Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi ( AKB) yang menjadi
indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, masih tergolong tinggi
di Indonesia yaitu AKI 307/100.000 KH (SDKI 2002/2003) dan AKB 35/10000 KH
( SDKI 2002/2003).
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati peringkat teratas
diantara negara - negara Asia Tenggara. Penyebab kematian ibu terbanyak
adalah perdarahan 28%, Infeksi 11%, partus macet/lama 8%, dan aborsi 5%
( SKRT 2001).
Angka Kematian Bayi (AKB) tercakup Angka Kematian Perinatal, dimana
kematian karena gangguan perinatal dari bayi usia 0-1 bulan. Penyebab
kematian bayi masa perinatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan
kesehatan ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama dalam kandungan dan
proses pertolongan persalinan yang bermasalah. Oleh karena itu perlu strategi
penurunan kematian/kesakitan maternal perinatal dengan meningkatkan kualitas
pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dengan
pembekalan pelatihan secara berkala.
Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam
pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan
dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan
PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi,
prasarana, sarana dan manajemen yang handal.
Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan
memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam upaya
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Prov.SulSel.
1
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari aspek
administrasi dan manajemen kompetensi SDM, fasilitas, dan sarana
serta prosedur pelayanan di RS
b. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan maternal dan perinatal
c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di RS

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Upaya Pelayanan PONEK
1. Stabilisasi di IGD dan persiapan untuk pengobatan defenitif.
2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan.
3. Penangganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi, dan sectio
caesaria.
4. Perawatan intensif ibu dan bayi
5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Resiko Tinggi

D. BATASAN OPERASIONAL
1. PONEK merupakan singkatan dari Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergency Komprehensif
2. RegionalisasiPelayananObstetridan Neonatal adalah suatu system
pembagian wilayah kerja rumahsakit dengan cakupan area pelayanan yang
dapat dijangkau oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat
memberikan tindakan darurat sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar
system rujukan kesehatan berjalan secara optimal.
3. Rujukan adalah pelimpahan tanggungjawab timbale balik duaarah dari
sarana pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
4. Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah Sakit yang
menyelanggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara
komprehensif dan terintegrasi 24 jam.
5. Periode Perinatal adalah jangka waktu dari masa kehamilan 22 minggu
sampai 7 hari setelah lahir. Sebagai batasan opersaional periode perinatal
dimulai pada usia kehamilan 28 minggu hinggga bayi baru lahir usia 0-7 hari.
6. Perinatologi adalahilmu yang mempelajari tumbuh kembang manusia sejak
masa konsepsi hingga 1 bulan setelah kelahiran, sehat, utuh , serta sanggup
2
berkembang secara optimmal sehingga tercipta generasi masa depan yang
berkualitas.
7. Kematian Perinatal adalah kematian yang yang terjadi pada janin dalam
kandungan usia 28 minggu sampai bayi baru lahir usia 0-7 hari.
8. Kematian Maternal adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil, ibu
bersalin, sampai masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tidak memandang
usi serta letak kehamilan, disebabkan atau berhubungan dengan kehamilan
atau penangganannya tetapi bukan disebabkan kecelakaan.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesahatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
5. KepmenkesRI No. 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit di Lingkungan Depertemen Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Peyelenggaraan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di Rumah
Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan PONEK, maka standar
tenaga di RSKDIbu dan Anak Pertiwi Prov.SulSel sebagai berikut :
KUALIFIKASI
NAMA JABATAN
FORMAL NON FORMAL
Ketua Tim PONEK Dokter Spesialis Pelatihan PONEK
kehamilan dan penyakit
kandungan
Koordinator IGD Pendidikan Dokter Pelatihan PONEK
Koordinator Klinik DIII/ DIV Kebidanan Pelatihan PONEK
Kebidanan
Koordinator ruang DIII/DIV Kebidanan Pelatihan PONEK
bersalin dan nifas
Koordinator Pelayanan DIII Keperawatan Pelatihgan PONEK
Perinatologi

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pelayanan PONEK dipimpin oleh dokter dan staf yang terdiri dari tenaga medis,
tenaga keperawatan/kebidanan yang berkualitas untuk menjamin
dilaksanakannya pelayanan yang telah ditentukan yang dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Ketua Tim PONEK adalah spesialis kebidanan dan penyakit kandungan
yang terlatih.
2. Koordinator IGD adalah dokter umum yang bertugas di IGD
3. Koordinator Klinik kebidanan adalah lulusan DIII/DIV Kebidanan masa kerja
minimal 3 tahun
4. Koordinator pelayanan ruang bersalin dan nifas adalah lulusan DIII/DIV
kebidanan , masa kerja minimal 3 tahun
5. Koordinator pelayanan perinatologi adalah lulusan DIII Keperawatan masa
kerja minimal 3 tahun.

