Anda di halaman 1dari 37

P

(P
DAFTAR ISI E

SAMPUL ...................................................................................................................1

DAFTAR ISI ...............................................................................................................2

SURAT KEPUTUSAN .................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................6


B. Pengertian......................................................................................................7
BAB II RUANG LINGKUP

A. Tujuan Upaya Pelayanan PONEK....................................................................8


B. Lingkup Kerja PONEK Rumah Sakit Tipe C......................................................8
C. Kriteria Rumah Sakit Ponek 24 Jam................................................................12
D. Obat-Obatan...................................................................................................14
E. Distribusi ketenagaan.....................................................................................15
F. Standar Fasilitas Ruang...................................................................................16
G. Peralatan esensial...........................................................................................22
BAB III KEBIJAKAN

Kebijakan........................................................................................................24
BAB IV TATA LAKSANA

Tata Laksana...................................................................................................25
BAB V DOKUMENTASI

Dokumentasi PONEK .....................................................................................32


Standar Prosedur Operasional ......................................................................33
SURAT KEPUTUSAN RSIA PERMATA HATI
NOMOR : 024/SK/RSIA-PH/ll/2022
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL
EMERGENCY KOMPREHENSIF (PONEK)
DI RSIA PERMATA HATI MAKASSAR

DIREKTUR RSIA PERMATA HATI

Menimbang : 1. Bahwa RSIA Permata Hati wajib ikut berperan serta dalam upaya
pemerintah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB)

2. Bahwa RSIA Permata Hati merupakan bagian dari system rujukan


dalam pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal yang sangat
berperan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB)

3. Bahwa penatalaksaan kedaruratan maternal dan neonatal di RSIA


Permata Hati dilaksanakan melalui Program Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) 24 jam di rumah sakit

4. Bahwa dalam rangka pelaksanaan program Pelayanan Obstetri


Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) 24 jam di RSIA
Permata Hati perlu dibentuk Tim PONEK RSIA Permata Hati

5. Bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Surat


Keputusan Direktur RSIA Permata Hati

2
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2004
Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072)

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


tentang rumah sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072)

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 159.b/Menkes/SK/II/1988


tentang rumah sakit
3. Surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) 24
jam rumah sakit

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PELAKSANAAN PONEK 24 JAM


DI RSIA PERMATA HATI

Menetapkan :
Pertama : Keputusan direktur RSIA Permata Hati tentang Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)

Kedua : Rumah sakit melaksanakan Program Pelayanan Obstetri Neonatal


Emergency Komprehensif (PONEK) untuk menurunkan angka
kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu

3
Ketiga : Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan
ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna

1. Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standar


2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi
termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi
3. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan
fungsi pelayanan obstetric dan neonates termasuk pelayanan
kegawat daruratan (PONEK 24 jam)

Keempat : Segala pengeluaran yang diakibatkan oleh surat keputusan ini


dibebankan pada anggaran dari RSIA Permata Hati tahun 2022

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan apabila ternyata dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : M a k a s s a r
Pada Tanggal : 13 Februari 2022

Direktur RSIA Permata Hati

dr. H. Andi Alamsyah


NIK : 20200110223001

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal
(AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN dan penurunannya sangat
lambat. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa - Bangsa pada tahun 2000
disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development
Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator
yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak. Meskipun tampasknya target tersebut
cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila dilakukan upaya terobosan yang inovatif
untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut yang didukung kebijakan dan
sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini. Kematian
bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti Berat Badan Lahir
Rendah, asfiksia daninfeksi . Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan
pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya
disebabkan perdarahan,infeksi, pre-eklampsia/eklampsia, persalinan macet dan abortus.
Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu,
maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di
tingkat nasional dan regional.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan
bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan
bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal,
yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci
keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi,
prasarana,sarana dan manajemen yang handal.
5
B. Pengertian
Ponek adalah pelayanan obstetri neonatal esensial / emergensi komperhensif
yang bertujuan untuk mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melalui
program rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten kotamadya atau provinsi.

6
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan PONEK di RS dimulai dari garis depan UGD/ dilanjutkan ke
kamar operasi/ruang tindakan ke ruang perawatan. Secara singkat dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
1. Tujuan Upaya Pelayanan PONEK:
a. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitive
b. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan
c. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio saesaria
d. Perawatan intermediate ibu dan bayi
e. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi
2. Lingkup Kerja PONEK Rumah Sakit Tipe C
a. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
 Pelayanan Kehamilan
 Pelayanan Persalinan
 Pelayanan Nifas
 Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 1)
b. Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi
c. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Resiko Tinggi
 Masa antenatal
o Perdarahan pada kehamilan muda
o Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
o Gerak janin tidak dirasakan
o Demam dalam kehamilan dan persalinan
o Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

