Anda di halaman 1dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL OPERASI SESAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 1/3
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan
Ditetapkan oleh :
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

Tindakan melahirkan janin melalui insisi dinding abdomen dan uterus tidak
PENGERTIAN termasuk melahirkan janin pada kasus kehamilan abdomen dan ruptura uterus

1. Tindakan utama untuk menyelamatkan ibu dan bayi sesuai indikasi


TUJUAN 2. Untuk memenuhi permintaan pasien setelah penjelasan yang rinci

1. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 Tentang Pemberlakuan Standar


KEBIJAKAN
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
2. Staff yang ikut operasi telah mempunyai kompetensi dan surat penugasan klinik
3. Tindakan operasi sesar indikasi gawat ibu dilakukan < 60 menit (sejak insisi)
4. Tindakan operasi sesar indikasi gawat bayi dilakukan < 30 menit (sejak insisi)

A. Pastikan persiapan operasi telah siap


1. Persiapan pasien
2. Persiapan Kamar operasi dan pasca operasi
3. Persiapan obat obatan
4. Persiapan Instrumen operasi
5. Persiapan tim operasi
6. Persiapan bila ada Komplikasi operasi
P B. Perberian informed consent
Langkah – langkah :
R 1. Seluruh DPJP memperkenalkan diri (SpOG , SpAn, SpA)
2. DPJP yang ikut memberikan tindakan melakukan informed consent
meliputi :
O a. Diagnosis dan dasar diagnosis
b. Tindakan yang akan dilakukan
S c. Indikasi pemberian tindakan
d. Tujuan tindakan
e. prosedur tindakan
E f. Keberhasilan dan resiko
g. Komplikasi yang mungkin terjadi dan resiko
h. Alternatif lain dan resiko
D 3. Penandatanganan formulir Informed consent bila ada persetujuan tindakan
ataupun penolakan tindakan (yang menyatakan (pasien sadar), DPJP, saksi
U dari pasien, saksi rumah sakit)

C. Melakukan cek lis keselamatan operasi (SIGN IN)


R
D. Melakukan prosedur operasi
1. Periksa, pastikan denyut jantung bayi dan letak bayi
2. Setelah dilakukan tindakan anasthesi (anastesi spinal) atau yang sesuai
kondisi pasien dipasang foley catheter, dan pemberian AB profilaksis
3. Pasien dilakukan desinfeksi abdomen menggunakan povidone iodine atau
savlon dengan menyapu berbentuk spiral dimulai dari tengah ke pinggir
4. Lapangan operasi ditutup sebagian dengan duk steril sesuai dengan jenis
insisi yang akan dilakukan
5. Melakukan cek lis keselamatan pasien operasi (TIME OUT)

6. Insisi Dinding Abdomen


a. Pasien dibaringkan miring < 30˚ ke kiri
b. Dilakukan insisi abdomen vertikal (midline) atau transversal. Insisi
tranversal (Joel Cohen atau Pfannensteil) lebih baik (nyeri operasi lebih
ringan dan estetis). Insisi kulit abdomen 3-4 cm diatas pinggir atas
simpisis pubis selebar yang diperlukan sampai dengan subktis
c. Dibagian tengah lebih kurang 5 cm insisi menembus fasia sampai
tampak permukaan otot rektus abdominis
d. Lebarkan dengan jari (tumpul) fasia dan subkutis kekanan dan kiri
sampai batas inisisi kulit
e. Lakukan pemisahan ligamentum rektus abdominis atas dan bawah
sesuai kebutuhan
f. Tembus dengan jari (tumpul) peritonium dan lebarkan dengan menarik
kearah kranial dan kaudal

7. Insisi dinding uterus


a. Masukkan retraktor kandung kemih kearah kaudal
b. Masukkan kasa besar disekeliling uterus kearah kranial
c. Gunting plika vesiko uterina 1/3 lingkaran ke kanan dan kiri dan
bebaskan kearah kaudal
d. Insisi transversal dinding uterus > 2 cm dari batas atas kandung kemih
(Insisi Low Servikal) sampai miometrium selebar retraktor kandung
kemih atau insisi klasikal (vertikal)
e. Insisi lebih kurang 5 cm dibagian tengah sampai terlihat bayangan
selaput ketuban atau janin (hati hati tergores bayi dengan pisau)
f. Tembus uterus secara tumpul kemudian lebarkan dengan menarik
dindingnya kearah kanan dan kiri secukupnya atau bisa dengan bantuan
gunting
g. Pecahkan ketuban secara tunpul atau dengan pinset bedah dan nilai
kondisi air ketuban

