Anda di halaman 1dari 38

MATERI INTI 7

KEGAWATDARURATAN
LUKA BAKAR

Disampaikan pada :
Pelatihan Basic Trauma &
Cardiac Life Support
Anatomi Fisiologi: DEFENISI
Luka bakar adalah luka yang
terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan
benda-benda yang
menghasilkan panas/zat yg
bersifat membakar
(Purwadianto, 2000)
Anatomi Fisiologi:
A. KLASIFIKASI LUKA BAKAR :
Berdasarkan penyebab
 Panas kering.
 Panas basah.
 Tersengat listrik.
 Bahan kimia.
 Radiasi.
Luka Bakar Listrik
Luka Bakar Kimiawi
Berdasarkan Derajat Luka bakar.
Luka bakar derajat I

Kerusakan epitel minimal

Sinar mata hari

Kering; tidak lepuh; merah-pink; memutih dgn


tekanan nyeri

nyeri

Sembuh spontan
Luka bakar derajat II

Keseluruhan epidermis,
sebagian dermis

Benda panas, nyala api, cedera


radiasi

Kering ; pucat ; berlilin ; tidak


memutih

Sensitif terhadap tekanan


Luka Bakar derajat III

Semua yang diatas & bagian


lemak subkutan ; dpt mengenai
jaringan ikat otot, tulang

Nyala api yang berkepanjangan,


listrik, kimia dan uap panas

Kulit terkelupas, pucat, kuning


sampai coklat

Sedikit nyeri

Sembuhnya lama
LUAS AREA YANG TERBAKAR WALLACE
“ THE RULE OF NINE’S “

9%

9% 9%

Back 18% Front 18%


1%

18%
18%
LUAS AREA YANG TERBAKAR WALLACE
“ THE RULE OF NINE’S “
BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN

Keparahan Kriteria
Luka bakar Derajat II LPTT <15 % (dws) <10 (anak)
minor Derajat III <2 % tanpa komplikasi.

Luka bakar Derajat II LPTT 15–25 % (dws)


sedang tak Derajat II LPTT 10-25 % (anak)
terkomplikasi Derajat III LPTT < 10 %

Luka bakar Derajat II LPTT >25%(dws), > 20% (anak)


mayor Derajat III LPTT 10 % atau lebih
Cedera inhalasi
Cedera sengatan listrik
 Luas luka
bakar
 Lokasi luka
 Kedalaman bakar (bagian
tubuh yang
 Faktor yang terkena)
luka bakar mempengaruhi
berat ringannya luka
bakar
 Kesehatan
 Usia umum

Mekanisme
injuri
Kriteria Luka Bakar yang harus
dirujuk/Rawat
1. Grade II dan III
2. 10% luas luka bakar untuk umur < 10 tahun atau > 50 tahun
3. > 20 % mengenai :- Perineum - Sendi mayor
- Muka - Mata - Kaki - Genital
- Lengan - Tangan
4. Luka Bakar Grade III > 5% PLTT
5. Luka Bakar listrik & kimia
6. Trauma Inhalasi
7.Penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan trauma.
8. Situasi yang khusus
PROSES PENYEMBUHAN LB
1. FASE AWAL/FASE SYOK:
Gangguan saluran pernapasan/edema
Gangguan cairan & elektrolit.
2. FASE SUB AKUT (DAY 2 – DAY 21)
- Kehilangan jaringan/ epitel:
penguapan cairan dan eletrolit protein
-Proses inflamasi dan infeksi
3. FASE LANJUT (>DAY 21)
- Hipertropi,kloid , ggn pigmentasi dan
kontraktur
- Gangguan pungsi penampilan
C.KOMPLIKASI YANG MUNGKIN TERJADI
1. DI IGD

 Syok hipovolemik/neurogenik
 Distres pernafasan
 Gangguan kardiovaskuler: gangguan irama (pada luka
bakar listrik) dan gagal jantung
 Gagal ginjal akut
 Compartmen syndrome (pada LB derajat III daerah
ekstremitas)
2. RAWAT INAP

 Kontraktur
 Infeksi dan sepsis
Penanganan LB di tempat Kejadian
1. Jauhkan korban dari sumber panas
2. Buka pakaian dan perhiasan yang dikenakan korban
3. Kaji kelancaran jalan nafas korban, beri bantuan
pernafasan korban dan oksigen bila diperlukan
4. Beri pendinginan dengan merendam korban dalam
air bersih
5. Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia, siram
korban dengan air sebanyak – banyaknya untuk
menghilangkan zat kimia dari tubuhnya
6. Kaji kesadaran, keadaan umum, luas dan kedalaman
luka bakar serta cedera lain yang menyertai luka
bakar
7. Segera bawa korban ke rumah sakit untuk
penanganan lebih lanjut
A. AIR WAY
Bila ditemukan keadaan seperti tesebut diatas , harus dicurigai
adanya trauma Inhalasi

Memerluan pertolongan segera dan penangan


defenitif terhadap penyelamatan jalan napas
dari sumbatan

Dapat mengancam jiwa


A. AIRWAY(Lanjutan...)
a. Luka bakar pada wajah
b. Bulu hidung atau alis yang terbakar
c. Didapatkan timbunan karbon kehitaman disekitar mulut, hidung,
dan orofaring
d. Dahak yang berwarna kehitaman
e. Riwayat terbakar di ruangan tertutup
f. Riwayat ledakan di depan wajah, leher dan dada
g. Kadar karboksi-hemoglobin lebih dari 10% setelah riwayat dalam
lingkungan api.

 Terdengarnya suara serak (stridor), merupakan


indikasi untuk segara melakukan penyelamatan jalan
nafas defenisi sebelum benar-benar terjadi sumbatan
akut jalan nafas yang akan mengancam nyawa
penderita dalam hitungan menit.
B. Breathing

 Penilaian terhadap proses pernafasan sangat penting


setelah penyelamatan Airway dilakukan,
 Lepaskan pakaia dan semua hal yang menghambat
gerakan rongga dada, berikan oksigen yang adekuat
melalui sungkup atau kanul.
C. Sirkulasi

 Setiap penderita dengan luka bakar berat, diatas 20%


sudah perlu d berikan cairan infus.
 Setelah jalan nafas dijamin baik dan cedera lainya
yang mengancam nyawa telah diidentifikasi dan
ditanga selanjutnya penderita disiapkan untuk
pemasangan infus.
C. Sirkulasi (Lanjutan...)

 Carilah vena-vena besar untuk memasang jarum infus


yang cukup besar, upayakan agar pemasangan infus
jangan di daerah yang terkena luka bakar, kecuali
terpaksa karena tidak ada daah lain yang dapat
dipakai.
C. Sirkulasi (Lanjutan...)

 Vena daerah ekstremitas atas terlebih dahulu


 Pada lukabakar yang cukup luas diatas 40%
diperlukan:
• Dualine infus
• Pemasangan vena central (CVP), selain brfungsi untuk
pemberian cairan, juga sebagai alat monitoring
hemodinmik yang lebih akurt.
Pemberian cairan
Resusitasi cairan : (Form Baxer atau Parkland)
4 ml RL x BB kg x % PLTT
Pemberian :
8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan.
8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan.
8 jam III diberikan sisanya.
Penatalaksanaan Lanjutan

 Identifikasi adanya cidera ikutan


 Data dasar analisa gas darah dan foto thorax
 Dokumentasi data yang kontinyu (Flow Sheet)
Monitoring

 Tanda-tanda vital
 Jalan nafas pernafasan
 AGD, kadar CO, foto thorax
 Sirkulasi
 Produksi Urin (1/2 – 1cc/kg BB/jam)
 CVP
Pemasangan NGT

 Mengurangi mual(Nauesa), mencegah aspirasi dan


distansi abdomen
 Luka bakar >20% luas permukaan tubuh
 Nutrisi enteral dini
Perawatan Luka
 Jangan pecahkan bulae
 Jangn menyiram dengan air dingin
 Tutup dengan kain lembab
yang bersih dan steril
 Penggunaan krim antibiotika
sesuai dengan kebutuhan
 Penentuan untuk penutupan
luka dengan skin graft
 Kultur (pus, urin, tinja, sputum)
 Pemakain balut tekan
Perawatan Luka

 Menurunkan jumlah kuman komensial:


1. Pemberian AB untuk mengurangi flora patogen usus
2. Pencucian vagina
3. Rambut : cukur
4. Mulut : kumur-kumur / sikat gigi
5. Bersihkan lubang hidung, telinga
6. Mata : salep
Perawatan Luka

 Kateter : Maksimal 1 minggu


 CVP : Perawatan luka dan fiksasi
 Infus : Cegah flebitis
 Tracheostomi
 ETT
 Cegah dekubitus
Luka Bakar Listrik

 Aliran tegangan tinggi (>1000 Volt)


 Luka masuk (lebih kecil) dan luka keluar (lebih besar)
 Gangguan irama jantung  monitor 24 sampai 48 jam
pertama
 Kerusakan syaraf, pembuluh darah, otot dan tulang
 Kadang disertai luka bakar (bunga api listrik)
Penanganan Luka Bakar Listrik
1. Matikan arus kontak
2. Dapat terjadi kerusakan yang dalam sampai otot-
fascia.
3. Lakukan langkah-langkah dasar(ABCDE)
4. Tarok korban dlm posisi pemulihan jika pingsan
5. Rawat luka dgn meninginkan dgn menggunakan
air
6. Bila ada gangguan pernafasan (asidosis
metabolik) laporkan kepada dokter.
PENGATURAN SUHU TUBUH

 Pencegahan hipothermi : suhu kamar disesuaikan


agar suhu tubuh pasien 36 – 37 OC

Anda mungkin juga menyukai