Anda di halaman 1dari 60

CEKLIS KONSELING ASI EKSKLUSIF

PENUNTUN BELAJAR
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PENILAIAN
0 Kurang Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 Baik Langkah kerja atau kegiatan dilakukan

Beri tanda ceklist () pada kolom penilaian


PENILAIAN
NO LANGKAH KEGIATAN
0 1
A. PERSIAPAN
PERSIAPAN TEMPAT
1. Menyediakan tempat yang nyaman dan aman untuk melakukan
konseling
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
2. Persiapan Alat
a. Alat tulis, pena dan buku
b. Alat bantu untuk melakukan konseling
PERSIAPAN PASIEN
3. Sambut pasien dan pendamping dengan ramah
4. Perkenalkan diri
5. Persilahkan pasien duduk dan ciptakan suasana yang nyaman
6. Menanyakan maksud dan tujuan kunjungan klien
7. Tanyakan riwayat menyusui sebelumnya
a. Ibu menyusui ASI Ekslusif atau tidak?
b. ASI keluar banyak atau tidak?
c. Ada masalah dalam menyusui atau tidak, jika ada tanyakan apa
masalahnya?
B. PELAKSANAAN KONSELING
8. Menjelaskan Pengertian ASI Eksklusif
ASI adalah makanan/nutrisi yang terbaik untuk bayi yang berasal atau
diproduksi oleh payudara ibu.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman lain pada bayi berumur 0-6 bulan.
Dalam 100 mililiter ASI terkandung berbagai nutrisi. Antara lain 1,2
gram protein, 3,8 gram lemak, 7 gram laktosa, 0,15 miligram besi, 0,11
miligram vitamin B1, 4,3 dan miligram vitamin C. Dengan kandungan
ini, ASI adalah makanan yang paling sempurna bagi bayi.
9. Menjelaskan tentang manfaat ASI eksklusif
a. Manfaat ASI bagi bayi
1. Nutrisi yang sesuai untuk bayi
Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, mengandung enzim pencernaan
(maka bayi sering merasa lapar), zat gizi yang tedapat dalam ASI
antara lain: lemak, karbihidrat, protein, garam, mineral, serta vitamin
2. Mengandung zat protektif
Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi
jarang mengalami sakit.
3. Mempunyai efek psikologi yang menguntungkan
Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi.
4. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik,
bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuhan kembang yang
baik.
5. Mengurangi kejadian karies dentis
Insidensi karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh
lebih tinggi disbanding dengan bayi yang mendapat ASI.
6. Mengurangi kejadian maloklosi
Penyebab maloklosi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong
kedepan akibat menyusui dengan botol dan dot.
b. Manfaat ASI untuk IBU
1. Mencegah perdarahan pasca persalinan
2. Mempercepat involusi uterus
3. Mengurangi anemia
4. Mengurangi resiko kanker ovarium dan payudara
5. Memberikan rasa dibutuhkan
6. Sebagai metode KB sementara
Syarat :
Bayi berusia belum 6 bulan dan
Ibu belum haid kembali dan
Bayi diberi ASI eksklusif
7. Aspek psikologis
Ibu akan merasa bangga dan diperlukan.
c. Manfaat ASI untuk Keluarga
1. Aspek Ekonomi yaitu Menghemat biaya.
2. Aspek Psikologi yaitu kebahagiaan keluarga bertambah.
3. Aspek Kemudahan yaitu menyusui sangat praktis, dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja.
d. Manfaat ASI untuk Negara
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
2. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit atau kesehatan.
3. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.
4. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
5. Mengurangi polusi
6. Mengurangi morbiditas & mortalitas anak
7. Menghasilkan SDM yang bermutu
10. Menjelaskan tentang komposisi Gizi dalam ASI
ASI memiliki komposisi gizi untuk bayi yaitu protein, lemak,
karbohidrat, mineral, vitamin (vitamin A, D, E, K, B dan C), Semua zat
ini terdapat secara proposional dan seimbang satu dengan yang
lainnya.
11. Menjelaskan Stadium ASI
ASI terdiri dari 3 stadium, yaitu:
a. ASI kolostrum:
Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket, dan
berwarna kekuningan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral,
garam, vitamin A, nitrogen, sel darahputih, dan antibody yang tinggi
dari pada ASI matur, mengandung rendah lemak laktosa, kolostrum
keluar pertama kali sampai hari ke 4.
b. ASI transisi
ASI transisi atau ASI peralihan merupakan ASI yang keluar setelah
kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai
hari ke-10. Selama dua minggu.
c. ASI matur
ASI matur yaitu ASI yang keluar pada hari 10-seterusnya, serta
mempunyai kandungan rendah lemak, tinggi laktosa, gula, protein,
mineral, dan air.
12. Menjelaskan cara menyusui yang benar dan Memberitahu klien
tentang pentingnya kandungan Foremilk dan Hindmilk pada ASI.
Menyusi yang benar yaitu Ketika menyusui ibu dianjurkan Jangan
berpindah - pindah payudara sebelum payudara yang disusukan benar -
benar terasa lunak dan lembut (terasa kosong/ASI habis), setelah satu
payudara sudah terasa kosong, barulah ibu menyusukan bayinya ke
satu payudaranya lagi. karena disitulah bayi akan memperoleh
foremilk dan hindmilk.
a. Foremilk
Foremilk merupakan air susu yang keluar di awal menyusui, warnanya
putih bening dan terlihat encer. Kandungannya yaitu protein, laktosa
dan mineral dengan kadar yang memiliki rendah lemak. Foremilk
berfungsi memuaskan rasa haus bayi tetapi kurang mengenyangkan,
sebagai sumber energy dan perkembangan otak bayi.
b. Hindmilk
Hindmilk merupakan ASI yang diproduksi pada akhir proses menyusui
dan air susunya yang berwarna putih dan kental, Hindmilk banyak
mengandung kandungan lemak dan memberikan banyak energi pada
bayi hingga menimbulkan rasa kenyang yang lebih tahan lama dan
untuk meningkatkan berat badan bayi.
13. Menjelaskan Anjuran Pemberian ASI
a. 0-6 bulan : ASI Eksklusif memenuhi 100% kebutuhan bayi, jadi bayi
tidak membutuhkan makanan pendamping, bayi hanya membutuhkan
ASI saja.
b. 6-12 bulan : ASI memenuhi 60-70%, kebutuhan, jadi bayi perlu
makan pendamping ASI yang adekuat
c. > 12 bulan : ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan. ASI tetap
diberikan untuk keuntungan lainnya berdampingan dengan makanan
atau minuman pendamping.
14. Menjelaskan tanda-tanda bayi cukup ASI
a. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal
mendapatkan ASI 8 kali pada 2-3 minggu pertama.
b. Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi
muda pada hari kelima setelah lahir.
c. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8x sehari.
d. Saat buang air besar (BAB), apabila BAB bayi berwarna kuning dan
berbiji-biji itu tandanya bayi sudah mendapat cukup ASI.
e. Payudara terasa lebih lembek dan terasa kosong ketika sehabis
menyusui.
f. Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) bayi sesuai
dengan grafik pertumbuhan.
g. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu akan bangun dan tidur dengan
cukup dan pulas.
15. Menjelaskan tentang upaya memperbanyak ASI
a. Mengompres payudara sebelum dan sesudah menyusui.
b. Menyusui bayi setiap 2 jam sekali, siang dan malam hari dengan lama
menyusui 10-15 menit di setiap payudara.
c. Konsumsi makanan penambah produksi ASI seperti daun katuk,
pepaya, bayam, dan wortel.
d. Minum air putih 10-12 gelas perhari
e. Posisi menyusui yang benar, nyaman dan aman.
C. EVALUASI
16. Evaluasi hasil konseling yang sudah disampaikan

17. Menanyakan kepada klien apakah sudah mengerti tentang penjelasan


yang telah disampaikan

18. Motivasi Klien untuk ASI Ekslusif

19. Memberikan kesempatan kepada klien apakah ada pertanyaan yang


ingin ditanyakan.
20. Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan yang telah
disampaikan
21. Anjurkan Klien untuk datang kembali jika ada keluhan mengenai
pemberian ASI Ekslusif.
D. DOKUMENTASI
TOTAL SKOR :

NILAI = TOTAL SKOR X 100 = NILAI AKHIR


21
Diposkan oleh ema fitriani di 01.36
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ASI EKSKLUSIF
1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan (Depkes RI, 2004). Pemberian ASI eksklusif adalah bayi
hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
air putih dan tanpa bubur nasi dan tim ( Roesli U, 2001 ). Pada tahun 2001 World Health
Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan
pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI
eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi. (WHO, 2001)
2. Keuntungan ASI untuk ibu
a. Mengurangi insiden kanker payudara karena pada saat menyusui hormon esterogen
mengalami penurunan, sementara itu tanpa aktivitas menyusui, kadar hormon esterogen tetap
tinggi dan inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya
keseimbangan hormon esterogen dan progesterone.
b. Mencegah perdarahan pasca persalinan
Perangsangan pada payudara ibu oleh isapan bayi akan diteruskan ke otak dan ke kelenjar
hipofisis yang akan merangsang terbentuknya hormone oksitosin. Oksitosin membantu
mengkontraksikan kandungan dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
c. Mempercepat pengecilan kandungan
Sewaktu menyusui terasa perut ibu mulas yang menandakan kandungan berkontraksi dan dengan
demikian pengecilan kandungan terjadi lebih cepat.
d. Mengurangi anemia
Menyusui eklusif akan menunda masa subur yang artinya menunda haid. Penundaan haid dan
berkurangnya perdarahan pasca persalinan akan mengurangi angka kejadian anemia kekurangan
besi
e. Dapat digunakan sebagai metode KB sementara
Menyusui secara eklusif dapat menjarangkan kehamilan. Rata-rata jarak kelahiran ibu yang
menyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak menyui adalah 11 bulan.
Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon untuk ovulasi, sehingga dapat
menunda kembalinya kesuburan. ASI yang dapat digunakan sebagai metode KB sementara
dengan syarat: bayi berusia belum berusia 6 bulan, ibu belum haid kembali dan ASI diberikan
secara eklusif.
f. Mempercepat kembali ke berat semula
Selama hamil, ibu menimbun lemak dibawah kulit. Lemak ini akan terpakai untuk membentuk
ASI, sehingga apabila ibu tidak menyusui, lemak tersebut akan tetap tertimbun dalam tubuh.
g. Steril, aman dari pencemaran kuman
h. Selalu tersedia dengan suhu yang sesuai dengan bayi
i. Mengandung antibodi yang dapat menghambat pertumbuhan virus.
j. Tidak ada bahaya alergi

2. Keuntungan ASI untuk bayi


a. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur.
b. ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
c. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
Kontak kulit dini akan berpengaruh terhadap perkembangan bayi. Walaupun seorang ibu dapat
memberikan kasih saying dengan memberikan susu formula, tetapi menyusui sendiri akan
memberikan efek psikologis yang besar. Interaksi yang timbul waktu menyusi antara ibu dan
bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi. Perasaan aman sangat penting untuk membangun
dasar kepercayaan bayi (basic sense of trust) yaitu dengan mulai mempercayai oranglain (ibu),
maka selanjutnya akan timbul rasa percaya pada diri sendiri.
d. Mengupayakan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan
setelah periode perinatal yang baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas. Ibu-ibu yang
diberikan penyuluhan tentang ASI dan laktasi, turunya berat badan bayi (pada minggu pertama
kelahiran) tidak sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan. Hal ini karena kelompok ibu-ibu
tersebut segera memberikan ASI setelah melahirkan. Frekuensi menyusu yang sering (tidak
dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga
penurunan berat badan bayi hanya sedikit.
3. Teknik menyusui yang benar
Teknik menyusui perlu diperhatikan, karena sangat menentukan keberhasilan dalam
mempertahahankan menyusui dan memperbanyak produksi ASI.
a. Posisi ibu menyusui
Duduk dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi yang ada sandaran punggung
dan lengan.
Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari payudara
b. Memasukkan putting susu
Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi pada siku bagian
dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan ibu.
Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang pantat / paha
kanan bayi.
Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri dibawahnya, dan ibu jari
diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang berwarna hitam ( aerola mamae )
Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu
Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar
Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah berwarna hitam
c. Melepaskan hisapan bayi
Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah isapan bayi dengan cara:
Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi
Dengan menekan dagu bayi kebawah
Dengan menutup lubang hidung bayi
Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya

d. Menyendawakan bayi
Setelah hisapan bayi dilepaskan, sendawakan bayi sebelum menyusukan dengan payudara yang
lain, dengan cara :
Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan sampai keluar sendawa
Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.

4. Cara pemberian dan penyimapanan ASI untuk ibu yang bekerja


Cara Pemberian :
Sebelum berangkat bekerja, ibu menyusu bayinya kemudian setelah menyusui,ibu
memeras ASI untuk disimpan,dengan aturan ASI dapat bertahan selama 6 jam jika disimpan
dalam suhu ruangan,ASI dapat bertahan selama 24 jam jika disimpan dalam lemari es
(kulkas),dan ASI dapat bertahan selama 6 bulan jika disimpan dalam freezer kulkas
Untuk ASI yang disimpan dalam freezer,beberapa jam sebelum disusukan harus
dikeluarkan terlebih dahulu untuk dihangatkan dengan cara direndam dengan air hangat,tanpa
harus dihangatkan secara langsung dengan api karena apabila dihangatkan dengan api secara
langsung maka akan merusak kandungan gizi dalam ASI.
Cara Penyimpanan :
Masukan ASI dalam kantung plastik polietilen (misal plastik gula); atau wadah plastik untuk
makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik.
Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik styrofoam.
Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan ( + 2
minggu).
Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan ke
freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan).
Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+ 3-6 bulan
5. Masalah dalam Menyusui dan Penanganannya
ng
Seringkali ibu merasa produksi ASInya kurang padahal sebenarnya tidak, apalagi bila bayinya
sering menangis, ibu tergesa-gesa ingin memberikan tambahan susu formula.
Penanganannya :
Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi
Menyusuilah dengan sabar
Menyusui secara bergantian antara kedua payudara
Minimalkan penggunaan alat (misal : dot) karena akan membingungkan bayi dan akhirnya
mengurangi rangsangan untuk memproduksi ASI
b. Bayi Bingung Putting
Bayi yang mendapatkan susu formula bergantian dengan ASI akan mengalami nipple confusion
sehingga waktu menyusu ibunya sering terputus-putus bahkan kadang-kadang menolak menyusu
ibunya.
Penanganannya :
Ibu harus mengusahakan pemberian ASI eksklusif
Menyusui dengan cara yang benar
Menyusui lebih lama dan sering
c. Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif sehingga ASI mengumpul di dalam
payudara, menekan pembuluh darah dan saluran limfe. Hal ini mengakibatkan payudara menjadi
bengkak dan nyeri.
Untuk menghindari hal tersebut lakukanlah :
Susui bayi segera setelah bayi lahir
Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan
Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi yang benar
Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa
Penanganannya:
Bayi disusukan untuk menghindari pembengkakan
Berikan kompres dingin untuk menguragi nyeri
Lakukan pengurutan atau massage payudara
d. Putting payudara nyeri
Rasa sakit akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan putting susu ibu benar,
perasaan nyeri akan segera hilang. Cara menanganinya:
a) Posisi menyusui sudah benar
b) Mulai menyusui pada putting susu yang tidak sakit, guna membantu mengurangi sakit pada
putting susu yang sakit.
c) Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI. Oleskan diputing susu dan biarkan payudara
terbuka untuk beberapa waktu sampai piting susu kering.
e. Putting payudara lecet
Putting payudara yang lecet dapat dirawat dengan:
a) Ibu dapat memberikan ASI pada keadaan luka yang tidak begitu sakit.
b) Mengoleskan kolostrum atau ASI disekitar putting susu dan sesudah menyusui.
c) Putting susu diistirahatkan selama kurang lebih 1 x 24 jam.
d) Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan dan tidak
dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri
e) Meminumkan ASI pada bayi dengan menggumakan sendok bersih selama masa istirahat.
f) Tidak diperbolehkan mencuci payudara dengan menggunakan sabun.
f. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi pada minggu-minggu
pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau luka pada putting yang terinfeksi.
Penanganannya:
Kompres air hangat
Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi
Cukup istirahat
Minum air putih minimal 2 liter/hari
Minum anti biotic
Lakukan perawatan payudara
DAFTAR PUSTAKA

Kristiyansari Weni, 2009,ASI, Menyusui & Sadari, Nuha Medika, Yogyakarta

Suradi, Rululina dkk,2008, Manfaat Asi dan Menyusui,Fakultas Kedokteran Universirtas


Indonesia, Jakarta

Kartika, 2008. Sehat Setelah Melahirkan. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Kawan Kita.

Roesli Utami,2001,Asi Ekslusif,Pustaka Bunda,Jakarta

FKUI, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,


Cetakan 1, 2002, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.

http: //depkes.go.id

http://d34info.wordpress.com/2010/04/29/asi-eksklusif/
Perilaku HIdup Bersih Sehat
Diposkan oleh admin di 04.32 0 komentar

Label: Dunia Kebidanan, Promosi Kesehatan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sendiri sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat.

Menanamkan PHBS kepada setiap orang bukanlah hal yang mudah, akan tetapi memerlukan proses
yang panjang dan berkesinambungan. Upaya-upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
sudah dilakukan dalam rangka perubahan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).

Pembinaan PHBS dilakukan melalui pendekatan tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempat-
tempat umum, tempat kerja, dan institusi kesehatan.

5 Tatanan Pengembangan PHBS :

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang
melakukan 10 PHBS yaitu :

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


Memberi ASI ekslusif
Menimbang balita setiap bulan
Menggunakan air bersih
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Menggunakan jamban sehat
Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
Makan buah dan sayur setiap hari
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Tidak merokok di dalam rumah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan
petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan
berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di
institusi kesehatan.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan yaitu :

Menggunakan air bersih


Menggunakan Jamban
Membuang sampah pada tempatnya
Tidak merokok di institusi kesehatan
Tidak meludah sembarangan
Memberantas jentik nyamuk

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat tempat Umum

PHBS di Tempat tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan
pengelola tempat tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan tempat tempat Umum Sehat.

Tempat tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan
yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah,
sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya. Ada beberapa indikator yang
dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat Tempat Umum yaitu :

Menggunakan air bersih


Menggunakan jamban
Membuang sampah pada tempatnya
Tidak merokok di tempat umum
Tidak meludah sembarangan
Memberantas jentik nyamuk

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja

PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja
Sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :
Tidak merokok di tempat kerja
Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan
buang air kecil
Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
Menggunakan air bersih
Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar
Membuang sampah pada tempatnya
Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan
Tidak merokok di sekolah
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
Membuang sampah pada tempatnya

Konseling Pra Kehamilan


By bunda on March 19, 2012

SHARES

Mari berbagi di facebookMari Berbagi di twitter

Bagi pasangan usia subur yang mendambakan kehamilan, sangat dianjurkan untuk dapat
mengikuti info kehamilan seperti konseling pra kehamilan. Pasangan suami istri dapat
menghubungi dokter atau bidan untuk berdiskusi tentang perencanaan kehamilan. Banyak
informasi dan hal hal penting yang perlu diketahui sebagai persiapan untuk mendapatkan
kehamilan yang sehat.
Perencanaan yang matang menjadi modal utama untuk keberhasilan kehamilan yang sehat.
Dokter atau bidan akan membantu pasangan suami istri untuk mengatasi masalah kesehatan atau
kandungan yang kurang baik, riwayat genetika, dan persiapan psikologis.

Informasi kesehatan dalam konseling prakehamilan

Dalam mempersiapkan kehamilan, pasangan suami istri tidak perlu merasa malu dan ragu ragu
dalam mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kondisi kesehatan. Percayalah dokter dan
bidan akan menjaga kerahasiaan seluruh informasi kesehatan yang disampaikan. Ada beberapa
pertanyaan yang perlu diketahui pasangan suami istri :

1.Data biografi anda secara lengkap

Antara lain umur saat ini, umur ketika menikah, lama pernikahan, berapa kali menikah,
pekerjaan.

2. Riwayat kesehatan.

Riwayat kesehatan keluarga, maksudnya adalah penyakit yang terdapat pada keluarga.

Riwayat kesehatan pasangan suami istri, penyakit yang pernah diderita ataupun yang sedang
diderita saat ini, pernah operasi atau tidak, riwayat sosial, data psikologis.

3. Riwayat genetika.

Apakah dalam keluarga terdapat kelainan keturunan baik kejiwaan maupun kelainan darah dan
cacat bawaan. Beberapa contoh penyakit genetik antara lain anemia sel sabit, hemofili. Penyakit
karena penyimpangan kromosom antara lain retardasi mental dan kelainan kejiwaan yang
diturunkan salah satunya yaitu schizophrenia.

4. Pernikahan antar keluarga dan penyimpangan perilaku seksual

Meliputi beberapa hal yang berkaitan dengan kemungkinan akan terjadi resiko penyimpangan
genetik dalam keluarga. Misalnya pernikahan antar keluarga sekandung atau saudara, kehamilan
akibat hubungan incest. Penyimpangan perilaku seks misalnya biseksual, berganti ganti pasangan
dan sebagainya.

5. Perilaku hidup

- Pecandu narkotika, maupun minuman beralkohol, pecandu nikotin ( perokok)

- Pola makan ( tentang status gizi )

- Aktifitas olahraga yang dilakukan


- Gemar memelihara binatang di rumah, misalnya anjing, kucing, burung, kelinci dan
sebagainya.

6. Bagi calon ibu hamil

Selain beberapa pertanyaan di atas akan juga beberapa pertanyaan yang lebih spesifik
sehubungan dengan fungsi organ kandungan ( organ reproduksi ), mulai dari usia berapa
mendapat menstruasi pertamakali ketika remaja, keluhan yang dialami ketika menstruasi ( siklus,
lama haid, keluhan ), dan beberapa pertanyaan lain.

Semua jawaban yang diberikan harus jujur. Sebagai contoh jika memang seorang perempuan
pernah mengalami keguguran baik spontan maupun karena sengaja digugurkan, pernah
melahirkan bayi meninggal atau cacat sebelum menikah, atau menderita penyakit kelamin yang
berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Semua keterangan disampaikan sesuai kenyataan.
Hal ini bertujuan agar pengobatan atau konseling khusus dapat segera dilakukan. Apabila hal hal
penting tersebut disampaikan ketika sudah hamil, maka penanganan yang dilakukan akan
beresiko sebab terapi atau pengobatan yang diberikan tentu akan mempertimbangkan
keselamatan dan keamanan bagi sang janin terhadap reaksi obat.

Setelah melakukan wawancara, dokter dan bidan akan melanjutkan dengan beberapa
pemeriksaan fisik yang diperlukan. Jika pasangan suami istri memeriksakan diri pada pada bidan
dan ditemukan masalah mak akan disarankan untuk berkonsultaasi lebih lanjut pada dokter ahli
spesialis Obtetri dan ginekologi.

Promosi Kesehatan PUS dan WUS

BAB I
PENDAHULUAN

Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat yang mampu


memecahkan dan meningkatkan kesehatan. Dalam makalah ini dibahas
mengenai masalah dan kebutuhan yang diperlukan WUS (Wanita Usia
Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur). Yang merupakan masalah dari WUS
yaitu mengenai keadaan organ kelamin, untuk itu diberikan promosi
kesehatan mengenai alat kelamin dan penyakit yang sering mengganggu
akibat infeksi. Selain itu, WUS juga harus diberi penyuluhan mengenai
penyakit menular seksual (PMS) agar WUS tidak melakukan tindakan atau
perbuatan berganti-ganti pasangan dalam usianya yang subur.
PUS juga memerlukan penyuluhan/promosi kesehatan dalam kehidupannya.
Dalam hal ini petugas kesehatan harus mempromosikan KB (Keluarga
Berencana) bagi pasangan ini. Tujuannya untuk membatasi kelahiran anak
karena mereka subur, tidak memiliki kelainan sehingga mudah memperoleh
anak/keturunan. Disini akan dibahas mengenai alat kontrasepsi, tapi salah
satunya vasektomi dan tubektomi. Memang banyak alat kontrasepsi lainnya,
namun vasektomi dan tubektomi merupakan kontap (kontrasepsi mantap)
jika sudah matang dalam memilih pilihannya. Dengan penyuluhan KB
diharapkan angka kelahiran dan di Indonesia menurun dan tingkat
kesejahteraan hidup meningkat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Promosi Kesehatan Pasangan Usia Subur (PUS)


1. Pengertian
Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana
pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal
terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode
keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat
diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas
generasi yang akan datang.

2. Masalah dan Kebutuhan yang dialami Pasangan Usia Subur (PUS)


Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam
memperoleh keturunan dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut
normal, hal inilah yang menjadi masalah bagi PUS yaitu perlunya
pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan persalinan
aman. Dalam penyelesaian maslah tersebut diperlukan tindakan dari tenaga
kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional untuk
menekan angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari pasangan tersebut.
Maka dari itu, petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan yang benar
dan dimengerti masyarakat luas.

3. Promosi Kesehatan yang diberikan pada PUS


Dewasa ini, pemerintah melakukan suatu program dalam penekanan angka
kelahiran karena kebanyakan penduduk Indonesia melakukan pernikahan
dalam usia dini dimana masih banyak kesempatan/masa dimana keduanya
memiliki keturunan yang banyak. Untuk itu, perlunya penyuluhan dalam
mengatasi masalah tersebut dengan memperkenalkan alat kontrasepsi pada
pasangan tersebut.
Para petugas kesehatan harus memberi penyuluhan KB dan alat kontrasepsi,
dan harus menyerahkan pilihan pada kedua pasangan tersebut untuk
memilih apa yang sesuai dengan keinginannya. Salah satu alat kontrasepsi
baik untuk pria dan wanita yaitu tubektomi untuk wanita dan vasektomi
untuk pria.
v Vasektomi
Merupakan kontap atau metode operasi pria (MOP) dengan jalan memotong
vas deferen sehingga saat ejakulasi tidak terdapat spermatozoa dalam
cairan sperma. Setelah menjalani vasektomi tidak segera akan steril, tetapi
memerlukan sekitar 12 kali ejakulasi, baru sama sekali bebas dri
spermatozoa. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan kondom selama 12
kali sehingga bebas untuk melakukan hubungan seks.

v Tubektomi
Ialah tindkaan yang dilakukan pada kedua tuba fallopii wanita.
Keuntungan tubektomi adalah :
1) Motivasi hanya dilakukan satu kali saja
2) Efektivitas hampir 100%
3) Tidak mempengaruhi libido seksualis
4) Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
Pelaksanaan tubektomi dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan
dilakukan 48 jam setelah melahirkan karena belum dipersulit dengan edema
tuba, infeksi, dan alat-alat genital belum menciut.
Tubektomi dan vasektomi dilakukan pada pasangan yang tidak
menginginkan anak lagi yang sering disebut kontap (kontrasepsi mantap).
Dalam pemilihan kontrasepsi ini, diperlukan pemikiran yang matang.

B. Promosi Kesehatan pada Wanita Usia Subur (WUS)


Secara manual yang dimaksud wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang
keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45
tahun. Dimanan dalam masa ini petugas kesehatan harus memberikan
penyuluhan pada WUS yang memiliki masalah mengenai organ
reproduksinya. Petugas kesehatan harus menjelaskan mengenai personal
hyegiene yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan rajin
membersihkan dan penyakit yang dapat diakibatkan dari hal tersebut. WUS
dianjurkan untuk menjaga diri agar tidak terikut menjadi WTS (Wanita
Tunasusila).

1. Penyakit Menular Seksual


a. Penyakit Gonore
Penyakit ini paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit hubungan
seksual. Penyebabnya Neisseria gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus
berbentuk buah kopi. Gejala umumnya adalah rasa gatal dan patas diujung
kemaluan, rasa sakit saat kencing dan banyak kencing, diikuti pengeluaran
nanah diujung kemaluan dapat bercampur darah. Upaya preventif agar tidak
terinfeksi gonore pada mata dilakukan pemberian tetes mata nitras argentil
1% secara crede dan tetes mata dengan antibiotika langsung pada BBL.

b. Penyakit Sifilis
Penyebab : Treponema pallidum, ordo spirochaetaeas
Yang diserang adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh
mengandung treponema pallidum. Masa inkubasinya sekitar 10-90 hari dan
rata-rata 3 minggu. Timbul perlukaan di tempat infeksi masuk, terdapat
infiltrat (pemadatan karena serbuan sel darah putih) yang mengelupas dan
menimbulkan perlukaan dengan permukaan bersih, berwarna merah dan
kulit terdapat tanda radang membengkak dan nyeri. Upaya preventif yaitu
melakukan pemeriksaan sebelum pernikahan.

c. Trikomoniasis
Adalah infeksi genitalia yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis.
Trikomoniasis pada wanita pada keadaan akut terdapat gejala lendir vagina
banyak dan berbusa, bentuk putih bercampur nanah terdapat perubahan
warna (kekuningan, kuning-hijau), bebau khas. Adanya iritasi pada lipatan
paha dan kulit sekitar kemaluan sampai liang dubur. Dengan penyampaian
penyakit pada alat kelamin maka WUS akan menjaga kebersihan kelaminnya
dan tidak melakukan hubungan seks bebas.
2. Pemeriksaan Alat Kelamin
Wanita Usia Subur (WUS) harus melakukan pemeriksaan kesehatan
walaupun ia memiliki siklus haid/menstruasi yang teratur. Hal ini bukan
tanda bahwa wanita itu subur. Artinya WUS harus sehat bebas dari penyakit
kelamin. Sebelum menikah WUS sebaiknya melakukan pemeriksaan
kesehatan agar mengetahui kondisi organ reproduksinya apakah berfungsi
dengan baik.
Dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan maka akan mencegah
penyakit alat kelamin.
Alat kelamin wanita sangat berhubungan dengan dunia luar yang melalui
liang senggama, saluran mulut rahim, rongga/ruang rahim. Saluran telur
(tuba falopi) yang bermuara dalam ruang perut. Karena adanya hubungan
yang langsung ini infeksi alat kelamin wanita disebabkan oleh hubungan
seks yang tidak sehat, sehingga infeksi bagian luarnya berkelanjutan dapat
berjalan menuju ruang perut dalam bentuk infeksi selaput dinding perut
atau disebut juga peritonitis.
Sistem pertahanan dari alat kelamin wanita yang cukup baik yaitu : dari
sistem asam, biasanya sistem pertahanan yang lainnya dengan cara
pengeluaran lendir yang selalu mengalir ke luar yang menyebabkan bakteri
yang dibuang dalam bentuk menstruasi, sistem pertahanan ini sangat
lemah, sehingga infeksinya sering dibendung dan pasti menjalar ke segala
arah yang menimbulkan infeksi mendadak dan menahun. Contoh : Penyakit
alat kelamin pada wanita adalah : LEUKOREA. Leukorea adalah keputihan,
yaitu : cairan putih yang keluar dari liang senggama secara berlebihan.
Leukorea dibedakan atas 2 bagian yaitu :
- Leukorea Normal (Fisiologis)
Terjadi pada fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi melalui
rangsangan seksual.
- Leukorea abnormal
Terjadi pada semua infeksi alat kelamin yaitu : infeksi bibit kemaluan, liang
senggama, mulut rahim dan jaringan penyangganya, dan infeksi penyakit
hubungan kelamin.
Leukorea bukanlah penyakit, tetapi gejala penyakit yang dapat ditentukan
dengan pertanyaan.
Yaitu :
- Kapan mulainya?
- Berapa jumlahnya?
- Serta gejalapenertanya?
Penanganannya perlu dilakukan pemeriksaan, seperti : pemeriksaan fisik
umum dan khusus, pemeriksaan laboratorium/rutin.
Pemeriksaan mencakup : Pewarnaan gram, preparat basah, preparat KOH,
kultur/pembiakan, dan Pap Smear.
Dibawah ini beberapa penyakit infeksi kelamin wanita yang umum terjadi
dijelaskan dibawah ini yaitu :

- Infeksi Kelenjar Bartholini


Disebabkan oleh bakteri gonorea, siapolokokus atau streptococus. Pada
pemeriksaannya dijumpai pembengkakan kelenjar, padat, berwarna merah,
nyeri, dan panas.
Pengobatan : dengan insisi yang mengurangi pembengkakan
mengeluarkan isinya.
Therapy : antibiotik dosis tepat
Yang menahun dalam letak kista bartholini yang diperlukan tindakan
marsupialisasi.
Yaitu operasi menyembuhkan kista dalam membuka, mengeluarkan isi dan
menjahit tepi kista di irisan kulit.

- Kondiloma Akuminata
Berbentuk seperti bunga kol dengan jaringan ikat dan tertutup oleh epitel
hiperkeratasis (Penebalan lapisan tanduk). Penyebabnya semacam virus
sejenis virus veruka. Pengobatan pada infeksi ini dengan tungtura podofilin
10%.

- Infeksi Vagina (Vulvitis) Diabetika.


Terdapat pembengkakan vagina, merah dan terutama ada rasa gatal yang
hebat, dapat disertai dengan rasa nyeri. Ini terjadi pada mereka yang
berbadan relatif gemuk. Pada pemerikaan laboratorium dijumpai penyakit
kencing manis.
- Infeksi Liang Senggama (Vaginitis)
Di dalam liang senggama hidup bersama saling menguntungkan beberapa
bakteri yaitu hasil doderlain, stafilokokus dan streptokokus, serta hasil
difteroid. Secara umum gejala infeksi liang senggama (vaginitis) disertai
infeksi bagian luar (bibir), pengeluaran cairan (bernanah), terasa gatal dan
terbakar. Pada permukaan kemaluan luar tampak merah membengkak dan
terdapat bintik-bintik merah.

- Infeksi Spesifik Vagina


Beberapa infeksi khusus pada vagina meliputi trikomonas vaginalis, dengan
gejala leukorea encer sampai kental, berbau khas, gatal dan rasa terbakar.
Disebabkan oleh bakteri trikomonas vaginalis. Cara utama penularannya
adalah dengan hubungan seksual. Infeksi vagina lain adalah kandidiasis
vaginitis, yang disebabkan oleh jamur candida albican. Leukorea berwarna
putih, bergumpal dan sangat gatal, dan pengobatan dengan mycostatin
sebagai obat minum atau dimasukkan kedalam liang senggama.

- Servisitis Akuta
Infeksi ni dapat disebabkan oleh gonokokus (gonorea) sebagai salah satu
infeksi hubungan seksual. Gejalanya pembengkakan mulut rahim,
pengeluaran cairan bernanah, adanya rasa nyeri yang dapat menjalar
kesekitarnya.

- Servisitis Menahun (Kronis)


Infeksi ini terjadi pada sebagian besar wanita yang telah melahirkan.
Terdapatnya perlukaan ringan pada mulut rahim. Gejalanya leokorea yang
kadang sedikit atau banyak dan dapat terjadi perdarahan (saat berhubungan
seks).

- Penyakit Radang Panggul


Infeksi ini sebagian berkaitan dengan infeksi alat kelamin bagian atas.
Bentuk infeksi ini dapat mendadak (akut) dengan gejala nyeri dibagian perut
bawah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bawah :
1. Promosi kesehatan yang sangat penting bagi PUS adalah program KB
untuk menekan angka kelahiran.
2. Penyakit menular seksual banyak dialami oleh wanita usia subur yang
melakukan hubungan seks bebas, maka perlu penyuluhan dalam menjaga
keadaan diri.
3. WUS yang tidak memeriksakan keadaan dirinya akan sering terserang
penyakit kelamin misalnya : Leukorea (Keputihan yang Abnormal).

B. Saran
1. Diharapkan dengan program KB yang telah dipromosikan dapat menekan
angka kelahiran dan meningkatkan kesejahteraan orang.
2. WUS harus rajin memeriksakan kesehatan dan menjaga kebersihan diri
mencegah penyakit alat kelamin.
3. WUS harus menjaga diri untuk tidak berganti pasangan mencegah
penyakit menular seksual.

BERHENTI MEROKOK
Rokok mengandung 40.000 bahan kimia, 200 diantaranya beracun dan 43 penyebab kanker. Racun
utama pada rokok adalah Nikotin, Tar dan Karbon Monoksida (CO)
FAKTA - FAKTA
Saat ini penyakit karena penggunaan tembakau menduduki peringkat 9 penyebab utama
kematian di dunia.
Pada tahun 2005, kematian akibat rokok mencapai 5 juta orang di dunia, dan diprediksi akan
meningkat 25 juta pada tahun 2010, dan 70% terjadi di negara berkembang.
Di Indonesia, tembakau membunuh 427,948 perokok pada tahun 2005, biaya kesehatan untuk
mengobati penyakit akibat rokok sebesar 154,84 triliun yaitu 4,5 x cukai rokok yang hanya
sebesar 32,6 triliun.
Sekitar 70% dari 3000 orang tersebut terpapar asap rokok saat berada di tempat umum.

BAHAYA ROKOK
Rokok mengandung 4000 bahan kimia, 200 diantaranya beracun dan 43 penyebab kanker. Racun
utama pada rokok adalah Nikotin, Tar dan Karbon Monoksida (CO).

Nikotin adalah zat adiktif (menimbulkan kekambuhan) yang mempengaruhi syaraf dan peredaran
darah. Zat ini mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.
Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak
mampu mengikat oksigen.
DAMPAK RACUN ROKOK
Efek racun rokok membuat penghisap asap rokok mengalami resiko lebih besar (dibanding yang
tidak menghisap asap rokok) sebagai berikut :
14 kali menderita kanker paru-paru, mulut dan tenggorokan.
4 kali menderita kanker lambung.
2 kali kanker kandung kemih/kelamin
2 kali serangan jantung.
Rokok juga meningkatkan resiko kematian bagi penderita penyakit paru dan gagal jantung,
impotensi serta tekanan darah tinggi terutama pada wanita hamil
TIDAK ADA BATAS AMAN BAGI ORANG YANG TERPAPAR ASAP ROKOK
Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi ada disekitar (dalam jangkauan) asap
rokok. Efek asap rokok bagi perokok pasif ada dua macam yaitu efek langsung dan tidak
langsung.
Efek langsung, seperti iritasi mata, batuk-batuk, pusing dan mual-mual. Bagi penderita asthma
bisa menurunkan fungsi paru. Efek yang ditimbulkan 3 kali lebih berbahaya dari pada perokok
aktif.
Efek tidak langsung, perokok pasif memiliki peningkatan resiko terkena kanker sebanyak 25%.

Pada bayi bisa mengalami Sudden Infant Death Syndrome atau kematian mendadak. Calon ibu
yang merokok atau terpapar asap rokok saat mengandung menyebabkan berbagai kelainan saat
melahirkan seperti kekurangan berat badan, posisi janin tidak benar, kecacatan dan lain-lain.
Pada anak-anak asap rokok dapat menyebabkan Pneumonia (radang paru-paru), Bronchitis,
Asthma, Infeksi telinga dan lain-lain. Sedangkan bagi orang dewasa menyebabkan berbagai jenis
kanker seperti kanker paru-paru dan kanker panyudara, sinus (radang pada hidung), penyakit
jantung, menurunkan fungsi hati, sampai menurunkan fungsi seksual (impotensi).
MENGAPA HARUS BERHENTI MEROKOK
Ada 5 alasan harus berhenti merokok, yaitu:
1. Finansial
Jika anda merokok sehari 1 bungkus dengan harga Rp. 7.500,- dalam sebulan anda perlu Rp.
225.000,- atau Rp. 2.700.000,- dalam satu tahun. Rokok menduduki peringkat kedua setelah
makanan pada anggaran belanja rumah tangga.
2. Penampilan
Dengan tidak merokok, fisik anda akan lebih segar dan bergairah.
3. Kesehatan
Tidak merokok menghindarkan diri dari 10 jenis kanker dan 13 jenis penyakit.
4. Gaya Hidup
Tidak merokok sudah menjadi gaya hidup sehat dan alami yang menjadi trend di masyarakat.
5. Larangan dari Orang Terdekat
Istri/Suami dan orang yang anda cintai menghendaki anda untuk tidak merokok.
KEUNTUNGAN BERHENTI MEROKOK DAPAT SEGERA DIRASAKAN
6 JAM setelah berhenti merokok, denyut nadi dan tekanan darah kembali normal.
12 Jam setelah berhenti merokok, Karbonmonoksida (CO), meninggalkan sistem Peredaran
darah dan pernapasan.
1 Hari setelah berhenti merokok, tekanan darah lebih rendah dan kegiatan jantung lebih kuat.
5-15 Tahun setelah berhenti merokok, resiko serangan jantung menurun sampai setengah
dibandingkan dengan perokok pasif
10 Tahun setelah berhenti merokok, resiko stroke menurun sampai setengah dibandingkan
dengan perokok aktif.
15 Tahun setelah berhenti merokok, resiko kanker paru menurun sampai tingkat bukan perokok
jika berhenti sebelum timbul penyakit.
TIPS BERHENTI MEROKOK
Kurangi Jumlah Batang Rokok Yang dihisap perhari.
Jauhi tempat dimana banyak perokok
Gantilah kebiasaan pegang rokok
Giat berolahraga
Kurangi tidur larut malam
Minum sari jeruk
Kuatkan niat untuk berhenti merokok dan tetapkan tanggal kapan akan berhenti.

Home MAKALAH MAKALAH PHBS

Jumat, 08 Juni 2012 MAKALAH

MAKALAH PHBS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku
seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat
dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak.
Salah satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan. Dua istilah penting dalam
kesehatan lingkungan yang harus dipahami dan diinterpretasikan sama oleh seluruh tenaga kesehatan
yang terlibat agar kegiatan yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Lingkungan diartikan sebagai
akumulasi dari kondisi fisik, social, budaya, ekonomi dan politik yang memengaruhi kehidupan dari
komunitas tersebut. Sedangkan kesehatan dari suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan
fisik, nilai kemanusiaan dalam hubungan social, ketersediaan sumber yang diperlukan dalam
mempertahankan hidup dan penaggulangan penyakit, mengatasi gangguan kesehatan secara wajar,
pekerjaan dan pendidikan yang dapat tercapai, pelestarian kebudayaan dan toleransi terhadap
perbedaan jenis, akses dari garis keturunan serta rasa ingin berkuasa dan memiliki harapan.

Kesehatan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan perawatan
komunitas. Maka guna tercapainya keberhasilan intervensi perawatan komunitas perlu adanya
pembahasan khusus mengenai PHBS kesehatan lingkungan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui pengertian dan komponen lingkungan
1.2.2 Mengetahui pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1.2.3 Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan
1.2.4 Mengetahui permasalahan kesehatan lingkungan di negara berkembang
1.2.5 Mengetahui kegiatan tenaga kesehatan guna mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LINGKUNGAN
Pengertian lingkungan berbeda-beda menurut disiplin berbagai disiplin ilmu. Menurut ahli cuaca dan
iklim lingkungan berarti atmosfer, ahli sedangkan menurut ahli teknologi lingkungan, maka lingkungan
berarti atmosfer dengan ruangannya. Ahli ekologi berpendapat bahwa lingkungan sama artinya dengan
habitat hewan dan tumbuhan.
Menurut Haryoto K. (1985), lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia. Secara lebnih rinci, lingkungan dibagi menjadi beberapa komponen yaitu sebagai berikut :
1. Lingkungan fisik, meliputi tanah, air, dan udara serta hasil interaksi diantara factor factor tersebut.
2. Lingkungan Biologi, yang termasuk ke dalam lingkungan ini adalah semua organisme hidup seperti
binatang dan tumbuh tumbuhan, serta mikroorganisme lain.
3. Lingkungan sosial. Lingkungan social dimaksud adalah semua interaksi antara manusia, yang meliputi
factor budaya, ekonomi, dan psiko-sosial.

2.2 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia,
serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indikator Kesehatan
a. Indikator Positif
Status Gizi
Tingkat Pendapatan
b. Indikator Negatif
Mortalitas (Angka Kematian)
Morbiditas (Angka Kesakitan)
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-
Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek
biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan.
(Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh
a. NILAI
b. SIKAP
c. PENDIDIKAN/PENGETAHUAN
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran,
sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan,
minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul
Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan
lingkungan.

2.3 KESEHATAN LINGKUNGAN


2.3.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003)
Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang berakibat atau
mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Walter R. L)
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada diantara manusia dan
lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (World Health Organization Expert
Commite)
Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara komunitas dengan
perubahan yang memiliki potensi bahaya/menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit, serta mencari
upaya penanggulangannya (Susanna D. Dkk).

2.3.2 Komponen PHBS kesehatan lingkungan


1. PHBS Rumah Tangga
2. PHBS di Sekolah
3. PHBS di Tempat Kerja
4. PHBS di Tempat-tempat Umum
5. PHBS di Institusi Kesehatan

2.3.3 Indikator PHBS kesehatan lingkungan


a. Perumahan bersih dan sehat
Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu sebagian besar
waktu kehidupan manusia dihabiskan di rumah. Persyaratan rumah sehat menjadi sangat penting.
Beberapa faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam pembangunan rumah antara lain adalah sebagian
berikut:
1. Faktor lingkungan
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
3. Tekhnologi yang dimiliki masyarakat
4. Kebijakan pemerintah
b. Penyediaan air bersih
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Didalam tubuh manusia
sendiri, sebagaian besar terdiri dari air. Pada orang dewasa mengandung air sekitar 55-60%,,anak-anak
sekitar 65% dan pada bayi 80%. Menurut WHO, di negara maju, tiap orang memerlukan air sekitar 60-
120 liter per hari. Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, tiap orang memerlukan air sekitar
30-60 liter per hari.
c. Pembuangan kotoran manusia (Tinja)
Permasalahan pembuangan kotoran manusia (tinja) semakin meningkat dengan adanya pertambahan
penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman. Ditinjau dari segi ilmu kesehatan masyarakat,
masalah pembuangan tinja merupakan yang urgen untuk diatasi, karena tinja dapat menyebabkan
penyakit, antara lain typoid, disentri, kolera dll.

d. Penanganan sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut dapat hidup
berbagai mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri patogen). Selain itu tempat bersarangnya berbagai
serangga sebagai penyebar penyakit(vektor). Oleh karena itu sampah harus dikelola dengan baik
sehingga tidak berdampak buruk pada masyarakat.
e. Penanganan air limbah
Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum
lainnya. Pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan
manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Secara garis besar, air limbah dapat dibagi menjadi:
Domestic wastes water ( berasal rumah tangga)
Industrial wastes water (berasal dari industri)
Municipal waste water (berasal dari Kotapraja)

2.3.4 Kegiatan PHBS Kesehatan Lingkungan


Kegiatan yang dilakukan tenaga kesehatan menurut Occupational Health and Safety Administration
(OSHA) dan Nuclear Regulation Commision (NRC) adalah:
1. Pembuatan standar kualitas air dan udara
2. Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan
3. Evaluasi terhadap bahaya lingkungan
4. Penerimaan informasi tentang kesehatan yang terkait dengan lingkungan
5. Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru
6. Pemeliharaan data dasar
7. Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar peraturan-peraturan yang telah dibuat dapat
ditepati.
Adapun kegiatan kegiatan PHBS kesehatan lingkungan di setiap komponen, yaitu :
a. Kegiatan PHBS di lingkungan rumah tangga
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban sehat
3. Memberantas jentik di rumah
4. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
5. Tidak merokok
b. Kegiatan PHBS di lingkungan sekolah
1. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun
2. Menjaga kebersihan dan kesehatan kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih & sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok
7. Membuang sampah pada tempatnya
c. Kegiatan PHBS di lingkungan kerja
1. Mengadakan kawasan tanpa asap rokok
2. Bebas jentik
3. Jamban Sehat
4. Kesehatan dan keselamatan kerja
5. Olah raga teratur
d. Kegiatan PHBS di lingkungan umum
1. Menggunakan jamban sehat
2. Memberantas jentik nyamuk
3. Menggunakan Air Bersih
e. Kegiatan PHBS di institusi kesehatan
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban yang bersih & sehat
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran,
sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang berakibat atau
mempengaruhi derajat kesehatan manusia
PHBS kesehatan lingkungan adalah perilaku kesehatan yang menciptakan hubungan antara manusia dan
lingkungannya yang berakibat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Indikator kesehatan lingkungan :
1. Perumahan bersih dan sehat
2. Penyediaan air bersih
3. Penanganan air limbah
4. Penanganan sampah
5. Pembuangan kotoran manusia (Tinja)
PHBS Kesehatan Lingkungan di Indonesia masih diirasakan belum memenuhi kebutuhan sanitasi dasar,
yaitu sanitasi minimal yang diperlukan agar dapat memenuhi criteria kesehatan pemukiman.
DAFTAR PUSTAKA

http://abahjack.com/rmah-sehat-dalam-lingkungan-yang-sehat.html#more-13
http://www.asho-aceh.org/artikel/Training%20module-HEALTH%20PLAN/PHBS.ppt.
Mukono.2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya
Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres
Sumijatun, et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC

Pola Hidup Bersih dan Sehat

Kesehatan adalah aset masa depan dan merupakan modal untuk terciptanya hidup yang sejahtera.
Banyak faktor penunjang agar hidup kita dapat sehat. Salah satunya adalah ditopang dengan pola
lingkungan yang bersih dan sehat (PHBS). Dapat dikatakan keduanya bagaikan 2 sisi mata uang
(Logam) analoginya mau sehat harus bersih dan mau bersih maka akan sehat.

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga individu atau
kelompok dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain di bidang kesehatan dan dapat berperan
aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan
di masyarakat.

PHBS jumlah banyak sekali tetapi yang utama adalah rumah tangga, karena dari rumah
tangga/keluarga akan membangun pola yang menjadi suatu kebiasaan.

Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah
Tangga yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

KESEHATAN REPRODUKSI

Organ Reproduksi

Adalah semua organ yang mendukung fungsi seksual reproduksi.

Berikut ini adalah penjelasan secara rinci organ reproduksi

I. Organ Reproduksi Perempuan

Alat reproduksi pada wanita terbagi atas :

1. Organ Genital Luar (Eksternal)

a. Labia mayora (Bibir-bibir Besar)

Terdiri atas bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong dan mengecil di bawah.
Terisi oleh jaringan lemak

b. Labia minora (Bibir-bibir Kecil)

Suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir besar. Kulit yang meliputi labia
minora ini banyak mengandung kelenjar lemak dan memiliki ujung-ujung
saraf yang menyebabkan bibir kecil sangat sensitive, selain itu bibir ini juga
memiliki otot polos yang bisa mengembang

c. Klitoris

Kira-kira berukuran sebesar kacang ijo, tertutup oleh preputium. Glans klitoridis
terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh saraf hingga amat
sensitif
d. Hymen (Selaput Dara)

Mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda. Hymen ini mempunyai bentuk
yang berbeda-beda dari yang semilunar (bulan sabit) sampai yang
berlubang. Konsistensinya pun berbeda-beda juga, dari yang kaku sampai
lunak. Hiatus himenalis atau lubang selaput dara berukuran dari yang
seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh dua jari. Umumnya hymen
robek pada saat koitus. Umumnya mempunyai pori-pori untuk jalan kelaur
darah menstruasi. Tapi ada beberapa wanita tidak memiliki pori-pori ini
sehingga dokter harus membuat lubang pada selaput dara tersebut.

2. Organ Genital Dalam (Internal)

a. Vagina

Adalah organ genital internal yang membedakan wanita dengan pria.


Berbentuk seperti liang atau lubang yang terentang antara vulva dan mulut
rahim (servik), panjangnya kira-kira 3-4 inchi dan sangat fleksibel. Bisa
menampung penis yang masuk saat berhubungan sks juga sebagai jalan
lahir bagi bayi yang keluar dari rahim. Bentuknya tidak lurus ke belakang
tapi agak melengkung ke atas. Pada saat mengalami kenikmatan seksual,
vagina terlubrikasi dengan cairan dari dinding vagina, lubrikasi ini
menyebabkan penis mudah masuk ke dalam vagina. Dalam kehidupan
wanita, vagina mengalami beberapa perubahan. Sebelum masa pubertas
dindingnya lebih tipis dan liangnya lebih kecil. Saat pubertas vagina
berkembang dan wanita mengalami perubahan hormone, vagina menjadi
lebih rapat dan akan tegang bila wanita terangsang secara seksual. Saat
menopause jaringan vagina akan lebih rapuh dan kurang elastis, daya
lubrikasi akan menurun pada fase ini.

b. Cervik
Disebut juga leher rahim merupakan jalan masuk ke rahim atau uterus.
Terletak di bagian bawah raihm, menonjol sedikit sampai ke vagina. Cervik
memproduksi lender khusus yang berubah tergantung siklus menstruasi.
Saat masa subur yaitu saat sel telur dilepaskan lendir yang dikeluarkan
bening dan cair yang akan membantu sperma untuk berenang dan hidup di
rahim. Setelah masa subur lendir menjadi keruh, kental dan lengket
sehingga sperma sulit untuk masuk.

c. Uterus

Bentuknya seperti buah alpukat atau buah peer ukurannya sebesar telur
ayam, dindingnya terdiri atas otot polos. Ukuran panjang uterus 7-7,5 cm,
lebar di atas 5,25 cm dan tebal 2,5 cm. rongga dalamnya dibatasi jaringan
bernama endometrium yang berkembang dan meluruh secara rutin sebagai
bagian dari siklus menstruasi.

d. Tuba Faloppi, terdiri dari :

- Pars interstisialis, bagian yang terdapat di dinding uterus

- Pars ismika, bagian medial tuba yang sempit

- Pars ampullaris, saluran yang terbuka, tempat konsepsi terjadi

- Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kea rah abdomen dan
mempunyai fimbria. Fimbria di sini berfungsi menangkap sel telur
untuk menyalurkan telor ke dalam tuba.

e. Ovarium (indung telur)

Wanita mempunyai 2 ovarium kanan dan kiri, berukuran sebesar ibu jari
tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5
cm. diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap
bulan folikel akan keluar.
II. Organ Reproduksi Laki-laki

Bagian-bagian alat reproduksi laki-laki :

a. Penis atau batang zakar berbentuk bulat panjang memiliki tekstur seperti busa
yang penuh dengan rongga.
b. Kantung zakar atau scrotum, adalah kantung lembut yang menahan dua buah
testis
c. Buah zakar, atau testis, adalah dua bola kecil berbentuk kelereng berisi sel-sel
yang disebut sperma. Sperma ini mulai dihasilkan ketika anak memasuki masa
pubertas, yaitu awal masa remaja.
d. Kelenjar prostate, yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan mani yang ikut
mempengaruhi kesuburan sperma
e. Saluran sperma atau vas deferens, yaitu saluran yang menyatukan sperma
dari testis menuju ke prostat

Apa yang menandakan bahwa organ reproduksi telah matang?

Kematangan organ reproduksi ditandai dengan menarche (keluarga menstruasi


pertama) pada perempuan dan ejakulasi pada laki-laki (biasanya dalam mimpi basah)

Apa itu Menstruasi?

Menstruasi merupakan proses luruhnya dinding rahim karena menurunnya


hormone progesterone secara tiba-tiba. Dinding rahim ini berfungsi untuk tempat
menempelnya sel telur (ovum) yang sudah dibuahi oleh sperma untuk kemudian
menjadi janin. Jadi menstruasi berguna untuk membersihkan dinding rahim yang tidak
jadi terpakai dan untuk pembuatan dinding rahim yang baru untuk siklus menstruasi
berikutnya.

Menstruasi itu suatu proses yang normal dan sehat, serta bukanlah sesuatu
yang menakutkan. Menstruasi terjadi setiap bulan pada hampir semua wanita.
Sebagian besar wanita mulai menstruasi di usia 10 ingga 15 tahun. Tidak ada waktu
yang pasti karena menstruasi terjadi ketika ketika tubuh sudah siap. Menstruasi
berlangsung selama beberapa hari biasanya antara 3 hingga 7 hari. Sebagian besar
mengalami menstruasi setiap bulan

Apakah ada keluhan-keluhan ketika menstruasi?

Ada beberapa keluhan, misalnya Premenstrual Syndrome (PMS) merupakan kumpulan


gejala yang dialami perempuan 1 hingga 4 hari menjelang menstruasi. Gejala ini
tampak secara fisik maupun emosional. Termasuk di antaranya adalah mengerasnya
payudara, perubahan mood, nyeri perut dan rasa pegal dip aha.

Selain itu juga timbul keluhan nyeri perut seperti kram pada hari pertama menstruasi.
Dismenorea adalah nyeri yang sering dirasakan bersamaan dngan masa haid, nyeri
biasanya dirasakan di perut bawah atau pinggang, dapat bersifat mulas-mulas, ngilu
dan ditusuk-tusuk. Hal ini disebabkan oleh kontraksi rahim untuk mengeluarkan
penebalan dinding rahim tadi.

Bagaimana orang tua memberi informasi mengenai menstruasi kepada anak


perempuannya?

Sebaiknya peristiwa menstruasi diinformasikan kepada anak remaja sebelum


anak remaja megnalami menstruasi, atau sedini mungkin. Hal ini untuk memberi waktu
bagi remaja perempuan mempersiapkan diri akan peristiwa menarche yang bila tidak
dipersiapkan akan memberi perasaan takut. Inforamsi sedini mungkin ini juga
membantu remaja putrid untuk menerima kodratnya atau identitas seksual sebagai
perempuan dan merasa bahwa menstruasi adalah hal yang alamiah dan menunjukkan
bahwa dirinya sehat.

Yang juga tidak kalah pentingnya adalah, orang tua memberi penjelasan yang
terinci mengenai bagaimana cara yang baik dalam menjaga kebersihan diri selama
masa menstruasi maupun jika cairan vagina anak perempuannya cukup mengganggu.

Apakah Mimpi basah itu?


Kematangan organ reproduksi laki-laki ditandai dengan produksinya sperma.
Produksi sperma ini dilkukan setiap saat secara terus menerus. Secara alamiah sperma
akan dikeluarkan pada saat tidur dibarengi dengan mimpi erotis. Mimpi basah pada
remaja laki-laki adalah ejakulasi yang tidak di sadari. Ejakulasi adalah peristiwa
keluarnya sperma melalui penis. Walaupun tidak ejakulasi, sperma terus diproduksi dan
dapat diserap oleh tubuh untuk dikeluarkan melalui cairan keringat dan kotoran.
Ejakulasi yang terjadi saat remaja melakukan rangsangan terhadap alat kelaminnya,
disebut dengan masturbasi atau onani.

Bagaimana orang tua menyikapi mimpi basah?

Pertama, orang tua menyikapi mimpi basah dengan wajar, tanpa sikap
mengolok-olok. Orang tua perlu memberi kesan bahwa peristiwa mimpi basah adalah
kejadian yang wajar, alamiah dan bukan sesuatu yang memalukan

MITOS DAN FAKTA SEKSUAL

Tidak dipungkiri, membicarakan permasalahan seputar seksualitas tidak pernah


terlepas dari adanya mitos dan fakta seksual.

Mitos adalah segala sesuatu, dalam hal ini kaitannya dengan sebuah informasi, yang
beredar, berkembang dan terlanjur diyakini oleh suatu masyarakat, tetapi belum bisa
dibuktikan kebenarannya.

Kaitannya dengan seksualitas, mitos seksual adalah segala sesuatu yang terkait
dengan permasalahan seksual, yang beredar luas dalam suatu lingkungan atau
masyarakat suatu daerah, sekalipun belum terbukti secara ilmiah kebenarannya tetapi
terlanjur dipercaya oleh orang banyak.

Beredarnya mitos-mitos seksual di masyarakat, justru mengakibatkan pemahaman


yang salah terhadap permasalahan seksualitas. Kecenderungan masyarakat kita tidak
bersikap kritis, ketika mereka menerima informasi, padahal itu merupakan mitos,
masyarakat menelan mentah-mentah dalam menerima informasi tersebut tanpa
mempertanyakan kebenarannya. Keingintahuan untuk mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya tanpa mencoba untuk bersikap kritis, dikhawatirkan masyarakat
terjerumus ke dalam perilaku yang memiliki resiko tinggi akibat memilih perilaku yang
hanya berupa mitos, tapi sudah berani dilakukan.

Adapun yang dimaksud dengan Fakta Seksual adalah kebalikan dari mitos. Semua
informasi yang terkait dengan seksualitas yang sudah bisa dipastikan kebenarannya,
dan bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.

Berikut ini beberapa contoh Mitos dan Fakta Seksual yang sering dijumpai di
masyarakat:

MITOS FAKTA
Besar kecilnya penis berpengaruh Kepuasan tergantung adanya kemampuan
terhadap kepuasan seks komunikasi diantara kedua pasangan yang
pasangnnya. melakukan hubungan seks.
Payudara besar akibat sering Besar kecilnya ukuran payudara ditentukan
diremas-remas oleh pasangannya. oleh factor genetic, asupan gizi selama masa
pertumbuhan bukan karena akibat terlalu
diremas
Hubungan seks pertama pada cewek Perempuan tidak harus berdarah ketika
selalu berdarah pertama kali hubungan seks. Jika
permasalahan berdarah atau tidak dikaitkan
dengan masalah keperawanan itu
merupakan hal yang tidak benar.
Berdarahnya perempuan ketika melakukan
hubungan seks pertama kali lebih sering
diakibatkan karena vagina perempuan
tersebut mengalami perlukaan akibat tidak
siap pada saat penetrasi bukan karena
robeknya selaput dara.
IMS bisa diobati dengan antibiotic Dengan minum antibiotic untuk mengobati
tanpa memeriksakan diri ke dokter IMS yang diderita tanpa memeriksakan
terlebih dulu ke dokter seringkali justru
memperparah IMS yang diderita. Kita tidak
akan pernah tahu jenis IMS yang kita derita
tanpa terlebih dahulu periksa ke dokter.
Yang bisa menentukan jenis obat yang
sesuai dengan jenis IMS yang diderita
adalah dokter.
Dorongan seks laki-laki lebih besar Dorongan seks laki-laki dan perempuan
dari perempuan sama besarnya, selama ini terkesan laki-laki
mempunyai dorongan seks lebih besar
dikarenakan laki-laki cenderung lebih mampu
mengekspresikan apapun yang dirasakan
sebaliknya dengan perempuan.
Membasuh vagina denan minuman Sekali sperma masuk ke dalam vagina
bersoda bisa mencegah kehamilan perempuan sangat kecil kemungkinan untuk
bisa dikeluarkan kembali. Apalagi sekedar
membasuh vagina dengan minuman bersoda
tidak bisa mencegah kehamilan justru akan
mengakibatkan vagina perempuan tersebut
bisa mengalami iritasi
Keperawanan bisa dilihat dari cara Keperawanan hanya bisa dilihat dari masih
berjalan seorang perempuan utuh atau tidaknya selaput dara akibat
hubungan seks, yang perlu diingat selaput
dara bisa robek tidak hanya akibat hubungan
seks
Lutut kopong berarti sudah tidak Keperjakaan tidak bisa dilihat hanya dengan
perjaka melihat fisik laki-laki. Sampai kapanpun
keperjakaan tidak bisa dibuktikan kecuali
laki-laki tersebut mengaku sudah tidak
perjaka.
Ukuran penis pada laki-laki dewasa Setelah masa pertumbuhan selesai ukuran
bisa ditambah penis seorang laki-laki dewasa tidak bisa
bertambah
Lompat-lompat setelah hubungan Ketika sperma sudah berada di dalam vagina
seks mencegah kehamilan kecil kemungkinan untuk dikeluarkan
kembali, sekalipun si perempuan melompat-
lompat

Kesehatan reproduksi, apa itu?

Reproduksi

Artinya menghasilkan kembali. Dalam konteks ini yang dimaksud reproduksi adalah
menghasilkan keturunan alias segala sesuatu yang berkaitan dengan kehadiran manusia baru di
muka bumi ini.

Sehat

Sehat tidak hanya yang berkaitan dengan fisik tapi juga psikis atau kejiwaan dan juga sosial. So,
kesehatan reproduksi juga meliputi ketiga hal tersebut.

Reproduksi sehat secara fisik artinya tidak ada gangguan fisik pada organ-organ seksual yang
membuat fungsi reproduksi terganggu seperti penyakit menular seksual, kelainan organ, ataupun
perlakuan yang mengakibatkan gangguan fisik.

Sehat secara psikologis artinya tidak ada gangguan kejiwaan atau tekanan batin seperti perasaan
bersalah/berdosa, malu, tertekan dll.

Sehat secara sosial artinya tidak melanggar norma-norma sosial atau agama yang ada di
masyarakat sehubungan dengan reproduksi kita.
Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Banyak perubahan
yang dialami oleh seorang remaja ketika menginjak masa ini. Perubahan itu meliputi perubahan
fisik, psikis dan sosial.

Perubahan-perubahan fisik pada cowok:

- tumbuh kumis dan jenggot

- tumbuh jakun

- suara membesar

- bentuk tubuh

Perubahan-perubahan fisik pada cewek:

- payudara membesar

- kulit lebih halus

- pinggul membesar

- suara melengkung.

Perubahan-perubahan itu terjadi karena diproduksinya hormon-hormon seksual yaitu testosteron


pada cowok, progesteron dan estrogen pada cewek. Hormon seksual inilah yang membuat organ-
organ reproduksi mulai berfungsi. Organ-organ reproduksi itu antara lain:

Pada cowok :

- Penis atau batang zakar merupakan organ yang memiliki tekstur seperti busa dengan rongga
yang kalau terangsang rongga-rongga itu akan terisi oleh darah sehingga penis menjadi
lebih besar dan keras. Ujung penis berisi banyak syaraf sehingga sangat peka bila terkena
sentuhan.

- Testis atau buah zakar merupakan tempat diproduksinya sel sperma.


- Scrotum adalah kantung lembut yang berfungsi menjaga suhu testis. Pada saat panas ia akan
melonggar dan pada suhu rendah ia akan menkerut.

- Epididimis adalah tempat dimana sel sperma mengalami pematangan.

- Saluran sperma atau vas deferens adalah saluran yang mneyatukan sperma dari testis
menuju prostat.

- kelenjar prostat yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan mani.

Pada cewek :

- Vagina berfungsi sebagai jalan lahir bayi, tempat keluarnya darah menstruasi dan juga
tempat hubungan seksual terjadi.

- cerviks/leher rahim merupakan masuk ke rahim atau uterus.

- uterus/rahim merupakan tempat berkembangnya janin. Berbentuk seperti buah peer terbalik.
Rongga dalam dibatasi ole jaringan endometrium yang berkembang dan meluruh secara
rutin sebagai bagian dari siklus menstruasi.

- tuba falopi, merupakan saluran yang juga berfugsi sebagai tempat pertemuan antara sel
sperma dan sel telur.

- Fimbriae, berfungsi untuk menangkap sel telur yang dikeluarkan oleh indung telur.

- ovarium/indung telur, berfungsi memproduksi sel telur.

Mimpi basah dan menarche merupakan penanda bahwa organ reproduksi telah matang, artinya
telah siap melakukan fungsi reproduksi.karena pada kedua belah pihak telah diproduksi bibit
manusia. Kematangan organ reproduksi juga dibarengi oleh timbulnya dorongan seksual yang
lebih besar yang kalau tidak hati-hati bisa mengganggu perencanaan masa depan.

Pemeliharaan organ reproduksi


Cowok:

- mencuci bagian luar alat kelamin dengan air dan sabun setiap selesai buang air kecil
maupun besar

- pilih celana dalam yang bahannya menyerap keringat

- ganti celana dalam dua kali sehari

- jangan bertukar celana dalam dengan orang lain walaupun hubungan sangat dekat.

- Hindari pemakaian celana yang ketat.

- Untuk cowok yang tidak disunat/khitan pembersihan alat kelamin haruslebih teliti karena
ujung penis masih terselubungi oleh kulit.

- Cukur rambut kelamin secara rutin.

Cewek:

- cuci kemaluan sehabis buang air besar dan kecil dengan cebok yang benar yaitu dari depan
(vagina) ke belakang (anus).

- Selesai cebok keringkan dengan handuk lembut

- Ganti celana dalam sehari dua kali

- Pilih celana yang dapat menyerap keringat.

- Pada saat menstruasi dianjurkan untuk sering-sering ganti pembalut terutama setelah selesai
mandi maupun buang air kecil.

- Cukur rambut kelamin secara teratur.

INFEKSI MENULAR SEKSUAL DALAM KESPRO


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.
Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan,
anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak
tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab itu wanita, seyogyanya diberi
perhatian sebab wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan
dengan fungsi reproduksinya, kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak
yang dikandung dan dilahirkan, kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek
dengan mengatas namakan pembangunan seperti program KB, dan pengendalian jumlah
penduduk, masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya
Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan kependudukan
(Beijing dan Kairo).
Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting
disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita diberi kebebasan
dalam menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai dengan kebutuhannya di mana ia
sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri
Infeksi menular seksual ( IMS ) merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang
komplek. Berbagai IMS meningkatkan resiko penularan HIV sekurangnya tiga atau empat kali.
Jenis yang paling sering ditemui di masyarakat adalah trikomoniasis, klamidia, gonore dan sifilis
yang sebenarnya mudah diobati. Dari laporan rutin puskesmas dan rumah sakit pemerintah,
setiap tahun terdapat sekitar 30.000 orang menderita IMS yang bisa diobati (Qomariyah dkk,
2002). Sebagian besar perempuan yang terkena IMS (50%), tidak menyadari dirinya terinfeksi
sehingga berkembang menjadi penyakit kronis (FCI, 2000).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu:
1. Apa definisi dalam kesehatan reproduksi?
2. Apa yang dimaksud dengan permasalahan kesehatan reproduksi (IMS)?
3. Apa penyebab terjadinya permasalahan kesehatan reprodukai (IMS)?
4. Upaya apa saja yang sudah dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan kesehatan
reproduksi (IMS)?
5. Apa rencana untuk mengatasi permasalahan kesehatn reproduksi (IMS)?

1.3 Tujuan
Tujuan dari peyusunan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui definisi dari kesehatan reproduksi
2. Mengetahui permasalahan kesehatan reproduksi (IMS)
3. Mengetahui penyebab terjadinya permasalahan kesehatan reproduksi (IMS)
4. Mengetahui upaya apa saja yang sudah dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan
kesehatan reproduksi (IMS)
5. Mengetahui rencana untuk mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi (IMS)

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Kesehatan Reproduksi


Sehat
adalah keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya terbebas dari
penyakit dan kecacatan (WHO, 1948)
Reproduksi
adalah melanjutka keturunan pada manusia
Kesehatan Reproduksi ( Definisi ICPD )
Adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses
reproduksinya (FCI, 1995)

2.2 Macam-macam Permasalahan dalam Kesehatan Reproduksi


Dalam pengertian kesehatan reproduksi secara lebih mendalam, bukan semata-mata sebagai
pengertian klinis (kedokteran) saja tetapi juga mencakup pengertian sosial (masyarakat). Intinya
goal kesehatan secara menyeluruh bahwa kualitas hidupnya sangat baik. Namun, kondisi sosial
dan ekonomi terutama di negara-negara berkembang yang kualitas hidup dan kemiskinan
memburuk, secara tidak langsung memperburuk pula kesehatan reproduksi wanita.
Permasalahan dalam kesehatan reproduksi meliputi:
1. Kesehatan ibu dan anak (KIA)
Kehamilan dan persalinan merupakan penyebab kematian, penyakit dan kecacatan pada
perempuan usia reproduksi di Indonesia. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/3,
melaporkan AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup (BPS, BKKBN, Depkes,
MEASURE/DHS, 2003). Masih 34% perempuan indonesi tidak mendapatkan akses terhadap
pelayanan kesehatan ibu (hanya 66% persalinan dibantu oleh petugas kesehtan seperti dokter dan
atau bidan) (ESCAP, 2003).
Ada dua penyabab kematian ibu, penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Di
Indonesia, menurut Departemen kesehatan lebih dari 90% kematian ibu disebabkan oleh
penyebab langsung; komplikasi ibu (perdarahan, infeksi dan eklamsi), partus lama dan aborsi
tidak aman (Depkes, 2000).
Untuk di Negara berkembang, khususnya Indonesia, kematian maternal sering kali berkaitan
dengan faktor keterlambatan (Depkes, FKMUI, dan WHO, 1997) yang dikenal dengan 3
terlambat yaitu:
1) Terlambat memutuskan untuk mencari pelayanan
2) Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
3) Terlambat menerima pelayanan yang adekuat
Pada keterlambatan pertama dan kedua, yang sering kali juga sebagai faktor terbanyak,
peran pengambil keputusan menjadi penting baik keputusan kapan harus mendapat pertolongan
atau keputusan dalam memilih tenaga penolong. Di negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia, masih sering ditemukan ketidakberdayaan perempuan dalam mengambil keputusan,
sementara peran suami dan mertua sangat dominan (Depkes, 1997b). Akhirnya isu gender
menjadi hal yang krusial.
Kesehatan anak, terutama kelangsungan hidup bayi baru lahir. Kondisi bayi dengan berta
lahir rendah (BBLR) sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi ibu, baik pada saathamil
maupun sebelumnya. Resiko kematian pada bayi BBLR adalah 7 sampai 13 kali dibandingkan
dengan bayi yang lahir dengan berat normal (Budiharsana, 2002).
2. Kesehatan reproduksi remaja
Angka pernikahan dini (menikah sebelum usia 16 tahun) hampir dijumpai diseluruh propinsi
di Indonesia. Sekitar 10% remaj putri melehirkan anak pertamanya pada usia 15-19 tahun.
Kehamilan remaja akan meningkatkan resiko kematian dua hingga empat kali lebih tinggi
dibandingkan perempuan yang hamil pada usia lebih dari 20 tahun. Demikian pula dengan resiko
kematian bayi, 30% lebih tinggi pada ibu usia remaja, dibandingkan pada bayi yang dilahirkan
oleh ibu usia 20 tahun atau lebih (GOI dan UNICEF, 2000).
Kebanyakan remaja tidak memiliki remaja tidak memilki pengetahuan yang akurat tentang
kesehatan reproduksi dan seksualitas. Selain itu mereka juga tidak memeliki akses terhadap
pelayanan dan informasi KR, termasuk kontrasepsi. Informasi biasanya hanya diperoleh dari
teman atau media, yang biasanya sering tidak akurat. Hal inilah yang menyebabkan remaja
perempuan rentan terhadap kematian maternal, kematian anak dan bayi, aborsi tidak aman, IMS,
kekerasan/ pelecehan seksual, dan lain-lain.
3. Keluarga berencana
Ketersediaan dan akses terhadap informasi dan pelayanan KB, dapat mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan. Jika semua perempuan mempunyai akses terhadap kontrasepsi yang aman
dan efektif, diperkirakan kematian ibu menurun hingga 50%, termasuk menurunnya resiko
kesehatn reproduksi yang terkait dengan kehamilan, persalinan dan aborsi tidak aman (GOI dan
UNICEF, 2000).
4. Infeksi saluran reproduksi (ISR) dan infeksi menular seksual (IMS)
Berbagai IMS meningkatkan resiko penularan HIV sekurangnya tiga atau empat kali
(UNAIDS, 1996 dalam Qomariyah dkk, 2002). Jenis yang paling sering ditemui di masyarakat
adalah trikomoniasis, klamidia, gonore dan sifilis yang sebenarnya mudah diobati. Dari laporan
rutin puskesmas dan rumah sakit pemerintah, setiap tahun terdapat sekitar 30.000 orang
menderita IMS yang bisa diobati (Qomariyah dkk, 2002). Sebagian besar perempuan yang
terkena IMS (50%), tidak menyadari dirinya terinfeksi sehingga berkembang menjadi penyakit
kronis (FCI, 2000).
Perempuan menikah dan tidak menikah, sering tidak melindungi diri mereka sendiri dari
IMS karena kurangnya informasi dan otonomi untuk memutuskan atau bernegosiasi sebelum
berhubungan seksusl. Contoh yang umum adalah tidak mampu memeinta pasangan seksualnya
menggunakan kondom.
5. Usia lanjut
Kelompok usia lanjut juga memerlukan pelayanan KR. Menurut UNAIDS, perilaku beresiko
seperti hubungan seksual lebih dari satu pasangan, IMS dan penggunaan narkoba juga terlihat
dalam kelompok ini. Pelayanan KR terpadu dapat mengurangi stigma seputar masalah kebutuhan
seks pada usia lanjut misalnya lewat konseling agar mereka mampu berdiskusi dengan tenaga
kesehtan dan keluarganya (Shane dan Ellsberg, 2002)
6. Kekerasan terhadap perempuan
Tanda adanya kekerasan terhadap perempuan (KTP) harus diperhatikan dan dideteksi dalam
setiap komponen PKRE (pelayanan KIA, KB, KRR dan pelayanan ISR). Penderitaan perempuan
karena kekerasan terjadi sepanjang siklus hidup mereka dan dalam waktu yang sama, perempuan
juga menanggung beban resiko mengalami penyakit yang terkait dengan proses KR dan seksusl
termasuk resiko kematian.

2.3 Permasalahan Kesehatan Reproduksi ( IMS )


Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu
orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Menurut the Centers for Disease Control
(CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan per tahun. Kelompok remaja dan
dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk
tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.
Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti
gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti
herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak
dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang
lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan
gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat
berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan
berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya
pencegahan penting untuk dilakukan.
Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui
alat kelamin. Kontak seksual juga meliputi ciuman, kontak oral-genital, dan pemakaian mainan
seksual, seperti vibrator. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar disebut
sebagai seks aman . Satu-satunya yang betul-betul seks aman adalah abstinensia.
Hubungan seks dalam konteks hubungan monogamy di mana kedua individu bebas dari IMS
juga dianggap aman. Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktifitas yang aman.
Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat menular lewat aktifitas yang
nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk lain kontak seksual juga berisiko. Kondom
umumnya dianggap merupakan perlindungan terhadap IMS. Kondom sangat berguna dalam
mencegah beberapa penyakit seperti HIV dan gonore. Namun kondom kurang efektif dalam
mencegah herpes, trikomoniasis dan klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap
penularan HPV, yang merupakan penyebab kutil kelamin.
Beberapa penyakit menular seksual:
1. Klamidia klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak menunjukkan
gejala; 75% dari perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama
sekali.
2. Gonore gonore adalah salah satu PMS yang sering dialporkan. 40% penderita akan
mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) jika tidak diobati, dan hal tersebut dapat
menyebabkan kemandulan.
3. Hepatitis B vaksin pencegahan penyakit ini sudah ada, tapi sekali terkena penyakit ini tidak
dapat disembuhkan; dapat menyebabkan kanker hati.
4. Herpes terasa nyeri dan dapat hilang timbul; dapat diobati untuk mengurangi gejala tetapi
tidak dapat disembuhkan.
5. HIV/AIDS dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS adalah penyebab kematian ke enam
pada laki-laki dan perempuan muda. Virus ini fatal dan menimbulkan rasa sakit yang cukup
lama sebelum kemudian meninggal.
6. Human Papilloma Virus (HPV) & Kutil kelamin PMS yang paling sering, 33% dari
perempuan memiliki virus ini, yang dapat menyebabkan kanker serviks dan penis dan nyeri pada
kelamin.
7. Sifilis jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati yang serius.
8. Trikomoniasis dapat menyebabkan keputihan yang berbusa atau tidak ada gejala sama sekali.
Pada perempuan hamil dapat menyebabkan kelahiran premature.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan sifilis
melalui hubungan seksual. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko tertular
penyakit ini melalui hubungan seks. Masih ada kemungkinan tertular sifilis walaupun memakai
kondom yaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha untuk mencegah kontak non-
seksual dengan luka, ruam atau lapisan bermukosa karena adanya sifilis juga perlu dilakukan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Ternyata kasus-kasus infeksi menular seksual (IMS, seperti GO, sifilis, hepatitis B, dll.) dan
HIV/AIDS di kalangan dewasa yang bisa dilihat dari kasus IMS dan HIV/AIDS yang terdeteksi
pada ibu-ibu rumah tangga tidak menjadi perhatian. Itulah yang terjadi di Pontianak. Yang
disorot justru kasus IMS, juga disebut sebagai penyakit kelamin pada remaja atau pelajar di
Kota Khatulistiwa itu. Ini yang muncul di berita Banyak Pelajar Terinfeksi Penyakit
Kelamin (www.jpnn.com, 4/6-2011).
Disebutkan: Remaja di Kota Pontianak terindikasi Infeksi Menular Seksual (IMS) atau
mengalami penyakit kelamin dua tahun terakhir cenderung meningkat. Mereka tertular akibat
pergaulan bebas atau terlibat dalam dunia prostitusi. Ini data yang dilansir oleh Yayasan Nanda
Dian Nusantara, lembaga sosial yang bergerak dibidang perlindungan anak. Data di yayasan ini
menunjukkan tahun 2010 tercatat 111 anak di Kota Pontianak tertular IMS dan pada tahun 2011
naik menjadi 130.
Data ini tidak jelas. Apakah kasus 2011 merupakan kasus tahun 2010 yang ditambah dengan
kasus tahun 2011? Angka ini lagi-lagi menohok remaja karena tidak ada perbandingan dengan
kasus IMS pada kalangan dewasa. Akibatnya, ada kesan yang tertular IMS di Pontianak hanya
remaja.
Selain itu ada pula pernyataan yang tidak akurat yaitu tertular akibat pergaulan bebas atau
terlibat dalam dunia prostitusi. Ini kurang tepat karena penularan IMS tidak ada kaitannya
secara langsung dengan sifat hubungan seksual (pergaulan bebas dan prostitusi), tapi terkait
langsung dengan kondisi hubungan seksual yaitu remaja-remaja itu tidak memakai kondom
ketika melakukan hubungan seksual dengan laki-laki atau perempuan yang mengidap IMS. Ini
fakta.
Ketua yayasan, Devi Taemona, mengatakan: . setiap hari setidaknya dua pelajar datang ke
yayasan. Mereka kebanyakan positif tertular IMS. Tidak jelas dari mana diketahui pelajar itu
sudah tertular IMS. Apakah remaja itu sudah memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit
sehingga mereka mengetahui sudah tertular IMS, atau diperiksa di yayasan?
Kasus IMS pada remaja di Pontianak ini menunjukkan pemahaman mereka terhadap kesehatan
reproduksi yang sangat rendah sehingga mereka menjadi korban.
Celakanya, pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja tidak komprehensif
sehingga yang diketahui remaja pun tidak akurat. Ada kesan informasi tentang seksualitas
kepada remaja dibatasi dan dibalut dengan moral.
Ada anggapan kalau remaja diberikan pengetahuan yang komprehensif tentang seksualitas maka
mereka akan melakukan hubungan seksual. Ini yang ada di otak kalangan dewasa yang bisa saja
bertolak dari pengalaman mereka ketika remaja.
Apakah remaja yang mengetahui masalah seksualitas secara komprehensif atau lengkap otomatis
akan melakukan hubungan seksual? Tentu saja tidak!
Apakah remaja yang tidak mengetahui masalah seksualitas secara komprehensif atau lengkap
otomatis tidak akan melakukan hubungan seksual? Tentu saja tidak!
Dorongan hasrat seksual pada masa remaja sangat besar dan tidak bisa diganti dengan kegiatan
lain. Maka, remaja harus mendapatkan informasi yang akurat tentang seksualitas. Atau, kalangan
dewasa yang di masa remajanya tidak pernah melakukan hubungan seksual pranikah
memberikan cara yang mereka lakukan dahulu mengatasi dorongan seksual secara jujur.
Selama informasi tentang seksulitas tidak diberikan secara komprehensif kepada remaja selama
itu pula mereka akan menjadi korban. Jumlah remaja yang tertular IMS dan HIV akan terus
bertambah karena mereka tidak mengetahui cara-cara melindungi diri agar tidak tertular IMS dan
HIV atau dua-duanya sekaligus
3.1 Penyebab terjadinya IMS di kalangan remaja
1. Individu yang bersangkutan/ korban
Berdasarkan kasus di atas penyebab remaja terkena IMS adalah kurangnya pengetahuan
dan informasi tentang anatomi dan fisiologi reproduksi, bagaimana mencegah dan mendapatkan
perlindungan jika sudah terkena IMS. Perempuan juga tidak bisa memaksa pasangannya
memakai kondom.
Seorang remaja yang sudah mengalami menstruasi yang pertama dan mimpi basah pada
laki-laki maka sejak itu fungsi reproduksinya bekerja dengan segala konsekuensinya.
Ketidaksiapan remaja menghadapi perubahan-perubahan dalam dirinya termasuk diantaranya
menerima kenyataan dorongan seks mulai meningkat dan sulit dikendalikan, sering kurang
dipahami oleh orang dewasa yang ada disekitarnya. Nilai dan norma yang ada tidak jarang
menyebabkan konflik yang khas remaja, misalnya masalah masturbasi mereka tahu menurut
agama itu dilarang, tetapi mereka tidak mempunyai kemampuan untuk mengelola dorongan
seksnya. Akibatnya tidak sedikit remaja pria yang mempunyai masalah masturbasi.
Situasi di atas diperburuk dengan terbatasnya akses remaja memperoleh informasi seks
yang benar dan lengkap. Dalam ketidaksiapan remaja harus berhadapan dengan stimulus seks
dari lingkungan, dorongan seks yang muncul dalam dirinya, norma masyarakat dan nilai agama
yang harus dipegang teguh. Sementara mereka berjalan sendiri tanpa kawan. Orang tua hingga
saat ini masih sulit untuk menjadi kawan seiiring remaja untuk masalah seksualitas. Karena
banyak orang tua yang masih bingung akan apa yang mereka perbuat. Kebingungan itu meliputi
informasi apa yang apntas diberikan padda remaja, dan bagaiman cara memulainya dan lain-lain.
Kompleksitas masalah ini sering menempatkan remaja pada situasi yang sulit. Karenanya tidak
lagi bisa dihindari meningkatnya jumlah remaja yang berhubungan seks sebelum nikah,
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, melakukan aborsi dan terkena IMS.

2. Kebijakan yang berlaku


Kejadian IMS pada remaja disebabkan juga karena kurangnya akses terhadap pelayanan
dan program. Remaja tidak punya atau memiliki sedikit uang untuk membayar pelayanan,
kurang sarana transportasi atau tidak tahu bagaimana menggunakan pelayanan tersebut.
Upaya pemberian pendidikan seks sendiri di Indonesia masih banyak ditentang, bahkan
di dunia internasional pun masih merupakan perdebatan dua pendapat. Pandangan yang kurang
setuju dengan pendidikan seks mengkhawatirkan bahwa pendidikan seks yang diberikan pada
anak remaja akan mendorong mereka melakukan hubungan seks lebih dini dan melakukan
promiskuitas. Sementara pandangan yang setuju pada pendidikan seks beranggapan dengan
semakin didi mereka mendapatka informasi, mereka akan lebih siap menghadapi perubahan yang
terjadi pada tubuhnya dan mampu menghindarkan diri dari kemungkinan yang bisa terjadi,
misalnya tertular IMS.
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja, Indonesia Sehat 2010 memiliki target
menurunkan prevalensi permasalahan remaja secara umum, termasuk anemia pada remaja, dan
target agar remaja mendapat akses pelayanan kesehatan reproduksi remaja melalui jalur sekolah.
Jika target itu hendak dipenuhi, tentu segala mekanisme pelaksanaan dan persiapan lintas
sektoral perlu segera dilakukan. Jangan sampai target tersebut hanya menjadi hiasan semata,
tanpa pertanggungjawaban yang jelas. Termasuk juga ketika korban remaja terus bertambah;
diam-diam, tanpa terukur, tanpa terperhatikan karena instrumen pengukuran dan perlindungan
legalnya saja tidak ada.
Pemenuhan komitmen itu tidak berjalan sistematis dan menyeluruh, mengingat belum
ada kebijakan yang memiliki daya penegakan hukum dan pelaksanaan yang terukur untuk
mengintegrasikan hak remaja dalam memperoleh informasi, konseling, dan pelayanan kesehatan
reproduksi.
Hambatan Penyelenggaraan Harus diakui, di Indonesia memang kurang adanya
komitmen dan dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan yang mengatur tentang pendidikan
seksual dan reproduksi bagi remaja, terutama di tiap sekolah. Lemahnya kerja sama lintas sektor
(Depkes-Depdiknas-Depsos) dan kecenderungan menganggap LSM sebagai pesaing sekaligus
musuh pemerintah, menjadi hambatan penyelenggaraan program tersebut.
3. Petugas/ pelayanan kesehatan
Di segi pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
di Indonesia hanya dirancang untuk perempuan yang telah menikah, tidak untuk remaja. Petugas
kesehatan pun belum dibekali dengan keterampilan untuk melayani kebutuhan kesehatan
reproduksi para remaja. Jumlah fasilitas kesehatan reproduksi yang menyeluruh untuk remaja
sangat terbatas. Kalau pun ada, pemanfaatannya relatif terbatas pada remaja dengan masalah
kehamilan atau persalinan tidak direncanakan.
Keprihatinan akan jaminan kerahasiaan (privacy) atau kemampuan membayar, dan
kenyataan atau persepsi remaja terhadap sikap tidak senang yang ditunjukkan oleh pihak petugas
kesehatan, semakin membatasi akses pelayanan lebih jauh, meski pelayanan itu ada.
Di samping itu, terdapat pula hambatan legal yang berkaitan dengan pemberian pelayanan dan
informasi kepada kelompok remaja. Karena kondisinya, remaja merupakan kelompok sasaran
pelayanan yang mengutamakan privacy dan confidentiality. Hal itu menjadi penyulit, mengingat
sistem pelayanan kesehatan dasar di Indonesia masih belum menempatkan kedua hal tersebut
sebagai prioritas dalam upaya perbaikan kualitas pelayanan yang berorientasi kepada klien
4. Keluarga/ lingkungan
Kita akui memang, norma adat dan nilai budaya leluhur yang masih dianut sebagian
besar masyarakat Indonesia juga menjadi tantangan terbesar dalam penyelenggaraan pendidikan
seksual dan reproduksi berbasis sekolah.
Semisal masih banyaknya pendapat, permasalahan seks itu tabu untuk dibicarakan
kepada mereka yang belum menikah; dengan pendidikan seks, justru akan meningkatkan kasus-
kasus seperti kehamilan di luar nikah, aborsi, dan IMS, termasuk HIV/AIDS. Padahal, berbicara
seksual bukan sebatas intercourse melainkan banyak hal yang harus diketahui, mulai dari organ
kelamin, perihal kontrasepsi atau KB, sampai dengan bagaimana seorang wanita melahirkan.
Oleh karena itu, kaum muda atau remaja jangan lagi ditabukan dengan seks dan reproduksi; hal
itu malah akan memancing rasa kepenasaran mereka yang berakhir pada perilaku seksual yang
tidak sehat dan tidak bertanggung jawab.
Indonesia memang tidak mungkin dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan
negara-negara Amerika Serikat dalam hal perkembangan teknologi dan informasi kesehatan,
termasuk kesehatan seksual dan reproduksi. Tetapi, jika yang menjadi kompetitornya adalah
Malaysia yang sejak 1979 telah mendirikan Youth Advisory Center dan Filipina dengan
Developing Programme and Life Education, kita masih amat tertinggal. Langkah Awal Pilihan
dan keputusan yang diambil seorang remaja sangat bergantung kepada kualitas dan kuantitas
informasi yang mereka miliki, serta ketersediaan pelayanan dan kebijakan yang spesifik untuk
mereka, baik formal maupun informal
3.2 Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi IMS di kalangan remaja
Permasalahan yang diahadapi oleh remaja membutuhkan perhatian dari banyak piahak. Hasil
dari konferensi internasional mengenai kependudukan dan pembangunan (ICPD) mendorong
pemerintah dan LSM untuk mengembangkan program yang tanggap terhadap permasalahan
remaja.
Kegiatan pelayanan yang mendapat perhatian ICPD, adalah (Outlook, 2000):
1. Informasi dan konseling KB
2. Pelayanan klinis bagi remaja yang melahirkan dan remaja dengan anaknya
3. Konseling yang berkaitan dengan hubungan antar gender, kekerasan perilaku seksusl yang
bertanggung jawab dan penyakit menular seksual
4. Pencegahan dan perawatan terhadap penganiayaan seksual (sexual abuse) dan hubungan seksual
sedarah (incest)
Sebagai tindak lanjut dari komitmen tersebut, pemerintah mengembangkan dan
mengimplementasikan program KRR. Selama kurun waktu satu dekade, program tersebut
mengalami beberapa perkembangan sebagai berikut:
1. Tahun 1994-1995
Penyediaan materi konseling kesehatn remaja dan peleyanan konseling di puskesmas melalui
UKS, namun program ini belum youth friendly serta tidak melibatkan partisipasi remaja.
2. Tahun 1996
Pemerintah menyelenggarakan lokakarya nasional kesehatn reproduksi dengan melibatkan
beberapa sektor terkait (LSM, profesi, akademisi, donor). Dalam lokakarya tersebut disepakati
antara lain bahwa pelayanan KR dilaksanakan secara integratif dalam paket PKRE. Salah satu
komponen dari paket tersebut adalah kesehatan reproduksi remaja.
3. Tahun 1997-1998
Pengembangan pelayanan kesehatan remaja di puskesmas dengan pendekatan kemitraan dengan
sektor terkait (BKKBN, depdiknas, depag, depsos) dilakasanakan di jawa timur dan jawa tengah.
Sejumlah materi KIE dikembangkan (modul, buku saku). Nmaun program ini belum berhasil
mempengaruhi remaja untuk memanfaatkan puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya secara
optimal.
4. Tahun 2000
Pengembangan pelayanan kesehatn remaja dengan pengenalan komponen YOUTh Friendly
Health Services (YFHS), mulai terbentuk tim KRR diberbagai tingkatan (propinsi, kabupaten/
kota, kecamatan dan puskesmas) sampai tahun 2011 telah tersosialisasi ke 10 propinsi.
Sebagaimana program sebelumnya, program ini juga tidak berjalan baik.
5. Tahun 2002
Perkenalan program peleyanan kesehatn reproduksi remaja (PKPR) dengan puskesmas diberikan
kelkeluasaan berininovasi untuk meningkatkan akses remaja melelui pendekatan UKS, karang
taruna, dan anak jalanan maupun kegiatan remaja potensial lainnya. Remaja dilibatkan secara
aktif mulai perencanaan sampai evaluasi. Program ini juga mulai membina jejaring kerja dengan
LSM, swasta dan profrsi. Beberapa buka panduan untuk remaja turut dikembangkan, walaupun
sayangnya tidak didesiminasi secara luas.
6. Tahun 2003
Departemen kesehatan meluncurkan website tentang informasi kesehatan remaja (Lincah.com).
tapi ini juga tidak efektif mengingat tidak semua remaja bisa mengakses internet.
7. Tahun 2004
Perluasan jangkauan dan pemantapan program PKPR berupa penigkatan ketrampilan petugas,
pengembangan pedoman perencanaan PKPR tingkat kabupaten/ kota serta dilakukan
penyempurnaan kebijakan dan strategi nasional kesehatn remaja di Indonesia.
Dalam penyempurnaan kebijakan dan strategi naisonal tentang KRR, remaja tidak lagi diberi
akses terhadap pelayanan kesehatan melainkan hanya pelayanan informasi. Mengingat remaja
saat ini suadh terpapar dengan derasnya arus globalisasi teknologi seperti majalah, TV/ film,
internet, dampak buruknya tentu saja bisa mempengaruhi kondisi kesehatan reproduksisnya.
Kompleksitas masalah KR yang dihadapi oleh remaja, hanya pemberian informasi tidak lagi
mencukupi. Remaja juga perlu mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang privacy
dan non judgmental. Pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi dari berbagai pendekatan
seringkali paling efektif dalam menjangkau kelompok remaja. Namun hanya sedikit program
yang dievaluasi secara seksama berkaitan dengan dampak atau hasil akhirnya.
3.3 Rencana upaya yang akan dilakukan
1. Individu yang bersangkutan/ korban
Sebagai langkah awal pencegahan, peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan
reproduksi harus ditunjang dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang tegas
tentang penyebab dan konsekuensi perilaku seksual, apa yang harus dilakukan dan dilengkapi
dengan informasi mengenai saranan pelayanan yang bersedia menolong seandainya telah terjadi
kehamilan yang tidak diinginkan atau tertular ISR/PMS.
Pencegahan infeksi menular seksual terdiri dari dua bagian, yakni pencegahan primer dan
pencegahan sekunder. Pencegahan primer terdiri dari penerapan perilaku seksual yang aman dan
penggunaan kondom. Sedangkan pencegahan sekunder dilakukan dengan menyediakan
pengobatan dan perawatan pada pasien yang sudah terinfeksi oleh infeksi menular seksual.
Pencegahan sekunder bisa dicapai melalui promosi perilaku pencarian pengobatan untuk infeksi
menular seksual, pengobatan yang cepat dan tepat pada pasien serta pemberian dukungan dan
konseling tentang infeksi menular seksual dan HIV.
Upaya promotif
1. Pendidikan seks yang tepat untuk mengikis ketidaktahuan tentang seksualitas dan IMS.
2. Meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan ajaran agama untuk tidak berhubungan seks selain
pasangannya.
Upaya preventif
1. Hindari hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan atau dengan pekerja seks komersial
(WTS).
2. Bila merasa terkena IMS, hindari melakukan hubungan seksual.
3. Bila tidak terhindarkan, untuk mencegah penularan pergunakan kondom.
4. Memberikan penyuluhan dan pemeriksaan rutin pada kelompok risiko tinggi.
5. Penyuluhan dan pemeriksaan terhadap partner seksual penderita IMS.
Upaya kuratif
1. Peningkatan kemampuan diagnosis dan pengobatan IMS yang tepat.

2. Membatasi komplikasi dengan melakukan pengobatan dini dan efektif baik simtomatik maupun
asimtomatik.

Upaya rehabilitatif

1. Memberikan perlakuan yang wajar terhadap penderita IMS, tidak mengucilkannya, terutama
oleh keluarga dan partnernya, untuk mendukung kesembuhannya.

2. Kebijakan yang berlaku


Promotif
1) Pemerintah di semua level, harus menempatkan isu-isu kesehatan reproduksi remaja menjadi
prioritas utama dalam penyusunan kebijakan. Kebijakan yang dihasilkan harus dapat memastikan
remaja memperoleh hak-hak kesehatan reproduksinya.
Preventif
2) Departemen Kesehatan, juga Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Pelibatan
Depdiknas penting artinya, karena dengan masuknya pendidikan seksual dan kesehatan
reproduksi ke dalam kurikulum sekolah remaja mendapat akses yang terprogram secara bertahap
dan dapat dipertanggungjawabkan.
3) Media Massa harus ikut bertanggung jawab dalam memberikan informasi dan pengetahuan
kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja bukan malah membuat posisi remaja semakin sulit
dalam menjalani hak-hak kesehatan reproduksinya akibat banyaknya informasi yang
menyesatkan.
4) Membuka ruang dan akses bagi remaja untuk berpartisipasi dalam proses-proses pengambilan
keputusan menyangkut kebutuhan remaja akan hak-hak kesehatan reproduksi dan seksualnya.
Banyak program pemberdayaan remaja yang dilakukan selama ini tidak direspon secara positif
oleh remaja, karena remaja tidak dilibatkan dalam proses-proses pengambilan keputusan
menyangkut kebutuhannya.
Kuratif
Pemerintah hendaknya meningkatkan program untuk mengatasi masalah IMS pada remaja
sehingga bisa dilakukan diagnosa dini dan penanganan yang optimal untuk pengobatan IMS
pada remaja
Rehabilitatif
Pemerintah harus memberikan perlakuan yang wajar terhadap penderita IMS, tidak
mengucilkannya, untuk mendukung kesembuhannya.Hal ini bisa dilakukan dilakukan dengan
membuat suatu program/ perkumpulan remaja mantan IMS dimana program tersebut berisi
tentang informasi tentang kespro, pemberian ketrampilan sehingga nanti diharapkan remaja
tersebut bisa kembali ke lingkungan dengan percaya diri dan bisa memberikan informasi kepada
remaja lain tentang kespro.

3. Petugas/ pelayanan kesehatan


Promotif
Adanya penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang kesehatan reproduksi yang benar sehingga
mereka akan lebih mengerti tentang kesehatan reproduksinya dan tidak akan penasaran untuk
melakukan seks bebas yang akhirnya akan menderita IMS.
Preventif
Pelayanan kesehatan reproduksi di jasa pelayanan kesehatan yang terjangkau remaja sehingga
remaja tidak akan kesulitan memperoleh informasi tentang kespro.
Kuratif
Petugas/ pelayanan kesehatan harus dapat memberikan pelayanan yang bermutu sehingga IMS
pada remaja dapat ditangani dengan tepat dan tidak sampai terjadi komlpikasi yang tidak
diinginkan.
Rehabilitatif
Petugas kasehatan harus selalu memantau kesehatan remaja dan memberikan perlakuan yang
wajar terhadap penderita IMS, tidak mengucilkannya, untuk mendukung kesembuhannya
4. Keluarga/ lingkungan
Promotif
Keluarga dan masyarakat harus mulai membuka diri terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi
dan Seksual. Sikap keluarga dan masyarakat yang selama ini apriori dan ketakutan, jika remaja
mendapat pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas akan semakin mendorong mereka
melakukan seks bebas harus dihilangkan. Sebab, dari banyak penilitian dan pengalaman berbagai
pihak yang secara intensif memberikan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi dan
seksual kepada remaja secara benar, mampu merubah perilaku seksual remaja untuk semakin
bertanggungjawab. Penelitian dan pengalaman banyak pihak, mentabukan pendidikan seks di
keluarga dan masyarakat semakin tidak dapat menyelesaikan masalah. Sebab, semakin
pendidikan seks di tabukan, semakin mendorong remaja untuk ingin tahu dan ingin mencoba.
Sebab, faktanya remaja semakin mudah mendapatkan akses seksualitas yang menyesatkan
melalui berbagai media electronik ( lihat di internal, puluhan jenis situs pornografi yang
menyajikan rangsangan seksual remaja dapat dengan mudah diakses oleh remaja).
Preventif
Pemberian informasi tentang kespro kepada orang tua dan masyarakat sehingga diharapkan
mereka bisa memberikan informasi kepada anak/ remaja dimana orang tua dan masyarakat
merupakan orang yang dipercaya dan menjadi panutan bagi remaja. Hal ini bisa dilakukan
dengan adanya program desa siaga dimana disitu terdapat poskesdes dan anggotanya merupakan
kaderisasi dari masyarakat sehingga remaja akan lebih mudah berkomunikasi dengan mereka.
Kuratif
Keluarga dan masyarakat
Dengan adanya poskesdes tersebut remaja yang terkena IMS dapat segera diberikan pengobatan
yang tepat sehingga tidak terjadi komplikasi.
Rehabilitatif
Keluaraga dan masyarakat harus memberi dukungan kepada remaja yang terkena IMS sehingga
mereka merasa tidak dikucilkan dan tetap menjadi bagian dari masyarakat yang utuh.

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Terjadinya berbagai peningkatan kasus, IMS dikalangan remaja, disebabkan karena
kesehatan reproduksi remaja di Indonesia sampai saat ini belum mendapat perhatian yang
optimal dari orang tua, tokoh agama dan pemerintah. Remaja baik di kota maupun desa masih
mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses informasi, pendidikan dan pelayanan berkaitan
dengan Kesehatan Reproduksinya. Sementara, disisi lain perkembangan teknologi informasi
yang menyajikan berbagai informasi pornografi mudah diakses oleh remaja, sehingga
mendorong remaja untuk melakukan hubungan seks bebas..
Untuk meningkatkan pengetahuan remaja terhadap kesehatan reproduksi dan seksual,
sehingga remaja mampu membuat keputusan terhadap kebutuhan dan hak-hak reproduksinya
secara sehat, aman dan bertanggungjawab, diperlukan langkah-langkah taktis dan strategis
melalui pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Berkaitan dengan membuka akses
informasi, pendidikan dan pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja diperlukan dukungan dari
berbagai pihak, seperti; orang tua dan tokoh agama dan perhatian serta keseriusan dari
pemerintah di semua level. Pembagian peran dan tanggung jawab berkaitan dengan membuka
akses dan pelayanan terhadap remaja agar mereka dapat menjalani hak-hak kesehatan
reproduksinya secara bertanggungjawab

DAFTAR PUSTAKA

Departeman Kesehatan RI. 2006. Kesehatan reproduksi modul mahasiswa. Jakarta: Depkes RI
http://dauzzsimololkumpulanmakalahfkm.blogspot.com/2010/01/kesehatan-reproduksi-
remaja.html

http://regional.kompasiana.com/2011/06/07/di-pontianak-kalbar-remaja

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/06/26/19383/Hak.Remaja.atas.Kesehatan
.Reproduksi

http://www.kesrepro.info/?q=node/312

Murtiastutik Dwi. 2008. Infeksi Menular Seksual. Surabaya: Airlangga University Press

Anda mungkin juga menyukai