4
C. PENGATURAN JAGA/ DINAS
Jam dinas:
1. Dinas Pagi : 08.00 - 14.00
2. Dinas Siang : 14.00 - 21.00
3. Dinas Malam : 21.00 - 08.00
4. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan siap 24 jam menangani kasus
maternal ( terjadwal).
5. Dokter spesialis anak siap 24 jam menangani kasus neonatal dan pediaatric
(terjadwal).
6. Tenaga bidan siap 24 jam melayani kasus maternal neonatal (terjadwal)

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Lantai 1

2 3

1 5 7
6

Keterangan :
1. Pintu utama
2. Klinik Kebidanan dan Kandungan
3. Klinik Bayi dan Anak
4. Tempat Pendaftara Pasien
5. Pojok ASI
6. IGD
7. Pintu IGD
Lantai 2

1 3

Keterangan :
1. Kamar Bersalin
2. Kamar Operasi
3. Ruang PONEK

6
B. STANDAR FASILITAS PONEK
1. Kriteria Umum Rumah Sakit PONEK
a. Ada dokter jaga yang terlatih di IGD untuk mengatasi kasus emergency
baik secara umum maupun emergency obstetric neonatus
b. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan PONEK di rumah
sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan
neonatus.
c. Mempunyai Standar Operasional Prosedur penerimaan dan
penangganan pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.
d. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik
dan neonatus.
e. Mempunyai standar respon tame di IGD selam 5-10 menit, di kamar
bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam
f. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan
operasi
g. Mampu menyiapkan operasi emergency dari IGD/Ruang Bersalin dalam
waktu kurang dari 30 menit hingga melakukan sayatan pada dinding
perut oleh tim operasi yang dipimpin oleh seorang SpOG.
h. Memiliki petugas yang siap melakukan operasi atau melaksanakan
tugas sewaktu - waktu, meskipun on call.
i. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antar lain
dokter kebidanan, dokter anak, dokter/petugas anastesi, dokter penyakit
dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.
j. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam
k. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK
seperti laboratorium dan radiologi selam 24 jam. Obat dan alat
penunjang yang selalu siap tersedia.
l. Perlengkapan
1) Semua perlengkapan harus bersih (bebas debu, kotoran, bercak,
cairan dll)
2) Permukaan metal harus bebas karat dan bercak
3) Semua perlengkapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar
atau tidak stabil)
4) Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar
7
5) Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsi baik
6) Instrumen yang siap digunakan harus disterilkan
7) Semua perlengakapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel, dan
stikermenempel kokoh)
2. Kriteria Khusus Rumah Sakit PONEK
a. Prasarana dan Sarana
Dalam rangka Program menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK
diperlukan :
1) Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
2) Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dari bahan yang
lengkap
3) Ruang pulih/observasi pasca tundakan.
b. Kriteria umum ruangan
1) Struktur Fisik
a) Lantai dari porselin atau plastik
b) Dinding di cat dengan bahan yang bisa di cuci
2) Kebersihan
a) Cat dan lantai berwarna terang sehingga kotoran dapat terlihat
dengan mudah.
b) Ruang bersih dan bebas debu, kotoran sampah atau limbah
rumah sakit .
c) Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel,perlengkapan,
instrumen, pintu, jendela, dinding, steker listrik, dan langit-langit.
3) Pencahayaan
a) Pencahayaan terang dari cahaya alami atau listrik.
b) Semua jendela diberi kawat nyamuk agar serangga tidak masuk.
c) Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan
semua lampu berfungsi baik dan kokoh.
d) Tersedia peralatan gawat darurat.
e) Ada cukup lampu untuk setiap neonatus.
4) Ventilasi
a) Ventilasi termasuk jendela cukup jika dibandingkan dengan
ukuran ruang.
b) Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik.
8
c) Suhu ruangan harus dijaga 24-26°c
d) Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri).
5) Pencucian tangan
a) Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau atau
desinfektan.
b) Wastafel, krandan dispenser harus dipasang pada ketinggian
yang sesuai (dari lantai dan dinding).
c) Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka.
d) Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air
yang dipasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak
ada kawat terbuka.
e) Harus ada tisu untuk mengeringkan tangan, diletakkan disebelah
wastafel.
c. Kriteria Khusus Ruangan
1) Area cuci tangan di ruang obstetrik dan neonatus
Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur
adalah 6 meter dengan wastafel.
2) Area resusitasi dan stabilisasi di ruang obstetrik dan neonatus /
IGD
a) Kamar PONEK di unit gawat daruratharus terpisah dari kamar
gawat darurat lain. Sifat privasi ini penting untuk kebutuhan ibu
bersalin dan bayi.
b) Tujuan kamar ini ialah: memberikan pelayanan darurat untuk
stabilisasi kondisi pasien, misalnya syok, henti jantung,
hipotermi, aspiksia dan apabila perlu menolong darurat serta
resusitasi.
c) Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi dan inkubator.
d) Kamar PONEK membutuhkan:
 Ruang berukuran 15 meter
 Berisi lemari dan troli darurat
 Temapt tidur bersalin serta tiang infus.
 Inkubator transport
 Pemancar pemanas
 Meja dan kursi
9
 Aliran udara bersi dan sejuk
 Pencahayaan
 Lampu sorot dan lampu darurat
 Mesin isap
 Defibrillator
 Oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding
(outlet)
 Lemari isi : perlengkapan persalinan, Vacum, obat/infus.
 Alat resusitasi dewasa dan bayi
 Wastafel denga air mengalir dan antiseptik.
 Alat komunikasi dan telepon ke kamar bersalin
 Nurse Station dan lemari rekam medik
 USG Mobile
 Sran pendukung meliputi: toilet, kamar tunggu keluarga, dan
jalur ke ruang kamar bersalin / kamar operasi terletak salin
berdekatan dan merupakan bagian dari unit gawat darurat.
3) Ruangan Maternal
a) Kamar bersalin
- Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD
- Luas minimal 6 m² per orang. Berarti bagi 1 pasien, 1
penunggu dan 2 penolong diperlukan 4x4m²=16 m².
- Paling kecil ruangan berukuran 12m² ( 6 m² untuk masig-
masing pasien)
- Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah
- Tiap ibu bersalin harus mempunyai privasi agar keluarga
dapat hadir.
- Ruangan kamar bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu
lalang orang.
- Bila kamar operasi juga ada di dalam lokasi yang sama,
upayakan tidak ada keharusan melintas pada ruang bersalin
- Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar
neonatal untuk memudahkan transport bayi dengan
komplikasi ke ruang rawat

10
- Idealnya kamar bersalin merupakan unit terintegrasi berarti
setiap pasien diperlakukan utuh samapi kala 4 bagi ibu
bersama bayinya secar privasi.
- Pada ruang dengan banyak tempat tidur jarak antar tempat
tidur minimum 1m s/d 2m dan antara dinding 1m
- Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada setiap ruangan
- Harus ada kamar mandi, toilet berhubungan kamar bersalin
- Ruang perawat (nurse station) berisi meja, telepon, lemari
besih, perlengkapan .darurat atau obat.
b) Pojok Laktasi
Terdapat ruangan yang berisi meja, kursi wastafel.
c) Ruang Operasi
1. Instalasi kamar operasi diperlukan untuk tindakan operasi
seksio sesaria dan laparatomi.
2. Didalam kamar operasi tersedia perlengkapan resusitasi
dewasa dan bayi serta infar warmer.
d) Peralatan Esensial
Tabel Peralatan Maternal Esensial
NO JENIS PERALATAN JUMLAH
1 Kotak Resusitasi :
3. Ambubag dan sungkup 1
4. Laringoskop dewasa berfungsi baik 1
5. Laringoskop bayi 1
6. Selang reservoir oksigen 1
7. Alat suntik 1, 3, 5, 10 cc 1
8. Infus set 1
9. Obat obatan : cairan infus RL, 1
adrenalin, atropine, Nacl, MgSO4 40%,
sadium bikarbonat, dexamethason
10.Alat endotrakeal ukuran 2 ½, 3,3 ½ 1

2 Inkubator 4
3 Infant Warmer 1
4 Ekstraktor Vakum 2

11
5 Monitor denyut jantung janin 1
6 Pompa vakum listrik 1
7 AVM(Aspirasi Vakum Manual) 1
8 Dopler 1
9 Set Section Sesaria 2
10 Terapi sinar 1
11 Sheringe Pump 1
12 Tabung Oksigen (Mobile) 1
13 Lampu tindakan 1

12
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata laksana pelayanan perinatal resiko tinggi dalam ruang lingkup pelayanan
rawat jalan terkait dengan kegiatan terprogram dari instalasi rawat jalan yaitu dalam
pelayanan di Klinik Kebidanan dan Kandungan, Klinik Anak yang terjadwal setiap
hari kerja Senin sampai Sabtu jam 08.00 sampai dengan jam 14.00.
A. Pelayanan Rawat Jalan
Kegiatan Pelayanan Rawat Jalan adalah :
1. KlinikAnak
a. Imunisasi
b. Pemeriksaan rutin bayi dan anak
2. Klinik Kebidanan dan Kandungan
a. Pelayanan pasien di Klinik Kebidanan dan Kandungan dilakukan oleh
dokter spesialis kebidanan dan kandungan setiap hari kerja.
b. Pelayanan KB
c. Pelayanan gangguan ginekologi

B. Pelayanan Rawat Inap


Pelayanan rawat inap melalui rawat jalan, IGD kemudian masuk ke Instalasi
Persalinan baik dengan kasus fisiologis, patologis dan ginekologi dan adapun
klasifikasi kasus yang dapat menjadi bagian dalam pelayanan maternal perinatal
resiko tinggi adalah :
Kasus dengan kehamilan ibu :
1. Kehamilan normal
2. Pelayanan kesehatan maternal dengan masalah yaitu:
a. Syok
b. Perdarahan pada kehamilan muda
c. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan
d. Perdarahan pasca persalinan
e. Nyeri kepala, gangguan penglihatan,kejang atau koma, tekanandarah
tinggi
f. Persalinan lama malpresentasi dan malposisi
g. Demam dalam kehamilan dan persalinan
13
h. Demam pasca persalinan
i. Nyeri perut pada kehamilan muda, pada kehamilan lanjut persalinan
j. Gerak janin tidak dirasakan
k. Ketuban pecah dini
l. Gawat janin dalam persalinan
Kasus terkait dengan kesehatan neonatus:
1. Neonatus Normal
2. Neonatus bermasalah:
11. Asfiksia neonatorum
12. Sepsis
13. Trauma lahir
14. Sindroma gangguan pernapasan
15. Bayi berat lahir rendah
16. Kelainan kongenital
17. Ikterus neonatorium
18. Bayi lahir dengan ibu bermasalah: infeksi hepatitis B,
DM dan Ibu denga TBC
C. Sistem Rujukan
Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik vertikal maupun
horisontal terhadap kasus penyakit atau permasalahan kesehatan. Rujukan
Pasien termasuk : Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis
dalam satu rumah sakit.Rujukan ekternal adalah rujukan antar spesialis keluar
rumah sakit dengan mengikuti sistem rujukan yang ada.
Bila pasien maternal dan perinatal tidak dapat ditangani sendiri segera
rujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap fasilitas dan tenaga
kesehatannya. Harus ada koordinasi, mudah sehingga rtidak merugikan
pasien. Mudah , cepat dan tepat adalah yang utama.
Rujukan internal rumah sakit berpedoman kepada prosedur rujukan di
dalam rumah sakit dan mekanisme kerja di bagian Ank, Obstetri dan
Ginekologi. Rujukan ekternal mengikuti mekanisme rujukan sesuai dengan
jenjang pelayanan.
Persiapan rujukan pasien ke jenjang pelayanan yang lebih tinggi :

14
19. Menyiapkan petugas yang terlatih untuk mendampingi
pasien.
20. Memberi penjelasan kepada pihak keluarga alasan
pasien di rujuk ke rumah sakit lain
21. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya
bahwa segala tindakan yang dilakukan adalah untuk
menyelamatkan ibu dan bayinya.
22. Pada saat merujuk pasien harus disertakan surat
rujukan dan resume medik pasien meliputi : riwayat
penyakit, penilaian kondisi pasien dibuat saat kasus
diterima perujuk, tindakan atau pengobatan yang telah
diberikan dan keterangan lain yang perlu sehubungan
dengan kondisi pasien.
23. Proses pelaksanaan rujukan harus mendapat
persetujuan dari dokter dan keluarga.

15
BAB V
LOGISTIK

Pengadaan Barang Operasional


1. Barang Umum (Alat Tulis)
NO PERSEDIAAN BARANG JUMLAH
1 Spidol board marker 5
2 Spidol Permanen 5
3 Bolpen 6
4 Buku Tulis isi 38 5
5 Kartu Obat Hijau (stok obat) 50
6 Buku tulis isi 200 5
7 Pengaris 2
8 Stipo kiroko 2
9 Kertas folio 2
10 Stabilo 2
11 Map plastik 10
12 Isolasi 2

2. Barang umum (Percetakan)


NO PERSEDIAAN BARANG JUMLAH
1 Surat keterangan penolakan 1 Rim
2 Surat Persetujuan Tindakan 1 Rim
3 Resep umum dan BPJS 6 buah
4 Pengantar Jaminan Perawatan 6 buah
5 Blangko Rujukan 6 buah
6 Blangko PMI 2 buah
7 Pengantar Laboratorium 3 buah

16
3. Barang Umum ( Rumah Tangga)
NO PERSEDIAAN BARANG JUMLAH
1. Kresek hitam besar 2 bungkus
2 Kresek kuning besar 2 bungkus
3 Sabun cuci tangan 1 jergen
4 Sabun bukrim 2 bungkus
5 Tempat sampah injak sedang 10 buah
6 Sikat kamar mandi 2 buah
7 Keset 2 buah
8 Tissu kotak 2 buah

17
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Defenisi
Keselamatan pasien (Patient sefety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan ( KTD) di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
C. Standar Patient Sefety
Standar Keselamatan Pasien (patient Sefety) untuk pelayanan instalasi rawat
inap ibu dan anak :
1. Ketepatan Identitas target 100%. Lebel identitas tidak tepat apabila tidak
terpasang, salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan tanggal
lahir, salah penulisan nomor rekam medik.
2. Pelaksanaan SBAR target 100%. Konsul ke dokter via telpon
menggunakan metode SBAR
3. Ketepatan penyampaian hasil pemeriksaan penunjang target 100%. Yang
dimaksud tidak apabila salah ketik hasil, mengetik terbalik dengan hasil
lain, hasil tidak terketik, salah identitas.
4. Ketepatan Pemberian Obat target 100%. Yang diamksud tidak tepat
apabila salah obat, salah rute pemberian, salah jumlah, salah jenis,
kurang/kelebihan dosis, salah identitas pada etiket, salah pasien.
5. Ketepatan Identitas target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila salah
identitas pada permintaaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien.

18
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
kerja/aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun
rumah sakit.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Pertiwi Prov. SulSel
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, c ara
dan proses kerja.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
C. Tata Laksana Keselamatan Karyawan
1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu:
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas
kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan
spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret dll
c. Melakukan parasit yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka,
memasang infus dll
d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien.
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
3. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu:
a. Dekontaminasi dengan larutan klorin
b. Pencucian dengan sabun
c. Pengeringan
19
4. Mengunakan baju kerja yang bersih
5. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV/AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
b. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)

20
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Persalinan dan Perinatologi


1. Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalina normal oleh
tenaga yang kompetensi
Defenisi operasional Pemberi pelayanan persalinan normal dokter
SpOG, dokter umu terlatih (APN) dan bidan
Frekuensi
pengumpulan data 1 bulan
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jenis tenaga yang memberikan persalian normal
Denominator Tidak ada
Sumber Data Kepegawaian dan Instalasi persalinan
Standar Dokter SpOG, Dokter Umum dan bidan
Penanggung Jawab
Kepala Ruang dan Kepala Instalasi Pesalinan

2. Pemberi Pelayanan Persalian dengan Penyulit


Judul Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Penyulit
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Terjadinya Pelayanan persalinan dengan penyulit
oleh tenaga yang kompeten
Defenisi Operasional Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
adalah Tim PONEK yang terdiri dari dokter
SpOG, dokter umum, bidan dan perawatyang
terlatih . Penyulit dalam persalinan meliputi partus
lama, ketuban pecah dini, kelainan letak janin,
berat badan janin diperkirakan kurang dari 2500
gram, kelainan panggul, perdarahan ante partum,

21
eklampsia dan Preeklampsia Berat, tali pusat
menumbung.
Frekuensi
pengumpulan data 1 bulan

Periode analisis 3 bulan


Numerator Tersedianya tim dokter SpOG, dokter umum,
bidan dan perawat
Denominator Tidak ada
Sumber data Kepegawaian, Rekam Medik dan Instalasi
Persalinan
Standar Tersedia
Penanggung jawab Kepala Riang dan Kepala Instalasi Persalinan

3. Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Tindakan Operasi

Judul Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Tindakan


Operasi
Dimensi Mutu Kompetensi Teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
oleh tenaga yang kompeten
Defenisi Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
Opersional adalah dokter SpOG, dokter spesialis anak, dokter
spesialis anastesi
Frekuensi
Pengumpulan 1 bulan
data
Periode 3 bulan
analisis
Numenator Jenis tenaga yang memberikan persalinan dengan tindakan
Operatif
Denominator Tidak ada
Sumber data Kepegawaian dan Instalasi Persalinan

22
Standar Tim yang terdiri dari dokter SpOG, dokter spesialis anak,
dokter spesialis anastesi
Penaggung Kepala Ruang dan Kepala Instalasi
Jawab

4. Kemampuan Menangani BBLR 1500 gr – 2500 gr


Judul Kemampuan menanggani BBLR 1500 gr – 2500 gr
Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam
menanggani BBLR
Defenisi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat 1500 gr
Operasional – 2500 gr
Frekuensi
pengumpulan data 1 bulan
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr – 2500 gr yang berhasil
ditanggani
Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr – 2500 gr yang
ditanggani
Sumber data Rekam Medik
Standar 100 %
Penanggung jawab Komite medik/komite mutu

5. Pertolongan Persalinan Normal


Judul Pertolongan Persalinan Normal
Dimensi Mutu Efektifitas keselamatan dan efesiensi
Tujuan Tergambarnya pertolongan persalinan di Rumah
Sakit yang sesuai dengan indikasi dan efesien
Dimensi Sectio sesaria adalah tindakan persalinan melalui
Operasional pembedahan abdominal baik elegtif maupun
emergency
Frekwensi 1 bulan

23
Pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Proses pertolongan pwersalinan normal
Denominator Tidak ada
Sumber data Instalasi persalinan dan Rekam medik
Standar Sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal (APN)
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Persalinan

6. Pertolongan Persalinan Melalui Sektio Cesarea


Judul Pertolongan Peersalinan melalui Seksio Caseria
Dimensi Mutu Efektifitas keselamatan dan efesiensi
Tujuan Tergambarnya prtolongan prtsalinan di Rumagh
Sakit yang sesuai dengan indikasi dan efisien
Defenisi Sectio Casaria adalah persalinan melalui
Operasional pembedahan abdomen baik efektif maupun
emergensy
Frekuensi 1 bulan
pengumpuan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumalha persalinan dengan SC dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh persalinan dalam i bulan
Sumber data Rekam Medis
Standar ≤ 20 %
Penanggung Jawab Komite mutu

24
BAB IX
PENUTUP

Perawatan Perinatal tidak dapat dipisahkan dengan riwayat kehamilan


seorang ibu , sedangkan angka kematian maternal sendiri masih sangaat tinggi yang
banyak disebabkan karena perdarahan, infeksi dan Preeklamsia. Oleh karena itu
peningkatan kualitas dari pelayanan obstetric dari pusat rujukan adalah sangat
penting. Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Prov. SulSel sebagai tempat pelayanan
yang terkait secara khusus dalam pelayanan perinatal resiko tinggi berperan juga
untuk meningkatkan kualitas pelayanannya dalam keikutsertaan untuk menurunkan
angka kematian maternal neonatal.
Telah disusun suatu Pedoman Pelayanan Obstetric Neonatal Emergency
Komprehensif ( PONEK) sebagai acuan untuk melaksanakan dan mengelola
pelayanan kesehatan maternal neonatal di ruang lingkup Rumah Sakit Khusus Ibu
dan Anak Pertiwi Prov. SulSel.

25

Anda mungkin juga menyukai