Oleh:
Linda Ika P , M.Keb
1
2
Latar belakang
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban
ganda(double burden), yaitu beban masalah penyakit menular dan
penyakit degeneratif imunisasi adl tindakan pencegahan paling cost
effective
munculnya kembali PD3I yang sebelumnya telah berhasil ditekan
(Reemerging Diseases), maupun penyakit menular baru (New
Emerging Diseases) yaitu penyakit-penyakit yang tadinya tidak dikenal
(memang belum ada, atau sudah ada tetapi penyebarannya sangat
terbatas; atau sudah ada tetapi tidak menimbulkan gangguan kesehatan
yang serius pada manusia).
IMUNISASI
3
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila
kelak tertular penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit .
Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem
pertahanan tubuh kebal terhadap invasi
mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat
menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut
memiliki kesempatan unuk menyerang tubuh kita.
Dengan imunisasi, tubuh kita akan terlindung dari infeksi
begitu pula orang lain karena tidak tertular dari kita.
Macam Kekebalan :
1. Kekebalan Aktif
a. Alami : kekebalan yang terbentuk secara aktif oleh
tubuh setelah sembuh dari sakit.
b. Buatan : tubuh akan membuat kekebalan setelah
diberi vaksin.
2. Kekebalan Pasif
a. Alami : diperoleh dari ibu semenjak dalam kandungan
secara transplasenter.
b. Buatan : diperoleh setelah mendapat kekebalan serum.
5
2. Pengertian vaksin
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme
yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan,
masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah
berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah
menjadi toksoid, protein rekombinan yang jika
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit
infeksi tertentu
Macam Bahan vaksin :
1. Vaksin hidup : kuman/ virus hidup yang
dilemahkan (BCG, cacar, polio, campak ).
2. Vaksin mati : kuman/ virus yang dimatikan
(batuk rejan, kolera, tifoid, paratifus A dan
B).
3. Toxoid : toxin yang diolah sedemikian
rupa dengan bahan kimia (ATS, ADS ).
7
3. Tujuan imunisasi
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan,
kematian serta kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I).
8
4. Sasaran
a. Bayi b. Anak Balita
Jenis Usia Jumlah Interval Jenis Usia Jumlah
imunisasi pemberia pemberia minimal imunisasi Pemberian Pemberian
n n
Campak 9 bulan 1 -
9
4. Sasaran
d. Anak SD kelas 2 dan 3/
c. Anak SD kelas 1/ sederajat sederajat
f. Poliomielitis
Penyakit pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus polio tipe1, 2, atau
3. Secara klinis menyerang anak di
bawah umur 15 tahun dan menderita
lumpuh layu akut(acute flaccid paralysis
= AFP
Penularan: Melalui kotoran manusia
(tinja) yang terkontaminasi
Gejala: Demam Nyeri otot dan
kelumpuhan terjadi pada minggu pertama
Komplikasi: Bisa menyebabkan kematian
jika otot pernafasan terinfeksi dan tidak
segera ditangani
17 g.Hepatitis B
Penyakit yang disebabkan oleh virus
hepatitis B yang merusak hati
Penularan secara horizontal (dari darah dan
produknya, suntikan yang tidak aman ,
transfusi darah, melalui hubungan seksual )
Penularan secara vertical (dari ibu ke bayi
selama proses persalinan)
Gejala: Merasa lemah , Gangguan perut
Gejala lain seperti flu, urin, menjadi kuning,
kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa
terlihat pada, mata ataupun kulit
Komplikasi: Penyakit ini bisa menjadi
kronis yang menimbulkan pengerasan hati
(Cirrhosis Hepatis), Kankerhati (Hepato
Cellular Carsinoma) dan menimbulkan
kematian
h. Hemofilus Influenz a tipe
18
b(Hib)
Salah satu bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi dibeberapa organ
seperti meningitis, epiglotitis,
pneumonia, artritis, dan selulitis.
Banyak menyerang anak di bawah usia
5 tahun, terutama pada usia 6 bulan -1
tahun.
Penularan: Droplet melalui nasofaring.
