Anda di halaman 1dari 37

Referat

COMBUSTIO
Pembimbing:
Dr. Elvida Christi Tahya, Sp.B., M.Biomed
 
Oleh:
Vicklen S. Pesiwarissa
2018-84-081

 
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
2019
Kulit

Sebagai sawar mekanis antara lingkungan eksternal & jaringan dibawahnya,


tetapi secara dinamis juga terlibat dalam mekanisme pertahanan
Definisi,
Etiologi, &
Patofisiologi
Luka bakar adalah suatu bentuk
kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan Sumber
Panas;

1. Api,
2. Air panas,
3. Bahan kimia,
4. Listrik,
5. Radiasi
Fase Luka Bakar

1. Fase awal, fase akut, fase syok


 saluran nafas yaitu gangguan mekanisme bernafas,
 eskar melingkar di dada
 trauma multipel di rongga toraks
 gangguan sirkulasi
 keseimbangan cairan elektrolit,
 syok hipovolemia.

2. Fase setelah syok berakhir, fase sub akut


 SIRS, MODS dan Sepsis.
3. Fase lanjut
 Parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas
 Terjadi akibat kerapuhan jaringan atau struktur tertentu akibat proses inflamasi yang hebat dan
berlangsung lama
Zona Kerusakan Jaringan
Zona koagulasi, zona nekrosis
 Daerah yang langsung mengalami kerusakan
(koagulasi protein)
 Akan mengalami nekrosis beberapa saat setelah
kontak (zona nekrosis)
Zona statis
 Di luar/di sekitar zona koagulasi.
 Terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai
kerusakan trombosit dan leukosit, --> gangguam
perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan
permeabilitas kapilar dan respon inflamasi lokal.
 Proses berlangsung 12-24 jam pasca cedera
 mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

Zona Hiperemi

 Daerah di luar zona statis,


 Reaksi vasodilatasi tanpa banyak melibatkan
reaksi selular.
 Dapat mengalami penyembuhan spontan, atau
berubah menjadi zona kedua bahkan zona
pertama.
Diagnosis Luka Bakar

1. Luas luka bakar


2. Derajat (kedalaman) luka bakar
3. Lokalisasi
4. Penyebab
Luas Luka Bakar

 Estimasi Luas => Palmar Pasien


 Luas telapak tangan mewakili ± 1% luas permukaan tubuh
 Dihitung hanya dhitung pada pasien dengan derajat luka II (IIA & IIB)
atau III
1. Rumus 9 atau Rule of Nine
2. “Rumus 10” untuk bayi
3. “Rumus 10-15-20” untuk anak.
Luas Luka Bakar

“Rule of Nine”
Luas Luka Bakar
“Lund and Browder”
Luka Bakar Derajat I

 Kerusakan terbatas pada lapisan


epidermis (superfisial)
 kulit hiperemik berupa eritem,
 tidak dijumpai bullae,
 terasa nyeri karena ujung-ujung
saraf sensorik teriritasi.
 Biasanya sembuh dalam 5-7 hari
dan dapat sembuh secara sempurna.
 Contoh luka bakar derajat I adalah
sunburn.
Luka Bakar Derajat II

 Kerusakan meliputi epidermis dan


sebagian dermis,
 berupa reaksi inflamasi disertai proses
eksudasi.
 Terdapat bullae, nyeri karena ujung-
ujung saraf sensorik teriritasi.
 Dibedakan menjadi 2 bagian
 Derajat II dangkal/superfisial (IIA)
 Derajat II dalam/deep (IIB)
Derajat II dangkal/superfisial
(IIA)

 Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari


corium/dermis.
 organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea masih
banyak.
 Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa
terbentuk sikatrik.
 Gejala yang timbul adalah sangat nyeri, terdapat lepuhan yang timbul
beberapa menit, bula atau blister yang berisi cairan eksudat yang keluar
dari pembuluh darah akibat permeabilitas dindingnya meningkat.
 Komplikasi jarang terjadi, terkadang timbul infeksi sekunder pada luka.
Derajat II dalam/deep (IIB)

 Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan


epitel hingga tinggal sedikit.
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea tinggal sedikit.
 Gejala yang timbul berupa rasa nyeri pada luka yang lebih superfisial,
warna merah muda, hipoestesia (rasa nyeri sedikit), dan bula atau blister
tidak karakteristik.
 Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi. Biasanya
penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
 Dapat berkembang menjadi full-thickness burn atau luka bakar derajat III
Luka Bakar Derajat III
 Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan
lapisan yang lebih dalam sampai mencapai
jaringan subkutan, otot dan tulang.
 Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada
lagi sisa elemen epitel.
 Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar
berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai
berwarna hitam kering.
 Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi
karena ujung-ujung saraf sensorik rusak.
 Terjadi koagulasi protein dan epidermis dan
dermis yang dikenal sebagai escar, yang dapat
menyebabkan kompartemen sindrom.
 Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi
epitelisasi spontan, pada kebanyakan kasus
untuk melindungi jaringan di bawah kulit
dilakukan skin graft
Pembagian Luka Bakar
Luka Bakar Luka Bakar
Luka Bakar Ringan Sedang Berat
 Luas < 15% Dewasa
 Luas 15-25% Dewasa, Derajat II-III > 20%; Usia
 Luas < 10% Anak & Usia Derajat III < 10% < 10 tahun atau >50 tahun
Lanjut
 Luas < 2% Segala usia (tidak  Luas 10-20% Derajat II-III > 25% selain
Anak
mengenai muka, tangan, usia < 10 tahun/ Dewasa > 40 usia pada point pertama
kaki, dan perineum) tahun, Derajat III < Mengenai; muka, telinga,
10%
tangan, kaki, dan perineum
 Derajat III < 10% Anak Cedera Inhalasi; tanpa
maupun Dewasa Tidak memperhitungkan luas luka
mengenai; muka, tangan, kaki bakar
& perineum
Luka bakar listrik tegangan
tinggi
Disertai trauma lainnya
Pasien-pasien dengan resiko
tinggi
Penatalaksanaan Survey
Primer
1. Fase Akut
2. Fase Pasca Akut • Trauma inhalasi ? : anamnesa, suara serak
(stridor)→observasi selama 24 jam bila perlu pasang
ET atau lakukan Trakheostomi

• Gangguan nafas karena Eschar yang melingkar dada,


Trauma Thorax dll→lakukan Escharotomi atau
penanganan trauma thorax yang lain

B
• Dilakukan Resusitasi Cairan.
• Bila penderita Syok maka diatasi dulu syoknya dengan
infus RL diguyur sampai nadi teraba atau tekanan
darah >90mmHg, kemudian lakukan resusitasi cairan.

C • Cairan yang dibutuhkan dalam penanganan syok tidak


dihitung.
Resusitasi Cairan

Tujuan :
perfusi yang adekuat dan seimbang di seluruh pembuluh darah vaskular
regional, Sehingga iskemia jaringan tidak terjadi pada setiap organ sistemik.
Resusitasi Cairan
BAXTER
4cc x kgBB x %luka bakar

Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan
dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari
pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

EVANS
1. %luka bakar x kgBB x 1 cc NaCl per 24 jam
2. %luka bakar x kgBB x 1cc Plasma per 24 jam
3. 2.000 cc Glukosa 5% per 24 jam

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam
16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama.
Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
Survei Sekunder

 Penilaian luas luka bakar dan derajat kedalamannya. Biasanya dihitung


sebelum resusitasi cairan definitive
 NGT.
 Untuk dekompresi penderita yang mengalami ileus paralitik dan untuk
memasukkan makanan
 Cuci luka
 NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep (Dermazin) kemudian rawat
luka secara tertutup
 Pemeriksaan laboratorium darah dan Analisa Gas Darah tiap 24 jam
 Pemberian analgetika dan antibiotika
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah


 Urinalisis
 Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
 Analisis gas darah
 Radiologi - jika ada indikasi ARDS
Penatalaksanaan

1. Pada luka bakar ringan,


Prinsip penanganan utama;
 mendinginkan daerah yang terbakar dengan air,
 mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berploriferasi dan menutup permukaan luka.
 Luka dapat dirawat secara tertutup atau terbuka.

2. Pada luka bakar berat,


 selain penanganan umum seperti pada luka bakar ringan
 Tanda-tanda syok ? => resusitasi
 Bila penderita menunjukkan gejala terbakarnya jalan nafas, diberikan campuran udara lembab dan oksigen.
 Kalau terjadi edema laring, dipasang endotrakeal tube atau dibuat trakeostomi.

 Antiseptik dan membiarkannya terbuka untuk perawatan terbuka atau menutupnya dengan pembalut steril untuk
perawatan tertutup. Kalau perlu, penderita dimandikan terlebih dahulu.
 ATS dan/atau toksoid.
 Analgesik
 Antibiotik
Indikasi Rawat Inap

1. Luka bakar derajat III > 5%


2. Luka bakar derajat II > 10%
3. Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan,
kaki, genitalia, perineum, kulit di atas sendi utama)  risiko signifikan
untuk masalah kosmetik dan kecacatan fungsi
4. Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas
5. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma
mayor lainnya, atau adanya kondisi medik signifikan yang telah ada
sebelumnya
6. Adanya trauma inhalasi
Analgetik
 Morfin sulfat, Demerol dan Vicodin
Anti Inflamasi Non steroid
 Ibuprofen, naproxen, ansaid dan anaprox
Antibiotik Topikal
 Neo sporin digunakan untuk infeksi minor dan dioleskan ke kulit 1 – 3x sehari.
Silvadene
 mencegah dan mengobati infeksi bakteri atau jamur.
 dioleskan menggunakan teknik steril ke tempat luka bakar dan tempat luka bakar
tersebut harus dicuci bersih sebelum pemakaian.
 Hindari bagian wajah dan silvadene, tidak boleh digunakan pada neonatus, bayi
berumur kurang dari 2 tahun atau pada kehamilan trimester akhir.
24 JAM KEDUA

 Cairan yang diberikan Volumenya ½ dari hari pertama


 Pemberian koloid/plasma ekspander sudah boleh dilakukan
 Diet sudah mulai 8 jam pasca trauma bila tidak terjadi ileus, melalui NGT
 Perawatan luka dilakukan sesuai kebutuhan, biasanya setiap hari
 Hari ke 7 penderita boleh dimandikan
 Posisi penderita diletakkan dalam posisi yang baik agar tidak terjadi
kontraktur maupun problem rekonstruksi yang lain.
 Kebutuhan Nutrisi
Luka Bakar Kimia
Antibiotik
 Silvadene
 pencegahan infeksi pada luka bakar
derajat 2 dan 3.
 Dioleskan pada kulit 1 atau 2x sehari dan
semua obat yang diberikan sebelumnya
harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum mengoleskan salep baru.
 Eritromicin salep (bacitracin) digunakan
untuk mencegah infeksi pada luka bakar
yang terdapat di bagian mata.
Analgetik
 Morfin dan asetaminofen
Anti Inflamasi Non Steroid
 Advil, Motrin, Ansaid, Naprosyn, dan
anaprox adalah obat anti inflamasi yang
digunakan untuk menghilangkan nyeri
ringan sampai sedang.
Terapi Luka Bakar Elektrik
Terapi Cairan
 RL biasanya digunakan untuk
terapi.
 dihentikan apabila terdapat tanda-
tanda edema pulmo.
Osmosis diuretik
 Manitol
 diuretik osmosis yang tidak
dimetabolisme secara signifikan
dan melewati glomerulus tanpa
direabsorpsi oleh ginjal.
 mengembalikan dan
mempertahankan urin output.
Nutrisi

 2.500-3.000 kalori sehari dengan kadar protein tinggi


 Protein tidak dapat menghentikan proses perusakan ini akan tetapi protein
penting untuk menyediakan bahan untuk sintesis jaringan yang rusak atau
hilang
 Beberapa vitamin yang penting adalah vitamin C dan E bersama dengan
zinc dapat membatasi kerusakan oksidatif dan mempercepat penyembuhan
luka.
 Kegagalan memenuhi kebutuhan ini dapat bermanifestasi sebagai
penyembuhan luka yang tidak sempurna, balance nitrogen yang negatif,
penurunan BB dan penurunan fungsi kekebalan tubuh
Jaringan Parut

1. Keloid
2. Parut Hipertrofik
3. Kontraktur
Kontraktur

 Suatu pengencangan kulit yang permanen yang bisa mempengaruhi otot


dan tendon dibawahnya sehingga membatasi pergerakan dan mungkin
merusak atau mengurangi fungsi saraf.
 Kontraktur terjadi ketika jaringan elastis normal digantikan dengan jaringan
berserat yang tidak elastis.
 Fisioterapi, tekanan dan memperbanyak berlatih dapat membantu
mengendalikan kontraktur. Jika perawatan ini tidak bisa mengendalikan
efek kontraktur, pembedahan mungkin diperlukan.
 Skin graft
 Z-Plasty
Prosedur Pembedahan

Prosedur bedah yang dapat menghilangkan jaringan parut dan mengganti


jaringan yang hilang pada korban luka bakar berat:
1. Dermabrasi
2. skin graft
Permasalahan Pasca
Luka Bakar
 Infeksi dan sepsis
 Oliguria dan anuria
 Oedem paru
 ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome )
 Anemia
 Kontraktur
 Syok
 Kematian

 SIRS = > MODS


SIRS-MODS-MOF

 SIRS adalah suatu bentuk respon klinik yang bersifat sistemik terhadap berbagai
stimulus klinik berat akibat infeksi ataupun noninfeksi seperti trauma, luka bakar,
reaksi autoimun, sirosis, pankreatitis, dll
 Mulanya bersifat fisiologik dalam proses penyembuhan luka, namun oleh respon ini
berubah secara berlebihan dan menyebabkan kerusakan pada organ-organ sistemik,
menyebabkan disfungsi dan berakhir dengan MODS bahkan sampai MOF
 Ada 5 hal yang bisa menjadi aktivator;
 infection,
 injury,
 inflamation,
 inadequate blood flow, dan
 ischemia-reperfusion injur
SIRS

konsensus American College of Chest phycisians dan the Society of Critical Care
Medicine
 Hipertermia (suhu > 38°C) atau hipotermia (suhu < 36°C)
 Takikardi (frekuensi nadi > 90x/menit)
 Takipneu (frekuensi nafas > 20x/menit) atau tekanan parsial CO2 rendah (PaCO2
< 32 mmHg)
 Leukositosis (jumlah lekosit > 12.000 sel/mm3), leukopeni (< 4000 sel/mm3)
atau dijumpai > 10% netrofil dalam bentuk imatur (band).
Prognosis

 Prognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka bakar, luas
permukaan badan yang terkena luka bakar, adanya komplikasi
 Luka bakar minor dapat sembuh 5-10 hari tanpa adanya jaringan parut.
 Luka bakar moderat dapat sembuh dalam 10-14 hari dan mungkin
menimbulkan luka parut.
 Luka bakar mayor membutuhkan lebih dari 14 hari untuk sembuh dan akan
membentuk jaringan parut.
Kesimpulan
 Luka bakar adalah trauma yang disebabkan oleh termis, elektris, khemis dan radiasi yang
mengenai kulit, mukosa, dan jaringan yang lebih dalam.
 Beberapa penyebab luka bakar) adalah suhu tinggi, bahan kimia, sengatan listrik, dan
radiasi.
 Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman, luas permukaan, lokasi, dan
penyebab.
 Untuk mengatasi pasien dengan luka bakar yaitu dengan
 menghindari kontak dengan penyebab,
 menilai keadaan umum,
 perawatan luka,
 resusitasi cairan dan
 nutrisi yang adekuat
 Pasien diawasi dari gejala anemia, gagal ginjal akut, perdarahan lambung, infeksi hingga
sepsis.
 Bekas luka bakar dapat ditangani dengan pembedahan yaitu debramasi dan skin graft.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai