dan
Selamat Jumpa Kembali
Di Group WA Matakuliah
Pengantar Agama Lokal
1 April 2020
Perhatikan dan Ingat!!!
Critical Note untuk materi
kuliah hari ini, 1 April 2020
Diserahkan minggu depan,
Rabu, 8 April 2020
Tidak hadir dan tidak ada
Critical Note, nilai bonus
berkurang secara otomatis
II. HAKIKAT AGAMA
1. Istilah dan Pengertian
Agama
2. Unsur-unsur Agama
3. Fenomena-fenomena
Agama
1. Istilah dan Pengertian Agama
Ajaran, sistem yang mengatur keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya (KBBI, Ed 3, 2005)
Ajaran dan Sistem Iman (Kepercayaan)
Iman (Kepercayaan): Pengakuan akan
Tuhan dan sikap bathin/hati kepada
Tuhan
Idea dan pemahaman teologis sebagai
refleksi iman
Idea dan pemahaman anthropologis
dan sosiologis tentang iman kepada
Tuhan
Doktrin dan dogma: ajaran dan sistem
iman dalam komunitas dan institusi
Ajaran dan Sistem Peribadahan
Wujud Pengakuan akan Tuhan dan
sikap bathin/hati kepada Tuhan dalam
realitas pribadi, komunitas dan institusi
Sikap bathin/hati manusia pribadi,
komunitas dan institusi mendekati dan
menghadap Tuhan
Wadah komunikasi manusia pribadi,
komunitas dan institusi dengan Tuhan
dan Tuhan dengan manusia
Tata Kaidah Hubungan
Refleksi, aplikasi dan relevansi iman
dalam realitas hidup manusia dengan
sesamanya (pribadi, komunitas dan
institusi)
Refleksi, aplikasi dan relevansi iman
dalam realitas hidup manusia dengan
lingkungan dan dunia sekitar (makhluk
hidup dan ciptaan lain dalam domain
kehidupan)
2. Unsur-unsur Agama
1. Kepercayaan kepada “Tuhan” (Teistik
dan Teologis)
2. Sakralitas (Kekudusan dan Kesucian)
3. Ritualitas (Peribadahan dan
Penyembahan)
4. Sikap Bathin/Hati (Spiritualitas dan
Moralitas)
5. Umat Beragama (Pribadi, Komunitas
dan Institusi)
Banding: Koentjaraningrat (Sejarah
Teori Anthropologi)
Unsur agama:
1. Emosi Keagamaan
2. Sistem Keyakinan
3. Sistem Ritus dan Upacara
4. Peralatan Ritus dan Upacara
5. Umat Beragama
Banding: Bustanuddin Agus (Agama
dalam Kehidupan Manusia)
Kepercayaan kepada Kekuatan
Gaib
Sakral
Ritual
Umat Beragama
Mistisisme dan Kebathinan
a. Kepercayaan kepada “Tuhan” (Teistik dan Teologis)
Kepercayaan kepada Tuhan (dewa,
Illah):
(1) pengakuan adanya kuasa (Rudolf
Otto: Mysterium, Tremendum et
Fascinans) yang transenden (misalnya:
sifat kekekalan)
(2) pengakuan keterbatasan (misalnya
sifat kefanaan) manusia
(3) pengakuan tersebut direfleksikan
dalam pemahaman teologis
b. Sakralitas (Kekudusan dan Kesucian)
Kuasa yang transenden (Tuhan, dewa,
illah) memiliki sifat kudus (khusus) dan
suci (murni, pure)
Tempat yang terkait dengan Tuhan,
dewa, illah menjadi (adalah) tempat
kudus dan suci
Orang yang terkait dan terpaut dengan
tuhan, dewa, illah menjadi (adalah)
orang kudus dan suci
c. Ritualitas
(Peribadahan dan Penyembahan)
Karena ke-transendenan, kekudusan
dan kesucian “tuhan, dewa, illah,
Karena keterbatasan manusia, manusia
membutuhkan peribadahan dan
penyembahan
Peribadahan dan penyembahan untuk
mendapatkan perkenan tuhan, dewa,
illah dan berkat hidup dan keselamatan
manusia
d. Sikap Bathin atau Hati
(Spiritualitas dan Moralitas)
Sikap bathin dan hati yang kudus dan
suci mendapat perkenan dan berkat
hidup dan keselamatan
Keterikatan dan keterpautan manusia
dengan tuhan, dewa, illah menjadi
bagian yang penting dalam
penyembahan dan untuk mendapatkan
perkenan, berkat hidup dan
keselamatan
d. Sikap Bathin atau Hati
(Spiritualitas dan Moralitas)
Sikap bathin/hati dan keterpautan
dengan Tuhan, dewa, illah, menjadi
nyata dalam spiritualitas dan
moralitas (keterpaduan kata dan
perbuatan, kesatuan perkataan dan
perilaku/tindakan)
e. Umat Beragama
(Pribadi, Komunitas dan Institusi)
Manusia yang percaya dan mengaku
tuhan, dewa, illah menjadi (adalah)
umat (pribadi ) beragama
Pribadi umat beragama yang sama
membentuk dan menjadi komunitas
beragama
Umat beragama membutuhkan dan
membentuk (menjadi) institusi
MATERI
8 April 2020
3. Fenomena-Fenomena
Agama
Kepercayaan dan keyakinan
Komunitas dan Institusi
Kultur dan Adat
a. Kepercayaan dan keyakinan
Kepercayaan dan keyakinan yang
nampak/nyata dalam fenomena (gejala,
dengan tanda-tanda yang real/kongkrit)
menjadi (adalah) agama
Agama ada (terbentuk) karena ada
manusia beragama
Kualitas dan kuantitas (bobot) manusia
beragama menjadi kualitas dan kuantitas
(bobot) agama
Kualitas dan Kuantitas Agama
Manusia beragama dengan kualitas dan
kuantitasnya membentuk agama yang
berkualitas dan berkuantitas dan demikian
sebaliknya:
Agama yang berkualitas dan berkuantitas
membentuk manusia beragama yang
berkualitas dan berkuantitas (karakter dan
nilai)
Taraf dan nilai Kualitas dan kuantitas manusia
beragama menentukan taraf dan nilai kualitas
dan kuantitas agama, demikian sebaliknya
Kepercayaan dan keyakinan
Kualitas dan kuantitas agama
menjadi (adalah) fenomena hidup
manusia beragama dan fenomena
agama
Fenomena agama ada dalam
realitas sikap hidup dan perilaku
manusia beragama, yang meliputi:
Fenomena Manusia Beragama
(1) Sikap dan perilaku manusia
(pribadi dan komunitas)
beragama dihadapan Tuhan
(2) Sikap hidup dan perilaku
manusia beragama dengan
sesama manusia
Fenomena Manusia Beragama
(3) Sikap hidup dan perilaku
manusia beragama dengan
makhluk hidup dan ciptaan lain
(4) Sikap hidup dan perilaku
manusia beragama di dunia
kehidupan ini (kini dan disini)
Fenomena Agama
Sikap hidup dan perilaku manusia
beragama (secara pribadi,
komunitas dan institusional)
sesuai doktrin, ajaran, keyakinan
dan kepercayaan:
(1) Dihadapan Tuhan misalnya dalam
peribadahan (ada aspek
psikologis, sosiologis, dsb)
Fenomena Agama
(2) Dengan sesama manusia misalnya
dalam etika hidup dan pergaulan (ada
aspek ekonomis, budaya, politik)
(3) Dengan makhluk hidup dan ciptaan
lain misalnya dalam etika lingkungan
(4) Dalam dunia kehidupan misalnya
dalam etika kontemporer dan etika
global
2. Komunitas dan Institusi
Fenomena agama nampak/nyata
dalam komunitas dan Institusi
manusia beragama
Komunitas dan Institusi manusia
beragama menjadi (adalah) wadah
dan medium bertumbuh dan
berkembangnya fenomena agama
Komunitas dan Institusi
Keyakinan dan kepercayaan
manusia beragama nampak/nyata
dalam sikap hidup dan perilaku
(anggota )komunitas dan institusi
Keyakinan dan kepercayaan
manusia beragama membentuk
(anggota) komunitas dan institusi,
dan sebaliknya
Komunitas dan Institusi
Kualitas dan kuantitas (bobot) sikap
hidup dan perilaku manusia beragama
dalam komunitas dan institusi menjadi
(adalah) kualitas dan kuantitas fenomena
agama
Semakin tinggi, baik dan besar bobot
sikap hidup dan perilaku manusia
beragama maka semakin tinggi, baik dan
besar bobot fenomena agama
3. Kultur dan Adat
Kepercayaan dan keyakinan, sikap
hidup dan perilaku manusia
beragama menjadi nyata dalam
(adalah) kultur dan adat
Kultur dan adat dibentuk dan
terbentuk oleh/dari sikap hidup
dan perilaku manusia beragama
Kultur: Budaya
Hasil upaya dan usaha “budi, daya
dan karya” atau cita, karsa dan rasa
manusia yang hidup, bekerja dan
berkarya
Hasil upaya dan usaha manusia
yang berwujud: kebudayaan dan
peradaban, inilah yang membedakan
manusia dari makhluk hidup lain
Kultur: Budaya
Kebudayaan dan peradaban mengikat
dan membentuk manusia dalam sikap
hidup dan perilakunya, termasuk
manusia beragama
Sikap hidup dan perilaku manusia
beragama (selalu) bersifat
komprehensif/holistik maka kebudayaan
dan peradaban tidak dapat dilepaskan
dari fenomena manusia beragama dan
fenomena agama
Adat (Istiadat, Tradisi dan
Kebiasaan)
KBBI adalah
(1)Aturan (perbuatan) yang lazim
dilakukan sejak dahulu kala,
(2) cara (kelakuan) yang sudah menjadi
kebiasaan,
(3) wujud gagasan kebudayaan yang
terdiri atas nilai budaya, norma, hukum,
dan aturan yang satu dengan yang lainnya
berkaitan menjadi suatu sistem
Kultur dan Adat
Sikap hidup dan perilaku manusia
beragama membentuk kultur dan
adat
Kultur dan adat sebaliknya juga
membentuk sikap hidup dan
perilaku manusia beragama
Kultur dan Adat
Karena itu kultur dan adat menjadi
(adalah) fenomana agama yang ada
dalam kehidupan manusia
(masyarakat)
Dalam kepercayaan
(suku/lokal/murba/”primitif”) adat
adalah agama dan agama adalah
adat)
Sekian dan Terimakasih
Tuhan
berkenan dan memberkati