YOGYAKARTA
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah managemen
keperawatan
Dosen Pengampu: Maftuhah M. Kes.,Ph.D.
Disusun Oleh:
Venna Yaasmiin Aadilah 11181040000004
Lulu lutfiyah 11181040000005
Zahra Fadhila 11181040000008
Leli Khodijah 11181040000011
Aprilia Nur Aini 11181040000026
Idah Faridah 11181040000027
Firlyani Nur Chandra 11181040000034
Selvi Dianasari 11181040000036
Nurlola rahmatillah 11181040000038
Rayhani Mudrikah Vasha 11181040000040
Syifa Ashbahati Zahra 11181040000041
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2
C. Tujuan ..............................................................................................................................5
BAB II ISI..................................................................................................................................6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan manusia yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupannya. Pada kenyataannya, kesehatan menjadi tolak ukur atau parameter kinerja
manusia dalam menjalankan segala aktivitasnya. Jumlah kematian ibu Tahun 2019 sebanyak
8 kasus dari 13.462 kelahiran hidup dengan angka kematian ibu melahirkan sebesar 59,43 per
100.000 kelahiran hidup. Adanya penurunan capaian SPM Ibu Bersalin disebabkan karena
adanya 3 (tiga) Ibu bersalin yang tidak menjalankan persalinannya di fasilitas Kesehatan.
Pada kenyataannya kebutuhan akan kesehatan ini kurang didukung oleh fasilitas yang
sudah tersedia. Banyak lembaga kesehatan yang kurang memadai dan tidak bisa menjangkau
masyarakat secara umum. Dikarenakan rumah sakit daerah ini tidak memiliki fasilitas yang
menunjang kegiatan medis. Seperti yang ditunjukkan contoh, untuk masyarakat yang kurang
mampu, tidak bisa mendapatkan pelayanan dan pengobatan yang baik dan maksimal dan
untuk Puskesmas tidak bisa menindak-lanjuti secara langsung untuk penyakit tertentu,
sehingga harus memberikan rujukan ke rumah sakit yang lebih memadai. Akibatnya, tidak
terjadi pemerataan kesehatan di Indonesia terutama untuk daerah pelosok.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Menurut Undang-Undang RI No.44 tahun 2009, Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Oleh karena itu, kami ingin mengajukan proposal untuk mendirikan sarana kesehatan
berupa program pembangunan Rumah Sakit Umum Rufaidah Al-Islamiyah Yogyakarta
dengan harapan dapat memberikan fasilitas yang memadai dan melakukan pemerataan
kesehatan di Indonesia. Tidak hanya itu, program pembangunan rumah sakit umum ini juga
turut serta mendukung program pemerintah dalam bidang kesehatan. Agar dapat tercapainya
lingkungan yang sehat di masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
Setelah membahas pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa masalah:
1. Apa saja fasilitas yang lengkap dan nyaman yang harus dimiliki Rumah Sakit ?
2. Bagaimana cara mewujudkan pelayanan medis yang memadai pada rumah sakit?
3. Apa saja kriteria yang harus dimiliki oleh staff Rumah Sakit (baik staff medis maupun
non medis) supaya bisa menjadi staff yang professional dalam memberikan pelayanan
kesehatan?
C. Tujuan
Tujuan Umum
Mewujudkan pemerataan kesehatan di Indonesia.
Tujuan Khusus
1. Memberikan fasilitas yang lengkap dan nyaman mengenai kebutuhan pasien untuk
menunjang kegiatan medis.
2. Memberikan pelayanan medis yang memadai untuk semua kalangan masyarakat.
3. Mendukung pemerintah untuk mencapai lingkungan yang sehat di masa yang akan
datang.
BAB II
PEMBAHASAN
Visi
Menjaga RSU Rufaidah Al-Islamiyah Yogyakarta sebagai rujukan utama yang bermutu,
berkualitas, dan berbasis Islam untuk meningkatkan status kesehatan berbasis internasional
sehingga dapat menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat.
Misi
1. Menyediakan dan memberikan pelayanan secara holistik kepada masyarakat sebagai
Rumah Sakit rujukan utama
2. Memiliki pelayanan dan tenaga kesehatan profesional yang menerapkan nilai-nilai islami
dam berakhlaqul karimah
3. Memberikan pelayanan berkualitas yang mengacu pada prosedur dengan standar nasional
dan internasional yang mengikuti perkembangan IPTEK bidang kesehatan
Motto :
Tujuan (GOALS) :
1. Mewujudkan RSU Rufaidah Al-Islamiyah Yogyakarta yang representatif dan dapat
dibanggakan dalam memberikan upaya Promotif, Preventif, Kuratif, Edukatif dan
Rehabilitatif demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat.
2. Tercapainya visi dan misi RSU Rufaidah Al-Islamiyah Yogyakarta
B. STRUKTUR RSU Rufaidah Al-Islamiyah Yogyakarta
e. Bagian Keperawatan
Bertanggung jawab kepada Ka.Bag pely Medik dan Keperawatan.
Menyelenggarakan ketentuan jasa keperawatan sesuai dengan etik keperawatan di Rumah
Sakit Umum Rufaidah Al-Islamiyah
Melaksanakan prosedur keuangan yang telah ditetapkan Direktur dan Ka.Bag
Administrasi dan Keuangan di bagian Keperawatan.
Mengoperasionalkan investasi secara efisien dan efektif didalam penyelenggaraan
pelayanan keperawatan.
Memberikan kontribusi pendapatan bagi rumah sakit.
Menyusun system dan prosedur penerimaan dan pemulangan pasien, sisdur,
penampungan keluhan pasien yang dirawat di Rumah Sakit.
Memimpin penyusunan rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan di keperawatan
sebagai usulan kepada Wakil Direktur Medik dan Keperawatan.
Memberikan penilaian dan saran alternative yang tepat mengenai kelayakan suatu
investasi di bagian perawatan.
Memberikan laporan setiap bulannya tentang urusan keperawatan disertai hasil
analisisnya, yang kemudian dihubungkan dengan laporan keuangan dan pencatatan
medic, kepada Ka.Bag Medik dan Keperawatan.
Membantu dan membimbing bawahannya memecahkan kesulitan dalam menjalankan
tugas.
Mengembangkan kerjasama antar bawahannya.
Memberikan penilaian atas karya bawahannya.
Mengusulkan promosi, demosi, mutasi, penerimaan, peringatan dan pemutusan
hubungan kerja karyawan di bagian keperawatan.
Memberikan izin pasien perawatan yang meninggal atau pulang paksa untuk
meninggalkan rumah sakit setelah memenuhi ketentuan yang berlaku.
Menetapkan, mencabut dan merubah system dan prosedur yang hanya berlaku di
keperawatan setelah mendapat persetujuan dari Ka.Bag Medik dan Keperawatan.
f. Urusan Pelayanan Keperawatan
Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Kepegawaian
Menyelenggarakan ketentuan-ketentuan dan standar SOP di bidang pelayanan
keperawatan yang berlaku.
Memberikan penilaian dan saran alternative yang tepat mengenai kelayakan suatu
investasi di bagian keperawatan
Memberikan laporan setiap bulannya tentang urusan keperawatan disertai hasil
analisisnya, yang kemudian dihubungkan dengan laporan keuangan dan pencatatan medic
Menyusun rencan kerja tahunan dan anggaran tahunan di Rawat Inap sebagai usulan
kepada Kepala Bagian Kepegawaian
g. Urusan Etika Keperawatan
• Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keperawatan.
• Menyelenggarakan jasa keperawatan sesuai dengan ketentuan dan prosedur (SOP) di
bidang etika keperawatan.
• Menetapkan standar etik keperawatan bersama Komite Keperawatan
• Memberikan saran kepada urusan keperawatan dalam penyelenggaraan keperawatan agar
sesuai dengan kode etik kepeawatan.
• Memberikan penilaian dan saran alternative yang tept mengenai kelayakan suatu
investasi di bagian perawatan
• Memberikan laporan setiap bulannya tentang urusan etika keperawatan disertai hasil
analisisnya.
• Menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan di urusan etika keperawatan
sebagai usulan kepada Kepala Bagian Keperawatan.
Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat
PENGERTIAN ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.
1. Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh
TUJUAN petugas ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa
berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatanpasien.
UNIT
TERKAIT
TRANSPORT PASIEN
Tata cara transport pasien yang akan dan telah dioperasi oleh perawat
PENGERTIAN ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.
1. Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh
TUJUAN petugas ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa
berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatanpasien.
2. Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus
lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan
operasitersebut.
UNIT
TERKAIT
PENGERTIAN Tata cara pelaksanaan operasi pasien oleh staf kamar operasi.
UNIT TERKAIT
Jumlah perawat yang dibutuhkan ruang operasi adalah 13 orang. Kepala Perawat
yang dibutuhkan ruang operasi adalah 1 orang. Ketua Tim yang dibutuhkan ruang
operasi adalah 1 orang. Jumlah Perawat keseluruhan adalah 15 orang. Jumlah dokter
yang diperlukan adalah 5 orang dokter spesialis bedah dan 3 orang dokter anestesi.
Disahkan Oleh :
RUMAH SAKIT
Pelayanan Poli Anak Kepala Rumah Sakit
UMUM RUFAIDAH
RUJUKAN EKSTERNAL PASIEN Umum RUFAIDAH AL-
AL-ISLAMIYAH
ISLAMIYAH
YOGYAKARTA AL-
YOGYAKARTA Al-
ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Zahra Fadhila
No. SOP: Tanggal Revisi Ke
Standar operasional
terbit:
Pengertian Melakukan pengiriman/ rujukan pasien ke puskesmas atau sarana
kesehatan lain
Tujuan Terdapat koordinasi yang baik dengan sarana kesehatan yang dituju
sehingga pasien dapat terlayani dengan baik
Kebijakan Dilakukan oleh dokter dan perawat Poli Anak
Prosedur 1. Pemberitahuan kepada pasien dan keluarga pasien
Unit terkait Sarana Kesehatan diluar Rumah Sakit Umum RUFAIDAH AL-
ISLAMIYAH YOGYAKARTA Al-Islamiyah
Disahkan Oleh :
RUMAH SAKIT
Pelayanan Poli Anak Kepala Rumah Sakit
UMUM RUFAIDAH
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA Umum RUFAIDAH AL-
AL-ISLAMIYAH
VITAL ISLAMIYAH
YOGYAKARTA AL-
(VITAL SIGN) YOGYAKARTA Al-
ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Zahra Fadhila
No. SOP: Tanggal Revisi Ke
Standar operasional
terbit:
Pengertian Mengukur tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan jumlah
pernafasan
Kebijakan 1. Dilakukan pada setiap pasien baru yang datang di rawat jalan
(poli PPOK dan poli Asma)
PERHATIAN :
1. Tensimeter harus dalam keadaan baik
PERHATIAN :
- Pada waktu menghitung denyut nadi diperhatikan pula isinya
(volume) teratur/tidak (ritme) keras/lemah (tekanan) jumlah
permenit (frekuensi)
Pada mulut
1. Pasien disuruh membuka mulutnya, thermometer dicek lagi,
lalu ujung sampai reservoirnya diletakkan di bawah lidah
pasien
Pada rectal
1. Pasien dalam posisi miring (posisi sim)
PERHATIAN
- Sebelum pasien tidak boleh diberikan minuan panas atau
dingin
MENGHITUNG PERNAFASAN
1. Dilakukan bersamaan pada waktu mengukur suhu dan setelah
menghitung denyut nadi tanpa diketahui pasien
3. Hasilnya dicatat
PERHATIAN
Bila ada kelainan segera melapor dokter
Unit terkait Komite klinis
Disahkan Oleh :
RUMAH SAKIT
Pelayanan Poli Anak Kepala Rumah Sakit
UMUM RUFAIDAH
TINDAKAN INJEKSI Umum RUFAIDAH AL-
AL-ISLAMIYAH
ISLAMIYAH
YOGYAKARTA AL-
YOGYAKARTA Al-
ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Zahra Fadhila
No. SOP: Tanggal Revisi Ke
Standar operasional
terbit:
Pengertian Adalah tata cara dan langkah – langkah yang mengatur tindakan
injectie pada pasien
Tujuan Agar tindakan injectie pada pasien bisa berjalan benar dan
mengurangi resiko infeksi nosocomial
Kebijakan Tindakan dilakukan secara tepat
Prosedur PERSIAPAN
- Spuit injectie sesuai dengan kegunaan
- Kapas alkohol
- Tourniquet
- Bantal pengalas
- Bak instrumen
PELAKSANAN
Injectie Intra Cutan :
1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
10. Setelah obat masuk semua, jarum ditarik agak cepat dan bekas
tusuk jarum ditekan dengan kapas alkohol
- Mencuci tangan
- Menyiapkan alat
Tahap Orientasi
- Memberikan salam dan sapa nama pasien
Tahap Kerja
- Menjaga privacy pasien
Tahap Terminasi
- Melakukan evaluasi tindakan
- Membereskan alat
- Mencuci tangan
2. Cuci tangan
Penghisapan Orofaringeal:
- Dengan perlahan masukkan kateter ke dalam mulut klien dan
arahkan ke orofaring.
Pelaksanaan Nasofaringeal:
1. Dengan perlahan masukkan kateter ke salah satu lubang hidung.
Arahkan ke arah medial sepanjang dasar rongga hidung. Jangan
dorong paksa kateter, dan jangan lakukan penghisapan selama
pemasangan.
5. Bila klien mampu minta klien untuk bernafas dalam dan batuk
diantara penghisapan
Disahkan Oleh :
RUMAH SAKIT
Pelayanan Poli Anak Kepala Rumah Sakit
UMUM RUFAIDAH
INJEKSI IM (INTRAMUSKULAR) Umum RUFAIDAH AL-
AL-ISLAMIYAH
ISLAMIYAH
YOGYAKARTA AL-
YOGYAKARTA Al-
ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Zahra Fadhila
No. SOP: Tanggal Revisi Ke
Standar operasional
terbit:
Pengertian : Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
dalam otot (muskulus)
Tujuan : Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang
yang diberikan obat secara intramuscular
Kebijakan : Dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
Prosedur A. Tahap PraInteraksi
- Mencuci tangan
B. Tahap Orientasi
- Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
C. Tahap Kerja
D. Tahap Terminasi
- Membereskan alat-alat
- Mencuci tangan
Disahkan Oleh :
RUMAH SAKIT
Pelayanan Poli Anak Kepala Rumah Sakit
UMUM RUFAIDAH
INJEKSI IV (INTRAVENA) Umum RUFAIDAH AL-
AL-ISLAMIYAH
ISLAMIYAH
YOGYAKARTA AL-
YOGYAKARTA Al-
ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Zahra Fadhila
No. SOP: Tanggal Revisi Ke
Standar operasional
terbit:
Pengertian Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara
memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit
Tujuan 1. Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan
pada pasien yang sedaang gawat darurat .
Kebijakan Digunakan pada psaien yang dalam keadaan darurat, agar obat yang
diberikan dapat menimbulkan efek langsung
Prosedur - Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan
daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan
apabila tertutup buka atau ke ataskan.
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal
waktu dan jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan (jika
ada).
Disahkan Oleh :
RUMAH SAKIT
Pelayanan Poli Anak Kepala Rumah Sakit
UMUM RUFAIDAH
Umum RUFAIDAH AL-
AL-ISLAMIYAH
INJEKSI SC (SUBKUTAN) ISLAMIYAH
YOGYAKARTA AL
YOGYAKARTA Al-
ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Zahra Fadhila
No. SOP: Tanggal Revisi Ke
Standar operasional
terbit:
Pengertian Pemberian obat dengan cara subcutan adalah memasukkan obat
kedalam bagianbawah kulit. Tempat yang dianjurkan untuk suntikan
ini adalah lengan bagian atas,kaki bagian atas,dan daerah disekitar
pusar.
Tujuan Pemberian obat subcutan bertujuan untuk memasukkan sejumlah
toksin atau obat pada jaringan subcuta di bawah kulit untuk di
absorbsi
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan tidak memiliki
riwayat alergi
Prosedur - cuci tangan
- identifikasi klien
- tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan
non dominan dengan ujung jarum menghadap ke atas dan
menggunakan tangan dominan,masukkan jarum dengan sudut
450 atau 900 .
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal
waktu dan jenis obat, serta reaksinya setelah penyuntikan (jika
ada)
Disahkan Oleh :
RUMAH SAKIT
Pelayanan Poli Anak Kepala Rumah Sakit
UMUM RUFAIDAH
Umum RUFAIDAH AL-
AL-ISLAMIYAH
INJEKSI IC (INTRAKUTAN) ISLAMIYAH
YOGYAKARTA AL
YOGYAKARTA Al-
ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Zahra Fadhila
No. SOP: Tanggal Revisi Ke
Standar operasional
terbit:
Pengertian Pemberian obat dengan cara intracutan adalah pemberian obat dengan
caramemasukkan obat kedalam permukaan kulit. Tempat penting
yang banyak dipakai untuk melakukan suntikan intrakutan adalah
bagian atas dari lengan bawah.
Tujuan - Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan
dalam pemberian obat.
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal
waktu dan jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan.
