BAB I
DEFINISI
Berikut adalah manfaat IMD bagi ibu yang pada dasarnya juga sama seperti pentingnya
dan manfaat menyusui bagi ibu antara lain adalah sebagai berikut:
a) Dengan melakukan tahapan proses inisiasi menyusui dini yang benar maka hal
ini akan bermanfaat untuk ibu sendiri untuk meningkatkan produksi ASI sehingga
dapat mempermudah menjalankan ASI eksklusif.
b) Kegiatan memberi asi eksklusif akan dapat membantu dalam rangka
mengurangiresiko terkena kanker payudara, kanker ovarium, dan
osteoporosis pada ibu-ibu yang dalam masa menyusui.
c) Mencegah Perdarahan. Menyusui bayi segera setelah lahir dapat mendorong
terjadinya kontraksi rahim dan mencegah terjadinya perdarahan. Ini dapat
membantu mempercepat proses kembalinya rahim ke posisi semula.
d) Hisapan mulut bayi pada payudara sang ibu akan merangsang keluarnya oksitosin
yang penting karena:
1) Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan
mengurangi perdarahan ibu.
2) Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan
mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia. Dan juga
merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang
berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
B. ASI EKSLUSIF
1. Pengertian
ASI ekslusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur nol
sampai enam bulan (6x30 hari). Hanya satu satunya makanan atau minuman yang
diperlukan oleh bayi dalam enam bulan pertama.
2. Jenis-Jenis ASI
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa
jadwal dan tidak diberikan makanan lain walaupun hanya air putih sampai bayi berusia
enam bulan.
Berikut ini ada uraian mengenai jenis-jenis ASI.
a. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan oleh kelenjar payudara
pada hari pertama hingga hari ke 3-5 setelah persalinan. Komposisi kolostrum ASI
setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan
disebabkan oleh tingginya komposisi protein dan sel-sel hidup. Kandungan protein
pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu
matang, Sedangkan kandungan laktosanya lebih rendah dibandingkan ASI matang.
b. ASI Transisi
Sesuai namanya, ASI pada masa transisi ini diproduksi pada hari ke 3-5 hingga hari
ke 8-11 dengan komposisi yang sedang berubah. Jumlah volume ASI semakin
meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat
arang semakin tinggi. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan bayi karena aktifitas
bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada
masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.
c. ASI Matang
Yaitu ASI yang keluar pada hari 8-11 hingga seterusnya. ASI matang merupakan
nutrisi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai enam
bulan. ASI matang, dibedakan menjadi dua, yaitu susu awal atau susu primer,
dan susu akhir atau susu sekunder. Susu awal adalah ASI yang keluar pada setiap
awal menyusui, sedangkan susu akhir adalah ASI yang keluar pada setiap akhir
menyusui.
3. Tujuan Pemberian ASI Eksklusif
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dan juga manfaat ASI eksklusif yang bisa
didapatkan baik itu untuk ibu menyusui maupun bagi sang bayi yaitu antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Untuk Bayi antara lain mendapatkan faedah manfaat asi antara lain adalah sang
bayi dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik,mengandung antibodi,
asi mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian karies dentis,
memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan
bayi, terhindar dari alergi, ASI meningkatkan kecerdasan bayi, membantu
perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan
mengisap mulut bayi pada payudara sang ibu.
b. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat dan faedahnya antara lain
adalah bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan ibu, membantu
dalam hal penurunan berat badan, aspek psikologi yang akan memberikan
dampak positif kepada para ibu yang menyusui air susu ibu itu sendiri.
Manfaat Kolostrum bagi kesehatan bayi yang terdapat dalam proses menyusui dini sejak
dilahirkan akan banyak memberikan dampak dan pengaruh yang baik dan positif bagi
kesehatan tumbuh kembang bayi di kemudian harinya. Diantara manfaat tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
1) Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi
usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein
manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
Bahkan bisa sampai menimbulkan terjadinya tanda dan gejala alergi pada bayi anak.
2) Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi
(zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus.
Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan
makanan.
3) Pengaruh positif psikologis bagi bayi dan ibu. Hal ini akan bisa terlihat pada dampak
efek psikologis bagi sang ibu dan sang bayi adalah membuat keduanya merasa lebih
tenang dan rileks setelah melalui proses persalinan yang baru dijalani berdua. Pengaruh
lainnya adalah pernafasan dan detak jantung keduanya akan lebih stabil. Bayi akan
lebih jarang menangis sehingga hal ini akan bermanfaat untuk mengurangi pemakaian
energi.
4) Ikatan batin antara ibu dan bayi anak akan lebih erat terjamin. “Bonding” (ikatan kasih
sayang) antara ibu – bayi akan lebih baik karena 1 – 2 jam pertama, bayi dalam keadaan
siaga. Setelah itu biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama dan beristirahat
pertamanya setelah dilahirkan di dunia ini.
5) Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan
mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
Artinya :
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang
ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak
ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al
Baqarah 233]
Amru bin Abdullah pernah berkata kepada isteri yang menyusui bayinya, “Janganlah
engkau menyusui anakmu seperti hewan yang menyusui anaknya karena didorong kasih
sayangnya kepada anak. Akan tetapi susuilah dengan niat mengharap pahala dari Allah dan
agar ia hidup melalui susuanmu itu. Mudah-mudahan ia kelak akan bertauhid kepada Allah
Subhanahuwata’ala.”
Meskipun agama Islam telah memerintahkan seorang ibu untuk menyusui anaknya
sendiri dengan ASI, namun ada sebagian ibu yang mendapat pengecualian untuk tidak
menyusui bayinya, bahkan ada yang dilarang sama sekali.
Pengecualian ini diberikan terutama kepada ibu yang mengidap penyakit berat yang
apabila memberikan air susunya kepada anaknya justru akan membuat bahaya bagi si anak
atau ibu itu sendiri. Penyakit-penyakit berat itu misalnya ibu menderita demam tinggi, buah
dada ibu membengkak, dan berbagai penyakit lain yang mungkin ibu tidak bisa menyusui
anaknya.
Untuk mengahadapi hal tersebut, Islam memberikan jalan keluar kepada para orang tua
untuk menyusukan pada orang lain. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surat al-
Baqarah ayat 233
Akan tetapi, dalam hal proses menerima donor ASI, ada persyaratan yang harus
dipenuhi. Islam menghimbau pengikutnya untuk menerima ASI dari ibu sepersusuan yang
merupakan seorang muslimah, berakhlak baik, sehat, serta memiliki ibadah yang baik.
Donor ASI bukannya tanpa konsekuensi, dengan jelas hadis Nabi menyatakan bahwa
anak yang disusui dengan ibu susu akan menjadi saudara sepersusuan. Karenanya mereka akan
menjadi mahram, dan akibatnya haram untuk menikah ketika dewasa nanti.
Berdasar fatwa MUI no 28 tahun 2013 terjadinya mahram (haramnya terjadi pernikahan)
akibat radla’ (persusuan) jika :
1. usia anak yang menerima susuan maksimal dua tahun qamariyah.
2. Ibu pendonor ASI diketahui identitasnya secara jelas.
3. Jumlah ASI yang dikonsumsi sebanyak minimal lima kali persusuan.
4. Cara penyusuannya dilakukan baik secara langsung ke puting susu ibu (imtishash)
maupun melalui perahan.
5. ASI yang dikonsumsi anak tersebut mengenyangkan.
Pemberian ASI yang menjadikan berlakunya hukum persusuan adalah masuknya ASI
tersebut ke dalam perut seorang anak dalam usia antara 0 sampai 2 tahun dengan cara
penyusuan langsung atau melalui perahan.
Seorang muslimah boleh memberikan ASI kepada bayi non muslim, karena pemberian
ASI bagi bayi yang membutuhkan ASI tersebut adalah bagian dari kebaikan antar umat
manusia.
Boleh memberikan dan menerima imbalan jasa dalam pelaksanaan donor ASI, dengan
catatan;
a) tidak untuk komersialisasi atau diperjualbelikan; dan
b) ujrah (upah) diperoleh sebagai jasa pengasuhan anak, bukan sebagai bentuk jual beli
ASI.
D. ADAB MENYUSUI
Bebrapa adab dalam Islam mengenai cara untuk menyusui anak yang tepat sesuai aturan
1. Mencuci kedua tangan
Ibu harus memastikan bahwa tangannya steril supaya bayi ketika disusui akan terhindar
dari berbagai kuman penyakit yang dapat menyebabkan sakit. Selain itu ajari anak sejak
dini bahwa sebelum makan atau minum harus mengucapkan basmallah karena
dimanapun berada dan apa yang dilakukan harus selalu ingat Allah. Itu akan menjadikan
pembiasaan yang baguas bagi ibu dan anak.
2. Membersihkan puting dengan air hangat
Kalau puting terlihat tidak bersih, maka Ibu harus membersihkan putting terlebh dahulu
sebelum menyusui bayi supaya bayi nyaman ketika minum ASI. Ibu dituntut untuk rutin
dalam hal ini. Jadi, hindari kata malas demi kebaikan bayi dan Ibu sendiri.
3. Menyusui denga posisi duduk
Islam mengajarkan bahwa ketika makan dan minum sebaiknya harus duduk. Maka dari
itu, Ibu juga harus dapat menerapkannya ketika menyusui bayi. Hal ini akan menjadikan
pembiasaan yang bagus untuk Ibu dan bayi. Karena menyususi yang baik itu adalah
selama 2 tahu. Ketika anak 2 tahun sudah mengerti dan paham aturan makan dan
minum harus duduk, maka selanjutnya mereka akan mudah dalam mengapikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari karena sudah dibiasakan oleh Ibunya sejak bayi. Hindari
menyusui dengan cara berdiri atau tiduran.
4. Pastikan bayi minum ASI dengan tepat
Ibu harus menyeimbangkan ketika memberikan ASI. Tidak dianjurkan seorang Ibu hanya
menyusui bayinya dari payudara sebelah kiri atau kanan saja. Anjuran yang tepat adalah
menyusi bayi dari payudara sebelah kiri dan berganti ke sebelah kanan sampai bayi
kenyang. Selain itu, pastikan bayi mebghisap ASI melalui puting yang berwarna coklat
saja. Karena ASI yang keluar akan lebih optimal jika yang dihisap adalah puting yang
berwarna coklat.
5. Bersihkan mulut dan pipi bayi setelah bayi kenyang
Membersihkan mulut dan pipi bayi berfunsgi agar bersih dan tidak timbul bintik-bintik
merah pada pipi bayi dan didekati oleh semut. Oleh karena itu, alangkah baiknya
dibersihkan menggunakan air hangat yang diusap dengan kapas sampai bersih.
6. Membacakan hamdallah setelah selesai menyusui
Membacakan bacaan “Alahamdulillah” setelah selesai menyusui sambil dibisikkan di
telinganya supaya menjadi pembiasaan yang baik bagi bayi. Karena sudah dibiasakan
sejak bayi, maka dikemudian hari nanti kalimat itu akan menjadi suatu kebiasaan.
7. Bayi disendawakan
Sebelum bayi tidur, sebaiknya bayi disendawakan terlebih dahulu supaya udara yang
dihisap bayi bisa keluar dan tidur bayi pun akan lebih nyenyak.
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATALAKSANA IMD DAN ASI EKSLUSIF
f) Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan
karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
g) Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu sehingga
terjadi kontak kulit bayi dan kulit ibu.
h) Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk
mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.
B. ASI EKSLUSIF
1. Mengapa Asi Eksklusif Diberikan Sampai 6 Bulan?
a) ASI mengandung zat gizi yang ideal dan mencukupi untuk menjamin tumbuh
kembang sampai umur 6 bulan.
b) Bayi kurang 6 bulan belum mempunyai enzim pencernaan yang sempurna; belum
mampu mencerna makanan dengan baik.
c) Ginjal belum mampu bekerja dengan baik. Makanan tambahan termasuk formula
memberatkan fungsi ginjal.
d) Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang berbahaya.
e) Makanan tambahan bagi bayi muda mungkin menimbulkan alergi.
2. Langkah-langkah Menyusui
Adapun langkah-langkah menyusui yang benar adalah sebagai berikut :
Awali dengan membaca Bismillahirrahmanirrohim
a) Cuci tangan dengan benar terlebih dahulu menggunakan sabun dan air bersih.
Tangan ibu yang akan menyentuh bagian-bagian yang dihisap oleh bayi (puting
dan areola), sehingga untuk menghindari perpindahan kuman dari tangan, maka
sebaiknya ibu mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu. Cara mencuci
tangan: basahi kedua tangan dengan air mengalir, gosok dengan sabun hingga ke
sela jari dan kuku, bilaslah dengan air mengalir hingga bersih, lalu keringkan
dengan lap yang bersih
b) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan areola sekitarnya. Cara ini
bermanfaat untuk menjaga wilayah areola dan puting tetap steril, karena ASI
juga mampu berfungsi sebagai desinfektan (pencegah infeksi dari kuman
penyakit). Selain itu, dapat menjaga kelembaban areola dan puting payudara.
c) Letakkan bayi menghadap perut ibu/payudara, mulai dari payudara yang
terakhir belum dikosongkan. Posisi bayi sebaiknya menghadap ibu, dengan kepala
bayi menghadap ke arah depan (ke arah payudara), sehingga telinga dan
tangannya berada pada satu garis lurus. Payudara yang akan disusukan ke bayi
haruslah payudara yang belum dikosongkan, agar menjaga kelangsungan produksi
ASI.
d) Terutama jika payudara terlalu besar, pegang payudara dengan ibu jari di atas
dan jari lainnyamenopang bagian bawah payudara. Payudara yang terlalu besar
dapat mengakibatkan putting tidak menonjol keluar, karenanya perlu dipegang
sedemikian rupa agar bayi dapat dengan mudah melekat pada areola.
e) Jika perlu, rangsang bayi untuk membuka mulut dengan menyentuhkan jari ke
sisi mulutnya. Bayi harus melekat pada areola payudara ibu, dan bukan pada
putingnya saja, karenanya mulut bayi harus terbuka lebar.
f) Dekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, dengan puting dan areola
dimasukkan ke mulut bayi. Ketika mulut bayi sudah terbuka lebar, kepala bayi
segera didekatkan pada payudara ibu sebelum bayi kembali menutup mulutnya.
g) Setelah payudara yang dihisap bayi terasa kosong, lepaskan isapan bayi dengan
menekan dagunya ke bawah atau jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi.
Sebaiknya bayi menghisap hingga susu akhir dari payudara ibu, baru kemudian
dilepaskan. Tetapi dapat juga bayi dibiarkan sampai melepaskan sendiri
hisapannya dari payudara ibu. Jika bayi hanya merasa haus, maka ia tidak lama
menyusu, hanya meminum susu awal saja lalu melepaskan hisapannya. Ibu dapat
merasakan ketika payudaranya sudah terasa benar-benar kosong karena susu
akhir yang lebih kental sudah dihisap bayi. Pada saat inilah bayi dapat dilepaskan
atau melepaskan hisapannya dari payudara ibu.
h) Susui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan. Setelah selesai
dengan salah satu payudara, maka kegiatan menyusu berikutnya dilakukan pada
payudara yang belum dihisap bayi.
i) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan areola sekitarnya, kemudian
biarkan kering dengan sendirinya (jangan dilap). Cara ini dilakukan untuk
menjaga kelembaban wilayah di sekitar areola dan puting, sehingga tidak kering.
j) Sendawakan bayi. Bayi perlu disendawakan agar tidak memuntahkan ASI yang
sudah diminumnya. Caranya bisa dengan menepuk-nepuk punggungnya secara
perlahan, sambil digendong dengan bersandar pada bahu ibu/ayah, atau
menengkurapkannya di pangkuan. Akhiri dengan membaca hamdlah.
Berikut beberapa contoh gambar cara menyendawakan bayi:
3. Posisi Menyusui
Posisi ibu menyusui tidak harus dengan duduk bersandar. Berikut beberapa posisi yang
dapat dipilih dalam menyusui bayi:
dari sedotan bayi. Tindakan pijatan ringan dengan ujung jari atau kepalan
tangan ini dimaksudkan untuk merangsang pelepasan hormon oksitosin.
6. Dengan ibu jari di tepi luar areola sisi atas dan telunjuk di tepi luar
areola sisi lainnya, tekan ke arah dada.
Payudara yang ditekan ke belakang (ke arah dada) akan mendesak air susu
ibu di dalam payudara ke arah depan.
7. Peras bagian luar areola dengan ibu jari dan telunjuk, kemudian
longgarkan tekanan.
Air susu ibu (akan) keluar dari saluran ASI (di bawah bagian dalam areola)
ketika bagian luar areola tersebut ditekan/diperah. Ibu seharusnya tidak
merasa sakit/nyeri. Jangan memijit puting, karena dapat menyebabkan
rasa nyeri atau bahkan lecet.
8. Ulangi gerakan tekan-peras-longgarkan – tekan-peras-longgarkan, di
sekeliling areola dari semua sisi.
Setelah melakukan gerakan tekan-peras-longgarkan, alihkanlah posisi ibu
jari dan telunjuk
sedemikian rupa sehingga gerakan tersebut dilakukan di sekeliling areola.
Pada awalnya mungkin ASI tidak keluar, jangan berhenti! Setelah beberapa
kali ASI akan keluar. Ini seperti pompa air tradisional, pada pompaan awal
air tidak keluar karena masih dalam perjalanan. Pada pompaan berikut-
berikutnya air akan keluar. Begitu pula ASI. ASI yang berhasil dikeluarkan
dengan memerahnya, pada saat pertama kali mungkin tidak banyak.
Dengan latihan, Ibu akan berhasil mengeluarkan lebih banyak ASI.
BAB IV
DOKUMENTASI
Rumah sakit melakukan sosialisasi dan pelaksanaan program IMD dan ASI Eklusif sebagai bukti
keseriusan dalam menjalankan program tersebut. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada IMD
dan ASI Eklusif antara lain :
1. Kepatuhan staf dalam melakukan prosedur IMD dan ASI Eklusif
2. Angka keberhasilan menyususi yang meningkat