Anda di halaman 1dari 24

CASE REPORT

OD PTERYGIUM GRADE II-T1 RECURRENT

VICKLEN SENTIASA PESIWARISSA


2018-84-081

PEMBIMBING:

dr. Carmila L. Tamtelahitu, Sp.M

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
1

BAB I
LAPORAN KASUS

2
IDENTITAS
PASIEN
Nama : Tn. DP
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Alamat : Waiheru  
Pekerjaaan : TNI
No. Rekam medik : 00.25.70
Tempat Pemeriksaan : Klinik Mata Utama Maluku
Tanggal Pemeriksaan : 12 Juni 2019
1. Keluhan utama: Nyeri, gatal, rasa mengganjal, dan
penurunan ketajaman penglihatan pada mata kanan.
2. AT: Pasien datang dengan keluhan nyeri, gatal, rasa
mengganjal, dan penurunan ketajaman penglihatan
pada mata kanan. Keluhan dirasakan kembali dan
terasa semakin tidak nyaman sejak ± 3 bulan yang
lalu sebelum pasien datang berobat ke klinik mata.
Keluhan muncul bersamaan dengan munculnya
selaput berwarna merah muda berbentuk segitiga
pada mata kanan.

ANAMNESIS

4
1. RPD: Trauma (-), Hipertensi (-), Diabetes (-),
paparan debu dan sinar matahari (+).
2. RPKELUARGA: ODS Pterigium grade III pada Ibu
pasien.
3. Rpengobatan: Operasi, Vasakonal, Cendo Citrol,
Timolol, Tobrosom, Cendo Lyteers.

ANAMNESIS

5
1. Status Generalis: PEMERIKSAAN
Kesadaran : GCS E4V5M6/Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg FISIK!
Nadi : 70x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,5º C
OD Segmen anterior OS
2. Status Oftalmologi: bola mata
VOD: 6/6; VOS: 6/6 Hiperemis (-), ptosis (-), Palpebra Hiperemis (-), ptosis (-), nyeri
nyeri tekan (-), massa (-), tekan (-), massa (-), edema
edema (-), laserasi (-) (-), laserasi (-)
Hiperemis (-), corpal (-), Konjungtiva Hiperemis (-), corpal (-),
sekret (-), anemis (-) sekret (-), anemis (-)
Jernih (-), corpal (-), Kornea Jernih (-), corpal (-),
pterigium derajat II-T1(+) pterigium (-)
Dalam, hifema (-), Bilik mata depan Dalam, hifema (-), hipopion
hipopion (-) (-)
Berwarna cokelat, radier, Iris Berwarna cokelat, radier,
sinekia (-) sinekia (-)
Bulat, diameter 3 mm, Pupil Bulat, diameter 3 mm,
refleks cahaya langsung refleks cahaya langsung (+)
(+)
Jernih Lensa Jernih

6
PEMERIKSAAN
FISIK!

Tekanan Intraokular

OD : 23 mmHg OS : 20 mmHg

7
PEMERIKSAAN
FISIK!

8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan tidak dilakukan saat ini.

DIAGNOSIS KERJA
OD Pterygium Grade II-T1 Recurrent

DIAGNOSIS BANDING: Pseudopterigium, kista dermoid, pinguecula.

PERENCANAAN
Terapi:
Non-farmakologi: Operasi
Farmakologi: Cendo Lyteers mini dose fl. (4 dd gtt.I OD)
Edukasi:
Kondisi mata pasien sekarang
Komplikasi yang mungkin terjadi
Terapi yang akan dilakukan pada pasien
Penggunaan obat, perawatan mata yang teratur pre dan post operasi
Kontrol dokter mata

9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan tidak dilakukan saat ini.

DIAGNOSIS KERJA
OD Pterygium Grade II-T1 Recurrent

DIAGNOSIS BANDING: Pseudopterigium, kista dermoid, pinguecula.

PERENCANAAN

Terapi:
Non-farmakologi: Operasi
Farmakologi: Cendo Lyteers mini dose fl. (4 dd gtt.I OD)

Edukasi:
Kondisi mata pasien sekarang
Komplikasi yang mungkin terjadi
Terapi yang akan dilakukan pada pasien
Penggunaan obat, perawatan mata yang teratur pre dan post operasi
Kontrol dokter mata
10
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad visam : dubia ad bonam
Que ad sanationam : dubia ad bonam

11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

12
Anatomi
Mata.
13
KORNEA

14
Kornea berfungsi sebagai membran
pelindung dan “jendela” yang
dilalui berkas cahaya menuju retina.
Sifat tembus cahayanya disebabkan
oleh strukturnya yang uniform dan
avaskuler.

FISIOLOGI
KORNEA
15
Pterigium merupakan suatu pertumbuhan
fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif. Pertumbuhan
abnormal yang terdiri atas jaringan kolagen
yang berbentuk segitiga dengan dasar di
kantus dan puncaknya di kornea.

PTERIGIUM
16
Pterigium dua mata dan pterigium satu mata
berdasarkan gender hampir sama prevalensinya.
Sedangkan menurut pekerjaan, tertinggi pada
petani (6,1%) dan terendah pada anak sekolah
(1,0%); lebih tinggi di pedesaan baik dua mata
(3,7%) maupun satu mata (2,2%) dibandingkan
perkotaan.

Prevalensi pterigium dua mata lebih tinggi ditemui


pada rumah tangga dengan tingkat pengeluaran
yang rendah (3,2%), sedangkan pada satu mata EPIDEMIOLOGI
(1,7%) presentasenya lebih rendah pada rumah
PTERIGIUM
tangga dengan tingkat pengeluaran yang tinggi.

17
- Rasa nyeri
- Rasa gatal
- Rasa mengganjal di mata
- Mata berair dan merah saat
terpapar debu dan sinar
matahari
- Tidak disangkal penglihatan
mulai kabur tapi visus masih
normal MANIFESTAS
I KLINIS

18
ANAMNESIS  PEMERIKSAAN FISIK  PEMERIKSAAN
PENUNJANG

DIAGNOSA

19
BEDAH & FARMAKOLOGIS

TATALAKSANA

20
BONAM

PROGNOSIS

21

BAB III
DISKUSI

22
Pasien laki-laki, 38 tahun datang ke KLINIK Pasien memiliki riwayat pembedahan
MATA UTAMA dengan keluhan adanya kasus yang sama satu tahun yang lalu.
selaput yang tumbuh pada mata kanannya Pada pemeriksaan fisik pasien ditemukan
yang terasa nyeri saat terkena debu, adanya pterigium derajat II pada OD,
terpapar sinar matahari, atau terkena hiperemis konjungtiva tidak ditemukan.
angin. Pasien mengeluh mata memerah, Penatalaksanaan pada pasien yaitu
gatal setiap kali terkena debu dan angin. diberikan terapi medikamentosa berupa
Belakangan dikeluhkan juga ketajaman pemberian air mata buatan, pemberian
penglihatan yang menurun pada mata prednisolone acetate untuk mencegah
kanan. inflamasi berlebihan

23

THANKYOU!

24

Anda mungkin juga menyukai