TENTANG
Menimbang :
a. Bahwa dalam rangka menjaga kelangsungan dan kelancaran serta
keamanan pelayanan di Lingkungan Rumah Sakit Umum Menteng
Mitra Afia perlu adanya pedoman pelayanan unit ;
b. Bahwa sehubungan dengan poin a, maka perlu ditetapkan Pedoman
Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Menteng Mitra Afia
yang diselaraskan dengan Visi dan Misi Rumah Sakit Umum
Menteng Mitra Afia, dan ditetapkan dengan Peraturan Direktur
Rumah Sakit Umum Menteng Mitra Afia .
Mengingat :
1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2010 tentang
Rumah Sakit;
3. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Presiden RI Nomor 77 tahun 2015 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit;
5. Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2012
ii
MEMUTUSKAN
KESATU : Pedoman Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Menteng Mitra
Afia, dengan ketentuan secara rinci dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
KEDUA : Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Peraturan ini akan
ditetapkan lebih lanjut dalam bentuk SOP, Juklak/Juknis oleh Direksi, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di
kemudian hari terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penetapannya akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Juni 2022
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Pedoman Pelayanan Rawat Inap
RSU Menteng Mitra Afia ini dapat selesai disusun.
Buku Pedoman ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan Pelayanan Rawat Inap di RSU Menteng Mitra Afia. Dalam buku Pedoman ini
diuraikan tentang definisi pelayanan, ketenagaan pelayanan Rawat Inap, standar fasilitas
pelayanan, logistik radiologi, keselamatan pasien, keselamatan kerja, pengendalian mutu dalam
pelayanan IGD.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Rawat Inap RSU
Menteng Mitra Afia
iv
DAFTAR ISI
SK PEMBERLAKUAN PEDOMAN...................................................................................................
KATA PENGANTAR DAFTAR .........................................................................................................
ISI..................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ..........................................................................................................1
B. TUJUAN PEDOMAN ........................................................................................................2
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN .......................................................................................3
D. BATASAN OPERASIONAL................................................................................................3
BAB II STANDAR KETENAGAAN ...............................................................................................4
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA..........................................................................4
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN...............................................................................................5
C. PENGATURAN JAGA........................................................................................................5
BAB III STANDAR FASILITAS ......................................................................................................6
A. STANDAR FASILITAS.................................................................................................................6
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN .........................................................................................7
v
BAB VII KESELAMATAN KERJA....................................................................................................19
A. TUJUAN KESELAMATAN KERJA.......................................................................................19
B. KESELAMATAN PETUGAS................................................................................................19
C. ALUR PELAPORAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN / PESERTA DIDIK................20
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU..................................................................................................21
A. KEGIATAN POKOK PENGENDALIAN MUTU.....................................................................21
B. RINCIAN KEGIATAN PENGEDALIAN MUTU.....................................................................21
BAB IX PENUTUP ......................................................................................................................2 5
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan yang dapat langsung
dirasakan oleh masyarakat dalam menjalankan fungsinya rumah sakit diharapkan
senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat.
Pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat sesuai dengan
kebutuhan pasien dan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal dan meliputi upaya penyembuhan, pemulihan kesehatan, meringankan
penderitaan pasien, asuhan keperawatan dan tindakan pencegahan. Keberhasilan
rumah sakit dalam memberikan pelayanan keperawatan di pengaruhi oleh faktor yang
diantaranya paling dominan adalah sumber daya manusia.
Pada saat ini penyelengaraan rumah sakit berkembang sebagai sebuah
industri padat karya, padat modal dan padat teknologi yang disebutkan demikian
karena rumah sakit memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) dalam jumlah
yang besar dan beragam kualifikasi. Demikan pula jumlah dana yang digunakan
untuk melaksanakan berbagai jenis pelayanan, termasuk pendapatan rumah sakit.
Rumah sakit juga memanfaatkan berbagai jenis teknologi kedokteran yang mutakhir
untuk meningkatkan mutu pelayanan. Produk umum indutri kesehatan adalah jasa
pelayanan kesehatan medis dan keperawatan.
Pelayanan rawat inap merupakan salah satu pelayanan yang menjadi perhatian
utama rumah sakit seluruh dunia, karana jumlah pasien rawat inap yang sangat besar,
sehingga pasien rawat inap merupakan sumber pendapatan yang besar dan
diprediksikan akan mengalami peningkatan terus di masa mendatang yang dapat
meningkatkan finansial rumah sakit. Instalasi rawat inap memberikan pelayanan
yang sesuai dengan kebijakan dari
1
Direktur yang di implementasikan dalam standar - standar pengelolaan rumah
sakit yang di akui oleh standar Akreditasi Nasional dan yang dapat mencapai tarap
internasional.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Tujuan pedoman pelayanan ini adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan
pelayanan di instalasi rawat inap agar dapat senantiasa meningkatkan
kemampuan dan mutu pelayanan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi kesehatan yang terbaru
2. Tujuan Khusus
a. Terselengaraanya pelayanan rawat inap yang tepat guna secara paripurna dan
bermutu yang mengacu pada pelayanan rawat inap yang mutakhir dengan
SDM yang profesional / kompeten serta efektif dan efesien sehingga
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat penggunaan jasa pelayanan rawat
inap yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b. Terselengaranya proses pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu
kedokteran klinis dan ilmu keperawatan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
c. Terwujudnya kesejahteraan staf di Instalasi Rawat Inap dengan penyelegaraan
jenis pelayanan baru serta mengelola SDM (Sumber Daya Manusia) secara
profesional, transfaran, efektif dan efisien.
d. Terciptanya lingkungan kerja serta kegiatan pelayanan rawat inap yang
mengacu pada program keselamatan pasien rumah sakit (KPRS) dan
berorientasi pada keamanan, kenyamanan dan kepuasan pasien.
e. Terfasilitasinya penyelengaraan pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam
bidang medis dan keperawatan sesuai dengan kemajuan teknologi terkait
pelayanan rawat inap yang memiliki sarana,
2
prasarana dan peralatan yang mutakhir dengan mengedepankan
keselamatan pasien.
f. Terlaksananya pengendalian mutu serta penyelenggaraan pelayanan
pendidikan dan penelitian yang terintegrasi sesuai dengan Visi dan Misi di
Instalasi Rawat Inap yang sejalan dengan Visi dan Misi RSUD A. Wahab
Sjahranie Samarinda.
g. Terwujudnya pimpinan yang demokratis dan akuntabel, melalui
penyelengaraan organisasi dan manajemen yang efektif dan efisien.
D. Batasan Operasional
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah
sakit dan standar prosedur operasional.
1. Pelayanan instalasi rawat inap non intensive
Meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pelayanan penyakit dalam,
kebidanan, bedah dan kesehatan anak.
2. Pelayanan instalasi rawat inap intensive
Meliputi tindakan keperawatan kondisi kritis yang membutuhkan
pelayanan, pengobatan dan observasi secara ketat.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN INSTALASI RAWAT
INAP
4
5. PERAWAT PELAKSANA
a. Pendidikan minimal D3 / Sl Keperawatan
b. Mempunyai sertifikat BHD / BTCLS
B. Distribusi Ketenagaan
Pendistribusian ketenagaan di instalasi rawat inap terbagi dalam 13 ruang
perawatan yang mencakup kedalam perawatan spesialistik bedah, anak, penyakit
dalam, kebidanan.
C. Pengaturan Jaga
Hari kerja Rawat Inap RSU MMA adalah 5 (lima) hari kerja untuk
managerial dan 6 (enam) hari kerja dalam seminggu untuk fungsional, dengan
jam kerja standar adalah 40 jam dalam satu minggu. Dan beroperasional
selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat. Di instalasi rawat inap
bekerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara mandiri oleh unit atau
ruangan dan tetap mengacu pada jam kerja standar rumah sakit dalam 1 dengan
rincian jadwal shift sebagai berikut :
a. Pegawai Shift
Senin - Minggu :
Shift Pagi : 07.00 - 14.00 WIB
Shift Siang : 14.00 - 21.00 WIB
Shift Malam : 21.00 - 07.00 WIB
5
BAB III STANDAR
FASILITAS
A. STANDAR FASILITAS
Pelayanan di Instalasi Rawat Inap menengahkan konsep claster, fasiltas ruang
rawat inap sebanyak tempat tidur yang terdiri dari :
No Ruangan Kapasitas tempat tidur Jumlah kelas
1 Ruang Kebidanan 5 TT Kls 3 / Non
Kelas : 5
- Kelas I Kapasitas 6 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 2 unit tempat tidur
dalam 1 kamar dan 1 unit tempat tidur dalam 1 kamar, AC, 1 unit toilet dalam
ruangan, 2 unit kursi chitos, 2 unit lemari pasien, tirai pembatas.
- Kelas II Kapasitas 16 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 4 unit tempat tidur
dalam 1 kamar, AC, 4 unit lemari pasien, 4 unit kursi chitos, 1 unit toilet dalam
ruangan, tirai pembatas.
- Kelas III Kapasitas 20 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 6 tempat tidur
dalam 1 kamar, 6 unit lemari pasien, 6 unit kursi chitos, 1 unit toilet dalam
ruangan, tirai pembatas.
- Isolasi Kapasitas 12 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 1 unit tempat tidur
dalam 1 kamar, AC, 1 unit toilet dalam ruangan, 1 unit kursi chitos, 1 unit lemari
pasie
6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
7
perawatan non intensif, kemudian untuk pasien indikasi rawat inap dari rawat
jalan dan terakhir adalah pasien alih rawat dari luar RS.
6. Pasien rawat inap mendapatkan asuhan medis, asuhan perawatan, pelayanan gizi,
pelayanan farmasi dan pelayanan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan
standar prosedur pasien rawat inap.
7. Apabila tempat tidur di rawat inap yang dituju tidak tersedia, maka pasien
dapat dirawat di ruang lain yang tersedia di lingkungan RSU MMA sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan atas persetujuan DPJP. Pasien atau anggota
keluarga diinformasikan mengenai perawatan sementara di ruang perawatan yang
tersedia karena ruang perawatan sesuai haknya penuh.
8. Semua pasien yang diputuskan akan mendapkan perawatan lanjutan di
Rawat Inap harus sudah memiliki 1 DPJP.
9. Apabila alternatif tempat tidur di lingkungan RSU MMA tidak tersedia, maka
pasien di tranferkan ke Rumah Sakit lain untuk dialih rawatkan sesuai dengan
kebutuhan pasien atas keputusan DPJP.
10. DPJP harus sudah memastikan Rumah Sakit yang dituju dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebebutuhan pasien dan mempunyai
kapasitas untuk menampung pasuen tersebut.
11. Penggunaan ruang rawat inap tidak dibatasi berdasarkan jaminan
kesehatan. Pemisahan dilakukan berdasarkan pasien infeksi dan non infeksi
wanita, pria, anak-anak dan dewasa.
12. Ruang rawat isolasi merupakan ruang perawatan khusus untuk kasus
infeksius atau emerging disease.
13. Pada kondisi tertentu pasien bisa dirawat bersama oleh beberapa DPJP
dengan 1 DPJP Utam
8
C. PENERIMAAN (ADMISI) PASIEN RAWAT INAP
1. Pasien dapat mengakses layanan perawatan IGD dan kamar bersalin 24 jam/hari,
7 hari/minggu. Semua akan memalui proses triase dan penilaian untuk perawatan
dilakukan pada saat itu juga.
2. Penerimaan atau admisi pasien rawat inap didasari dari keputusan bahwa pasien
harus mendapatkan prioritas berdasarkan skrining kondisi pasien dari Instalasi
Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan yang membutuhkan pelayanan preventif,
kuratif, rehabilitative dan paliatif di Instalasi Rawat Inap.
3. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas indikasi medis akan mendapatkan
surat perintah rawat inap dari dokter spesialis atau dari IGD.
4. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian
pendaftaran untuk konfirmasi ruangan sesuai hak peserta dengan membawa KTP
dan Kartu jaminan asli/fotocopy
5. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka yang bersangkutan berhak
dirawat 1 (satu) kelas diatas/dibawah haknya. Selanjutnya peserta dapat pindah
menempati kamar sesuai haknya dan bila terdapat selisih biaya yang timbul maka
peserta membayar selisih biaya perawatan.
6. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan atau
tindakan medis, maka yang bersangkutan harus diinformasikan dan
menandatangani formulir INFOMED CONSEND (sesuai daftar tindakan yang
perlu penandatanganan infomed consend) setiap kali tindakan akan dilakukan.
7. Pasien akan mendapatkan asuhan perawatan dari petugas pemberi asuhan
dirumah sakit sesuai kebutuhan
8. Selesai rawat inap, pasien/orangtua bersangkutan akan mendapatkan surat
untuk kontrol kembali ke spesialis yang merawat pasien (DPJP).
9
9. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis
ke dokter PPK I untuk mendapatkan Surat Rujukan PPK I ke dokter
spesialis di RS yang ditunjuk.
10. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RS.
11. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada dokter
keluarga di PPK I.
10
c. Biaya yang harus ditanggung oleh pasien atau keluarnya untuk
pemeriksaan dokter dan pemeriksaan penunjang.
d. Proses pengurusan asuransi (apabila pasien menggunakan asuransi)
disesuaikan dengan ketentuan dari asuransi yang bersangkutan.
6. Apabila pasien tidak mendapatkan tempat tidur pada unit yang dituju, maka
pasien akan dirawat di unit lain sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan
ruang perawatan di RSU MMA
7. Apabila pasien tidak mendapatkan tempat RSU MMA , padahal pasien
memerlukan perawatan maka pasien tetap diberikan pertolongan dan pasien dakan
diberikan pilihan :
a. Dirawat dikelas yang lebih tinggi / rendah, dengan terlebih dahulu mebuat
surat pernyataan bahwa pasien sudah menyetujui untuk pindah kelas.
b. Dirujuk ke rumah sakit lain yang memiliki fasilitas sesuai kebutuhan pasien
pada saat itu dengan sebelumnnya dilakukan test pemerisaan penunjang
sebagai dasar pengambilan keputusan sesuai standar pelayanan medis.
11
7. Bila tempat tidur tidak tersedia, maka pasien akal diberikan pilihan untuk:
a. Pindah kelas ke kelas yang lebih tinggi/ rendah, dengan terlebih dahulu
membuat surat pemyataan bahwa pasien sudah menyetujui untuk pindah
kelas.
b. Dirujuk ke rumah sakit lain.
c. Pasien dipulangkan, dan apabila kelas yang dituju sudah tersedia, maka
pasien akan dihubungi oleh petugas admisi.
8. Petugas penerimaan / admisi akan memberikan informasi ke pasien tentang:
a. Memberitahu pasien dan keluarganya untuk menanyakan ke dokter
mengenai rencana penangarnan penyakitnya.
b. Memberitahu ke pasien dan keluarganya untuk menanyakan ke
dokter mengenai hasil akhir/ outcome dan proses pengobatannya.
c. Biaya yang harus ditanggung oleh pasien atau keluarganya untuk
pemeriksaan dokter dan pemeriksaan penunjang.
d. Proses pengurusan asuransi (apabila pasien menggunakan asuransi).
F. PELAYANAN KESEHATAN YANG SAMA UNTUK SEMUA PASIEN DI
RUANG RAWAT INAP
1. Semua pasien di raung rawat inap harus mendapatkan asuhan
keperawatan dan pengobatan yang sama tanpa ada pengecualian.
2. Asuhan keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
3. Asuhan keperawatan pasien terintegrasi melibatkan dokter, perawat, ahli gizi,
fisioterapi, radiografer, analis laboratorium, apoteker / petugas farmasi, dan
sebagainya.
4. Rencana dan penglolaan pasien di ruang rawat inap harus dilaksanakan secara
komperhensif, terpadu dan elektif serta selalu berpedoman pada standar
keselamatan pasien
12
c. Perawat ruang pemulihan mengisi formulir transfer antar ruangan. d.
Perawat ruang rawat inap menjemput pasien ke kamar operasi.
d. Perawat ruang rawat inap dan perawat ruang pemulihan melakukan
serah terima pasien dan di dokumentasikan dalam formulir transfer
antar ruangan.
e. Perawat ruang rawat inap membawa pasien ke ruangan.
13
Alur Pasien Rawat Inap
Perawatan Pasien
Pemulasaran
Administrasi Pulang Rujuk Jenazah
14
BAB V RAWAT
ALUR PELAYANAN PASIEN
INAP LOGISTIK
15
BAB VI KESELAMATAN
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT
INAP PASIEN
16
B. ALUR PELAYANAN
TUJUAN KEESELAMATAN PASIEN RAWAT
PASIEN
INAP
Tujuan dari keselamatan pasien adalah :
1. Menurunkan insiden kejadian di ruang rawat inap.
2. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
3. Meningkatkan pengdokumentasian insiden keselamatan pasien.
4. Meningkatkan budaya melaporkan kejadian - kejadian yang berdampak negative
pada setiap elemen kegiatan
17
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT
INAP akan melakukan investigasi dan analisis lebih lanjut hingga
6. Panitia KPRS
diketahui penyebab insiden dan menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan dan
pembelajaran berupa petunjuk untuk mencegah kejadian yang sama terulang
kembali.
7. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran disampaikan kepada
Direktur Utama melalui Direktur Medik dan Keperawatan
8. Setelah melalui pertimbangan Direksi, rencara tindak lanjut disampaikan kepala
unit kerja sebagai umpan balik pelaporan.
9. Setiap unit kerja membuat analisis dan trend kejadian disatuan kerja masing
-masing
18
BAB VII KESELAMATAN
KERJA RAWAT
ALUR PELAYANAN PASIEN
INAP
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu keilmuan multi disiplin yang
menerapkna upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja serta melindungi petugas terhadap risiko bahaya mencegah terjadinya
kerugian akibat kecelekaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan.
A. TUJUAN KESELAMATAN KERJA
1. Menurunkan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2. Tujuan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah melindungi
karyawan, pasien, pengunjung dan masyarakat rumah sakit agar terhidar dari
kemungkinan ganguan / risiko dari kegiatan rumah sakit sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal.
3. Tenaga kerja sehat, selamat dan produktif.
4. Peningkatan produktilitas
5. Mampu bersaing di era globalisasi lingkungan kerja higienis aman dan nyaman.
B. KESELAMATAN PETUGAS
20
BAB VIII PENGENDALIAN
MUTU RAWAT
ALUR PELAYANAN PASIEN
INAP
A. KEGIATAN POKOK PENGENDALIAN MUTU
Kegiatan pokok instalasi rawat inap terbagi dalam beberapa pokok kegiatan sebagai
berikut :
1. Pemilihan dan penetapan indikator mutu baru untuk tahun 2019.
2. Penyusunan dan implementasi program manajemen risiko.
3. Peningkatan kompetensi staf dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
4. Pengukuran indikator mutu dan sasaran keselamatan pasien serta perbaikan
berdasarkan hasil pengukuran.
5. Monitoring dan evaluasi pengukuran indikator mutu dan keselamatan pasien.
6. Pembahasan capaian indikator mutu Instalasi Rawat Inap
7. Pengelolaan insiden keselamatan pasien.
8. Penyusunan laporan triwulanan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
berdasarkan laporan dari ruang rawat inap yang berhubungan dengan capaian
Indikator Mutu.
21
masalah (problem prone). Pengkajian risiko yang dilakukan berdasarkan
ALUR
hasil rapatPELAYANAN PASIEN
Kepala Instalasi Rawat RAWAT
Inap, koordinator, kepala ruangan, dan
INAP
Tim mutu Rawat Inap menggunakan risk grading yang kemudian dicatat
dalam risk register Rawat Inap.
b. Pengukuran indikator mutu (Pengukuran Dan Validasi Data) dilakukan
melalui pengumpulan dan validasi data. Pengumpulan data dilakukan oleh
pengumpul data, sedangkan validasi data dilakukan oleh validator (data
yang dikumpulkan oleh pengumpul data). Pengumpulan data dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut:
i. Sosialisasi kamus indikator kepada seluruh pengumpul data di
instalasi rawat inap.
ii. Pengumpulan data dengan mempergunakan formulir yang telah
ditetapkan.
iii. Indikator tersebut dicatat/diinput setiap hari dan kemudian dibuat
rekapitulasinya setiap bulan.
iv. Pada awal pengumpulan data akan dilakukan proses validasi data
oleh validator di masing-masing unit terkait, selanjutnya proses
validasi akan dilakukan sesuai dengan program validasi di Komite
Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
v. Setiap tiga (3) bulan akan dilakukan analisa menyeluruh
berdasarkan PDSA untuk dibuat rekomendasi pada unit-unit terkait
dan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
c. Tujuan kegiatan pengendalian mutu instalasi rawat inap dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien,
adapun tujuan dari pengendalian mutu instalasi rawat inap sebagai berikut
:
i. Menjelaskan kondisi klinis pasien yang tepat dan cepat .
ii. Pasien / keluarga memahami tentang prosedur dan pembiyaaa
pasien
iii. Pasien divisite tepat waktu .
iv. Penanganan pasien nyeri secara tepat dan cepat
v. Terlaksana identifrkasi pasien secara tepat
vi. Pengelolaan insiden keslamatan pasien di Instalasi Rawat
Inap seperti KTD dan KNC.
22
ALUR PELAYANAN
2. PENYUSUNAN PASIEN RAWAT
DAN IMPLEMENTASI PROGRAM MANAJEMEN
INAP
RISIKO
Manajemen risiko dilingkungan instalasi rawat inap bertujuan
untuk menysun dan mengimplementasikan rencana manajemen risiko yang
efektif dan proaktif, berikut adalah langkah - langkah manajemen risiko yang
instalasi rawat inap lakukan sebagai berikut :
i. Identihkasi Risiko
ii. Penilaian Risiko
iii. Respon Risiko
iv. Impelentasi
v. Evaluasi dan monitoring
23
instalasi rawat inap kemudian dilaporkan ke Kepala Instalasi Rawat
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT
Inap.
INAP
v. - Upaya perbaikan dengan PDSA yang berkaitan dengan
Capaian indikator mutu instalasi rawat inap yang belum sesuai
standar dilakukan upaya perbaikan dengan menggunakan siklus PDSA
sesuai Panduan dan SPO PDSA
vi. Pelaporan capaian indikator mutu di hasilakan dari hasil capaian
indikator, analisis, dan upaya perbaikannya dilaporkan oleh Kepala
instalasi rawat inap ke Komite Mutu dan Keselamatan Pasien sesuai
SPO pelaporan.
5. MONITORING DAN EVALUASI PENGIIKURAN INDIKATOR
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Evaluasi indikator mutu klinis dan keselamatan pasien adalah untuk
menilai indikator klinis keselamatan pasien sehingga mutu pelayanan dapat
meningkat. Dalam Pelaksanaannya supaya data tercatat dengan baik,
Pengumpulan data dilakukan oleh penanggungjawab pencatatan data indikator
mutu di unit/ruangan yang telah ditunjuk dan Pada akhir bulan pengumpul data
akan membuat rekapitulasi dan analisa sederhana, kemudian menyerahkannya ke
PIC indikator mutu terkait melalui sekretariat Rawat Inap. Data yang
dikumpulkan kemudian akan direkapitulasi dan dibuat analisa sederhana
(PDSA) oleh PIC Indikator mutu terkait dan dilaporkan kepada Instalasi Rawat
Inap setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya. Hasil rekapitulasi kemudian
dilaporkan kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD A. Wahab
Sjahranie samarinda
24
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT
INAP BAB IX
PENUTUP
Peran RSU MMA sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
sehingga perlu ditingkatkan kemampuan pelayanan pengelolaan rawat inap public agar
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terpadu.
Koordinasi internal dan eksternal Rumah Sakit perlu selalu dilakukan dalam upaya
peningkatan mutu kegiatan pelayanan rawat inap di RSU MMA.
Pedoman Pelayanan Rawat Inap Publik ini disusun untuk memberikan acuan dan
pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan yang bermutu, aman, efektif dan efisien
dengan mengutamakan keselamatan pasien.
Perlunya dukungan dan kerjasama setiap personil pemberi pelayanan (PPA) di Rumah
Sakit serta dukungan Pemerintah Daerah, selalu diharapkan untuk mendorong
peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit dengan mendukung
ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan termasuk monitoring dan
pembinaan, demi terwujudnya masyarakat yang sehat.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 1 Juni 2022
25