Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PENGKAJIAN POPULASI KHUSUS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN


MENTAWAI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan
Pelayanan populasi khusus terhadap pasien Neonatus, Anak, Remaja,
Maternitas, Geriatri, Tserminal, pasien dengan nyeri kronik, pasien dengan
gangguan emosional atau dengan psikiatri, kecanduan obat-obat terlarang,
kekerasan, penyakit menular, gangguan imununologi serta pasien yang
menerima kemoterapi, di RS Umum Daerah Kab. Kep. Mentawai. Panduan ini
disusun sebagai pegangan untuk semua karyawan RS Umum Daerah Kab.
Kep. Mentawai dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih sedalam-
dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan serta
arahan dan dorongan sejak dari persiapan sampai dengan terselesaikannya
Panduan ini. Kami menyadari bahwa panduan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu sejalan dengan penerapannya, kami akan terus memonitor,
mengevaluasi, dan melakukan revisi bila dibutuhkan pada waktunya. Semoga
panduan ini bermanfaat dan dapat diaplikasikan oleh semua pihak dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien di Rumah Sakit.
BAB I

A. DEFINISI
Pelayanan pasien populasi khusus merupakan pelayanan khusus
yang harus disediakan oleh suatu rumah sakit guna melindungi dan
menjaga pasien agar selalu dalam keadaan yang aman dan nyaman
selama mendapatkan pelayanan kesehatan.
Rumah sakit memberi pelayanan bagi berbagai macam pasien
dengan berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan. Beberapa
populasi khusus pasien yang digolongkan pada risiko
kekerasan/disiksa dapat dikarenakan faktor usia, keterbatasan fisik,
atau suatu kondisi yang bersifat criminal
Kelompok pelayanan pasien populasi khusus antara lain:
a. Pasien Geriatri/usia lanjut
Pasien usia lanjut adalah pasien yang berusia 60 tahun keatas yang
dirawat di rumah sakit.
b. Pasien yang korban kekerasan atau kesewenangan dan pasien yang
mengalami gangguan emosional.
Pasien yang cacat atau dengan ketergantungan bantuan adalah
pasien yang mempunyai keterbatasan fisik atau mental yang dirawat
di rumah sakit.
c. Pasien neonatus, anak dan remaja.
a) Pasien neonatus adalah pasien yang berusia 0-28 hari yang dirawat
di rumah sakit.
b) Berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, pasal 1 ayat 1, Anak adalah seseorang yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan. Sedangkan menurut WHO, batasan usia anak
antara 0-19 tahun yang dirawat di rumah sakit.
c) Pasien remaja adalah pasien yang beruasia 12- 21 tahun,
yang dirawat dirumah sakit.
d. Populasi pasien dengan kecanduan obat terlarang atau alcohol yang
dirawat dirumah sakit.
e. Populasi pasien yang dengan penyakit menular, pasien yang menerima
kemoterapi/terapi radiasi, gangguan immunologi yang dirawat dirumah
sakit
f. Populasi Pasien Nyeri kronik dan Pasien Terminal yang dirawat dirumah
sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari pelayanan pasien populasi khusus meliputi :

1. Instalasi Gawat Darurat

2. Instalasi Rawat Inap

3. Instalasi Rawat Jalan

4. ICU
BAB III
TATALAKSANA

A. TATALAKSANA PELAYANAN PASIEN TERHADAP PASIEN OBSTETRI


DAN GERIATRI
a. Pasien Rawat Jalan
1) Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan
mengantarkan sampai tempat periksa yang dituju dengan
memakai alat bantu bila diperlukan
2) Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi
pasien untuk dilakukan pemeriksaan sampai selesai.
3) Pasien usia lanjut harus didampingi oleh keluarganya setiap
saat termasuk pada saat menerima edukasi, mendapat
penjelasan tentang kondisi penyakit pasien pada saat
dilakukan tindakan/prosedur, dan lain-lain.
4) Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat
pasien apabila akan dilakukan tindakan resiko tinggi dan
keluarga pasien memberikan persetujuan dengan
menandatangani lembar informed consent.
b. Pasien Rawat Inap
1) Penempatan pasien di kamar rawat inap sedekat mungkin dengan
ruangan perawat

2) Perawat memastikan dan pengaman tempat tidur

3) Perawat memastikan ada salah satu keluarga yang menjaga pasien

B. TATALAKSANA PELAYANAN TERHADAP PASIEN TERMINANAL,


GANGGUAN EMOSIONAL ATAU PASIEN PSIKIATRI
a. Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien
penderita cacat baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib
membantu serta menolong sesuai dengan kecacatan yang disandang
sampai proses selesai dilakukan.
b. Pasien yang cacat harus didampingi keluarganya setiap saat
termasuk pada saat menerima edukasi, mendapat
penjelasan tentang kondisi penyakit pasien, pada saat dilakukan
tindakan/prosedur, dan lain-lain.
c. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat pasien
apabila akan dilakukan tindakan resiko tinggi dan keluarga
pasien memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar
informed consent.
d. Perawat memasang dan memastikan pengaman tempat tidur
pasien.
e. Perawat memastikan ada salah satu keluarga yang menjaga pasien.

C. TATALAKSANA PELAYANAN PASIEN NEONATUS, ANAK DAN REMAJA


a. Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien
anak baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu
serta menolong sesuai dengan kebutuhan sampai proses selesai
dilakukan.
b. Pasien anak harus didampingi keluarganya setiap saat termasuk
pada saat menerima edukasi, mendapat penjelasan tentang
kondisi penyakit pasien, pada saat dilakukan tindakan/prosedur,
dan lain-lain.
c. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat pasien
apabila akan dilakukan tindakan resiko tinggi dan keluarga
pasien memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar
informed
d. Perawat memastikan ada salah satu keluarga yang menjaga pasien
e. Modifikasi lingkungan yang bernuansa anak-anak dapat
menciptakan keceriaan dan rasa nyaman bagi pasien.

D. TATA LAKSANA PELAYANAN TERHADAP POPULASI PASIEN KORBAN


KEKERASAN, KECANDUAN OBAT TERLARANG
a. Pasien ditempatkan di kamar perawatan sedekat mungkin dengan ruang
perawat
b. Pasien dengan resiko kekerasan harus selalu didampingi keluarganya
c. Perawat berkoordinasi dengan satuan pengamanan untuk memantau
lokasi perawatan pasien, penjaga maupun pengunjung pasien
E. TATA LAKSANA PELAYANAN TERHADAP POPULASI KHUSUS DENGAN
NYERI KRONIK,PENYAKIT MENULAR, SISTEM IMUN TERGANGGU DAN
PASIEN KEMOTERAPI
a. Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan
mengantarkan sampai tempat periksa yang dituju dengan
memakai alat bantu bila diperlukan.
b. Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi pasien
untuk dilakukan pemeriksaan sampai selesai.
c. Pasien usia lanjut harus didampingi oleh keluarganya setiap saat
termasuk pada saat menerima edukasi, mendapat penjelasan
tentang kondisi penyakit pasien pada saat dilakukan
tindakan/prosedur, dan lain-lain.
d. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat pasien
apabila akan dilakukan tindakan resiko tinggi dan keluarga
pasien memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar
informed consent.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Seluruh informasi yang diberikan/dijelaskan kepada pasien maupun


keluarga, seluruh tindakan yang dilakukan kepada pasien,
seluruh persetujuan maupun penolakan terhadap tindakan atau
prosedur yang akan diberikan ke pasien tercatat dalam status rekam
medis pasien dan tersimpan sebagai berkas rekam medis pasien. Hal
tersebut merupakan bukti telah memberikan pelayanan catatan
perkembangan pasien secara terintegrasi dan berkas tersebut akan
menjadi bukti legal jika terjadi kasus hukum. Pencatatan tersebut
dapat dilakukan pada formulir Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi (CPPT).
2. Pelayanan pasien yang lemah dan yang lanjut usia, anak dan yang
dengan ketergantungan bantuan, serta populasi yang beresiko disiksa
dimasukkan dalam rekam medis pasien.
BAB V
PENUTUP

Dengan dikeluarkannya panduan ini maka setiap petugas Rumah Sakit agar
senantiasa memperhatikan hal-hal yang berkaitan Pelayanan pasien dengan
populasi khusus. Panduan ini agar dilaksanakan dengan sebaik – baiknya.

Anda mungkin juga menyukai