Anda di halaman 1dari 45

IMUNISASI

Ethic Palupi, S.Kep., Ns., MNS.


VAKSIN
Mikroorganisme yang dilemahkan atau
dimatikan (bakteri, virus, atau riketsia) yang
diberikan untuk mencegah, meringankan atau
mengobati penyakit menular.

Bahan antigenik yg digunakan untuk


menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu
penyakit yg dapat mencegah atau mengurangi
infeksi oleh organisme alami.
Tujuan Vaksin
Untuk merangsang sistem imunologi tubuh
untuk membentuk antibodi spesifik sehingga
dapat melindungi tubuh dari serangan
penyakit

menstimulasi reaksi kekebalan tanpa


menimbulkan penyakit.
Jenis Vaksin
 Live attenuated vaccine
 Inactivated vaccine (Killed vaccine)
 Vaksin Toksoid
 Vaksin Acellular dan Subunit
Live attenuated vaccine

Vaksin hidup yg dibuat dari bakteri/virus


yang sudah dilemahkan, daya virulensinya
dengan cara kultur dan perlakuan yang
berulang-ulang, namun masih mampu
menimbulkan reaksi imunologi yang mirip
dengan infeksi alamiah

Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR,


vaksin TBC, vaksin demam tifoid, vaksin
campak, gondongan, dan cacar air (varisela).
Inactivated vaccine (Killed vaccine)
Vaksin dibuat dari bakteri/virus yang
dimatikan dapat berupa seluruh bagian dari
bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri
atau virus atau toksoidnya saja.

Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin


polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal,
vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin
demam tifoid.
Vaksin Toksoid

Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis


bakteri yang menimbulkan penyakit dengan
memasukkan racun dilemahkan ke dalam
aliran darah. Bahan bersifat imunogenik
yang dibuat dari toksin kuman.

Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus


Vaksin Acellular dan Subunit
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu
dalam virus atau bakteri dengan melakukan
kloning dari gen virus atau bakteri melalui
rekombinasi DNA, vaksin vektor virus.

Contoh : vaksin hepatitis B, Vaksin


hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin
Influenza.
Imunisasi
Pemberian vaksin untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu (Mahdiana,
2010)

Pemberian kekebalan tubuh terhadap


suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah
atau berbahaya bagi seseorang.
PD3I
Tuberkulosis
Diphteria
Pertusis
Tetanus (Neonatorum)
Poliomyelitis
Hepatitis
campak
Jenis imunisasi
1 BCG Mencegah terjadinya penyakit TBC,
Diberikan intradermal
Dapat menyebabkan ulkus, limfadenitis regionalis dan reaksi
panas
2 Hep B Mencegah Hepatitis B
3x pemberian booster usia 6 th

3 Polio Mencegah poliomielitis >> lumpuh


Diberikan OPV scr teratur bagi daerah yg endemik
Polio di indonesia >> suntik
4 DPT Mencegah Difteri, Pertusis, Tetanus
Dapat menyb demam, pembengkakan nyeri. Efek yg berat :
kesadaran menurun, kejang ensefaloati
5 campak Mencegah campak
Virus yg dilemahkan
7 HIB Mencegah penyk influensa tipe b.
Vaksin : polisaksrida murni kuman Haemofilus
influenza tipe B
2. Jadwal imunisasi Rekomendasi
IDAI
Hepatitis B
 Vaksin hepatitis B (Hep B)
Jadwal penyuntikan Hep B1 tetap
dianjurkan pada umur < 12 jam  setelah
penyuntikan vitamin K1 (mencegah
perdarahan krn defisiensi vit K)

Untuk mencegah infeksi perinatal 


berisiko hepatitis B kronik
Jadwal imunisasi Hepatitis B
Hep B-1  saat bayi lahir
Vaksin awal diberikan sebanyak 3 kali
Jarak antara suntikan I dan II adalah 1-2
bulan sedangkan suntikan yg ke III
diberikan dengan jarak 5 bulan dari
suntikan I
Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
anti-HbsAg pasca imunisasi setelah 3
bulan imunisasi terakhir
Lanjutan...
Bayi yg lahir dgn ibu HBsAg positif :
Diberikan HepB-1 dan HBIg 0,5 mL secara
bersamaan dlm wkt 12 jam kelahiran
 Bila s/d 5 th belum mendapat Hep B  segera
diberikan dgn jadwal 3x
Imunisasi ulang usia 10-12 th  apabila kadar
anti HBs < 10 ug/ml
Lokasi penyuntikan

Paha bagian 1/3 bagian atas paha


anterolateral (IM)
Efek samping
Umumnya ringan
Nyeri di tempat suntikan
Bengkak
Panas
Mual
Nyeri sendi & otot
POLIOMILITIS (OPV & IPV)
Polio : virus polio 1, 2dan 3
Jenisnya : OPV (oral polio vaccine)  virus
yg dilemahkan berupa tetes dan IPV
(inactivated polio vaccine)  virus inaktif
berupa suntikan

Dapat diberikan pada anak sakit maupun


imunokompromais
Sebagai imunisasi dasar maupun ulangan
Jadwal imunisasi
Polio-0  diberikan saat bayi lahir atau kunjungan
pertama
Untuk imunisasi dasar (polio 1,2,3)  diberikan umur
2,4 dan 6 bln
Apabila ditemukan virus polio liar  dilakukan PIN
(semua balita mendapat OPV tanpa memandang status
imunisasinya)
Dosis
OPV : 2 tetes per oral
IPV : 0,5 mL (IM)
Dapat diberikan kombinasi (DTaP/Hib/IPV)
IDAI merekomendasikan pemberian OPV polio 0
dilanjutkan OPV 4 kali atau OPV-4 &IPV
Imunisasi ulang diberikan satu tahun setelah polio-4
selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun)
Tempat penyuntikan
BCG
BCG (Bacille Calmette-Guerin) : virus hidup yg
dibuat dari Mycobacterium bovis yg dibiakkan
berulang selama 1-3 tahun

Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2


sampai 3 bulan  Kementerian kesehatan
menganjurkan 1 bulan
Jadwal & dosis imunisasi
Menurut IDAI bisa diberikan dari usia 0 sampai 2
bulan
Apabila BCG diberikan stlh usia 3 bln  harus
dilakukan uji tuberkulin dahulu
Diberikan dosis 0,05 mL (IC) di lengan kanan atas
pada insertio m. deltoideus
Tempat penyuntikan
Efek imunisasi
Penyuntikan secara IC (intradermal/intracutan)  krn
jaringan lemak subkutis tipis terjadi ulkus (tidak
mengganggu struktur otot setempat)

Ulkus akan sembuh dalam 2-3 bulan dan


meninggalkan jaringan parut bulat dgn diameter 4-8
mm
DPT ( Difteri Pertusis Tetanus)
Difteri : suatu penyakit akut yg bersifat toxin-mediated
disease yg disebabkan oleh kuman Corynebacterium
diphteriae (basil gram positif)
DPT dibedakan :
 DTwP (DPT dgn whole-cell pertusis)
 DTaP (DPT dgn acellular pertusis)
Pertusis
Pertusis / batuk rejan / batuk seratus hari
 Penyakit akut yg disebabkan oleh bakteri Borditella
pertusis (bersifat gram negatif dan bersifat toksin
mediated)  melekat pada bulu getar saluran
pernafasan atas (melumpuhkan bulu getar)  gangguan
aliran sekret saluran nafas
Tetanus
Tetanus adalah suatu penyakit akut yg sering bersifat
fatal yg disebabkan oleh kuman clostridium tetani
bersifat gram positif dan bermetabolisme anaerob yg
sensitif terhadap suhu panas dan lingkungan
beroksigen.
Jadwal imunisasi
Imunisasi dasar diberikan 3 kali sejak umur 2 bln (tidak
boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dgn interval
4-8 minggu)
DPT-1 (umur 2 bulan)
DPT-2 (umur 4 bulan)
DPT-3 (umur 6 bulan)
Ulangan booster DPT-4 diberikan 1 th setelah DPT-3 
umur 18-24 bulan
DPT-5  saat masuk sekolah umur 5 th
Dosis imunisasi
DTwP, DTaP, DT atau Td adalah 0,5 mL diberikan
secara IM

Pemberian DPT kombinasi :


 Vaksin tetravalen : DTwP/Hep B, DTaP/Hib,
DTwP/Hib, DTaP/IPV
 Vaksin pentavalen : DTP/Hep B/ Hib, DTaP/Hib/IPV
sesuai jadwal
Efek samping
Panas
Rasa sakit didaerah suntikan
Peradangan
Campak
Campak adalah penyakit menular yg disebabkan oleh
virus Measles
Vaksin campak ada 2 jenis :
1. Vaksin yg dibuat dari virus campak yg dilemahkan
(tipe Edmonston B)
2. Vaksin yg dibuat dari virus campak yg dimatikan
(virus yg berada dalam larutan formalin yg
dicampur dgn garam alumunium)
Jadwal imunisasi
DEPKES melakukan Pemberian imunisasi campak
pada umur 9 bln dan 24 bln, kmd dosis ke 2 pada anak
SD kls 1

Bila sdh mendapat imunisasi MMR pada usia 15-18


bln dan ulangan umur 6 thn  imunisasi campak
tdk diperlukan untuk diulang.
Dosis imunisasi campak
Vaksin yg dilemahkan : 0,5 mL
Diberikan dgn cara SC (subcutan) pada lengan kiri atas
Efek samping imunisasi campak

 Demam dijumpai pada hari ke-5 dan ke-6 sesudah


imunisasi selama 2 hari
 Ruam pada hari ke-7 dan ke-8 dan berlangsung
selama 2-4 hari
Haemophillus Influenza tipe b
(Hib)
Haemophillus Influenza Tipe b (Hib)
Yang berisi PRP-T (capsular polysaccharide
polyribosyl ribitol phosphate)
Manfaat :
Mencegah meningitis, pneumonia, dan
epiglotitis(infeksi pada katup pita suara dan tabung
suara)
JADWAL IMUNISASI
Vaksin Hib diberikan pada umur 2, 4 dan 6 bulan
vaksin dapat diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi
(DTwP/Hib, DTaP/Hib, DTaP/Hib/IPV)
Permenkes no 42 tahun 2013, Hib diberikan pada
umur 2,3,4,18 bulan kombinasi dgn DTP-Hep B
DOSIS
Vaksin Hib 0,5 mL, diberikan IM
Tersedia vaksin kombinasi (DTwP/Hib, DTaP/Hib,
DTaP/Hib/IPV) dalam kemasan prefilled syringe 0,5
mL
Program imunisasi nasional menggunakan DTwP/
Hep B/ Hib.
DOSIS ULANGAN
Vaksin Hib PRP-T perlu diulang pada umur 18 bulan
Apabila anak datang pada umur 1-5 tahun cukup
diberikan 1 kali
Kejadian ikutan pascaimunisasi &
penanganannya (Wong, 2004)
Jenis efeksamping penanganan
imunisasi
Difteri Umumnya demam dalam 24-48 jam, sakit, kemerahan, Jelaskan efek
bengkak pada daerah injeksi, rewel, mengantuk anoreksia samping dari
tetanus Sama spt difteri ditambah urtikaria dan malaise, adanya pemberian
benjolan didaerah injeksi vaksin, bila
terjadi demam
Pertusis Sama seperti tetanus, namun dpt kehilangan kesadaran, dpr diberikan
demam, reaksi alergi antipiretik
Heb B Reaksi lokal spt eritema, nyeri, demam ringan Apabila nyeri
Polio Paralisis (jarang) berikan
asetaminofen
campak Anoreksia, malaise, demam sd 10 hari, ruam
Mumps Scr essesnial tdk ada efek samping
rubella Demam, limfadenopati, ruam ringan Iberakhir stlh 1-2 hr
post imunisasi). Artalgia, artritis, paratesi tangan dan jari
varicella Nyeri tekan, kemerahan, makopapular
Terima kasih

Any Question?

Anda mungkin juga menyukai