidak keluar, Ibu harus tetap terus
menyusui si bayi, karena rangsangan dari hisapan bayi akan mempercepat lancarnya
produksi ASI.
j. Bayi menangis belum tentu berarti lapar. Ada banyak penyebab bayi menangis, antara
lain merasa tidak aman, terkejut, ngompol, dll (WHO, 2011).
a. Pijat Akupresur
Pijatlah sel-sel prosuksi ASI dan saluran ASI mulai dari bagian atas payudara.
Dengan gerakan memutar, pijat payudara dengan menekannya ke arah dada. Teknik
acupressure merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi
ASI. Tindakan tersebut dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan
oksitosin serta meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh
bayi.
b. Pijat Oksitosin
Metode Pijat Oksitosin Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang
belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha
untuk merangsang hormone prolactin dan oksitosin setelah melahirkan.
c. Teknik Marmet
Teknik ini merupakan kombinasi antara cara memerah ASI dan memijat payudara
ehingga reflek keluarnya ASI dapat optimal. Teknik memerah ASI dengan cara
marmet ini pada prinsipnya bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus
yang terletak dibawah areola sehingga diharapkan dengan pengosongan ASI pada
daerah sinus laktiferus ini akan merangsang pengeluaran hormone prolaktin.
Pengeluaran hormone prolactin ini selanjutnya akan merangsang alveoli untuk
memproduksi ASI. Makin banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara
maka akan semakin banyak ASI akan diproduksi. Teknik memerah ASI yang
dianjurkan adalah dengan mempergunakan tangan dan jari karena praktis, efektif dan
efesien dibandingkan dengan menggunakan pompa. Caranya memerah ASI
menggunakan cara cloe marmet yang disebut dengan Teknik Marmet yang
merupakan perpaduan antara teknik memerah dan memijat
d. Endorphin
Endorphin massase merupakan suatu metode sentuhan ringan yang dikembangkan
pertama kali oleh Costance Palinsky. Sentuhan ringan ini bertujuan meningkatkan
kadar endorphin untuk membiarkan tubuh menghasilkan endorphin. Teknik sentuhan
ringan juga membantu menormalkan denyut jantung dan tekanna darah.nSentuhan ini
mencakup pemijatan yang sangat ringan yang bisa membuat bulu bulu halus
dipermukaan kulit berdiri, sehingga dapat melepaskan hormon endorphin dan
oksitosin .
e. Kompres Hangat
7
Kompres hangat pada payudara akan memberikan sinyal ke hipotalamus melalui
sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas di hipotalamus di
rangsang, sistem efektor mengeluarkan sinyal dengan vasodilatasi perifer. Kompres
hangat payudara selama pemberian ASI akan dapat meningkatkan aliran ASI dari
kelenjar-kelenjar penghasil ASI. Manfaat lain dari kompres hangat payudara yaitu
stimulasi refleks let down, mencegah bendungan pada payudara yang bisa
menyebabkan payudara bengkak dan memperlancar peredaran darah pada daerah
payudara.
f. Breast Care (Perawatan Payudara)
Breast care adalah pemeliharaan payudara yang dilakukan untuk memperlancar ASI
dan menghindari kesulitan pada saat menyusui dengan melakukan pemijatan.
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai menyusui. Hal ini
karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan makanan
pokok bayi baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin. Perawatan payudara
adalah merupakan suatu tindakan yang dilaksanakan baik oleh pasien maupun dibantu
orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan.
Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi dan mencegah
tersumbatnya aliran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI
DAFTAR PUSTAKA
8
1. Panduan bagi kader untuk bayi prematur dalam pemberian ASI. 2016. UNISA:
Yogyakarta
2. WHO. 2011. Guidelines on Optimal feeding of low birth weight infants in lowand
middle-income countries. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data
3. Kemenkes, RI. 2013. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Indonesia.
4. Mufdilad.,2017. Buku Pedoman Pemberdayaan Ibu Menyusui Pada Program Asi
Eksklusif: Yogyakarta.
5. Intan,M. Fitria., Asi dan Menyusui. UNIS. Cetakan 1, : 20 November 2020 : Yogyakarta.
6. Kemenkes, RI.2014. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Bagi Bidan dan Perawat :
Jakarta. Kemenkes RI.
7. ISBN 978-602-5614-44-6.2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas: Semarang