Anda di halaman 1dari 4

- Identitas Buku

Judul buku : Cinta tanah air


Nama pengarang : Nur Sultan Iskandar
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun terbitan : 1998

Cinta Tanah Air


Seorang anak muda suatu kali hendak mencari trem Amiruddin namanya, Amirrudin
yang memiliki tujuan ke pasar malam menuggu trem di Gang Kenanga, setelah sekian lama
menunggu mukanya yang pucat berganti menjadi gembira ketika pasukan Seinendan muncul
dihadapannya, di dalam trem ternyata ia bertemu dengan seorang gadis cantik jelita yang terus
memandangi Amiruddin selama perjalanan dan keduanya saling mencuri pandang. Di gerbang
pasar malam ia membaca semboyan menarik yang menyatakan keteguhan penjagaan tentara Dai
Nippon di Pulau jawa dan bergegas menuju loket pembelian tiket. Disana kedua anak muda ini
tak sengaja bertemu lagi. Terutama Amirrudin yang berdebar-debar hatinya saat melihat gadis
yang selalu dilamunkannya. Di pasar malam tertarik hati Amiruddin pada suatu ruang seni yang
menjual saputangan, disitu kedua bela jiwa ini bertemu kembali dan meninggalkan sebuah kesan
dikarenakan saputangan yang mereka beli tertukar.
Saat melihat-lihat pertunjukan di pasar malam Amiruddin juga tak sengaja bertemu
sahabat lamanya Harjono. Harjono dan Amiruddin pergi ke kedai dekat pasar malam keduanya
asyik bercakap-cakap sampai tak memperhatikan seorang yang telah lama mendengar
pembicaraan mereka. Mas Soewondo menghampiri kedua sahabat itu dan betul dugaan terhadap
Amiruddin anak sahabat karibnya. Mas Soewondo menanyakan kabar ayah Amiruddin Engku
Datuk Serimarajo dan ibunya Nyi Zubaidah. Mas Soewondo juga meminta Amir untuk
berkunjung kerumahnya besok. Malam itu Amir bermalam di penginapan Asia di Senen.
Besoknya Amir menepati janjinya untuk berkunjung ke rumah Mas Soewondo di Bungur,
Jakarta. Ia disambut oleh dua sahabat lama orang tuanya. Mas Soewondo menceritakan ayah
Amir yang mirip sekali seperti Amir mempunyai semangat mengabdi demi bangsa. Ia juga
mengingat akan sahabat karibnya yang mengubahnya dari seorang pejudi menjadi seorang yang
pengabdi bangsa, percakapan yang berlangsung antara Amir dan kedua orang tua itu seperti
anak dan orang tua, sambil bercakap-cakap pulanglah anak dari kedua orang tua itu yang kerap
disapa Ruk, Ruk sebenarnya bernama Astiah. Perjumpaan Amir dengan Astiah membuat Amir
yang semakin berdebar hatinya memandangi gadis itu. Orang tuanya Astiah yang mulai curiga
akan hubungan kedua anak muda itu. Setelah sekian lama bercakap-cakap, Amir berpamitan
untuk pulang ke rumah orang tuanya. Pulang ke rumah Amir disambut oleh adiknya yang ceriah
menerima bungkusan kecil dari sahabat ibunya. Di kamar Amir membaca surat dari Astiah yang

1
membuat ia membayangkan wajah Astiah, dilukisnya sosok wanita dambahannya sebagai Rindu
Amir pasa Astiah. Amir bercerita-cerita pada ibunya akan sahabat lama ibunya.
Keduanya disambut oleh kedatangan Mas Soewondo dan istrinya, Nyi Zubaidah dan
sahabat lamanya sangat asyik bercerita. Setelah selesai, Mas Soewondo dan istrinya berpamitan
pada Amir dan Ibunya untuk pulang, karena mereka harus menemani Astiah yang sendiri di
rumah. Sebagai seorang ibu apalagi yang telah janda, Nyi Zubaidah menginginkan anaknya
agar segera beristri. Namun, Amir saat itu belum mau beristri. Terjadilah perselisihan antara ibu
dan anak. Tapi ibu Amir mengetahui kalau Amir sudah memiliki pasangan yang cocok
untuknya. Selanjutnya kedatangan Nyi Zubaidah ke rumah sahabatnya, tertarik ia melihat Astiah
yang elok parasnya serta berperilaku dengan santun. Ingin hatinya menjodohkan Amir dengan
Astiah. Hubungan akrab kedua keluarga ini terus berjalin dengan baik. Amir dan Astiah akan
bertunangan.
Sementara itu terasa suasana perang yang semakin memanas. Awalnya bangsa Indonesia
tidak mengethui maksud Jepang membela Indonesia. Dan Indonesia yang terpikat hatinya
mendaftarkan diri untuk menjadi pasukan pembela tanah air termasuk Amir, Harjono, serta
teman-teman yang lain. Disamping itu, Harjono sahabat Amir yang telah menikah tidak
diizinkan istrinya bergabung dalam tentara sukarela. Bertamah ragu hati Amir ketika ia
memikirkan Astiah, takut ia akan membuat Astiah bersedia karena Amir seorang pasukan
pembela tanah air yang derajatnya sangat rendah pada masa itu. Dan meskipun Amir akan maju
ke medan perang namun itu tidak membuat penghalang cintanya kepada Astiah dan bergitu juga
dengan Astiah. Astiah juga berbuat hal yang sama dengan Amir, Astiah maju ke medan perang
sebagai juru rawat. Keduanya mempunyai rasa rela berkorban demi bangsa dan negara.
Beberapa hari sebelum menuju medan perang keduanya melangsungkan pernikahan dengan
sederhana. Amir dan Ruk yang sangat bahagia disertai kedatangan para sahabat Amir dan
temannya. Usai menikah Nyonya Soewondo dan Nyi Zubaidah akhirnya juga merelakan kedua
anak mereka berangkat ke medan perang untuk melaksanakan bakti mereka atas cinta tanah air.

IV. Unsur Instrinsik


1. Tema
Sikap cinta tanah dan percintaan antara dua anak muda.

2. Tokoh dan Waktu


a. Amiruddin : Baik, bersopan santun, dan menjunjung tanah air.
b. Astiah : Pengasih, baik, setia, penolong, sopan, dan cinta tanah air.
c. Nyonya Soewondo : Baik, pengertian, menolong sesama.
d. Mas Soewondo : Baik, jiwa nasionalisme, dan cinta tanah air
e. Engku Datuk Serimarajo : Cinta tanah air, memiliki jiwa nasionalisme,beragama, dan
berbaik hati menolong sesama.

2
f. Nyi Zubaidah : Baik, pengertian, mengasihi sesama, dan menolong sesama.

g. Harjono : Cinta tanah air, Setia dengan sahabat, berbaik hati.

h. Atati : Periang, pekerja keras, baik kepada semua orang.

3. Alur
Novel terbitan balai pustaka yang berjudul Cinta Tanah Air karya Nur Sultan Iskandar bercerita
menggunakan alur maju-mundur.

4. Latar
Latar tempat
a. Gang Kenanga
b. Pasar Gelodok
c. Pasar Malam
d. Penginapan Asia di Senen
e. Rumah Mas Soewondo di Bungur
f. Rumah Amir di Bandung

Latar waktu a. Pukul delapan lewat


b. Tiga hari kemudian
c. Pukul tengah tujuh
d. Pagi-pagi
e. Hari bertambah gelap

Latar suasana a. Senang


b. Gelisah
c. Terharu
d. Sedih

5. Sudut pandang
Dalam novel ini penulis menggunkan sudut pandang orang ketiga pelaku sampingan

6. Amanat
Ketika kita rela berkorban demi bangsa kita walaupun harus menghadapi begitu banyak
rintangan maka kita akan diberikan kebahagiaan.

V. Unsur Ekstrinsik

3
a. Nilai sosial
Sesama sahabat yang saling tolong-menolong walaupun sudah lama tak bertemu dan pemuda
yang rela menjadi tentara sukarela demi mengusir penjajah dari bangsanya.
b. Nilai kebudayaan
Memiliki pasangan dengan dijodohkan, serta ketika seorang laki-laki ingin bertunangan dengan
seorang perempuan maka pihak keluarga laki-laki harus mengunjungi rumah pihak keluarga
perempuan.

- Kelebihan Novel
Novel ini memiliki cerita yang menarik, dan terutama sangat cocok untuk kalangan remaja yang
memiliki jiwa nasionalisme dan percintaan, juga amanat yang terkandung dalam novel ini bagus.
Alur cerita dalam novel ini juga terperinci dan jelas serta memiliki harga yang dapat kita
jangkau.

- Kekurangan Novel
Memiliki beberapa kata yang tidak dimengerti pembaca karena masih terikat oleh kebudayaan
lama.
- Kesimpulan
Novel “Cinta Tanah Air” ini cocok untuk remaja serta kalangan orang dewasa karena bercerita
tentang jiwa nasionalisme dan percintaan, serta kita dapat mencontoh teladan saling tolong
menolong dan rela berkorban yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai