Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN IMUNISASI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan tugas pada mata kuliah Klinik Keperawatan Anak
Dosen Pengampu: Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc

Disusun Oleh :

Aprilia Nur Aini (11181040000026)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JANUARI/2021
IMUNISASI

A. Pengertian

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah
agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu.
Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk
kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem
memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau
tiga kali oleh antigen yang sama dengan vaksin maka antibodi akan tercipta lebih kuat dari
vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya.

(Atika,2010).

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang


secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
(Permenkes RI 12, 2017).

B. Tujuan

Secara umum tujuan imunisasi antara lain:


- Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu.
- Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
- Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
- Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan Mortalitas (angka
kematian) pada balita
(Atika, 2010)

C. Manfaat

Manfaat imunisasi tidak hanyabdirasakan oleh pemerintah dengan menurunkan angka


kesakitan dan kematian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi dapat
dirasakan oleh :
A. Anak, yaitu mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan
cacat atau kematian.
B. Keluarga, yaitu menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit,
mendorong pembentukan keluarga apabila orangtua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
C. Negara, yaitu memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
(Proverawati, 2010).

D. Sasaran

1. Bayi 0 - 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, dan campak.
2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.
3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.
(Ranuh, 2011)

E. Jenis

Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan anak dari
berbagai penyakit, diharapkan bayi atau anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat. Pada
dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan secara sendiri agar berbagai kuman yang
masuk dapat dicegah, pertahan tubuh tersebut meliputi pertahanan nonspesifik dan pertahanan
spesifik, proses mekanisme pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah pertahanan
nonspesifik seperti complemen dan makrofag dimana complemen dan makrofag ini yang
pertama kali a3kan memberikan peran ketika ada kuman yang masuk ke dalam tubuh. Setelah
itu maka kuman harus melawan pertahanan tubuh yang kedua yaitu pertahanan tubuh spesifik
terdiri dari system humoral dan seluler. System pertahanan tersebut hanya bereaksi terhadap
kuman yang mirip dengan bentuknya. System pertahanan humoral akan menghasilkan zat
yang disebut imonuglobulin (IgA, IgM, IgG, IgE, IgD) dan system pertahanan seluler terdiri
dari limfosit B dan limfosit T, dalam pertahanan spesifik selanjutnya akan menghasilkan satu
sel yang disebut sel memori, sel ini akan berguna atau sangat cepat dalam bereaksi apabila
sudah pernah masuk ke dalam tubuh, kondisi ini yang digunakan dalam prinsip imunisasi.
Berdasarkan proses tersebut diatas maka imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif
dan imunisasi pasif.

1. Imunisasi aktif

Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses
infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imonologi spesifik yang menghasilkan
respons seluler dan humoral serta sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi
maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam
kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :

a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna
terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarida, toksoid atau virus
dilemahkan atau bakteri dimatikan.
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menhindari tubuhnya
mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan
imonogenitas antigen.

2. Imunisasi pasif

Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui
suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan
untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk di dalam tubuh yang terinfeksi.

Dalam pemberian imunisasi pada anak dapat dilakukan dengan beberapa imunisasi
yang dianjurkan diantaranya:

a. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)

Imunisasi DPT-HB-Hib merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah


terjadinya penyakit difteri, pertusis, tetanus, pneumonia (radang paru), dan meningitis
(radang selaput otak). Efek samping biasanya berupa bengkak, nyeri dan kemerahan
pada lokasi suntikan disertai demam dapat timbul. Kontra-indikasi imunisasi yaitu
tidak dapat diberikan pada anak yang mempunyai penyakit atau kelainan saraf baik
bersifat keturunan atau bukan, seperti epilepsy, menderita kelainan saraf, anak yang
sedang demam/sakit keras dan yang mudah mendapatkan kejang dan mempunyai sifat
alergi, seperti eksim atau asma.

(Maryunani, 2010)

b. Imunisasi Polio

Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan


terhadap penyakit poliomyelitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan
dapat mengakibatkan lumpuh. Kontraindikasi diberikannya polio yaitu ditangguhkan
pada anak yang menderita diare berat atau demam tinggi diatas 38oC dan tidak
diberikan pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan, HIV/AIDS,
penyakit kanker atau keganasan, serta pada anak yang sedang menjalani pengobatan
steroid dan pengobatan radiasi umum.

(Maryunani, 2010)

c. Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan


aktif terhadap penyakit hepatitis B yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati.
Efek samping imunisasi umumnya tidak ada, jika pun terjadi yaitu berupa keluhan
nyeri pada tempat suntikan yang disusul demam dan pembengkakan, reaksi ini akan
menghilang dalam waktu dua hari. Kontra-indikasi imunisasi hepatitis B yaitu tidak
dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat.

(Maryunani, 2010)

d. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit tuberculosis (TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular.
Efek samping umumnya tidak ada, namun pada beberapa anak timbul pembengkakan
kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah dan biasanya akan sembuh
sendiri. Kontra-indikasi imunisasi BCG yaitu tidak dapat diberikan pada anak yang
berpenyakit TB atau menunjukan uji mantoux positif atau pada anak yang mempunyai
penyakit kulit yang berat/menahun.

(Maryunani, 2010)

e. Imunisasi HiB (Haemophilus influenza tipe B)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza


tipe B. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP: Purified Capsular
Polysacharide) kuman H. Influenza tipe B antigen dalam vaksin tersebut dapat
dikonjugasi dengan protein – protein lain seperti Toxoid tetanus (PRP – T), Toxoid
diphteri (PRP – D atau PRP – CR 50), atau dengan kuman monongokokus. Pada
pemberian imunisasi awal dengan PRP – T dilakukan dengan 3 suntikan dengan
interval 2 bulan kemudian vaksin PRP – OMPC dilakukan dengan 2 suntikan dengan
interval 2 bulan, kemudian boosternya dapat diberkan pada usia 18 bulan.

f. Imunisasi Campak

Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak. Efek samping mungkin terjadi demam ringan dan terdapat
efek kemerahan/bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-8 setelah
penyuntikan, kemungkinan terdapat pembengkakan pada tempat penyuntikan. Kontra-
indikasi imunisasi campak yaitu pada anak dengan penyakit infeksi akut yang disertai
demam, gangguan kekebalan, TBC tanpa pengobatan, kekurangan gizi berat, penyakit
keganasan, serta pada anak dengan kerentanan tinggi terhadap protein telur,
kanamisin, daneritromisin (antibiotik).

(Maryunani, 2010)

F. Cara Dan Waktu Pemberian Imunisasi

Berikut ini adalah cara pemberiaan dan waktu yang tepat untuk pemberian imunisasi.
Cara Pemberiaan Imunisasi Dasar. (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di Indonesia,
DepKes 2000, hlm. 40)

Dosis Selang Cara Pemberian


Pemberian Waktu Umur
Vaksin
Imunisasi Pemberia Pemberiaan
an

0,05 cc Intrakutan tepat di insersio


BCG 1 kali 0-11 bulan
muskulus deltoideus kanan.

DPT 3 kali 0,5 cc 4 minggu 2-11 bulan Intramuskular.

Polio 4 kali 2tetes 4 minggu 0-11 bulan Di teteskan ke mulut.

0,5 cc Subkutan, biasanya di


Campak 1 kali 4 minggu 9-11 bulan
lengan kiri atas.

Hepatitis 0,5 cc Intrmuskular pada paha


3 kali 4 minggu 0-11 bulan
B bagian luar.

TT 3 kali 0,5 cc Intramuskulus

G. Pemberian Imunisasi

Apapun imunisasi yang diberikan, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan
perawat, yaitu sebagai berikut.

1. Orang tua anak harus ditanyakan aspek berikut.


a. Status kesehatan anak saat ini, apakah dalam kondisi sehat atau sakit,
b. Pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya,
c. Penyakit yang dialami di masa lalu dan sekarang.
2. Orang tua harus mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) terlebih dahulu sebelum menerima imunisasi (informed
consent). Pengertian mencakup jenis imunisasi, alasan diimunisasi, manfaat imunisasi, dan
efek sampingnya.
3. Catatan imunisasi yang lalu (apabila sudah pernah mendapat imunisasi sebelumnya),
pentingnya menjaga kesehatan melalui tindakan imunisasi.
4. Pendidikan kesehatan untuk orang tua. Pemberian imunisasi pada anak harus didasari pada
adanya pemahaman yang baik dari orang tua tentang imunisasi sebagai upaya pencegahan
penyakit. Pada akhirnya diharapkan adanya kesadaran orang tua untuk memelihara
kesehatan anak sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa kondisi yang menjadi pertimbangan
untuk tidak memberikan imunisasi pada anak, yaitu:
a. Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
b. Perubahan pada system imun yang tidak dapat member vaksin virus hidup
c. Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun, seperti sitostatika,
transfuse darah, dan imonoglobulin
d. Riwayat alergi terhadap alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya seperti pertusis.
(Permenkes, 2017)
PENGKAJIAN IMUNISASI:
Keluhan saat ini (jelaskan) : Tidak ada keluhan
Riwayat persalinan : Normal
Masalah saat : prenatal/ intranatal/ post natal
BB/PB saat lahir : 3800 gram/50 cm
Jenis persalinan : pervagina (√), section cesaria ( )
Riwayat kesehatan : Hipertensi
Alergi : Tidak ada
Kelainan bawaan : Tidak ada
Masalah kesehatan lain : Tidak ada
Status imunisasi:
Jenis Tanggal/ usia saat diberikan Lokasi Respon setelah diimunisasi

Hep B 0 13 Desember 2018/ 0 Bulan Paha Rewel


Hep 1 17 Februari 2019/ 2 Bulan Paha Rewel muncul kemerahan
Hep 2 17 Maret 2019/ 4 Bulan Paha Rewel
Hep 3 21 April 2019/ 6 Bulan Paha Rewel
BCG 13 Januari 2019/ 1 Bulan Lengan kanan Demam, rewel
DPT 1 17 Februari 2019/ 2 Bulan Paha Rewel, timbul kemerahan
DPT 2 17 Maret 2019/ 4 Bulan Paha Rewel
DPT 3 21 April 2019/ 6 Bulan Paha Rewel
Polio 1 17 Februari 2019/ 2 Bulan Tetes mulut Rewel, timbul kemerahan
Polio 2 17 Maret 2019/ 4 Bulan Tetes mulut Rewel
Polio 3 21 April 2019/ 6 Bulan Tetes mulut Rewel
Campak 13 Oktober 2019/ 9 Bulan Lengan kiri Kaku dan bengkak
Imunisasi lain:
DPT 4 13 Juni 2020/ 18 Bulan Paha Baik tidak ada masalah
MS Rubella 13 Desember 2020/ 2 tahun Lengan Bengkak sedikit
Jenis:
DAFTAR PUSTAKA

Atika. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi.Bantul. Yogyakarta : Nuha Medika.


Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : CV. Trans Info Media.
Menteri Kesehatan RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12
Tahun Tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Proverawati A, Citra Andhini. 2010. Buku Imunisasi dan Vaksinasi. Jakarta : Nuha Medika.
Ranuh et al. 2014. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi kelima. Jakarta : Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia..
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai