PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B
mudah kita ‘temui’ pada masyrakat luas. Sedikitnya 19.37% dari penyakit ini
mengalami kematian.
1
pencegahan melalui vaksin agar kita tidak terjangkit salah satu atau 4 penyakit
yang berbahaya ini dalam karya tulis ilmiah ini yang diberi judul “Mencegah 4
Penyakit Dalam 1 Vaksin”.
2
lengkap mengenai masalah vaksin dan serum yangmeliputi DTP-HB sebagai
tambahan informasi.
3. Pengamatan langsung
Pada teknik ini, penulis terjun langsung ke lapangan yaitu dengan
mengunjungi PT. Biofarma (persero) guna mencari informasi mengenai
kegunaan, cara kerja dan cara pemakaian vaksin DTP-HB.
1.5 HIPOTESIS
Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan berankangkat dari keyakina penulis
setelah cukup melakukan pengenalan masalah. Adapun keyakinan atau hipoteis
tersebut adalah ‘penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B ini dapat
dicegah dengan vaksin DTP-HB dan pola hidup sehat sejak dalam kandungan
sampai dengan usia lanjut.”
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DIFTERI
Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya yang banyak dialami
oleh anak-anak. Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama daerah
saluran pernafasan bagian atas.
Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri dan amat sensitif pada faktor-faktor
alam sekitar seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri disebarkan
dari kulit, saluran pernapasan dan sentuhan dengan penderita difteri itu sendiri.
Tingkat kematian akibat difteri paling tinggi di kalangan bayi dan orang tua dan
kematian biasanya terjadi dalam masa tiga hingga empat hari.
Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin
dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan
menghentikan pengeluaran toksin. Umumnya difteri dapat dicegah melalui
vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai
cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.
4
terutama anak-anak.
Emil Von Behring belajar ilmu kedokteran di Royal Medical-Surgical
Friedrich-Wilhelm – Institute pada tahun 1874 dan lulus pada tahun 1978.
Selain menemukan penyakit difteri Emil pun menemukan serum yang bisa
menguatkan tubuh dari penyakit diferi. Saat itu Emil menjadi asisten Robert
Koch di Universitas Berlin pada tahun 1888. Emil mencoba berbagai senyawa
golongan antiseptik seperti iodoform, merkuri dan asetilen untuk membunuh
baketeri penyebab difteri.
Emil berhasil menemukan serum difteri dengan membuat kultur bakteri difteri
dengan iodine triklorida. Kultur ini kemudian di suntikan ke babi guinea.
Hasilnya, babi guinea tersebut menjadi kebal terhadap difteri. Serum darah
dari babi guinea tersebut disuntikan kembali kepada ke babi guinea yang
kedua dan hasilnya bagi guinea kedua itu pun kebal terhadap difteri. Atas
penemuaannya ini Emil kemudian dikenal sebagai pelopor/penemu terapi
serum. (klipingut.wordpress.com).
5
orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini juga bisa ditularkan melalui
benda atau makanan yang terkontaminasi.
Pemulihan difteri yang berat akan berlangsung perlahan. Biasanya anak tidak
boleh terlalu banyak bergerak, karena kelelahan bisa melukai jantung yang
meradang.
2.2 TETANUS
Tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu Tetanos dari kata Titan yang berarti
menegang. Penyakit ini adaah penyakit infeksi dimana spasme otot tonik dan
hiperrefeksia menyebabkan trismus (lockjaw/kejang mulut), spasme otot umum,
melengkungnya punggung (opistotunus), kejang dan paralis pernafasan.
(Wikipedia.co.id)
6
2.2.1 Penemu Tetanus
Sejarah ditemukannya penyakit Tetanus sangatlah panjang dan berbagai
literatur tidak menyebutkan secara khusus siapa yang menemukan tetanus ini.
Para ilmuwan telah mengetahui virus ini sejak tahun 1889 oleh Kitasato,
Nocard dan akhirnya Descombey namun tidak menyebabkan ditemukannya
penyakit tetanus yang kita kenal selama ini. (Epidemiology and Prevention of
Vaccine-Preventable Diseases:2000)
7
2.2.4 Bahaya Tetanus
The Word Health Organization memperkirakan bahwa pada tahun 1999
terdapat setidaknya 377.000 kematian akibat tetanus dan kebanyakan terjadi
pada masa acteria (Neonatal tetanus [NT]). NT merupakan salah satu dari
pemunuh bayi paling utama didunia. Lebih dari setengah kematian bayi
diakibatkan oleh NT di Asia Selatan.
Pada tahun 2002 penyakit tetanus membunuh tidak kurang dari 180.000 jiwa
bayi yang ada didunia. Grafik diatas adalah grafik angka dari orang yang
terkena penyakit tetanus dari tahun 1980-2007. Setiap tahun orang yang
terkena penyakit tetanus meningkat dari tahun sebelumnya.
2.2.5 Pengobatan
8
harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan
kekebalan terhadap infeksi berikutnya.
2.3 PERTUSIS
Pertusis adalah penyakit infeksi bakterial yang menyerang sistem pernafasan
sehingga menyebabkan serangan batuk yang parah. Pertusis disebut juga batuk
rejan atau batuk 100 hari kerena lama sakitnya dapat mencapai 3 bulan lebih (100
hari).
9
Waktu antara eksposur dan jatuh sakit biasanya tujuh sampai sepuluh hari,
tetapi mungkin juga hingga tiga minggu. Anak-anak yang terkena bibit
penyakit ini akan terinfeksi. Di banyak Negara, penyakit ini terjadi secara
teratur terjadi setiap 3 atau 5 kali setahun.
2.3.5 Pengobatan
2.4 HEPATITIS B
Istilah “Hepatitis” di pakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver).
Penyebabnya dapat bergabagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-
obatan, termasuk juga obat tradisional.
Penyakit hepatitis B merupakan salah satu penyakit yang berbahaya di dunia.
Penyakit ini menyerang pada hati dan menyebabkan peradangan hati. Walaupun
10
terdapat 7 macam virus hepatitis B yaitu A, B, C, D , E, F dan G hanya hepatitis
B lah yang bebahaya karena dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker
hati dan selanjutnya bisa mengakibatkan kematian.
11
2.4.3 Cara Penularan
Penularan Hapatitis B dilakukan melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak
dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.Penularan biasanya
terjadi melalui beberapa cara, antara lain penularan dari ibu ke bayi saat
melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik maupun
penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama.
2.4.5 Perawatan
12
kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan
diet dan istirahat yang baik.
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan
obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu
pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor,
yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati,
juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan
produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat
digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata),
meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi
(Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput
mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah kacapiring
(Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang
(Taraxacum officinale).
13
BAB III
MENCEGAH DIFTERI, TETANUS, PERTUSIS DAN HEPATITIS B
DENGAN 1 VAKSIN
14
vaksin dengan jenis produk terbanyak yang diakui WHO setelah Serum Institute
of India.
Dalam harian Kompas disebutkan terdapat lebih kurang 200 produsen vaksin
dan hanya 23 produsen terdaftar di WHO. Melalui prakualifikasi itu, sudah
sembilan produk vaksin PT Bio Farma yang diakui (WHO Recognition), di
antaranya difteri tetanus (DT), difteri tetanus pertusis (DTP), tetanus toxoid (TT),
TT uniject, campak 10 dosis, campak 20 dosis, oral polio 10 dan 20 dosis, dan
yang terakhir difteri tetanus pertusis hepatitis B (DTP HB).
Menurut Tedi di Bandung kepala bagian Humas PT. Biofarma (persero),
vaksin DTP HB diresmikan penggunaannya pada November 2004 di Yogyakarta
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Vaksin itu ditujukan untuk mencegah
empat penyakit sekaligus, yaitu difteri, tetanus, pertusis atau batuk rejan, dan
hepatitis B. Penyakit-penyakit itu menjadi masalah kesehatan di banyak negara.
Angka kasusnya masih tinggi di berbagai belahan dunia.
15
5. Mengurangi angka ketidakhadiran bayi (drop out) pada vaksinasi DTP-3 dan
HB-3.
6. Efektif menimbulkan kekebalan
Anti Hbs : 96.99%
Anti Difteria : 96.24%
Anti Tetanus : 100%
Anti Pertusis : 85.29%
16
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan dalam karya ilmiah ini, kesimpulan penulis adalah sebagai
berikut :
1. Penyakit difteri, tetanus, pertusis, dan hepatitis B merupakan penyakit
mematikan yang dapat merusak organ tubuh manusia.
2. Kurangnya perhatian terhadap ke-4 penyakit tersebut menyebabkan tingginya
angka kematian pada masyarakat setiap tahunnya.
3. Vaksin DTP-HB merupakan vaksin kombinasi dari berbagai vaksin yang dapat
mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, dan hepatitis B.
4.2. SARAN
Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah perlu melakukan sosialisasi yang lebih gencar kepada masyarakat
agar masyarakat lebih mengetahui dan mengenal bahaya penyakit difteri, pertusis,
tetanus dan hepatitis B.
2. Perlu adanya vaksinasi sejak dini sebagai upaya pencegahan terhadap ke-4
penyakit ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ryadi,Fahmi.2008.Bahayanya Tetanus.[online].Tersedia:http://artikel-kesehatan
online.blogspot.com/2008/06/bahayanya-tetanus.html: Penyakit tetanus merupakan
salah satu infeksi yan berbahaya karena mempengaruhi sistim urat syaraf dan otot.[21
juni 2009].
18