Disahkan Oleh :
RUMAH SAKIT
Pelayanan Poli Anak Kepala Rumah Sakit
UMUM RUFAIDAH
Umum RUFAIDAH AL-
AL-ISLAMIYAH
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA ISLAMIYAH
YOGYAKARTA AL
VITAL (TTV) YOGYAKARTA Al-
ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Zahra Fadhila
No. SOP: Tanggal Revisi Ke
Standar operasional
terbit:
Pengertian Ukuran dari berbagai fisioligi statistik, sering diambil oleh profesional
kesehatan dalam rangka untuk menilai fungsi tubuh yang paling dasar
Tujuan Memantau perkembangan pasien saat di rawat
Kebijakan - Pelayanan pasien dilakukan tenaga medis
4. Angkat thermometer
5. Baca dan catat hasil yang diperoleh
b. Irama (reguler/irreguler)
a. Frekuensi semenit
Disahkan Oleh :
RUMAH SAKIT
Pelayanan Poli Anak Kepala Rumah Sakit
UMUM RUFAIDAH
Umum RUFAIDAH AL-
AL-ISLAMIYAH
ANTROPOMETRI ISLAMIYAH
YOGYAKARTA AL
YOGYAKARTA Al-
ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Zahra Fadhila
No. SOP: Tanggal Revisi Ke
Standar operasional
terbit:
Pengertian Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik
seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti
timbangan dan pita pengukur (meteran)
Tujuan - Untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT)
Kebijakan - Pelayanan pasien anak dilakukan oleh semua tenaga medis dan
paramedis
3. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap
relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan
letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah
34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada
bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini,
pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap
berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala
bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18
tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm
Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
a. Siapkan pita pengukur (meteran)
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau
supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian
posterior. Kemudian tentukan hasilnya
c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
5. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada
jarangdilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas
biasa ( mid respirasi ) pada tulang Xifoidius( insicura
substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi
berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan
posisi berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah :
a. Siapkan pita pengukur
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada
c. Catat hasil pengukuran pada KMS
Unit terkait Komite Klinis
100 x 15 = 3,125
8 x 60
Hasil yang diperoleh tersebut ditambah dengan faktor koreksi sebesar 15% dari hasil
penghitungan. Dengan demikian jumlah perawat yang dibutuhkan dirawat jalan
adalah 3 + (15% x 3) = 4 orang .
UNIT POLI KEBIDANAN
1. Visi dan Misi Poli Kebidanan
Visi :
Menjadi instalasi pilihan khusus ibu dan anak, profesional dalam pelayanan, islami dan
terpercaya di daerah Yogyakarta.
Misi :
1) Memberikan pelayanan kesehatan khusus ibu dan anak secara profesional dengan
fasilitas yang lengkap, sumber daya manusia yang berkualitas, dan terakreditasi.
2) Membangun kemitraan dengan berbagai instalasi sehingga terbentuk jaringan
pelayanan kesehatan secara berkesinambungan yang mendukung tercapainya program
kesehatan ibu dan anak.
3) Memberikan pelayanan kesehatan sebagai ibadah dan dakwah kepada seluruh
masyarakat.
2. Jobdesk Poli Kebidanan
1) Nama Jabatan : Perawat/Bidan
2) Pengertian : Seorang perawat/Bidan profesional yang diberi wewenang dan
ditugaskan di Instalasi Rawat Jalan
3) Hasil Kerja : Terselenggaranya Pelayanan kesehatan di Unit Rawat Jalan
sesuai dengan Kopetensinya.
4) Tanggung Jawab : Bertanggung jawab terhadap pelayanan keperawatan/ kebidanan/
perawat gigi di unit rawat jalan.
5) Tugas Pokok : Memberikan pelayanan perawatan kepada pasien dan
keluarganya dengan sikap yang ramah dan sopan
6) Uraian Tugas :
a. Antenetal Care
b. Melayani Keluarga Berencana, Suntik KB, Pil.
c. Memasang IUD, aff IUD serta control IUD.
d. Kontrol post operasi ( setelah lebih dari 1 minggu ).
e. Melakukan perawatan laktasi.
f. Perawatan alat - alat kebidanan missal : alat susuk, IUD dll.
g. Melakukan senam hamil.
h. Anamnesa secara teliti agar dapat menetukan pasien Fisiologis dan Phatologis.
i. Memberi bimbingan dan penyuluhan :
Misal :
a) Vaksinasi TT bagi yang akan menikah
b) Personal Hygiene bagi ibu - ibu hamil
c) Makanan sehat
d) Memperkenalkan Keluarga Berncana
e) Pencatatan / pelaporan Keluarga Berencana.
f) Melengkapi data isian untuk pasien yang akan operasi, kuret dan kosul.
g) Asisten dokter bila ada tindakan.
h) Mengikuti pertemuan rutin rawat jalan.
i) Memegang teguh rahasia jabatan.
3. Kriteria Perawat Poli Kebidanan
A. Tanggung Jawab Pekerjaan :
1) Tanggung jawab utama adalah melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien
2) Menjaga dan merawat pasien
3) Memberikan obat sesuai ketetapan waktu dan takaran
4) Memberikan motivasi dan perhatian kepada pasien
B. Syarat Pengalaman :
Berpengalaman sebagi perawat di unit IGD, rawat inap atau ICU lebih diutamakan.
Namun Fresh Graduate dipersilahkan melamar dengan syarat telah lulus uji
kompetensi.
C. Keahlian :
1) Mampu memberikan asuhan keperawatan bagi pasien
2) Mampu menjadi penyuluh dan konselor bagi pasien
3) Mampu melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya
4) Mampu memberikan pertolongan pertama dalam kondisi gawat darurat
D. Kualifikasi :
1) Pria / Wanita usia 25 sd. 35 tahun
2) Lulusan D3 Keperawatan atau S1 Ners
3) Sehat Jasmani dan Rohani
4) Jujur, Tekun dan Teliti
5) Telah lulus Uji Kompetensi Keperawatan.
E. Persyaratan
1) Pendidikan D3 Keperawatan/ S1 Ners
2) Memiliki STR
3) Bisa Pasang infus
4) Bisa melakukan RJP
5) Pengalaman minimum 2 tahun
6) Dapat berkomunikasi yang baik dengan pasien, dokter, keluarga pasien dan rekan
kerja.
7) Dapat menghitung dosis obat
8) Memiliki Pelatihan BTCLS
9) Bisa bekerja dalam tim
10) Bekerja jujur, beriman dan iklas.
11) IPK min 3.00
12) Memiliki passion di dunia maternitas
13) Aktif/pasif bahasa inggris
14) Bisa mengaji
15) Cepat,sigap dan tanggap
4. Standard Operating Procedure / Prosedur Operasi Standar Poli Kebidanan
Disahkan Oleh :
RUMAH SAKIT
Pelayanan Poli Kebidanan Kepala Rumah Sakit
UMUM RUFAIDAH
Umum RUFAIDAH AL-
AL-ISLAMIYAH
PEMERIKSAAN ANC ISLAMIYAH
YOGYAKARTA AL
YOGYAKARTA Al-
ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Zahra Fadhila
No. SOP: Tanggal Revisi Ke
Standar operasional
terbit:
Pengertian ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan
selama kehamilannya, mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya
pemeliharaan kesehatan selama hamil, serta mendeteksi secara dini
faktor resiko dan menangani masalah tersebut secara dini.
Tujuan Tujuan Umum :
Memantau perkembangan ibu hamil dan bayinya serta mendeteksi
secara dini adanya komplikasi dalam kehamilan.
Tujuan Khusus :
1. Memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental
serta sosial ibu.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara
umum dan kebidanan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
Pelaksana Bidan
Prosedur PERSIAPAN ALAT
1) Meja Kursi
2) Tempat tidur
5) Selimut
7) Metline
8) Funanduscope
PERSIAPAN PASIEN
1) Pasien di persilahkan untuk tidur di atas tempat tidur
2) Selimuti pasien
PELAKSANAAN
1) Anamnesa :
a. Riwayat perkawinan
e. Kebiasaan ibu
2) Pemeriksaan
a. PemeriksaanUmum
b. Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi.
Tinggi fundus
Striae
b) Palpasi
Leopold 2
Leopold 3
Leopold 4
1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral
kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan
kanan berada pada tepi atas simfisis.
2. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-
jari tangan kanan yang meraba dinding bawah uterus.
4. Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah
bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala
didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk
memegang pinggang bayi)
c) Auskultasi.
d) PemeriksaanTambahan.
3) Akhir pemeriksaan :
a) Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
b) Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan
c) Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status
pasien.
d) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi
usia kehamilan, letak janin, posisi janin, Taksiran
persalinan, Resiko yang ditemukan atau adanya penyakit
lain.
e) Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
f) Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil
pemeriksaan
g) Jelaskan pentingnya imunisasi TT
h) Jelaskan pentingnya pemberian tablet Fe hingga 90
tablet
i) Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan
j) Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumah Sakit
Unit terkait Komite klinis
Disahkan Oleh :
RUMAH SAKIT
Pelayanan Poli Kebidanan Kepala Rumah Sakit
UMUM RUFAIDAH
Umum RUFAIDAH AL-
AL-ISLAMIYAH
PEMASANGAN IUD ISLAMIYAH
YOGYAKARTA AL
YOGYAKARTA Al-
ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Zahra Fadhila
No. SOP: Tanggal Revisi Ke
Standar operasional
terbit:
Pengertian IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim,
terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan
bentuknya bermacam- macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak
dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral.
Prosedur PERSIAPAN KLIEN DAN LINGKUNGAN
PERSIAPAN ALAT
PROSEDUR TINDAKAN
1. Dekatkan alat
2. Atur posisi klien senyaman mungkin
3. Cuci tangan di air mengalir
4. Pasang selimut mandi
5. Pakai sarung tangan steril pada tangan kiri
6. Simpan IUD di tempat yang rata
7. Buka plastik atas IUD dengan tangan kanan, tangan kiri
memasukkan Coper T
8. IUD dari dalam dan tangan kanan merapatkan dari luar
9. Dekatkan bengkok
10. Buka kom kapas sublimat
11. Pakai sarung tangan pada tangan kanan
12. Lakukan vulva higiene
13. Lakukan pemeriksaan dalam
14. Cuci tangan di air DTT, buka sarung tangan
15. Pakai sarung tangan steril yang baru
16. Memasukkan spekulum sesuai anatomi
17. Bersihkan serviks dengan kasa steril menggunakan tampon tang
18. Jepit serviks dengan tenakulum pada posisi vertikal (arah jam 11
atau jam 1)
19. Ukur panjang uterus dengan sonde uterus
20. Memsang IUD dengan teknik menarik (With drawal tecniqique) :
21. Memasukkan tabung inserter yang berisi IUD ke dalam kanalis
servikalis
22. Menarik tabung inserter sampai pangkal 23pendorong untuk
memasukkan IUD
23. Mengeluarkan pendorong dan dorong 25kembali tabung inserter
sampai terasa pada fundus.
24. Menggunakan benang IUD 3 sampai 4 cm
25. Bersihkan porsio yang telah terpasang IUD dengan kasa
menggunakan tampon tang
26. Mengeluarkan tenakulum dan spekulum, rendam dalam larutan
klorin 0,5 %
27. Lakukan pemeriksaan dalam untuk 29memastikan IUD telah
terpasang
28. Lepaskan sarung tangan, rendam dalam 31larutan klorin 0,5 %
29. Cuci tangan
30. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
UNIT ICU
1. Visi dan Misi ICU
Visi
Instalasi rawat intensif yang aman, terdepan, dan manusiawi berbasis bukti dan nilai-nilai,
harkat dan martabat
Misi
1) Memberikan pelayanan intensif dengan mengutamakan Patient Safety
2) Menyediakan pelayanan intensif berbasis Interprofessional Collaborative Practice
3) Menyediakan fasilitas peralatan canggih sesuai kebutuhan
4) Memberikan pelayanan intensif yang menyenangkan dan berkualitas dengan tingkat
kepedulian yang tinggi
5) Mengembangkan SDM yang kompeten, santun, tanggap, dan beretika.
2. Jobdesk ICU
Jobdesk Kepala Instalasi Intensive Care Unit (ICU)
A. Tugas Dan Tanggung Jawab :
1) Merencanakan program kerja Instalasi ICU
2) Melakukan koordinasi lintas program dalam melaksanakan program di ICU
3) Melakukan koordinasi lintas sector pelaksanaan program di Instalasi ICU
4) Mengarahkan pelaksanan program di ICU
5) Membagi tugas kepada bawahan dalam melaksanakan program pelayanan di
Instalasi ICU
6) Mengendalikan pelaksanaan program di ICU
7) Mengevaluasi pelaksanaan program di ICU
8) Menyusun laporan bidang pengembangan berdasarkan obyektifitas hasil kerja yang
telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas
9) Melaksanakan dan memonitoring kegiatan tindak lanjut dan hasil evaluasi kerja di
Instalasi Intensive Care
10) Mengambil langkah-langkah yang perlu dan menyelesaikan urusan yang berkaitan
dengan pelayanan ICU baik yang berada dlam garis koordinasi maupun yang ada di
unit lain
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direktur
12) Penentuan unit cost tindakan di ICU
13) Perencanaan anggaran tahunan ICU
14) Pengelolaan program safety pasien
B. Wewenang
1) Memberi masukan kepada Direktur Pelayanan
2) Mengarahkan, membimbing dan menegur Penanggung Jawab di lingkungan ICU
3) Memberi penilaian DP3 Penanggung Jawab ICU
4) Menolak hasil kinerja Penanggung Jawab ICU yang tidak sesuai dengan ketentuan
5) Meminta kelengkapan data dan informasi dari unit terkait
6) Merekomendasikan izin dan cuti Penanggung Jawab
3. Kriteria Perawat ICU
a. Pendidikan S1 keprerawatan
b. Umur maksimal 35 tahun
c. Surat lamaran dan CV
d. Foto copy ijazah dan transkip nilai (legalisir)
e. Data pendukung: pas foto 4x6 (2lbr),KTP,KK,SKCK
f. STR aktif
g. Bersertifikat BTCLS
h. Bersertifikat pelatihan ICU (HIPERCCI)
i. Mempunyai pengalaman minimal 1 tahun
j. Bersedia kerja shift
k. Kerjasama tinggi
4. Standard Operating Procedure / Prosedur Operasi Standar ICU
10. Dokter jaga bekerja sama dengan perawat jaga ICU untuk
memberikan theraphy yang akan diberikan seperti obat-
obatan, nutrisi dan cairan.
UNIT TERKAIT
ICU (Intensive care unit) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang
PENGERTIAN ditujukan untuk observasi perawatan dan terapi. Pasien-pasien yang
menderita penyakit, cidera atau penyulit-penyulit yang mengancam
nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.
Sebagai acuan perlengkapan langkah-langkah untuk mengirim pasien
TUJUAN masuk ICU.
SK Menkes RI nomor 1778 / Menkes / SK / XII / 2010 tentang
KEBIJAKAN pedoman penyelenggaraan pelayanan intensive care unit (ICU) di
rumah sakit dan SK Direktur RS………. no 0T.01.01.1.758 tentang
pelayanan Instalasi Rawat Intensif RS………...
1. Pasien masuk ICU, sesuai dengan indikasi :
PROSEDUR a. Pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh
tim intensive care
b. Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sistem
organ tubuh secara terkoordinasi dan berkelanjutan
sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan
metode terapi titrasi.
c. Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan
kontinyu dan tindakan segera untuk mencegah timbulnya
dekompensasi fisiologis.
Pasien yang keluar dari ICU adalah pasien yang tidak memerlukan
pelayanan pemantauan yang canggih dan terapi yang intensif
PENGERTIAN
Pasien yang keluar dari ICU adalah pasien yang tidak memerlukan
pelayanan pemantauan yang canggih dan terapi yang intensif.
PENGERTIAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengirim pasien
TUJUAN pindah keluar dari ICU
KEBIJAKAN
1. Prioritas pasien dipindahkan dari ICU, berdasarkan
PROSEDUR pertimbangan medis oleh kepala ICU atau tim yang merawat
pasien.
UNIT NICU
1. Visi dan Misi Ruang NICU
Visi :
Bayi sehat, generasi berkualitas dan produktif
Misi :
Meningkatkan kualitas hidup bayi melalui pencegahan penyakit
kecacatan dan kematian akibat proses reproduksi
2. Jobdesk Kepala Ruangan NICU
Perencanaan (P1)
1) Menyususn jadwal-jadwal dinas tenaga keperawatan di ruang NICU.
2) Menyusun jadwal pertemuan berkala (staf meeting) di ruang anak, berkoordinasi dengan
kepala instalasi dan penyelia masing-masing.
3) Menyusun konsep standar dan prosedur tetap pelayanan keperawatan.
4) Menyusun rencana kebutuhan sumber daya (SDM, Sarana, Fasilitas, dll) pelayanan di
ruangan NICU.
IDENTIFIKASI BAYI
Unit Terkait Standar menerima rujukan pasien dari rumah sakit luar, standar
transportasi pasien kritikal
MENERIMA RUJUKAN PASIEN DARI RUMAH SAKIT
LUAR
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
Direktur
Menerima pemindahan pasien dari NICU rumah sakit di luar RS
Pengertian untuk mendapatkan pelayanan NICU RS.
Direktur
Pengertian Adalah tata cara mengisi rekam medik di NICU.
Direktur
Transportasi pasien kritikal adalah pemindahan pasien dalam
Pengertian keadaan kritis dari ruang rawat, kamar beah, ruang UGD ke NICU
atau dari NICU lain atau dari NICU ke ruang rawat.
Tujuan Agar pasien terjamin (aman) selama transportasi.
Kebijakan Sesuai kebijakan transportasi pasien critical.
MENYIAPKAN INKUBATOR
Persiapan alat:
Prosedur 1. Inkubator
2. Kasur dan bantal
3. Alat-alat tenun untuk memudahkan cara bekerja, maka alat-alat
tenun harus dilipat dan disusun menurut urutan pemakaian
4. Alat kasur dan sarung kasur
5. Perlak
6. Banatl U
7. Laken
8. Perlak dan pengalas kepala
9. Selimut
10. Sarung bantal
Unit Terkait Bagian Linen
STANDAR
Tanggal Terbit Ditetapkan,
PROSEDUR
OPERASIONAL
Direktur
Pengertian Membersihkan semua kotoran yang ada di inkubator.
Direktur
Direktur
Direktur
Pengertian Sinar X (X-Ray) unit adalah alat yang menghasilkan energi radiasi
dan dipergunakan untuk tindakan radiografi dan Flurascany untuk
mendiagnosa gangguan dalam tubuh pasien.
Direktur
Pasien indikasi keluar dari NICU adalah pasien yang sudah dinilai
Pengertian tidak memerlukan perawatan intensif dan sudah dinyatakan layak
untuk dipindahkan ke ruang rawat intermediate (bila ada) atau
ruang biasa atau kembali ke rumah sakit perujuk.
1. Pemanfaatan tempat tidur NICU secara optimal
Tujuan 2. Tempat tidur ke rumah sakit perujuk
Sesuai dengan kebijakan kriteria pasien keluar ruang rawat intensif
Kebijakan
1. Staf medik menginformasikan kepada dokter primer dan kepada
Prosedur pasien dan/atau keluarganya bahwa dari penilaian keadaan
penyakit pasien, perawatan intensif sudah tidak diperlukan
dan/atau manfaatnya kecil.
2. Staf medik atau staf nurse, memberitahu kepala ruang rawat atau
wakilnya dari unit atau rumah sakit yang merujuk dimana pasien
intensif tersebut akan dipindahkan.
3. Dilakukan serah terima tentang resume keadaan dan pengobatan
serta masalah perawatan pasien.
4. Bila dokter primer belum atau tidak setuju, maka kepala intensif
berwenang untuk memutuskan berdasarkan prioritas
pemanfaatan tempat tidur intensif yang sesuai.
Unit Terkait SOP pelayanan dan prosedur medik NICU
Visi
Terpenuhinya pelayanan kesehatan ibu, kesehatan reproduksi, Keluarga Berencana serta kegiatan
kesehatan lainnya secara profesional, percaya diri dan dapat dipertanggung jawabkan.
Misi
1. Memberikan pelayanan ANC dan PNC secara terpadu.
2. Membantu menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
3. Menerapkan pelayanan kesehatan secara profesional dan berkualitas dengan fasilitas
yang lengkap dan memadai.
4. Membangun kerja sama yang baik dengan unit yang terkait.
5. Membangun kemitraan dengan berbagai pihak sehingga terbentuk jaringan pelayanan
kesehatan.
6. Menciptakan kerja sama tim yang berdedikasi tinggi di ruang maternal rawat inap.
7. Melakukan bina lingkungan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan kesehatan ibu dan
bayi.
8. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan sdm di ruang maternal rawat inap sesuai
dengan kemajuan tekhnologi sehingga tercipta lingkungan kerja yang kompeten.
1. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga, jumlah dan jenis peralatan, jenis kegiatan /
asuhan keperawatan khusus nya dalam bidang maternitas.
2. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh pelayanan.
3. Menyusun dan mengatur jadwal dinas.
4. Melaksanakan orientasi tenaga baru.
5. Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan dan tenaga lainnya.
6. Bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan di ruangan, baik dalam
proses antenatal ataupun postnatal.
7. Mengadakan pertemuan berkala dengan tenaga keperawatan dan kebidanan.
8. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang maternitas.
9. Mengenal dan mengetahui penggunaan barang/alat serta mengusahakan pengadaannya.
10. Menyusun permintaan rutin (alat, obat dan bahan lainnya).
11. Mengatur pemeliharaan alat.
12. Mempertanggung jawabkan pemeliharaan alat/inventaris peralatan.
13. Melaksanakan orientasi kepada pasien dan keluarganya tentang peraturan, fasilitas dan
kegiatan rutin ruangan.
14. Mengatur penempatan pasien diruangan.
15. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi pasien dan keluarganya sehubungan dengan
perawatannya.
16. Menjaga perasaan pasien dan petugas agar merasa aman dan terlindungi
17. Memelihara dan mengembangkan system pencatatan dan pelaporan.
18. Memberikan penyuluhan pada pasien dan kelurganya sebatas kewenangannya.
19. Bekerja sama dengan seluruh sub unit dan profesi di UPT Puskesmas Pangkalan Kasai.
20. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.
21. Memotivasi tenaga perawatan dan non perawatan dalam menjaga kebersihan
22. Meneliti pengisian sensus harian pasien
23. Memeriksa dan meneliti daftar permintaan dan penyajian diet pasien
24. Memelihara buku register dan berkas medik
25. Membuat laporan harian dan bulanan
26. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
27. Menilai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan
28. Menilai siswa/mahasiswa sesuai dengan program dari institusi pendidikannya.
29. Memberikan masukan kepada kepala sug bagian tata usaha dan kepala UPT Puskesmas
Pangkalan Kasai dalam pembuatan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (DP3)
bagi tenaga yang berada dibawah tanggung jawabnya.
30. Mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan, obat-obatan secara efektif dan
efisien.
31. Mengawasi sistem pencatatan dan pelaporan serta semua kegiatan di ruangan.
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan
pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat
yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai
kebutuhan.
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan.
c. Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
8. Mengadakan koordinasi :
a. Mengadakan rapat dengan staf ruangan satu kali sebulan dan sewaktu-waktu
bila diperlukan
b. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan pasien,
keluarga dan tim kesehatan
Secara garis besar, tanggungjawab kepala ruangan terbagi menjadi empat, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
1. Perencanaan
Tahap perencanaan :
a. Menunjuk ketua tim bertugas diruangan masing-masing.
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
d. Mengatur dan mengandalikan asuhan keperawatan.
2. Pengorganisasian
Tahap pengorganisasian :
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
d. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dll.
3. Pengarahan
Tahap pengarahan :
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan keterampilan dan sikap.
c. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
d. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melakukan tugasnya.
e. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4. Pengawasan
Pengawasan terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun
pelaksana mengenai askep yang diberikan kepada pasien.
b. Melalui supervise
Supervise dapat dilakukan dengan cara :
- Pengawasan langsung melalu inspeksi, mengamati sendiri, atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau
mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
- Pengawasan tidak langsung melalui mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca, dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
- Evaluasi yaitu mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
Keputusan dan tindakan perawat atas nama ibu dan bayi ditentukan dalam prilaku
beretika.
6. Standar VI : Kolaborasi
Perawat mendukung lingkungan pengobatan yang aman bagi ibu, bayi, keluarga dan
pemberi pelayanan kesehatan lainnya.
10. Standar X : Tanggung Jawab
KOMPETENSI PERAWAT
IBE Kurikulum Inti dan
Persyaratan Kerja
UNESCO Konstitusional
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan : Learning to Matakuliah Keilmuan dan
Analisis dan sintesis know Keterampilan (MKKK)
Menguasai IT/computting
Managed ambiguity
Learning to do Matakuliah Keahlian
Communication
Berkarya (MKKB)
2nd language
Attitude : Learning to be
Kepemimpinan
Teamworking
Can work crossculturally
Pengenalan sifat pekerjaan terkait : Matakuliah Berkehidupan
Terlatih dalam etika kerja Learning to live Bersama (MKBB)
Memahami makna globalisasi together Matakuliah Pengembangan
Fleksibel terhadap pilihan pekerjaan Kepribadian
(Nursalam, 2006)
A. Kompetensi Umum
Kompetensi 1 : Melaksanakan Praktik Profesional, akontabel, etis, dan legal serta peka
budaya
1. Bertanggung gugat terhadap praktik profesional
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
3. Melaksanakan praktik secara legal
Kompetensi 2 : Pemberian dan Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Menerapkan prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen keperawatan
2. Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
3. Melakukan pengkajian keperawatan
4. Menyusun rencana keperawatan
5. Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana
6. Mengevaluasi asuhan keperawatan
7. Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam
pemberian pelayanan keperawatan / Askep
8. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman
9. Mempergunakan hubungan interpersonal dalam Pelaksana keperawatan / Asuhan
keperawatan
10. Menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan dalam praktik keperawatan
profesional (model manajemen Asuhan Keperawatan Profesional: MAKP)
Kompetensi 3 : Mengembangkan Profesionalisme
1. Melaksanakan peningkatan profesionalisme dalam praktik kep
2. Melaksanakan peningkatan mutu Pelaksana keperawatan / Asuhan keperawatan
3. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab profesi
B. Kompetensi Khusus Maternitas
Memiliki skill dalam asuhan keperawatan dengan Ibu :
- Prenatal
- Intranatal
- Bayi Baru lahir
- Post Natal
- Ibu dengan masalah
PENCEGAHAN PENDARAHAN
PADA KALA NIFAS DINI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
Tanggal terbit Ditetapkan
PROSEDUR Direktur
TETAP
Mencegah terjadinya perdarahan yang patologis pada kala
nifas dini yaitu perdaralran lebilr dari 500 cc setelah plasenta
Pengertian lahir sampai 24 jam pertarna setelah persalinan.
Kebijakan
1. INDIKASI
1.1. Terjadi perdarahan kala nifas (lebih atau diduga lebih 500 cc sejak
Prosedur plasenta lahir.
2. Petunjuk :
2.1 Perhitungan secara visual (sulit karena sering sudah menggumpal atau
meresap dalam kain)
2.2 Atau dengan monitoring tanda vital dan menghitung dalam formula
Giesecke
3. Penatalaksanaan
3.1. Pemasangan infus ukuran besar apabila belum terpasang, bila
pendarahan banyak dan syok berat sebaiknya dipasang lebih dari satu
saluran infus.
3.2. Pemberian cairan pengganti (RL/PZ) sesuai dengan formula Giesecke.
3.3. Pemasangan kateter tetap den mengukur produksi urine secara berkala.
3.4. Monitor tanda vital secara intensif selarna pertolongan diberikan.
3.5. Massage uterus atau kompresi bimanual.
PENCEGAHAN PENDARAHAN
PADA KALA NIFAS DINI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
3.6. Pernberian uterotonika kalau perlu secara kontinyu melalui drip,
dengan 20 – 30 unit oksitosis dalam 1000 cc cairan kristaloid dengan
kecepatan 200 cc/jam Quilligan menganjurkan pemberian oksitosin 10 – 20
unit RL 5000 cc/jam disertai massege bimanual kemudian intermitten fundal
massege selama 10 – 20 merit dilakukan selama beberapa jam sampai
kontraksi uterus cukup keras tanpa stimuli.
3.7. Apabila setelah pemberian oksitosis dalam 1000 cc cairan tidak
berhasil dapat diberikan derifat ergot atau prostagladin.
3.8. Penggunaan tampon uterus mungkin berhasil untuk menghentikan
perdarahan karena atonia yang gagal dengan obat-obatan: Pernasangan
tampon harus secara hati-hati den secara padat. Bahaya adalah memberi rasa
aman yang semu sehingga menunda tindakan definitif yang perlu. Tampon
yang padat menyerap darah sampai 1000 cc. Untuk mencegah infeksi
sebaiknya diberikan antibiotika dan diangkat dalam 24 jam.
3.9. Apabila usaha di atas juga gagal maka dapat dipertimbangkan tindakan
operatif yang ligasi arteria hypogastrika pada wanita yang masih ingin anak
atau histerektomi bila sudah tidak menginginkan.
Pengertian Memperbaiki robekan perineum dengan jalan menjahir lapis demi lapis.
Kebijakan
1. ETIOLOGI
Robekan pada perineum umumnya terjadi pada persalinan dimana :
Prosedur 1.1. Kepala janin terlalu cepat lahir
1.2. Persalinan tidak dipimpim sebagaimana mestinya
1.3. Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut
1.4. Pada persalinan dengan distoksia bahu
2. JENIS/TINGKAT
2.1. Robelan perineum dapat dibagi atas 3 tingkat :
2.1.1. Tingkat I : Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan
atau tanpa mengenai kulit perineum sedikit.
2.1.2. Tingkat Il : Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selain mengenai
selanput lendir vagina juga mengenai muskulus perinei transversalis, tapi
tidak mengenai sphinter ani.
2.1.3. Tingkat III : Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum
sampai mengenai otot-otot sphinfer ani.
2.2. Teknik menjahit robekan perineum :
2.2.1 Tingkat I : Penjahitan robekan perineum tingkat I dapat dilakukan
hanya dengan memakai catgut yang dijahit secara jelujur (continouse suture)
atau dengan cara angka delapan (figure of eight).
PEMERIKSAAN VAGINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
Tanggal terbit Ditetapkan
PROSEDUR Direktur
TETAP
Pengertian Suatu tindakan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah ke dalam
vagina untuk pemeriksaan ginekologi.
PEMERIKSAAN VAGINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
Tanggal terbit .
PROSEDUR
TETAP
2.4. PeRSUpan Sebelum Tindakan
2.4.1. Pasien disiapkan pada tempat tidur atau meja yang
memungkinkan posisi litotomi dan kedua paha terbuka.
2.4.2. Peralatan: Kapas yang direndam cairan antiseptik,
spekulum, cunam, tampon, kasa tekan; kasa tampon.
3. Tindakan Pemeriksaan
3.1. Pasien diletakan dalam posisi litotomi.
3.2. Pemeriksaan memakai sarung tangan steril.
3.3.Vulva dan sekitarnya dibersihkan yang telah direndam
dengan cairan antiseptik.
3.4. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, vulva dibuka
sehingga introitus vagina tampak.
3.5. Genetalia eksterna diperiksa dengan teliti untuk melihat adanya
kelainan maupun anatomik, misalnya tanda-tanda keradangan, besar klitoris,
bentuk himen, pembesaran kelenjar bartholin, adanya eksudat purulen dari
arifisium uretra dengan melakukan stripping bagian distal uretra.
3.6. Melakukan pemeriksaan inspekulo dengan memasukkan spekulum
Graves steril yang telah dibasahi atau diberi pelicin ke dalam vagina
sehingga tampak serviks uteri.
3.7. Dilihat apakah pada serviks uteri terdapat perubahan seperti: polip, erosi,
eversi, kista retensi, tumor atau keganasan. Dicatat sifat, jumlah, dan sumber
flour albus atau darah. Dilihat pula perubahan-perubahan pada mukosa
vagina.
3.8. Setelah pemeriksaan inspekulo selesai, spekulum dilepas selanjutnya
dengan pemeriksaan tusuk vagina. Satu atau lebih jari tangan yang telah
dibasahi atau diberi pelicin dimasukkan vagina. Pada saat jari tangan
dimasukkan dirasakan derajat relaksasi vagina. Bila perlu pasien disuruh
mengejan untuk mengetahui derajat kistokel, rektokel, atau penurunan rahim.
3.9. Pemeriksaan dimulai dengan melakukan palpasi serviks diraba tentang
konsistensinya, besar dan bentuknya, arahnya, nyeri goyang, dan apakah ada
kelainan.
PEMERIKSAAN VAGINAL
Halaman No. Revisi Halaman
2/2
Tanggal terbit Ditetapkan
PROSEDUR Direktur
TETAP
Ruang inap maternitas memiliki 6 ruangan, 5 ruangan untuk kelas II dan III, dan 1 ruangan
untuk kelas I
Ruangan untuk kelas II dan III memiliki 4 bed, jika ditotal 5 ruangan x 4 bed = 20 bed
Ruangan untuk kelas I memiliki 2 bed
Jika di total di ruangan rawat inap memiliki 22 bed
a. Jumlah Kebutuhan Dokter Di Ruang Rawat Inap Maternitas Rsu RUFAIDAH AL-
ISLAMIYAH YOGYAKARTA
Dokter yang dibutuhkan adalah dokter spesialis obgyn dengan jumlah 5 dokter, dengan
penentuan shift :
Dinas pagi : 1 dokter
Dinas siang : 1 dokter
Dinas sore 1 dokter
Dinas malam : 1 dokter
Lepas malam : 1 dokter
b. Jumlah Kebutuhan Bidan Di Ruang Rawat Inap Maternitas Rsu RUFAIDAH AL-
ISLAMIYAH YOGYAKARTA
Bidan yang dibutuhkan yaitu 6 bidan dengan pembagian shift :
Dinas pagi : 2 bidan
Dinas siang : 2 bidan
Dinas malam : 2 bidan
Ruang Rawat Inap Anak RSU RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH YOGYAKARTA
Visi
Menjadi ruang pelayanan perawatan anak dan remaja yang prima, unggul, mandiri, dan
terpercaya dalam rangka membuat pasien cepat sembuh dan kembali ke keluarga dan masyarakat
Misi
a. Memberikan pelayanan asuhan keperawatan anak remaja secara komprehensif sesuai
standar yang ditetapkan kepada individu, keluarga, masyarakat
b. Melaksanakan kegiatan promosi, pencegahan, penanggulangan masalahan gangguan jiwa
pada anak remaja
c. Melaksanakan standar asuhan keperawatan sebagai wujud pengendalian dan peningkatan
kualitas pelayanan secara terus menerus dan berkesinambungan
d. Memelihara hubungan kerja yang efektif diantara tenaga keperawatan dan semua tim
kesehatan melalui manajemen keperawatan
e. Menerapan etika keperawatan dalam melaksanakan tugas
c) Uraian Tugas
- Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya, menerima pasien
baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
- Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
- Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa keperawatan
sesuai batas kewenangannya.
- Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
- Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas
kemampuannya, antara lain :
Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
mengenai penyakitnya.
- Melatih / membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.
- Melakukan tindakan darurat kepada pasien ( antara lain panas tinggi, kolaps,
pendarahan, keracunan, henti nafas dan henti jantung ), sesuai Protap yang
berlaku. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada
dokter ruang rawat inap / dokter jaga.
- Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.
- Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat
berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai batas kemampuannya.
- Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
- Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai
jadwal dinas.
- Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Kepala Ruang Rawat Inap.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan, antara
lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin/ persetujuan atasan.
- Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar sesuai Standar Asuhan Keperawatan.
- Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis, pada saat penggantian dinas.
- Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
Program diet.
Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya.
Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas atau institusi
kesehatan ini.
Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi
atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan sosial ekonomi.
- Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan, seperti :
Rollstel.
Tongkat penyangga.
Protesa.
- Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah misalnya:
Merawat luka.
Melatih anggota gerak.
- Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi :
Menyediakan formulir untuk penyelesain administratif , seperti :
Surat ijin pulang
Surat keterangan istirahat sakit.
Petunjuk diet.
Resep obat untuk dirumah, jika diperlukan.
Surat rujukan atau pemeriksaan ulang.
dan lain-lain.
1. Kriteria Perawat Ruang Inap Anak RSU RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
Pendidikan : Pendidikan minimal D III keperawatan
Kursus/ pelatihan : Pelatihan unit terkait
Pengalaman kerja : -
Kondisi Fisik : Sehat Jasmani dan rohani
Lain-lain :
1. Memiliki STR yang berlaku
2. IPK min 3.00
3. Dapat bekerjasama dalam tim
4. Mempunyai akhlak yang baik, dedikasi dan loyalitas yang tinggi, tegas dan mampu
mengorganisasikan bawahannya
5. Memiliki kemampuan managerial/ kepemimpunan, berwibawa
6. Memahami konsep standard pelayanan keperawatan
7. Mempunyi kondite/ penilaian kinerja kategori baik
8. Bersedia mengembangkan ilmu keperawatan
9. Telah melewati seleksi kenaikan jenjang karir
10. Merumuskan rencana keperawatan dengan focus pada upaya stimulasi tumbuh
kembang
2. Satuan Operasional Prosedur Di Ruang Rawat Inap Anak
RAWAT INAP
Disahkan Oleh :
Prosedur :
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga
pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan/ disinfektan lokasi
suntikan.
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O
8. Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung
putih dalam kulit kemudian jarum dicabut
9. Merapikan pasien dan alat
10. Mendokumentasikan hasil tindakan
RAWAT INAP
PROSEDUR :
1. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Memasang pengalas/perlak dibawah lokasi yang akan
ditusuk
7. Menentukan lokasi tusukan
8. Melakukan pembendungan
9. Menghapus hama lokasi suntikan
10. Menusuk jarum dengan sudut 25O-45O
11. Melakukan pengisapan/aspirasi
12. Melepaskan pembendung
13. Memasukan obat berlahan-lahan
14. Mencabut jarum suntik
15. Menekan tempat tusukan dengan kapas desinfektan kalau
perlu diplester/band aid
16. Merapikan pasien dan alat-alat
17. Mencuci tangan
18. Mendokumentasikan hasil tindakan dibuku injeksi les paien
RAWAT INAP
RAWAT INAP
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
4. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada
6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
7. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan
dipasang lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dahi s/d
proxesus xypoideus)
8. Mengolesi NGT dengan aquaJelly sepajang 15 cm dari ujung
NGT
9. Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan pasien
dianjurkan untuk menelan (jika pasien tidak sadar tekan
lidah pasien dengan spatel) masukan NGT sampai pada batas
yang sudah ditentukan sambil perhatikan keadaan umum
pasien.
10. Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di paru-
paru) dengan 3 cara:
a. Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika cairan
bercampur isis lambung berarti sudah masuk kelambung,
b. Memasukan ujung NGT (yang dihidung) kedalam air dalam
kom bila ada gelembung berarti NGT dalam paru-paru
c. Petugas memasukan gelembung udara melalui spuit
bersamaan dilakukan pengecekan perut dengan stetoskop
untuk mendengarkan gelembung udara di lambung
11. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air hangat),
kemudian memasukan obat-obatan/makanan
12. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc.
13. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan
dilepas.
14. Mendokumentasikan
RAWAT INAP
RAWAT INAP
PENATALAKSANAAN :
1. Memberitahu pasien
2. Menyiapkan obat
3. Perawat cuci tangan
4. Memeriksa kembali obat yang telah disiapkan dan
dicocokkan dengan nama pasien dan ruangannya
5. Memberikan langsung obat kepada pasien dan ditunggu
sampai obat tersebut betul-betul ditelan habis oleh pasien
6. Observasi respon pasien
7. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
8. Perawat cuci tangan
RAWAT INAP
penatalaksanaan :
1. Memberi tahu pasien.
2. Lengan baju dibuka atau digulung.
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada disisi luar tangan.
4. Pompa tensimeter dipasang.
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope ditempatkan
pada daerah tersebut.
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka,
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik.
7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan
terakhir.
8. Hasil dicatat.
DISAHKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA RSU
YOGYAKARTA
RUFAIDAH AL-
Nomor Standar Operasional Prosedur
DINAS KESEHATAN
ISLAMIYAH
:
YOGYAKARTA
Tanggal Pembuatan :
Tanggal Revisi : -
Tanggal Efektif :
Zahra Fadhila
KEBIJAKAN
BAGIAN TUBUH YANG DIPERIKSA :
URAIAN PROSEDUR
1. Rambut 2. Extermitas /atas/ bawah
3. Kepala 4. Genetalia
5. Muka 6. Telinga
7. Mata 8. Leher
9. Hidung 10. Dada
11. Mulut 12. Perut / abdomen
Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejala-gejala
objektif pasien, misalnya :
- Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.
- Sikap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa
CARA PEMERIKSAAN :
- Melihat (inspeksi) - Meraba (palpasi)
- Mengetuk (perkusi - Mendengar (Auskultasi)
PERSIAPAN :
- Alat :
Lampu baterey Stetoskop
Spatel lidah Bengkok
Sarung tangan dan Kom berisi larutan desinfektan
vaselin
Refleks hammer Tensi meter
Termometer Catatan medik
Buku catatan perawat Blangko resep dan blangko pemeriksaan
lanjutan
- Pasien :
- Pasien diberi tahu
- Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
PELAKSANAAN :
- Gorden dan sampiran dipasang.
- Lakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah kepala.
- Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan
pemeriksaan daerah dada setelah selesai baju dipasang
kembali.
- Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian
dilakukan pemeriksaan bagian perut dan sekitarnya, setelah
selesai pakain bawah dipasang kembali.
- Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai pasien
dengan menggunakan refleks hammer.
- Tekanan darah diukur bila perlu.
- Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan.
- Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan ke
tempat semula.
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES
UNIT TERKAIT
RAWAT INAP
Penatalaksanaan :
1. Pasien dan keluarga diberi penjelasan
2. Perawat cuci tangan
3. Selimut pasien diletakkan dikursi
4. Pasien dimiringkan
5. Sprei digulung sampai dibawah punggung bersama
perlak.
6. Bersihkan bila ada kotoran diatas kasur
7. Pasang sprey bersama perlak
8. Pasien dimiringkan ke lain sisi dan ambil gulungan srey/
perlak yang kotor
9. Tarik sprey yang bersih dan dirapikan
10. Pasien di kembalikan pada posisi semula
11. Sarung bantal/ guling juga diganti dan bereskan tempat
kotor dibawa kebelakang
12. Perawat cuci tangan.
Bagian Cucian
UNIT TERKAIT
RAWAT INAP
a. Ada Petugas.
KEBIJAKAN d. Ruang Penermaam Pasien.
e. Ruang Tindakan.
a. Menerima pasien
URAIAN PROSEDUR baru
Persiapan :
- Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
- Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum
penderita dibaringkan.
- Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui
anamnese dan pemeriksaan fisik.
- Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
- Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata
tertib yang berlaku di RSU serta orientasi keadaan
ruangan/fasilitas yang ada.
- Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan
medik dan catatan perawatan pasien.
- Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang
segera dilakukan.
b. Pemeriksaan fisik
Bagian tubuh yang diperiksa :
- Kulit - Telinga
- Rambut - Tenggorok
- Kuku - Leher
- Muka - Dada
- Mata - Tulang belakang
- Hidung - Abdomen
- Mulut - Anggota gerak
Cara pemeriksaan :
- Melihat (inspeksi) - Meraba (palpasi)
- Mengetuk (perkusi - Mendengar
Persiapan :
- Alat :
Lampu baterey
Slatel lidah
Sarung tangan dan vaselin
Refleks hammer
Termometer
Stetoskom
Bengkok
Kom berisi larutan desinfektan
Tensi meter
Buku catatan perawat
Catatan medik
Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan
- Pasien :
Pasien diberi tahu
Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
- Pelaksanaan :
Gorden dan sampiran dipasang.
Lakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah kepala.
Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan
pemeriksaan daerah dada setelah selesai baju dipasang
kembali.
Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian
dilakukan pemeriksaan bagian perut dan sekitarnya,
setelah selesai pakain bawah dipasang kembali.
Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai
pasien dengan menggunakan refleks hammer.
Tekanan darah diukur bila perlu.
Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan.
Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan ke tempat
semula.
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES
UNIT TERKAIT
DISAHKAN OLEH
RAWAT INAP
KEPALA RSU
Zahra Fadhila
Kriteria Diagnosis
PENGERTIAN Kerusakan kulit akibat trauma panas, listrik, kimia dan radiasi
Breathing (pernapasan)
1. Periksa adanya gangguan pernapasan akibat trauma
inhalasi.
2. Bila perlu pemakaian endotracheal inkubasi atau
tracheostomi.
Circulation
1. Bila penderita dalam keadaan shock: ditanggulangi
dengan pemberian cairan infus (RL), grojok. Bila perlu
perlu pasang lebih dari satu tempat infus.
2. Setelah shock teratasi, berikan cairan dengan Rumus
Bexter (RL) 4 cc/Kg.BB/luas /luka bakar)
PERAWATAN LUKA PADA LUKA BAKAR
1. Dilakukan debridement luka
2. Dimandikan atau dibersihkan dengan desinfektan ringan
3. Bulla dipecah bila keruh atau besar (>= 5 cm)
4. Setelah bersih luka diolesi dengan salep SSD (Silver
Sulfat Diazine) (Perawatan secara terbuka).
5. Penderita dibawa keruangan dengan dialasi dan
dikerudungi kain yang serba steril.
6. Obat lain : analgetika/sedativa, kalau perlu pemberian anti
biotika spektrum luas sebagai profilaksis.
UGD
UNIT TERKAIT
5. Kebutuhan Bed Dan Tenaga Kerja Icu Di Ruang Rawat Inap Anak RSU Rufaidah
Al-Islamiyah Yogyakarta
Ruang inap anak memiliki 6 ruangan, 5 ruangan untuk kelas II dan II, dan 1 ruangan untuk
kelas I
Ruangan untuk kelas II dan III memiliki 4 bed, jika ditotal 5 ruangan x 4 bed = 20 bed dan
ruangan untuk kelas I memiliki 2 bed
Jika di total di ruangan rawat inap memiliki 22 bed
Cara menentukan jumlah tenaga keperawatan menggunakan rumus Douglas
Ruang rawat inap anak Rufaidah Al-Islamiyah Yogyakarta memiliki 22 pasien dengan
klasifikasi sebagai berikut : 4 orang pasien dengan klasifikasi minimal, 15 orang pasien
dengan klasifikasi parsial, dan 3 orang pasien dengan klasifikasi total, Jumlah perawat yag
dibutuhkan di ruangan adalah :
Jumlah perawat dinas pagi
4 x 0,17 = 0,68
15 x 0,27 = 4,05 5,81
3 x 0,36 = 1,08
Jumlah perawat dinas siang
4 x 0,14 = 0,56
15 x 0,15 = 2,25 3,71
3 x 0,30 = 0,9
Visi:
Menjadi unit dengan mengedepankan mutu, profesionalisme, dan kepuasan klien
Misi:
Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan mengedepankan keselamatan serta
kenyamanan pasien.
Menyediakan fasilitas, peralatan, dan sarana prasarana penunjang yang mutakhir.
2. Jobdesc Kepala Ruangan Perinatologi/PICU/NICU
1) Pengertian
Seorang tenaga keperawatan Profesional yang bertanggung Jawab dan berwenang dalam
mengelola kegiatan pelayanan keperawatan diruang Perinatoogi/PICU/NICU.
2) Fungsi
Memimpin, Mengatur, Mengawasi, Membimbing pelaksanaan pelayanan keperawatan
diunit perawatan Perinatologi/PICU/NICU dengan melakukan perencanaan,
koordinasi,pengawasan, pengarahan dan evaluasi serta meningkatkan mutu pelayanan
perawatan sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit. (Lesmana. 2018)
3) Persyaratan dan kualifikasi.
a. L/P
b. .Minimal Usia 25 tahun
c. Akademi Keperawatan atau S1 Keperawatan dengan dasar D Keperawatan.
d. Pengalaman bekerja di Rumah Sakit Mitra Keluarga Group lebih dari 5
Tahuntermasuk 2 Tahun pada sesi pelayanan tersebut.
e. Memiliki sertifikat KD, Perinatologi/ICU/NICU, Resusitasi Neonatus dan
Neonatuspada anak.
f. Memiliki surat izin kerja yang sesuai peraturan perundangan yang berlaku (SIP
danSIK)
g. Tidak terlibat masalah hukum.
h. Berkelakuan Baik
i. Komitmen terhadap Visi Misi RS
4) Lingkup Tugas
a. Bertanggung Jawab atas seluruh staf Perinatologi/PICU/NICU
b. Bertanggung Jawab Penuh (24 jam/hari) terhadap mutu Pelayanan Keperawatan.
c. Memberikan Pelayanan atau Alternatif melaksanakan proses pelayanan Keperawatan.
d. Mengevaluasi sumber daya peralatan, SDM, Metodee. Memelihara Hubungan Kerja
dengan bagian lain.
5) Uraian Tugas
a. Merencanakan tenaga dan membuat jadwal kerja sesuai jumlah dan kualitas
kebutuhanlayanan asuhan keperawatan sehingga layanan dapat terlaksana secara
optimal.
b. Memonitor dan membagi tugas pada staf tentang pemeliharaan peralatan, mesin,
alkes,dan obat inventaris ruangan agar jumlah dan kualitasnya siap pakai dan sesuai
standar.
c. Memelihara kebersihan dan tata ruang di unitnya sesuai standar 5R (Resik,
Rawat,Rajin, Ringkas, Rapi).
d. Membina seluruh staf yang ada di unitnya agar melaksanakan proses kerja
sesuaiperaturan tata tertib di bidang keperawatan.
e. Membina dan pengembangan seluruh staf di unitnya.
f. Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan hasil kerja dan kualitas sumber
dayamanusia.
g. Berpartisipasi dalam perencanaan tahunan bidang keperawatan.
h. Mendiskusikan hal-hal penting dengan atasan langsungnya guna
memeliharapenampilan kualitas layanan di unitnya.
i. Melakukan pertemuan berkala bersama semua staf minimal 1x setiap bulan.
j. Melakukan penyelidikan bila ditemukan suatu masalah dalam pelaksanaan
pelayanankepada pasien dan membuat laporan.
k. Sebagai humas untuk bagiannya / unitnya.
l. Memberi saran atau alternatif pada penanggung jawab kelompok.
m. Mendiskusikan hal-hal khusus yang penting dengan atasan langsungnya.
n. Mengusulkan perubahan-perubahan mengenai standar prosedur yang tidak
sesuaidengan perkembangan tekhnologi dan praktek lapangan.
3. Kriteria Perawat Perinatologi RSU Rufaidah Al-Islamiyah Yogyakarta
1) Wanita
2) Usia minimal 20 tahun
3) Lulusan minimal D3 Keperawatan
4) Mempunyai sertifikat BTCLS
5) Berpenampilan menarik
6) Mampu bekerja individu dan tim
7) Ramah dan supel
8) Jujur dan bertanggung jawab
9) Berpengalaman minimal 1 tahun di perinatologi (fresh graduate dipersilahkan)
1. Pengertian Penanganan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir dengan
persalinan spontan atau dengan tindakan (Vacum Ekstraksi, Forcep)
atau bayi yang lahir dengan cara Sectio Caesar
2. Tujuan 2.1 Merangsang dan mempertahankan pernafasan normal (RR : 40
– 60 kali/menit, nafas spontan dengan irama regular
2.2 Mempertahankan suhu tubuh normal (36,5 - 370C)
2.3 Mencegah terjadinya komplikasi / infeksi
3. Kebijakan 3.1 Dilakukan pada semua bayi baru lahir yang lahir di Rumah
Sakit
Umum Daerah Majalengka
3.2 Petugas yang menangani adalah perawat / bidan ruang Perinatal
3.3 Penanganan bayi baru lahir dilakukan di tempat bayi lahir
4. Prosedur 4.1 Persiapan alat : Pengisap lendir, Stetoscope, Termometer,
Metline, Timbangan bayi, Waslap, Baby Oil/minyak,
Selimut/pakaian bayi, Umbilical clamp, Kapas alcohol, Kasa
steril, Aquadest, Ambu bag, Dispossible 1cc (2 buah),
Dispossible 5cc (1 buah), Dispossible 10cc (1 buah), ETT (1
set), Catatan kecil, kain planel 3 lembar (diasiapkan dari rumah
sakit), gunting tali pusat, pengikat tali pusat, nasal kanul
4.2 Persiapan obat : Oksigen central/Tabung kanul, Aminophillin,
Epinefrin, Meylon 84 (Natrium Bicarbonat), Vitamin injeksi
4.3 Persiapan tempat : Infant Warmer/Meja tindakan dengan lampu
sorot berkekuatan 45-60 cm, Suhu ruangan diatas 24-260 cc
4.4 Penatalaksanaan :
4.4.1 Dekatkan alat-alat dan obat-obatan dengan meja
tindakan
4.4.2 Kenakan pakaian khusus
4.4.3 Cuci tangan
4.4.4 Pakai sarung tangan
4.4.5 Bentangkan duk kecil diatas tangan
4.4.6 Bawa bayi ke meja tindakan
4.4.7 Bantu DSA/dokter jaga mengisap lendir dari jalan nafas
4.4.8 Bersihkan bayi dengan waslap dan minyak, keringkan
dengan kain / handuk kering
4.4.9 Ikat / klaim tali pusat
4.4.10 Berikan penilaian APGAR score selama tindakan
4.4.11 Bantu DSA/dokter jaga melakukan resusitasi jika bayi
mengalami aspixia sesuai dengan derajat aspixia
4.4.12 Berikan terapi oksigen 2 – 3 ltr
4.4.13 Ukur tanda-tanda vital
4.4.14 Timbang BB, Ukur : TB, Lingkar kepala, Lingkar dada,
Lingkar perut, panjang tangan, PK frontal symphisis kaki
LLA
4.4.15 Lakukan pemeriksaan fisik
4.4.16 Bungkus bayi dengan kain bersih dan kering
4.4.17 Cuci tangan bawa bayi keruang perawatan
4.4.18 Berikan bayi therapy popilaksis (tetes mata) dan Vit K
IM sesuai dengan keadaan umum bayi
4.4.19 Hangatkan bayi dalam incubator
4.4.20 Berikan therapy sesuai dengan advis dokter
4.4.21 Pemeriksaan Laboratorium rutin : Hb, Leukosit,
Trombosit, dan Golongan Darah setelh bayi stabil dan
peeriksaan Laboratorium yang lai n sesuai dengan
indikasi
4.4.22 Lakukan rawat gabung bila diindikasikan
4.4.23 Catat hasil temuan/ observasi
4.4.24 Dokumentasikan hasil temuan dan askep yang telah
dilakukan dalam buku rekam medis
5. Unit Terkait 5.1 OK
5.2 VK
5.3 IGD
5.4 Ruang VIP
5.5 Ruang Bougenvil
5.6 Ruang Perinatal
MENYUSUKAN BAYI LANGSUNG PADA IBUNYA
1. Pengertian Membantu bayi menyusu pada ibunya dengan teknik yang benar
2. Tujuan 2.1 Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
2.2 Untuk merangsang refleks isap bayi
2.3 Untuk merangsang produksi ASI
2.4 Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
2.5 Mencegah terjadinya infeksi
2.6 Bayi mendapatkan zat antibody untuk kekebalan bayi
3. Kebijakan 3.1 Keberhasilan menyusui bagian dari manajemen pelayanan
kesehatan ibu dan bayi
3.2 Ibu dapat menyusui bayinya dalam 60 menit setelah melahirkan
3.3 Petugas yang melaksanakan tindakan adalah perawat/bidan di
Ruang Perinatal, Nifas, Bougenvile, VIP, Melati atau IGD
4. Prosedur 4.1 Persiapan Alat
4.1.1 Kapas bulat/kassa
4.1.2 Air dalam Kom
4.1.3 Bengkok
4.2 Persiapan Pasien
4.2.1 Bayi dirapihkan
4.2.2 Mengecek identitas bayi
4.2.3 Ibu diberitahu
4.2.4 Ibu disiapkan dalam keadaan bersih dan rapih
4.3 Persiapan Lingkungan
4.3.1 Jendela dan pintu ditutup
4.3.2 Memasang penyekat atau scherm
4.4 Pelaksanaan
4.4.1 Mencuci tangan
4.4.2 Ganti pakaian bayi jika kotor
4.4.3 Ibu disiapkan dalam posisi duduk yang nyaman
4.4.4 Bayi dibawa dan diberikan pada ibunya
4.4.5 Puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas
yang dibasahi dengan air matang
4.4.6 Mengecek pengeluaran ASI apakah memancar atau tidak,
ASI dikeluarkan sedikit lalu dioleskan ke sekitar puting
susu.
4.4.7 Bayi diletakan menghadap ke ibu dengan posisi :
- Perut bayi menempel pada perut ibu
- Dagu bayi menempel ke payudara ibu
4.4.8 Bayi disusukan dengan cara bergantian, payudara kiri
dan kanan sampai bayi merasa kenyang
4.4.9 Setelah selesai menyusu, mulut bayi dan sekitarnya di
bersihkan dengan kapas basah
4.4.10 Putting susu ibu dibersihkan dengan kapas basah
4.4.11 Bayi diangkat dan ditengkurapkan diatas bahu perawat
atau ibunya sambil ditepuk-tepuk punggungnya agar
sendawa
4.4.12 Bayi dan ibu dirapihkan
4.4.13 Bayi ditidurkan dengan posisi kepala dimiringkan
didekat ibunya (rawat gabung)
4.4.14 Bila pakaian bayi basah atau kotor diganti
5. Unit Terakait 5.1 Ruang Perinatologi
5.2 Ruang VK
5.3 Ruang Bougenvil
5.4 Ruang VIP
5.5 Ruang Melati
5.6 Ruang IGD
PENYULUHAN P2ASI TERHADAP IBU YANG
TELAH MELAHIRKAN / POST NATAL
Sedangkan di ruang perinatologi bayi sehat dirawat 6 bayi dengan klasifikasi total. Maka
jumlah perawat yang dibutuhkan sebanyak:
1) Jumlah perawat dinas pagi: 6 x 0,36 = 2,16 = 2
2) Jumlah perawat dinas siang: 6 x 0,30 = 1,8 = 2
3) Jumlah perawat dinas malam: 6 x 0,20 = 1,2 = 1
B. Kebutuhan dokter di ruang perinatology
Dokter yang dibutuhkan adalah dokter spesialis anak dengan jumlah 5 dokter, dengan
penentuan shift :
Dinas pagi : 1 dokter
Dinas siang : 1 dokter
Dinas sore 1 dokter
Dinas malam : 1 dokter
Lepas malam : 1 dokter
RUANG KAMAR BERSALIN (KB) RSU RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH YOGYAKARTA
1. Visi Misi Ruang Kamar Bersalin (KB) RSU RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
Visi
Terwujudnya pelayanan obstetrik dan ginekologi yang berkualitas, memuaskan, aman dan penuh
kasih sayang bagi klien, keluarga dan petugas kesehatan.
Misi
1. Memberikan pelayanan asuhan keperawatan/kebidanan yang komperhensif dan
berkualitas sesuai SOP
2. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
3. Menciptakan kerja sama tim yang baik antar anggota
4. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan SDM di ruang bersalin sesuai dengan
kemajuan teknologi sehingga tercipta lingkungan kerja yang kompeten
5. Menciptakan hubungan yang baik antara petugas, pasien, dan keluarga
ZAHRA FADHILA
Pelayanan rawat bersalin dimulai dari pendaftaran pasien dirawat dan sampai
1. Pengertian pasien pulang termasuk pelayanan perawatan bayi normal dan layanan
rujukan.
Sebagai acuan dalam pelayanan rawat inap di Ruang Bersalin mulaidari
2. Tujuan pasiendatang, perawatan sampai dengan pasien pulang di Ruang Bersalin di
puskesmas Bakti Jaya.
3. Kebijakan -
4. Referensi Buku Pedoman APN
6. Hal – hal yang 1. Pasien sudah dirawat 48 jam dan kondisi ibu dan bayi sudah
perlu dinyatakan baik
diperhatikan 2. Tidak ada komplikasi
7. Unit Terkait 1. Unit Ruang Bersalin
8. Dokumen Terkait 1. Lembar laporan pertolongan persalinan
2. Buku laporan harian
3. Register partus
4. Form informed concent
5. Lembar partograf
6. Surat keterangan kelahiran
9. Rekaman N Yang Isi Tanggal mulai
historis o diubah Perubahan diberlakukan
perubahan
2. Tujuan Untuk memntau kehamilan terutama kesehatan ibu dan janin
Masyrakat memahami masalah kesehatan yang dihadapi
Tersusunnya rencana keja untuk penanggulangan masalah kesehatan
3. Kebijakan -
4. Referensi Sarwono Prawiroharjo. 2002. Buku Kesehatan Maternal dan Neonatus. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka,
5. Prosedur dan ALAT
Langkah-Langkah - Leanec
- Doopler/Spekulum corong
- Selimut
- Refleks Hammer
- Air Hangat
- Stetoscope
- Bed Obstetricc
- Spekulumgynec
- Lampu Halogen/senter
- Kalender Kehamilan
BAHAN
- Sarung tangan
- Kapas steril
- Kassa steril
- Alkohol 70 %
- Jelly
- Sabun antiseptik
- Vaksin TT
- Buku KIA
INSTRUKSI KERJA
1) Persiapan
- Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
- Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan
keringkan
2) Pelaksanaan
- Anamnesa
Riwayat perkawinan.
Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
Status wayat Haid, HPHT.
Riwayat imunisasi Ibu saat ini
Kebiasaan ibu.
Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat taksiran
persalinan.
- Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Bumil
- Pemeriksaan Khusus
Umur kehamilan <20 mg
a. Auskultasi.
b. Inspeksi.
c. Tinggi fundus
d. Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea nigra).
e. Striae
f. Palpasi
g. Tinggi Fundus Uteri
h. Keadaan perut
Umur kehamilan >20 mg
a. Inspeksi
b. Tinggi fundus uteri
c. Hiperpigmentasi dan striae
d. Keadaan dinding perut
e. Palpasi
f. Lakukan pemeriksaan Leopold dan instruksi kerjanya sbb: Pemeriksaan
berada di sisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan
Leopold I
Letakkan Telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan raba fundus untuk
mengetahui apa yang terdapat pada fundus ibu, apakah bokong, kepala atau
bagian-bagian terkecil dari janin
Ukur TFU dengan menggunakan pita CM dan baca hasilnya
Leopold II
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian
yang sama
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak tangan
kiri dan kanan kemudian geser kea rah bawah dan rasakan adanya bagian yang
rata dan memanjang (punggung) atau bagian yang terkecil (ekstremitas)
Leopold III
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut
bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian keras,
bulat, dan hamper homogeny adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan
kurang simestris adalah bokong).
Leopold IV
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan
kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi
atas simfisis.
Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
kanan yang meraba dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen/divergen)
Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila
presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila
presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)
Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan jari0jari
tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
3) Auskultasi
- Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
- PemPeriksaan Khusus .
- Laboratorium rutin : Hb, Albumin
- USG
- Akhir pemeriksaan :
Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan
Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien
Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi: usia kehamilan, letak
janin, posisi janin, tafsiran persalinan, resiko yang ditemukan, atau adanya
penyakit lain
Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang
Jelaskan rencana asuhan ANC berkaitan dengan hasil pemeriksaan
Jelaskan pentingnya imunisasi
Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan
Beri alasan bila pasien dirujuk ke rumah sakit
SOP ASUHAN ANTENATAL / PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
STANDAR OPERASIONAL No.dokumen :
PROSEDUR No.revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
Disahkan oleh :
Kepala Rumah Sakit
RSU RUFAIDAH
Umum RUFAIDAH
AL-ISLAMIYAH
AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
ZAHRA FADHILA
1. Pengertian ANC adalah Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan selama
kehamilannya
Mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan selama
hamil, bersalin dan nifas
Mendeteksi dini factor resiko dan menangani masalah tersebut secara dini
Disahkan oleh :
RSU RUFAIDAH Kepala Rumah Sakit
AL-ISLAMIYAH Umum Rufaidah Al-
YOGYAKARTA Islamiyah
YOGYAKARTA Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
Proses
Disahkan oleh :
RSU RUFAIDAH AL- Kepala Rumah
ISLAMIYAH Sakit Umum
YOGYAKARTA Rufaidah Al-
Islamiyah
Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
INTRUKSI KERJA
Pastikan tanda dan gejala kala II (doran,teknus, peijol, mika)
Patahkan ampul oksitosin 10 IU, spuit dibuka, masukkan kedalam
wadah partus set
penolong menggunakan APD
Lakukan VT untuk memastikan pembukaan lengkap
Bila selaput ketuban belum pecah, lakukan pemecahan ketuban
Celupkan tangan yang bersarung tangan ke dalam larutan kiorin
0,5 % dan sarung tangan dibuka
Periksa DJJ
Pimpin ibii meneran
Pasang alas bokong
Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
Lahirkan kepala, bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera
setelah kepala lahir lakukan penghisapan pada mulut dan hidung
janin. menggunakan slym delee
Usap muka janin dari lendir dan darah dengan menggunakan kain
kasa
Periksa lilitan tali pusat
Tunggu hingga kepala janin putar paksi luar.
Lahirkan badan dan tungkai
tangani bayi barn lahir
keringkan bayi
Potong tali pusat
Lakukan manajemen aktif kala III
Periksa robekan jalan lahir
Lakukan penjahitan bila terjadi robekan
Observasi 2 jam PP
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO/PROTAP MANAJEMEN AKTIF
KALA III
DI RSU RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
No.dokumen :
STANDAR
No.revisi :
OPERASIONAL
Tanggal terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Disahkan oleh :
Kepala Rumah
RSU RUFAIDAH Sakit Umum
AL-ISLAMIYAH Rufaidah Al-
YOGYAKARTA Islamiyah
Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
Pengertian Tindakan yang dilakukan setelah bayi lahir untuk mempercepat
lepasnya placenta
Tujuan Menurunkan kejadian perdarahan post partum
Mengurangi lamanya kala III
Mengurangi angka kematian dan kasakitan yang berhubungan
dengan perdarahan
Kebijakan Lakukan manajemen aktif kala III segera setelah bayi lahir pada semua
persalinan
Referensi Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Pusdiknakes., WHO, JHPIEGO. 2003. Panduan Pengajaran Asuhan
Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan. Yogyakarta :
Palmall
Prosedur/Langkah- ALAT
Langkah Oxytocin 10 IU
Spuit 3 cc
Sarung tangan
INTRUKSI KERJA
Palpasi abdominal untuk memastikan tidak ada janin kedua
Ben penjelasan path ibu bahwa akan dilakukan injeksi pada paha
Injeksi oxytocin 10 IU IM pada bagian lateral dan paha ibu kira-kira
1/3 atas paha dalam waktu 2 menit dari kelahiran bayi.
Pindahkan klem tali pusat diujung, tempatkan kira-kira 5-10 cm
dari vulva
Lakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT ) dengan cara :
Letakkan tangan kiri diatas symfisis
Tegangkan tali pusat dengan tangan kanan
Dorong uterus kearah dorso kranial pada saat ada his dan terlihat
tanda-tanda pelepasan placenta, sementara tangan kanan
menegangkan tali pusat
Bila dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi, ulangi
pemberian oxytocin 10 IU
Keluarkan placenta
Segera setelah placenta lahir, segera tangan kiri melakukan masase
fundus uteri menggunakan palman dengan gerakan melingkar
sampai uterus berkontraksi
Sementara itu tangan kanan melakukan pemeriksaan kelengkapan
plasenta dan selaput ketuban
Tempatkau plasenta pada wadah yang telah disediakan,cuci tangan
dengan larutan kiorin
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO PEMERIKSAAN DENYUT
JANTUNG JANIN (DJJ)
No.dokumen :
STANDAR
No.revisi :
OPERASIONAL
Tanggal terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Disahkan oleh :
RSU RUFAIDAH AL- Kepala Rumah Sakit
ISLAMIYAH Umum Rufaidah Al-
YOGYAKARTA Islamiyah Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
Pengertian Denyut jantung janin adalah frekuensi denyut rata-rata wanita tidak
sedang bersalin, atau diukur antara 2 kontraksi. Dimana rentang
normalnya berkisar antara 120-160x/menit.
Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin
khususnya denyut jantung janin dal am rahim.
Kebijakan
Referensi Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku panduan praktis pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Prosedur/Langkah- PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Langkah Alat
Doppler
Bahan
Jelly
INTRUKSI KERJA
Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
Beri jelly pada doppler llineac yang akan digunakan
Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin.
Hitung detak jantung janin:
Dengar detak jantung janin selama I menit. normal detak jantung
janin 120-1401 menit
Beri penjelasan pada pasien hash pemeriksaan detak jantung janin
Jika pada pemenksaan detak jantung janin, lidak terdengar ataupun
tidak ada pergerakan bayl, maka pasien diberi penjelasan dan pasien
dirujuk ke RS.
Pasien dipersilahkan bangun
Catat hasil pemeriksaan jantung janirl pada buku Kart Ibu dan Buku
KIA
Indikator Kinerja Denyut jantung janin dapat diketahui dengan tepat dan benar
Catatan Mutu Kartu ibu
Buku register kohort ibu harnil
Buku register ibu hamil
Buku KIA
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SOP / PROTAP TINDAKAN MANUAL
PADA RETENSIO PLASENTA
DI RSU RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
No.dokumen :
STANDAR
No.revisi :
OPERASIONAL
Tanggal terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Disahkan oleh :
RSU RUFAIDAH Kepala Rumah Sakit
AL-ISLAMIYAH Umum Rufaidah Al-
YOGYAKARTA Islamiyah Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
Pengertian Adanya plasenta yang belum lepas dari uterus setelah 30 menit bayi lahir
Tujuan Untuk mengeluarkan plasenta dan koteledon dalam uterus
Untuk mengurangi perdarahan berlanjut
Kebijakan Kep.MenKes
Referensi Marni.2011.Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kusmiati,Yuni.2007.Penuntun Belajar Asuhan Persalinan. Yogyakarta:
Fitramaya.
Prosedur/Langkah- ALAT
Langkah Sarung tangan panjang dan steril
Cairan infus RL/NACL,blood set,abocath
Obat uterotonika,spuit,bengkok,klem,kocher.
Obat antibiotika,diazepam,tensimeter,termometer,arloji
INTRUKSI KERJA
Memberikan informasi kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
Mencuci tangan secara efektif
Melaksanakan pemeriksaan umum
Mengukur vital sign,suhu,nadi,tensi,pernafasan
Melaksanakan pemeriksaan kebidanan
a.inspeksi, b.palpasi, c.periksa dalam
Memakai sarung tangan steril
Melakukan vulva hygiene
Mengamati adanya gejala dan tanda retensio plasenta
Bila placenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah lahir,atau terjadi
perdarahan sementara placenta belum lahir,maka berikan oxytocin 10 IU
IM.pastikan bahwa kandung kencing kosong dan tunggu terjadi
kontraksi,kemudian coba melahirkan plasenta dengan menggunakan
peregangan tali pusat terkendali.
Bila dengan tindakan tersebut placenta belum lahir dan terjadi perdarahan
banyak,maka placenta hams dilahirkan secara manual
Berikan cairan infus NACL atau RL secara guyur untuk mengganti cairan
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SOP/ PROSUDUR TETAP PEMERIKSAAN
LUKA JALAN LAIIIR
DAN ROBEKAN PORTIO DI RSU
RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
No.dokumen :
STANDAR
No.revisi :
OPERASIONAL
Tanggal terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Disahkan oleh :
RSU RUFAIDAH Kepala Rumah Sakit
AL-ISLAMIYAH Umum Rufaidah Al-
YOGYAKARTA Islamiyah Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
Pengertian Pemeriksaan yang dilakukan pada jalan lahir setelah plasenta lahir.
Tujuan Untuk menemukan lokasi dan tingkat robekan pada jalan lahir
Mengurangi perdarahan pada robekan.
Kebijakan Robekan jalan lahir terpantau dengan tepat dan benar
Referensi Klien, Susan. 2008. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogjakarta : Palmall
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : IGC
Prosedur/Langkah- ALAT
Langkah Handscoen
Gaas steril
Lampu sorot
Tang ovum
Spekulum sun
kapas DTT
Larutan klorin 0,5%
APD
INTRUKSI KERJA
Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
Penolong memakai APD
Pastikan kontraksi uterus baik
Bersihkan vulva dengan gaas untuk memudahkan melihat jalan lahir
Membuka labia dan asisten disuruh untuk memfokuskan lampu sorot
Melihat perlukaan dari perineum, sepanjang labia dan dinding dengan
melakukan penekanan menggunakan tangan
Jika tidak ada perlukaan tetapi perdarahan masih aktif dan kontraksi
uterus baik,waspada adanya robekan porsio
Pasang spekulum sims/L pada sisi atas dan bawah
Jepit bibir atas dan bawah porsio dengan tang ovom.Gerakkan ke kanan
untuk melihat robekan pada sisi kiri dan gerakkan ke kiri untuk melihat
robekan pada sisi kanan.
Jika tidak ada perlukaan jalan lahir, bersihkan tubuh ibu. jika ada
perlukaan,lanjutkan ke teknik penjahitan
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SOP / PROTAP TINDAKAN / PEMBERIAN
ANASTES1 LOKAL
SEBELUM PENJAHITAN LUKA JALAN
LAHIR
DI RSU RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
No.dokumen :
STANDAR
No.revisi :
OPERASIONAL
Tanggal terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Disahkan oleh :
RSU RUFAIDAH Kepala Rumah Sakit
AL-ISLAMIYAH Umum Rufaidah Al-
YOGYAKARTA Islamiyah Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
Pengertian Pembiusan yang dilakukan pada jalan lahir sebelum dilakukan penjahitan
Tujuan Mengurangi rasa tidak nyaman path ibu
Kebijakan Anastesi dilakukan setiap akan dilakukan tindakan penjahitan pada perlukaan
jalan lahir
Referensi Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Atief Said, Surjadi Kartini, Dachlan Ruswan, editor. Anestetik Lokal. Dalam:
Petunjuk Praktis Anestesiologi. Ed 2. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2002. hal 97-104.
Prosedur/Langkah- ALAT
Langkah Spuit lOcc
Lidokain 1%
Gaas steril
Alas bokong
Kapas DTT
Sarung tangan
INTRUKSI KERJA
Beritau ibu akan dilakukan penyuntikan untuk mengurangi rasa sakit saat
penjahitan
Penolong menggunakan sarung tangan DU
Alas bokong dipasang
Bersihkan lukajalan lahir dengan kapas DTT
Masukkan jarum pada ujung laserasi atau luka dan dorong masuk kearali
bawah antara mukosa dan kulit perineum sepanjang luka mengikuti garis
dirnanajarumjahitnya akan masuk atau keluar
Aspirasi dan kemudian injeksinya anastesi tersebut sambil menarik jarum
ke titik dimana jarum masuk.Atau jika tidak dilakukan aspirasi maka
setelah spuit dimasukkan sarnpai dalam kemudian ditarik sambil
disemprotkan perlahan-lahan
Hentikan penginjeksiaan anastesi atau jangan jarum dicabut tapi
dibelokkan kembali jarum sepanjang garis lain dimana direncanakan akan
dibuat jahitan.
Ulangi proses penusukan jarum pada ujung luka disebelahnya,sehingga
seluruh daerah kemungkinan akan dijahit sudah dianastesi.
Tunggu beberapa lama dan sambil melakukan penekanan dengan gaas
pada luka
Tanyakan apakah ibu merasa nyeri atau tidak
jika ibu merasa nyeri jangan dulu melakukan penjahitan
jika ibu sudah tidak merasa nyeri lakukan penjahitan luka
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO / PROTAP PENANGANAN
PERDARAHAN POST PARTUM (UPP)
DI RSU RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
No.dokumen :
STANDAR
No.revisi :
OPERASIONAL
Tanggal terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Disahkan oleh :
Kepala Rumah
RSU RUFAIDAH Sakit Umum
AL-ISLAMIYAH Rufaidah Al-
YOGYAKARTA Islamiyah
Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
Pengertian Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin
Tujuan Mengenali dan mengambil tindakan yang tepat pada perdarahan post
partum
Kebijakan Perdarahan yang di perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba
merupakan suatu kegawatan segera ditangani
Referensi Rahmawati Nur Eni. 2011. Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya :Victory
Inti Cipta.
Sarwono Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi 2010. Jakarta :
PT.Pustaka Sarwono Prawihardjo
Prosedur/Langkah- ALAT
Langkah Sarung tangan steril,gaas steril.
Bengkok,obat uterotonika 2, spuit 3 cc 2
Abocath 1,Blood set 1
Cairan RL,gunting,plaster
INTRUKSI KERJA
Mencuci tangan secara efektif
Menyiapkan alat-alat/fasilitas tindakan gawat darurat
Melakukan pemeriksaan umum tanda vital
Memantau tanda-tanda shock hypopolemik, segera lakukan tindakan
penanganan shock
Melakukan pemeriksaan palpasi untuk mengetahui kontraksi uterus
baik atau lembek.
Melakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah
Mengeluarkan stolsel yang menghalangi kontraksi uterus yang
efektif
Memberikan suntikan oxytocin 10 IU TM
Memasang cairan infus IV
Melakukan chateterisasi/ memantau cairan masuk dan cairan keluar
Memeriksa kelengkapan placenta
Memeriksa sumber perdarahan
Jika perdarahan berlangsung terus, lakukan uji beku darah
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO / PROTAP MENGISAP LENDIR
No.dokumen :
STANDAR
No.revisi :
OPERASIONAL
Tanggal terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Disahkan oleh :
RSU RUFAIDAH Kepala Rumah Sakit
AL-ISLAMIYAH Umum Rufaidah Al-
YOGYAKARTA Islamiyah Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
Pengertian Tindakan mengisap lender melalui hidung atau mulut
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lender
Mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas
Kebijakan Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan pengisapan lendir, mengeluarkan
lender dan melonggarkan jalan nafas
Referensi http://uzanxwsdcito.blogspot.co.id/2012/03/sop-penghisapan-lendir-
suction.html
Nurachmah, Elly dan Ratna S. Sudarsono.2000. Buku Saku Prosedur asuhan
perawatan bayi baru lahir .Jakarta: EGC
Prosedur/Langkah- PERSIAPAN ALAT
Langkah Perangkat penghisap lendir rneliputi:
Mesin penghisap lendir
Slang penghisap tendir sesuai kebutuian
Air matang untuk pembilas dalarn tempatnya (kom)
Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang
Pinset anatorni untuk rremegang slang
Spatel / sundip lldah yang dibungkus dengan kain kasa
Sarung tangan
Bak instrumen
Kasa
Bengkok
PERSIAPAN PASIEN
Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk
Bila pasien tidak sadar
Posisi miring
Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan laicar
INTRUKSI KERJA
Jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern
Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan
Perawat memakai sarung tangan
Pasien disiapkan sesua dengan kordisi
Slang dipasang pads mesin penghisap lendir
Mesin penghisap lendir dihidupkan
Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan Iebih dahulu untuk air
bersih yang tersedia
Tekan lidah dengan spatel
Hisap lendir pasien sarrpai selesai. Mesin/pesawat dimatikan
Bersihkan mulut pasien dengan kasa
membersihakan slang dengan air daani kom
Slang direndam dalam cairan desinfektan yarg tersedia
Perawat cuci tangan
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
Disahkan oleh :
Kepala Rumah Sakit
RSU RUFAIDAH
Umum Rufaidah Al-
AL-ISLAMIYAH
Islamiyah
YOGYAKARTA
Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
Pengertian Melakukan asuhan kebidanan dengan cara memasukkan kepalan tangan
kedalam uterus pada perdarahan post persalinan yang disebabkan gangguan
kontraksi uterus.
Tujuan Untuk menekan uterus dengan cara manual agar terjadi hemostastis
Kebijakan Dalam keadaan darurat bidan terlatih atau berpengalaman boleh
melakukan,kompresi bimanual
Referensi Superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-askeb-ii-kompresi-
bimanual-eksternal/
Chalik.,2002. Obstetri fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Jakarta:
Widya Medika
Prosedur/Langkah- PERSIAPAN
Langkah Sarung Tangan Panjang dan Steril
INTRUKSI KERJA
Menyiapkan lingkungan dan alat yang steril.
Menjelaskan pada pasien dan minta persetujuan.
Letakkan tangan kin menekan fundus uteri dari luar.
Memasukkan tangan kanan secara obstetri dengan hati-hati kedalam
vagina dan buat kepalan tinju.
Kedua tangan didekatkan dan secara bersama-sama menekan uterus
Melakukan tindakan ini sampai diperoleh pertolongan lebih lanjut bila
diperlukan.
Cari penyebab perdarahan.
Perkirakan jumlah darah yang keluar dan dengan teratur denyut
nadi,respirasi dan tekanan darah.
Lakukan kolaborasi dengan dokter.
Membuat catatan yang akurat.
Jika perdarahan berhasil dikendalikan,pasien diobservi ketat untuk gejala
dan tanda infeksi.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SOP/ PROTAP PENATALAKSANAAN
SYOK ANAFILAKTIK DI RUANG
BERSALIN
RSU RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
No.dokumen :
STANDAR
No.revisi :
OPERASIONAL
Tanggal terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Disahkan oleh :
Kepala Rumah
RSU RUFAIDAH AL-
Sakit Umum
ISLAMIYAH
Rufaidah Al-
YOGYAKARTA
Islamiyah
Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
Pengertian Pasien dengan syok Anafilaktik
Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalarn
melakukan pelayanan penanganan Syok Anafllaktik
Kebijakan Tenaga Medis / Paramedis dalain melakukan pelayanan /
Penatalaksanaan Syok Anafllaktik di Ruang Pelayanan
Referensi Purwadianto A., Sampurna B. 2000. Kedaruratan Medik Edisi Revisi.
Jakarta: Bina Aksara
Sundaru H., Sukmana N., Mahdi D. 2007. Renjatan Anafilaktik.
Dalam: Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus.
Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan
Prosedur/Langkah- PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Langkah Tabung Oksigen
Tensimeter
Adrenalin ampul
Dexamethason Vial
Jarum suntik disposibel 2,5/3 ml
Ambulance (Jika di rujuk)
INTRUKSI KERJA
Penanganan Utama dan segera :
Hentikan pemberian obat/ antigen penyebab.
Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala.
Berikan Adrenalin 1: 1000(1 mg/ml)
Segera secara 1M pada otot deltoideus, dengan dosis 0,3 — 0,5 nil
(anak: 0,01 mllkgbb), dapat diulang tiap lima menit,
Pada tempat suntikan atau sengatan clapat diberikan 0,1 — 0,3 ml
Pemberian Adrenalin IV apabila terjadi tidak ada respon pada
pemberian secara IM, atau terjadi kegagalan sirkulasi dan syok,
dengan dosis (dewasa) : 0,5 ml adrenalin 1: 1000 (1 mg I ml)
diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan diberikan selama 10
menit.
Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign ( Tensi, Nadi, Respirasi)
sampai syok teratasi.
Pasang infus dengan larutan Glukosa faali bila tekanan darah systole
Icurang dan 100 mmHg
Pemberian oksigen 5-10 L/menit
Bila diperlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan pengawasan
tenaga medis.
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
PROTAP PELAYANAN TINDAKAN
INJEKSI (PENYUNTIKAN) DI KAMAR
BERSALIN
RSU RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
No.dokumen :
STANDAR
No.revisi :
OPERASIONAL
Tanggal terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Disahkan oleh :
RSU RUFAIDAH AL- Kepala Rumah Sakit
ISLAMIYAH Umum Rufaidah Al-
YOGYAKARTA Islamiyah
Yogyakarta
ZAHRA FADHILA
Pengertian Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntikkan sampai
menembus dalam jaringan otot ( intramuskuler).
Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam
melakukan pelayanan tindakan Injeksi di ruang Pelayanan.
Kebijakan Tenaga Medis/Paramedis dalam melakukan pelayanan / tindakan Injeksi
Referensi Priharjo, Robert. 1995. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat.
Jakarta : EGC
Tiadi, Slamet. Aulawi. 2006. Perbedaan Penyuntikan Intramuskuler
Metode Z Track dengan Metode Konvensional atau Standar Terhadap
Refluk Obat, Keluarnya Darah, dan Tingkat Nyeri, Jurnal Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Universitas Indonesia
Prosedur/Langkah- PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Langkah Spuit dengan jarum no.22-25
Jarum ukuran diameter 20-30
Kapas alcohol
Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
Sarung tangan bersih
Catatan pengobatan
Bak injeksi
Bengkok
INTRUKSI KERJA
Tutup tirai atau pintu
Cuci tangan
Ambil obat sesuai dosis
Pakai sarung tangan
Kaji Area penyuntikan: tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi, tidak
terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan pembuluh darah
Posisikan pasien nyaman dan rileks disesuaikan dengan area
penyuntikan yang akan digunakan:
Ventro gluteal: posisi tengkurap atau miring dengan lutut fleksi
Vastus lateralis: posisi flat, supine dengan lutut sedikit fleksi
Dorso gluteal: posisi prone dengan lutut fleksi
Deltoid: posisi duduk atau berbaring dengan lengan fleksi, rileks
atau diletakkan diatas abdomen
Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
Lakukan Z-track dengan tangan tidak dominan.
Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan mengusap
secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm
Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit
dan pegang spuit pada tangan dominan (antara ibu jari dan telunjuk).
Injeksikan jarum dengan sudut 90° (vastus latralis jarum masuk
dengan kedalaman 1,5-2,5 cm; ventro gluteal jarum masuk dengan
kedalaman: 1,25- 2,5 cm; dorso gluteal jarum masuk dengan
kedalaman: 1,25-3,75 cm; deltoid jarum masuk dengan kedalaman:
1,25-2,5 cm)
Setelah jarum masuk ke dalam otot, pindahkan tangan non dominan
kebawah spuit ( untuk memfiksasi agar posisi jarum tidak bergerak)
dan tangan dominan pindah ke bagian pengokang spuit untuk siap
mengaspirasi.
Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh darah,
jika tidak terdapat darah injeksikan obat tersebut dengan kecepatan 10
detik/mL. Jika terdapat darah segera cabut spuit dan ganti pada posisi
penyuntikan lainnya
Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan
Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia
(sampah medis untuk benda tajam)
Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
Lepas sarung tangan masukkan kedalam larutan klorin dan cuci tangan
Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat
pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
Direktur
PROSEDUR TETAP
1. Pengertian Menerima pasien yang baru masuk IGD untuk diberikan perawatan
paripurna secara tepat dan akurat
2. Tujuan Memberikan kemudahan pelayanan dan kelancaran evakuasi pasien di
Instalasi Gawat Darurat
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
PENERIMAAN PASIEN BARU DI INSTALASI GAWAT
DARURAT
Direktur
PROSEDUR
RS Zahra Fadhila
Tanggal Revisi :
TETAP
1. Pengertian Menerima pasien yang baru masuk IGD untuk diberikan perawatan
paripurna secara tepat dan akurat
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan gawat darurat paripurna
secara tepat dan akurat
2. Rekam Medis
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
Direktur
PROSEDUR
1. Pengertian Yaitu pasien yang meninggal dalam perjalanan sebelum tiba di rumah
sakit atau pasien yang meninggal di tempat kejadian.
2. Tujuan Sebagai acuan pelayanan kepada pasien yang datang sudah meninggal
sebelum tiba di RS. Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin.
3. Kebijakan SK Direktur Nomor: 821/1652-TU/RSAS/2014 tentang pelayanan
instalasi gawat darurat di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin
4. Prosedur 1. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan untuk memastikan
bahwa pasien benar-benar telah meninggal sebelum sampai di
IGD RS. Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin.
2. Ambulance
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
SKRINING PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
TRIASE
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH 1/2
YOGYAKARTA APK 1/Std 1.1
Ditetapkan
Tanggal Revisi :
TRIASE
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
PENDAFTARAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT
DARURAT
Ditetapkan
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
PENERIMAAN PASIEN DARI INSTALASI RAWAT
JALAN KE INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT UMUM
RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
YOGYAKARTA /
Ditetapkan
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
KRITERIA PASIEN MASUK
INSTALASI GAWAT DARURAT
Ditetapkan
Tanggal Revisi :
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
OBSERVASI PASIEN
INSTALASI GAWAT DARURAT
Ditetapkan
RS.Zahra Fadhila
Tanggal Revisi :
b. Kesadaran pasien
d. Tanda-tanda vital
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
Ditetapkan
Tanggal Revisi
:
4. Prosedur
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
Ditetapkan
Tanggal Revisi :
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
Ditetapkan
Tanggal Revisi
:
1. Pengertian Informasi penundaan pelayanan, diagnosis dan pengobatan
terhadap pasien adalah suatu kegiatan dimana petugas
kesehatan memberikan informasi terhadap pasien maupun
keluarga pasien mengenai alas an menunggu atau menunda
pelayanan, diagnosis dan pengobatan serta alternative yang bisa
didapatkan oleh pasien dan keluarga.
2. Tujuan Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan terbaik dan
paripurna kepada pasien sehubungan dengan adanya penundaan
pelayanan dan diagnosis dan pengobatan
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT UMUM
RUFAIDAH AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
1/3
Ditetapkan
Tanggal Revisi :
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
Ditetapkan
Tanggal Revisi :
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
SISTEM RUJUKAN
Ditetapkan
SISTEM RUJUKAN
Unit Terkait
1. Ambulance
2. Rumah sakit/ Instansi Kesehatan lain
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
Tanggal Revisi :
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
Ditetapkan
Tanggal Direktur
Terbit :
PROSEDUR TETAP RS. Zahra Fadhila
Tanggal Revisi
:
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
Ditetapkan
Tanggal Direktur
Terbit :
PROSEDUR TETAP RS. Zahra Fadhila
Tanggal Revisi
:
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
Tanggal Direktur
Terbit :
PROSEDUR TETAP RS. Zahra Fadhila
Tanggal
Revisi :
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
PEMULANGAN PASIEN
Ditetapkan
Tanggal Revisi
:
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
PENANGANAN PASIEN
TERLANTAR/GELANDANGAN
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUFAIDAH AL- APK 1/Std. 1.1 1/1
ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
Ditetapkan
Tanggal Revisi
:
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
TRIASE
RUMAH SAKIT
UMUM RUFAIDAH No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
AL-ISLAMIYAH
YOGYAKARTA
1/1
Ditetapkan
Tanggal Direktur
Terbit :
PROSEDUR RS. Zahra Fadhila
TETAP
Tanggal Revisi
:
Tanda tangan
SOP
RESPON TIME
RUMAH SAKIT UMUM
RUFAIDAH AL-
ISLAMIYAH
YOGYAKARTA No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
1/1
Ditetapkan
TETAP
Tanggal Revisi
:
Diperiksa oleh
Nama drg. Yuyun Sukaeksi
Jabatan Wakil Direktur Pelayanan
Tanda tangan
5 x 0,30 = 1,5
Kebijakan Umum:
1. Pelayanan Instalasi :
a. Setiap pasien yang masuk rawat inap harus dipasangkan gelang identitas pasien.
6. Penundaan pelayanan :
a. Memperhatikan kebutuhan klinis pasien pada waktu menunggu atau
penundaan untuk pelayanan diagnostik dan pengobatan.
b. Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan
8. Transportasi :
a. Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan
yang berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan.
b. Transportasi disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
d. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko
mendapatkan perlindungan yang layak.
e. Membantu mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan
didalam maupun diluar rumah sakit.
f. Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui
suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang
terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.
g. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah
atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi
h. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
i. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
v. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
w. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata maupun pidana, dan
x. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
10. Penolakan pelayanan dan pengobatan :
a. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan
dilakukan Assesment apabila ada rasa nyerinya.
b. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif.
a. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Pekerjaan STP
Pekerjaan Elektrikal
1. Generator set 300 kVA lengkap dengan alat bantu
Pekerjaan Mekanikal
1. Tata udara / AC
7. Manajemen konstruksi
8. Lingkungan
2. Client computer
3. Printer
4. Digital Scanner
5. UPS
2. Database
3. Reporting system
4. Office automation
5. Anti virus
2. Konsultan
Biaya tetap: perincian gaji jajaran manajemen dan staff rumah sakit
Manajemen and Staff cost
Satuan Durasi/jam/hari
Jabatan vol Gaji/ bulan Total gaji/ pertahun
Rp
CEO RS Bulan 1 10 12.000.000 144.000.000
Direktur utama Bulan 1 10 10.000.000 Rp.120.000.000
Rp
Bidang pengawas RS Bulan 1 10 7.000.000 84.000.000,00
Rp
Direktur medik dan 108.000.000,00
keperawatan Bulan 1 10 9.000.000
Direktur axilary Bulan 1 10 10.000.000 Rp.120.000.000
Direktur pelayanan umum Bulan 1 10 9.000.000 Rp.108.000.000
Direktur keuangan Bulan 1 12 10.000.000 Rp.120.000.000
Rp
Koordinator ruangan Bulan 6 9 4.000.000 648.000.000,00
Rp
Perawat Bulan 97 8 3.500.000 4.074.000.000,00
Rp
Bidan Bulan 11 7 3.500.000 462.000.000,00
Rp
Dokter Bulan 37 7 7.000.000 3.108.000.000,00
Rp
Ahli gizi Bulan 4 8 4.000.000 192.000.000,00
Rp
Laboran Bulan 2 8 4.000.000 96.000.000,00
Tenaga radiologi Bulan 4 7 5.000.000 Rp
240.000.000,00
Rp
Apoteker Bulan 4 8 3.000.000 144.000.000,00
Rp
Satpam Bulan 8 7 2.000.000 192.000.000,00
Rp
Supir Bulan 4 8 2.000.000 96.000.000,00
Rp
Cleaning service Bulan 36 9 2.500.000 1.080.000.000,00
Total Rp.6.808.440.000.000
c. OPERASIONAL
i. AGGARAN FASILITAS RUMAH SAKIT SETIAP INSTALASI
RUANG PERAWATAN
Besaran
No. Nama Ruangan Fungsi Ruangan Ruang / Luas Kebutuhan Fasilitas
Ruang kerja direktur Meja (450.000), kursi
1. Ruang Direksi RS, tempat Min. 16 m2 (300.000), sofa
melaksanakan (2.500.000), computer
perencanaan program (3000.000), printer
dan manajemen RS. (2000.000), lemari
(1000.000), lemari arsip
(4000.000), dan peralatan
kantor lainnya
(1000.000)
[14.250.000]
3. Ruang Rapat dan Ruang pertemuan/ rapat/ Min. 16 m2 Meja rapat (5000.000),
5. Ruang Komite Ruang kerja staf komite 12-30 m2 Meja (450.000), kursi
Medis medis (300.000), lemari
berkas/arsip (2000.000),
komputer (3000.000),
printer (2000.000),
intercom/telepon
(1000.000)
[8.750.000]
7. Ruang Bagian Ruang kerja staf bagian 12-30 m2 Meja (450.000), kursi
Keperawatan keperawatan (300.000), lemari
berkas/arsip (2000.000),
komputer (3000.000),
printer (2000.000),
intercom/telepon
(1000.000)
[8.750.000]
8. Ruang Kepala Ruang kerja kepala bagian 6-16 m2 Meja (450.000), kursi
Bagian Pelayanan (300.000), lemari
Pelayanan berkas/arsip (2000.000),
komputer (3000.000),
printer (2000.000),
intercom/telepon
(1000.000)
[8.750.000]
9. Ruang Bagian Ruang kerja staf bagian 12-30 m2 Meja (450.000), kursi
Pelayanan pelayanan (300.000), lemari
berkas/arsip (2000.000),
komputer (3000.000),
printer (2000.000),
intercom/telepon
(1000.000)
[8.750.000]
Ruang Kepala Ruang kerja kepala bagian 6-16 m2 Meja (450.000), kursi
Bagian keuangan dan program (300.000), lemari
10.
Keuangan dan berkas/arsip (2000.000),
Program komputer (3000.000),
printer (2000.000),
intercom/telepon
(1000.000), Safety box
(100.000)
[8.850.000]
11. Ruang Bagian Ruang kerja staf bagian 12-30 m2 Meja (450.000), kursi
Keuangan dan keuangan dan program (300.000), lemari
Program berkas/arsip (2000.000),
komputer (3000.000),
printer (2000.000),
intercom/telepon
(1000.000)
[8.750.000]
Ruang Kepala Ruang kerja kepala 6-16 m2 Meja (450.000), kursi
Bagian bagian (300.000), lemari
12.
Kesekretariata kesekretariatan dan rekam berkas/arsip (2000.000),
n dan Rekam medis komputer (3000.000),
Medis printer (2000.000),
intercom/telepon
(1000.000)
[8.750.000]
Ruang Bagian Ruang kerja staf 12-30 m2 Meja (450.000), kursi
Kesekretariata bagian (300.000), lemari
13.
n dan Rekam Kesekretariatan dan berkas/arsip (2000.000),
Medis Rekam Medis komputer (3000.000),
printer (2000.000),
intercom/telepon
(1000.000)
[8.750.000]
14. Ruang SPI Ruang kerja Satuan 12-30 m2 Meja (450.000), kursi
(Satuan Pengawasan Internal (300.000), lemari
Pengawasan berkas/arsip (2000.000),
Internal) komputer (3000.000),
printer (2000.000),
intercom/telepon
(1000.000)
[8.750.000]
16.
Ruang Tunggu pengunjung/ tamu bagian orang (2.500.000).
menunggu.
17. Janitor Ruang tempat 3-8 m2 Lemari/rak (1000.000)
penyimpanan alat-alat
kebersihan (cleaning
service)
minuman. (2.500.000)
TOTAL Rp 152.950.000
B. INSTALASI RADIOLOGI
Besaran
No. Nama Ruangan Fungsi Ruangan Ruang / Kebutuhan Fasilitas
Luas
1. Ruangan Tunggu Ruangan pasien & 1~1,5 m2/ Tempat duduk (5000.000)
Pasien & pengantar pasien menunggu orang (min.
Pengantar Pasien diberikannya pelayanan 25 m2)
medik.
Ruangan untuk staf Alat tulis kantor
2. Ruang melaksanakan tugas Min. 9 m2 (1000.000), meja+kursi
Administrasi administrasi dan personalia (6000.0000), loket
dan Rekam dan ruangan untuk (1.500.000), lemari
Medis. penyimpanan sementara (5000.000), telepon
berkas film (500.000), faksimili
pasien yang sudah dievaluasi. (600.000), komputer
(3000.000), printer
(2000.000), dan alat
perkantoran lainnya
(1000.000).
[20.600.000]
[8.600.000]
Ruangan tempat membaca
4. Ruang Konsultasi film hasil diagnosa pasien 9-16 m2 Meja (750.000), kursi
Dokter dan tempat pasien (500.000), film viewer
konsultasi medis dengan (1.400.000).
Dokter spesialis radiologi. [2.650.000]
5. Ruang ahli fisika Ruangan kerja dan 9-16 m2 Lemari alat monitor
Ruang Pemeriksaan
a. General Ruang tempat Min. 12 m2 General X-Ray unit
[200.000.000]
Ruang-ruang Penunjang (Pada tiap-tiap ruang pemeriksaan diatas kecuali USG)
Ruang Ruang tempat Meja kontrol (2.500.000),
operator/ panel mengendalikan/ Min. 4 m2 Komputer (3000.000)
kontrol mengkontrol
pesawat X-Ray
[7.100.000]
Ruang tempat
3. Ruang Pengemasan melaksanakan kegiatan Min. 16 Container, alat
D. INSTALASI LABORATORIUM
Besaran
No. Nama Ruangan Fungsi Ruangan Ruang / Kebutuhan Fasilitas
Luas
Ruang Ruangan untuk staf
Administrasi melaksanakan tugas Meja (450.000), kursi
1. dan Rekam administrasi, Min. 20 m2 (300.000), lemari
Medis pendaftaran, berkas/arsip
(Terdapat loket pembayaran dan (2000.000), komputer
pendaftaran, pengambilan hasil serta (3000.000), printer
loket ruangan untuk (2000.000),
pembayaran, penyimpanan sementara intercom/telepon
dan loket berkas film pasien yang (1000.000)
pengambilan sudah dievaluasi. [8.750.000]
hasil)
2. Ruang Tunggu Ruangan pasien & 1~1,5 m2/ Tempat duduk
Pasien & pengantar pasien orang (min. (2.500.000)
Pengantar menunggu diberikannya 25 m2)
Pasien pelayanan lab.
Ruang Ruang tempat Meja. Kursi, jarum suntik
3. Pengambilan pengambilan sample Min. 6 m2 dan pipetnya, container
Sample darah, pengumpulan urin, timbangan,
sample urin, dll tensimeter.
[2000.000]
Besaran
Nama Ruangan Fungsi Ruangan Ruang / Kebutuhan Fasilitas
No. Luas
Ruangan tempat pasien Meja (1000.000), kursi
1. Loket melakukan pendaftaran, Min. 8 m2 (400.000), computer
Pendaftaran pendataan awal dan (6000.000), printer
dan Pendataan ulang untuk segera (2000.000), lemari
mendapat suatu (1000.000), lemari arsip
tindakan. (4000.000), dan
peralatan kantor lainnya
(500.000).
[14.500.000]
Ruang kerja para Petugas Meja (3000.000), kursi
2. Ruang Instalasi RM yaitu 3~5 m2/ (1.200.000), lemari
Administrasi, melaksanakan kegiatan petugas berkas/arsip (8000.000),
Keuangan dan administrasi, keuangan (min. 9 m2) intercom/telepon
Personalia dan personalia di unit (1000.000), safety
Pelayanan Rehabilitasi box(100.000)
Medik
[13.300.000]
20.000.000
8. Loker/ Ruang Ruang ganti pakaian dan @ 4-12 m2 Loker/ lemari (2000.000),
Ganti (Pria & menyimpan barang- tempat duduk (bench)
Wanita, barang milik pribadi. (2000.000), dll
Petugas & [4000.000]
Pasien)
Ruang tempat
Gudang penyimpanan peralatan 6-16 m2 Lemari/rak
9.
Peralatan RM RM yang belum terpakai
atau sedang tidak 8000.000
digunakan.
13. Ruang Petugas Ruang tempat istirahat 9-16 m2 Kursi (400.000), meja
RM petugas IRM (2000.000), sofa
(3000.000), lemari
(2000.000)
[7.400.000]
Sebagai tempat untuk
Dapur Kecil menyiapkan makanan dan Min. 6 m2 Perlengkapan dapur,
14.
(;Pantry) minuman bagi mereka kursi, meja, sink
yang ada di IRM dan (4000.000)
sebagai tempat istirahat
petugas.
TOTAL Rp 344.750.000
[8.850.000]
[6.100.000]
[32.000.000]
[25.000.000]
Ruang Ruang Ganti pakaian Loker/ lemari pakaian
Ganti petugas sebelum dan min. 6 m2 bersih (1000.000) dan
7.
Pakaian sesudah melakukan kontainer pakaian kotor
APD kegiatan otopsi. (1000.000)
(dilengkapi
[1000.000]
dengan
toilet)
Ruang Ruang tempat kepala Kursi (500.000), meja
Kepala Instalasi bekerja dan Min. 6 m2 (1000.000), computer
8.
Instalasi melakukan kegiatan (3000.000), printer
Pemulasara perencanaan dan (2000.000), dan peralatan
an Jenazah manajemen. kantor lainnya
(1.000.000).
[7.500.000]
akan dikirimkan
dengan troli gizi
8 Ruang Cuci Ruang cuci min. 9 m2 1. Sink cuci plato serta 12.400.000
plato serta perlengkapan makan
perlengkapan dan minum
makan dan lainnya(1)
minum lainnya 11.500.000
4. intercom/telepon (1)
200.000
I. INSTALASI FARMASI
No. Nama Ruangan Fungsi Besaran Kebutuhan Fasilitas
Ruangan/ Luas
1. Ruang Peracikan Ruang tempat Min. 6 m2/ 1. Peralatan farmasi
Obat melaksanakan apoteker untuk persediaan (5)
peracikan obat oleh (min.24 m2) 5.000.000
apoteker. 2. peracikan dan
pembuatan obat (5)
7.500.000
2. Depo Bahan Baku Ruang tempat Min. 6 m2 Lemari/rak (3) 1.500.000
Obat penyimpanan bahan
baku obat.
3. Depo Obat Jadi Ruang tempat Min. 6 m2 Lemari/rak (3) 1.500.000
penyimpanan obat
jadi
4. Gudang Ruang tempat Min. 10 m2 Lemari/rak (5) 2.500.000
Perbekalan dan penyimpanan
Alat Kesehatan perbekalan dan alat
kesehatan
5. Depo Obat Khusus Ruang tempat Min. 10 m2 L 1. Lemari khusus (5)
penyimpanan obat 3.500.000
khusus seperti 2. Lemari pendingin
untuk obat yang (2) 6.000.000
termolabil, 3. AC (2) 10.000.000
narkotika dan obat 4. kontainer khusus
psikotropika, dan untuk limbah
obat berbahaya. sitotoksis, dll (2)
1.000.000
6. Ruang Ruang untuk Min. 6 m2 1. Alat tulis kantor (1)
Administrasi melaksanakan 500.000
(Penerimaan dan kegiatan 2. Meja (2) 1.000.000
Distribusi Obat) administrasi 3. Kursi (6) 120.000
kefarmasian RS, 4. Loket (2) 500.000
meliputi kegiatan 5. Lemari (3)
pencatatan keluar 1.500.000
masuknya obat, 6. Telepon (1) 200.000
penerimaan dan 7. Faksimili (1)
distribusi obat 400.000
8. Komputer (1)
500.000
9. Printer (1) 300.000
7. Konter Apotik Ruang untuk Min. 16 m2 1. Rak/lemari obat (6)
(Loket penerimaan menyelenggarakan 6.000.000
resep, loket kegiatan 2. Meja (2) 1.000.000
pembayaran dan penerimaan resep 3. Kursi (2) 400.000
loket pengambilan pasien, penyiapan 4. Komputer (2)
obat) obat, pembayaran, 1.000.000
dan pengambilan 5. Printer (2) 600.000
obat
8. Ruang Loker Tempat ganti @ loker 6-9 m2 Lemari loker (5) 500.000
Petugas (Pria dan pakaian, sebelum
Wanita dipisah) melaksanakan tugas
medik yang
diperuntukan
khusus bagi staf
medis.
9. Ruang Ruang tempat 12-30 m2 1. Meja (10) 5.000.000
Rapat/Diskusi melaksanakan 2. Kursi (10) 2.000.000
kegiatan pertemuan 3. Infokus (1) 500.000
dan diskusi farmasi. 4. Pointer (1) 150.000
10. Ruang Arsip Ruang menyimpan 9-20 m2 1. Lemari arsip (2)
Dokumen & dokumen resep dan 1.000.000
Perpustakaan buku-buku 2. Kartu arsip (1000lbr)
kefarmasian. 1.000.000
11. Ruang Kepala Ruang kerja dan 6-9 m2 1. Tempat tidur (1)
Instalasi Farmasi istirahat kepala 3.000.000
Instalasi Farmasi. 2. Sofa (1 set)
5.000.000
3. Lemari (1) 500.000
4. Meja (1) 500.000
5. Kursi (2) 400.000
12. Ruang Staf Ruang kerja dan 9-16 m2 1. Sofa (1 set)
istirahat staf 5.000.000
2. Lemari (2)
1.000.000
3. Meja (1) 500.000
4. Kursi (3) 600.000
13. Ruang Tunggu Ruang tempat 1~1,5 m2/ orang 1. Tempat duduk
pasien dan (min. 25 m2) pasien (2) 2.000.000
pengantarnya 2. Televisi (1) 500.000
menunggu 3. Telp umum (1)
menerima 500.000
pelayanan dari
konter apotek
14. Dapur Kecil Sebagai tempat Min. 6 m2 1. Kursi+meja untuk
(;Pantry) untuk menyiapkan makan (1 set)
makanan dan 3.000.000
minuman bagi
petugas di Instalasi
Farmasi RS.
15. KM/WC (pasien, KM/WC @ KM/WC 1. Kloset (1) 150.000
petugas, pria/wanita luas 2. Wastafel (2)
pengunjung) 2 m2 – 3 m 2.000.000
3. bak air (1) 1.000.000
TOTAL Rp. 88.320.000
TOTAL : 3.170.000
2 Ruang Tunggu Ruang untuk pengantar 1~1,5 1. Kursi (2) 40.000,
Pasien dan pasien menunggu selama m2/ 2. Meja(1) 25.000
Pengantar pasien menjalani proses orang 3. Alat Pengkondisi Udara (AC
Pasien bedah. (min. 12 / Air Condition) (1)
m2 5.000.000
TOTAL : 5.065.000
3 Ruang untuk Ruang untuk cuci tangan Min. 3 - Wastafel dengan 2 keran
cuci tangan dokter ahli bedah, asisten m2 500.000
(scrub station) dan semua petugas yang - Perlengkapan cuci tangan
akan mengikuti kegiatan (sikat kuku, sabun, dll), skort
dalam kamar bedah. plastik/karet, handuk 200.000
TOTAL : 700.000
4 Ruang Ruang yang digunakan Min. 9 1. Alat cukur (5) 150.000,
persiapan untuk mempersiapkan m2 oksigen (10) 7.000.000,
(Preparation pasien sebelum 2. linen (20) 1.000.000,
room) memasuki kamar bedah. 3. brankar (apabila tidak
Kegiatan memiliki ruang induksi (4)
800.000, maka dilengkapi
dalam ruang ini yaitu : dengan alat : suction Unit,
Penggantian pakaian sphygmomanometer,
penderita, thermometer, instrumen troli
Membersihkan/mencuku tiang infuse, peralatan
r bagian tubuh yg perlu anastesi) masing masing 10
dicukur, Melepas semua seharga 1.500.000
perhiasan dan TOTAL : 9.950.000
menyerahkan ke
keluarga pasien Apabila
tidak ada r.anaestesi
maka persiapan anaestesi
juga dilaksanakan di
ruang ini.
5 Ruang Ruang yang digunakan Min. 9 1. Suction Unit (100) 5000.000
anaestesi untuk persiapan m2 2. Sphygmomanometer (4)
(Induction anaestesi/pembiusan. 800.000
room) Kegiatan yang dilakukan 3. Thermometer (5) 150.000
di kamar ini adalah 4. Trolley (4) 400.00
sebagai berikut : 5. Instrument (10) 500.000
• Mengukur tekanan 6. Infusion stand (10) 300.000
darah pasien, TOTAL : 6.750.000
• Pemasangan infus,
• Memberikan
kesempatan kepada
pasien untuk
menenangkan diri
• Memberikan penjelasan
kepada pasien mengenai
tindakan yang akan
dilaksanakan
6 Ruang bedah Ruang untuk melakukan Min. 24 a. Set operasi minor (10)
minor kegiatan pembedahan m2 100.000.000,
(minimal 1 minor. b. lampu operasi (10)
ruang) 1.000.000,
c. meja operasi (10)
1.000.000.000,
d. head lamp unit,
e. electro surgery unit (10)
100.000.000,
f. suction pump (10)
200.000.000,
g. laser coagulator, serta lemari
pendingin dan lemari simpan
hangat (5) 50.000.000,
h. defibrillator (10)10000000 ,
i. respirator (10) , perlengkapan
dan mesin Anaestesi (bila
diperlukan) (10)
100.000.000,
j. jam operasi (10) 1.000.000, l
k. ampu petunjuk operasi(5)
500.000,
l. oksigen (10) 10.000.000
TOTAL : 1.622.500.000
7 Ruang bedah Ruang untuk melakukan Min. 36 1. Trakeostomi set (5)
umum(minima kegiatan pembedahan m2 50.000.000,
l 2 ruang) umum/general. 2. set operasi mayor (5)
10.000.000,
3. Electro surgery unit (5)
50.000.000,
4. Headlamp (5) 5.000.000,
5. Set operasi minor (5)
5.000.000,
6. laringoskopi (5) 5.000.000,
7. endotrakeal tube (5)
5.000.000,
8. meja operasi (5)500.000.000
9. lampu operasi (5) 5.000.000,
10. suction unit (5) 5.000.000
11. electro surgery
12. unit (5) 5.000.000
13. head lamp unit (5) 5.000.000,
14. nebulizer (5) 5.000.000,
15. Patient monitor
16. (minimal memiliki fungsi :
SpO2 monitor/spirometer,
ECG 1 channel,
sphygmomanometer),defibril
lator, stool fixed
17. height, meja
operasi,laparotomi set,
laparoskopik set, infusion
pump, syringe pump
18. jam operasi, lampu petunjuk
operasi, oksigen,
19. scavenging unit. (5)
150.000.000
TOTAL : 800.000.000
8 Ruang Ruangan yang Min. 9 1. Tempat tidur bayi (5)
Resusitasi dipergunakan untuk m2 5.000.000
Neonatus menempatkan bayi baru 2. incubator perawatan bayi (5)
lahir melalui operasi 50.000.000,
caesar, untuk dilakukan 3. alat resusitasi bayi (5)
tindakan resusitasi 5.000.000
terhadap bayi. TOTAL : 60.000.000
9 Ruang Ruang pemulihan pasien Min. 7,2 Tt pasien, monitor set, tiang infus,
Pemulihan/ pasca operasi yang m2/ infusion set, oksigen masing masing
PACU memerlukan perawatan tempat (10) 10.000.000
(;Post kualitas tinggi dan tidur
Anesthetic pemantauan terus
Care Unit) menerus.
10 Gudang Steril Ruang tempat Min. 6 1. Lemari instrumen (2)
(clean utility) penyimpanan instrumen m2 500.000
yang telah disterilkan. 2. Tromol (5) 1.000.000
Instumen berada dalam TOTAL : 1.500.000
Tromol tertutup dan
disimpan di dalam lemari
instrument. Bahan-bahan
lain seperti linen, kasa
steril dan kapas yang
telah disterilkan juga
dapat disimpan di
ruangan ini
11 Ruang Tempat pelaksanaan Min. 4 1. Autoklaf (5) 50.000.000
Sterilisasi sterilisasi instrumen dan m2 2. Model meja strilisasi (5)
barang lain yang 5.000.000
diperlukan untuk 3. Tromol (5) 500.000
pembedahan. Di kamar 4. Meja (2) 50.000
sterilisasi harus terdapat TOTAL : 550.550.000
lemari instrumen untuk
menyimpan nstrumen
yang belum disterilkan.
12 Ruang ganti Ruang untuk ganti Min. 4 Loker (3) 300.000
pakaian/ loker pakaian, sebelum petugas m2
masuk ke area r. bedah.
Pada kamar ganti
sebaiknya disediakan
lemari pakaian/locker
dengan kunci dipegang
oleh masingmasing
petugas.
13 Depo Farmasi Ruang/ tempat Min. 3 Lemari obat (5) 500.000
menyimpan obatobatan m2
untuk keperluan pasien.
14 Ruang dokter Ruang tempat istirahat 9-16 m2 1. Tempat tidur (5) 250.000
dokter dilengkapi dengan 2. Sofa (1) 200.000
KM/WC. 3. Meja (1) 100.000
4. wastafel. (1) 50.000
TOTAL : 600.000
15 Ruang perawat Ruang untuk istirahat 9-16 m2 1. Tempat tidur (5) 250.000
perawat/ petugas lainnya 2. Sofa (1) 200.000
setelah melakukan 3. Meja (1) 100.000
kegiatan pembedahan 4. wastafel. (1) 50.000
atau tugas jaga. Ruang TOTAL 600.000
jaga harus berada di
bagian depan shg
mempermudah semua
pihak yang memerlukan
pelayanan bedah.
16 Gudang Kotor Ruang tempat 4-6 m2 Container (3) 150.000
(Dirty Utility). penyimpanan sementara
barang dan bahan setelah
digunakan untuk
keperluan operasi
sebelum dimusnahkan ke
insenerator, atau dicuci
di londri dan disterilkan
di CSSD.
17 Spoolhoek Fasilitas untuk 4-6 m2 1. Kloset leher angsa (1)
membuang kotoran 150.000
bekas pelayanan pasien 2. keran air bersih (Sink) Ket :
khususnya yang berupa tinggi bibir kloset + 80-100
cairan. Spoolhoek berupa m dari permukaan lantai (1)
bak/ kloset yang 200.000
dilengkapi dengan leher TOTAL : 350.000
angsa (water seal).
18 Parkir brankar Tempat parkir brankar 2 Brankar (2) 10.000.000
selama tidak ada
kegiatan pembedahan
atau selama tidak
diperlukan.
TOTAL Rp 3.072.685.000
TOTAL Rp 146.585.000
TOTAL Rp 24.635.000
3. Ruang Tindakan
TOTAL Rp 52.025.000
4. Gudang Steril(clean utility)
TOTAL Rp 7.500.000
TOTAL Rp 10.200.000
6. Ruang dokter
TOTAL Rp 15.000.000
7. Ruang perawat/ PetugaS
TOTAL Rp 15.000.000
8. Pantri
TOTAL Rp 7.800.000
TOTAL Rp 750.000
11. WC
Barang Kebutuhan Harga
TOTAL Rp 6.000.000
Ruang/Luas
1 Ruang Tunggu Ruang tunggu pasien (dan 1~1,5 m2/ 1. Kursi panjang (2)
Utama. pengantar pasien) saat orang (min. 1.000.000
melakukan pendaftaran 12 m2)
2. Televisi (1) 200.000
[2.700.000]
2 Ruang Pengendali Tempat kegiatan 3~5 m2/ 1. Meja (2) 100.000
ASKES administratif ASKES Rumah petugas (min.
2. kursi kerja (3) 150.000
Sakit dilaksanakan. 12 m2)
3. lemari arsip 1.500.000
4. telepon 150.000
5. computer 3.000.000
3 Ruang Ruang ini digunakan untuk 3~5 m2/ 1. Meja (2) 1.500.000
Administrasi menyelenggarakan kegiatan petugas (min. [5.150.000]
2. Kursi (3) 150.00
administrasi, meliputi : 16 m2)
• Loket
3. lemari berkas/arsip
Pendaftaran 1. Pendataan pasien rawat
1.000.000
jalan
Pasien.
4. telepon 150.000
2. Pembayaran biaya
• Loket Kasir
pelayanan medik. 5. safety box 500.000
5 Ruang Tunggu Ruang di mana keluarga atau 1~1,5 m2/ 1. Kursi panjang 1.000.000
Poli pengantar pasien menunggu orang (min.4
panggilan di depan ruang m2/poli)
poliklinik.
6 Ruang Periksa & Ruang tempat dokter spesialis 12~25 m2/ 1. Kursi (3) 150.000
Konsultasi Dokter melakukan pemeriksaan dan poli
2. Meja Konsultasi 100.000
Spesialis konsultasi dengan pasien
3. lemari alat periksa
1.000.000
4. bed 1.500.000
6. stetoskop, tensimeter,
termometer, reflex
hammer 500.000
8. EKG 5.000.000
9. Ultrasonografi
10.000.000
[22.250.000]
8 Ruang Tindakan / Ruang tempat melakukan 12~25 m2/ 1. EKG 5.000.000
Diagnostik Poli tindakan atau diagnostik poli
2. set resusitasi anak
Anak terhadap pasien anak.
lengkap dg defribilator,
meja resusitasi anak dan
bayi 6.000.000
4. timbangan+pengukur
tinggi 300.000
5. stetoskop anak,
6. tensimeter dg manset
untuk bayi, anak &
dewasa, termometer,
lampu batere, palu
refleks, sendok penekan
lidah 500.000
[1.050.000]
10 Ruang Tindakan/ Ruang tempat konsultasi, 12~25 m2/ 1. Lemari alat 1.000.000
Diagnostik Poli penyelidikan, pemeriksaan, poli
2. lampu senter, stetoskop
Bedah pengobatan, tindakan
100.000
terhadap pasien.
3. anaskopi 250.000
4. Doppler 1.500.000
5. set pemeriksaan
ginekologi 500.000
2
13 Ruang Tindakan/ Ruang tempat konsultasi, 12~25 m / 1. ENT diagnostik
[13.500.000]
Diagnostik Poli penyelidikan, pemeriksaan, poli instrument set 1.500.000
THT dan pengobatan pasien
2. head light 50.000
penyakit THT.
3. suction pum 300.000
4. laringoskop 3.000.000
5. Audiometer 10.000.000
[14.850.000]
14 Ruang Tindakan/ Ruang tempat konsultasi, 12~25 m2/ 1. Dental unit 30.000.000
Diagnostik Poli penyelidikan, pemeriksaan, poli
Gigi dan Mulut dan pengobatan pasien
penyakit gigi dan mulut.
a) Cairan Infus Koloid : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD
tanpa harus di resepkan minimal 10 (Rp. 16.000) = 160.000
b) Cairan Infus Kristaloid : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD
tanpa harus di resepkan minimal 10 (Rp. 16.000) = 160.000
c) Cairan Infus Dextrose : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD
tanpa harus di resepkan minimal 10 (Rp. 22.000) = 220.000
d) Adrenalin : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus
di resepkan minimal 10 (Rp. 70.000) = 700.000
e) Sulpat Atropin : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa
harus di resepkan minimal 10 (Rp. 5.000) = 50.000
f) Kortikosteroid : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa
harus di resepkan minimal 10 (Rp. 11.000) = 110.000
g) Lidokain : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus
di resepkan minimal 100 (Rp. 150.000) = 1.500.000
h) Dextrose 50% : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa
harus di resepkan minimal 10 (Rp. 6.000) = 60.000
i) Aminophilin : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa
harus di resepkan minimal 10 (Rp. 19.500) = 195.000
j) Pethidin: Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus di
resepkan minimal 10 (Rp. 150.000) =1.500.000
k) Morfin : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus di
resepkan minimal 10 (Rp. 15.000) = 150.000
l) Anti convulsion : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa
harus di resepkan minimal 10 (Rp. 30.000) = 300.000
m) Dopamin : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus
di resepkan minimal 10 (Rp. 50.000) = 500.000
n) Dobutamin : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus
di resepkan minimal 10 (Rp. 12.000) = 120.000
o) ATS , TT : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus
di resepkan minimal 5 (Rp. 700.000) = 3.500.000
p) Trombolitik : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa
harus di resepkan minimal 10 (Rp. 75.000) = 750.000
q) Amiodaron (inotropik) : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD
tanpa harus di resepkan minimal 10 (Rp. 167.000) = 1.670.000
r) APD : Masker, Sarung tangan : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup
di IGD tanpa harus di resepkan minimal 3 box (Rp. 195.000) = 585.000
s) Mannitol : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus
di resepkan minimal 10 (Rp. 220.000)= 2.200.000
t) Furosmide : Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus
di resepkan minimal 10 (Rp. 5.000) = 50.000
TOTAL Rp 12.615.139.000
Rp. 8.958.481.039.000
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari
pembangunan nasional secara menyeluruh. Adapun tujuan pembangunan kesehatan
adalah mencapai kemampuan hidup sehat bagi tiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan
kesehatan optimal. Sedangkan sasaran pembangunan kesehatan adalah terselenggaranya
manusia tanguh, sehat, kreatif dan produktif. Yogyakarta membutuhkan rumah sakit yang
memiliki kemampuan dalam pembangunan kesehatan. Rumah sakit umum Rufaidah Al
Islamiyah diharapkan menjadi tonggak dan pilihan utama masyarakat dalam menghadapi
masalah kesehatan. Beragam fasilitas dan pelayanan yang Rumah sakit umum Rufaidah
Al Islamiyah sediakan diharapkan bias menjadi pilihan terbaik untuk Yogyakarta.
B. SARAN
Salah satu efektivitas Pelayanan Rumah Sakit Umum harus menciptakan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit agar dapat melayani kebutuhan
dan keinginan serta memberikan kepuasan kepada pasien yang penerapannya harus
dilaksanakan oleh semua elemen organisasi rumah sakit secara komprehensif dan
berkelanjutan termasuk pula pasien sebagai pihak pemakai.
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI. 2006. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta : Depkes RI.
Hanafiah, M J., Amir, A. 2008. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Ed 4. Jakarta : EGC.