Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Identitas Klien

Nama pasien An. R berumur 9 tahun 8 bulan dengan Hipertemia, pasien

berjenis kelamin perempuan, An. R adalah seorang pelajar SD, beragama

islam, tempat tinggal sekarang di Sragen. Diagnosa medis Obs.DHF yang

bertanggung jawab adalah Tn. J bertempat tinggal d Sragen, Tn J adalah ayah

pasien, beragama islam. Penulis ( Ragil Murtiningsih, 2013) juga mendapat

informasi dari Ny. W yaitu ibu pasien.

B. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan Pasien

Dari penkajian An. R ditemukan hasil riwayat kesehatan yaitu

keluhan utama pasien adalah ibu pasien mengatakan An. R panas kurang

lebih 4 hari yang lalu. Riwayat kesehatan sekarang ibu pasien

mengatakan An. R panas sejak hari jumat 19 April 2013 atau 4 hari

sebelum masuk rumah sakit. Saaat panas intensitasnya naik turun kadang

panas tinggi kadang turun, jika panas tinggi ibu pasien hanya memberikan

obat penurun panas yang dibeli di warung. Ibu pasien mengatakan An. R

selama panas tidak mau makan atau minum. Senin 22 April 2013 panas

An. R tidak juga turun maka dari itu An. R di bawa ke IGD RSUD Sragen,

di IGD An. R diukur suhunya 38,9℃, kemudian An. R dipasang infus RL


15 tpm dan diberikan injeksi Norages 2 x 175 mg, kemudian An. R

dipindahkan ke bangsal Anggrek, di bangsal An. R diberikan obat oral

paracetamol tablet 2 x ½ 250 mg dan injeksi Cefotaxime 2 x 500 mg.

An. R merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. An. R lahir pada

tanggal 1 Juni 2003, lahir cukup bulan. Ibu An. R mengatakan tidak

pernah melakukan aborsi dan menderita sakit yang parah. Ibu An. R

selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan. Ibu An. R mengatakan saat

hamil jika sakit flu atau batuk tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan.

Riwayat penyakit sebelumnya ibu An. R mengatakan An. R dulu

pernah di rawat di RSUD Sragen pada tanggal 12 April 2013 sampai

tanggal 18 April 2013 karena Demam Berdarah Dengue, keadaan An. R

sudah diperbolehkan saat tidak panas lagi, yaitu suhu 36,6℃ dan sudah

sembuh. Ibu An. R mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang

memiliki penyakit keuturunan seperti hipertensi, diabetes melitus, TBC

dan HIV/AIDS. An. R sudah mendapatkan imunisasi lengkap yaitu: BCG,

DPT, Polio, Hepatitis dan Campak sesuai dengan umur dan jadwal

imunisasinya. Pertumbuhan dan perkembangan An. R berat badan waktu

lahir yaitu 2750 dan berat badan saat ini 21 kg. Usia saat tumbuh gigi

pertama kali saat usia 1 tahun, tidak mengalami masalah gigi. An. R dapat

berjalan saat usia 14 bulan. Saat ini An. R sudah bersekolah kelas 3.

interaksi dengan orang lain dan teman sebaya cukup baik, cepat mengenal,

dan mudah bergaul dengan siapapun. An. R tidak memiliki kebiasaan

khusus, An. R tidur skita jam 9 malam dan bangun sekitar jam 5 pagi,
tidur selama 8 jam. An. R dapat melakukan Toileting dan Activity Daily

Life secara mandiri.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan penulis ( Ragil Murtiningsih, 2013)

pada An. R adalah penulis mendapatkan data yaitu kedaaan umum pasien

lemah, keasadaran Composmentis. Pengukuran pertumbuhan berat badan

21 kg. Pengukuran tanda-tanda vital Suhu 38,9℃, nadi 88 kali permenit,

pernapasan 24 kali permenit. Kepala: simetris, bentuk kepala mesochepal,

kepala dapat bergerak ke kanan dan ke kiri, Mata sklera tidak ikterik,

kornea hitam, konjugtiva tidak anemis, pupil isokor, simetris. Hidung:

simetris, tidak terdapat polip, tidak terdapat sekret. Mulut : warna bibir

merah muda, membran mukosa kering, tidak terdapat sariawan. Leher

tidak terdapat kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan

paratiroid, reflek tlan baik. Dada : simetris, tampak terdapat retraksi dada.

Paru-paru: Inspeksi; dada simetris, datar, Perkusi: Pekak, Palpasi :

pengembangan dada kanan dan kiri sama, Auskultasi: tidak ada suara

tambahan. Jantung:: inspeksi: ictus cordis tidak tampak, perkusi : ictus

cordis teraba di SIC IV dan V, Palpasi: pekak, Auskultasi : Bunyi Jantung

I-II murni. Abdomen: Inspeksi : simetris, tidak ada luka, Auskultasi:

bising usus 10 kali permenit, Palpasi: ada nyeri tekan, teraba massa,

Perkussi: timpani. Ekstremitas tangan kanan terpasang infus RL 15 tpm.

Integumen warna kulit kuning langsat, tekstur elastis, turgor klit kembali

cepat.
2. Riwayat Nutrisi dan Cairan

Riwayat nutrisi: Ibu An. R mengatakan sebelum sakit An. R makan

3-4 kali sehari dengan lauk pauk, buah, tetapi An. R mengatakan tidak

suka makan sayur-sayuran. An. R mengtakan setiap pagi selalu sarapan

sebelum berangkat kesekekolah, setelah pulang sekolah juga langsung

makan siang. An. R suka makan-makanan manis dan berkuah. An. R

minum air putih dan air teh sekita 1500 cc perhari. Selama sakit ibu An. R

mengatakan An. R nafsu makannya menurun karena kondisi tubuhnya

yang sedang tidak sehat. An. R makan 3 kali sehari dan hanya

menghabiskan seperempat porsi makanan yang disediakan dari rumah

sakit. An. R makan hanya dengan bubur dan lauknya. An. R minum air

putih atau kadang teh manis sekitar 600 cc perhari. Status nutrisi

berdasarkan Z-score : WAZ : -2.02 (gizi kurang), HAZ: -1.52 (pendek),

WHZ: -1.94 (kurus).

Pola eliminasi An. R ibu pasien mengatakan sebelum sakit: An. R

buang air kecil sekitar 4-5 kali sehari, warna kuning, jernih, berbau khas,

sedangkan buang air besar 1 kali sehari, warna kuning, berbau khas, tidak

ada lendir atau darah. Selama sakit : An. R mengatakan sudah 10 hari

belum buang air besar.

Terapi yang didapatkan An. R pada tanggal 22 April 2013: yaitu

infus RL 15 tpm, injeksi Cefotaxime 2 x 500 mg, Ranitidine 2 x 25 mg,

Norages 2 x 500 mg, Amoxcilin 3 x 350 mg, Paracetamol tablet 3 x ½


250 mg perhari. Tanggal 23-24 April 2013 yaitu: Amoxcilin 3 x 350 mg,

Paracetamol tablet 3 x ½ 250 mg perhari.

Pemeriksaan penunjang pada tangga; 22 April 2013 yaitu:

Hemoglobin 11.1 g/dl ( nilai normal 11.5-15.5), Eritrosit 4.79 juta (nilai

normal 4.0-4.2), Trombosit 37 ribu (nilai normal 40-150), Hematokrit

32.1% (nilai normal 35-45), Lekosit 4.30 g/dl (nilai normal 4.5-14.5),

MCV77.4 fl (nilai normal 80-99), MCH 26.7 pg (nilai normal 27-31),

MCHC 34.5 pg (nlilai normal 40.000-150.000), RDW 14.9 ribu (nilai

normal 11.5-14.5) MPV 8.3% (nilai normal 7.2-11.1). Neutrofil 51.4 fl

(nilai normal 40-70), MXD 6.5% (nilai normal 4-18), Limfosit 42.1 %

(nilai normal 19-48), golongan darah O.

C. Analisa Data (Diagnosa Keperawatan)

Dari dta yang sudah didapatkan dari hasil pengkajian, maka penulis (ragil

Murtiningsih, 2013) dapat menegakkan diagnosa keperawtan Hipertermia

berhubungan dengan proses penyakit : Obs.DHF. Diagnosa tersebut ditunjang

oleh data subyektif ibu pasien mengatakan An. R panas sudah 4 hari, data

obyektif akral teraba hangat, suhu 38,9℃, nadi 88 kali pehari, Respirasi 24

kali permenit, kulit tampak kemerahan, mukosa bibir kering, An. R tampak

lemah dan dari hasil laboratorium pada tanggal 22 April 2013 terjadi

penurunan Haemoglobin, Trombosit, Lekosit dan Hematokrit.


Disini penulis (Ragil Murtningsih, 2013) mencantumkan diagnosa

keperawatan utama, karena pada dasarnya hipertermia merupakan masalah

keperawatan yang harus segera diatasi. Jika hipertermia tidak segera diatasi,

maka akan berakibat seperti halnya menyebabkan kejang pada anak, dehidrasi,

syok, dan gangguan tumbuh kembang pada anak.

Penulis berpedoman pada SMART yaitu S (spescifik), A (achievable), R

(reasonable), T (time). setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam

diharapkan suhu dalam rentang normal dan stabil, dengan rentang normal

36,5℃-37,5℃, suhu kulit dalam rentang yang diharapkan, nadi dalam rentang

normal 60-140 kali permenit dan pernapasan dalam rentang yang diharapkan

15-20 kali permenit, keletihan tidak tampak, warna kulit normal.

D. Perencanaan

Setelah dilakukan penegakkan diagnosa keperawatan, maka rencana

keperawatan yang dilakukan penulis (Ragil Murtiningsih, 2013) adalah

observasi tanda-tanda vital pasien setiap 2 jam sekali dengan rasional

tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.

Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarg tentang peningkatan suhu

tubuh dengan rasional agar pasien dan keluarga mengetahui suhu dan

membantu mengurangi kecemasan yang timbul. Anjurkan pasien

menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat dengan rasional

untuk menjaga pasien agar merasa nyaman dan mengurangi penguapan tubuh.
Anjurkan pasien agar minum banyak kurang lebih 1000 cc perhari dengan

rasional karena peningkatan suh tubuh mengakibatkan penguapan tubuh

meningkat sehingga perlu diseimbangi dengan asupan cairan yang cuku.

Anjurkan kompres air hangat pada dahi dengan rasional untuk membantu

menurunkan suhu tubuh. Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi

Antibiotik dan Antipiretik dengan rasional Antibiotik untuk mengurangi atau

mencegah terjadinya infeksi dan Antipiretik untuk menurunkan panas.

E. Pelaksanaan

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis (Ragil Murtiningsih, 2013)

pada hari Senin, 22 April 2013 jam 13.00 WIB mengobservasi keadaan umum

dan tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi), respon subyektif pasien yaitu ibu

An. R mengatakan anaknya panas, respon obyektifnya yaitu suhu tubuh An. R

38,9℃, nadi 88 kali permenti, respirasi 24 kali permenit, badan teraba panas

dan lemah. Memberikan kompres air hangat pada dahi An. R, respon

subyektif pasien yaitu ibu An. R mengatakan mau mengompres, respon

obyektif pasien yaitu An. R tampak lebih rileks. Menganjurkan keluarga

untuk memakaikan pakian tipis yang menyerap keringat, respon subyektif

yaitu ibu An. R mengatakan mengerti dan bersedia, respon obyektif pasien

yaitu An. R bersedia memakainya. Menganjurkan agar pasien minum yang

cukup sekurangnya 1000 cc sehari, respon subyektif pasien yaitu ibu An. R

mengatakan An. R susah minum, respon obyektif pasien yaitu An. R minum
air putih seperempat gelas belimbing. Berkolaborasi dengan dokter pemberian

terapi Antipiretik dan Antibiotik (Cefotaxime 2 x 500 mg, Norages 2 x 500

mg), respon subyektif pasien yaitu An. R mengatakan mau disuntik, respon

obyektif pasine yaitu injeksi melalui IV. Memberikan obat oral (Paracetamol

tablet 3 x ½ 250 mg), respon subyektif pasien yaitu mengatakan bersedia

meminum obatnya, respon obyektif pasien yaitu obat Paracetamol sudah

diminum.

Hari Selasa 23 April 2013 jam 08.15 WIB tindakan keperawatan yang

dilakukan : Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien (suhu,

nadi, respirasi), respon subyektif pasien yaitu ibu An. R mengatakan badan

An. R masih panas, respon obyektif pasien yaitu suhu 38,1℃, nadi 86 kali

permenit, respirasi 20kali permenit, mukosa bibir tampak kering.

Mengompres dengan air hangat pada dahi An. R, respon subyektif pasien

yaitu An. R mengatakan bersedia untuk dikompres air hangat, respon obyektif

pasien yaitu badan An. R tampak lebih rileks menganjurkan agar pasien

minum cukup sekurang-kurangnya 1000 cc perhari, respon subyektif pasien

yaitu ibu An. R tampak minum 1 gelas belimbing. Mengganti flabot infus RL

5 tpm, respon subyektif dan obyektifnya infus RL sudah terganti.

Berkolaborasi pemberian terapi Antibiotik dan Antipiretik (Amoxcilin 3 x 350

mg dan Paracetamol tablet 3 x ½ 250 mg), respon subyektif pasien yaitu An.

R mengatakan mau disuntik dan minum obat, respon obyektif paien yaitu

injksi Amoxcilin 3 x 350 mg sudah diberikan melalui IV, dan Paracetamol

sudah diminum.
Hari Rabu, 24 April 2013 jam 08.00 WIB tindakan keperawatan yang

dilakukan: Mengobservasi keadaan umum dan tnda-tnda vital pasien

(suhu,nadi,respirasi), respon subyektif pasien yaitu ibu An. R mengatakan An.

R badannya sudah tidak panas lagi, respon obyektif pasien yaitu suhu 37℃,

nadi 84 kali permenit, dan respirasi 24 kali permenit, badan An. R tidak teraba

panas mukosa bibir lembab. Menganjurkan agar An. R minum yang cukup

kurang lebih 1000 cc perhari, respon subyektif pasien yaitu ibu An. R

mengatakan anaknya sudah mulai mau minum air putih sekitar 8 gelas

belimbing dalam sehari, respon obyektif yaitu An. R tampak lebih segar dan

mukosa bibir lembab. Berkolaborasi pemberian terapi Antibiotik

(Cefotaxime 2 x 500 mg), respon subyektif pasien yaitu An. R bersedia

disuntik, respon obyektif pasien yaitu injeksi diberikan melalui IV.

F. Evaluasi

Setelah dilakukan rencana keperawtaan dan tindakan keperawatan.

Evaluasi pada hari Senin 22 April 2013 jam 14.05 WIB adalah diperoleh

evaluasi subyektif yaitu keluarga pasien mengatakan badan An. R masih

panas. Evaluasi Obyektif yaitu suhu 38,9℃, nadi 88 kali permenit, respirasi

24 kali permenti, kulit tampak kemerahan, mukosa bibir tampak kering,

terjadi penurunan Trombosit, Haemoglobin, Lekosit dan Hemtatokrit, dengan

Analisa adalah Masalah hipertermia belum teratasi, dengan Planning

Intervensi dilanjutkan yaitu observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi),


kompres air hangat, anjurkan minum yang cukup kurang lebih 1000 cc perhari,

lanjutkan pemberian Antipiretik (Paracetamol).

Evaluasi hari kedua Selasa, 23 April 2013 jam 14.05 WIB adalah evaluasi

subyektif keluarga pasien mengatakan badan An. R masih panas. Evaluasi

obyektif suhu 38,1℃, respirasi 20 kali permenit, nadi 86 kali permenit, kulit

masih teraba hangat, mukosa bibir masih terlihat kering dengan Analisa

Masalah hipertermia belum teratasi, dengan Planning intervensi

dipertahankan yaitu observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi,respirasi),

kompres air hangat pada dahi, anjurkan minum yang cukup kurang lebih 1000

cc perhari, lanjutkan pemberian Antipiretik (Paracetamol).

Evaluasi hari ketiga Rabu, 24 April 2013 jam 14.00 WIB adalah evaluasi

subyektif An. R mengatakan badannya sudah tidak panas. Evaluasi obyektif

suhu 37℃, nadi 84 kali permenit, respirasi 20 kali permenit, raut muka

tampak lebih segar, suhu kulit tidak teraba hangat, mukosa bibir lembab,

dengan Analisa Masalah hipertermia sudah teratasi, dan Planning Intervensi

dihentikan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang

bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada

saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon

pasien saat ini dan waktu sebelumnya (Potter & Perry, 2009).

Pengkajian yang dilakukan penulis (Ragil Murtiningsih, 2013) yaitu

An. R mengalami Hipertermia yaitu demam sudah selama 4 hari,

sedangkan pemeriksaan fisik pada An. R menunjukkan keadaan umum

lemah, kulit teraba hangat, kulit tampak kemerahan, mukosa bibir An. R

tampak kering.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subyektif dan

data obyektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk

menegakkan diagnosis keerawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan

proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari pasien,

keluarga, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain (Deswani, 2009).

Pada kasus An. R dapat ditegakkan diagnosa keperawatan utama

yaitu Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit : Obs.DHF

dengan didukung oleh data-data yang mengacu pada diagnosa tersebut.

3. Intervensi

Intervensi adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan

dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.

Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang

diharapkan (Deswani, 2009).

Intervensi yang dilakukan penulis (Ragil Murtiningsih, 2013) pada

An. R berdasarkan NIC (Nursing Intervension Clasification) antara lain

yaitu observasi tanda-tanda vital pasien setiap 2 atau 4 jam sekali dengan

rasional untuk mengetahui keadaan umum pasien dan sebagai dasar untuk

menentukan intervensi.

4. Implementasi (Pelaksanaan)
Implementasi keperawatan merupakan proses pelaksanaan dari

intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan spesifik (Potter & Perry,

2009). implementasi dilakukan berdasarkan intervensi keperawatan yang

sudah diterapkan selama tiga hari adalah memonitor suhu tubuh pasien.

Implementasi yang dilakukan pad An. R adalah meminta untuk

mengenakan pakaian tipis dan menyerap keringat, menganjurkan pasien

untuk minum yang cukup kurang lebih 1000 cc dalam sehari, dan

berkolaborasi dengan dokter pemberian terapi.

5. Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama tiga hari maka dilakukan

evaluasi. Evaluasi keperawatan adalah fase akhir dalam proses

keperawatan (Potter & Perry,2009). Evaluasi ini menggunakan metode

sesuai teori yaitu SOAP ( Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning).

B. Saran
Daftar Pustaka
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-ragilmurti-500-1

-ragilmu-8.pdf

Anda mungkin juga menyukai