Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN ANAK SEHAT


PADA AN “A” DENGAN IMUNISASI
Diajukan untuk memenuhi tugas praktik klinik mata kuliah
keperawatan anak
Dosen pembimbing : Hj. Endang Suartini, SST . M.KM

Disusun Oleh :
NAMA : Ikbal Firdaus
NIM : P27901119075

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES BANTEN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


LAPORAN PENDAHULUAN

ANAK SEHAT DENGAN IMUNISASI

I. KONSEP DASAR IMUNISASI

A. PENGERTIAN

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukan


antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat
resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu
sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka
akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori
akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh
terpapar dua atau tiga kali oleh antigen yang sama dengan vaksin maka
antibodi akan tercipta lebih kuat dari vaksin yang pernah dihadapi
sebelumnya (Atikah, 2010, p.8).

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan anak


dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
bodi untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2008).

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang


secara aktif trhadap suatu antigen sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit (Ranuh, 2008, p10).

B. TUJUAN

Secara umum tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010, p5)


 Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas
dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit
tertentu.
 Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
 Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
 Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan
Mortalitas (angka kematian) pada balita

C. MANFAAT IMUNISASI

1. Menghindarkan bayi dari serangan penyakit.


Dengan memberikan imunisasi pada anak sejak dini diharapkan
kesehatan anak akan tetap terjaga hingga anak tumbuh menjadi lebih
aktif dan juga dewasa.

2. Memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit menular.


Memberikan imunisasi pada anak sejak dini berarti telah menambah
jumlah anak yang memiliki kekebalan tubuh yang tinggi terhadap
serangan penyakit.

3. Meningkatkan kesehatan nasional.


Manfaat imunisasi bagi anak dan bayi selain dapat menghindarkan dari
penyakit menular juga dapat meningkatkan kesehatan anak dalam taraf
nasional. Sehingga anak-anak akan merasa aman karena terbebas dari
penyakit-penyakit berbahaya yang bisa menular.

D. SASARAN IMUNISASI

Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:

 Semua anak di bawah usia 1 tahun


 Anak-anak lain yang belummendapa timunisasi lengkap
 Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)
 Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.
E. JENIS IMUNISASI

Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada


bayi dan anak dari berbagai penyakit, diharapkan bayi atau anak tetap
tumbuh dalam keadaan sehat. Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki
pertahanan secara sendiri agar berbagai kuman yang masuk dapat dicegah,
pertahan tubuh tersebut meliputi pertahanan nonspesifik dan pertahanan
spesifik, proses mekanisme pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah
pertahanan nonspesifik seperti complemen dan makrofag dimana
complemen dan makrofag ini yang pertama kali akan memberikan peran
ketika ada kuman yang masuk ke dalam tubuh. Setelah itu maka kuman
harus melawan pertahanan tubuh yang kedua yaitu pertahanan tubuh
spesifik terdiri dari system humoral dan seluler. System pertahanan
tersebut hanya bereaksi terhadap kuman yang mirip dengan bentuknya.
System pertahanan humoral akan menghasilkan zat yang disebut
imonuglobulin (IgA, IgM, IgG, IgE, IgD) dan system pertahanan seluler
terdiri dari limfosit B dan limfosit T, dalam pertahanan spesifik
selanjutnya akan menghasilkan satu sel yang disebut sel memori, sel ini
akan berguna atau sangat cepat dalam bereaksi apabila sudah pernah
masuk ke dalam tubuh, kondisi ini yang digunakan dalam prinsip
imunisasi. Berdasarkan proses tersebut diatas maka imunisasi dibagi
menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

1. Imunisasi aktif

Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan


terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi
imonologi spesifik yang menghasilkan respons seluler dan humoral
serta sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka
tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat
empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :

a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat


atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa
poli sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri
dimatikan.
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur
jaringan.
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk
menhindari tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi
antigen.
d. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imonogenitas antigen.

2. Imunisasi pasif

Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang


dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang
diduga sudah masuk di dalam tubuh yang terinfeksi. Dalam pemberian
imunisasi pada anak dapat dilakukan dengan beberapa imunisasi yang
dianjurkan diantaranya:

a. Imunisasi Bacillus Clmtt-Gurin (BCG)

Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan


tubrkulosis (TBC) yang disebabkan oleh sekelompok bakteria
bernama Mycobacterium Tuberculosis Complex. Bakteri ini dapat
menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering
terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau
selaput otak (yang terberat). Infeksi primer terjadi saat seseorang
terjangkit bakteri TBC untuk pertama kalinya. Komplikasi pada
penderita TBC, sering terjadi pada penderita stadium lanjut.
Berikut beberapa komplikasi yang bisa dialami:

 Hemomtasis berat (pendarahan dari saluran nafas bawah)


yang dapat mengakibatkan kematian karena syok
hipofolemik atau tersumbatnya jalan nafas.

 Lobus yang tidak berfungsi akibat retraksi bronchial.

 Bronkiektasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis


(pembntukan jaringan ikat) pada proses pemulihan atau
retraksi pada paru.

 Pneumotorak spontan (adanya udara didalam rongga


pleura): kolaps spontan karna kerusakan jaringan paru.

 Penyebaran infeksi ke organ lainnya seperti otak, tulang,


persendian, ginjal dan sebagainya.

 Insufiensi kardio pulmoner.

Cara pemberiannya melalui intrakutan tepat di insersio


muskulus deltoideus kanan (lengan kanan atas). Sebelum
disuntikkan, vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Dosis
0,05 cc untuk bayi dan 0,1 untuk anak dan orang dewasa. Imunisasi
BCG dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan, akan tetapi biasanya
diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Dapat diberikan pada
anak dan orang dewasa jika sudah melalui tes tuberkulin dengan
hasil negatif. Imunisasi BCG tidak boleh diberikan pada kondisi
anak menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti
eksim, furunkulosis, dan sebagainya dan tidak boleh diberikan
pada anak yang sedang menderita TBC. Efeksamping yang timbul
tidak seperti pada imunisasi dengan vaksin lain. Imunisasi BCG
tidak menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu diberikan
imunisasi, akan timbul kemerahan ditempat suntikan yang berubah
menjadi pastula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu
pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh dengan
sendirinya secara spontan. Kadang terjadi pembesaran kelenjar
regional diketiak atau leher. Pembesaran kelenjar ini terasa padat,
namun tidak menimbulkan demam.

b. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah


terjadinya penyakit diphteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin
yang mengandung racun kuman diphteri yang telah dihilangkan
sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan
zat anti (Toxoid). Frekuensi pemberian imunisasi DPT adalah 3
kali dengan maksud pemberian pertama zat anti terbentuk masih
sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan
mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti, kedua dan
ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi
DPT antara umur 2 – 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara
pemberian imunisasi DPT melalui intramuscular. Efek samping
pada DPT mempunyai efek ringan dan efek berat, efek ringan
seperti pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam
sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih
4 jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, enchefalopati, dan syok.

c. Imunisasi Polio

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah


terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi Polio adalah 4 kali.
Waktu pemberian imunisasi Polio antara umur 0 – 11 bulan dengan
interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi Polio melalui oral.

d. Imunisasi Hepatitis B

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah


terjadinya hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam
bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis 3 kali. Waktu
pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0 – 11 bulan. Cara
pemberian imunisasi hepatitis ini adalah intramuscular.

tahun.

e. Imunisasi HiB (Haemophilus influenza tipe B)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah


terjadinya penyakit influenza tipe B. Vaksin ini adalah bentuk
polisakarida murbi (PRP: Purified Capsular Polysacharide) kuman
H. Influenza tipe B antigen dalam vaksin tersebut dapat
dikonjugasi dengan protein – protein lain seperti Toxoid tetanus
(PRP – T), Toxoid diphteri (PRP – D atau PRP – CR 50), atau
dengan kuman monongokokus. Pada pemberian imunisasi awal
dengan PRP – T dilakukan dengan 3 suntikan dengan interval 2
bulan kemudian vaksin PRP – OMPC dilakukan dengan 2 suntikan
dengan interval 2 bulan, kemudian boosternya dapat diberkan pada
usia 18 bulan.

F. CARA DAN WAKTU PEMBERIAAN IMUNISASI

Berikut ini adalah cara pemberiaan dan waktu yang tepat untuk
pemberian imunisasi. Cara Pemberiaan Imunisasi Dasar. (Petunjuk
Pelaksanaan Program Imunisasi di Indonesia, DepKes 2000, hlm. 40)

Vaksin Pemberian Dosis Selang Umur Cara Pemberian


Waktu Pemberiaa
Imunisasi
Pemberiaan n

0,05 Intrakutan tepat di


BCG 1 kali cc 0-11 bulan insersio muskulus
deltoideus kanan.

0,5 Intramuskular.
DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
cc

2tetes Di teteskan ke
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
mulut.

0,5 Subkutan,
Campak 1 kali cc 4 minggu 9-11 bulan biasanya di lengan
kiri atas.

Hepatitis 0,5 Intrmuskular pada


3 kali 4 minggu 0-11 bulan
B cc paha bagian luar.

0,5 Intramuskulus
TT 3 kali
cc

G. PEMBERIAN IMUNISASI

Apapun imunisasi yang diberikan, ada beberapa hal penting yang


harus diperhatikan perawat, yaitu sebagai berikut.

1. Orang tua anak harus ditanyakan aspek berikut.


a. Status kesehatan anak saat ini, apakah dalam kondisi sehat atau
sakit,
b. Pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah didapat
sebelumnya,
c. Penyakit yang dialami di masa lalu dan sekarang.
2. Orang tua harus mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) terlebih dahulu
sebelum menerima imunisasi (informed consent). Pengertian
mencakup jenis imunisasi, alasan diimunisasi, manfaat imunisasi, dan
efek sampingnya.
3. Catatan imunisasi yang lalu (apabila sudah pernah mendapat imunisasi
sebelumnya), pentingnya menjaga kesehatan melalui tindakan
imunisasi.
4. Pendidikan kesehatan untuk orang tua. Pemberian imunisasi pada anak
harus didasari pada adanya pemahaman yang baik dari orang tua
tentang imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit. Pada akhirnya
diharapkan adanya kesadaran orang tua untuk memelihara kesehatan
anak sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
anak.
5. Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa kondisi yang
menjadi pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak,
yaitu:
a. Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
b. Perubahan pada system imun yang tidak dapat member vaksin
virus hidup
c. Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun,
seperti sitostatika, transfuse darah, dan imonoglobulin
d. Riwayat alergi terhadap alergi terhadap pemberian vaksin
sebelumnya seperti pertusis.

