Disusun oleh:
Pembimbing:
AMBON
2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(PD3I)
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan. Jika membahas mengenai imunisasi maka tidak terlepas dari vaksin yang
merupakan antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi
dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin
Imunisasi (PD3I). Jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi rutin
A. DIFTERI9,10
menyerang saluran pernapasan bagian atas dan menular melalui kontak fisik dan
3. Demam ringan
4. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan
tonsil
atas hingga kerusakan miokardium dan jaringan lainnya yang berakibat kematian.
B. PERTUSIS9,10
1. Pilek
2. Mata merah
3. Bersin
4. Demam
bacterialis.
C. TETANUS9,10
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang
dalam luka yang dalam. Gejala yang dapat ditimbulkan antara lain:
1. Gejala awal: kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan
Komplikasi yang dapat terjadi, yaitu patah tulang akibat kejang, pneumonia
D. TUBERCULOSIS (TBC)9,10
tuberculosa dan menular melalui droplet. Gejala yang dapat ditimbulkan antara
lain:
1. Gejala awal: lemah badan, penurunan berat badan, demam dan keluar
E. CAMPAK9,10
Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Myxovirus viridae
dari bersin atau batuk penderita. Gejala yang dapat ditimbulkan antara lain:
koplik spots
2. Selanjutnya timbul ruam pada wajah dan leher yang menyebar ke seluruh
tubuh
F. POLIOMIELITIS9,10
oleh virus polio serotipe 1, 2 atau 3 yang secara klinis menyerang anak di bawah
umur 15 tahun dan menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis/AFP).
1. Demam
Komplikasi yang tejadi berupa kematian jika otot pernapasan terinfeksi dan
G. HEPATITIS B9,10
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hepar.
Penularannya dapat secara horizontal: dari darah dan produknya, suntikan yang
tidak aman, transfusi darah hingga hubungan seksual. Penularan secara vertikal,
seperti dari ibu ke bayi selama proses persalinan. Gejala yang dapat ditimbulkan
antara lain:
1. Merasa lemah
2. Gangguan perut
3. Gejala lain seperti flu, urin menjadi kuning, kotoran menjadi pucat
Hib merupakan salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada
selulitis. Banyak menyerang anak di bawah usia 5 tahun, terutama pada usia 1
bulan sampai 1 tahun. Penularannya melalui droplet dari nasofaring. Gejala yang
1. Pada selaput otak akan timbul gejala meningitis (demam, kaku kuduk,
kehilangan kesadaran)
pendengaran
II. IMUNISASI RUTIN
wajib terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus.
menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi
lanjutan.1,9
A. IMUNISASI DASAR
Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun yang
1. Vaksin DTP-HB-HiB
influenza tipe B secara simultan. Satu dosis anak adalah 0,5 ml yang
Usaplah sekitar kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi
air
Letakkan ibu jari dan jari telunjuk pada sisi yang akan disuntik,
dalam otot
pembuluh darah
cabut jarumnya.
Kontra indikasi berupa kejang atau gejala kelainan otak pada bayi
baru lahir atau kelainan saraf serius. Efek samping: reaksi local
2. Vaksin BCG
0,05 ml.1,9
BCG)
penyuntik ada di bawah lengan anak, lingkarkan ibu jari dan jari-jari
atas
Letakkan ibu jari kiri anda di atas ujung barrel, pegang pangkal barrel
antara jari telunjuk dan jari tengah dan doronglah piston dengan ibu
Bila cara menyuntik tepat, maka akan terlihat benjolan di kulit yang
suntikan timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat
3. Vaksin Campak
limfoma.1,9
Vaksin 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas atau
Usaplah sekitar kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi
air
Jepitlah lengan yang akan disuntik dengan jari tangan kanan, seperti
kedalaman jarum tidak lebih dari 0.5 inchi. kontrol jarumnya, tahan
Cabut jarumnya, usap bekas suntikan dengan kapas yang dibasahi air
dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
yang timbul akibat pemberian vaksin polio pada anak yang sedang
sakit.1,9,10
Gambar 2.5. Vaksin Poliomielitis Oral15
(Sumber: Biofarma. Our product: all. [internet] Bandung: PT Bio Farma (Persero).
2017 [cited 2019 April 28]. Available from: URL: www.biofarma.co.id)
oral. Setelah mendapat vaksin polio oral bayi boleh makan minum seperti
biasa. Apabila muntah dalam 30 menit segera diberi dosis ulang. Tidak
ada penanganan efek samping apapun yang perlu dilakukan oleh orang
tua.9
kontak di lingkungan keluarga dan pada individu di mana vaksin polio
progresif
dosis pemberian 0,5 ml. Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-turut 0,5
kemerahan, indurasi dan bengkak bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah
penyuntikan dan bisa bertahan selama satu atau dua hari. Penanganan
6. Vaksin Hepatitis B
HBsAg.9,17
Pasien hemodialisis
Hepatitis B akut
penyuntikannya:11
Usaplah sekitar kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi
air
Letakkan ibu jari dan jari telunjuk pada sisi yang akan disuntik,
dalam otot
pembuluh darah
Dorong pangkal piston dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin,
cabut jarumnya.
B. IMUNISASI LANJUTAN
anak yang sudah mendapatkan Imunisasi dasar. Imunisasi lanjutan diberikan pada
anak usia bawah dua tahun (Baduta); anak usia sekolah dasar; dan wanita usia
subur (WUS).1
1. Vaksin DT
dengan dosis 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak usia di bawah 8 tahun.9
dan difteri pada individu mulai usia 7 tahun. Kontra indikasi: individu
dengan dosis pemberian 0,5 ml. Efek samping: pada uji klinis dilaporkan
(4,7%).9
3. Vaksin TT
Vaksin TT merupakan suspense kolodial homogen berwarna putih
dosis 0,5 ml. Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan seperti
lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan
suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, anjurkan ibu minum
lebih banyak.9
III. JADWAL IMUNISASI RUTIN
diketahui Anti D 99.7%, Anti T 100%, HbSAg 99.5%. Dari data tersebut
tambahan pada usia 15-18 bulan untuk meningkatkan titer anti bodi pada
anak-anak.
Tabel 2.2. Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Bawah Dua Tahun.1
Umur Jenis Imunisasi Interval minimal setelah Imunisasi Dasar
dapat diberikan dalam rentang usia 18-24 bulan. Baduta yang telah
lengkap Imunisasi dasar dan mendapatkan Imunisasi lanjutan DPT-HB-
Tabel 2.3. Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Usia Sekolah Dasar.1
Kelas 2 SD Td November
Kelas 5 SD Td November
Anak usia sekolah dasar yang telah lengkap Imunisasi dasar dan
Tabel 2.4. Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Wanita Usia Subur (WUS) (PMK No.12)
mencapai T5, yang harus dibuktikan dengan buku Kesehatan Ibu dan