Anda di halaman 1dari 13

P

(P
N

SURAT KEPUTUSAN RSIA PERMATA HATI E


NOMOR : 023/SK/RSIA-PH/II/2022
TENTANG
PEMBERLAKUAN PROGRAM PEDOMAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL
EMERGENCY KOMPREHENSIF (PONEK)
DI RSIA PERMATA HATI MAKASSAR

DIREKTUR RSIA PERMATA HATI

Menimbang : 1. Bahwa RSIA Permata Hati wajib ikut berperan serta dalam upaya
pemerintah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB)

2. Bahwa RSIA Permata Hati merupakan bagian dari system rujukan


dalam pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal yang sangat
berperan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB)

3. Bahwa penatalaksaan kedaruratan maternal dan neonatal di RSIA


Permata Hati dilaksanakan melalui Program Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) 24 jam di rumah sakit

4. Bahwa dalam rangka pelaksanaan program Pelayanan Obstetri


Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) 24 jam di RSIA
Permata Hati perlu dibentuk Tim PONEK RSIA Permata Hati

5. Bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Surat


Keputusan Direktur RSIA Permata Hati
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2004
Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072)

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


tentang rumah sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072)

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 159.b/Menkes/SK/II/1988


tentang rumah sakit
3. Surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) 24
jam rumah sakit

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PELAKSANAAN PONEK 24 JAM


DI RSIA PERMATA HATI

Kesatu : Surat Keputusan Direktur Ini Tentang Program Kerja Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)
Kedua : Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Komprehensif) untuk menurunkan angka kematian bayi dan
meningkatkan kesehatan ibu.
Ketiga : Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi
secara terpadu dan paripurna.

1. Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standar

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk


kepedulian terhadap ibu dan bayi.

Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan


obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24
Jam)
Kelima : Surat keputusan ini berlaku sejak ditetapkan tanggal dan akan ditinjau ulang
pada tanggal 13 Februari 2022.

Ditetapkan di : M a k a s s a r
Pada Tanggal : 13 Februari 2022

Direktur RSIA Permata Hati

dr. H. Andi Alamsyah


NIK : 20200110223001
1. PENDAHULUAN

Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara Negara ASEAN dan penurunannya
sangat lambat. Sulawesi selatan merupakan satu dari lima provinsi dengan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi tertinggi di Indonesia, berdasarkan data Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, di tahun 2021 total angka kematian ibu dan di
Sulawesi Selatan sebesar 195 kasus, sedangkan angka kematian bayi mencapai 844
kasus. Di RSIA Permata Hati pada tahun 2022 ada 1 kematian ibu dan 6 kematian bayi.
Pada konferensi tingkat tinggi perserikatan bangsa-bangsa pada tahun 2000
disepakati bahwa terdapat 8 tujuan pembangunan Milenium (Millenium Development
Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indicator
yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak. Meskipun tampaknya target tersebut
cukup tinggi, namun tetap dapat mencapai apabila dilakukan upaya terobosan yang
inovatif untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut yang didukung kebijakan
dan system yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini.
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti BBLR, asfiksia
dan infeksi.
Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan
keputusan, merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan oleh
perdarahan, infeksi, pre-eklampsia, persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian
bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan
dan perawatan bayi harus dilakukan dalam system terpadu tingkat nasional dan regional.
Pelayanan obstetric dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
pelayanan bagi ibu dan bayi lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah sakit PONEK 24 jam
merupakan bagian dari system rujukan dalam pelayanan kedaruratan maternal dan
neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru
lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai
kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.
1. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2022 AKI dan AKB di RSIA Permata Hati sudah mengalami penurunan
dibanding tahun sebelumnya. Namun demikian masih memerlukan upaya yang maksimal
agar AKI dan AKB di RSIA Permata Hati terus dapat ditekan dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2021 di RSIA Permata Hati ada 2 kematian ibu dan 7 kematian bayi dan tahun 2022
menurun menjadi 1 kematian ibu dan 6 kematian bayi.

2. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


a. TujuanUmum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
b. Tujuan Khusus
a) Monitoring dan Evaluasi standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi.
b) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR
c) Monitoring dan Evaluasi sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi
sarana pelayanan kesehatan lainnya.
d) Monitoring dan evaluasi sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD
dan pemberian ASI ekslusif.
3. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a. Kegiatan Pokok
Pelaksanaan penyelenggara Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) 24 jam di RSIA Permata Hati
b. Rincian Kegiatan
1. Rapat tim pembentukan PONEK
2. Sosialisasi program kerja PONEK oleh direktur RS
3. Penyusunan program PONEK
4. Pemenuhan fasilitas serta monitoring sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan
PONEK 24 jam di RSIA Permata Hati
5. Pengembangan SDM
 Pelatihan Eksternal PONEK
o Pelatihan resusitasi neonatus
 In House Training
o Resusitasi Neonatus
o Pelayanan Obstetri Emergensi Dasar (POED)
 Orientasi Karyawan baru
 AMP
6. Sosialisasi Program Kerja PONEK
7. Audit Maternal Neonatal
8. Penyediaan obat obat emergency
9. Pelayanan darah
10. Pelaksanaan sistem rujukan
11. Sosialisasi sistem rujukan PONEK
12. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi
13. KIE : membuat brosur/leaflet terkait PONEK (koordinasi dg promkes)
14. Pelayanan maternal dan neonatal
15. Penyusunan dan evaluasi pedoman, panduan dan SPO
16. Evaluasi dan pelaporan ke direktur
4. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
a. Pembentukan tim PONEK
b. Rapat rutin tim PONEK
c. Sosialisasi SPO
d. Pelatihan (inhouse/ekshouse training) dan sosialisasi terkait PONEK
e. Pembuatan dan pengaturan ruangan
f. Penambahan alkes
g. Memastikan pasien rujukan dengan pendampingan
h. Melaksanakan system rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas yang memadai untuk
kasus tertentu.
i. Melakukan audit maternal neonatal
j. Pelaporan hasil kesehatan
5. SASARAN
a. 60% anggota tim ponek terlatih
b. Mempunyai Standar Respon Time
c. Di IGD target pelayanan diupayakan selama 5 menit

• Di Kaber target pelayanan diupayakan kurang dari 30 menit

• Pelayanan darah target diupayakan kurang dari 60 menit

• Pelayanan SC cito target diupayakan kurang dari 30 menit

d. Pelaksanaan IMD pada bayi lahir normal tanpa komplikasi dalam persalinan normal
dan persalinan SC harus 100%
e. Angka kematian maternal dan neonatal harus kurang dari 1%

6. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan
No Rincian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan Tim Ponek
Sosialisai penyelenggaran
2
PONEK
3 Penyusunan program PONEK
Pemenuhan fasilitas (sarana dan
prasarana) penyelenggaraan
4
PONEK 24 jam di RSIA Permata
Hati
5 Pengembangan SDM
(Pelatihan Eksternal PONEK, In
House Training, Audit Maternal
Perinatal)
6 Sosialisasi Program Kerja PONEK
7 Audit Materna Neonatal
8 Penyediaan Obat Emegercy
9 Pelayanan darah
10 Pelaksanaan sistem rujukan
Sosialisasi sistem rujukan
11
PONEK
Pelaksanaan Pencegahaan dan
12
pengendalian infeksi
KIE: membuat brosur/ leaflet
13 terkait PONEK (koordinasi
dengan promkes)
Pelayanan maternal dan
14
neonatal
Penyusunan evaluasi, pedoman,
15
panduan dan SPO
27 Evaluasi dan pelaporan

7. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi kegiatan dilaksanakan setiap bulan dengan melihat pencatatan dan
pelaporan terkait respon time (IGD, Kamar Bersalin, Pelayanan Darah,
Pelayanan SC cito) serta kasus kematian jika ada.
2. Telah dilaksanakan pelatihan tim ponek yang dilakukan pada bulan Agustus Oleh
dokter umum, bidan dan perawat ponek
8. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan pelaksanaan kegiatan PONEK dilakukan setiap hari setelah dilakukan
kegiatan tersebut. Sedangkan pelaporan dan evaluasi kegiatan setiap bulan secara
continue, Laporan tersebut akan direkap menjadi laporan pelaksanaan PONEK 24
jam di RSIA Permata Hati.

RSIA Permata Hati PROGRAM OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY


Jl. Tamalanrea Raya Blok
10M No. 9-10
KOMPREHENSIF (PONEK)
MAKASSAR

Standar Prosedur Nomor : No. Revisi Halaman


Operasional 075/SPO/RSIA-PH/II/2022 00 1/4
(SPO) Tanggal Terbit : Ditetapkan :
Direktur RSIA Permata Hati

25 Februari 2022

dr. H. Andi Alamsyah


NIK : 20200110223001
Merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan
Pengertian kematian ibu dan periatal dangan maksud mencegah kesakitan dan
kematian
1. Umum
Meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah dalam rangka
penurunan angka kematian ibu dan perinatal
2. Khusus
Tujuan a. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan
dan perinatal secara teratur dan berkesinambungan
b. Menentukan intervensi dan pembinasaan untuk masing-masing
pihak yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang
ditemukan dalam pembahasan kasus
Sesuai Dengan SK Direktur Rumah Sakit Ibu Dan Anak Permata Hati
Kebijakan Nomor: 023/SK/RSIA-PH/II/2022 Tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Komprehensif (PONEK)
Prosedur 1. Persiapan Bahan Dan Alat
2. Materi kasus kematian maternal perinatan.
a. Langka-Langka prosedur
b. Persiapan
c. Penelusuran kasus dan melengkapi data yang telah dilaporkan
puskesmas
d. Menentukan penyebab masalah kematian/ kesakitan
e. Faktor kondisi dan kesehatan bayi
f. Faktor sosial dan lingkungan
g. Faktor pelayanan kesehatan
h. Pengesian format analisa penyebab kematian/kesakitan
i. Menentukan rencana tindak lanjut masalah
j. Menentukan lokasi audit perinatal
k. Menentukan bentuk dan materi pengkayaan
l. Menentukan narasumber
m. Menyiapkan format yang akan akan dipakai
n. Menyiapkan dan mengirim undangan
3. Output dari persiapan AMP adalah sebagai berikut
a. Format otopsi format verbal perinatal yang sudah lengkap terisi
b. Materi presentasi kasus
c. Format analisa penyebab kematian atau kesakitan ibu dan
perinatal (format AMP 1) yang sudah lengkap
d. Format analisa penyebab masalah dan upaya pemecahan
masalah (format AMP2) yang sudah diisi lengkap
e. Jenis AMP : Medis atau sosial
f. Waktu dan tempat pelaksanaak AMP
g. Keangka acuan dan jadwal pertemuan
h. Materi pengkayan (sesuai dengan penyebab masalah pada
analisis kasusu dengan formt AMP 1)
i. Alat bantu pengkayaan
j. Presentan
k. Narasumber
l. Moderator
m. Peserta yang akan diundang
n. Fasilittor
o. Notulis dan buku notulen
p. Format evaluasi pelaksanaan AMP (format AMP 3)
q. Daftar hadir
r. RTL dan rekomendasi AMP yang lalu
s. Undangan
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan audit perinatal hendaknya mengikuti hal-hal berikut :
a. Peserta pertemuan sebaiknya untuk kabupaten /kota dan
provinsi paling banyak adalah 40 orang paling sedikit 30 orang
sedangkan di puskesmas antra 20 s/d 30 orang
b. Tempat pertemuan sebaiknya tempt yang nyaman dengan
ventilasi dan penerangan yang sesuai
c. AVA dan alat bantu untuk penyajian dan pengkayaan sudah
dipersiapakan dengan rapih
d. Makalah dan materi sudah diperbanyak sesuai dengan jumlah
peserta yang hadir
e. Presentasi kasus sebaiknya oleh tim pengkaji (tidak langsung oleh
tenaga kesehatan atau individu yang terkena kasus) menyajikan
kronilogis kejadian secara lengkap
f. Pelaksanaan diskusi
g. Pembahsan rencana tindak lanjut
h. Pengkayaan oleh narasumber
i. Pelaksanaan dan pengkayaan evaluasi
j. Lama pertemuan sebaiknya3-4 jam
5. Output dari pelaksanaan AMP adalah
a. Notulen dan pertemuan
b. Aftar hadir pertemuan
c. Format AMP 1 yang diisi lengkap
d. Format AMP 2 yang diisi lengkap
e. Format AMP 3 yang diisi lengkap
6. Pemantauan dan evaluasi AMP
Pemantauan dilaksanakan secara berjenjang dengan tujuan menilai
apakah kegiatan rencana tindak lanjut AMP dilaksanakan atau tidak
dan apakah di tindaklanjuti dengan upaya peningkatan kualitas
pelayanan dan pengelolaan program KIA di wilayah kabupaten
7. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang, yaitu :
a. Laporan dari RS kabupaten ke Dinkes
b. Laporan dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten lain
1. UGD
2. Kamar Bersalin
3. Kamar Operasi
Unit Terkait
4. Rawat Inap
5. Rawat Jalan
6. Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai