Anda di halaman 1dari 16

Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

PANDUAN INISIASI MESNYUSU DINI DAN ASI


RUMAH SAKIT AMAL SEHAT WONOGIRI

BAB I
DEFINISI

A. INISIASI MENYUSU DINI


1. Pengertian
Inisiasi menyusu dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi
dibiarkan mencari putting susu sendiri (tidak disodorkan ke putting susu).
2. Manfaat Kontak Kulit
a) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan
suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko
kematian karena hypothermia (kedinginan).
b) Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak
jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga
mengurangi pemakaian energi.
c) Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI
ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi
bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
d) Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan
antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk
pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap
untuk mengolah asupan makanan. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan
terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
e) Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan,
fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan
protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik
oleh usus bayi.
f) Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif
dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
g) Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang
keluarnya oksitosin yang penting karena:
 Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan
mengurangi perdarahan ibu.
 Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan
mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormone
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
 Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang
berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
3. Tujuan Dan Manfaat Inisiasi Menyusu Dini Bagi Ibu Dan Bayi
Pentingnya menyusui ASI terutama dalam hal ini adalah dengan segera memberikan ASI
pertama yang mengandung kolostrum memberikan banyak faedah dan manfaatnya.

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 1


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

Berikut adalah manfaat IMD bagi ibu yang pada dasarnya juga sama seperti pentingnya
dan manfaat menyusui bagi ibu antara lain adalah sebagai berikut:
a) Dengan melakukan tahapan proses inisiasi menyusui dini yang benar maka hal
ini akan bermanfaat untuk ibu sendiri untuk meningkatkan produksi ASI sehingga
dapat mempermudah menjalankan ASI eksklusif.
b) Kegiatan memberi asi eksklusif akan dapat membantu dalam rangka
mengurangiresiko terkena kanker payudara, kanker ovarium, dan
osteoporosis pada ibu-ibu yang dalam masa menyusui.
c) Mencegah Perdarahan. Menyusui bayi segera setelah lahir dapat mendorong
terjadinya kontraksi rahim dan mencegah terjadinya perdarahan. Ini dapat
membantu mempercepat proses kembalinya rahim ke posisi semula.
d) Hisapan mulut bayi pada payudara sang ibu akan merangsang keluarnya oksitosin
yang penting karena:
1) Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan
mengurangi perdarahan ibu.
2) Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan
mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia. Dan juga
merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang
berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.

B. ASI EKSLUSIF
1. Pengertian
ASI ekslusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur nol
sampai enam bulan (6x30 hari). Hanya satu satunya makanan atau minuman yang
diperlukan oleh bayi dalam enam bulan pertama.
2. Jenis-Jenis ASI
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa
jadwal dan tidak diberikan makanan lain walaupun hanya air putih sampai bayi berusia
enam bulan.
Berikut ini ada uraian mengenai jenis-jenis ASI.
a. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan oleh kelenjar payudara
pada hari pertama hingga hari ke 3-5 setelah persalinan. Komposisi kolostrum ASI
setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan
disebabkan oleh tingginya komposisi protein dan sel-sel hidup. Kandungan protein
pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu
matang, Sedangkan kandungan laktosanya lebih rendah dibandingkan ASI matang.
b. ASI Transisi
Sesuai namanya, ASI pada masa transisi ini diproduksi pada hari ke 3-5 hingga hari
ke 8-11 dengan komposisi yang sedang berubah. Jumlah volume ASI semakin
meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat
arang semakin tinggi. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan bayi karena aktifitas
bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada
masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 2


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

c. ASI Matang
Yaitu ASI yang keluar pada hari 8-11 hingga seterusnya. ASI matang merupakan
nutrisi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai enam
bulan. ASI matang, dibedakan menjadi dua, yaitu susu awal atau susu primer,
dan susu akhir atau susu sekunder. Susu awal adalah ASI yang keluar pada setiap
awal menyusui, sedangkan susu akhir adalah ASI yang keluar pada setiap akhir
menyusui.
3. Tujuan Pemberian ASI Eksklusif
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dan juga manfaat ASI eksklusif yang bisa
didapatkan baik itu untuk ibu menyusui maupun bagi sang bayi yaitu antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Untuk Bayi antara lain mendapatkan faedah manfaat asi antara lain adalah sang
bayi dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik,mengandung antibodi,
asi mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian karies dentis,
memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan
bayi, terhindar dari alergi, ASI meningkatkan kecerdasan bayi, membantu
perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan
mengisap mulut bayi pada payudara sang ibu.
b. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat dan faedahnya antara lain
adalah bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan ibu, membantu
dalam hal penurunan berat badan, aspek psikologi yang akan memberikan
dampak positif kepada para ibu yang menyusui air susu ibu itu sendiri.

Manfaat Kolostrum bagi kesehatan bayi yang terdapat dalam proses menyusui dini sejak
dilahirkan akan banyak memberikan dampak dan pengaruh yang baik dan positif bagi
kesehatan tumbuh kembang bayi di kemudian harinya. Diantara manfaat tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
1) Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi
usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein
manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
Bahkan bisa sampai menimbulkan terjadinya tanda dan gejala alergi pada bayi anak.
2) Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi
(zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus.
Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan
makanan.
3) Pengaruh positif psikologis bagi bayi dan ibu. Hal ini akan bisa terlihat pada dampak
efek psikologis bagi sang ibu dan sang bayi adalah membuat keduanya merasa lebih
tenang dan rileks setelah melalui proses persalinan yang baru dijalani berdua. Pengaruh
lainnya adalah pernafasan dan detak jantung keduanya akan lebih stabil. Bayi akan
lebih jarang menangis sehingga hal ini akan bermanfaat untuk mengurangi pemakaian
energi.
4) Ikatan batin antara ibu dan bayi anak akan lebih erat terjamin. “Bonding” (ikatan kasih
sayang) antara ibu – bayi akan lebih baik karena 1 – 2 jam pertama, bayi dalam keadaan
siaga. Setelah itu biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama dan beristirahat
pertamanya setelah dilahirkan di dunia ini.

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 3


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

5) Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan
mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.

C. ASI EKSLUSIF DAN DONOR ASI DALAM PANDANGAN ISLAM


Di antara tanggung jawab pertama orang tua ketika si buah hati lahir adalah
memberinya nafkah yang mencukupi kebutuhannya, mulai dari pakaian sampai makanan. Dan
al-Hamdulillah, di antara tanda kesempurnaan ciptaan Alloh ta’ala adalah diciptakannya ASI
bagi para wanita (bahkan hewan mamalia betina) yang telah melahirkan sebagai makanan bagi
anaknya. Dan menurut penelitian para Dokter sekarang ini bahwa ASI adalah makanan terbaik
bagi bayi, bahkan bagi bayi yang lahir premature.
Dan Kolostrum (ASI yang keluar di awal-awal setelah melahirkan, berwarna kekuning-
kuningan) menurut beberapa literatur merupakan “imunisasi alami” bagi bayi atau sebagai
obat yang mengandung zat kekebalan yang sangat berguna bagi bayi, karena dapat melindungi
bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi.
Masa menyusui adalah masa terpenting bagi pertumbuhan bayi. Nutrisi yang diterima
bayi pada masa yang diistilahkan sebagai masa emas (golden age) ini ternyata dibahas dalam
Alquran. Firman Allah dalam surat Al-Baqoroh ayat 233 :

Artinya :
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang
ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak
ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al
Baqarah 233]

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 4


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

Amru bin Abdullah pernah berkata kepada isteri yang menyusui bayinya, “Janganlah
engkau menyusui anakmu seperti hewan yang menyusui anaknya karena didorong kasih
sayangnya kepada anak. Akan tetapi susuilah dengan niat mengharap pahala dari Allah dan
agar ia hidup melalui susuanmu itu. Mudah-mudahan ia kelak akan bertauhid kepada Allah
Subhanahuwata’ala.”
Meskipun agama Islam telah memerintahkan seorang ibu untuk menyusui anaknya
sendiri dengan ASI, namun ada sebagian ibu yang mendapat pengecualian untuk tidak
menyusui bayinya, bahkan ada yang dilarang sama sekali.
Pengecualian ini diberikan terutama kepada ibu yang mengidap penyakit berat yang
apabila memberikan air susunya kepada anaknya justru akan membuat bahaya bagi si anak
atau ibu itu sendiri. Penyakit-penyakit berat itu misalnya ibu menderita demam tinggi, buah
dada ibu membengkak, dan berbagai penyakit lain yang mungkin ibu tidak bisa menyusui
anaknya.
Untuk mengahadapi hal tersebut, Islam memberikan jalan keluar kepada para orang tua
untuk menyusukan pada orang lain. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surat al-
Baqarah ayat 233
Akan tetapi, dalam hal proses menerima donor ASI, ada persyaratan yang harus
dipenuhi. Islam menghimbau pengikutnya untuk menerima ASI dari ibu sepersusuan yang
merupakan seorang muslimah, berakhlak baik, sehat, serta memiliki ibadah yang baik.
Donor ASI bukannya tanpa konsekuensi, dengan jelas hadis Nabi menyatakan bahwa
anak yang disusui dengan ibu susu akan menjadi saudara sepersusuan. Karenanya mereka akan
menjadi mahram, dan akibatnya haram untuk menikah ketika dewasa nanti.
Berdasar fatwa MUI no 28 tahun 2013 terjadinya mahram (haramnya terjadi pernikahan)
akibat radla’ (persusuan) jika :
1. usia anak yang menerima susuan maksimal dua tahun qamariyah.
2. Ibu pendonor ASI diketahui identitasnya secara jelas.
3. Jumlah ASI yang dikonsumsi sebanyak minimal lima kali persusuan.
4. Cara penyusuannya dilakukan baik secara langsung ke puting susu ibu (imtishash)
maupun melalui perahan.
5. ASI yang dikonsumsi anak tersebut mengenyangkan.

Pemberian ASI yang menjadikan berlakunya hukum persusuan adalah masuknya ASI
tersebut ke dalam perut seorang anak dalam usia antara 0 sampai 2 tahun dengan cara
penyusuan langsung atau melalui perahan.
Seorang muslimah boleh memberikan ASI kepada bayi non muslim, karena pemberian
ASI bagi bayi yang membutuhkan ASI tersebut adalah bagian dari kebaikan antar umat
manusia.
Boleh memberikan dan menerima imbalan jasa dalam pelaksanaan donor ASI, dengan
catatan;
a) tidak untuk komersialisasi atau diperjualbelikan; dan
b) ujrah (upah) diperoleh sebagai jasa pengasuhan anak, bukan sebagai bentuk jual beli
ASI.

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 5


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

D. ADAB MENYUSUI
Bebrapa adab dalam Islam mengenai cara untuk menyusui anak yang tepat sesuai aturan
1. Mencuci kedua tangan
Ibu harus memastikan bahwa tangannya steril supaya bayi ketika disusui akan terhindar
dari berbagai kuman penyakit yang dapat menyebabkan sakit. Selain itu ajari anak sejak
dini bahwa sebelum makan atau minum harus mengucapkan basmallah karena
dimanapun berada dan apa yang dilakukan harus selalu ingat Allah. Itu akan menjadikan
pembiasaan yang baguas bagi ibu dan anak.
2. Membersihkan puting dengan air hangat
Kalau puting terlihat tidak bersih, maka Ibu harus membersihkan putting terlebh dahulu
sebelum menyusui bayi supaya bayi nyaman ketika minum ASI. Ibu dituntut untuk rutin
dalam hal ini. Jadi, hindari kata malas demi kebaikan bayi dan Ibu sendiri.
3. Menyusui denga posisi duduk
Islam mengajarkan bahwa ketika makan dan minum sebaiknya harus duduk. Maka dari
itu, Ibu juga harus dapat menerapkannya ketika menyusui bayi. Hal ini akan menjadikan
pembiasaan yang bagus untuk Ibu dan bayi. Karena menyususi yang baik itu adalah
selama 2 tahu. Ketika anak 2 tahun sudah mengerti dan paham aturan makan dan
minum harus duduk, maka selanjutnya mereka akan mudah dalam mengapikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari karena sudah dibiasakan oleh Ibunya sejak bayi. Hindari
menyusui dengan cara berdiri atau tiduran.
4. Pastikan bayi minum ASI dengan tepat
Ibu harus menyeimbangkan ketika memberikan ASI. Tidak dianjurkan seorang Ibu hanya
menyusui bayinya dari payudara sebelah kiri atau kanan saja. Anjuran yang tepat adalah
menyusi bayi dari payudara sebelah kiri dan berganti ke sebelah kanan sampai bayi
kenyang. Selain itu, pastikan bayi mebghisap ASI melalui puting yang berwarna coklat
saja. Karena ASI yang keluar akan lebih optimal jika yang dihisap adalah puting yang
berwarna coklat.
5. Bersihkan mulut dan pipi bayi setelah bayi kenyang
Membersihkan mulut dan pipi bayi berfunsgi agar bersih dan tidak timbul bintik-bintik
merah pada pipi bayi dan didekati oleh semut. Oleh karena itu, alangkah baiknya
dibersihkan menggunakan air hangat yang diusap dengan kapas sampai bersih.
6. Membacakan hamdallah setelah selesai menyusui
Membacakan bacaan “Alahamdulillah” setelah selesai menyusui sambil dibisikkan di
telinganya supaya menjadi pembiasaan yang baik bagi bayi. Karena sudah dibiasakan
sejak bayi, maka dikemudian hari nanti kalimat itu akan menjadi suatu kebiasaan.
7. Bayi disendawakan
Sebelum bayi tidur, sebaiknya bayi disendawakan terlebih dahulu supaya udara yang
dihisap bayi bisa keluar dan tidur bayi pun akan lebih nyenyak.

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 6


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan IMD dan ASI Eklusif ini ditujukan kepada:


1. Seluruh karyawan Rumah Sakit Amal Sehat bagian kebidanan baik VK atau bangsal perawatan.
2. Seluruh dokter di Rumah Sakit Amal Sehat
3. Seluruh bidan kamar bersalin
4. Seluruh bidan bangsal nifas
5. Seluruh ibu bersalin dan keluarga pasien di Rumah Sakit Amal Sehat
Pelayanan IMD dan ASI Eklusif di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri mencakup seluruh bayi yang
dilahirkan dan ibu bersalin di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri.

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 7


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

BAB III
TATALAKSANA IMD DAN ASI EKSLUSIF

A. INISIASI MENYUSU DINI


1. Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
a) Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan
obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan
akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi
menyusu dini.
b) Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan
melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu
harus menjalani operasi caesar.
c) Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan
vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
d) Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat
pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan
topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
e) Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri
putting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi
memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
f) Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan
dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang
berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh
bayi.
g) Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang
keluarnya oksitosin yang penting karena:
1) Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan
mengurangi perdarahan ibu.
2) Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan
mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormone
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
3) Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang
berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.

2. Langkah-lagkah dalam Inisiasi Menyusu Dini


Berikut ini langkah-langkah melakukan IMD yang dianjurkan di Rumah sakit
a) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
b) Disarankan juga tidak menggunakan bahan kimia saat persalinan, karena akan
mengganggu dan mengurangi kepekaan bayi untuk mencari puting susu ibu.
c) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
d) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua
tangannya.
e) Tali pusat dipotong lalu diikat.

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 8


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

f) Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan
karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
g) Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu sehingga
terjadi kontak kulit bayi dan kulit ibu.
h) Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk
mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.

3. Tata laksana Inisiasi Menyususi Dini pda operasi Caesar


Berikut ini adalah tatalaksana IMD pada operasi caesar
a) Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif
b) Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20-25°C. Disediakan selimut untuk
menutupi punggung bayi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
c) Usahakan pembiusan ibu bukan pembiusan umum tapi epidural.
d) Tata laksana selanjutnya sama dengan tata laksana umum diatas.
e) Jika inisiasi belum terjadi dikamar bersalin ,kamar operasi atau bayi harus pindah
sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan didada ibu ketika dipindahkan ke
kamar perawatan atau pemulihan.Menyusui dini di anjurkan di kamar perawtan
ibu atau kamar pulih.

4. Lima urutan perilaku bayi saat menyusu pertama kali


Langkah Perilaku yang teramati Perkiraan waktu
1 Bayi beristirahat dan melihat 30 menit pertama
Bayi mulai mendekatkan bibir dan 30-60 menit setelah lahir
membawa jarinya ke mulut dengan kontak kulit dengan
2
kulit terus menerus tanpa
terputus.
3 Bayi mengeluarkan air liur
Bayi menendang, menggerakkan
kaki,bahu, lengan dan badannya ke arah
4
dada ibu dengan mengandalkan indera
penciumannya.
5 Bayi meletakkan mulutnya ke putting ibu.

B. ASI EKSLUSIF
1. Mengapa Asi Eksklusif Diberikan Sampai 6 Bulan?
a) ASI mengandung zat gizi yang ideal dan mencukupi untuk menjamin tumbuh
kembang sampai umur 6 bulan.
b) Bayi kurang 6 bulan belum mempunyai enzim pencernaan yang sempurna; belum
mampu mencerna makanan dengan baik.
c) Ginjal belum mampu bekerja dengan baik. Makanan tambahan termasuk formula
memberatkan fungsi ginjal.
d) Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang berbahaya.
e) Makanan tambahan bagi bayi muda mungkin menimbulkan alergi.

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 9


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

2. Langkah-langkah Menyusui
Adapun langkah-langkah menyusui yang benar adalah sebagai berikut :
Awali dengan membaca Bismillahirrahmanirrohim
a) Cuci tangan dengan benar terlebih dahulu menggunakan sabun dan air bersih.
Tangan ibu yang akan menyentuh bagian-bagian yang dihisap oleh bayi (puting
dan areola), sehingga untuk menghindari perpindahan kuman dari tangan, maka
sebaiknya ibu mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu. Cara mencuci
tangan: basahi kedua tangan dengan air mengalir, gosok dengan sabun hingga ke
sela jari dan kuku, bilaslah dengan air mengalir hingga bersih, lalu keringkan
dengan lap yang bersih
b) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan areola sekitarnya. Cara ini
bermanfaat untuk menjaga wilayah areola dan puting tetap steril, karena ASI
juga mampu berfungsi sebagai desinfektan (pencegah infeksi dari kuman
penyakit). Selain itu, dapat menjaga kelembaban areola dan puting payudara.
c) Letakkan bayi menghadap perut ibu/payudara, mulai dari payudara yang
terakhir belum dikosongkan. Posisi bayi sebaiknya menghadap ibu, dengan kepala
bayi menghadap ke arah depan (ke arah payudara), sehingga telinga dan
tangannya berada pada satu garis lurus. Payudara yang akan disusukan ke bayi
haruslah payudara yang belum dikosongkan, agar menjaga kelangsungan produksi
ASI.
d) Terutama jika payudara terlalu besar, pegang payudara dengan ibu jari di atas
dan jari lainnyamenopang bagian bawah payudara. Payudara yang terlalu besar
dapat mengakibatkan putting tidak menonjol keluar, karenanya perlu dipegang
sedemikian rupa agar bayi dapat dengan mudah melekat pada areola.
e) Jika perlu, rangsang bayi untuk membuka mulut dengan menyentuhkan jari ke
sisi mulutnya. Bayi harus melekat pada areola payudara ibu, dan bukan pada
putingnya saja, karenanya mulut bayi harus terbuka lebar.
f) Dekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, dengan puting dan areola
dimasukkan ke mulut bayi. Ketika mulut bayi sudah terbuka lebar, kepala bayi
segera didekatkan pada payudara ibu sebelum bayi kembali menutup mulutnya.
g) Setelah payudara yang dihisap bayi terasa kosong, lepaskan isapan bayi dengan
menekan dagunya ke bawah atau jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi.
Sebaiknya bayi menghisap hingga susu akhir dari payudara ibu, baru kemudian
dilepaskan. Tetapi dapat juga bayi dibiarkan sampai melepaskan sendiri
hisapannya dari payudara ibu. Jika bayi hanya merasa haus, maka ia tidak lama
menyusu, hanya meminum susu awal saja lalu melepaskan hisapannya. Ibu dapat
merasakan ketika payudaranya sudah terasa benar-benar kosong karena susu
akhir yang lebih kental sudah dihisap bayi. Pada saat inilah bayi dapat dilepaskan
atau melepaskan hisapannya dari payudara ibu.
h) Susui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan. Setelah selesai
dengan salah satu payudara, maka kegiatan menyusu berikutnya dilakukan pada
payudara yang belum dihisap bayi.
i) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan areola sekitarnya, kemudian
biarkan kering dengan sendirinya (jangan dilap). Cara ini dilakukan untuk
menjaga kelembaban wilayah di sekitar areola dan puting, sehingga tidak kering.

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 10


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

j) Sendawakan bayi. Bayi perlu disendawakan agar tidak memuntahkan ASI yang
sudah diminumnya. Caranya bisa dengan menepuk-nepuk punggungnya secara
perlahan, sambil digendong dengan bersandar pada bahu ibu/ayah, atau
menengkurapkannya di pangkuan. Akhiri dengan membaca hamdlah.
Berikut beberapa contoh gambar cara menyendawakan bayi:

3. Posisi Menyusui
Posisi ibu menyusui tidak harus dengan duduk bersandar. Berikut beberapa posisi yang
dapat dipilih dalam menyusui bayi:

Perlekatan Bayi yang Benar Ketika Menyusu


PERLEKATAN bayi ketika menyusui adalah keadaan menempelnya bayi ke badan ibu
ketika disusui. Perlekatan yang tidak benar akan menyebabkan bayi mengalami masalah
dalam menyusui, seperti kesulitan menghisap susu dengan efisien dan masalah pada ibu
seperti puting luka, belah, atau berdarah, dan masalah-masalah lainnya.

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 11


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

Tanda-tanda Perlekatan yang benar


 Bayi tampak tenang dan meneguk berirama (terlihat dari rahangnya)
 Badan bayi menghadap perut ibu
 Mulut bayi terbuka lebar
 Dagu bayi menempel pada payudara ibu
 Sebagian besar areola bagian bawah masuk ke dalam mulut bayi
 Bibir bawah bayi ke arah luar
 Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan, sesekali berhenti menghisap
 Puting susu ibu tidak terasa nyeri/tidak sakit
 Telinga dan bahu bayi terletak pada satu garis lurus
 Kepala bayi agak menengadah

Tanda-tanda Perlekatan yang tidak benar


 Bayi tampak sibuk menghisap dengan berbunyi
 Badan bayi tidak menghadap perut ibu
 Mulut bayi tidak terbuka lebar
 Dahi bayi menempel pada payudara ibu
 Sebagian besar areola bagian atas masuk ke dalam mulut bayi
 Bibir bawah bayi ke arah dalam
 Bayi nampak menghisap kuat dan cepat
 Puting susu ibu berasa sedikit nyeri/sedikit sakit
 Hidung dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
 Kepala bayi agak menunduk

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 12


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

a. Memerah ASI dengan tangan


Untuk mengeluarkan ASI, Anda memerlukan wadah yang bersih. Sebaiknya
gunakan wadah yang dapat ditutup dan terbuat dari bahan gelas. Botol selai
dengan mulut botol yang lebar adalah wadah yang baik untuk tujuan ini. Cucilah
wadah ASI dengan bersih menggunakan sabun. Biarkan kering dengan sendirinya,
atau keringkan dengan memanfaatkan panas matahari. Simpanlah di tempat yang
aman agar tidak tergunakan oleh orang lain.
Langkah-langkah Memerah ASI dengan Tangan :
1. Sterilkan wadah ASI.
Masaklah air hingga mendidih selama 20 menit. Isikan air mendidih ini ke
dalam wadah yang hendak disterilkan, secara perlahan-lahan (agar tidak
pecah). Biarkan selama beberapa menit, kemudian buanglah air tersebut.
2. Cucilah tangan dengan benar, sebelum menyentuh payudara dan wadah
ASI.
Mencuci tangan setelah memegang payudara atau wadah ASI, akan
memungkinkan kotoran berpindah ke payudara atau wadah ASI. Cara
mencuci tangan: basahi kedua tangan dengan air mengalir, gosok dengan
sabun hingga ke sela jari dan kuku, bilaslah dengan air mengalir hingga
bersih, lalu keringkan dengan lap yang bersih.
3. Pilihlah tempat yang tenang, agar tidak terganggu.
Mengeluarkan ASI akan sangat terbantu apabila pikiran Anda tidak
terganggu oleh hal-hal lain.
4. Santailah dan pikirkan sang bayi.
ASI akan lebih mudah keluar jika perasaan (emosi) ibu dalam keadaan baik.
Kondisi santai ibu akan membuat perasaan damai. Pikirkanlah betapa lucu
dan menggemaskannya bayi Anda. Dengan memikirkan sang bayi, perasaan
kecintaan ibu kepada bayi muncul dalam pikiran ibu. Santai dan kecintaan
ibu dapat membantu mempermudah keluarnya ASI. Sebaliknya, jika pikiran
ibu mengkhawatirkan masalah lain, tidak akan membantu mempermudah
keluarnya ASI atau malah mempersulit. Keadaan ibu yang santai dan
memikirkan sang bayi akan membantu pelepasan hormone oksitosin, yang
kemudian akan melancarkan pengeluaran ASI.
5. Lakukan pijatan ringan dengan ujung jari atau kepalan tangan, mulai
dari pangkal payudara mengarah ke areola.

Lakukan pijatan ringan ini di sekeliling payudara. Pada peristiwa menyusui,


sedotan bayi pada payudara akan menimbulkan pelepasan hormon
oksitosin. Dengan demikian, sedotan bayi pada payudara lebih efektif dan
efisien dibandingkan dengan pemerahan ASI. Pada pemerahan ASI,
pelepasan hormon oksitosin perlu dirangsang karena tidak ada rangsangan

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 13


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

dari sedotan bayi. Tindakan pijatan ringan dengan ujung jari atau kepalan
tangan ini dimaksudkan untuk merangsang pelepasan hormon oksitosin.

6. Dengan ibu jari di tepi luar areola sisi atas dan telunjuk di tepi luar
areola sisi lainnya, tekan ke arah dada.
Payudara yang ditekan ke belakang (ke arah dada) akan mendesak air susu
ibu di dalam payudara ke arah depan.

7. Peras bagian luar areola dengan ibu jari dan telunjuk, kemudian
longgarkan tekanan.
Air susu ibu (akan) keluar dari saluran ASI (di bawah bagian dalam areola)
ketika bagian luar areola tersebut ditekan/diperah. Ibu seharusnya tidak
merasa sakit/nyeri. Jangan memijit puting, karena dapat menyebabkan
rasa nyeri atau bahkan lecet.
8. Ulangi gerakan tekan-peras-longgarkan – tekan-peras-longgarkan, di
sekeliling areola dari semua sisi.
Setelah melakukan gerakan tekan-peras-longgarkan, alihkanlah posisi ibu
jari dan telunjuk
sedemikian rupa sehingga gerakan tersebut dilakukan di sekeliling areola.
Pada awalnya mungkin ASI tidak keluar, jangan berhenti! Setelah beberapa
kali ASI akan keluar. Ini seperti pompa air tradisional, pada pompaan awal
air tidak keluar karena masih dalam perjalanan. Pada pompaan berikut-
berikutnya air akan keluar. Begitu pula ASI. ASI yang berhasil dikeluarkan
dengan memerahnya, pada saat pertama kali mungkin tidak banyak.
Dengan latihan, Ibu akan berhasil mengeluarkan lebih banyak ASI.

b. Menyimpan dan menggunakan ASI Perah


ASI dapat disimpan untuk digunakan pada bay. Wadah untuk menyimpan
ASI sebaiknya terbuat dari kaca/gelas, dan tertutup rapat (udara tidak dapat
masuk), dan usahakan tidak terkena cahaya matahari langsung. Untuk ketahanan
ASI yang disimpan, perhatikan hal-hal berikut:
 ASI dapat bertahan selama ± 6-8 jam jika disimpan pada suhu ruangan
(maksimal 250 Celcius). Suhu ruangan lebih dari 250 Celcius tidak aman
untuk menyimpan ASI. Selubungi wadah penyimpan ASI dengan handuk
basah/dingin untuk menghindari suhu yang terlalu panas.
 ASI dapat bertahan selama ± 24 jam, jika disimpan pada wadah khusus (tas
atau termos) yang diselubungi es batu atau es balok.
 ASI dapat bertahan selama ± 5 hari, jika disimpan di dalam kulkas, pada
suhu 40 Celcius. Usahakan menyimpan wadah ASI di bagian paling dalam
kulkas (dekat dengan dinding bagian belakang), karena bagian inilah yang

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 14


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

paling dingin. Kulkas yang sering dibuka-tutup akan mempengaruhi suhu di


dalam kulkas tersebut, sehingga menyimpan di bagian terluar tidak
menjamin kestabilan suhu.
 ASI dapat bertahan selama ± 2 minggu, jika disimpan di freezer dalam
kulkas, pada suhu -150 Celcius. Jika menggunakan kulkas yang freezer-nya
terpisah (memiliki pintu tersendiri), dapat bertahan selama ± 3-6 bulan.

Setelah disimpan selama beberapa lama, maka untuk menggunakannya


kembali perhatikan panduan menghangatkan ASI berikut ini:
 Hangatkan wadah ASI dengan mengalirinya dengan air hangat, atau
merendam sebagian wadah dalam air hangat. Usahakan agar bagian atas
wadah (bagian yang ditutup rapat) tidak terkena air hangat tersebut.
 Jika dikeluarkan dari freezer (ASI dalam keadaan beku), simpan terlebih
dahulu di kulkas selama beberapa jam hingga tampak mulai mencair
sebelum dihangatkan.
 Jangan memanaskan ASI pada suhu yang sangat tinggi (direbus pada air
mendidih), karena akan merusak kandungan di dalam ASI

C. TATALAKSANA DONOR ASI


Praktek donor ASI bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui Bank ASI dan donor
langsung ke penerima. Di RS Amal Sehat woNOGIRI cara yang digunakan adalah donor
langsung ke penerima dikarenakan belum memiliki Bank ASI. Donor ASI dapat diberikan
secara langsung ataupun diperah.
Proses dalam mencari pendonor ASI bukan menjadi tanggungjawab Rumah Sakit Amal
Sehat Wonogiri tetapi diserahkan kepada pihak keluarga pasien, namun Rumah sakit juga
memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait :
1. Pendonor ASI yang mau mendonorkan ASI
2. Informasi terkait syariat donor ASI dalam islam

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 15


Panduan Inisiasi Mesnyusu Dini dan ASI

BAB IV
DOKUMENTASI

Rumah sakit melakukan sosialisasi dan pelaksanaan program IMD dan ASI Eklusif sebagai bukti
keseriusan dalam menjalankan program tersebut. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada IMD
dan ASI Eklusif antara lain :
1. Kepatuhan staf dalam melakukan prosedur IMD dan ASI Eklusif
2. Angka keberhasilan menyususi yang meningkat

Tata cara pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan dengan cara :


1. Flow chart/Catatan Harian
Dokumentasi perkembangan pasien dan tindakan medik/perawatan dilakukan di flow
chart/catatan harian pasien
2. Setiap bulan dilakukan perekapan data/Laporan bulanan
Data bulanan merupakan dasar pembuatan data tahunan

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 16

Anda mungkin juga menyukai