01
Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit
yang sangat membaha2 yakan kesehatan bahkan bisa
menyebabkan cacat atau kematian pada penderitanya Untuk mencegah terjadinya penyakit
infeksi tertentu
JENIS IMUNISASI
IMUNISASI AKTIF IMUNISASI PASIF
1. Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan 1. Imunisasi pasif alamiah adalah antibodi yang di
tubuh yang secara otomatis di peroleh dapat seorang karena di turunkan oleh Ibu
sembuh dari suatu penyakit. yangmerupakan orang tua kandung , langsung
2. Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan ketika berada dalam kanduI
tubuh yang di dapat dari )aksinasiyang di 2. Imunisasi pasif buatan adalah kekebalan tubuh
berikan untuk mendapatkan perlindungan yang di peroleh karena suntikan serum untuk
dari suatu penyakit mencegah penyakit tertentu.
MACAM-MACAM IMUNISASI
BCG (Bacillus PPT (Diphteri, Pertusis,
Polio Campak
Almette erin) dan Tetanus)
HIB (Haemophilus
Hepatitis A
Influenza Tipe B)
BCG (Bacillus Almette Guerin)
Indikasi Efek samping
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan
terjadinya penyakitTBC (primer, ringan, berat). dapat terjadi limfadenitisregional, dan reaksi
ringan dan primer : akan terjadi walaupun sudah di panas.
imunisasi BCG
berat : TBC yang selaput otak, TBC milier (pada Kontra Indikasi
seluruh lapangan paru) atau TBC tulang.
Adanya penyakit kulit yang berat atau
kandungannya kuman yang dilemahkan
menahun seperti eksim, furunkolis,dan
Diberikan 1 x pada umur 0-11 bulan umumnya di
sebagainya.
berikan pada umur 2-3 bulan
Mereka yang sedang menderita TBC
Disuntikan melalui Intradermal.
PTT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
Indikasi Efek samping
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya ringan : bengkak pada area penyuntukan, nyeri, denam
penyakit difteri. Imunisasi DPT ini merupakan Vaksin yang berat : menangis hebat kesakitan kurang lebih empat
mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat jam,kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan
racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti shock.
(toksoid)
Diberikan 3x pada umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu Kontra Indikasi
1x tahap pengenalan (zat anti terhadapa vaksin dan organ-organ
tubuh terbentuk masih sangat sedikit) 2-3x (zat anti terbentuk
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru
cukup)
lahir atau gejalaserius keabnormalan pada saraf merupakan
Disuntikan melalui intramuscular.
kontra indikasi pertusis
Anak yangmengalami gejala2gejala parah pada dosis
pertama,
komponen pertusis harus dihilangkan pada dosis kedua dan
untuk meneruskan imunisasinya dapatdiberikan DPT.
Polio
Indikasi Efek samping
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya pada umumnya tidak terdapat efek samping . efek
penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada samping berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin
anak sangat jarang <0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66:1998)
kandungannya virus yang dilemahkan
Diberikan 4x pada umur 0-11 bulan dengan interval 4 minggu
Diberikan melalui oral.
Kontra Indikasi
Pada individu yang menderita immune deficiency. Tidak ada
efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio
pada anak yang sedang sakit.
Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare,
maka dosis ulangandapat diberikan setelah sembuh
Campak
Indikasi Efek samping
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempat
penyakitcampak pada anak karena penyakit ini sangat menular suntikan dan panas selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12
hari setelah vaksin
kandungannya virus yang dilemahkan
Diberikan 1x pada umur 9-11 bulan
Diberikan melalui Subcutan.
Kontra Indikasi
Pada individu yang menderita immune deficiency atau
individu yang di duga menderita gangguan respon imun
seperti leukemia, lymphoma
Hepatitis B
Indikasi Efek samping
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan
penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan.
cair. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang
Diberikan 3x pada umur 0-11 bulan setelah dua hari
Diberikan melalui Intramuscular.
Kontra Indikasi
Hipersensitif pada komponen vaksin. Seperti vaksin-vaksin
yang lain, vaksin ini tidak boleh diberikan pada penderita
infeksi berat yang disertai kejang.
MMR (Measles, Mumps, Rubela)
Indikasi Efek samping
Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau Efek samping vaksin porotitis biasanya berupa
mencegah terjadinya penyakit campak (measles), gondong , parotis pembengkakan kelenjar liur yang timbul10-14 hari setelah
epidemika (mumps) danrubela (campak jerman). Vaksin.
antigen yang dipakai adalah virus campak strainedmonson yang Sedangkan untuk vaksin rubella, efek sampingnya
dilemahkan, virus rubella strain BCG RA 27/3 dan virus gondong terinfeksi rubella ringan seperti demam ringan, nyeri
vaksin ini tidak di anjurkan untuk usia kurang dari 1 tahun tenggorokan, pusing ruam, dan pembengkakan kelenjar.
karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibodi
maternal yang masih ada
khusus pada daerah endemic sebaikan diberikan imunisasi
campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan dan boster
padat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.
Tiphus Abdominalis
Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tifus
abdominalis, dalam persediaannya khususnya Indonesia terdapat tiga jenis vaksin tifus
abdominalis diantaranya kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan, (vivotf, berna)
dan antigen capsular Vi polysacchgaride (typhimi, Vi, Pasteur meriux).
pada vaksin kuman yang mematikan dapat diberikan untuk bayi 0-6 bulan adalah 0,1 ml,
1-12 tahun adalah 0,5 ml,
pada imunisasi awal dapat diberikan sebanyak dua kali dengan interval empat minggu
kemudian penguat setelah satu tahun kemudian
Pada vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul ateric coated
sebelum makan pada hari 1,2,5 pada anak usia diatas 6 tahun
pada antigen capsular diberikan pada usia diatas dua tahun dan dapat diulang tiap tiga
tahun
Varicella
Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit varicella (cacar air).
Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoozter
strain OKA yang dilemahkan
pemberian vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal
pada usia tahun di daerah tropic dan bila diatas usia 13 tahun
dapatdiberikan dua kali suntikan dengan interval 4-8 minggu
Hepatitis A
Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit Hepatitis A.
imunisasi dapat diberikan pada usia diatas 2 tahun
Untuk imunisasi awal dengan menggunakan vaksin havrix
(isinya virus hepatitis A strain HM175 yang inactivated) dengan 2
suntikan dengan interval 4 minggu dan boster pada enam bulan
kemudiaan dan apabila menggunakan vaksin MSD dapat
dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0,6 dan 12 bulan
HIB (Haemophilus Influenza Tipe B)
Indikasi Efek samping
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya Efektivitas vaksin HIB sekitar95% dan relative aman
penyakit imflueza tipe b meskipun menimbulkan reaksi local berupa rasa nyeri
bentuk polisakarida murbi (PRP; Purified, Capsular, Polysacharide) dan kemerahan pada sekitar 5-15 % bayi.
H. Influenzae tipe b , antigen dalam vaksintersebut dapat
dikonjugasi dengan protein-protein lain seperti toksoid tetanus
(PRP-OMPC).
Pada pemberiaan imunisasi awal dengan PRP-T dilakukan dengan
tiga suntikan dengan interVal dua bulan kemudian Vaksin PRP-
OMPC dilakukan dengan suntikan dengan interval dua bulan
kemudian bosternya dapat dilakukan pada usia 18 bulan.
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
Tuberculosis Pertusis
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Penyakit ini disebabkan oleh Bordetella.
tuberculosis. Penularan melalui droplet
Cara penularannya melalui droplet atau percikan air bahayanya dapat menyebabkan pneumonia yang dapat
ludah, sedangkan reservoar adalah manusia, imunisasi menimbulkan kematian.
yang dapat mencegah penyakit ini adalah BCG. Gejala berupa batuk pilek,
mencegah penyakit ini maka kita gunakan imunisasi
Difteri DPT.