Anda di halaman 1dari 20

RESIKO DAN

ASKEP
POSTPARTUM
BLUES
Pengertian Post Partum Blues

Post Partum Blues adalah perasaan sedih dan


depresi segera setelah persalinan, dengan
gejala dimulai dua atau tiga hari pasca
persalinan dan biasanyahilang dalam waktu satu
atau dua minggu (Gennaro, dalam Bobak dkk.,
2004). Periode Post Partum adalah periode
waktu yang muncul sesegera setelah seorang
wanita melahirkan hingga 52 minggu
(Registered Nurses’Association of Ontario,
2005).
Pengertian Post Partum Blues

Post partum blues merupakan kesedihan atau


kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya
muncul sementara waktu, yakni sekitar dua hari
hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. Tanda dan
gejalanya antara lain cemas tanpa sebab, menangis
tanpa sebab, tidak sabar, tidak percaya diri, sensitif
atau mudah tersinggung, serta merasa kurang
menyayangi bayinya. Peningkatan dukungan mental
atau dukungan keluarga sangat di perlukan dalam
mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan
dengan masa nifas ini (Dahro, 2012)
Pengertian Post Partum Blues
Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian Post partum blues adalah suatu keadaan
psikologis setelah melahirkan yang bersifat sementara
dan dialami oleh kebanyakan ibu baru, muncul pada
hari ke-tiga atau ke-empat dan biasanya berakhir
dalam dua minggu pasca persalinan, ditunjukkan
dengan adanya perasaan sedih dan depresi, sebagai
bentuk depresi post partum tingkat ringan sehingga
memungkinkan terjadinya gangguan yang lebih berat,
disebabkan karena perubahan tingkat hormon,
Gejala-Gejala Post partum
Blues
Gejala post partum blues (Novak dan
Broom, 2009) yaitu suatu keadaan yang
tidak dapat dijelaskan, merasa sedih,
mudah tersinggung, gangguan pada nafsu
makan dan tidur. Selanjutnya dengan kata
lain, ciri-ciri post partum blues menurut
Young dan Ehrhardt (dalam Strong dan
Devault, 2009) diantaranya:
Gejala-Gejala Post partum
Blues
1) Perubahan keadaan dan suasana hati ibu yang bergantian
dan sulit diprediksi seperti menangis, kelelahan, mudah
tersinggung, kadang-kadang mengalami kebingungan
ringan atau mudah lupa.
2) Pola tidur yang tidak teratur karena kebutuhan bayi yang
baru dilahirkannya, ketidaknyamanan karena kelahiran
anak, dan perasaan asing terhadap lingkungan tempat
bersalin.
3) Merasa kesepian, jauh dari keluarga, menyalahkan diri
sendiri karena suasana hati yang terus berubah-ubah.
4) Kehilangan kontrol terhadap kehidupannya karena
ketergantungan bayi yang baru dilahirkannya.
Penyebab Post Partum Blues
Beberapa penyebab post partum blues diantaranya :
a) Perubahan Hormon
b) Stress
c) ASI tidak keluar
d) Frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh
e) Kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat operasi.
f) Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan
lainnya dengan suami.
g) Masalah dengan Orang tua dan Mertua.
h) Takut kehilangan bayi.
i) Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu.
j) Takut untuk memulai hubungan suami istri (ML), anak akan terganggu.
k) Bayi sakit (Kuning, dll).
l) Rasa bosan si Ibu.
m) Problem dengan si Sulung.
Masalah Pada Postpartum
Blues
Beberapa masalah yang dapat timbul pada klien yang mengalami Post partum
blues diantaranya :
a) Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa memberi asi
b) Frustasi karena anak tidak mau tidur
c) Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive
d) Merasa sebal terhadap suami
e) Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua
f) Menangis dan takut apabila bayinya meninggal
g) Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami
h) Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis sehingga
membuat ibu frustasi
Masalah Pada Postpartum
Blues
i) Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress
j) Adanya persoalan dengan suami
k) Stress bila bayinya kuning
l) Adanya masalah dengan ibu
m) Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis
n) Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah
masalah bagi ibu
o) Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi
p) Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggu
bayi
q) Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orang tuanya dan
berada didekat ibunya.
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap
Terjadinya Post partum Blues
• Pitt (Regina dkk, 2001), mengemukakan 4 faktor
penyebeb depresi postpartum sebagai berikut :
• a) Faktor konstitusional. Gangguan post partum
berkaitan dengan status paritas adalah riwayat obstetri
pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta
apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan
sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita
primipara. Wanita primipara lebih umum menderita blues
karena setelah melahirkan wanita primipara berada
dalam proses adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri
sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia
akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap
dirawat
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap
Terjadinya Post partum Blues
b) Faktor fisik. Perubahan fisik setelah proses kelahiran
dan memuncaknya gangguan mental selama 2
minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik
dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan
faktor penting. Perubahan hormon secara drastis
setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari
diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan
ini sangat berpengaruh pada keseimbangan. Kadang
progesteron naik dan estrogen yang menurun secara
cepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab
yang sudah pasti.
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap
Terjadinya Post partum Blues
• c) Faktor psikologis. Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam
satu” pada akhir kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan anak
bergantung pada penyesuaian psikologis individu. Klaus dan Kennel
(Regina dkk, 2001), mengindikasikan pentingnya cinta dalam
menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai hubungan baik
antara ibu dan anak.
• d) Faktor dukungan dari keluarga. Paykel (Regina dkk, 2001)
mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih
sering menimbulkan depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya
dukungan dalam perkawinan.
PENGKAJIAN

• Identitas klien
• Dampak pengalaman melahirkan
• Citra diri ibu
• Interaksi Orang tua – Bayi
• Perilaku Adaptif dan Perilaku Maladaptif
• Struktur dan fungsi keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Nyeri akut / ketidaknyamanan berhubungan dengan
trauma mekanis edema / pembesaran jaringan atau
distensi, efek-efek hormonal.
• Resiko terhadap perubahan peran menjadi orang tua
berhubungan dengan pengaruh komplikasi fisik dan
emosional.
• Resiko perubahan emosional yang tidak stabil pada ibu
berhubungan dengan ketidakefektifan koping individu.
• Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon
hormonal dan psikologis (sangat gembira, ansietas,
kegirangan), nyeri / ketidaknyamanan, proses persalinan
dan kelahiran melelahkan.
INTERVENSI
Nyeri akut / ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis,
edema /pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
• Tujuan : Mengidentifikasi kebutuhan dan mengunakan intervensi untuk
mengatasi ketidaknyamanan.
• Intervensi Keperawatan :
• Tentukan adanya, lokasi dan sifat ketidaknyamanan.
• Inspeksi perbaikan perineum dan epiostomi.
• Berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24 jam pertama
setelah melahirkan.
• Berikan kompres panas lembab (misalnya : rendam duduk / bak mandi).
• Anjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas perbaikan
episiotomy.
• Kolaborasi dalam pemberian obat analgesic 30-60 menit sebelum
menyusui.
INTERVENSI
Resiko terhadap perubahan peran menjadi orang tua berhubungan
dengan pengaruh komplikasi fisik dan emosional.
• Tujuan : Mengungkapkan masalah dan pertanyaan tentang menjadi orang
tua, mendiskusikan peran menjadi orang tua secara realistis, dan secara
aktif mulai melakukan tugas perawatan bayi baru lahir dengan tepat.
• Intervensi Keperawatan :
• Kaji kekuatan, kelemahan, usia , status perkawianan, ketersediaan sumber
pendukung dan latar belakang budaya.
• Perhatikan respon klien/pasangan terhadap kelahiran dan peran menjadi
orang tua.
• Evaluasi sifat dari menjadi orang tua secara emosi dan fisik yang pernah
dialami klien/pengalaman selama kanak-kanak.
• Tinjau ulang catatan intrapartum terhadap lamanya persalionan, adanya
komplikasi dan peran pasangan pada persalinan.
INTERVENSI
• Evaluasi status fisik masa lalu dan saat ini dan kejadian komplikasi
prenatal, intranatal dan pascapartal.
• Evaluasi kondisi bayi ; komunikasikan dengan staf perawatan sesuai
dengan indikasi.
• Pantau dan dokiumentasikan interaksi klien/pasangan dengan bayi.
• Anjurkan pasangan untuk mengunjungi dan mengendong bayi dan
berpartisipasi terhadap aktifitas perawatan bayi sesuai izin.
• Kolaborasi dalam merujuk untuk konseling bila keluarga beresiko tinggi
terhadap masalah menjadi orang tua atau bila ikatan positif diantara
klien/pasanngan dan bayi tidak terjadi.
INTERVENSI
Resiko perubahan emosional yang tidak stabil pada ibu berhubungan
dengan ketidakefektifan koping individu
• Tujuan : Mengungkapkan ansietas dan respon emosional, mengidentifikasi
kekuatan individu dan kemampuan koping pribadi, mencari sumber-sumber
yang tepat sesuai kebutuhan.
• Intervensi Keperawatan :
• Kaji respon emosional klien selama prenatal dan periode inpartum dan
persepsi klien tentang penampilannya selama persalinan.
• Anjurkan diskusi oleh klien / pasangan tentang persepsi pengalaman
kelahiran.
• Kaji terhadap gejala depresi yang fana (perasaan sedih pascapartum), pada
hari ke-2 sampai ke-3 pasca partum (misalnya, ansietas, menangis,
kesedihan, konsentrasi yang buruk, dan depresi ringan atau berat).
• Evaluasi kemampuan koping masa lalu klien, latar belakang budaya,
system pendukung, dan rencana untuk bantuan domestic pada saat pulang.
INTERVENSI
Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan
psikologis (sangat gembira, ansietas dan kegirangan),
nyeri/ketidaknyamanan, proses persalinan dan kelahiran melelahkan.
• Tujuan : Menidentifikasi penilaian untuk mengakomodasi perubahan yang
diperlukan dengan kebutuhan terhadap anggota keluarga baru, melaporkan
peningkatan rasa sejaterah dan istirahat.
• Intervensi Keperawatan :
• Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat.
• Kaji faktor-faktor, bila ada yang mempengaruhi istirahat.
• Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur/istirahat setelah kembali ke
rumah.
• Berikan informasi tentang efek-efek kelelahan dan ansietas pada suplai
ASI.
• Kaji lingkungan rumah, dan bantuan di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
• Herdman, Heather.2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
• Morhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). America : Mosby Mc Closkey
Dochterman, Joanne. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). America : Mosby
• Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C.Geissler ( 2000 ), Rencana Asuhan
Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
• Bobak, Lowdermilk, Jensen. ( 2004 ). Buku Ajar : Keperawatan maternitas edisi - 4. Jakarta:
• Herdman, Heather.2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
• Morhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). America : Mosby Mc Closkey
Dochterman, Joanne. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). America : Mosby
• Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C.Geissler ( 2000 ), Rencana Asuhan
Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
• Bobak, Lowdermilk, Jensen. ( 2004 ). Buku Ajar : Keperawatan maternitas edisi - 4. Jakarta:
EGC..

Anda mungkin juga menyukai