KONSEP IMUNISASI
A. PENGERTIAN
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud
vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat
anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan, seperti : BCG,
DPT, Campak (Alimul, 2008)
B. TUJUAN
Pentingnya pemberian imunisasi didasarkan pada latar belakang bahwa pada awal
kehidupan anak belum mempunyai kekeban sendiri (humoral), anak baru akan
membentuk imunoglobulin G sendiri setelah umur 2 – 3 tahun.
- Mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh
wabah yang sering muncul.
- Menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/anak-anak pra
sekolah.
Ada dua jenis klasifikasi imunitas, yaitu kekebalan pasifdan kekebalan aktif.
1. Kekebalan Pasif.
Terbagi atas dua klasifikasi, yaitu menurut terbentuknya dan menurut lokasi
dalam tubuh.
1) Menurut Terbentuknya
2. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif dapat terjadi apabila terjadi stimulus sistem imunitas yang
menghasilkan antibody dan kekebalan seluler dan bertahan lebih lama
dibanding kekebalan pasif (DepKes, 2000).
DepKes (2000) menetapkan bahwa adda tujuh penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, yaitu : Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Poliomelitis, Campak, dan
Hepatitis.
1. Tuberculosis (TBC)
Kontra indikasi : adanya penyakit kulit yang berat atau menahun seperti
eksim, furonkolis dan sebagainya. Juga mereka yang sedang menderita TBC.
2. Difteri.
Imunisasi yang dapat mencegah penyakit ini adalah DPT (Difteri, Pertusis,
Tetanus) pada anak dibawah satu tahun (imunisasi dasar) dan DT pada anak
kelas I dan VI SD (booster).
4. Tetanus
Jenis imunisasinya tidak hanya pada imunisasi DPT pada anak, namun juga
TT pada calon pengantin (TT capeng), TT pada ibu hamil(TT bumil), dan DT
pada anak sekolah dasar kelas I dan IV.
5. Poliomielitis.
Disebabkan oleh virus polio tipe 1,2,3 yang menyerang myelin dan serabut
otot. Penularan penyakit ini adalah melalui droplet atau fekal, reservoarnya
adalah manusia yang menderita polio. Pencegahan dapat dilakukan dengan
imunisasi polio.
Kontra indikasi : pada penderita imun defisiensi. Tidak ada efek berbahaya
yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika
ada keraguan, misalnya sedang menderita diare maka dosis ulangan dapat
diberika setelah sembuh.
6. Campak.
Efek samping imunisasi campak adalah dapat terjadi ruam pada tempat
suntikan dan panas selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksin.
7. Hepatitis B
Efek samping : reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan
disekitar daerah penyuntikan. Reaksinya bersifat ringan yang dapat hilang
setelah dua hari.
E. PEMBERIAN IMUNISASI
a. Status kesehatan anak saat ini(apakah dalam kondisi sehat atau sakit)
2. Inform consent.
Orang tua harus mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi terlebih dahulu sebelum menerima
imunisasi. Penjelasan mencakup jenis imunisasi yang akan diberikan, alasan
diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efak sampingnya.
b. Perubahan pada sistem imun yang tidak dapat menerima vaksin virus
hidup.
6. Sifat fisik
b. Substrak pembuatannya.
Intra muskular
DPT 0,5 cc
Diteteskan ke mulut
Polio 2 tetes
Sub kutan, biasanya
dilengan kiri atas
Campak 0,5 cc
Hepatitis B 0,5 cc
Intramuskular dalam,
biasanya dimuskulus
deltoideus
TT 0,5 cc
2. Hepatitis A
3. Tifoid (suntik / oral)