II. ASUHAN KEPERAWATAN IMUNISASI PADA ANAK

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Anak dan/atau Orang Tua

a. Nama
b. Alamat
c. Tempat dan tanggal lahir
d. Ras/kelompok entries
e. Jenis kelamin
f. Agama
g. Tanggal wawancara
h. Informan

2. Keluhan Utama

Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi


sehat jasmani dan rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam
imunisasi yang akan memicu fungsi imunnya, namun seiring dengan
kondisi anak yang rentan terhadap kontak infeksi dari lingkungan,
tidak menutup kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi ia
berada dalam kondisi sakit. Keluhan ini dapat dijadikan indikator
apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda sementara waktu, atau
tidak diberikan sama sekali.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan


keluhan utama. Jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit
sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi jika anak
dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut
untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk
kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah
anak harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu

Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau


pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan
sebagai petunjuk yang berarti dalam pemberian imunisasi.
a. Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan
perinatal).
b. Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.
c. Alergi.
d. Pengobatan terbaru.
e. Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi
terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya.
f. Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan
imunisasi dapat pula dikaji pertumbuhan dan perkembangan
anak sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi
serta pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola
perilaku anak baik ditujukan secara langsung pada anak ataupun
keluarganya).
g. Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.

5. Tinjauaan Sistem

Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya


kemungkinan masalah kesehatan pada anak, walau tampak jarang
dilakukan saat akan diimunisasi, namun tinjauan ini akan menjadi
pilihan yang lebih baik selain pengkajian riwayat kesehatan anak
karena dalam pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi
yang diberikan anak/keluarga sedangkan kemungkinan terhadap
kondisi kelainan yang ada pada tubuh anak belum disadari olehnya dan
juga keluarga, sehingga alangkah baik jika sebelum diimunisasi anak
mendapatkan tindakan pemeriksaan fisik untuk peninjauan terhadap
sistem tubuhnya.

Tinjauan sistem meliputi:

a. Menyeluruh/umum
b. Integument
c. Kepala
d. Mata
e. Telinga
f. Hidung
g. Mulut
h. Tenggorokan
i. Leher
j. Dada
k. Respirasi
l. Kardiovaskuler
m. Gastrointestinal
n. Genitourinaria
o. Ginekologik
p. Muskuluskeletal
q. Neurologik
r. Endokrin

6. Riwayat pengobatan keluarga

Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang


memiliki kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji
pajanan terhadap penyakit menular pada anggota .

7. Riwayat Psikososial

Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama


terfokus pada riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila
riwayat sebelumnya menyisakan kerisauan pada anak maka akan lebih
baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah
konsep anak terrhadap imunisasi.Riwayat Keluarga

Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu


dan sebagai anggota keluarga dan komunitas. Pengkajian juga
berfokus pada sejauh mana keluarga memahami tentang imunisasi
yang akan diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi, alasan
diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Pengkajiaan
Nutrisi

Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan


kebutuhan nutrisi anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat ini
sebelum ia mendapatkan imunisasi dan dapat dijadikan bahan untuk
pendidikan kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi
meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis.

8. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan


mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tumbuh kembang
anak, sehingga dengan data yang ada, dapat diketahui mengenai
keadaan anak yang dapat membantu proses imunisasi dan juga
pendidikan kesehatan seputaran imunisasi anak. Prinsip-prinsip yang
perlu di perhatikan dan dapat diterapkan di lapangan adalah:

a. Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan, misalnya


memberikan warna dinding netral, cukup ventilasi, menjauhkan
peralatan yang menakutkan bagi anak, dan menyediakan makanan.
b. Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain
agar anak menjadi kooperatif
c. Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan
tidak menakutkan anak.
d. Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif
sehingga akan mengurangi rasa takut dari anak yang lain.
e. Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan
pada anak mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya.
Apabila mungkin, beri kesempatan anak untuk membantu proses
pemeriksaan.
f. Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring
di pangkuaan orang tua.
g. Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat
merangsang anak yang lain agar tidak takut untuk diperiksa.
h. Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya
mengetahui nasehat petugas.

Berikutnya adalah melakukan pengkajiaan pada anak. Hal-hal yang


perlu dikaji adalah

a. Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko
tinggi saat hamil, seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak
naik, preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah ehamilannya
dipantau berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani
dengan benar dapat mengganggu tumbuh kembang anak.
Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya
dapat diperkirakan.
b. Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya,
apakah secara normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu
lahir. Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila
kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran dengan
tindakan seperti forceps, partuss lama, atau kasep), maka
gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh
kembang anak.
c. Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu
diperlakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik.
Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya, pengukuran
antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk
memantau tumbuh kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar
kepala. Sedangkan lingkar lengan dan lingkar dada baru
digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada anak.
9. Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang Diperlukan

Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan dan


perkembangan pada bayi dan balita, terdapat interpretasi hasil sebagai
berikut:

a. Pertumbuhan dan perkembangan normal


Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan
normal apabila grafik berat badan anak berada pada jalur berwarna
hijau pada kalender balita (KMS) atau sedikit di atasnya. Arah
grafik harus naik dan sejajar mengikuti lengkungan jalur (kurva)
berwarna hijau. Sementara, pertumbuhan anak dikatakan ideal jika
pertumbuhan yang ditetapkan dengan pengukuran antropometri
adalah BB/U; BB/M, dan lingkar kepala/U.
Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan
kemampuan/kepandaian anak sesuai dengan patokan yang
berlaku. Berdasarkan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang
Balita, skor yang diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-
10. Apabila menggunakan kalender balita (KMS), maka
kemampuan anak sesuai usia yang terdapat pada gambar.
Sementara apabila menggunakan tes DDST maupun KPSP ,
anak dapat melewati tugas-tugas perkembangannya sesuai usia.
Demikian juga untuk pemeriksaan lainnya.

b. Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal


Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik
berat badan anak berada jauh di atas warna hijau atau berada
dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah. Ukuran
antropometri lain yang mengikuti biasanya adalah lingkar
lengan atas dan lingkar lengan dada. Perkembangan anak
mengalami penyimpangan apabila kemampuan kepandaian anak
tidak dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak mengalami
keterlambatan. Pada tes DDST, anak tidak dapat mencapai
tugas-tugas perkembangannya, atau pada gambar kalender balita
(KMS), kemampuan anak tidak sesuai dengan usianya.

 Kartu Menuju Sehat


a. Pengertian
Kartu menuju sehat atau yang sering disingkat KMS
adalah suatu kartu atau alat penting yang digunakan
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
(Soetjiningsih, 1996). KMS yang ada untuk saat ini
adalah KMS Balita, yaitu kartu yang memuat grafik
pertumbuhan serta indikator perkembangan yang
bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh
kembang balita setiap bulannya, dari sejak lahir sampai
berusia 5 tahun (Depkes RI, 1996). Tujuan umum
penggunaan KMS adalah mewujudkan tingkat tumbuh
kembang dan status kesehatan anak balita secara
optimal. Adapun tujuan khususnya meliputi:
1. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua untuk
memantau tingkat perrtumbuhan dan perkembangan
yang optimal.
2. Sebagai alat bantu dalam memantau dan
menentukan tindakan yang diperlukan untuk
mewujudkan tumbuh kembang yang optimal.
3. Mengatasi malnutrisi di masyarakat secara efektif
dengan peningkatan pertumbuhan yang memadai
(promotivea).
b. Fungsi KMS Balita
Ada beberapa fungsi KMS. Secara umum, fungsi-fungsi
tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
1. Sebagai media untuk mencatat/memantau riwayat
kesehatan balita secara lengkap.
2. Sebagai media penyuluhan bagi orang tua mengenai
kesehatan balita.
3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan
oleh petugas untuk menentukan tindakan pelayanan
kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4. Sebagai kartu analisis tumbuh kembang balita.
c. Dasar Pembuatan Kurva pada KMS
Kurva/grafik pertumbuhan pada KMS dibuat
berdasarkan standar baku WHO-NCHS yang disesuaikan
dengan situasi Indonesia. Batas kurva bagian atas adalah
persentil ke-50 dari berat badan rata-rata anak laki-laki
dan garis bawah adalah persentil ke-3 dari berat badan
ank perempuan.
Kurva pertumbuhan tersebut dibagi dalam 5
kelompok (blok) sesuai dengan skala berat dalam kg dan
garis datar yang merupakan skala umur menurut bulan.
Kelompok 1 adalah untuk bayi berusia 0-12 bulan,
kelompok 2 adalah untuk usia 13-24 bulan, kelompok 3
adalah untuk usia 25-36 bulan, kelompok 4 adalah untuk
usia 37-48 bulan, dan kelompok 5 adalah usia 49-60
bulan. Dalam setiap kelompok kurva terdapat garis
melengkung yang menggambarkan pola pertumbuhan
berat badan, berupa garis berwarna merah dengan pita
kuning, hijau muda, dan hijau tua. Masing-masing warna
tersebut mempunyai dasar dan makna sebagai berikut:
1) Garis merah dibentuk dengan menghubungkan
angka yang dihitung dari 70% median baku WHO-
NCHS.
2) Dua pita kuning yang berada di atas pita merah,
berturut-turut merupakan batas atas 75% dan 80%
dari median baku WHO-NCHS.
3) Dua pita warna hijau muda yang berada di atas pita
kuning, berturut-turut merupakan batas atas 85%
dan 90% dari median baku WHO-NCHS.
4) Dua pita warna hijau tua yang berada di atas hijau
muda, berturut-turut merupakan batas atas 95% dan
100% dari median baku WHO-NCS.
5) Dua pita warna hijau muda dan kuning paling atas,
masing-masing bernilai 5% dari median baku adalah
daerah dimana anak-anak sudah mempunyai
kelebihan berat badan.
Dari pengukuran kurva pertumbuhan BB, hasil berikut
ini dapat diinterpretasikan :
1) Apabila ada pengukuran arah garis meningkat
(mengikuti arah kurva), berarti pertumbuhan anak
baik.
2) Apabila pada pertumbuhan arah garis mendatar,
berarti pertumbuhan kurang baik sehingga anak
memerlukan perhatian khusus.
3) Apabila pada pengukuran arah garis menurun,
berarti anak memerlukan tindakan segera.
Dari interpretasi berikut dapat dijelaskan bahwa
pertumbuhan anak baik apabila mengikuti arah
lengkungan kurva. Kedudukan anak padakurva
merupakan keadaan persentasi/persentil.
d. “Growth Monitoring Promotion” (GMP)
GMP adalah suatu kegiatan pengukuran
pertumbuhan anak yang dilakukan secara teratur,
dicatat, dan kemudian diinterpretasikan dengan maksud
agar dapat memberikan penyuluhan serta melakukan
tindakan lanjut. Terdapat empat elemen kunci dari
GMP, yaitu :
a. Merupakan strategi pencegahan sebelum terjadi
gangguan pertumbuhan, yaitu dengan penimbangan
secara teratur.
b. Merupakan strategi mengubah lingkungan anak
yang kurang sesuai melalui komunikasi yang efektif
dengan ibu.
c. Berhubungan dengan lingkungan secara menyeluruh
yang memengaruhi tumbuh kembang anak.
d. Ibu/masyarakat ikut terlibat dalam usaha
mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Kesalahan yang sering terjadi pada kegiatan GMP
adalah kuratif lebih diutamakan daripada preventif,
pemantauan, dimulai terlambat, penimbangan dan
pengisian kartu sering dilaksanakan secara rutin tanpa
umpan balik, pemberian makanan tambahan menjadi
satu-satunya aktivitas, interaksi antara petugas dan
orang tua beranggapan apabila GMP lancar maka anak
tidak bermasalah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d situasi
yang terjadi dilingkungan
2. Perilaku mencari bantuan kesehatan b.d kurangnya pengetahuan
tentang peran sebagai orangtua baru
3. Risiko terhadap cedera b.d keadaan tumbang dilingkungan
4. Potensial orangtua dalam meningkatkan kesehatan anak
berdasarkan tumbuh kembangnya
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya.

D. EVALUASI KEPERAWATAN
Ditentukan dari hasil yang diperoleh pada implementasi keperawatan yang
disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil dalam perencanaan sehingga
dapat ditentukan diagnose tersebut telah teratasi atau belum.

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT


PADA BY “A” DENGAN IMUNISASI
CAMPAK

I. PENGKAJIAN
a. Identitas
1. Anak
Nama : An.A
Anak yang ke :2
Tanggal lahir/umur : Pandeglang, 12 Maret 2020/1
Tahun 1 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
2. Orang tua
a) Ayah
Nama : Tn.S
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Alamat : Kp. Moncor Desa Cilentung
Kecamatan Pulosari Kabupaten Pandeglang
b) Ibu
Nama : Ny. Y
Umur : 24 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Alamat : : Kp. Moncor Desa Cilentung
Kecamatan Pulosari Kabupaten Pandeglang
Genogram
Keluarga Ibu Keluarga Ayah
menikah
menikah

Keterangan :

= meninggal
= laki-laki masih hidup
= perempuan masih
hidup
= pasien
b. Alasan Datang Ke Puskesmas
Ny. Y membawa An. A ke Tempat Posyandu pada tanggal 11 April 2021
untuk mendapat imunisasi yaitu imunisasi campak.

c. Riwayat Anak (0-6 Tahun)


1. Perawatan dalam masa kandungan Ny. Y rutin memeriksakan kehamilannya di bidan. Biasanya
Ny. Y memeriksakan kandungannya 2 bulan ataupun 1 bulan sekali (tidak menentu). Ibu
mendapat imunisasi TT saat hamil pada bulan pertama kehamilan. Selama hamil Ibu tidak
menderita penyakit keturunan.
2. Perawatan pada waktu kelahiran
Ibu melahirkan pada usia kehamilan 39 minggu, dilahirkan di RSUD Berkah-Pandeglang,
kelahiran berlangsung secara normal dengan lamanya proses persalinan selama 8 jam.
Keadaan bayi setelah lahir normal dengan BB yaitu, 3.400 gr, dengan panjang 50 cm,
lingkar kepala 34 cm, lingkar lengan 4 cm, lingkar dada 33 cm.

d. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual Dalam Kehidupan Sehari-Hari


1. Bernafas
Saat pengkajian,anak dikatakan tidak mengalami gangguan bernafas. Anak tidak
mengalami sesak dan tidak batuk, dahak/sekret(-). Tidak ada retraksi dada,tidak ada suara
merintih pada fase ekspirasi.
2. Makan dan Minum
Ibu pasien mengatakan anaknya masih minum ASI, biasanya menyusu ± 4-5 kali sehari
lamanya ± 5-10 menit. Anaknya juga diberikan MP-ASI yaitu nasi tim 3 kali sehari,
biasanya habis ¾ porsi. Minum air setiap habis makan nasi tim ± 150 cc.
3. Eliminasi (BAB/BAK)
Ibu pasien mengatakan, anaknya biasa BAB sebanyak 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek, berwarna kuning. BAK sebanyak 6 kali.
4. Aktifitas
Ibu mengatakan anaknya aktif bergerak. Menurut ibu, anaknya suka menunjuk dengan jari
telunjuk, merangkak, berdiri dengan pegangan, bangun dan duduk sendiri.
5. Rekreasi
Ibu mengatakan anaknya sering bermain dirumah ditemani oleh kaka,ibu maupun ayahnya,
namun terkadang bermain bersama tetangga di sebelah rumahnya ditemani oleh ibunya.
6. Istirahat dan tidur
Anak biasanya tidur siang dari jam 10.00 wib – 11.00 wib,dan tidur malam pada

pukul 08.00 wib-06.00 wib.


7. Kebersihan diri
Anak biasa mandi 2 kali sehari dibantu oleh ibu, kuku jari tangan maupun kaki dalam
keadaan bersih.
8. Pengaturan suhu tubuh
Anak tidak mengalami demam. Suhu tubuh anak normal yaitu 36,60C
9. Rasa nyaman
Ibu mengatakan anaknya tidak rewel dan tampak nyaman bermain dengan petugas. Anak
tidak mual, tidak muntah dan tidak ada keluhan pusing.
10.Rasa aman
Ibu mengatakan anaknya selalu dibawah pengawasan dan perhatian orang tua, anak tampak
bermain ditemani ibu dan kakaknya.
11.Belajar (anak dan orang tua)
Ibu mengatakan anaknya senang melakukan hal-hal yang berwarna. Ibu mengatakan sudah
mengetahui tentang imunisasi campak tetapi merasa hawatir setelahnya takut demam.
12.Prestasi
Anak sudah bisa menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan ibu jari dan
telunjuk, merangkak, bersuara da..da..
13.Hubungan sosial anak
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah takut kepada orang lain yang baru dikenalnya, sering
senyum dan tampak anak sudah akrab dengan petugas kesehatan.
14.Ibadah
Ibu mengatakan sering mendoakan anaknya saat sembahyang di masjid ataupun
dirumahnya.

e. Pengawasan Kesehatan
Bila anak sakit orang tua minta pertolongan kepada dokter. Pengawasan anak di rumah
dilakukan oleh ibu dan ayahnya. Imunisasi (1-5 tahun)
Imunisasi Umur Tgl diberikan Reaksi Tempat Imunisasi
 HB0 1 hari 13 Maret 2020 - RSUD Berkah

 BCG 2 hari Badan bayi RSUD Berkah


14 Maret
agak panas
2020
Puskesmas Pulosari
4 Mei 2020
 Polio 1 1 bulan 22
hari

 DPT 1 dan polio 2 2 bulan 23 7 Juni 2020 Puskesmas Pulosari


hari

 DPT2,HB2(Pentabio 3 bulan 24 6 Juli 2020 Puskesmas Pulosari


hari
2) , POLIO3

 DPT3, HB3 4 bulan 29 10 Agustus Puskesmas Pulosari


hari 2020
(Pentabio 3), 10 September Puskesmas Pulosari
 POLIO 4 5 bulan 28 2020
hari 21 Januari 2021
 Puskesmas Pulosari
 CAMPAK 10 bulan 9
hari
-
 Boster Pentabio
f. Penyakit Yang Pernah Diderita
No Jenis Akut/kronis/menula Umur Lamanya Pertolongan
Penyakit r/tidak menular saat sakit
1 - - - - -

g. Kesehatan Lingkungan
Orang tua pasien mengatakan lingkungan rumah yang ditempati saat ini bersih, tidak lembab,
jauh dari jalan raya dan jauh dari tempat pembuangan sampah.

h. Perkembangan Anak (0-6 Tahun)


1. Berdasarkan pengukuran DDST diperoleh perkembangan yang sudah dicapai oleh anak
umur 1 Tahun adalah:
Motorik kasar : Anak bisa bangun dan duduk sendiri, berdiri dengan
pegangan, bangkit sendiri untuk berdiri.
Bahasa : Anak bisa menyebutkan mama berpengertian, mengoceh,
kombinasi 7 suku kata yang sama.
Motorik halus : Anak mampu memegang dengan ibu jari dan jari lain, mampu
mengambil 2 kubus dan membenturkan 2 kubus yang dipegang
Personal sosial : Anak bisa melambaikantangan dan menyatakan keinginan, tepuk tangan,
minum dari cangkir.
2. Berdasarkan pengukuran KPSP diperoleh hasil perkembangan anak usia 1tahun 1 bulan
adalah perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
3. Berdasarkan KMS, By. Y yang berusia 1 Tahun dengan berat badan 9kg kg tergolong gizi baik.

i. Pemeriksaan Fisik
1. Kesan Umum : sehat, tenang dan tidak takut dengan orang asing
2. Warna kulit : putih

3. Suara waktu menangis : kuat dan keras


4. Tonus otot : baik
5. Turgor kulit : elastis
6. Edema : tidak ada edema
7. Kepala
 Lingkar kepala : 43 cm
 Rambut : Kebersihan : bersih. Warna hitam. Tekstur: halus
 Distribusi rambut : merata, tebal. Kuat/ mudah tercabut : kuat
8. Mata : simetris
 Sklera : tidak ikterik
 Konjungtiva : tidak anemis
 Pupil : Ukuran: normal. Bentuk isokor. Reaksi cahaya +/+
9. Hidung : Sekret (-), Polip (-)
10.Telinga : Simetris, Serumen (-),Pendengaran baik
11.Mulut : Kebersihan: bersih, Warna Bibir merah, Kelembaban baik
 Lidah : bersih
 Gigi : 5 buah gigi seri, kebersihan baik.
12.Leher
 Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembengkakan
 Kelenjar Tiroid : tidak ada pembengkakan
13.Thoraks
 Inspeksi : simetris,tidak ada lesi
 Palpasi : tidak ada pembengkakan
14.Jantung
 Inspeksi : ictus kordis tidak terlihat
 Palpasi : tidak ada benjolan
 Auskultasi : irama teratur,tidak ada suara nafas tambahan
15.Abdomen
 Inspeksi : distensi (-)
 Palpasi : normal, tidak ada pembengkakan
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus (+)
16.Ekstremitas : Kekuatan dan tonus otot baik
 Atas : lesi (-), bengkak (-)
 Bawah : lesi (-), bengkak (-)
17.Alat kelamin : tidak ada kelainan
18.Anus : tidak ada kelainan
19.Antropometri
 BB : 9 kg
 TB = 60 cm : 60 cm
 Lingkar kepala : 43 cm
 Lingkar dada : 40 cm
 Lingkar lengan : 7 cm
20.Gejala Kardinal
 Suhu : 36,6˚C
 Nadi : 128 x/mnt
 Pernafasan : 40 x/mnt
 Tekanan darah :-

j. Pemeriksaan Penunjang
Tidak terdapat pemeriksaan penunjang.

k. Hasil Observasi
 Interaksi anak dengan orang tua
Bayi tampak dekat dengan ibunya, terlihat dari saat digendong bayi nyaman
dengan ibunya.
 Bentuk / arah komunikasi
Menggunakan komunikasi nonverbal dan komunikasi 1 arah.
 Rasa aman bayi
Bayi merasa aman dengan ibunya terlihat dari bayi tidak menangis saat digendong ibunya.
Saat dilepas dari gendongan ibunya untuk ditimbang bayi tampak menangis.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Analisa Data
TGL/JAM DATA FOKUS STANDAR MASALAH
NORMAL
11 April 2021 DS :- Anak tidak Nyeri
pukul 09.00 wib DO : Anak tampak menangis dan bisa
menangis saat disuntik menahan rasa nyeri
dan setelah disuntik
11 April 2021 DS :- Ibu dapat Risiko hipertermi
pukul 09.00 wib DO : Anak disuntikkan menangani risiko
imunisasi campak yang hipertermi yang
mengandung virus muncul dengan
campak yang efektif
dilemahkan.
2. Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas
1. Nyeri b.d tindakan invasif ( pemberian imunisasi campak)
2. Risiko hipertermi berhubungan dengan proses imunisasi.

III. RENCANA KEPERAWATAN


No Tanggal No.dx Tujuan & Intervensi Rasional TTD
Kriteria Hasil
1. 11 April 1 Setelah diberikan - Melakukan - Dapat
2021 Pukul asuhan prosedur dengan mengurangi
09.00 Wib keperawatan benar kesakitan pada
selama 1×15 menit, - Melibatkan ibu anak
diharapkan nyeri klien saat - Memberikan
saat imunisasi melakukan rasa aman dan
berkurang dan anak tindakan nyaman pada
tidak nangis lagi. - Memberikan klien selama
sentuhan halus prosedur
setelah tindakan tindakan
diberikan - sentuhan dapat
- Berikan rasa menurunkan
aman dan rasa nyeri
nyaman setelah - memberikan
tindakan sepetti rasa aman dan
menggendong nyaman
bayi. sehingga
memberhentik
an tangisan

2 11 April 2 Setelah diberikan - Kaji kondisi - Kondisi sakit


asuhan kesehatan anak akan
2021 keperawatan sebelum dan membuat
pukul selama setelah imunisasi
09.00 1×15 menit,, imunisasi, tidak efektif
wib diharapkan resiko pastikan anak dan
hipertermi sehat untuk menimbulkan
tidak terjadi atau menjalani infeksi yang
klien dan imunisasi. Salah satunya
keluarga dapat ditandai
memberikan Keluarga: dengan
penanganan yang - Kaji tingkat respon
efektif jika risiko pemahaman demam
ini terjadi (pada keluarga (hipertermi).
beberapa mengenai - Sebagai
imunisasi, hipertermi dan persiapan jika
misalnya DPaT, penanganannya anak
demam - Beri pemahaman mengalami
umumnya terjadi terhadap tanda- hipertermi
setelah anak tanda hipertermi setelah
menjalani (ringan s.d. imunisasi
imunisasi), berat). terutama
dengan kriteria - Ajari keluarga imuunisasi
evaluasi: cara sederhanan dengan
1. Klien tidak menangani antigen yang
menunjukkan hipertermi dilemahkan
tanda-tanda ringan di rumah, atau yang
hipertermi seperti kompres masih hidup
(konvulsi, hangat. - Diperlukan
kulit - Bekali keluarga untuk
kemerahan, dengan resep obat mengingkatk
kejang, yang dapat an kekritisan
takikardia, dipergunakan jika keluarga
takipnea, suatu waktu anak terhadap
dan kulit mengalami kondisi
terasa hipertermi berat kesehatan
hangat) dan terbatasnya anak dan juga
2. Suhu tubuh akses kesehatan mengurangi
Klien dalam setempat. kekhawatiran
batas normal - Anjurkan berlebihan
(36-37,5°C) keluarga untuk yang
Jika terjadi segera mungkin
hipertermi mendatangi pusat timbul.
(misalnya, kesehatan - Keluarga
setelah terdekat jika dapat
imunisasi penanganan diajarkan cara
(DPaT),klien hipertermi di kompres
dan keluarga rumah tidak dapat hangat dan
tidak panik menurunkan suhu indikasinya
dan dapat tubuh anak ke sehingga
memberikan batas normal atau keluarga
penangan jika timbul dapat
yang tepat di komplikasi lain. menangani
rumah. jika anak
mengalami
hipertermi.
- Adakalanya
tindakan
sederhana
seperti
kompres tidak
efektif untuk
menurunkan
panas anak
dengan
hipertermi
berat
sehingga
diperlukan
adanya terapi
obat misalnya
dengan
paracetamol
yang dosisnya
disesuaikan
dengan usia
serta BB anak
saat itu.
- Untuk
mencegah
kesehatan
anak terus
menurun
dan untuk
menghindari
hal- hal yang
tidak
diharapkan
yang
mungkin
terjadi.

IV. IMPLEMENTASI

Tgl/ Jam Dx Implementasi Evaluasi Paraf


11 April 2021 2 - Mengkaji kondisi Anak dalam kondisi
kesehatan anak sebelum sehat, Suhu tubuh :
pukul 09.00
imunisasi 36,6 °C
wib

09.02 Wib - Memberikan orang tua


Ibu mau
daftar imunisasi yang
mendengarkan dengan
direkomendasikan, cara
baik, anak tampak
imunisasi diberikan,
tenang.
alasan, keuntungan,
reaksi berlawanan, dan
efek samping.

09.05 Wib 2 Mengkaji tingkat Ibu mengatakan


pemahaman keluarga belum mengerti cara
mengenai hipertermi dan mengatasi demam
penanganannya. pada anak usia 10
bulan/anak kurang
dari 1 tahun.
09.07 Wib 2 - Menjelaskan tanda-tanda Ibu tampak
hipertermi (ringan s.d. mendengarkan dan
berat), seperti suhu tubuh Memperhatikan
>37,5°C,kulit kemerahan, dengan baik sambil
kejang, nadi cepat, nafas Menggendong
cepat, dan kulit terasa anaknya.
hangat
09.10 Wib 2 - Menganjurkan ibu untuk Ibu tampak mengerti
selalu membawa kartu dan bersedia.
menuju sehat (KMS)
setiap berkunjung.

09.13 Wib 2 - Timbang berat badan BB anak terukur 8,5


anak.

- Memberikan posisi yang


kg.
nyaman untuk melakukan
09.15 wib imunisasi
1 Anak dipangku oleh
ibunya, ia tampak
rewel.
- Mengajari keluarga cara
09.20 wib sederhanan menangani
2 Ibu tampak
hipertermi ringan di
memperhatikan
rumah, seperti kompres
dengan baik dan
hangat.
bersedia
melakukannya jika
- Membekali keluarga
terjadi demam.
resep obat yang dapat
09.25 wib dipergunakan jika suatu
2 Ibu dibekali
waktu anak mengalami
Paracetamol sesuai
hipertermi berat dan
dosis/ BB anak
terbatasnya akses
09.28 Wib kesehatan setempat.
- Menganjurkan keluarga
untuk segera mendatangi
pusat kesehatan terdekat
2 jika penanganan Ibu tampak mengerti
hipertermi di rumah tidak dan bersedia
dapat menurunkan suhu melakukannya.
tubuh anak ke batas
normal atau jika timbul
komplikasi lain.

V. CATATAN PERKEMBANGAN
tanggal,
Dx Evaluasi Paraf
waktu
11 April 1 S: -
2021 O: Anak tidak tampak menagis setelah digendong
Pukul 09.30 oleh ibunya
wib A: Masalah teratasi
P: Pertahankan keberhasilan intervensi

11 April
2021 2 S: -
Pukul 09.35 O: Tidak tampak kemerahan pada kulit anak, nadi
wib
132×/menit,
S : 36,6°C
A: Risiko Hipertermi
P:Tingkatkan pemahaman ibu dan keluarga
mengenai penanganan hipertermi, lanjutkan
intervensi 3, 4, 5

Anda mungkin juga menyukai