Anda di halaman 1dari 5

PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK (PMBA)

Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) yaitu melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD),
memberikan ASI eksklusif, memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan dan
melanjutkan pemberian ASI hingga bayi berusia 2 tahun.

Sebagai generasi penerus bangsa, anak harus dipersiapkan sejak dini dengan upaya yang tepat,
terencana, intensif dan berkesinambungan agar tercapai kualitas tumbuh kembang fisik, mental,
sosial, dan spiritual tertinggi. Salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian tertinggi
kualitas tumbuh kembangnya sekaligus memenuhi hak anak sebagaimana yang diamanatkan
Undang-Undang Dasar 1945 dan Perjanjian Internasional seperti konferensi Hak Anak (Komisi Hak
Asasi Anak PBB, 1989 Pasal 24), yakni memberikan makan yang baik bagi anak usia di bawah 2
tahun.

Pemerintah berupaya menurunkan angka kematian bayi (AKB) dengan program ASI Eksklusif.
Kebutuhan gizi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sampai usia 6 bulan cukup
dipenuhi hanya dari ASI saja karena ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan
untuk memenuhi seluruh kebutuhan gizi selama 6 bulan kehidupan. Banyak penelitian yang
membuktikan bahwa pemberian ASI eksklusif memiliki dampak terbesar terhadap keselamatan
balita, yakni 13% kematian balita dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Penelitian
Sankar (2015) didapatkan hasil risiko kematian empat kali lipat lebih tinggi pada anak-anak yang
diberi cairan atau padatan berbasis susu selain ASI. Penelitian yang dilakukan oleh Chantry, et al
(2006) menyatakan bahwa dengan menyusui eksklusif selama 6 bulan dapat menurunkan risiko
infeksi saluran pernafasan.

Pemberian makanan yang terlalu dini dan tidak tepat mengakibatkan banyak anak yang
menderita kurang gizi. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan sejak lahir secara rutin
dan berkesinambungan. Fenomena gagal tumbuh atau growth faltering pada anak Indonesia mulai
terjadi pada usia 4-6 bulan ketika bayi diberi makan selain ASI dan terus memburuk hingga usia 18-
24 bulan. MP-ASI mulai diberikan sejak bayi berumur 6 bulan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
gizi bayi dan anak selain dari ASI. MP-ASI yang diberikan dapat berbasis local, Pemberian MP-ASI
berbasis makanan lokal dimaksudkan agar keluarga dapat menyiapkan MP-ASI yang sehat dan
bergizi seimbang bagi bayi dan anak 6-24 bulan di rumah tangga sekaligus sebagai media
penyuluhan.

Berdasarkan data Riskesdas prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di Indonesia masih sangat tinggi
pada tahun 2007 sebanyak 18,4% dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 19,6% oleh karena itu
pemerintah secara optimal mengampanyekan program PMBA guna menurunkan prevalensi gizi
buruk dan gizi kurang sehingga pada tahun 2018 prevalensinya menurun menjadi 17,7%. Meskipun
terjadi penurunan angka gizi buruk dan gizi kurang tetapi penurunannya belum sesuai target RPJMN
2019 sebanyak 17%
1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
a. PENGERTIAN
Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan
setidaknya selama 1 jam, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak
disodorkan ke puting susu). Dengan demikian bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga 2
tahun dan mencegah anak kurang gizi. Dengan mempraktikkan IMD, maka produksi ASI akan
terstimulasi sejak dini, sehingga tidak ada lagi alasan ASI kurang atau ASI tidak keluar yang
sering menjadi penghambat ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif hingga bayi berusia
6 bulan. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang
merekomendasikan IMD sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, Karen IMD dapat
menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam
pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai
indikator global.
b. TAHAP-TAHAP DALAM IMD
 Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi atau tidak
menggunakan obat kimiawi, jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak,
di khawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam
IMD.
 Para petugas kesehatan yang membantu ibu menjalani proses persalinan, akan
melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu
harus menjalani operasi caesar.
 Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan
vernik caseosa, karena vernik caseosa akan membuat bayi tetap merasa hangat
dan nyaman.
 Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi
menempel pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat
dipakaikan topi, kemudian jika perlu bayi dan ibu diselimuti.
 Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari
sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu)
 Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, ibu perlu didukung dan
dibantu untuk mengenali perilaku bayinya sebelum menyusu.
 Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai
proses menyusu pertama selesai.
 Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur,
dicap, diberikan vitamin K dan tetes mata.
 Ibu dan bayi tetap bersama dan rawat gabung.
c. MANFAAT IMD
 Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan
suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko
kematian akibat hypothermia (kedinginan)
 Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak
jantung bayi lebih stabil. dengan demikian bayi akan jarang rewel sehingga
mengurangi pemakaian energi.
 Bayi memperoleh bakteri baik dari ASI ibu, bakteri baik ini akan membuat koloni
di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
 Bayi mendapatkan kolostrum, yaitu cairan yang kaya akan antibodi atau zat
kekebalan dan zat penting lainnya untuk pertumbuhan ususnya. Usus bayi ketika
dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah makanan. Antibodi
dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin
keberlangsungan hidup bayi.
 Bayi memperoleh ASI yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus dan
alergi. Makanan selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia
(misalnya susu hewan) yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
 Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI
eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
 Sentuhan, jilatan, dan hisapan bayi pada puting susu ibu merangsang keluarnya
oksitosin yang penting karena:
1) Menyebabkan Rahim berkontraksi sehingga membantu mengeluarkan
plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
2) Merangsang hormone lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks,
dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormone
meningkatkan ambang rasa nyeri) dan timbul rasa bahagia.
3) Merangsang mengalirnya ASI dari payudara, sehingga ASI matur (ASI
yang putih) dapat lebih cepat keluar.
d. MITOS-MITOS INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
Mitos:
1) Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah menyusui.
2) Bayi baru lahir tidak dapat menyusu sendiri.

Fakta

1) Ibu yang baru melahirkan mampu segera menyusui bayinya, memeluk dan menyusui
bayi dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah ibu setelah melahirkan.
2) Bayi memiliki naluri kuat untuk mencari puting susu ibunya selama satu jam setelah
kelahiran. jika tidak segera menyusu naluri ini akan terganggu sehingga muncul
masalah dalam menyusu. Naluri ini baru muncul kembali kurang

Memperkenalkan Makanan Padat

Dari sejumlah penelitian medis terakhir menyarankan bahwa makanan padat

sebaiknya dikenalkan pada bayi saat ia berusia 6 bulan. Karena di usia tersebut, sistem pencernaan
dan sistem kekebalan tubuh anak relatif sudah sempurna dan siap untuk menerima makanan padat.
Hal ini akan mengurangi kemungkinan resiko terkena alergi makanan. Di 6 bulan pertama kehidupan
seorang anak, ia mempelajari dengan baik cara untuk menyusu pada ibunya ataupun menghisap dari
botol susu. Saat bayi mulai fase makan (> 6 bl), maka ia akan mempelajari keahlian baru. Mulai dari
bagaimana ia belajar untuk mendorong makanan di rongga mulut dengan lidahnya, hingga masuk ke
bagian belakang mulut kemudian menelannya. Saat makanan dimasukkan dengan sendok ke dalam
mulut, bayi harus belajar menggunakan lidahnya untuk mendorong makanan ke arah belakang dan
bukan ke arah depan. Ia juga belajar menggunakan bibirnya untuk mengambil makanan dari sendok.
Sebelum bayi diperkenalkan makanan padat, ia hanya menggunakan otot rahang dan pipi untuk
menyusu. Disinilah keisitimewaan dari pengenalan pertama makanan padat, karena momen
tersebut merupakan pengalaman yang sangat baru dan luar biasa bagi sikecil. Jangan pernah
meninggalkan bayi sendirian dengan makanannya, terutama di awal-awal ia belajar makan. Ini
dikarenakan ia mungkin saja tersedak setiap saat. Jika pengenalan makanan padat terlambat (usia >6
bln)diberikan, maka beberapa bayi seringkali kesulitan untuk belajar menelan dan mengunyah
makanannya.

Makanan pertama terbaik untuk bayi anda


Makanan padat pertama yang diberikan kepada anak haruslah mudah dicerna. Dan bukanlah
makanan yang mempunyai resiko alergi yang tinggi.Jangan tergiur untuk menambahkan gula atau
garam pada makanan bayi.Biarkan rasanya hambar, biarkan anak merasakan rasa asli dari makanan
tersebut. Garam dapat mengancam ginjal bayi. Sementara gula dapat membuat bayi anda kelak
menyukai makanan manis, sehingga dapat merusak giginya.

Di minggu-minggu pertama pemberian MPASI, berikan bubur beras dengan 1 macam sayuran atau 1
macam buah. Kenalkan satu persatu. Jangan dicampuraduk menjadi satu. Biarkan ia belajar
mengenal rasa tiap jenis makanan yg masuk ke dalam mulutnya.

Memberikan MPASI adalah waktu yang sangat tepat untuk mengetahui dengan betul makanan mana
yang tidak dapat ditolerir oleh bayi anda.Namun jika anda mencampur aduk makanannya (antara
karbohidrat, sayur, dan lauk pauknya), maka sangatlah sulit untuk mencari pencetusnya jika terjadi
alergi.

Sayuran pertama: Wortel, kentang, lobak, labu parang, ubi merah, segala macam ubi-ubian, kacang
polong, brokoli, kembang kol.Buah-buahan pertama: Apel, pear, pisang, pepaya, alpukat.

Tepung beras (baby rice): Campurkan tepung beras dengan air/ASI/susu formula. Tepung beras
sangat mudah dicerna dan rasa susu membuat masa transisi ke makanan padat menjadi lebih
mudah. Tepung beras dapat diberikan bersamaan dengan buah atau sayur.

Daging: Daging giling yang dimasak matang dapat diperkenalkan sebagai makanan pertama bayi.
Meski demikian, secara umum, kebutuhan utama protein dan zat besi anak usia 6 bl didapatkan dari
ASI / susu formula.

Makanan yang perlu dihindari di awal pengenalan MPASI

Susu sapi/kambing. Etc Dairy products (seperti yogurt, keju, dsbnya) Telur Makanan yang
mengandung gluten seperti gandum, rye, barley dan oat Madu Kerang-kerangan dan ikan Makanan
pedas Kacang-kacangan (kacang tanah, almond. dsbnya) Daging/ikan asap Garam Gula Buah
beraroma tajam / Citrus fruits (spt. strawberry, raspberry, lemon)

Waktu pemberian MPASI

Pemberian MPASI merupakan waktu yang amat istimewa bagi si Kecil dan juga anda. Berikan di
waktu yang nyaman untuk anak dan juga anda. Jika memungkinkan, berikanlah MPASI di waktu yang
sama setiap harinya. Tujuannya agar terbentuk suatu pola atau kebiasaan.

Sebelum anda mengenalkan MPASI, bayi terbiasa dengan pola menyusu yang teratur tanpa henti.
Terkadang akan sangat mengganggunya, jika ia harus berhenti di sela-sela acara makannya sekarang.
Untuk itu, berikanlah anak sedikit ASI / susu formula, sebelum memberikan MPASI. Sehingga ia tidak
terlalu kelaparan yang sangat mungkin membuatnya marah atau frustasi.

Di hari-hari pertama pemberian MPASI, bayi biasanya hanya memerlukan sedikit makanan padat.
Misalnya, 2 – 3 sendok kecil penuh. Dimulai dari 1kali pemberian MPASI per hari. Misalkan saat
makan siang. Kemudian dapat ditingkatkan menjadi 3 kali sehari (makan pagi, makan siang dan
makan malam).

Yang perlu diingat, ukurlah selalu suhu dari makanan sebelum diberikan kepada si kecil. Dudukkan
bayi anda di pangkuan atau di kursi makan bayi.Cobalah membuat acara makan menjadi
pengalaman yang sangat menyenangkan. Senyumlah selalu dan ekspresikan bagaimana senangnya
acara makan. Jangan lupa ajaklah ia bicara saat anda menyuapinya. Ingat makan bagi anak adalah
lebih dari sekedar acara pemenuhan nutrisi. Tetapi masa pembelajaran yang baik dan
menyenangkan

Apabila si Kecil menolak MPASI

Bukanlah suatu masalah besar jika si kecil menolak suapan anda. Cobalah berikan kembali MPASI
beberapa hari setelahnya. Atau siapkan makanan saring (puree) yang lebih encer sehingga lebih
memudahkan bayi anda untuk menelan. Terutama bagi bayi yang belum menguasai betul cara
mengunyah dan menelan makanan. Anda juga dapat memulai dengan mencelupkan jari anda yang
sudah bersih ke dalam makanan saring si bayi, kemudian biarkan bayi anda untuk menghisapnya dari
jari anda. Hal ini dapat dilakukan di awal-awal masa pengenalan MPASI, karena beberapa bayi tidak
suka merasakan sendok di mulutnya.

Jika bayi anda hanya makan sedikit makanan padatnya, janganlah memaksanya untuk makan.
Biasanya para bayi tahu persis kapan ia mereka merasa cukup kenyang.

Sumber: Widaryanti, Rahayu. (2019). “Pemberian Makan Bayi dan Anak”. Yogyakarta: CV Budi
Utama. https://books.google.com/books/about/Pemberian_Makan_Bayi_dan_Anak.html?
hl=id&id=UcuXDwAAQBAJ#v=onepage&q=pemberian%20makan%20bayi%20dan%20anak
%20(pmba)&f=false

Anda mungkin juga menyukai