Gejala: Pada selaput otak akan timbul
gejala menigitis (demam, kaku kuduk,
kehilangan kesadaran). Pada paru
menyebabkan pneumonia (demam,
sesak, retraksi otot pernafasan),
terkadang menimbulkan gejala sisa
berupa kerusakan alat pendengaran
19
6. Macam vaksin
BCG
DTP-HB-Hib
Hepatitis B
OPV
IPV(PolioInactive Polio Vaccine )
Campak
20 Vaksin BCG
Deskripsi: vaksin beku kering
yang mengandung Efek samping: 2–6 minggu
Mycrobacterium bovis hidup setelah imunisasi BCG daerah
yang dilemahkan (Bacillus bekas suntikan timbul bisul kecil
Calmette Guerin), strain paris. (papula) yang semakin membesar
Indikasi: Untuk pemberian dan dapat terjadi ulserasi dalam
kekebalan aktif terhadap waktu 2–4 bulan, kemudian
tuberculosis menyembuh perlahan dengan
Cara pemberian dan dosis: menimbulkan jaringan parut
Dosis pemberian 0,05 ml, dengan diameter 2–10 mm.
sebanyak 1 kali. Disuntikkan Penanganan efek samping: •
secara IC di lengan kanan atas Apabila ulkus mengeluarkan
(insertio musculus deltoideus) cairan perlu dikompres dengan
dg ADS 0,05 ml. cairan antiseptik • Apabila cairan
bertambah banyak atau koreng
semakin membesar anjurkan
orangtua membawa bayi ke
dokter.
21 Vaksin DTP-HB-Hib
Deskripsi: Vaksin DTP-HB-Hib
digunakan untuk pencegahan Efek samping: Reaksi lokal sementara seperti
terhadap difteri, tetanus, pertusis bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan
disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar
(batuk rejan), hepatitis B, dan
kasus. Kadang-kadang reaksi berat seperti demam
infeksi Haemophilus influenzae tinggi, irritabilitas (rewel) dan menangis dengan
tipe b secara simultan. nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam
Cara pemberian dan dosis: • setelahpemberian.
Vaksin harus disuntikkan secara Penanganan efek samping:
intramuskular pada anterolateral a. Dianjurkan memberikan minum lebih banyak (ASI
paha atas. • Satu dosis anak atau sari buah).
adalah 0,5 ml. b. Jika demam pakaikan pakaian yg tipis.
Kontra indikasi: Kejang atau c. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air
dingin.
gejala kelainan otak pada bayi
d. Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB
baru lahir atau kelainan saraf setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).
serius e. Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air
hangat.
f. Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke
dokter.
22 Vaksin Hepatitis B
Deskripsi: vaksin virus Efek Samping: Reaksi lokal seperti
recombinan yang telah
rasa sakit, kemerahan dan
diinaktivasikan dan bersifat
pembengkakan di sekitar tempat
noninfecious,berasal dari HBsAg.
penyuntikan. Reaksi yang terjadi
Cara pemberian dan dosis: bersifat ringan dan biasanya hilang
1. Dosis 0,5 ml/ 1(buah) HB PID, setelah 2 hari.
secara IM sebaiknya pada Penanganan Efek samping:
anterolateral paha. 1. Orang tua dianjurkan untuk
2. Pemberian 3 dosis. Dosis memberikan minum lebih banyak
pertama usia 0–7 hari, dosis (ASI atau sari buah).
berikutnya interval minimum 4 2. Jika demam pakaikan pakaian yang
minggu (1 bulan). tipis.
Kontra indikasi: Penderita 3. Bekas suntikan yang nyeri dapat
infeksi berat yang disertai kejang. dikompres air dingin.
4. Jika demam berikan paracetamol
15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam).
5. Bayi boleh mandi atau cukup
diseka dengan air hangat
23 Vaksin Polio Oral (OPV)
Deskripsi: Vaksin Polio Trivalent
yang terdiri dari suspensi Efek Samping: Sangat jarang
viruspoliomyelitis tipe 1,2, dan 3 terjadi reaksi sesudah imunisasi
(strain Sabin) yang sudahdilemahkan. polio oral. Setelah mendapat
Indikasi: Untuk pemberian kekebalan OPV bayi boleh makan minum
seperti bisa. Apabila muntah
aktif terhadap poliomielitis
dalam 30 menit segera diberi
Cara pemberian dan dosis: Secara
dosis ulang.
oral (melalui mulut), 1 dosis (dua
tetes) sebanyak 4 kali (dosis)
pemberian, dengan interval setiap
dosis minimal 4 minggu.
Kontra indikasi: Anak yang
mengalami infeksi akut yang disertai
demam.Anak yang memiliki masalah
defisiensi sistem kekebalan tubuh.
Anak yang sedang menjalani
pengobatan imunosupresif
Vaksin PolioInactive Polio
24 Vaccine (IPV)
Deskripsi: Bentuk suspensi
injeksi. Kontra indikasi: • Sedang menderita
Indikasi: pencegahan demam, penyakit akut atau penyakit kronis
poliomyelitis pada bayi dan anak progresif. • Hipersensitif pada saat
pemberian vaksin ini sebelumnya. •
immunocompromised, KI OPV,
Penyakit demam akibat infeksi akut: tunggu
kontak dilingkungan atau sampai sembuh. • Alergi terhadap
penderita polio. Streptomycin.
Cara pemberian dan dosis: Efek samping: Reaksi lokal pada tempat
Program Pilihan
Tambaha
Rutin n Khusus
Lanjuta
Dasar n
Bayi(<
1th)
Baduta SD WUS
27
Imunisasi Dasar
Umur Jenis Interval minimal utk jenis
imunisasi yg sama
0-24 jam Hepatitis B
1 bln BCG, Polio 1
2 bln DPT-HB-Hib 1, Polio 2 1 bulan
3 bln DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bln DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bln Campak
Pemberian Imunisasi
lanjutan pada baduta DPT-
HB-Hib dan Campak dapat
diberikan dalam rentang usia
18-24 bulan
Baduta yang telah
lengkap Imunisasi dasar
dan mendapatkan Imunisasi
lanjutan DPT-HB-Hib
dinyatakan mempunyai
status Imunisasi T3.
29
30
Imunisasi Tambahan
Backlog fighting :
upaya aktif di tingkat Puskesmas untuk melengkapi Imunisasi dasar pada anak yang berumur di bawah tiga
tahun. Kegiatan ini diprioritaskan untuk dilaksanakan di desa yang selama dua tahun berturut-turut tidak
mencapai UCI
Crash program:
Kegiatan di tingkat Puskesmas yg ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat utk
mencegah terjadinya KLB
Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
Merupakan kegiatan Imunisasi massal yang dilaksanakan secara serentak di suatu negara dalam waktu
yang singkat. PIN bertujuan untuk memutuskan mata rantai penyebaran suatu penyakit dan
meningkatkan herd immunity(misalnya polio, campak, atau Imunisasi lainnya). Imunisasi yang
diberikan pada PIN diberikan tanpa memandang status Imunisasi sebelumnya
Cath Up Campaign(Kampanye)
Merupakan kegiatan Imunisasi Tambahan massal yang dilaksanakan serentak pada sasaran kelompok
umur danwilayah tertentu dalam upaya memutuskan transmisi penularan agent (virus atau bakteri)
penyebab PD3I.
Sub PIN
Merupakan kegiatan serupa dengan PIN tetapi dilaksanakan pada wilayah terbatas (beberapa provinsi atau
kabupaten/kota).
Imunisasi dalam Penanggulangan KLB (Outbreak Response Immunization/ORI)
Pedoman pelaksanaan Imunisasi dalam penanganan KLB disesuaikan dengan situasi epidemiologis penyakit
masing-masing.
32
Imunisasi khusus
Imunisasi Meningitis Meningokokus: penyakit
akut radang selaput otak yg disebabkan nesseria
meningitis. Diberikan kpd masy yg akan
melakukan perjalanan ke negara endemis
meningitis
Imunisasi Yellow Fever (Demam Kuning)
Imunisasi rabies
Imunisasi polio
33
Imunisasi pilihan
Vaksin
Measles, Mumps,
Rubela (MMR)
Vaksin Tifoid
Vaksin Varisela
Hepatitis A
Influenza
Pneumokokus
Rotavirus
Herpes Zoster
HPV
Japanese Ensephalitis
Vaksin Dengue
Hepatitis B
34
Pemberian imunisasi
Letakan vaccin carrier di meja yang tidak terkena sinar matahari secara
langsung
Sebelum pelaksanaan imunisasi 1) Memeriksa label vaksin dan pelarut; 2)
Memeriksa tanggal kadaluwarsa; 3) Memeriksa VVW; 4) Jangan gunakan
jika vaksin tanpa label, kadaluwarsa dan dengan status VVM telah C atau D
Penyuntikan yang aman
Melarutkan vaksin Beberapa hal yang perlu diperhtaikan dalam melarutkan
vaksin adalah: 1) Pelarut tidak boleh saling bertukar 2) Gunakan pelarut
dari pabrik yang sama dengan vaksin 3) Pelarut harus sama suhunya
sebelum dicampur dengan vaksin. 4) Jangan mencampur vaksin dengan
pelarut sebelum sasaran datang 5) Anda harus membuang vaksin yang telah
dicampur dengan pelarut setelah 3 jam untuk vaksin BCG dan setelah 6 jam
untuk vaksin campak 6) Sewaktu pelayanan imunisasi, menyimpan vaksin
yang telah dicampur dengan pelarut ataupun vaksin yang sudah dibuka
diletakkan diatas bantalan busa yang ada di dalam Vaccine Carrier
43