1
membuat ia membayangkan wajah Astiah, dilukisnya sosok wanita dambahannya sebagai Rindu
Amir pasa Astiah. Amir bercerita-cerita pada ibunya akan sahabat lama ibunya.
Keduanya disambut oleh kedatangan Mas Soewondo dan istrinya, Nyi Zubaidah dan
sahabat lamanya sangat asyik bercerita. Setelah selesai, Mas Soewondo dan istrinya berpamitan
pada Amir dan Ibunya untuk pulang, karena mereka harus menemani Astiah yang sendiri di
rumah. Sebagai seorang ibu apalagi yang telah janda, Nyi Zubaidah menginginkan anaknya
agar segera beristri. Namun, Amir saat itu belum mau beristri. Terjadilah perselisihan antara ibu
dan anak. Tapi ibu Amir mengetahui kalau Amir sudah memiliki pasangan yang cocok
untuknya. Selanjutnya kedatangan Nyi Zubaidah ke rumah sahabatnya, tertarik ia melihat Astiah
yang elok parasnya serta berperilaku dengan santun. Ingin hatinya menjodohkan Amir dengan
Astiah. Hubungan akrab kedua keluarga ini terus berjalin dengan baik. Amir dan Astiah akan
bertunangan.
Sementara itu terasa suasana perang yang semakin memanas. Awalnya bangsa Indonesia
tidak mengethui maksud Jepang membela Indonesia. Dan Indonesia yang terpikat hatinya
mendaftarkan diri untuk menjadi pasukan pembela tanah air termasuk Amir, Harjono, serta
teman-teman yang lain. Disamping itu, Harjono sahabat Amir yang telah menikah tidak
diizinkan istrinya bergabung dalam tentara sukarela. Bertamah ragu hati Amir ketika ia
memikirkan Astiah, takut ia akan membuat Astiah bersedia karena Amir seorang pasukan
pembela tanah air yang derajatnya sangat rendah pada masa itu. Dan meskipun Amir akan maju
ke medan perang namun itu tidak membuat penghalang cintanya kepada Astiah dan bergitu juga
dengan Astiah. Astiah juga berbuat hal yang sama dengan Amir, Astiah maju ke medan perang
sebagai juru rawat. Keduanya mempunyai rasa rela berkorban demi bangsa dan negara.
Beberapa hari sebelum menuju medan perang keduanya melangsungkan pernikahan dengan
sederhana. Amir dan Ruk yang sangat bahagia disertai kedatangan para sahabat Amir dan
temannya. Usai menikah Nyonya Soewondo dan Nyi Zubaidah akhirnya juga merelakan kedua
anak mereka berangkat ke medan perang untuk melaksanakan bakti mereka atas cinta tanah air.
2
f. Nyi Zubaidah : Baik, pengertian, mengasihi sesama, dan menolong sesama.
3. Alur
Novel terbitan balai pustaka yang berjudul Cinta Tanah Air karya Nur Sultan Iskandar bercerita
menggunakan alur maju-mundur.
4. Latar
Latar tempat
a. Gang Kenanga
b. Pasar Gelodok
c. Pasar Malam
d. Penginapan Asia di Senen
e. Rumah Mas Soewondo di Bungur
f. Rumah Amir di Bandung
5. Sudut pandang
Dalam novel ini penulis menggunkan sudut pandang orang ketiga pelaku sampingan
6. Amanat
Ketika kita rela berkorban demi bangsa kita walaupun harus menghadapi begitu banyak
rintangan maka kita akan diberikan kebahagiaan.
V. Unsur Ekstrinsik
3
a. Nilai sosial
Sesama sahabat yang saling tolong-menolong walaupun sudah lama tak bertemu dan pemuda
yang rela menjadi tentara sukarela demi mengusir penjajah dari bangsanya.
b. Nilai kebudayaan
Memiliki pasangan dengan dijodohkan, serta ketika seorang laki-laki ingin bertunangan dengan
seorang perempuan maka pihak keluarga laki-laki harus mengunjungi rumah pihak keluarga
perempuan.
- Kelebihan Novel
Novel ini memiliki cerita yang menarik, dan terutama sangat cocok untuk kalangan remaja yang
memiliki jiwa nasionalisme dan percintaan, juga amanat yang terkandung dalam novel ini bagus.
Alur cerita dalam novel ini juga terperinci dan jelas serta memiliki harga yang dapat kita
jangkau.
- Kekurangan Novel
Memiliki beberapa kata yang tidak dimengerti pembaca karena masih terikat oleh kebudayaan
lama.
- Kesimpulan
Novel “Cinta Tanah Air” ini cocok untuk remaja serta kalangan orang dewasa karena bercerita
tentang jiwa nasionalisme dan percintaan, serta kita dapat mencontoh teladan saling tolong
menolong dan rela berkorban yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.