DEFINISI
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah tindakan segera menaruh bayi di dada ibunya,
kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact) segera setelah lahir setidaknya satu jam atau
lebih sampai bayi menyusu sendiri. Apabila bayi sehat diletakkan segera pada perut dan
dada ibu setelah lahir untuk kontak kulit ibu dan kulit bayi, bayi memperlihatkan
kemampuan yang menakjubkan. Bayi dapat merangkak, dirangsang oleh sentuhan ibu yang
lembut, melintasi perut ibu mencapai payudara. Sentuhan awal yang lembut oleh tangan atau
kepala bayi pada payudara merangsang produksi oksitosin ibu, sehingga mulailah ASI
mengalir dan juga meningkatkan rasa cinta kasih pada bayi. Kemudian bayi mencium,
menyentuh dengan mulut dan menjilat puting ibu. Akhirnya bayi melekat pada payudara dan
menghisap minum ASI. Karena inisiatif untuk menyusu diserahkan pada bayi, maka istilah
yang digunakan adalah Inisiasi Menyusu Dini, bukan menyusui.
Istilah menyusui lebih tepat digunakan pada ibu yang melakukan kegiatan memberi Air
Susu Ibu (ASI). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsugngn
pemberian ASI Eksklusif (ASI saja) dalam lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan
terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dengan mencegah anak kurang gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang
merekomendasikan IMD sebagai tindakan “penyelamatan kehidupan”, karena IMD dapat
menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
Inisiasi Menyusu Dini merupakan proses bayi menyusus segera setelah dilahirkan,
di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puitng susu)
setidaknya 1 jam setelah bayi lahir. Bisa di ruang bersalin, kamar operasi untuk kasusu
bedah caesar, ruang pulih dan ruang pasca salin.
3
B. Waktu IMD
1) Dalam 30 menit pertama
Istirahat keadaan siaga, sekali-sekali melihat ibunya, menyesuaikan dengan
lingkungan.
2) Antara 30 – 40 menit
Mengeluarkan suara, memasukan tangan ke mulut, gerakan menghisap,
mengeluarkan air liur.
Bergerak ke arah payudara (areola sebagai sasarn) dengan kaki menekan perut
ibu.
Mejilat-jilat kulit ibu sampai ke ujung-ujung tulang dada, mengehentak-hentakkan
kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan ke kiri, menyentuh puting susu dengan
tangannya.
Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar dan melekat
dengan baik.
5
3) Susu Matur
Susu yang keluar setelah hari ke-10 dan berwarna putih kental. Komposisi
ASI yang keluar pada isapan-isapan pertama (foremik) mengandung lemak dan
karbohidratnya lebih banyak dibanding hindmilk (ASI yang keluar pada isapan-
isapan terakhir), jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu pada
payudara lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya belum habis.
Untuk Ibu
6
1) Untuk mengurangi perdarahan setelah melahirkan dan mempercepat involusi
uterus (pengecilan rahim secara sempurna).
2) Membantu mengembalikan tubuh seperti keadaan sebelum hamil.
3) Menjadikan hubungan bayi dan ibu semakin dekat.
4) Menunda kehamilan. Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid
dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang
secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
5) Mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium.
6) Pemulihan kesehatan ibu lebih cepat .
7
BAB III
TATA LAKSANA
8
1) Dianjurkan suami atau keluarga emndapingi ibu di kamar bersalin.
2) Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak
menggunakan obat kimiawi.
3) Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali telapak
tangannya tanda menghilangkan vernix, mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali
pusat dipotong kemudian diikat.
4) Bila bayi tidak memelrlukan resusitasi, bayi di tengkuraokan di dada-perut ibu
setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
5) Dianjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. biarkan bayi mencari
puting susu sediri.
6) Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusui.
7) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama 1 jam, tetap biarkan kulit
ibu-bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
8) Bila dalam 1 jam menyususi awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan
bayi ke puting tapi jangan memasukan puitng ke mulut bayi. beri waktu kulit
melekat pada kuit 30 menit atau 1 jam lagi
9) Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi selama 1 jam atau selesai
menyusui awal; bayi bari dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap kaki, dan
diberi vit.K.
10) Rawat gabung bayi : ibu-bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu
selama 24 jam.
11) Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis.
Tidak diberi dot atau empeng.
9
4) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan
bayi mencari puitng sendiri.
5) Biarkan kulit bayi bersentihan dengan kulit ibu paling tidak selamat 1 jam. Bila
menysuusi awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama
setidaknya 1 jam .
6) Bila bayi menunjukkan kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan mendekatkan bayi
ke puting tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum
bisa menemukan puitng ibu, berikan tambahan waktu melekat pada dada ibu, 30
menit atau 1 jam lagi.
7) Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat
didadanya dan dipeluk erat oleh ibu. Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi
ke ruang pulih (RR) dengan bayi teteap di dadanya.
8) Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusukan untuk mendampingi
ibu dan mendoakan anaknya dikamar pulih.
9) Rawat gabung : ibu-bayi dirawat dalam 1 kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama
24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi
medis. Tidak diberi dot atua empeng.
10
dada ibu berdampingan dengan saudaranya, ibu dan kedua bayinya diselimuti.
Kedua bayi dapat diberi topi.
7) Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak 1 jam,
bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam , tetap biarkan kulit ibu-bayi bersentuhan
sampai setidaknya 1 jam
8) Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi bantu ibu dengan mendekatkan bayi
ke putting tapi jangan memasukan putting ke mulut bayi. beri waktu 30 menit atau
1 jam lagi kulit bayi melekat bayi melekat pada kulit ibu.
9) Rawat gabung bayi ; ibu-bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu
selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa meinuman atau makanan lain kecuali atas
indiaksi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
C. ASI Kurang
Istilah “ASI Kurang” adalah istilah yang rancu atau tidak cukup jelas, yang dapat
ditafsirkan menjadi 3 pengertian yang berbeda. Pertama, Ibu merasa produksi ASInya
kurang, ini berkaitan dengan perasaan si Ibu. Kedua, dapat juga kategori ASI kurang
dimaksukan sebagai produksi ASI Ibu memang benar-benar kurang, yang berarti
produksi ASI Ibu sudah terbukti memang hanya sedikit, sehingga tidak mencukupi
kebutuhan bayi. sedangkan yang ketiga, jumlah ASI yang diterima bayi memang
kurang. Ini bisa terjadi seandainya perlekatan bayi pada saat menyusu tidak tepat, atau
karena sebab lainnya.
Pengertian yang pertama dan kedua bukanlah hal yang penting dibandingkan
dengan yang ketiag. Meskipun produksi ASI “tidak banyak”, namum jika yang diterima
oleh bayi sudah cukup, maka jumlah produksi ASI tidak menjadi masalah.
1) Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin disampaikan kepada
seluruh staf pelayanan kesehatan untuk diketahui
2) Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan ketrampilan yang diperlukan untuk
menerapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut
3) Menjelaskan kepada semua ibu hamil, tentang manfaat menyusui dan
penatalaksanaannya
4) Membantu ibu-ibu untuk memulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah
melahirkan
13
5) Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan
sekalipun pada saat ibu harus berpisah dengan bayinya
6) Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir,
kecuali bila ada indikasi medis
7) Melaksanakan rawat gabung untuk memungkinkan/ mengizinkan ibu dan bayi selalu
bersama dalam 24 jam
8) Mendukung ibu agar dapat memberi ASI sesuai dengan keinginan dan kebutuhan bayi
tanpa dijadwal
9) Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang menyusu
10) Membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung ibu yang menyusui
dan menganjurkan ibu-ibu yang pulang dari RS dan PUSKESMAS / Rumah Bersalin
untuk selalu berhubungan dengan kelompok tersebut.
1) Lebih pekat :
Obesitas
Hipertensi
Enterokolitis
2) Lebih encer :
Malnutrisi dan gangguan pertumbuhan
Bisa terkontaminasi
Bisa menyebabkan alergi
Bisa menyebabkan diare kronis
Menggunakan formula dengan indikasi yang salah
Tidak mempunyai manfaat seperti ASI
1) ASI mengandung zat gizi yang ideal dan mencukupi untuk menjamin tumbuh kembang
sampai umur 6 bulan.
2) Bayi kurang 6 bulan belum mempunyai enzym pencernaan yang sempurna, belum
mampu mencerna makanan dengan baik.
3) Ginjal belum mampu bekerja dengan baik. Makanan tambahan termasuki formula
memberatkan fungsi ginjal.
14
4) Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang berbahaya.
5) Makanan tambahan bagi bayi muda mungkin menimbulkan alergi.
15
I. Cara Penyimpanan ASI Eksklusif
16
BAB IV
DOKUMENTASI
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan maka kulaitas asuhan dapat di identifikasi dan ditingkatkan.
1) Lembar observasi an catata haria pada status bayi ; digunakan untuk memantau bayi setiap hari
pada sift pagi, siang, dan malam.
2) Lembar observasi dan catatan harian pada status ibu ; digunakan untuk mencatat dan memantau
keadan ibu dari sebelum sampai setelah persalinan setiap hari pada shift pagi, siang, dan
malam.
17