Tulisan dalam Kitab Wahyu tergolong ke dalam genre apokalipsis. Menurut, Grant R.
Osborne, tulisan-tulisan dalam kitab Wahyu cukup sulit untuk diinterpretasi. Salah satu faktor
lebih lanjut bahwa fungsi dari simbol-simbol yang dicatat dalam kitab Wahyu ini berada dalam
perdebatan besar sepanjang sejarah penafsiran Alkitab. Perdebatan yang dimaksud berkaitan
dengan relasi simbol tersebut dengan pemahaman pada masa lampau (pesan apokaliptik di balik
kitab wahyu), masa sekarang (pada masa Yohanes menuliskan kitab Wahyu), dan masa yang
akan datang (peristiwa-peristiwa yang akan dihadapi oleh gereja atau pada masa akhir
kehidupan).1
Salah satu simbol yang menarik untuk dibahas dalam surat Wahyu adalah binatang yang
keluar dari dalam laut (Wahyu 13:1-10) dan dari dalam bumi (13:11-18). Namun, dalam bagian
ini penulis akan fokus membahas tentang binatang yang keluar dari dalam laut (Wahyu 13:1-10),
yang bercirikan bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh, di mana di atas tanduk-tanduknya
terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Binatang yang berasal
dari laut ini juga disebutkan serupa menggabungkan karakteristik macan tutul, beruang, dan
1
Grant R. Osborne, Revelation : Baker Exegetical Commentary On The New Testament, (USA : Baker Academic,
2002), 1
singa. Lalu, apa sebenarnya yang hendak disampaikan oleh Yohanes melalui penglihatannya
tentang binatang yang keluar dari laut ini? Tulisan ini akan berusaha mengungkapkan simbol
tentang binatang yang keluar dari laut serta simbol dan siginifikansinya bagi gereja hari ini.
Penulis akan menggunakan studi kata, analisa gramatika, dan konteks sejarah untuk
Secara konteks perikop, banyak sarjana yang menyatakan bahwa bagian ini tidak terlepas
dari bagian sebelumnya, khususnya 12:8 yang sering disebut sebagai introduksi kepada pasal 13. 2
Hal ini tampak dari frasa Καὶ ἐστάθη. Frasa tersebut sebenarnya semacam kalimat majemuk
bertingkat yang jika diterjemahkan secara literal akan menjadi, “Aku berdiri di laut dan melihat
seekor binatang keluar dari dalam laut”. Hal inilah yang membuat tradisi mula-mula gereja
melihat bahwa pasal 12:18 berhubungan erat dengan 13:1 atau merupakan sebuah kesatuan.
Hal lainnya yang juga dapat mendukung bahwa pasal 12 berhubungan dengan pasal 13 ini
adalah frasa τῆς θαλάσσης yang juga muncul pada 13:1. Melihat hal tersebut sebagaimana
dijelaskan oleh Aune bahwa frasa tersebut secara langsung menjadi frasa lanjutan atas tindakan
yang dikerjakan sebelumnya. Terhadap hal ini, Aune menyatakan, “…..thus showing that 13:1 is
linked with 12:18, which mentions the sea the sea as the place where the dragon took his stand”3
Ladd menyatakan bahwa Wahyu 13 ini merupakan sebuah selingan yang terletak di antara
pembahasan tentang tujuh sangkakala dan tujuh cawan. Lebih dalam Ladd menjelaskan bahwa
tujuh sangkakala menunjukkan pemenuhan janji keselamatan dan penghakiman Allah pada akhir
zaman (Wahyu 10:7), dan tujuh cawan menunjukkan peristiwa penghakiman ilahi. 4 Penghakiman
ilahi dan penderitaan akhir dari gereja Allah menurut Ladd adalah dua hal yang selalu dibahas
2
Grant R.Osborne, Revelation, (Grand Rapids : Baker Academic, 2002), 489
3
Aune, “Revelation 6-16”, 732
4
Ladd, A Commentary, 176
bersamaan. Pada zaman akhir, perseteruan antara Allah dan Setan mencapai klimaksnya. 5
Penjelasan ini memberikan sebuah kesimpulan bahwa bagian ini seakan menjadi sebuah peristiwa
yang erat kaitannya dengan masa di mana Allah akan menyatakan penghakiman-Nya atas umat-
Nya pada zaman akhir. Masa tersebut adalah masa yang berat dan akan dialami oleh gereja.
Terkait hubungannya dengan tujuh sangkakala dan tujuh cawan yang diartikan sebagai
simbol pemenuhan Allah terhadap penghukuman yang akan terjadi pada akhir zaman, maka Leon
Morris menyatakan bahwa peristiwa pemenuhan ini akan diwarnai dengan berbagai
penganiayaan yang akan dialami oleh gereja. Oleh sebab itu, Morris menyatakan bahwa Wahyu
13 ini merupakan bagian di mana Yohanes menyatakan tentang penganiayaan tersebut. 6 Hal ini
sangat selaras dengan pemahaman para sarjana Alkitab 7 yang menyatakan bahwa tujuan dari
penulisan kitab Wahyu ini adalah untuk menguatkan gereja Allah dalam menghadapi berbagai
macam penganiayaan. Penganiayaan tersebut oleh beberapa sarjana, seperti Thus Bell (1979)
meyakini terjadi sekitar 68 SM yang diikuti oleh kematian kaisar Nero. Mayoritas sarjana
meyakini bahwa penganiayaan yang dimaksudkan dalam kitab Wahyu terjadi di bawah
pemerintahan kaisar Nero. Hal ini didukung oleh bukti-bukti tentang adanya penganiayaan yang
sangat mengerikan ketika Nero menyalahkan orang-orang Kristen atas kebakaran yang terjadi di
Kata “seekor binatang yang digunakan dalam bagian ini adalah θηρίον (therion). Secara
etimologis, kata ini berasal dari kata θήρ (ther) yang berarti binatang liar (BDAG).9 Dalam LXX
5
Ladd, A Commentary, 176
6
Leon Morris, The Revelation of St.John, (London : The Tyndale Press, 1969), 155
7
Morris (1969 : 155) ; Osborne (2002:7) ; Ladd (1972 : 176)
8
Osborne, Revelation, 8
9
kata ini digunakan dalam Ayub 5:23 utnuk menjelaskan tentang binatang liar yang akan berdamai
dengan manusia. Sementara secara generik, therion mengandung dua makna, yaitu :10
1. Makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia, binatang, dan binatang buas (beast). Makhluk
a. Binatang yang sebenarnya (the real animal), binatang secara umum (Ibrani 12:20),
b. Binatang jenis tertentu, berkaki empat, yang dalam Wahyu 18:2 dijelaskan sebagai binatang
c. Binatang liar (wild animals) seperti dalam Markus 1:13 dan Kisah Para Rasul 11:6.
d. Penekanan terhadap aspek/sifat yang berbahaya atau makhluk hidup yang identik dengan
binatang ini juga dalam pemakaiannya dapat menekankan sifat makhluk hidup yang kejam dan
2. Seorang yang jahat, bernatur kejam seperti beast atau monster, seperti dalam Titus 1:12, yang
Berdasarkan rentan maknanya (semantic range), kata therion memiliki beberapa makna,
yaitu :
1. Binatang, yakni makhluk hidup, tetapi tidak termasuk manusia, dengan kata lain hanya
2. Berkaki empat (quadruped), yakni binatang yang berkaki empat (entah itu binatang liar
atau domestik). Binatang ini bisa saja tergolong ke dalam kelompok inatang liar,
10
3. Seorang yang jahat. Kata therion secara figuratif menekankan makna yang sebenarnya
dari binatang liar, yakni kepribadian yang buruk, dalam artian mengerikan dan
Berdasarkan penyelidikan kata “binatang” (therion) yang penulis lakukan, maka ada dua
kemungkinan makna dari kata therion yang digunakan oleh Yohanes dalam bagian ini. 1)
Binatang yang dimaksudkan adalah binatang dalam arti yang sesungguhnya atau 2) Binatang
yang dimaksudkan bermakna figuratif untuk menunjukkan seseorang yang memiliki karakter
kejam, jahat, dan berbahaya. Terhadap dua kemungkinan ini, penulis lebih setuju dalam konteks
Wahyu 13 ini merujuk kepada makna yang kedua. Binatang pada bagian ini kemungkinan besar
adalah sebuah simbol yang menunjuk kepada seorang pribadi. Karakter pribadi dalam bagian ini
sangat ditekankan, yakni kejam, jahat, dan berbahaya. Argumen sementara penulis terhadap hal
ini adalah kekayaan kitab Wahyu dengan berbagai simbol-simbol yang memiliki makna tertentu.
Argumen tentang kata “binatang” sebagai simbol atau bermakna figuratif pada bagian ini
didukung oleh beberapa sarjana, seperti George Eldon Ladd yang menyatakan, “….the beast
represents the historical Roman Empire of the first century” 11, demikian pula yang dinyatakan
David E. Aune, “The beast from sea has frequently been understood in historica; termas as the
Roman governer”12 dan diperkuat oleh Robert H.Mounce yang menyatakan, “For John, the
Roman Empire was so satanic and terrible that in itself it included all the evil terrors of the evil
empires which had gone before. It was, as it were, the sum total of all evil”13
11
George Eldon Ladd, A Commentary on The Revelation of John, (Grand Rapids : William B.Eerdmans Publishing
Company, 1972), 177
12
David E.Aune, “Revelation 6-16”, Word Biblical Commentary Vol.52b, (Nashville : Thomas Nelson Publishers,
1998), 733
13
Robert H. Mounce, The Book of Revelation, (Michigan : Wm.B.Eerdmans Pub, 1977), 251
Namun, Leon Morris menyatakan bahwa kesimpulan untuk mengaitkan binatang yang
berasal dari laut dengan kekuasaan Romawi adalah kesimpulan yang terkesan terlalu
menyederhanakan. Morris menyatakan, “We may well see in the Empire a preliminary
manifestation of the evil that will one day be realized to the full in the antichrist. But there is
much more to the beast than ancient Rome”14 Argumen Morris menyiratkan bahwa binatang yang
berasal dari laut ini dikaitkan dengan kedatangan antikristus pada masa yang akan datang.
Sekalipun Ladd menafsirkan bahwa binatang yang dimaksud dalam bagian ini adalah kekuasaan
Romawi yang kejam dan bengis, namun ia juga tidak menutup kemungkinan penafsiran bahwa
binatang yang dimaksudkan dalam bagian ini adalah kedatangan Antikristus pada akhir zaman,
“….but we have already noted that the early Christian eschatology expected the appearance of
Antichrist at the end of the age, and there are features about this beast and his colleague ”15
Penulis melihat bahwa sebenarnya pertentangan dari penafsiran tentang identitas dari figur
binatang yang berasal dari laut ini terkait metode penafsiran yang digunakan oleh penafsir atau
pembaca kitab Wahyu, entah itu preteris atau futuris. Namun, menurut penulis, hal yang penting
sejauh ini adalah mengetahui bahwa binatang yang dimaksudkan oleh Yohanes pada bagian ini
merujuk kepada pribadi yang memiliki karakter kejam, bengis, dan mengerikan. Selanjutnya akan
Selanjutnya, dijelaskan bahwa seekor binatang yang dilihat oleh Yohanes keluar dari dalam
laut. Secara gramatika, frasa τῆς θαλάσσης yang muncul menyiratkan bahwa binatang ini berasal
dari laut. Frasa ini mengandung preposisi ἐκ yang diikuti kata benda dalam bentuk genetif yang
menekankan asal atau tahta dari binatang tersebut adalah laut yang dalam tradisi Yahudi kuno
dipahami sebagai Lewiatan. Frasa yang sama juga terdapat dalam LXX Daniel 7:3 (ἐκ τῆς
14
Leon Morris, The Book of Revelation : An Introduction and Commentary, (Michigan : Wm.B.Eerdmans Pub,
1987), 160
15
Ladd, A Commentary, 177
θαλάσσης). Binatang yang berasal dari laut ini sebelumnya telah disebutkan dalam pasal 11:7.
Disebutkan dalam bagian tersebut bahwa binatang yang muncul dari dalam laut itu akan
Banyak sarjana menyatakan bahwa kemunculan bagian ini memberi ingatan terhadap
penglihatan Daniel (Daniel 7:3).16 Sebagaimana yang dipahami oleh dunia kuno, bahwa laut
sering diasosiasisikan sebagai tempat di mana kuasa jahat atau setan berasal, dan sebagai tempat
asal dari musuh besar umat Allah yang disebutkan dalam pasal 11:7 dan 17:8. 17. Berdasarkan hal
ini, maka dapat dipahami secara historis bahwa kemunculan binatang dari dalam laut ini
dipahami oleh penerima tulisan Yohanes ini sebagai sebuah kekuatan atau kekuasaan besar yang
jahat.
yang berasal dari laut tersebut, yakni tanduknya yang berjumlah sepuluh dan mahkota di atas
tanduk tersebut yang juga berjumlah sepuluh, kepalanya yang berjumlah tujuh dengan tulisan
nama-nama hujat, tubuhnya yang menyerupai macan tutul, kakinya seperti kaki beruang, dan
mulutnya seperti mulut singa. Binatang-binatang yang disebutkan menyerupai binatang yang
keluar dari laut ini menggemakan penglihatan Daniel terhadap empat binatang besar yang naik
Penulis akan membahas makna dari simbol dari karakteristik yang dikatakan Yohanes
a. Bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh (κέρατα δέκα καὶ κεφαλὰς ἑπτὰ)
Karakteristik ini memberi ingatan terhadap naga merah yang disebutkan pada 12:3 dan
pada 17:3. Dalam kaitannya dengan naga, disebutkan dalam 13:2 bahwa naga memberikan
16
Ladd, Commentary of, 176, Mounce, The Book of, 249
17
Mounce, The Book, 249 ; Morris, The Book, 166
kekuatan, tahta, dan kuasanya kepada binatang yang berasal dari laut tersebut. Osborne
menyatakan bahwa gambaran yang paralel antara binatang ini dan naga menunjukkan kesatuan
antara binatang dan naga, namun memiliki peranan yang berbeda. 18 Dalam tradisi apokaliptik,
angka tujuh adalah angka sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan yang didapatkan
binatang yang keluar dari laut dari naga menunjukkan kekuasaan yang total.
Dalam kaitannya dengan binatang yang terdapat dalam pasal 17:3, Aune menjelaskan
bahwa sekalipun karakteristik binatang yang disebutkan dalam pasal 17:3 sama dengan 13:1,
sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai binatang yang sama, namun maknanya tetap dapat
diinterpretasikan sama.19 Berdasarkan penafsiran Aune, tanduk berjumlah sepuluh dan kepala
berjumlah tujuh ini menunjukkan sebuah kekuasaan atau pemerintahan. Hal ini didukung pula
dengan binatang yang disebutkan bertanduk sepulu dalam Daniel 7:7 yang diinterpretasikan
b. Tanduk-tanduk yang terdapat sepuluh mahkota (ἐπὶ τῶν κεράτων αὐτοῦ δέκα
διαδήματα)
Kata “διαδήματα” merupakan sebuah simbol dari otoritas atau kekuasaan. 21 Menurut Ladd,
hal ini semakin memperkuat tentang kepenuhan dari kuasa figur yang digambarkan sebagai
c. Kepalanya yang tertulis nama-nama hujat (ἐπὶ τὰς κεφαλὰς αὐτοῦ ὀνόμα[τα]
βλασφημίας.)
Jika diperhatikan secara konteks kalimat dalam perikop ini, maka akan ditemukan
bahwa kata yang digunakan untuk “menghujat” (βλασφημίας) muncul sebanyak tiga kali,
18
Osborne, Revelation, 490
19
Aune, Word Biblical, 722
20
Aune, Word Biblical, 733 ; Osborne, Revelation, 490
21
Aune, The Word, 733
22
Ladd, Commentary On, 177
yakni dua kali muncul pada ayat 6. Jika dibandingkan dengan ayat 6, maka dapat dipahami
bahwa nama-nama hujat yang disebut sebagai karakteristik dari binatang yang keluar dari
laut adalah hujatan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. 23 Hal yang
sama juga didukung oleh Cuss dalam Imperial Cults yang menyatakan, “By “blasphemous
names,” the author could mean the titles and epithets used by Roman emperors, including
d. Menyerupai macan tutul, kaki seperti kaki beruang, dan mulutnya seperti mulut singa
(καὶ τὸ θηρίον ὃ εἶδον ἦν ὅμοιον παρδάλει καὶ οἱ πόδες αὐτοῦ ὡς ἄρκου καὶ τὸ στόμα
Daniel dalam Daniel 7. Morris menjelaskan bahwa penglihatan yang sama, yang terdapat
pada Daniel 7:1-8 dalam tradisi literatur Kristen mula-mula (Barn.4:4-5 ; 4 Ezra 11:1-12:39
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kekuatan, kuasa, dan tahta binatang
yang keluar dari laut diberikan oleh naga. Aune menyatakan bahwa tidak ada tradisi
kedua nats ini menggemakan yang tertulis dalam Daniel 7:1-9, namun keduanya
memberikan simbol kekaisaran Romawi.26 Selain itu, Aune juga menyatakan bahwa “mulut
23
Morris, The Book, 161;
24
Cuss, dalam Aune, Word Biblical, 734
25
Morris, The Book, 162
26
David E.Aune, “Revelation 6-16” dalam Word Biblical Commentary Vol.52 B, (Nashville : Thomas Nelson
Publishers, 1998), 728-729 ; Hal serupa juga didukung oleh para penulis literatur Kristen mula-mula (Hippolytus
de.Ant, 25.1-3;18:1 ; Irenaeus Adv.haer.5:25.3).
singa” dapat merujuk kepada kekaisaran Romawi, sebab singa adalah simbol dari
kekaisaran Romawi. Frasa “dari mulut singa” yang digunakan Paulus dalam 2 Tim.4:17
(frasa yang sama digunakan dalam Mazmur 22:21 untuk menunjukkan kejahatan yang
sangat hebat), dan dalam tradisi Kristen mula-mula, sering disebut sebagai kaisar Nero
e. Satu kepala luka yang kemudian sembuh (καὶ μίαν ἐκ τῶν κεφαλῶν αὐτοῦ ὡς
Yohanes tidak menjelaskan tentang penyebab dari satu kepala yang luka dan bagaimana
luka tersebut sembuh, yang ia jelaskan adalah kepalanya yang luka kemudian sembuh.
yang digunakan Yohanes secara gramatika menunjukkan bahwa luka di kepala binatang itu
seolah-olah ia baru saja mengalami penyembelihan. Kata yang sama juga digunakan dalam
pasal 5:6. Kata “membahayakan” juga jika dibandingkan dengan terjemahan Bahasa
Yunani berarti menuju kematian. Sehingga dapat dipahami bahwa luka tersebut disebabkan
dalam dua kemungkinan, yakni Nero yang dipercaya belum mati, melainkan akan
27
Aune, Word Biblical, 735
28
Morris, The Book of, 162
2. Jika ditafsirkan secara futuris, maka akan didapatkan bahwa itu adalah antikris yang
akan datang dan mendapat kuasa dari setan yang mungkin akan datang dalam
Jika dilihat dari segi konteks historis, Pasal 13 terdiri atas dua simbol yang digambarkan
sebagai binatang yang keluar dari laut dan binatang yang keluar dari bumi. Dua hewan ini
dalam mitologi Yahudi dikenal sebagai Lewiatan dan Behemoth. 30 Mitologi ini ditemukan
dalam bentuk fragmen-fragmen pendek dalam apokalipsis Yahudi pada abad pertama. Seiring
dalam 1) 1 Henokh 60:7-11, 24 ; 2) Ezra 6:49-52 dan 3) 2 Apok.Bar.29:4. Menurut Aune, apa
yang dituliskan oleh kitab-kitab ini berkaitan dengan Lewiatan-Bahemoth terinsipirasi dari
Kejadian 1:21, yang menjelaskan penciptaan Allah, yakni binatang-bintang laut yang besar
pada hari kelima. Menurut tradisi, Allah kemudian memisahkan kedua hewan tersebut (4 Ezra
6:47-52), yang satu penghuni laut, yang kemudian disebut Lewiatan (Ayub 41:1-34 ;
Maz.104:25-26 ; 4 Ezra 6:52) dan Bahemoth di darat (Ayub 40:15-24 ; 4 Ezra 6:51).
Pemisahan antra Lewiatan dan Behemoth adalah simbol dari permohonan keterpisahan laut
dan daratan. Hal yang menarik adalah dalam apokalipsis Yahudi dan tulisan para rabi, mereka
mengharapkan kekalahan Lewiatan dan Behemoth. Lewiatan dan Behemoth akan menjadi
santapan orang-orang yang dibenarkan oleh Allah di akhir zaman. Lewiatan merupakan
monster yang berwujud wanita dan berasal dari laut, sedangkan Behemoth adalah monster
yang berwujud laki-laki yang berasal dari padang gurun. Khususnya Lewiatan, ini adalah
29
Morris, The Book of, 163
30
Aune, Word Biblical, 728-729
simbol dari bangkitnya kuasa jahat.31 Gambaran ini sangatlah dramatik, yakni digambarkan
seperti seekor naga yang berdiri di atas pantai yang muncul dari dalam laut.32
Aune menjelaskan lebih mendalam bahwa kedua simbol yang terdapat dalam Wahyu
12:18-13:18 ini merefleksikan dua hal yang utama dalam tradisi mitologi Yahudi tentang
tokoh antagonis yang akan datang pada masa yang akan datang (pada masa kemudian disebut
Antikristus). Kemunculan antikristus merupakan gambaran dari kekuasan tirani yang tidak
berketuhanan (godless tyrannical ruler) dan nabi palsu yang menggoda (false seductive
prophet). Tradisi eskatologi dari dua tokoh antagonis ini kemungkinan diderivasi dari Oracles
of Hystapes. Berdasarkan Lactantius, setelah sepuluh raja dibagikan wilayah kekuasannya dan
telah menguasai dunia, sebuah kekuatan yang luar biasa dari musuh akan menaklukkan tiga
pemerintah yang menguasai Asia. Musuh yang menaklukkannya akan dinobatkan menjadi raja
dan menguasai wilayah tersebut (Div.Inst.7:16-17). Sekalipun demikian, seorang nabi akan
datang dari Allah ( Div.Inst.7.17.1-2) dan raja yang lain akan bangkit dari Syria setelah
kemunculan sang nabi. Raja Syria akan mengguncangkan kekuasaan dari raja sebelumnya dan
membunuh sang nabi. Dalam tulisannya, Commodian pun menjelaskan bahwa dua raja yang
berperan sebagai tokoh antagonis dalam tradisi eskatologi Yahudi tersebut adalah Nero, yang
akan menjadi raja Syria dan dipuja sebagai Tuhan (Carmen de duobis gentibus 872-32) dan ia
pula yang disebut sebagai antikris yang membunuh sang nabi dari Allah. 33
Argumen terhadap kemunculan antikristus ini juga didukung oleh beberapa penafsir seperti
Ladd, Osborne, dan Morris.34 Maksud dari kedatangan antikristus ini adalah untuk menganiaya
31
Leon Morris, The Book of Revelation : An Introduction And Commentary, (Michigan : William B. Eerdmans
Publishing Company, 1987), 160 ; Osborne (2002 : 490)
32
Osborne, Revelation, 490
33
Aune, Word Biblical, 729.
34
Ladd (1972 : 176) ; Morris (1987 : 160) ; Osborne (2002 :493)
gereja.35 Morris juga menyebutnya sebagai “manusia yang melanggar hukum (the man of
lawlessness (2 Tes.2:3)).36
KESIMPULAN
Jika dilihat secara keseluruhan, maka sebenarnya ada banyak penafsiran yang berusaha
mengungkap tentang identitas dari binatang yang keluar dari dalam laut ini. Ada yang
menafsirkannya secara historis, preteris, futuris, dan spiritual. Pada bagian ini penulis secara garis
besar akan menyimpulkan berbagai penafsiran tentang identitas dari binatang yang keluar dari
a. Historis
Binatang yang berasal dari laut diidentifikasi sebagai kekaisaran Romawi dengan
pemahaman bahwa binatang ini menggemakan binatang yang disebut dalam Daniel 7, yang oleh
banyak ahli memahaminya sebagai kekuasaan Romawi. Ada juga yang memahaminya sebagai
penyembahan berhala (paganisme) yang muncul dalam bentuk kepausan, di mana binatang yang
berasal dari laut adalah kepausan yang berhubungan dengan menjalankan kekuasaan politiknya.
Hal lain yang mendukung penafsiran historis adalah sepuluh tanduk yang menggambarkan
kekuasaan Romawi yang terdiri atas sepuluh kerajaan subordinat pada saat itu dan tujuh kepala
menunjukkan tujuh bentuk pemerintahan Romawi yang pernah ada dalam sejarah Romawi, yakni
b. Preteris
Penafsiran preteris menafsirkan binatang yang keluar dari laut sebagai kekuatan dari
bangsa Yahudi. Namun, sebagian dari mereka juga memahaminya sebagai kekuasaan
35
Ladd, Commentary of , 176
36
Morris, The Book of, 160
c. Futuris
Penafsiran futuris menafsirkan bahwa binatang yang berasal dari laut ini adalah
antikristus yang akan datang pada masa kesengsaraan umat Allah atau kemungkinan kuasa
jahat yang akan dihadapi oleh gereja pada masa yang akan datang. Kedatangan antikristus
ini diawali dengan bangkitnya kekaisaran Romawi yang mendominasi dunia. Penyembahan
kepada naga binatang sebagaimana yang tampak dalam ayat 4 metujuk kepada statiskisme
d. Simbolik
dalam dunia. Mereka memahami laut sebagai simbol dari bangsa Yahudi, di mana akan
bangkit suatu kekuatan politik yang akan menganiaya gereja, dan setan adalah dalang di
balik segala bentuk kekuasaan jahat ini. Penafsiran ini juga menerima bahwa binatang yang
Berdasarkan keempat metode penafsiran kitab Wahyu, maka penulis melihat bahwa
binatang yang dilihat oleh Yohanes adalah sebuah simbol yang merujuk pada sebuah
kekuatan jahat yang akan hadir di bumi. Kekuatan jahat tersebut berhubungan dengan yang
dialami oleh gereja pada saat itu, yakni penganiayaan oleh kekuasaan Romawi, yang
kemungkinan di bawah pemerintahan Nero atau Caligula. Namun, sosok binatang ini juga
tidak bisa terlepas dari kehidupan Kristen di masa yang akan datang di mana akan
antikristus.
RANCANGAN KHOTBAH
PENDAHULUAN :
Keadaan gereja yang semakin hari semakin merosot khususnya berkaitan dengan
mencela Kristus, seperti Teologi Kemakmuran, Positive Thinking, Yesus Seminari, dsb.
Tetap setia kepada Kristus dalam segala penganiayaan yang berusaha mengguncang
iman.
APLIKASI :