Anda di halaman 1dari 26

KO N S E P DA S A R DA N A A S K E P

D I F T E R I , TO N S I L I T I S ,
PNEUMONIA
Kelompok 3:
Andri Yudha Pratama
Anggelita Mega Tangkelayu
Mega Sri Mulyani
Widia Nandini Lestari
Widia Putri Pratiwi
DIFTERI
A. DEFINISI

difteria adalah suatu penyakit infeksi mendadak yang


disebabkan oleh kuman corynebacterium diphteriae. mudah
menular dan yang diserang terutama traktus respiratorius
bagian atas dan ditandai dengan terbentuknya
pseudomembran dan dilepaskannya eksotoksin yang dapat
menimbulkan gejala umum dan lokal. (ilmu kesehatan anak fk
ui: 2007)
B. ETIOLOGI

penyebabnya adalah cor ynebacterium diphteriae. bakteri ini


ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari batuk
penderita atau benda maupun makanan yang telah
terkontaminasi oleh bakteri. biasanya bakteri ini
berkembangbiak pada atau disekitar selaput lender mulut
atau tenggorokan dan menyebabkan peradangan.
C. PATOFISIOLOGI

M E N U R U T I WA N S A I N, 2 0 0 8 S E C A R A S E D E R H A N A PA T H O F I S I O L O G I
D I F T E R I YA I T U :
1. Kuman difteri masuk dan berkembang biak pada saluran nafas atas, dan dapat juga pada
vulva, kulit, mata
2. Kuman membentuk pseudomembran dan melepaskan eksotoksin.
3. Bila eksotoksin mengenai otot jantung akan mengakibatkan terjadinya miokarditis dan
timbul paralysis otot-otot pernafasan bila mengenai jaringan saraf.
4. Sumbatan pada jalan nafas sering terjadi akibat dari pseudomembran pada laring dan trakea
dan dapat menyebabkan kondisi yang fatal.
D. MANIFESTASI KLINIS

1. difteri saluran napas


sakit teng gorokan merupakan gejala yang pertama kali muncul.
separuh pasien memiliki gejala demam dan sebagian lagi
mengeluhkan disfagia, suara serak, malaise atau sakit kepala.

2. difteri hidung
mula-mula tampak pilek, kemudian secret yang keluar tercampur
darah sedikit yang berasal dari pseudomembran.
LANJUTAN…

3. difteri tonsil dan faring (difteri fausial)


pada kondisi yang lebih berat diawali dengan radang
tenggorokan dengan anoreksia, malaise, demam ringan.
dalam 1-2 hari kemudian timbul membran yang mudah
berdarah, melekat, berupa bercak putih keabu-abuan. ada
pembengkakan regional leher tampak seperti leher sapi
( b u l l ’s n e c k ) . d a p a t t e r j a d i s a k i t s a a t m e n e l a n , d a n s u a r a
serak serta stridor inspirasi walaupun belum terjadi
sumbatan laring. pada kasus berat, dapat terjadi kegagalan
pernafasan dan sirkulasi,
LANJUTAN LAGI..

4. difteri laring
gejala gangguan nafas berupa suara serak dan stridor
inspirasi jelas dan bila lebih berat timbul sesak nafas
hebat, sianosis, dan tampak retraksi suprasternal ser ta
epigastrium
5. difteri kulit
difteria kulit merupakan infeksi nonprogresif yang
ditandai dengan ulkus superfisial, ektima, indolent
dengan membran coklat kelabu di atasnya
E . P E N ATA L A K S A N A A N M E D I S
F. UPAYA PENCEGAHAN

pencegahan secara umum dengan menjaga


kebersihan dan memberikan pengetahuan tentang
bahaya difteria bagi anak. pada umumnya, setelah
seorang anak menderita difteria, kekebalan
terhadap penyakit ini sangat rendah sehingga
perlu imunisasi. penceg ahan secara khusus terdiri
d a r i i mu ni s as i d pt d an peng obata n k ar i er.
ASKEP DIFTERI

1. Pe n g k a j i a n
a. Biodata
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan sekarang
d. Riwayat kesehatan
e. Riwayat penyakit keluarg a
f . Po l a f u n g s i k e s e h a t a n
g . Pe m e r i k s a a n f i s i k
2. DIAGNOSA

2. DIAGNOSA
TONSILITAS
A. DEFINISI

To n s i l i t i s a d a l a h m a s s a j a r i n g a n l i m f o i d y a n g t e r l e t a k d i
r o n g g a f a r i n g . To n s i l m e n y a r i n g d a n m e l i n d u n g i s a l u r a n
pernafasan serta saluran pencernaan dari invasi org anisme
patogen dan berperan dalam pembentukan antibodi. Meskipun
ukuran tonsil ber variasi, anak-anak umumnya memiliki tonsil
yang lebih besar daripada remaja atau orang dewasa.
Perbedaan ini diang g ap sebag ai mekanisme perlindung an
k a r e n a a n a k k e c i l r e n t a n t e r u t a m a t e r h a d a p I S PA . ( Wo n g ,
2008 : 940)
B. ETIOLOGI

Menur ut medicastore fir man S (2006) penyebabnya


adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi
v i r u s . To n s i l b e r f u n g s i m e m b a n t u m e n y e r a n g b a k t e r i
dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan
p e n c e g a h a n t e r h a d a p i n f e k s i . To n s i l b i s a d i k a l a h k a n
o l e h b a k t e r i m a u pu n v i r u s, s e h i n g g a m e m b en g k a k d a n
meradang, menyebabkan tonsillitis.
D. TANDA DAN GEJALA

1. Nyeri tenggorokan atau nyeri menelan ringan,


yang menghebat waktu serangan akut
2. Kadang rasa benda asing di tenggorokan dan
mulut berbau
3. Badan lesu
4. Nafas menurun
5. Sakit kepala
6. Sering pilek-pilek
7. Te l i n g a r a s a b u n t u / p e n d e n g a r a n k u r a n g
(oklsusi tuba/atitis media)
8. Te n g g o r o k a n t e r a s a k e r i n g
E . P E N ATA L A K S A N A A N M E D I S

1 . Pe n a t a l a k s a n a a n t o n s i l i t a s a k u t
2 . Pe n a t a l a k s a n a a n t o n s i l i t a s k r o n i s
3. Operasi tonsilektomi/ pengangkatan
tonsil
F. U PAYA P E N C E G A H A N

1. Lakukan kebiasaan mencuci tangan secara r utin dan


sesering mungkin agar mencegah terjadinya
penyebaran mikro-organisme atau bakteri yang bisa
menimbulkan tonsilitis.
2. Hindari kontak dengan penderita infeksi
tanggorokan, paling tidak sampai 24 jam setelah
penderita infeksi tenggorokan mendapatkan
antibiotika dari dokter.
PNEUMONIA
A. DEFINISI

Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada


parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi.
Pneumonia adalah peradang an pada par u-.Par u dan bronkiolus
yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,vir us, atau aspirasi karena
makanan atau benda asing. Pneumonia adalah infeksi pada
parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan
didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/
infeksius atau adanya kondisi yang meng gang gu tekanan saluran
trakheabronkialis. (Ngastiyah, 1997)
B. ETIOLOGI

Beberapa penyebab dari pneumonia yaitu:


1. Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus
aureus.
2. Vir us : inf luenza, parainf luenza , adenovir us.
3. Jamur : ca ndidiasis, histoplasmosis, aspergifosis,
coccidioido mycosis, r yptococosis, pneumocytis
carini.
4 . A s p i r a s i : m a k a n a n , c a i r a n , l a m b u n g.
5. Inhalasi : racun atau bahan kimia, rokok, debu dan
g as.
D. TA N DA DA N G E JA L A

Batuk nonproduktif, ingus (nasal discharge), suara


napas lemah, retraksi intercosta, penggunaan otot
bantu nafas, demam , ronchi i , cyanosis, leukositosis,
thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar,
batuk, sakit kepala, kekakuan dan nyeri otot, sesak
nafas, menggigil, berkeringat, lelah.
E . P E N ATA L A K S A N A A N M E D I S

1. Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.


2. Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
3. eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi
pneumonia mikroplasma.
4. Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi
menunjukkan tanda-tanda.
5. Pemberian oksigen jika ter jadi hipoksemia.
6. Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori
yang cukup.
F. UPAYA PENCEGAHAN

1. Menjalani vaksinasi
2. Men jag a sistem kekebelan tub uh
tetap kuat
3. Menjag a kebersihan
4. Tidak merokok
5. Hindari meng onsumsi minuman
beralkohol

Anda mungkin juga menyukai