8. Melahirkan bayi dan plasenta


a. Lahirkan kepala bayi dengan cara meluksir dan bantuan dorongan
asisten dari fundus ke kaudal (luksir bokong atau menarik kaki pada
kelainan letak dilanjutkan dengan pirasat lofset dan mauriceu). Gunakan
vakum ataupun forcep bila ada kesulitan lahir kepala. bila kepala bayi
sudah masuk terlalu jauh ke rongga pelvis minta bantuan asisten untuk
mendorong bayi keatas atau dengan memperluas insisi keatas menjadi T
insisi kemudian tarik kaki bayi
b. Setelah kepala lahir berikan 5 IU oxytocin IV lambat dan asisten
memijat uterus (Bila ada perdarahan masiv periksa cedera arteri uterina
bila ada lakukan penjepitan dengan oval klem)
c. Setelah Bayi lahir kemudian masukkan kedalam box bayi dan
selanjutnya ditangani dokter spesialis anak
d. Plasenta dilahirkan dengan tarikan tali pusat terkontrol dan bantuan
pijatan uterus
e. Periksa kelengkapan plasenta ( Bila plasenta sulit dilahirkan atau curiga
ada yang tertinggal lakukan manual plasenta dan pembersihan kavum
uterus dengan kasa terbuka)
f. Periksa perdarahan (bila perdarahan dari dinding luka uterus jepit
dengan oval klem, bila dari dalam uterus pastikan dari mana
sumbernya)

9. Penutupan uterus
a. Lakukan penjahitan uterus jelujur dari sudut luka uterus sampai kesudut
yang lain usahakan aproksimasi baik, lakukan kuncian bila ada
perdarahan (benang Polyglactin absorble no 1.0 atau chromic catgut no
1). (Penjahitan tungggal terkunci pada sudut kanan kiri uterus dilakukan
bila ada perdarahan).
b. Kontrol perdarahan bila ada perdarahan berarti lakukan penjahitan
c. Lakukan penutupan plika vesiko uterina
10. Penutupan dinding Abdomen
a. Bersihkan kavum bila ada sisa darah dan air ketuban yang masuk
kerongga abdomen
b. Periksa dinding belakang uterus, kedua ovarium dan tuba
c. Menghitung dan memeriksa kelengkapan kasa dan instrumen
d. Peritoneum dan otot dianjurkan tidak dijahitkan
e. Fasia dijahit dari ujung insisi yang satu sampai kelainnya dengan jahitan
jelujur menggunakan Polyglactine (vicryl) no 1.0 ataupun Chromic cat gut
no 1
f. Lapisan subkutan hanya dijahit bila tebalnya > 2cm dengan cat gut no 2,0
g. Lapisan Kulit dijahit dengan polyglactine (vicryl) no 3.0
h. Luka ditutup dengan kasa steril dan plester hypoalergik atau penutup luka
dari bahan plastik

11. Melakukan cek lis keselamatan pasien operasi (SIGN OUT)

12. DPJP memberikan informasi kepada pasien/keluarga mengenai


jalannya operasi dan hal apa yang harus dilakukan kedepannya

13. Pasien dipindahkan dan serah terimakan keruang pasca operasi atau
ke ICU sesuai kondisi pasien

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 3/3
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan
1. Jyotsuna Pundir and Arri Coomarasamy. Obstetrics Evidence based
Algorithms, first ed, Cambridge University Press. 2016
2. K. Joseph HUrt, MD, PhD et all, Pocket Obstetrics and Gynecology, first ed,
KEPUSTAKAAN Wolters Kluwer. 2015
3. Rasjidi Imam, dkk. Manual seksio sesarea dan Laparatomi kelainan aneksa, ed
1, Sagung seto, 2009
4. ICD-9 CM. 2579 74.
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Farmasi
6. Unit Gizi
7. Unit Laundry

Anda mungkin juga menyukai