7
o Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan/koma,
tekanan darah tinggi
 Masa intranatal
o Persalinan dengan parut uterus
o Persalinan dengan distensi uterus
o Gawat janin dalam persalinan
o Pelayanan terhadap syok
o Ketuban pecah dini
o Persalinan lama
o Induksi dan akselerasi persalinan
o Aspirasi vakum manual
o Ekstraksi Cunam
o Seksio sesarea
o Epiosiotomi
o Kraniotomi dan kraniosentesis
o Malpresentasi dan malposisi
o Distosia bahu
o Prolapsus tali pusat
o Plasenta manual
o Perbaikan robekan serviks
o Perbaikan robekan vagina dan perineum
o Perbaikan robekan dinding uterus
o Reposisi Inersio Uteri
o Histerektomi
o Sukar bernapas
o Kompresi bimanual dan aorta
o Dilatasi dan kuretase
o Ligase arteri uterine

8
o Bayi baru lahir dengan asfiksia
o BBLR
o Resusitasi bayi baru lahir
o Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
o Anestesia spinal, ketamine
o Blok paraservikal
o Blok pudendal (bila memerlukan pemeriksaan spesialistik, dirujuk ke RSIA/
RSU)
 Masa Post Natal
o Masa nifas
o Demam pasca persalinan
o Perdarahan pasca persalinan
o Nyeri perut pasca persalinan
o Keluarga Berencana
d. Pelayanan Kesehatan Neonatal
 Hiperbilirubinemi
 Asfiksia
 trauma kelahiran
 hipoglikemi
 kejang
 sepsis neonatal
 gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
 gangguan pernapasan
 kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA)
 gangguan pendarahan
 renjatan (shock)
 aspirasi meconium
 koma

9
 Inisiasi dini ASI (Breast Feeding)
 Kangaroo Mother Care
 Resusitasi Neonatus
 Penyakit Membran Hyalin
 Pemberian minum pada bayi risiko tinggi
 Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)
e. Pelayanan Ginekologis
 Kehamilan ektopik
 Perdarahan uterus disfungsi
 Perdarahan menoragia
 Kista ovarium akut
 Radang Pelvik akut
 Abses Pelvik
 Infeksi Saluran Genitalia
 HIV – AIDS
f. Pelayanan penunjang medic
 Pelayanan Darah
o Merencanakan kebutuhan darah di RS
o Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non
reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan darah
o Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
o Memantau persediaan darah harian/ mingguan
o Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah
donor dan darah recipient
o Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah recipient
o Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan darah ABO/
rhesus ke Unit Tranfusi darah /UTD secara berjenjang
o Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan tranfusi darah dan
Bank Darah Rumah Sakit

10
o Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan ketrampilan tentangTransfusi
darah, penerimaan darah, penyimpanan darah, pemeriksaaan golongan
darah,pemeriksaan uji silang serasi, pemantapan mutu internal,
pencatatan, pelaporan, pelacakan dan dokumentasi, kewaspadaan
universal (universal precaution).
 Perawatan intensif
o Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjangan
kardio-respirasi jangka pendek dan mempunyai peran memantau serta
mencegah penyulit pada pasien medik dan bedah yang berisiko
o Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana
 Radiologi
 USG
 Laboratorium
3. Kriteria Rumah Sakit Ponek 24 Jam
a) Kriteria umum
No Kriteria Ketersediaan
Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi
1 kasus emergensi baik secara umum maupun
emergensi obstetrik-neonatal
Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan
2 tim PONEK di rumah sakit melipti resusitasi neonatus,
kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus
Mempunyai Standard Operating Prosedur (SOP)
3 penerimaan dan penanganan pasien kegawat-
daruratan obstetric dan neonatal
Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang
4
tertentu
Mempunyai standar respon time di UGD 10 menit, di
5 kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah
kurang dari 1 jam

11
Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk
6 melakukan operasi bila ada kasus emergensi
obstetrik atau umum
Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan
7
operasi dalam waktu kurang dari 30 menit
Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau
8
melaksanakan tugas sewaktu-waktu meskipun on call
Adanya dukungan semua pihak dalam pelayanan
PONEK, antara lain dokter kebidanan, dokter anak,
9 dokter/petugas anestesi, dokter penyakit dalam,
dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan
perawat
10 Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam
Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan
dalam PONEK, seperti laboratorium dan radiologi
11
selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat
penunjang yang selalu siap sedia
Semua perlengkapan harus bersih, berfungsi baik dan
12
siap pakai
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya
13
cukup untuk memenuhi semua kebutuhan
b) Kriteria khusus
No Kriteria Ketersediaan
Sumber Daya Manusia
Memiliki tim PONEK esensialyang terdiri dari:
 1 dokter spesialis kebidanandan kandungan
1  1 dokter spesialis anak
 1 dokter di UGD
 3 orang bidan (1 koordinator dan 2 penyelia)
 2 orang perawat

12
Tim PONEK Ideal ditambah
 1 dokter spesialis anestesi/perawat anestesi
 6 bidan pelaksana
 10 perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
 1 petugas laboratorium
 1 pekarya kesehatan
 1 petugas administrasi

Sarana dan Prasarana


 Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
 Ruang tindakan gawat darurat dengan instrument
2 dan bahan yang lengkap
 Ruang pulih / observasi pasca tindakan
 Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan
termasuk koordinasi internal

4. Obat-Obatan
1 Obat-obatan maternal khusus PONEK
 Ringer Asetat
 Dextrose 10%
 Dextran 40 / HES
 Saline 0,9%
 Adrenalin / Epinefrin
 Metronidazol
 Kadelex atau ampul KCL
 Larutan Ringer Laktat
 Kalsium Glukonat 10%
 Ampisilin
 Gentamisin
 Kortison / Dexametason
 Aminophyline

13
 Transamin
 Dopamin
 Dobutamin
 Sodium Bikarbonat 8.4%
 MgSO4 40%
 Nifedipin
2 Obat-obatan neonatal khusus Ponek
 Dextrose 10%
 Dextrose 40 %
 N5
 KCL
 NaCl 0,9% 25 ml
 NaCl 0,9% 500 ml
 Kalsium Glukonat 10 ml
 Dopamin
 Dobutamin
 Adrenalin / Epinefrin
 Morphin
 Sulfas Atropin
 Midazolam
 Phenobarbital Injeksi
 MgSO4 20%
 Sodium Bikarbonat 8,4 %
 Ampisilin
 Gentamisin

5. Distribusi ketenagaan
Pelayanan PONEK dipimpin oleh dokter dan staf yang terdiri dari tenaga medis, tenaga
keperawatan yang berkualitas untuk menjamin dilaksanakannya pelayanan yang telah
ditentukan, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Ketua Tim PONEK adalah spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang terlatih
14
b. Koordinator IGD adalah dokter umum yang bertugas di IGD

c. Koordinator Poli kebidanan adalah lulusan DIII Kebidanan, masa kerja minimal 3
tahun.
d. Koordinator pelayanan ruang bersalin dan nifas adalah lulusan DIII Kebidanan,
masa kerja minimal 3 tahun.
e. Koordinator Pelayanan Perinatologi adalah lulusan DIII Kebidanan atau Keperawatan
masa kerja 3 tahun
f. Pengaturan jaga / dinas
 Dinas Pagi : 08.00-14.00 wita
 Dinas Siang : 14.00-21.00 wita
 Dinas Malam : 21.00-08.00 wita
 Dokter spesialis kebidanan dan kandungan siap 24 jam menangani kasus
maternal (terjadwal).
 Dokter spesialis anak siap 24 jam menangani kasus neonatal dan
pediatric (terjadwal).
 Tenaga bidan siap 24 jam melayani kasus maternal neonatal (terjadwal).
6. Standar Fasilitas Ruang
a. Ruangan yang berhubungan dengan pelayanan obstetric neonatal emergency
komprehensif
 Ruang Bersalin
o Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD
o Luas minimal : 6 m² per orang. Berarti bagi 1 pasien, 1 penunggu dan 2
penolong diperlukan 4x4m²=16 m².
o Paling kecil, ruangan berukuran 12m² (6 m² untuk masing- masing
pasien).
o Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
o Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir.
o Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang.
o Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama,upayakan tidak ada
keharusan melintas pada ruang bersalin.

15
o Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum.
o Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk
memudahkan transport bayi dengan komplikasi ke ruang rawat.
o Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit ter-integrasi : kala 1, kala
2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4
bagi ibu bersama bayinya secara privasi.Bila tidak memungkinkan, maka
diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.
o Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station)
agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum
dibawa ke ruang rawat (post partum). Selanjutnya bila diperlukan
operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan
dengan kamar bersalin.
o Harus ada kamar mandi-toilet berhubungan kamar bersalin
o Ruang post partum harus cukup luas,
o Ruang tersebut terpisah dari fasilitas: toilet, kloset, lemari.
o Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur
minimum 1 m s.d 2 m dan antara dinding 1 m.
o Jumlah tempat tidur per ruangan maksimal 4.
o Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara
cukup.
o Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan.
o Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa kekoridor)
o Ruang perawat (nurse station) berisi meja, telepon, lemari berisi
perlengkapan darurat atau obat
 Ruang Nifas
o Ukuran minimal 2×3 m untuk 1 tempat tidur
o Jumlah tempat tidur maksimal 5 (lima) tempat tidur disesuaikan dengan
luas ruangan.
o Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah
dibersihkan, keras, rata, tidak licin.

16
o Akses keluar masuk pasien lebar minimal 90 cm.
o Ruangan bersih dan tidak berdebu.
o Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia
sabun atau antiseptik.
 Ruang Bayi
Unit Perawatan Neonatal Normal
o Ruangan terpisah (ruang perawatan neonatus) atau rawat gabung ibu-
bayi harus tersedia di semua RS atau pusat kesehatan dengan unit atau
ruang bersalin (tidak memandang berapa jumlah persalinan setiap hari)
o Jumlah boks bayi harus melebihi jumlah persalinan rata-rata setiap hari
o Suhu dalam ruangan harus terkontrol (24 – 26°C)
Unit Perawatan Neonatal dengan Risiko Tinggi Level II
o Unit asuhan khusus harus dekat dengan ruang bersalin, bila tidak
memungkinkan kedua ruangan harus berada di gedung yang sama dan
harus jauh dari tempat lalu lintas barang/orang.
o Area yang diperlukan tidak boleh < 12 m2 (4 m2 untuk tiap pasien) Unit
harus memiliki kemampuan untuk mengisolasi bayi: (area terpisah, area
terpisah dalam 1 unit, nkubator di area khusus)
o Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik yang dipasang
dengan tepat untuk peralatan listrik. Steker harus mampu memasok
beban listrik yang diperlukan, aman dan berfungsi baik.
o Minimal harus ada jarak 1 meter antar inkubator atau tempat tidur bayi.
 Pojok Laktasi
Terdapat ruangan yang berisi meja, kursi, wastafel
 Ruang Imunisasi
 Poli Kebidanan dan Kandungan
 Ruang operasi
o Instalasi kamar operasi diperlukan untuk tindakan operasi seksio sesaria
dan laparatomi.
o Disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin. Di dalam kamar

17
operasi tersedia: pemancar panas dan perlengkapan resusitasi
dewasa dan bayi.
o Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah berisi: meja, kursi,
perawat, lemari obat, mesin pemantau tensi/nadi oksigen dan sebagainya,
tempat rekam medic, troli darurat.
o Pengawasan langsung dari meja perawat ke tempat pasien.
o Fasilitas pelayanan berikut untuk unit operasi :
- Nurse station yang juga berfungsi sebagai tempat pengawas lalu
lintas orang.
- Ruang kerja kotor yang terpisah dari ruang kerja bersih ruang ini
berfungsi membereskan alat dan kain kotor, tempat cuci wastafel
besar untuk cuci tangan dan fasilitas air panas atau dingin, ada
meja kerja dan kursi kursi,troli.
- Saluran pembuangan kotoran atau cairan.
- Ruang tunggu keluarga
- Kamar sterilisasi yang berhubungan dengan kamar operasi. Ada
autoklaf besar berguna bila darurat.
- Kamar obat berisi lemari dan meja untuk distribusi obat.
- Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untuk 2 orang terdapat di
depan kamar operasi atau kamar bersalin.Wastafel itu dirancang
agar tidak membuat basah lantai. Air cuci tangan haruslah steril.
- Ruang kerja bersih. Ruang ini berisi meja dan lemari berisi linen,
baju dan perlengkapan opersi.Juga terdapat troli pembawa linen.
- Kamar ganti
 Ruang penunjang lainnya
o Ruang perawat/bidan
o Kantor perawat
o Ruang rekam medic
o Toilet staf
o Ruang staf medic

18
o Ruang loker staf/perawat
o Ruang rapat/konferensi
o Ruang keluarga pasien
o Ruang cuci
o Ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan persiapan alat/bahan
o Gudang peralatan
o Ruang linen bersih
 Unit transfuse darah (Bank Darah) 24 Jam
 Laboratorium
 Radiologi
b. Kriteria umum ruangan:

 Sruktur Fisik
o Lantai dari porselin atau plastic
o Dinding di cat dengan bahan yang bisa dicuci
 Kebersihan
o Cat dan lantai berwarna terang sehingga kotoran dapat terlihat
dengan mudah.
o Ruang bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah rumah sakit.
o Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel, perlengkapan, instrumen,
pintu, jendela, dinding, steker listrik dan langit-langit

 Pencahayaan
o Pencahayaan terang dari cahaya alami atau listrik.
o Semua jendela diberi kawat nyamuk agar serangga tidak masuk.
o Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua
lampu berfungsi baik dan kokoh.
o Tersedia peralatan gawat darurat.
o Ada cukup lampu untuk setiap neonates
 Ventilasi
o Ventilasi, termasuk jendela cukup jika dibandingkan dengan ukuran ruang.
19
o Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik.
o Suhu ruangan harus dijaga 24-26ºC.
o Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri).
 Pencucian tangan
o Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau desinfektan
yang dikendalikan dengan siku atau kaki.
o Wastafel, kran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian yang sesuai
(dari lantai dan dinding).
o Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka.
o Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang dipasang
kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat terbuka.
o Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan tangan,
diletakkan di sebelah wastafel.
c. Kriteria khusus ruangan:

 Area cuci tangan di ruang obstetrik dan neonates


Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6 meter
dengan wastafel.
 Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri dan Neonatus/IGD
o Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada di dalam Unit Perawatan
Khusus Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari kamar
gawat darurat lain. Sifat privasi ini penting untuk kebutuhan ibu bersalin
dan bayi.
o Tujuan kamar ini ialah: memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi
kondisi pasien, misalnya syok, henti jantung, hipotermi, asfiksia dan
apabila perlu menolong darurat serta resusitasi.
o Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi, dan inkubator.
o Kamar PONEK membutuhkan :
- ruang berukuran 15 m²
- berisi : lemari dan troli darurat
- tempat tidur bersalin serta tiang infus.

20
- incubator transport
- pemancar pemanas
- meja, kursi
- aliran udara bersih dan sejuk
- pencahayaan
- lampu sorot dan lampu darurat
- mesin isap
- defibrillator
- oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding ( outlet)
- lemari isi : perlengkapan persalinan, vakum, forceps, kuret,
obat/infuse
- alat resusitasi dewasa dan bayi
- wastafel dengan air mengalir dan antiseptic
- alat komunikasi dan telepon ke kamar bersalin
- nurse station dan lemari rekam medic
- USG mobile
- Sarana pendukung, meliputi : toilet, kamar tunggu keluarga, kamar
persiapan peralatan (linen dan instrument), kamar kerja kotor,
kamar jaga, ruang sterilisator dan jalur ke ruang bersalin/kamar
operasi terletak saling berdekatan dan merupakan bagian dari unit
gawat darurat.

7. Peralatan esensial
a. Tabel peralatan maternal esensial
NO JENIS PERALATAN JUMLAH
1 Kotak resusitasi: @1
 Ambubag dan sungkup
 Laringoskop dewasa berfungsi baik
 Laringoskop bayi

21
 Selang reservoir oksigen
 Alat suntik,1, 2 ½, 3 ½, 5, 10, 20 cc
 Infus set
 Obat-obatan : cairan infuse RL, adrenalin, atropine,
NaCl, MgSO4 40%, sodium bikarbonat,
dexamethason.
 Stilet
 Alat endotrakeal ukuran 2 1/2,3, 3 ½
2 Incubator 4
3 Infant warmer 1
4 Ekstraktor vakum 2
5 Forceps naegele -
6 Monitor denyut jantung/pernapasan 1
7 Pompa vakum listrik -
8 AVM (A spirasi Vakum Manual) -
9 Foetal dopler 1
10 Set section sesaria 2
b. Tabel peralatan neonatal esensial
NO JENIS PERALATAN JUMLAH
1 Infant warmer 1 (satu) unit di Instalasi Kamar Operasi 1
2 Pulse oxymeter neonates 1
3 Terapi sinar 3
4 Syringe pump 1
5 Tabung oksigen (mobile) 1
6 Lampu tindakan 1

22
BAB III
KEBIJAKAN
A. Kebijakan

RSIA Permata Hati menyelenggarakan Pelayanan obstetric neonatal emergency


komprehensif mengacu kepada Permenkes dan mengikuti standar atau ukuran indikator
pelayanan yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1051/menkes/sk/xi/2008 Tentang Pedoman penyelenggaraan \ Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di rumah sakit dalam mengukur
pelayanan Ponek di rumah sakit RSIA Permata Hati. Menunjukkan dalam pelaksanaan PONEK
dari segi standar kebijakan mengacu pada standar yang dikeluarkan pemerintah. Pihak
rumah sakit telah mengeluarkan SK Tim PONEK, SOP Penerimaan dan Penanganan Pasien,
serta SOP pendelegasian wewenang. Menyelenggarakan ponek itu ada SK kebijakan dari
direktur tentang penyelenggaraan PONEK.Untuk menyelenggarakan itu semua institusi harus
punya dasar hukum atau kebijakan terutama rumah sakit rujukan.

23
Pedoman dan Peraturan Menteri kesehatan tentang Pelayanan Obstetric Emergency
Komperhensif telah dilampirkan.

Sesuai Dengan SK Direktur Rumah Sakit Ibu Dan Anak Permata Hati Nomor:
025/SK/RSIA-PH/II/2022 Tentang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif
(PONEK)

BAB IV
TATA LAKSANA

24
1. Pelayanan antenatal care meliputi :
1) Ruang poli kandungan yang memiliki peralatan yang lengkap dengan USG
2) Pelayanan pemeliharaan kesehatan ibu dan pelayanan Keluarga Berencana
3) Imunisasi TT
4) Pemberian konseling, informasi, edukasi mengenai kesehatan kehamilan
5) Senam hamil (ruang rehab medis)

2. Pelayanan Ibu Bersalin


1) Dokter jaga spesialis obsgin dan bidan 24 jam
2) Ruangan yang bersih dan memadai
3) Persalinan dengan pendampingan keluarga
4) Penyuluhan dan KIE mengenai persalinan, perawatan nifas, perawatan payudara,
keluarga berencana dan lainya
5) Senam nifas
6) Penanganan kegawatdaruratan sedini mungkin mulai dari IGD dan VK
7) Pelaksanaan rawat gabung
8) Penyuluhan gizi

3. Pelayanan bayi
1) Ruang bayi yang memadai, bersih, aman dan nyaman
2) Pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
3) Pelaksanaan PMK (Perawatan Metode Kanguru)
4) Imunisasi bayi
5) Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak
6) Pemantauan tumbuh dan kembang
7) Penerapan ASI eksklusif

4. Pendidikan dan pelatihan


1) Pembinaan petugas kesehatan

25
2) Pelatihan atau refreshing Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komperehensif
(PONEK) untuk petugas Rumah Sakit

5. Kerjasama dengan lintas sektor


1) Bekerjasama dengan dinas, puskesmas dan rumah sakit terkait dalam pembinaan
dan pemberdayaan kelompok pendukung ASI, kader atau posyandu
2) Melakukan audit maternal perinatal bersama dinas kesehatan
3) Pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang bayi dan anak

6. Pelaksana kegiatan dan pendidikan


1) Rapat evaluasi layanan tim Rumah sakit sayang ibu dan bayi tiap 6 bulan 1x
(enam bulan satu kali)
2) Pelatihan keluar tiap 1 tahun sekali tiap petugas
3) Refreshing keterampilan tiap bulan di tiap ruangan
4) Komunikasi dengan lintas sektor setiap ada kesempatan
5) Inhouse training minimal 1 tahun sekali
6) Laporan tahunan tiap awal tahun berikutnya
A. Pelayanan Rawat Jalan
Tata Laksana pelayanan perinatal resiko tinggi dalam ruang lingkup pelayanan rawat
jalan terkait dengan kegiatan terprogram dari instalasi rawat jalan yaitu dalam pelayanan
di Poli Kebidanan dan Kandungan. Poliklinik Anak yang terjadwal setiap hari kerja Senin
sampai dengan Sabtu jam 07.00 sampai dengan jam 14.00. Kegiatan Pelayanan Rawat
Jalan adalah:

1. Poliklinik Anak
a. Imunisasi
Layanan imunisasi di poliklinik anak meliputi program imunisasi Wajib dan
imunisasi yang dianjurkan.Pelaksanaan imunisasi di atas dilakukan setiap hari
kerja jam 07.00 sampai dengan 14.00 WIB kecuali Campak dan BCG hanya
dilakukan setiap hari Rabu .Selain imunisasi wajib, poliklinik anak juga melayani
imunisasi lain seperti: MMR, Hib, Tifoid, HepatitisA, dan Varicella

26
b. Pemeriksaan rutin bayi baru lahir dan perawatan tali pusat Pemeriksaan rutin
bayi baru lahir dilakukan setiap hari kerja pukul 07.00 sampai dengan 14.00
WIB oleh dokter spesialis anak meliputi penimbangan berat badan, pemeriksaan
kondisi umum dan fisik, pemantauan pemberian ASI dan kemampuan minum
bayi. Pada saat perawatan tali pusat, dilakukan juga pemeriksaan tanda- tanda
adanya infeksi tali pusat, serta edukasi mengenai cara perawatan tali
pusat yang benar kepada orang tua. Dalam pemantauan pada bayi kurang bulan
dilakukan pemantauan secara berkala terhadap pertumbuhan dan perkembangan
apakah sudah dapat tumbuh kejar pada kronologis pertumbuhannya, komplikasi
atau gangguan perkembangan yang mungkin terjadi.
 2.  Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
a. Pelayanan pasien di poliklinik kebidanan dan kandungan dilakukan oleh dokter
spesialis kebidanan dan kandungan setiap hari kerja 07.00 sampai dengan
14.00 meliputi:
 Perawatan masa hamil yang meliputi kondisi kandungan.Pada kasus
tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium dan USG.
 Perawatan masa nifas bagi ibu post partum, meliputi pencatatan
keluhan, pemeriksaan fisik, perawatan luka episiotomi atau luka post
operasi.
 Senam hamil diadakan bagi ibu hamil trimester II dan III yang diizinkan
mengikuti senam hamil oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Senam hamil dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 09.00 WIB di
ruang senam hamil oleh bidan.
 Dalam pelayanan pasien di poliklinik ini dilakukan juga deteksi dini
kehamilan yang mempunyai resiko tinggi serta penatalaksanaannya
bahkan pencegahan komplikasi lebih lanjut dengan intervensi
pengobatan yang diperlukan, dilakukan pencatatan serta perencanaan
dalam proses persalinan untuk resiko tinggi

b. Pelayanan KB

27
 sasaran: setiap pasangan suami istri usia produktif, untuk
mengatur kehamilan
 jenis pelayanan kontrasepsi: IUD, pil KB, implan atau susuk, suntik,
kondom, MOW
c. Kandungan
Pelayanan pemeriksaan wanita dengan gangguan ginekologis, misalnya mioma,
kista uteri, endometriosis
B. Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap terkait secara fungsional dengan instalasi rawat inap dengan
pintu masuk baik dari poliklinik maupun rawat darurat dengan kasus-kasus kehamilan
patologis yang persalinan yang direncanakan maupun kasus-kasus rujukan dengan
kondisi gawat darurat.Pelayanan rawat inap ada pada lantai 1 RSIA Permata Hati dengan
kapasitas 30 tempat tidur, dan untuk neonatus yang lahir di RSIA Permata Hati terdapat
25 box bayi, 4 binkubator. Untuk neonatus kasus rujukan atau lahir di luar RSIA Permata
Hati di rawat di ruang neonatus luar dengan kapasitas 1 inkubator.
1. Klasifikasi Penyakit
Berbagai klasifikasi kasus yang dapat menjadi bagian dalam pelayanan perinatal
resiko tinggi adalah:
Kasus terkait dengan kehamilan ibu:
a. Kehamilan normal
b. Pelayanan Kesehatan Maternal dengan masalah yaitu:
 Syok
 perdarahan pada kehamilan muda
 perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan
 perdarahan pasca persalinan
 nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau koma, tekanan darah
tinggi
 persalinan lama
 malpresentasi dan malposisi
 demam dalam kehamilan dan persalinan

28
 demam pasca persalinan
 nyeri perut pada kehamilan muda, pada kehamilan lanjut dan
persalinan
 gerak janin tidak dirasakan
 ketuban pecah dini
 gawat janin dalam persalinan
Kasus yang terkait dengan kesehatan neonatus:
a. Neonatus normal
b. Neonatus bermasalah :
 asfiksia neonatorum
 tetanus neonatorum
 sepsis
 trauma lahir
 sindroma gangguan pernapasan
 bayi berat lahir rendah
 kelainan kongenital
 ikterus neonatorum
 bayi lahir dengan ibu bermasalah: infeksi hepatitis B, diabetus melitus dan
ibu dengan TBC
2. Penyelesaian dan pengembalian Rekam Medis
Data Rekam Medis yang berkaitan dengan pelayanan perinatal resiko tinggi
disesuaikan dengan segala persyaratan dan ketentuan dari instalasi rekam medis baik
dalam hal pengisian, waktu penyelasaian kelengkapan serta pengembalian
data.Pengisian rekam medis sesuai dengan ketentuan rekam medis dan
pengembalian rekam medis 2x 24 jam.
Sistem Rujukan
a. Pengertian Rujukan
Sistem Rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik vertikal maupun
horizontal, maupun struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit atau

29
masalah penyakit atau permasalahan kesehatan. Kegiatan rujukan mencakup:
 Rujukan Pasien
o Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu
rumah sakit.
o Rujukan eksternal adalah rujukan antar spesialis keluar rumah
sakit dengan mengikuti sistem rujukan yang ada
 Rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk peningkatan
kemampuan tenaga kesehatan (dana, alat dan sarana).
 Rujukan Manajemen
Dapat berupa permintaan kepada unit yang lebih mampu atau bantuan
kepada unit yang kurang mampu untuk menyelesaikan suatu masalah
tertentu yang tidak dapat diatasi sendiri.
b. Sistem pelayanan rujukan maternal dan perinatal di RSIA Permata Hati
Bila pasien maternal dan perinatal tidak dapat ditangani sendiri segera rujuk
ke sarana kesehatan yang lebih lengkap fasilitas dan tenaga kesehatannya. Harus
ada koordinasi, mudah sehingga tidak merugikan pasien. Mudah, cepat dan
tepat adalah yang utama.
Rujukan internal rumah sakit berpedoman kepada prosedur rujukan di
dalam rumah sakit dan mekanisme kerja di bagian / instalasi Anak, Obstetri, dan
Ginekologi. Rujukan eksternal mengikuti mekanisme rujukan sesuai jenjang
pelayanan.
Pada saat merujuk pasien harus disertakan surat rujukan dan resume medik
pasien meliputi: riwayat penyakit, penilaian kondisi pasien yang dibuat saat kasus
diterima perujuk, tindakan atau pengobatan yang telah diberikan dan keterangan
lain yang perlu atau ditemukan sehubungan dengan kondisi pasien. Proses
pelaksanaan rujukan harus mendapat persetujuan dari dokter dan keluarga
Rumah Sakit sebagai penerima rujukan:
 Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala
tindakan yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.
 Persiapan pihak keluarga untuk memberikan darah jika dibutuhkan

30
 Pasien/keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan/perawatan yang
akan dilaksanakan.

31
BAB IV
DOKUMENTASI

Dalam pelaksanaannya Rumah Sakit PONEK didokumentasikan dalam :


1. Catatan pelayanan yang ditulis oleh dokter, perawat dan tenaga medis lain yang
memberikan kegiatan pelayanan maternal dan neonatal pada shift tersebut
2. Pada pasien rawat jalan dokumentasi pelayanan pada status list rawat jalan dan buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Makassar, 13 Februari 2022


Direktur RSIA Permata Hati

dr. H. Andi Alamsyah


NIK : 20200110223001

32
RSIA Permata Hati PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY
Jl. Tamalanrea Raya KOMPREHENSIF (PONEK)
Blok 10M No. 9-10
MAKASSAR

Nomor : No. Revisi Halaman


077/SPO/RSIA-PH/II/2022 02 1/5
Tanggal Terbit : Ditetapkan :
Standar Prosedur Direktur RSIA Permata Hati
Operasional
(SPO) 25 Februari 2022

dr. H. Andi Alamsyah


NIK : 2020110223001
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif, yang ditujukan
untuk penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
Pengertian (AKB) sesuai dengan target MDGs, dan mengupayakan kesehatan
reproduksi ibu yang baik dan capaian tumbuh kembang anak yang
optimal
Mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melalui program
Tujuan rujukan berencana dalam satu wilayah Kabupaten, Kotamadya, atau
Propinsi.
Sesuai Dengan SK Direktur Rumah Sakit Ibu Dan Anak Permata Hati
Kebijakan Nomor: 025/SK/RSIA-PH/II/2022 Tentang Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Komprehensif (PONEK)
Prosedur 1. Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologis
a. Pelayanan kehamilan
b. Pelayanan persalinan

33
c. Pelayanan nifas
2. Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis
a. Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 1)
b. Resusitasi neonates
c. Rawat gabung bayi sehat-ibu
d. Asuhan evaluasi pasca lahir neonatus sehat
e. Stabilisasi dan pemberian asuhan bayi baru lahir usia
kehamilan 35-37 minggu yang stabil secara fisiologis Perawatan
neonates usia kehamilan <35 minggu atau neonatus sakit sampai
dapat pindah ke fasilitas asuhan neonatal spesialistik
f. Stabilisasi neonates sakit sampai pindah ke fasilitas asuhan
neonatal spesialistik
g. Terapi sinar
h. Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK)
3. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi
a. Masa antenatal
 Perdarahan pada kehamilan muda
 Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
 Gerak janin tidak dirasakan
 Demam dalam kehamilan dan persalinan
 Kehamilan Ektopik dan Kehamilan Ektopik Terganggu
 Kehamilan dengan Nyeri kepala, gangguan penglihatan,
kejang dan koma, tekanan darah tinggi.
b. Masa intranatal
 Induksi oksitosin pada hamil lewat waktu
 Pelayanan terhadap syok
 Pelayanan pecah ketuban
 Penanganan persalinan lama
 Persalianan dengan parut uterus
 Gawat janin dalam persalinan

34
 Penanganan malpresentasi dan malposisi
 Penanganan distosia bahu
 Penanganan prolapsus tali pusat
 Kuret pada blighted ovum / kematian medis, abortus
inkomplit, molahidatosa
 Aspirasi vakum manual
 Ekstrasi cunam
 Seksio sesarea
 Episiotomy
 Kraniotomi dan kraniosentesis
 Plasenta manual
 Perbaikan robekan serviks
 Perbaikan robekan vagina dan perineum
 Perbaikan robekan dinding uterus
 Reposisi infersio uteri
 Melakukan penjahitan
 Histerektomi
 Ibu sukar bernafas/sesak
 Kompresi bimanual dan aorta
 Ligasi arteri uterinre
 Bayi baru lahir dengan asfiksia
 Penaganan BBLR
 Resusitasi bayi baru lahir
 Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
 Anestesia spinal,ketamin
 Blok paraservikal
 Blok pudendal
 IUD post plasenta
 IUD durante seksio sesarea
c. Masa post natal

35
 Masa nifas
 Demam pasca persalinan/infeksi nifas
 Pendarahan pasca persalinan
 Nyeri perut pasca persalinan
 Keluarga berencana
d. Pelayan Kesehatan Neonatal dengan Risiko Tinggi
Level II A:
 Resusitasi dan stabilisasi bayi prematur dan atau
sakit, termasuk memeberikan bantuan CAP dalam jangka
waktu < 24 jam, atau sebelum pindah kefasilitas asuhan
intensif neonates
 Pelayanan bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 minggu
dan berat lahir >1500 gr yang memiliki ketidakmampuan
fisiologis seperti apnea, prematur, tidak mampu menerima
asupan oral, menderita sakit yang tidak diantisipasi
sebelumnya dan membutuhkan pelayanan ssub spesialistik
dalam waktu mendesak
 Oksigen nasal dengan pemantau saturasi oksigen
 Infus intravena perifer dan nutrisi parenteral untuk jangka
waktu terbatas
 Memberikan asuhan bayi dalam masa penyembuhan pasca
perawatan intensif

Level IIB
 Kemampuan unit perinatal level IIA ditambah dengan
tersedianya ventilasi mekanik selama jangka waktu
singkat (<24 jam) dan CPAP
 Infus intravena, nutrisi parenteral total, jalur sentral
menggunakan tali pusat dan jalur sentral melalui intravena
per kutan
e. Pelayanan Ginekologis

36
 Kehamilan ektopik
 Perdarahan uterus disfungsi
 Perdarahan menoragia
 Kista ovarium terpuntir
 Radang pelvix akut
 Abses pelvik
 Infeksi saluran genitalia
 HIV-AIDS
f. Perawatan Khusus / High Care Unit dan Tranfusi Darah
g. Pelayanan Penunjang Medik
 Pencitraan
o Radiologi, dinamik portabbel
o USG ibu dan neonatal
 Laboratorium bekerja sama dengan
1. UGD
2. Kamar Bersalin
3. Kamar Operasi
Unit Terkait
4. Rawat Inap
5. Rawat Jalan
6. Laboratorium

37

Anda mungkin juga menyukai