Anda di halaman 1dari 18

IMUNISASI

Pengertian

Imunisasi adalah suatu usaha untuk


memberikan kekebalan kepada bayi dan
anak serta ibu hamil terhadap penyakit
tertentu.
Tujuan dan Manfaat
Imunisasi

Untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu

saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit

atau hanya mengalami sakit ringan.


Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I)
1. Penyakit TBC
2. Penyakit Difteri
3. Penyakit Batuk Rejan / Batuk Seratus Hari
 4. Penyakit Tetanus
5. Penyakit Polimielitis
6. Penyakit Campak
7. Hepatitis Virus B
Apa Itu !!!
1. Penyakit TBC : Penyakit yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di
paru-paru. Kondisi ini, kadang disebut juga dengan
TB paru. Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru-paru
menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis dan
sesak napas. Penderita TBC biasanya juga mengalami gejala
lain seperti berkeringat di malam hari dan demam.
Apa Itu !!!
2. Penyakit Difteri : Penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri
Corynebacterium diphtheria yang menyerang
tenggorokan dan sistem pernapasan atas.
Penyakit ini menyebabkan selaput jaringan
mati menumpuk di tenggorokan dan amandel
sehingga membuat sulit bernapas dan menelan.
Difteri tergolong penyakit menular berbahaya
dan berisiko mengancam jiwa.
Apa Itu !!!
3. Penyakit Batuk Rejan / Pertusis : Merupakan batuk yang sangat
menular akibat infeksi bakteri Bordetella pertussis di saluran pernapasan.
Kondisi ini dapat berlangsung selama 4-8 minggu sehingga dikenal juga
dengan sebutan batuk seratus hari. Mulanya batuk berlangsung ringan, tapi
semakin bertambah parah dan dapat disertai beberapa gangguan kesehatan
lainnya, seperti hidung tersumbat, mata berair, tenggorokan kering, dan
demam. Pertusis dapat menular dengan cepat umumnya di antara anak-anak
dan remaja dan berpotensi menimbulkan komplikasi atau dampak kesehatan
yang berbahaya.
Apa Itu !!!
 4. Penyakit Tetanus : Tetanus merupakan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani dan masuk ke dalam
tubuh. Bakteri ini hidup di tanah, debu, usus hewan, dan
kotoran hewan maupun manusia. Lalu, bakteri selanjutnya akan
masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka, bisa berupa
luka tusuk atau sayat. Luka yang terinfeksi apabila tidak segera
diobati akan menimbulkan keluhan dan rasa sakit pada otot
rahang dan leher. Tetanus banyak diderita oleh bayi baru lahir
dan para ibu yang tidak terlindungi vaksin. WHO mencatat
25.000 bayi baru lahir meninggal dunia karena kasus tetanus di
tahun 2018. Penyakit ini sering terjadi di daerah padat
penduduk dengan iklim panas dan udara lembab.
Apa Itu !!!
5. Penyakit Polimielitis : Penyakit saraf yang
dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi virus dan sangat menular, tetapi
dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio.  Polio
atau poliomyelitis dapat dialami oleh siapa saja, tetapi
umumnya menyerang anak usia di bawah 5 tahun (balita),
terutama yang belum menjalani imunisasi polio. Selain
kelumpuhan permanen, polio juga bisa menyebabkan
gangguan pada saraf pernapasan. Kondisi ini menyebabkan
penderitanya kesulitan bernapas.
Apa Itu !!!
6. Penyakit Campak : Penyakit Campak adalah infeksi virus
yang menyerang sistem pernapasan yang ditandai dengan demam, batuk,
mata merah, dan ruam bintik-bintik merah pada kulit. Campak pada bayi
perlu mendapatkan perhatian khusus, karena pada kasus yang berat bisa
menyebabkan kematian. Campak, juga dikenal sebagai rubeola, adalah
penyakit yang sangat menular yang dapat menyebar melalui kontak
dengan lendir dan air liur yang terinfeksi. Batuk atau bersin dari orang
yang terinfeksi dapat melepaskan virus ke udara. Virus ini dapat hidup di
permukaan benda-benda selama beberapa jam.
Apa Itu !!!
7. Hepatitis Virus B : Hepatitis B adalah
penyakit liver menular yang disebabkan oleh
infeksi virus hepatitis B (HBV). Penyakit ini dapat
menyebabkan infeksi akut dan infeksi kronis yang
berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.
Penularan hepatitis B dapat berlangsung lewat
kontak dengan cairan tubuh, seperti transfusi darah
dan penggunaan jarum suntik. Pada beberapa
kasus, virus ini juga bisa ditularkan melalui
hubungan seksual.
D. Jenis-Jenis Imunisasi
1. BCG     : memberi kekebalan pada penyakit TBC
2. DPT      : memberi kekbalan pada penyakit difteri, batuk
rejan dan tetanus.
3. Polio     : memberi kekebalan pada penyakit poliomielitis.
4. Campak : memberi kekebalan pada penyakit campak.
5. H B       : memberi kekbalan pada penyakit hapatitis B
6. TT         : memberi kekebalan pada penyakit tetanus
7. DT        : memberi kekebalan pada penyakit difteri dan
tetanus.
E. Sasaran Imunisasi

1. Bayi 0 – 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB,


dan campak.
2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.
3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.
Cara Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi dapat diberikan secara suntikan maupun diteteskan ke
dalam mulut.
1. BCG      : dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas sebelah
dalam.
2. POLIO : tetes per-oral
3. DPT       : suntikan ke dalam otot di pangkal paha.
4. Campak : suntikan ke bawah kulit di lengan kiri atas.
5. HB         : suntikan pada lengan.
6. DT / TT : suntikan ke dalam otot pada lengan, paha ataupun
punggung. 
Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan
Keadaan-keadaan di mana imunisasi tidak dianjurkan :
1. BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama,
sedang sakit TBC dan panas tinggi.
2. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan
kejang.
3. Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.
4. Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi.
Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah
Imunisasi
Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing
imunisasi, seperti yang diuraikan di bawah ini.

1. terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan, seterusnya timbul


bisul kecil dan menjadi luka parut.
2. menderita panas
3. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit, walaupun demikian tidak
berbahaya dan akan sembuh sendiri.
4. panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 – 10 hari setelah
penyuntikan.
Tempat Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi dapat diperoleh
pada :
1. Posyandu
2. Puskesmas
3. Bidan / dokter praktek
4. Rumah bersalin
5. Rumah sakit
~SELESAI~
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai