Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada masa sekarang ini penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B
mudah kita ‘temui’ pada masyrakat luas. Sedikitnya 19.37% dari penyakit ini
mengalami kematian.

Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat terhadap ke-4


penyakit ini yang diantaranya mempunyai faktor penyebab seperti kurangnya
sosialisasi terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B, gaya
hidup masyarakat yang kurang sehat serta keengganan masyarakat untuk
bertanya dan mencari informasi pada tempat-tempat pelayanan kesehatan.

Penyakit difteri, tetanus, pertusis dan penyakit hepatitis B merupakan


penyakit berbahaya yang sukar untuk disembuhkan karena umumnya
penyakit-penyakit ini merusak organ-organ pada tubuh manusia.

Penyakit difteri misalnya, penyakit ini menyebabkan kesulitan bernapas,


menyerang jantung dan saraf, menyebabkan kerusakan pada seluruh organ
tubuh, juga bisa menyebabkan kematian. Penyakit tetanus yang kerja
penyakitnya menyerang pada bagian saraf menyebabkan pembususkkan
organ, kejang otot dan kesulitan pada saat menelan. Penyakit pertusis dapat
menginfeksi saluran pernapasan, muntah-muntah hingga napas menjadi
melengking karena batuk panjang. Hepatitis B menyebabkan
kerusakan,peregangan,pengerasan serta kanker pada hati yang dapat berakibat
pada kematian seseorang.

Dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis akan


memaparkan mengenai ke-4 penyakit ini juga mengenai bahaya serta solusi
pencegahan melalui vaksin agar kita tidak terjangkit salah satu atau 4 penyakit
yang berbahaya ini dalam karya tulis ilmiah ini yang diberi judul “Mencegah 4
Penyakit Dalam 1 Vaksin”.

2. RUMUSAN MASALAH

Dengan melihat latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka


beberapa hal yang dapat penulis dan yang selanjutnya akan dibahas dalam
karya tulis ilimiah ini adalah :
1. Akibat dari penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
2. Cara mencegah penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B dengan
vaksin DTP- HB.

1
3. TUJUAN PENULISAN

Penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan


yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memenuhi wawasan
dan ilmu pengetahuan.
Secara terperinci tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Memberitahukan informasi dan bahaya penyakit difteri, tetanus, pertusis
dan hepatitisB.
2. Solusi untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B
dengan cara memberikan vaksin DTP-HB.

4. METODE PENULISAN
Penulis mencari informasi dibuku, brosur dari internet yang berhubungan
dengan penulisan karya ilmiah atau teknik penulisan karya ilmiah yang
berkaitan dengan DTP-HB sebagai tambahan informasi.

5. HIPOTESIS
Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan berangkat dari keyakinan
penulis setelah cukup melakukan pengenalan masalah. Adapun keyakinan atau
hipotesis tersebut adalah ‘penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B ini
dapat dicegah dengan vaksin DTP-HB dan pola hidup sehat sejak dalam
kandungan sampai dengan usia lanjut.”

BAB II
PEMBAHASAN
1. DIFTERI
Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya yang banyak
dialami oleh anak-anak. Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama
daerah saluran pernafasan bagian atas.

2
penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium
diphtheriae (C. diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian atas mukosa
saluran pernapasan dan kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan
ialah sakit tekak dan demam secara tiba-tiba disertai tumbuhnya membran
kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernapasan.

Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri dan amat sensitif pada faktor-
faktor alam sekitar seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri
disebarkan dari kulit, saluran pernapasan dan sentuhan dengan penderita
difteri itu sendiri. Tingkat kematian akibat difteri paling tinggi di kalangan
bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi dalam masa tiga hingga
empat hari.

Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan


toksin dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan
kuman dan menghentikan pengeluaran toksin. Umumnya difteri dapat dicegah
melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa yang tidak
mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.

a) Penemu Difteri
Adalah Emil Von Behring (1854-1817) seorang Dokter
berkebangsaan Jerman peraih nobel kesehatan dan kedokteran pada
tahun 1901 yang menemukan penyakit difteri yang banyak menelan
korban jiwa di Jerman, terutama anak-anak.
Emil Von Behring belajar ilmu kedokteran di Royal Medical-Surgical
Friedrich-Wilhelm – Institute pada tahun 1874 dan lulus pada tahun
1978. Selain menemukan penyakit difteri Emil pun menemukan
serum yang bisa menguatkan tubuh dari penyakit diferi. Saat itu Emil
menjadi asisten Robert Koch di Universitas Berlin pada tahun 1888.
Emil mencoba berbagai senyawa golongan antiseptik seperti
iodoform, merkuri dan asetilen untuk membunuh baketeri penyebab
difteri. Emil berhasil menemukan serum difteri dengan membuat
kultur bakteri difteri dengan iodine triklorida. Kultur ini kemudian di
suntikan ke babi guinea. Hasilnya, babi guinea tersebut menjadi kebal
terhadap difteri. Serum darah dari babi guinea tersebut disuntikan
kembali kepada ke babi guinea yang kedua dan hasilnya bagi guinea
kedua itu pun kebal terhadap difteri.
b) Penyebab Difteri
Penyakit difteri adalah infeksi saluran pernasfasan yang disebabkan
oleh kuman Corynebacterium Diphteriae, suatu bakteri yang tidak
bergerak dan tidak membentuk spora. Gejala difteri yaitu adanya
bentukan pseudomembran yang merupakan hasil kerja dari kuman ini.
Pseudomembran sendiri merupakan lapisan tipis berwarna putih
keabu-abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung, mulut
sampai tenggorokan. Disamping menghasilkan pseudomembran,
kuman ini juga menghasilkan sebuah racun yang disebut eksotoxin

3
yang sangat berbahaya karena menyerang otot jantung, ginjal dan
jaringan syaraf.

c.) Cara Penularan


Penyakit difteri disebabkan disebarkan orang melalui pernafasan,
terutama droplet tenggorokan yang disebabkan batuk dan bersin.
Difteri pun bisa tersebar melalui percikan ludah dari orang yang
membawa kuman kepada orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini
juga bisa ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.

d.) Bahaya Difteri


Penyakit difteri merupakan salah satu penyakit yang berbahaya.
Penyakit ini menyerang seluruh lapisan usia tapi paling sering
menerang anak-anak yang belum di imunisasi. Pada tahun 2000,
diseluruh Negara dilaporkan ada 30.000 kasus dan 3000 diantaranya
meninggal karena penyakit ini.

e.) Pencegahan & Pengobatan


Di negara berkembang difteri acap menjadi penyebab kematian pada
anak-anak. Untungnya dekade terakhir telah dikembangkan vaksin
difteri (DPT) yang menjadi imunisasi wajib pada anak. Sayangnya
kekebalan hanya diiperoleh selama 10 tahun setelah imunisasi,
sehingga orang dewasa sebaiknya menjalani vaksinasi booster (DT)
setiap 10 tahun sekali.

2. TETANUS
Tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu Tetanos dari kata Titan
yang berarti menegang. Penyakit ini adaah penyakit infeksi dimana
spasme otot tonik dan hiperrefeksia menyebabkan trismus
(lockjaw/kejang mulut), spasme otot umum, melengkungnya punggung
(opistotunus), kejang dan paralis pernafasan.

a.) Penemu Tetanus


Sejarah ditemukannya penyakit Tetanus sangatlah panjang dan berbagai
literatur tidak menyebutkan secara khusus siapa yang menemukan
tetanus ini. Para ilmuwan telah mengetahui virus ini sejak tahun 1889
oleh Kitasato, Nocard dan akhirnya Descombey namun tidak
menyebabkan ditemukannya penyakit tetanus yang kita kenal selama ini.
(Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases:2000)

b.) Penyebab Tetanus


Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium Tetani yang berasal
ditanah, kotoran hewan, debu dan sebagainya. Bakteri Clostridium Tetani
ini menghasilkan larutan exotoxin kuat yang berperan terhadap

4
munculnya manifestasi pada tetanus.
Tetanus atau lockjaw merupakan suatu toxemia akut yang ditandai
dengan adanya spasme tonik dari otot volunteer dan memiliki angka
kematian yang tinggi. (Krugman’s Infections Diseases of Children: 2003)

Untuk hidupnya kuman Clostridium Tetani tidak memerlukan oksigen


dan akan mati apabila diudara bebas. Kuman tetanus dapat membentuk
spora yang tetap hidup apabila direbus, tetapi mudah mati jika
dipanaskan atau terkena bahan pencuci hama.
c.) Cara Penularan
Didalam buku Krugman’s Infections Diseases of Children disebutkan
bahwa seseorang terinfeksi C.Tetani biasanya bermula pada suatu luka
pada kulit, dimana dapat tidak disadari atau dianggap, namun infeksi
dapat terjadi pada luka bakar, infeksi persalinan, dan infeksi tali pusar.
Penderita tetanus tetap sadar walaupun sakit berat meskipun racun
tetanospanin yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani penyebab
kelumpuhan otot selutuh tubuh yang bersifat kaku. Infeksi bakteri ini
terjadi diluka yang dalam, kotor dan tak tersentuh oleh udara.

d.) Bahaya Tetanus


The Word Health Organization memperkirakan bahwa pada tahun 1999
terdapat setidaknya 377.000 kematian akibat tetanus dan kebanyakan
terjadi pada masa acteria (Neonatal tetanus [NT]). NT merupakan salah
satu dari pemunuh bayi paling utama didunia. Lebih dari setengah
kematian bayi diakibatkan oleh NT di Asia Selatan.

Pada tahun 2002 penyakit tetanus membunuh tidak kurang dari


180.000 jiwa bayi yang ada didunia. Grafik diatas adalah grafik angka dari
orang yang terkena penyakit tetanus dari tahun 1980-2007. Setiap tahun
orang yang terkena penyakit tetanus meningkat dari tahun sebelumnya.
e.) Pengobatan
Untuk menetralisir racun, diberikan immunoglobulin tetanus.
Antibiotik tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah
pembentukan racun lebih lanjut. Obat lainnya bisa diberikan untuk
menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-
otot. Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam
ruangan yang tenang. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin
perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan.
Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik. Untuk
membuang kotoran, dipasang kateter. Penderita sebaiknya berbaring
bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna
mencegah terjadinya pneumonia.

Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein. Obat lainnya bisa


diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah

5
sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak
memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.

3. PERTUSIS
Pertusis adalah penyakit infeksi bakterial yang menyerang sistem
pernafasan sehingga menyebabkan serangan batuk yang parah. Pertusis
disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari kerena lama sakitnya
dapat mencapai 3 bulan lebih (100 hari).

a) Penemu Pertusis
Penyakit pertusis adalah salah satu penyakit yang tidak disebutkan
penemunya oleh berbagai literatur. Hal ini terjadi karena
perkembangan ilmu dalam bidang kimia, kedokteran sangat pesat
sekali. Hampir setiap hari pertanyaan-pertanyaan terjawab oleh
berbagai ilmuwan diberbagai Negara.
Yang paling dikenal dari penyakit pertusis adalah Jules Burdet seorang
fisikawan, bakteriawan dan peneliti kekebalan tubuh asalm Belgia
penemu dari bakteri yang menyebabkan pertusis ini. Namun Burdet
tidak mengetahui bakteri bordetella dapat mengakibatkan pertusis.
Yang burdet temukan adalah baketeri yang berbentuk gram negatif
berukuran kecil. (Encyclopedia of Britannica)

b.) Penyebab Pertusis


Pertusis disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis yang bersarang
disaluran pernafasan dan sangat mudah tertular . Bordetella Pertusis
hidup di mulut, hidung dan tenggorokan sehingga mengakibatkan
batuk yang berkanjangan sekitar 3 bulan atau lebih.

c.) Cara Penularan


Pertusis ditularkan kepada orang lain melalui tetesan dari batuk atau
bersin. Tanpa perawatan, penderita pertusis dapat menularkannya
kepada orang lain sampai tiga minggu setelah batuk mulai terjadi.
Waktu antara eksposur dan jatuh sakit biasanya tujuh sampai sepuluh
hari, tetapi mungkin juga hingga tiga minggu. Anak-anak yang terkena
bibit penyakit ini akan terinfeksi. Di banyak Negara, penyakit ini
terjadi secara teratur terjadi setiap 3 atau 5 kali setahun.

d.) Bahaya Pertusis


Pertusis dapat menyerang semua umur, 60% menyerang pada anak-
anak yang berumur kurang dari 5 tahun. Penyakit ini akan menjadi
serius jika menyerang bayi berumur kurang dari 1 tahun. Biasanya
pada bayi yang baru lahir keadaannya menjadi lebih parah.
Pada tahun 2000 diperkirakan 39 juta kasus terjadi dan 297.000
kematian terjadi di dunia yang diakibatkan oleh pertusis.

6
e.) Pengobatan

Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka


ditempatkan di dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang.
Keributan bisa merangsang serangan batuk. Bisa dilakukan pengisapan
lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan
langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Untuk
menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya
tidak dapat makan akibat batuk, maka diberikan cairan melalui infus. Gizi
yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi
kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik
eritromycin.

4. HEPATITIS B
Istilah “Hepatitis” di pakai untuk semua jenis peradangan pada hati
(liver). Penyebabnya dapat bergabagai macam, mulai dari virus sampai
dengan obat-obatan, termasuk juga obat tradisional.
Penyakit hepatitis B merupakan salah satu penyakit yang berbahaya di
dunia. Penyakit ini menyerang pada hati dan menyebabkan peradangan
hati. Walaupun terdapat 7 macam virus hepatitis B yaitu A, B, C, D , E,
F dan G hanya hepatitis B lah yang bebahaya karena dapat menjadi
kronis dan akhirnya menjadi kanker hati dan selanjutnya bisa
mengakibatkan kematian.

a) Penemu Hepatitis B
Penemu dari Hepatitis B tidak disebutkan didalam berbagai literatur.
Hal ini terjadi disebabkan karena pesatnya ilmu dalam bidang
kedokteran dan kimia.
Indonesia memiliki warga Negara yang menemukan varian virus
Hepatitis B yang bernama Neny Nurainy. Neny Nureiny adalah wanita
kelahiran Bandung yang belajar di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (FKUI).

b.) Penyebab Hepatitis B


Penyakit Hepatitis B disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) suatu
anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati
akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut
menjadi sirosi hati atau kanker hati.
Penyakit hepatitis ternyata tidak semata-mata karena virus. Keracunan
obat dan paparan berbagai macam zat kimia seperti tetraklorida, arsen,
fosfor dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri
modern bisa juga menyebabkan hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin
saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan
suatu racun yang beredar di dalam darah adalah perjaan hati. Jika
banyak sekali zat kimia beracun yang masuk dalam tubuh, hati bisa
saja rusak sehingga tidak dapat menetralkan

7
c.) Cara Penularan
Penularan Hapatitis B dilakukan melalui pertukaran cairan tubuh atau
kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.
Penularan biasanya terjadi melalui beberapa cara, antara lain
penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual,
transfusi darah, jarum suntik maupun penggunaan alat kebersihan diri
(sikat gigi, handuk) secara bersama-sama.

d.) Bahaya Hepatitis B


Organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam situsnya menyebutkan fakta
yang mengenai Hepatitis B. Berikut adalah datanya.
- About 2 billion people worldwide have been infected with the virus
and about 350 live with chronic infection. An estimated 600.000
persons die each year due to the acute or chronic consequence of
Hepatitis B. (Ada 2 juta orang didunia yang terinfeksi dengan virus
Hepatitis B dan 350 orang hidup dengan infeksi yang kronis. Ada
600.000 orang yang meninggal setiap tahun disebabkan Hepatitis yang
kronis ataupun tidak).
- About 25% of adults who become chronically infected during
childhood later die from liver cancer or cirrhosis (scarring of the liver)
caused by the chronic infection. (Ada 25% orang yang anaknya
meninggal disebabkan oleh orangtuanya terinfeksi kanker hati atau
Hepatitis B yang kronis)
- The Hepatitis B virus is 50 to 100 times more occupational hazard for
health workers. (Hepatitis B yang berbahaya menjangkit 50-100 kali
kepada petugas kesehatan)
- Hepatitis B is preventable with a safe and effective vaccine.
(Hepatitis B dapat dicegah melalui vaksin yang aman dan efektif

BAB III
MENCEGAH DIFTERI, TETANUS, PERTUSIS DAN
HEPATITIS B DENGAN 1 VAKSIN

8
1. PENGERTIAN VAKSIN
Dalam Wikipedia vaksin berasal dari kata vaccinia penyebab penyakit
infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia akan menimbulkan
kekebalan terhadap cacar. Vaksin terbuat dari bahan antigenik yang digunakan
untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat
mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau “liar”.
Yang pertama kali menemukan vaksin adalah Louis Pasteur seorang
profesor dari Strasbourg University. Pada tahun 1857 Louis Pasteur berhasil
memecahkan misteri penyebab fermentasi dan orang pertama yang memahami
proses fermentasi. Berbagai zat dapat mengalami proses karena adanya
mikroba. Karena keberhasilannya dia mendapatkan penghargaan Salib Utama
Legion D’Honour. Dan pada tahun 1873 Louis Pasteur menemukan vaksin
kolera antraks dan rabies.
2. PENEMUAN VAKSIN PENCEGAH DIFTERI, TETANUS,
PERTUSIS, dan HEPATITIS B
PT Biofarma (persero) telah berhasil menemukan vaksin kombinasi
yang bisa mencegah penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B yang
diberi nama DTP-HB.
DTP-HB mengandung DTP berupa toksoid difteri dan toksoid tetanus
yang dimurnikan dan pertusis (batuk rejan) yang di inaktivasi serta vaksin
hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung
HBsAg murni dan bersifat non-infection.
Vaksin ini telah menerima prakualifikasi Organisasi Kesehatan Dunia
atau WHO. Prakualifikasi DTP HB itu menjadikan PT Bio Farma sebagai
produsen vaksin dengan jenis produk terbanyak yang diakui WHO setelah
Serum Institute of India.
Dalam harian Kompas disebutkan terdapat lebih kurang 200 produsen
vaksin dan hanya 23 produsen terdaftar di WHO. Melalui prakualifikasi
itu, sudah sembilan produk vaksin PT Bio Farma yang diakui (WHO
Recognition), di antaranya difteri tetanus (DT), difteri tetanus pertusis
(DTP), tetanus toxoid (TT), TT uniject, campak 10 dosis, campak 20 dosis,
oral polio 10 dan 20 dosis, dan yang terakhir difteri tetanus pertusis
hepatitis B (DTP HB).
Menurut Tedi di Bandung kepala bagian Humas PT. Biofarma
(persero), vaksin DTP HB diresmikan penggunaannya pada November
2004 di Yogyakarta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Vaksin itu
ditujukan untuk mencegah empat penyakit sekaligus, yaitu difteri, tetanus,
pertusis atau batuk rejan, dan hepatitis B. Penyakit-penyakit itu menjadi
masalah kesehatan di banyak negara. Angka kasusnya masih tinggi di
berbagai belahan dunia.

3. MANFAAT VAKSIN DTP-HB


Vaksin ini merupakan kombinasi dari berbagai vaksin yang dapat
mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, dan hepatitis B menjadi satu
vaksin dengan cara toksoid difteri dan toksoid tetanus yang dimurnikan
dan pertusis (batuk rejan) yang di inaktivasi serta vaksin hepatitis B yang

9
merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HBsAg murni dan
bersifat non-infection.
Vaksin DTP-HB ini bisa memberikan kekebalan/imunitas aktif terhadap
difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B. Cara kerja dari vaksin ini adalah
merangsang tubuh untuk membentuk antibodi terhadap keempat penyakit
ini.

Selain itu vaksin DTP-HB memiliki manfaat sebagai berikut :


1. Sekali suntik terlindung dari empat penyakit (difteri, tetanus, pertusis dan
hepatitis B)
2. Menghemat biaya vaksinasi sebanyak 25%.
3. Mengurangi pemakaian syringe 50%.
4. Menghemat tempat menyimpanan.
5. Mengurangi angka ketidakhadiran bayi (drop out) pada vaksinasi DTP-3
dan HB-3.
6. Efektif menimbulkan kekebalan
Anti Hbs : 96.99%
Anti Difteria : 96.24%
Anti Tetanus : 100%
Anti Pertusis : 85.29%

BAB IV
PENUTUP

10
1. KESIMPULAN
Dari pembahasan dalam karya ilmiah ini, kesimpulan penulis adalah sebagai
berikut :
1. Penyakit difteri, tetanus, pertusis, dan hepatitis B merupakan penyakit
mematikan yang dapat merusak organ tubuh manusia.
2. Kurangnya perhatian terhadap ke-4 penyakit tersebut menyebabkan
tingginya angka kematian pada masyarakat setiap tahunnya.
3. Vaksin DTP-HB merupakan vaksin kombinasi dari berbagai vaksin yang
dapat mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, dan hepatitis B.

2. SARAN
Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah perlu melakukan sosialisasi yang lebih gencar kepada
masyarakat agar masyarakat lebih mengetahui dan mengenal bahaya penyakit
difteri, pertusis, tetanus dan hepatitis B.
2. Perlu adanya vaksinasi sejak dini sebagai upaya pencegahan terhadap ke-4
penyakit ini.

DAFTAR PUSTAKA
Hakiki,Azhar.2007.”Penemu Hebat Asal Indonesia”.Majalah Tarbawi edisi 107
tahun VII.
Hidayah,Syarif.2008.Difteri.
[online].Tersedia:http://www.blogdokter.net/2007/09/30/difteri-difteria/[21 juni
2009].

11
Humaidi,Akhmaad.2001.Semangat Berkarya Para Penemu Indonesia.
[online].tersedia:http://indonesiancommunity.multiply.com/journal/item/3326/SE
MANGAT_BERKARYA_PARA_PENEMU_INDONESIA.[20 juni 2009].
Nuraeny,Neni.2008.Para Penemu Indonesia.
[online].Tersedia:http://www.jaist.ac.jp/~rac/pub/kanigara/id/Home/nurainy.htm.
[21 juni 2009].
Pramono,Aji.2007.penemu Bakteri difteri.
[online].Tersedia:http://klipingut.wordpress.com/2008/01/02/emil-von-behring-
1854-1917-penakluk-bakteri-difteri-gagal-taklukkan-tbc/.[20 juni 2009].

Ryadi,Fahmi.2008.Bahayanya Tetanus.[online].Tersedia:http://artikel-kesehatan
online.blogspot.com/2008/06/bahayanya-tetanus.html: Penyakit tetanus
merupakan salah satu infeksi yan berbahaya karena mempengaruhi sistim urat
syaraf dan otot.[21 juni 2009].

12

Anda mungkin juga menyukai