Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah atas


kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan modul ini dengan baik. Shalawat
dan salam tak lupa pula kami sampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk
menjadi rahmat sekalian alam. Seiring dengan
itu, tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada
dosen pembimbing KKN Tematik Universitas
Diponegoro 2020 yang telah memberikan
motivasi dalam menyelesaikan modul ini.

Dalam modul ini menjelaskan secara


ringkas mengenai pentingnya pemberian ASI
Eksklusif padi bayi. Akan tetapi, Penulis
menyadari akan kekurangan dari modul ini.
Karena “Tak ada gading yang tak retak”. Setiap
kesalahan tidak akan luput dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, saran dan masukan
dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan modul ini dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat berguna bagi
pembaca.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program peningkatan pemberian ASI
(Air Susu Ibu) khususnya ASI eksklusif
merupakan salah satu program prioritas.
Pemberian ASI eksklusif akan memberikan
dampak yang sangat baik terhadap
peningkatan status gizi dan kesehatan balita.
Dalam konferensi tingkat tinggi terkait
kesejahteraan anak menyepakati bahwa
semua keluarga harus mengetahui arti penting
mendukung tugas pemberian ASI selama
enam bulan untuk perempuan pada kehidupan
pertama bagi anak (Kemenkes RI, 2013).
Rekomendasi UNICEF bersama world
health assembly (WHA) dan banyak negara
lainnya menetapkan jangka waktu pemberian
ASI eksklusif selama enam bulan.
Hal tersebut mengacu pada tahun 1999
ditemukan bukti bahwa pemberian makanan
pada usia terlalu dini memberikan efek
negatif pada bayi dan dapat mengganggu
pemberian ASI eksklusif dan meningkatkan
angka kesakita pada bayi. Dalam penelitian
yang mendukung bahwa pemberian ASI
selama 6 bulan lebih membantu dalam
pertumbuhan dan perkembangan bayi (WHO,
2011).
ASI eksklusif membantu dalam
meningkatkan tali kasih sayang dan
kedekatan antara ibu dan bayi. Selaij itu
pemberian ASI eksklusif juga akan
memberikan manfaat baik bagi bayi sebagai
pertumbuhan dan perkembangan dan juga
bagi ibu untuk mengurangi resiko bengkak
payudara akibat tidak dikeluarkannya ASI.
Rekomendasi UNICEF ini akan
membantu mempermudah ibu dalam
memahami pentingnya pemberian ASI
eksklusif dan cakupan ASI eksklusif.
Pembuatan modul ini bertujuan sebagai
berikut:
1. Pedoman bagi ibu menyusui dan wanita
PUS (Pasangan Usia Subur) yang tidak
mendapatkan pendampingan langsung
karena keterbatasan fasilitator atau
motivator.
2. Meningkatkan pengetahuan ibu dalam
memberikan dukungan pemberian ASI
eksklusif selama enam bulan.
3. Meningkatkan sikap positif melalui niat
dan harapan terhadap keberhasilan
pemberian ASI eksklusif dimulai dari
kesehatan ibu.
4. Membantu dalam meningkatkan
kepercayaan diri ibu saat memberikan ASI
eksklusif.
5. Meningkatkan upaya dalam keberhasilan
ASI eksklusif selama enam bulan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. ASI Eksklusif
ASI (Air Susu Ibu) adalah air susu
yang dihasilkan oleh ibu dan mengandung
semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi
untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan.
ASI Eksklusif merupakan upaya yang
dilakukan untuk memberikan ASI (Air Susu
Ibu) saja, tanpa tambahan lain seperti susu
formula, air jeruk, madu, air teh, air putih
dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur
nasi dan tim, selama 6 bulan.
B. Manfaat ASI Eksklusif

Manfaat ASI Bagi Manfaat ASI Bagi


Bayi Ibu
Sebagai nutrisi Terjalin kasih sayang
lengkap
Meningkatkan daya Membantu menunda
tahan tubuh kehamilan (KB
Alami)
Meningkatkan Mempercepat
kecerdasan mental pemulihan kesehatan
dan emosional
Mudah dicerna dan Mengurangi risiko
diserap perdarahan dan
kanker payudara
Membantu Lebih ekonomis dan
tumbuhnya rahang, hemat
gigi, dan langit-langit
Memiliki komposisi Mengurangi risiko
karbohidrat, protein, penyakit
vitamin dan kalori kardiovaskuler
Perlindungan Secara psikologis
penyakit meningkatkan
infeksi(diare, saluran kepercayaan diri
pernafasan)
Perlindungan alergi Meningkatan ikatab
(ASI mengandung antara ibu dan anak
antibody)
Memberikan Memberikan
rangsangan kepuasan ibu
intelegensi dan saraf (Asupan anak
terpenuhi)
Meningkatkan
kepandaian dan
kesehatan secara
optimal
(Roesli, 2008)

Tabel 1. Manfaat ASI Eksklusif


C. Kebutuhan ASI Eksklusif

Gambar 1. Kebutuhan ASI Eksklusif

D. Penilaian Ibu Menyusui


1. Puting Susu Nyeri/Lecet
a. Bayi harus disusukan terlebih dahulu
pada puting yang lecetnya lebih sedikit.
b. Menyusui lebih sering dan lebih lama
pada payudara yang bengkak untuk
melancarkan aliran ASI dan
menurunkan tegangan payudara.
c. Oleskan ASI setiap sebelum dan
sesudah menyusui.
2. Masitis
a. Dalam keadaan payudara mastitis,
menyusui tetap dilanjutkan.
b. Pertama, bayi disusukan pada
payudara yang sakit selama dan
sesering mungkin agar payudara
kosong, demikian juga lakukan pada
payudara normal.
c. Beri kompres panas pada payudara.
d. Ubah posisi menyusui pada setiap kali
menyusui.
3. Saluran Susu Tersumbat
a. Saluran susu harus dirawat untuk
menghindari terjadinya mastitis.
b. Lakukan kompres panas dingin secara
bergantian.
c. Bila payudara masih terasa penuh, ibu
dianjurkan untuk mengeluarkan ASI
secara manual atau dengan pompa
setiap kali setelah menyusui.
4. Abses Payudara
Ketika payudara mengalami abses,
perlu diberikan antibiotik dengan dosis
yang tinggi. Sementara, susui bayi dengan
payudara yang sehat hingga sembuh.
Setelah itu ibu harus melakukan konsultasi
dan merujuk ke rumah sakit (Dinkes,
2014).

E. Langkah Menyusui
1. Cuci tangan menggunakan sabun
menggunakan air bersih yang mengalir.
2. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada
puting susu dan areola sekitarnya.
3. Letakkan bayi menghadap perut atau
payudara ibu dan mulailah menyusui dari
payudara yang terakhir belum
dikosongkan.
4. Jika Payudara besar, pegang payudara
dengan ibu jari dan jari lainnya menopang
bagian payudara.
5. Rangsang bayi menggunakan jari yang
didekatkan ke sisi mulut bayi.
6. Dekatkan dengan cepat kepala kepala bayi
ke payudara ibu, kemudian masukkan
puting dan areola kem mulut bayi.
7. Setelah payudara yang dihisap bayi
kosong, lepaskan isapan bayi dengan
menekan dagu bayi kebawah.
8. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke
putting dan sekitar areola setelah selesai
menyusui (UNICEF, 2001).
F. Posisi Menyusui

Gambar 2. Posisi Menyusui yang Baik


(Kay-Hatfield, J. 2011)

• Seluruh badan bayi tersangga dengan baik,


jangan hanya leher dan dagunya saja
• Kepala dan tubuh bayi lurus
• Badan bayi menghadap ke dada ibunya
• Badan bayi dekat dengan ibunya
Gambar 3. Posisi Menyusui yang Benar
G. Peran Ibu dan Keluarga dalam ASI
Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif merupakan
upaya yang dilakukan untuk membantu
peningkatan pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Dalam pemberian ASI Eksklusif pada
bayi peran ibu dan keluarga sangat besar. Ibu
memiliki peran penting untuk memberikan
ASI nya dengan bahagia. Keluarga berperan
dalam mendukung ibu dan memberikan ASI
pada bayinya.
1. Dukung ibu dalam pemberian ASI
eksklusif
2. ASI adalah makanan yang terbaik untuk
bayi
3. Dukung ibu untuk memenuhi nutrisi
dengan mengkonsumsi makan-makanan
bergizi
4. Pastikan ibu mendapat istirahat cukup.
5. Ciptakan suasana rumah yang tenang dan
damai (Dinkes, 2014)
H. Persiapan ASI Eksklusif Bagi Ibu Pekerja
1. Cara Memerah ASI Menggunakan
Tangan

Gambar 5. Cara Memerah ASI


Menggunakan Tangan

a. Cuci tangan
b. Kompres payudara menggunakan air
hangat selama 15 menit
c. Lakukan pemijatan secara ringan pada
payudara ke arah bawah dan spiral
kearah puting.
d. Santai dan pikirkan bayi
e. Temptakan tangan pada salah satu
payudara tepatnya di tepi areola
(Warna kehitaman di area puting susu).
f. Posisi ibu jari terletak berlawanan
dengan jari telunjuk. Letakkan ibu jari
pada posisi jam 12 dan jari telunjuk
pada posisi jam 6.
g. Tekan tangan kea rah dada, lalu tekan
ibu jari dan telunjuk secara bersamaan
dengan lembut. Pertahankan jangan
sampai menggeser ke puting.
h. Ulangi secara teratur untuk aliran ASI.
i. Jangan meremas dan menggosok
payudara agar tidak terjadi kerusakan
jaringan.
j. Diperlukan waktu sekitar 30 menit
untuk memerah payudara.
k. Minum air putih setelah memerah ASI.
2. Cara Memerah ASI dengan Pompa

Gambar 6. Cara Memerah ASI dengan


Pompa

a. Cuci tangan
b. Gunakan pompa ASI dengan benar
(Manual atau Elektrik) seperti piston
atau suntikan agar mempermudah
dalam membersihkan pompa tersebut.
c. Pompa yang berbentuk corong tidak
boleh digunakan karena akan sulit
dibersihkan.
d. Minum air putih setelah memerah ASI.
e. Masukkan ASI perah kedalam botol
yang steril dan masukkan ke dalam
kulkas atau cooler bag sebelum
dimasukkan ke freezer (Dinkes, 2014).

I. Pengelolaan ASIP (ASI Perah)


1. Penyimpanan ASI Perah
ASI baru perah 4-8 Jam
ASI dari kulkas Digunakan secepatnya
yang mencair
ASI dalam freezer 3-6 Bulan
ASI baru dalam 5 Hari
kulkas
ASI dalam coolbox 24 Jam

Tabel 2. Penyimpanan ASI Perah


2. Cara Memberikan ASI Perah
a. Hangatkan ASI perah dengan
menggunakan air hangat.
b. Jika ASI perah beku, masukkan ke
kulkas bagian bawah (12-24 jam
sebelum digunakan).
c. Hindarimeletakkan ASI perah dari
freezer langsung ke suhu ruangan.
d. Jangan masukkan ASI perah yang
sudah dikeluarkan dalam freezer lagi.
e. Gunakan sendok atau pipet untuk
memberikan ASI perah.
f. Hindari dot karena dapat menyebabkan
bingung puting.
g. Jangan panaskan ASI dengan
microwave, kompor dan air mendidih
(Kemenkes RI, 2013).
3. Sterilisasi Peralatan ASI dengan Cara
direbus
a. Botol terendam semuanya agar tidak
ada udara dalam botol
b. Panic ditutup dan dibiarkan mendidik
selama 10-15 menit.
c. Panic dibiarkan tertutup, biarkan botol
dan dot didalamnya sampai segera akan
digunakan.
d. Mencuci tangan dengan sabun sebelum
mengambil botol dan dot.
e. Bila botol tidak langsung digunakan
setelah direbus botol harus disimpan
ditempat yang bersih dan tertutup.
f. Pastikan dot dan penutupnya terpasang
dengan baik.
J. Nutrisi Ibu Menyusui
Makanan sehat dan bergizi bagi ibu
setelah melahirkan sangat penting untuk
menghindari syndrome baby blues.makanan
bergizi juga berperan penting dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI.
Terdapat 500 kalori yang dibutuhkan selama
menyusui untuk memproduksi ASI. Makan
dengan frekuensi 5-6 kali dalam sehari serta
minum dengan frekuensi 12-16 kali sehari.
Menu yang sehat bagi ibu menyusui,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Makanan
a. Nasi
b. Lauk-pauk
c. Sayuran
d. Buah
2. Minuman
a. Air
b. Jus Buah
c. Susu
d. Sari kacang hijau
e. Sari kacang kedelai
f. Kurangi kopi, teh, minuman beralkohol
dan jangan merokok. (Fraser, 2013)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. ASI eksklusif merupakan upaya
memberikan ASI selama enam bulan tanpa
makanan tambahan apapun baik itu
bubur,madu, pisang maupun makanan atau
minuman lainnya.
2. ASI eksklusif sangat penting bagi bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
3. Kebutuhan ASI bagi bayi didasarkan pada
umur bayi. Umur bayi akan menentukan
konsentrasi atau kebutuhan akan
banyaknya ASI.
4. Penilaian ASI eksklusif didasarkan pada
kondisi payudara ibu, perawatan akan
kondisi payudara yang lecet, tersumbat
maupun abses berbeda-beda.
5. Posisi saat menyusui juga harus tepat agar
mempermudah bayi dalam mengisap ASI
dari putting susu ibu.
6. Ibu dan Keluarga memiliki peran penting
dalam mendukung upaya peningkatan
pemberian ASI eksklusif selama ena bulan
pada bayi.
7. Bagi ibu pekerja juga memiliki kewajiban
yang sama dalam memberikan ASI
eksklusif yaitu dengan cara memahami
pengelolaan ASI perah sehingga ASI
eksklusif tetap bisa dirasakan oleh bayi.
8. Pada masa menyusui nutrisi ibu juga harus
diperhatikan baik dari makanan yang
mengandung karbohidrat, protein maupun
lemak, sayur serta buah dan juga minuman
dengan memperbanyak minum air putih,
susu, jus, dan sari kacang-kacangan.
B. Saran
Pemberian ASI eksklusif harus
dipahami oleh setiap ibu-ibu baik ibu hamil
maupun wanita PUS (Pasangan Usia Subur).
Melalui pen ingkatan pemahaman dalam
pemberian ASI eksklusif akan mampu
membantu dalam meningkatkan upaya
mebantu proses pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa


Yogyakarta. 2014. Profil Kesehatan
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
2013. Yogyakarta: Dinas Kesehatan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Fraser dan Cooper A. 2013. Myles Text Book For


Midwives. Elseiver. United Kingdom.

Kemenkes, RI. 2013. Pedoman Perencanaan


Program Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari
Pertama Kehidupan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Indonesia.

Roesli, 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI


Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

UNICEF. 2001. Paket Konseling: Pemberian


Makan Bayi dan Anak. Jakarta: Unicef.

WHO. 2011. Gueidelines On Optimal Feeding


Of Low Birth Weight Infants in Low and
Middle-Income Countries. WHO Library
Cataloguing-in-Publication Data.

Anda mungkin juga menyukai