Anda di halaman 1dari 22

NAMA KELOMPOK :

1. FADHILAH SUKMAWATI
2. FIRNADIA AFRA AFIFAH
3. OKTAVIATI MERLINDA
4. NURUL MUNAWARAH
APA ITU IMUNISASI?
Imunisasi berasal dari kata imun, yaitu
kebal atau resisten. Bayi diimunisasikan
berarti diberikan kekebalan terhadap
suatu penyakit tertentu (Hidayat, 2008).
Imunisasi adalah Pemberian vaksin untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu (Mahdiana, 2010).

Imunisasi adalah suatu upaya untuk


menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga
apabila suatu saat terpajan dengan penyakit
TUJUAN IMUNISASI

a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan


imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh
desa/kelurahan pada tahun 2014.

b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per


1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.

c. Eradikasi polio pada tahun 2015.

d. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015.

e. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis


(safety injection practise and waste disposal management).
Tahun1956 Pelaksanaan kegiatan imunisasi untuk penyakit cacar

Tahun1956 Indonesia berhasil dinyatakan bebas penyakit cacar oleh WHO (Badan Kesehatan Dunia)

Tahun 1956 Penyelenggaraan program imunisasi BCG

Tahun 1973 Pelaksanaan kegiatan imunisasi untuk penyakit cacar

Tahun 1974 Program imunisasi vaksin TT kepada ibu hamil

Tahun 1976 Mulai dikembangkan imunisasi DPT pada beberapa kecamatan di pulau Bangka

Tahun 1977 Penetapan fase persiapan Pengembangan Program Imunisasi (PPI)

SEJARAH IMUNISASI DI INDONESIA


Program imunisasi secara rutin terus dikembangkan dengan memberikan beberapa antigen, yaitu BCG, DPT, Polio
Tahun 1980
dan Campak.

Tahun 1992 Program imunisasi Hepatitis B mulai diperkenalkan kepada beberapa kabupaten di beberapa propinsi

Tahun 1995 Penyelenggaraan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) I

Tahun 1996 Penyelenggaraan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) II

Tahun 1997 Penyelenggaraan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) III

Tahun 1997 Program imunisasi Hepatitis B dilaksanakan secara nasional

SEJARAH IMUNISASI DI INDONESIA


Program imunisasi melalui PPI ini memiliki
tujuan akhir (ultimate goal) sesuai dengan
komitmen internasional melalui Global
Programme for Vaccines and Immunization
(GPVI), yaitu :

1. Eradikasi Polio (ERAPO)


2. Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (Maternal and Neonatal Tetanus
Elimination/MNTE)
3. Reduksi Campak (RECAM)
4. Peningkatan mutu pelayanan imunisasi
5. Keamanan pengelolaan limbah tajam (safe waste disposal management)
JENIS – JENIS IMUNISASI

1. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian suatu bibit
penyakit yang telah dilemahkan (vaksin) agar
nantinya sistem imun tubuh berperan spesifik
dan memberikan suatu ingatan terhadapt antigen
ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat
mengenali dan meresponnya.

2. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses meningkatkan
kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat
imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal
dari plasma manusia (kekebalan yang didapat
bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang
(bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi
mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi.
Macam-Macam Imunisasi Dasar

Imunisasi Imunisasi DPT Imunisasi Imunisasi Imunisasi


Bacillus (Difteri, campak polio hepatitis B
Celmette-Guerin Pertusis, dan
(BCG) Tetanus)

Imunisai campak Merupakan Imunisasi


Imunisasi DPT imunisasi
Imunisasi BCG ditujukan untuk hepatitis B,
bertujuan untuk yang
bermanfaat untuk memberikan ditujukan untuk
mencegah 3 kekebalan aktif
mencegah bertujuan memberi tubuh
penyakit terhadap
penularan mencegah berkenalan
sekaligus, yaitu penyakit
Tuberkulosis (TBC) penyakit terhadap
difteri, pertusis, campak.
tuberkulosis poliomyelitis. penyakit
tetanus. Difteri Campak,
disebabkan oleh hepatitis B,
merupakan measles atau Pemberian
sekelompok
penyakit yang rubelal adalah vaksin polio disebakan oleh
bakteria bernama
disebabkan oleh penyakit virus dapat virus yang telah
Mycobacterium
bakteri akut yang dikombinasik mempengaruhi
tuberculosis
Corynebacterium disebabkan oleh organ liver (hati).
complex an dengan
diphtheria.. virus campak.
vaksin DPT.
1. Imunisasi Bacillus Celmette-Guerin (BCG)

CARA PEMBERIAN

Cara pemberiannya melalui suntikan. Sebelum disuntikan, vaksin BCG harus dilarutkan
terlebih dahulu.

Imunisasi BCG disuntikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas. Disuntikan ke
dalam lapisan kulit dengan penyerapan pelan-pelan. Dalam memberikan suntikan
intrakutan, agar dapat dilakukan dengan tepat, harus menggunakan jarum pendek
yang sangat halus (10 mm, ukuran 26). Kerjasama antara ibu dengan petugas
imunisasi sangat diharapkan, agar pemberian vaksin berjalan dengan tepat.

DOSIS & WAKTU PEMBERIAN

Dosis 0,05 cc untuk bayi dan 0,1 cc untuk anak dan orang
dewasa. Imunisasi BCG dilakukan pada bayi usia 0-2
bulan, akan tetapi biasanya diberikan pada bayi umur 2
atau 3 bulan. Dapat diberikan pada anak dan orang
dewasa jika sudah melalui tes tuberkulin dengan hasil
negatif.
Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang timbul tidak seperti
pada imunisasi dengan vaksin lain. Imunisasi BCG tidak
menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu diberikan imunisasi, akan
timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah
menjadi pastula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu
pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh dengen sendirinya
secara spontan. Kadang terjadi pembesaran kelenjar regional diketiak
atau leher. Pembesaran kelenjar ini terasa padat, namun tidak
menimbulkan demam. 2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah
bekas suntikan timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar
dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian
menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut dengan
diameter 2–10 mm.
2. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)

CARA PEMBERIAN

Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi intramuskular.

DOSIS & WAKTU PEMBERIAN

Suntikan diberikan pada paha tengah luar atau subkutan dalam dengan dosis 0,5
cc.
Pemberian vaksin DPT dilakukan tiga kali mulai bayi umur 2 bulan sampai 11 bulan
dengan interval 4 minggu. Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian pertama
antibodi dalam tubuh masih sangat rendah, pemberian kedua mulai meningkat dan
pemberian ketiga diperoleh cukupan antibodi. Daya proteksi vaksin difteri cukup baik
yiatu sebesar 80-90%, daya proteksi vaksin tetanus 90-95% akan tetapi daya
proteksi vaksin pertusis masih rendah yaitu 50-60%, oleh karena itu, anak-anak
masih berkemungkinan untuk terinfeksi batuk seratus hari atau pertusis, tetapi lebih
ringan.
Pemberian imunisasi DPT memberikan efek samping
ringan dan berat, efek ringan seperti terjadi
pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan
demam, sedangkan efek berat bayi menangis hebat
kerana kesakitan selama kurang lebih empat jam,
kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan
syok.
3. Imunisasi campak

CARA PEMBERIAN

Di suntukan secara subkutan di bagian lengan atas.


Sebelum disuntikan, vaksin campak terlebih dahulu
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang
derisi 5 ml cairan pelarut. Kemudian suntikan diberikan pada
lengan kiri atas secara subkutan.

DOSIS & WAKTU PEMBERIAN

Usia dan Jumlah Pemberian Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan,


1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai
jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9
bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika
sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada
usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella).
Dosis 0,5 CC.
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
vaksinasi. Vaksin campak dapat mengakibatkan sakit ringan dan
bengkak pada lokasi suntikan, yang terjadi 24 jam setelah
vaksinasi. Pada 5-15 % kasus terjadi demam (selama 1-2 hari),
biasanya 8-10 hari setelah vaksinasi. Pada 2 % terjadi kasus
kemerahan (selama 2 hari), biasanya 7-10 hari setelah vaksinasi.
4. Imunisasi polio

CARA PEMBERIAN

1. Inactivated Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah
dimatikan dan diberikan melalui suntikan.
2. Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah
dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
Bentuk trivalen (Trivalen Oral Polio Vaccine; TOPV) efektif melawan semua bentuk
polio, sedangkan bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan satu jenis polio.

DOSIS & WAKTU PEMBERIAN


Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan interval
tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah
imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat
meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin.
Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung kemulut anak atau
dengan atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.
Pada umunya tidak terdapat efek
samping. Efek samping berupa paralisis
yang disebabkan oleh vaksin jarang
terjadi.
5. Imunisasi hepatitis B

CARA PEMBERIAN

Imunisasi diberikan tiga kali pada umur 0-11 bulan melalui injeksi
intramuskular. Kandungan vaksin adalah HbsAg dalam bentuk cair.
Terdapat vaksin Prefill Injection Device (B-PID) yang diberikan sesaat
setelah lahir, dapat diberikan pada usia 0-7 hari.
Vaksin juga diberikan pada anak usia 12 tahun yang dimasa kecilnya belum
diberi vaksin hepatitis B. Selain itu orang –orang yang berada dalam rentan
risiko hepatitis B sebaiknya juga diberi vaksin ini.

DOSIS & WAKTU PEMBERIAN

Vaksin B-PID disuntikan dengan 0,5 ml atau 1 buah HB PID. Vaksin ini,
menggunakan Profilled Injection Device (PID), merupakan jenis alat suntik
yang hanya diberikan pada bayi. Imunisasi diberikan tiga kali pada umur 0-11
bulan
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan
dan pembengkakan disekitar tempat
penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat
ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
Jenis Vaksin Umur pemberian Imunisasi
Bulan Tahun
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12

BCG
POLIO 0 1 2 3 4 5
Hepatitis B 1 2
DPT 1 2 3 4 5 6
CAMPAK 1 2

Vaksinasi Jadwal Pemberian Usia Ulangan/ Booster Imunisasi untuk


melawan

BCG Waktu Lahir - Tuberkulosis


Hepatitis B Waktu Lahir: 1 tahun - pada bayi yang Hepatitis B
dosis 1 lahirdari ibu dengan
1 bulan - dosis 2 hepetitis B
6 bulan - dosis 3

DPT dan Polio 3 bulan - dosis 1 18 bulan - booster 1 Difteria, pertusis,


4 bulan - dosis 2 6 tahun - booster 2
5 bulan - dosis 3 tetanus dan polio
12 tahun- booster 3

Campak 9 bulan - Campak

Anda mungkin juga menyukai