Anda di halaman 1dari 7

9

ᄃ TATALAKSANA LUKA BAKAR

a. Definisi
Suatu trauma panas yang disebabkan oleh air / uap panas, arus listrik, bahan kimia,
radiasi dan petir yang terutama mengenai jaringan permukaan yang menyebabkan
kerusakan atau kehilangan jaringan.
Fase Luka Bakar Fase Akut / Fase Syok Saat di tempat kejadian sampai saat
penanganan di Instalasi Gawat Darurat. Masalah yang ada pada fase ini adalah
masalah penyelamatan hidup terutama untuk pernafasan dan cairan. Disamping itu
masalah perawatan luka juga penting karena sangat mempengaruhi kondisi umum
pasien dan juga penyembuhan luka.

b. Penilaian Luka Bakar


Berdasarkan :
1. Kedalaman luka bakar
 Derajat I : Epidermis
 Derajat II : Dermis
A. Superfisial/ permukaan
B. Dalam
 Derajat III : Seluruh tebal kulit/ lebih dalam sampai otot, tulang
Kedalaman luka bakar tergantung:
 Tingginya panas
 Penyebab
 Lamanya kontak
 Ketebalan kulit
 Suplai darah
Derajat Kedalaman Klinis Rasa nyeri

Derajat I Hyperemis Hyper estesia


Derajat II A Bulla, merah Hyper estesia
Derajat II B Bulla, pucat Hypo estesia
Derajat III Hitam, kering An estesia

2. Luas luka bakar


Berdasarkan Rule of Nine dari Wallace

Untuk luka bakar yang tersebar dalam bentuk pulau-pulau dapat dihitung dengan
telapak tangan penderita dianggap 1%.

c. Keparahan Luka Bakar

1. Luka bakar ringan


 Luka bakar derajat II < 15%
 Luka bakar derajat II < 10% pada anak-anak
 Luka bakar derajat III < 1%
2. Luka bakar sedang
 Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa
 Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak
 Luka bakar derajat III < 10%
3. Luka bakar berat
 Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa
 Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak
 Luka bakar derajat III 10% atau lebih
 Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan
genetalia/perineum.
 Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain

d. Indikasi Rawat
 Luka bakar sedang
 Luka bakar Grade II
a. Dewasa >20%
b. Anak / Orang tua > 15%
 Luka Bakar Grade III
 Luka Bakar dengan komplikasi jantung, otak dll

e. Komplikasi
 Gagal pernafasan
 Syok hipovolemik
 Gagal ginjal
f. Tatalaksana

I. PRIMARY SURVEY :
Pemeriksaan seperti pada trauma yang lain.
A. AIRWAY : proteksi cervical, Chin Lift, Jaw Thrust, Oral Pharyngeal Airway (pada pasien
yang tidak sadar), endotracheal tube
B. BREATHING : evaluasi fungsi paru, dinding dada, diafragma, suara nafas, frekuensi
nafas, intensitas nafas, oksigen 15 L (100%) dengan menggunakan masker.
C. CIRCULATION : tekanan darah, nadi, warna kulit, kanul intra vena
D. DISABILITY/neurologic deficit : (Alert, verbal, painful, stimuli, unresponsive)
E. EXPOSURE/environment control : singkirkan pakaian dan perhiasan, selimuti dengan
selimut kering dan cegah hipotermi.
“SECONDARY SURVEY JANGAN DIMULAI SEBELUM PRIMARY SURVEY
SELESAI DILAKUKAN DAN DITANGANI”

II. SECONDARY SURVEY :


A. Anamnesa
B. Pemeriksaan fisik lengkap mulai kepala – kaki
C. Prinsip penanganan :
1. Hentikan proses yang menyebabkan luka bakar
2. Universal precaution  HIV, HEPATITIS
3. Resusitasi cairan : 2-4 cc RL x BB x luas LB/24 Jam
8 jam I = ½, 8 jam II = ¼, 8 jam III = ¼.
4. Vital sign
5. Pemasangan nasogastric tube >20% TBSA
6. Pemasangan urine kateter
7. Penilaian perfusi ekstremitas
- dielevasi → numbness & pain
- escharotomy → ischemi & nekrosis
8. Penilaian ventilasi secara kontinu
9. Pengelolaan nyeri
10. Penilaian psikososial
11. Pemberian tetanus toksoid
12. Timbang berat badan
13. Pencucian luka di kamar operasi
14. Escharotomy dan fasciotomy

Perawatan Luka Secara Tertutup


 Luka dicuci, debridement dan didesinfeksi dengan savlon 1 : 30
 Tutup tulle
 Topikal MEBO/SSD
 Tutup kasa steril tebal/elastic verban
 Luka dibuka hari ke 5 kecuali ada tanda infeksi
Pemeriksaan Laboratorium
Luka bakar dapat menyebabkan gangguan fungsi organ.
Laboratorium Dasar :
1. Hema rutin
2. Albumin
3. Ureum dan kreatinin darah
4. SGOT dan SGPT
5. Elektrolit: Na, K, Cl, HCO3
6. Blood Urea Nitrogen
7. Urinalysis
8. Foto Thorak
9. Arterial Blood Gases (Trauma Inhalasi)
10. Carboxyhemoglobin
11. ECG (Trauma Listrik)

Trauma Inhalasi
1. Trauma panas langsung
2. Keracunan asap → gas toksik
3. Efek karbon monoksida (CO)

Klinis :
1. Terjebak ruang tertutup
2. Sputum tercampur arang
3. Luka bakar perioral
4. Penurunan kesadaran
5. Terdapat distress nafas
6. Tachipnea
7. Sesak nafas
Trauma Inhalasi
 Udara panas → iritasi → edema → obstruksi → gagal nafas.
 Efek toksik dari asap : HCN, NO2, HCl, bensin → iritasi → bronkokonstriksi →
gagal nafas.
 CO → hipoksia.

Penatalaksanaan Tanpa Distres Pernafasan :


1. Intubasi (pemasangan pipa endotrakea)
2. Pemberian oksigen
3. Penghisapan sekret secara berkala
4. Humidifikasi dengan pemberian nebulizer menggunakan sungkup setiap 6 jam.
5. Pemberian bronkodilator
6. Pemantauan gejala / tanda distres pernafasan :
a. Gejala subyektif : gelisah, sesak nafas.
b. Gejala obyektif : peningkatan frekuensi pernafasan ( > 30 kali/menit), sianotik,
stridor, aktivitas otot pernafasan bertambah.
c. Untuk pemantauan ini, maka dilakukan pemeriksaan :
i. Analisa gas darah
 Pada pertama kali penderita ditolong (saat resusitasi)
 Dalam 8 jam pertama
 Dalam 24 jam pasca cedera
 Selanjutnya sesuai kebutuhan
ii. Foto torak/paru 24 jam pasca cedera.
7. Pemeriksaan radiologik (foto torak/paru)
8. Penderita ini dirawat pada bed observasi, dengan posisi duduk atau setengah duduk.
9. Tindakan ini dilakukan sebelum tindakan resusitasi cairan.
10. Pelaksanaannya dilakukan diruang resusitasi instalasi gawat darurat.

Dengan Distres Pernafasan :


f. Dilakukan trakeostomi
g. Pemberian oksigen
h. Pembersihan saluran nafas secara berkala, serta bronchial washing.
i. Humidifikasi dengan nebulizer.
j. Bronkodilator setiap 6 jam.
k. Pemantauan gejala dan tanda distres pernafasan :
a. Gejala subyektif : gelisah, sesak nafas.
b. Gejala obyektif : frekuensi pernafasan meningkat (> 30-40 kali/menit).
l. Pemeriksaan radiologik (foto torak/paru)
m. Kasus ini dirawat pada bed observasi dengan posisi duduk atau setengah duduk.
n. Pelaksanaannya di ruang resusitasi instalalasi gawat darurat

Anda mungkin juga menyukai