Anda di halaman 1dari 27

Konsep Dan Asuhan Keperawatan

Pada Penyakit Thalasemia, Leukimia Dan


DHF.
PENGERTIAN THALASEMIA

• Talasemia adalah suatu golongan darah yang diturunkan


ditandai oleh defisiensi produksi rantai globin pada
hemoglobin. (Suriadi, 2001).
• Talasemia merupakan kelompok gangguan darah yang
diwariskan, dkdikarakteristikan dengan defisiensi sintetis
rantai globulin spesifik molekul hemoglobin(Muscari,
2005).
ETIOLOGI THALASEMIA

Thalassemia bukan penyakit menular melainkan penyakit


yang diturunkan secara genetik dan resesif. Penyakit ini
diturunkan melalui gen yang disebut sebagai gen globin beta
yang terletak pada kromosom 11. Menurut Williams (2005)
penyebab thalasemia adalah :
• Gangguan resesif autosomal yang diturunkan.
• Gangguan herediter yang disebabkan kelainan sistem rantai beta
dan rantai alfa globin.
PATOFISIOLOGI
THALASEMIA
TANDA TANDA DAN GEJALA THALASEMIA

1. Thalasemia minor (thalasemia heterogen) umumnya hanya memiliki


gejala berupa anemia ringan sampai sedang dan mungkin bersifat
asimtomatik dan sering tidak terdeteksi.
2. Thalasemia mayor, umumnya menampakkan manifestasi klinis pada
usia 6 bulan, setelah efek Hb 7 menghilang. Thalasemia mayor
tersebut memiliki tanda dan gejala yakni :
a) Tanda awal yaitu anemia, demam yang tidak dapat dijelaskan, cara makan
yang buruk, penurunan BB dan pembesaran limpa.
b) Tanda lanjut adalah hipoksia kronis; kerusakan hati, limpa, jantung,
pankreas, kelenjar limphe akibat hemokromotosis, ikterus ringan atau
warna kulit mengkilap, kranial tebal dengan pipi menonjol dan hidung
datar, retardasi pertumbuhan; dan keterlambatan perkembangan seksual.
Lanjutan.....

3. Komplikasi jangka panjang sebagai akibat dari


hemokromatosis dengan kerusakan sel resultan yang
mengakibatkan :
a) Splenomegali
b) Komplikasi skeletal, seperti menebalan tulang kranial, pembesaran
kepala, tulang wajah menonjol, maloklusi gigi, dan rentan terhadap
fraktur spontan.
c) Komplikasi jantung, seperti aritmia, perikarditis, CHF dan fibrosis
serat otot jantung
PENATALAKSANAAN MEDIS THALASEMIA

Penatalaksaan Medis Thalasemia antara lain (Suriadi, 2001):


1. Pemberian transfusi hingga Hb mencapai 9-10g/dl.
2. Splenectomy (pengangkatan organ limpa)
3. Pada thalasemia yang berat diperlukan transfusi darah rutin dan
pemberian tambahan asam folat.
Lanjutan.....
Penatalaksanaan perawatan dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Perawatan umum : makanan dengan gizi seimbang
2. Perawatan khusus : Transfusi darah diberikan bila kadar Hb
rendah sekali (kurang dari 6 gr%) atau anak terlihat lemah dan
tidak ada nafsu makan, Splenektomi dilakukan pada anak yang
berumur lebih dari 2 tahun dan bila limpa terlalu besar, dan
pemberian Desferioxamin untuk menghambat proses
hemosiderosis yaitu membantu ekskresi Fe.
Lanjutan.....
• Penatalaksanaan pengobatan yakni :
1. Penderita thalassemia akan mengalami anemia sehingga selalu
membutuhkan transfusi darah seumur hidupnya.
2. Akibat transfusi yang berulang mengakibatkan penumpukan besi
pada organ-organ tubuh.
3. Akibat transfusi yang berulang, kemungkinan tertular penyakit
hepatitis B, hepatitis C, dan HIV cenderung besar.
4. Karena thalassemia merupakan penyakit genetik, maka jika dua
orang pembawa sifat thalassemia menikah, mereka mempunyai
kemungkinan 25% anak normal/ sehat, 50% anak pembawa sifat/
thalassemia minor, dan 25% anak sakit thalassemia mayor.
PENCEGAHAN THALASEMIA
Upaya pencegahan dalam penyakit Thalasemia dibagi menjadi 2
yakni :
1. Pencegahan primer: penyuluhan sebelum perkawinan (marriage
counselling) untuk mencegah perkawinan diantara pasien
Thalasemia agar tidak mendapatkan keturunan yang homozigot.
Perkawinan antara 2 hetarozigot (carrier) menghasilkan
keturunan : 25% Thalasemia (homozigot), 50% carrier
(heterozigot) dan 25 normal.
2. Pencegahan sekunder: Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari
pasangan suami istri dengan Thalasemia heterozigot salah satu
jalan keluar adalah inseminasi buatan dengan sperma berasal dari
donor yang bebas dan Thalasemia troit.
PENGERTIAN LEUKIMIA
Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan
jaringan getah bening. Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak
teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumusm tulang,
menggantikan elemen sumsum tulang normal. Ada beberapa klasifikasi
Leukemia yaitu:
1. Leukemia akut: Acute Limphocytic Leukemia (ALL) dan Acute Myelogenous
Leukemia (AML)
2. Leukemia kronis: Leukemia Mielogenus Kronis (CML) dan Leukemia
Limfositik Kronis (CLL).
ETIOLOGI LEUKEMIA

Penyebab yang pasti Leukemia belum diketahui, akan tetapi terdapat


faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
1. Genetik : Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia meningkat
pada penderita kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down.
2. Faktor lingkungan : Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan
leukemia pada manusia adalah Human T-Cell Leukemia. Jenis leukemia
yang ditimbulkan adalah Acute T-Cell Leukemia. Virus ini ditemukan oleh
Takatsuki dkk (Kumala, 1990), Bahan Kimia dan Obat-obatan contohnya
adalah benzen, dan radiasi.
Patofisiologi
Leukemia
TANDA DAN GEJALA LEUKEMIA

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia


adalah sebagai berikut:
1. Pilek tidak sembuh-sembuh& sakit kepala.
2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi, Merasa lemah atau letih.
3. Demam, keringat malam dan anorexia
4. Berat badan menurun
5. Ptechiae, memar tanpa sebab, Mudah berdarah dan lebam (gusi
berdarah, bercak keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di
bawah kulit)
6. Nyeri pada tulang dan persendian
7. Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat
pembesaran limpa).
PENATALAKSANAAN MEDIS LEUKEMIA

1. Penatalaksanaan Kemoterapi : melalui mulut, dengan


suntikan langsung ke pembuluh darah balik (atau intravena),
dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal, dan
melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang
ditempatkan di dalam pembuluh darah balik besar.
2. Terapi biologi : . Terapi ini diberikan melalui suntikan di
dalam pembuluh darah balik. Bagi pasien dengan leukemia
limfositik kronis, jenis terapi biologi yang digunakan adalah
antibodi monoklonal yang akan mengikatkan diri pada sel-sel
leukemia.
Lanjutan....

• Terapi radiasi : menggunakan sinar berenergi tinggi untuk


membunuh sel-sel leukemia. Bagi sebagian besar pasien,
sebuah mesin yang besar akan mengarahkan radiasi pada
limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat
menumpuknya sel-sel leukemia ini.
PENCEGAHAN LEUKEMIA

Ada beberapa cara agar terhindar dari penyakit leukemia,


yaitu :
1. Dengan olahraga yang teratur.
2. Diet.
3. Menghindari merokok dan alkohol.
4. Deteksi dini peny. Leukemia.
PENGERTIAN DHF

DHF atau demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh


Arbovirus (arthro podborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty). WHO, 1986
mengklasifikasikan DHF menjadi 4 golongan, yaitu:
• Derajat I: Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas
2-7 hari, uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
• Derajat II: Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan
spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
• Derajat III: Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi
lemah dan cepat (>120x/mnt) tekanan nadi sempit (£ 120 mmhg), tekanan
darah menurun, (120/80, 120/100, 120/110, 90/70, 80/70, 80/0, 0/0).
• Derajat IV: Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur, (denyut jantung
140x/mnt) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
ETIOLOGI DHF

Penyebab utama terjadinya DHF adalah Arbovirus (Arthropodborn


Virus) melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes
Aegepty). Yang vektor utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan kebiasaan
masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari,
sanitasi lingkungan yang kurang baik, dan penyediaan air bersih yang
langka.
masuk ke tubuh menjadi

menyebabkan
TANDA DAN GEJALA DHF

• Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.


• Demam tinggi selama 5 – 7 hari
• Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie,
echymosis, hematoma.
• Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
• Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
PENATALAKSANAAN MEDIS DHF
• Diet makan lunak.
• Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh
manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian
cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.
• Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
• Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum,
perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium
yang memburuk.
UPAYA PENCEGAHAN DHF

Maka setiap masyarakat harus melaksanakan "3M" secara


teratur sekuang-kurangnya seminggu sekali.
• Menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali.
• Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, ember-ember.
• Mengganti air Vas bunga/tanaman air seminggu sekali.
• Mengganti air tempat minum burung.
• Menimbun barang-barang bekas yang dapat menampung air.
• Menabur bubuk abete atau altosid pada tempat-tempat
penampungan air yang sulit dikuras atau di daerah yang air bersih
sulit didapat, sehingga perlu penampungan air hujan.
PENKES THALASEMIA, LEUKEMIA DAN DHF

1. Thalasemia.
• Menyampaikan pendidikan kesehatan berupa upaya pencegahan Thalasemia.
Upaya pencegahan tersebut secara umum dibagi menjadi 2 pencegahan, yaitu:
• Pencegahan primer: penyuluhan sebelum perkawinan (marriage counselling)
untuk mencegah perkawinan diantara pasien Thalasemia agar tidak
mendapatkan keturunan yang homozigot. Perkawinan antara 2 hetarozigot
(carrier) menghasilkan keturunan : 25% Thalasemia (homozigot), 50% carrier
(heterozigot) dan 25 normal.
• Pencegahan sekunder: Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari pasangan
suami istri dengan Thalasemia heterozigot salah satu jalan keluar adalah
inseminasi buatan dengan sperma berasal dari donor yang bebas dan
Thalasemia troit. Kelahiran kasus homozigot terhindari, tetapi 50 % dari anak
yang lahir adalah carrier, sedangkan 50% lainnya normal.
Lanjutan...

2. Pencegahan Leukimia (kanker darah) adalah sebagai


berikut:
• Olahraga yang teratur
• Diet
• Menghindari rokok dan alcohol
• Deteksi dini
Lanjutan...

Melakukan pendidikan kesehatan mengenai pencegahan DHF, dengan melakukan:


• Menguras  Menguras dan menyikat tempat penampungan air, seperti bak
mandi/ wc, drum, dll seminggu sekali
• Menutup  Menutup rapat- rapat penampungan air, seperti gentong air/
tempayan, dll.
• Mengubur  Mengubur/ menyingkirkan barang- barang bekas yang dapat
menampung air hujan.
• Selain itu ditambah dengan cara lain, seperti:
• Mengganti air vas bunga, tempat minum burung/ tempat-tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
• Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/ rusak.
• Menutup lubang–lubang pada potongan bambu/ pohon, dll (dengan tanah).
• Memelihara ikan pemakan jentik dikolam/ bak-bak penampungan air.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai