Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN PELAYANAN RAWAT INAP

RS UMUM MENTENG MITRA AFIA

Jl. KALI PASIR NO. 09 JAKARTA PUSAT 10340


Telp. 021-3154050, Fax. 021-314 6309
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM MENTENG MITRA AFIA
Nomor:
051/PER-DIR/DIRUT/RSUMMA/VI/2022

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN RAWAT INAP


RUMAH SAKIT UMUM MENTENG MITRA AFIA

Menimbang :
a. Bahwa dalam rangka menjaga kelangsungan dan kelancaran serta
keamanan pelayanan di Lingkungan Rumah Sakit Umum Menteng
Mitra Afia perlu adanya pedoman pelayanan unit ;
b. Bahwa sehubungan dengan poin a, maka perlu ditetapkan Pedoman
Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Menteng Mitra Afia
yang diselaraskan dengan Visi dan Misi Rumah Sakit Umum
Menteng Mitra Afia, dan ditetapkan dengan Peraturan Direktur
Rumah Sakit Umum Menteng Mitra Afia .

Mengingat :
1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2010 tentang
Rumah Sakit;
3. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Presiden RI Nomor 77 tahun 2015 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit;
5. Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2012

ii
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM


MENTENG MITRA AFIA

KESATU : Pedoman Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Menteng Mitra
Afia, dengan ketentuan secara rinci dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

KEDUA : Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Peraturan ini akan
ditetapkan lebih lanjut dalam bentuk SOP, Juklak/Juknis oleh Direksi, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di
kemudian hari terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penetapannya akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Juni 2022

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Pedoman Pelayanan Rawat Inap
RSU Menteng Mitra Afia ini dapat selesai disusun.
Buku Pedoman ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan Pelayanan Rawat Inap di RSU Menteng Mitra Afia. Dalam buku Pedoman ini
diuraikan tentang definisi pelayanan, ketenagaan pelayanan Rawat Inap, standar fasilitas
pelayanan, logistik radiologi, keselamatan pasien, keselamatan kerja, pengendalian mutu dalam
pelayanan IGD.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Rawat Inap RSU
Menteng Mitra Afia

Jakarta,1 Juni 2022

iv
DAFTAR ISI

SK PEMBERLAKUAN PEDOMAN...................................................................................................
KATA PENGANTAR DAFTAR .........................................................................................................
ISI..................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ..........................................................................................................1
B. TUJUAN PEDOMAN ........................................................................................................2
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN .......................................................................................3
D. BATASAN OPERASIONAL................................................................................................3
BAB II STANDAR KETENAGAAN ...............................................................................................4
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA..........................................................................4
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN...............................................................................................5
C. PENGATURAN JAGA........................................................................................................5
BAB III STANDAR FASILITAS ......................................................................................................6
A. STANDAR FASILITAS.................................................................................................................6
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN .........................................................................................7

A. PELAYANAN RAWAT INAP................................................................................................7


B. KEBIJAKAN PELAYANAN RAWAT INAP.............................................................................7
C. PENERIMAAN (ADMISI) PASIEN RAWAT INAP.................................................................9
D. PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP DARI IGD.................................................................10
E. PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP DARI INSTALASI RAWAT JALAN..............................11
F. PELAYANAN KESEHATAN YANG SAMA UNTUK SEMUA PASIEN DI RUANG RANAP........12
G. PROSEDUR TRANSFER PASIEN KE RUANGAN RAWAT INAP.............................................12
BAB V LOGISTIK.........................................................................................................................15
BAB VI KESELAMATAN PASIEN..................................................................................................16
A. PENGERTIAN KESELAMATAN PASIEN..............................................................................16
B. TUJUAN KEESELAMATAN PASIEN...................................................................................17
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN..........................................................................17

v
BAB VII KESELAMATAN KERJA....................................................................................................19
A. TUJUAN KESELAMATAN KERJA.......................................................................................19
B. KESELAMATAN PETUGAS................................................................................................19
C. ALUR PELAPORAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN / PESERTA DIDIK................20
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU..................................................................................................21
A. KEGIATAN POKOK PENGENDALIAN MUTU.....................................................................21
B. RINCIAN KEGIATAN PENGEDALIAN MUTU.....................................................................21
BAB IX PENUTUP ......................................................................................................................2 5

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan yang dapat langsung
dirasakan oleh masyarakat dalam menjalankan fungsinya rumah sakit diharapkan
senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat.
Pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat sesuai dengan
kebutuhan pasien dan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal dan meliputi upaya penyembuhan, pemulihan kesehatan, meringankan
penderitaan pasien, asuhan keperawatan dan tindakan pencegahan. Keberhasilan
rumah sakit dalam memberikan pelayanan keperawatan di pengaruhi oleh faktor yang
diantaranya paling dominan adalah sumber daya manusia.
Pada saat ini penyelengaraan rumah sakit berkembang sebagai sebuah
industri padat karya, padat modal dan padat teknologi yang disebutkan demikian
karena rumah sakit memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) dalam jumlah
yang besar dan beragam kualifikasi. Demikan pula jumlah dana yang digunakan
untuk melaksanakan berbagai jenis pelayanan, termasuk pendapatan rumah sakit.
Rumah sakit juga memanfaatkan berbagai jenis teknologi kedokteran yang mutakhir
untuk meningkatkan mutu pelayanan. Produk umum indutri kesehatan adalah jasa
pelayanan kesehatan medis dan keperawatan.
Pelayanan rawat inap merupakan salah satu pelayanan yang menjadi perhatian
utama rumah sakit seluruh dunia, karana jumlah pasien rawat inap yang sangat besar,
sehingga pasien rawat inap merupakan sumber pendapatan yang besar dan
diprediksikan akan mengalami peningkatan terus di masa mendatang yang dapat
meningkatkan finansial rumah sakit. Instalasi rawat inap memberikan pelayanan
yang sesuai dengan kebijakan dari

1
Direktur yang di implementasikan dalam standar - standar pengelolaan rumah
sakit yang di akui oleh standar Akreditasi Nasional dan yang dapat mencapai tarap
internasional.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Tujuan pedoman pelayanan ini adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan
pelayanan di instalasi rawat inap agar dapat senantiasa meningkatkan
kemampuan dan mutu pelayanan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi kesehatan yang terbaru
2. Tujuan Khusus
a. Terselengaraanya pelayanan rawat inap yang tepat guna secara paripurna dan
bermutu yang mengacu pada pelayanan rawat inap yang mutakhir dengan
SDM yang profesional / kompeten serta efektif dan efesien sehingga
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat penggunaan jasa pelayanan rawat
inap yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b. Terselengaranya proses pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu
kedokteran klinis dan ilmu keperawatan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
c. Terwujudnya kesejahteraan staf di Instalasi Rawat Inap dengan penyelegaraan
jenis pelayanan baru serta mengelola SDM (Sumber Daya Manusia) secara
profesional, transfaran, efektif dan efisien.
d. Terciptanya lingkungan kerja serta kegiatan pelayanan rawat inap yang
mengacu pada program keselamatan pasien rumah sakit (KPRS) dan
berorientasi pada keamanan, kenyamanan dan kepuasan pasien.
e. Terfasilitasinya penyelengaraan pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam
bidang medis dan keperawatan sesuai dengan kemajuan teknologi terkait
pelayanan rawat inap yang memiliki sarana,

2
prasarana dan peralatan yang mutakhir dengan mengedepankan
keselamatan pasien.
f. Terlaksananya pengendalian mutu serta penyelenggaraan pelayanan
pendidikan dan penelitian yang terintegrasi sesuai dengan Visi dan Misi di
Instalasi Rawat Inap yang sejalan dengan Visi dan Misi RSUD A. Wahab
Sjahranie Samarinda.
g. Terwujudnya pimpinan yang demokratis dan akuntabel, melalui
penyelengaraan organisasi dan manajemen yang efektif dan efisien.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Secara umum pedoman pelayanan Instalasi Rawat Inap ini meliputi aspek seperti
berikut :
1. Standar ketenagaan (Sumber daya manusia)
2. Struktur Organisasi dan tata kerja
3. Tata laksana pelayanan
4. Standar fasilitas pelayanan
5. Pengawasan / monitoring dan evaluasi penyelanggaran pelayanan

D. Batasan Operasional
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah
sakit dan standar prosedur operasional.
1. Pelayanan instalasi rawat inap non intensive
Meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pelayanan penyakit dalam,
kebidanan, bedah dan kesehatan anak.
2. Pelayanan instalasi rawat inap intensive
Meliputi tindakan keperawatan kondisi kritis yang membutuhkan
pelayanan, pengobatan dan observasi secara ketat.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN INSTALASI RAWAT
INAP

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Ketenagaan yang ada di Instalasi Rawat Inap adalah tenaga dengan kualifikasi
sebagai berikut :
1. KEPALA INSTALASI RAWAT INAP
a. Pendidikan Dokter umum atau Dokter Spesialis lingkup
rawat inap
b. Mengusai tentang ruang lingkup rawat inap
c. Mempunyai pengetahuan tentang manajemen

2. KLINIKAL MANAGER RAWAT INAP


a. Pendidikan minimal dokter umum lingkup rawat inap
b. Mengusai tentang ruang lingkup rawat inap / Pelayanan sesuai dengan
Spesialistik pelayanan
c. Mempunyai pengetahuan tentang manajemen

3. KEPALA RUANG RAWAT INAP


a. Pendidikan minimal D3 Keperawatan
b. Mempunyai pengetahuan manajemen ruang rawat / bangsal
d. Mempu melakukan supervisi dan memberikan saran serta bimbingan e.
Telah bekerjaa di rawat inap minimal 3 tahun

4. KEPALA TIM PERAWAT RAWAT INAP


a. Pendidikan minimal D3 Keperawatan
b. Mempunyai pengetahuan manajemen ruang rawat / bangsal
d. Mempu melakukan supervisi dan memberikan saran serta bimbingan e.
Telah bekerja di rawat inap minimal 2 tahun

4
5. PERAWAT PELAKSANA
a. Pendidikan minimal D3 / Sl Keperawatan
b. Mempunyai sertifikat BHD / BTCLS

B. Distribusi Ketenagaan
Pendistribusian ketenagaan di instalasi rawat inap terbagi dalam 13 ruang
perawatan yang mencakup kedalam perawatan spesialistik bedah, anak, penyakit
dalam, kebidanan.

No Area Kerja Kualifika Jumlah SDM


1 Ruang Rawat 1Kepala ruang si 1. 1 orang
Kebidanan 2. Kepala Tim 2. 2 orang
.3Perawat Pelaksana 3. 8 orang
2 Ruang Rawat Lantai 2 .1Kepala ruang 1. 1 orang
2. Kepala Tim 2. 2 orang
3. Perawat Pelaksana 3. 8 orang
3 Ruang Rawat Lantai 3 .1Kepala ruang 1. 1 orang
2. Kepala Tim 2. 2 orang
3. Perawat Pelaksana 3. 8 orang
.

C. Pengaturan Jaga
Hari kerja Rawat Inap RSU MMA adalah 5 (lima) hari kerja untuk
managerial dan 6 (enam) hari kerja dalam seminggu untuk fungsional, dengan
jam kerja standar adalah 40 jam dalam satu minggu. Dan beroperasional
selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat. Di instalasi rawat inap
bekerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara mandiri oleh unit atau
ruangan dan tetap mengacu pada jam kerja standar rumah sakit dalam 1 dengan
rincian jadwal shift sebagai berikut :
a. Pegawai Shift
Senin - Minggu :
Shift Pagi : 07.00 - 14.00 WIB
Shift Siang : 14.00 - 21.00 WIB
Shift Malam : 21.00 - 07.00 WIB

5
BAB III STANDAR
FASILITAS

A. STANDAR FASILITAS
Pelayanan di Instalasi Rawat Inap menengahkan konsep claster, fasiltas ruang
rawat inap sebanyak tempat tidur yang terdiri dari :
No Ruangan Kapasitas tempat tidur Jumlah kelas
1 Ruang Kebidanan 5 TT Kls 3 / Non
Kelas : 5

2 Ruang Rawat Lantai


2 40TT Kls 1 : 2 TT
Kls 2 : 5 TT
Kls 3 : 10 TT
Kamar Isolasi
TB :2 TT
Kamar Isolasi
Covid : 10 TT
Kamar Pemantauan
Pasien : 1 TT

3 Ruang Rawat Lantai 23 TT Kls 1 : 4 TT


3 Kls 2 : 11 TT
Kls 3 : 5 TT

- Kelas I Kapasitas 6 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 2 unit tempat tidur
dalam 1 kamar dan 1 unit tempat tidur dalam 1 kamar, AC, 1 unit toilet dalam
ruangan, 2 unit kursi chitos, 2 unit lemari pasien, tirai pembatas.
- Kelas II Kapasitas 16 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 4 unit tempat tidur
dalam 1 kamar, AC, 4 unit lemari pasien, 4 unit kursi chitos, 1 unit toilet dalam
ruangan, tirai pembatas.
- Kelas III Kapasitas 20 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 6 tempat tidur
dalam 1 kamar, 6 unit lemari pasien, 6 unit kursi chitos, 1 unit toilet dalam
ruangan, tirai pembatas.
- Isolasi Kapasitas 12 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 1 unit tempat tidur
dalam 1 kamar, AC, 1 unit toilet dalam ruangan, 1 unit kursi chitos, 1 unit lemari
pasie

6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PELAYANAN RAWAT INAP


Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi
observasi,diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik pada sarana
kesehatan yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap.
Sarana pelayanan rawat inap di RSU MMA dibedakan menjadi ruang rawat
inap kelas I, II, III dan Isolasi
1. Pelayanan kelas I, II dan III dilakukan di beberapa ruang perawatan baik
perawatan penyakit dalam, bedah, anak dan kebidanan.
2. Pelayanan khusus neonatologi dilaksanakan di Ruang perawatan neonatologi.
3. Ruang Isolasi dimiliki oleh setiap ruang perawatan.

B. KEBIJAKAN PELAYANAN RAWAT INAP


1. Pelayanan rawat inap dilakukan oleh tenaga kesehatan selama 24 jam
(3 shift).
2. Pasien dapat berasal dari Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan dan
Instalasi Perawatan Intensif.
3. Pengelolaan sarana prasarana dan alat kesehatan di bawah koordinasi instalasi
rawat inap.
4. Semua pasien dengan rawat inap, melalui admission untuk mengetahui
ketersediaan ruang rawat inap dan melalui prosedur administrasi sesuai ketentuan
termasuk general consent.
5. Penyediaan ruang rawat inap berdasarkan prioritas, yaitu akan mengutamakan
penyediaan ruang rawat inap untuk pasien post operasi di ruang recovery
intalasi bedah sentral, pasien post stabilisasi di Instalasi Gawat Darurat, pasien
post rawat intensif yang membutuhakan

7
perawatan non intensif, kemudian untuk pasien indikasi rawat inap dari rawat
jalan dan terakhir adalah pasien alih rawat dari luar RS.
6. Pasien rawat inap mendapatkan asuhan medis, asuhan perawatan, pelayanan gizi,
pelayanan farmasi dan pelayanan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan
standar prosedur pasien rawat inap.
7. Apabila tempat tidur di rawat inap yang dituju tidak tersedia, maka pasien
dapat dirawat di ruang lain yang tersedia di lingkungan RSU MMA sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan atas persetujuan DPJP. Pasien atau anggota
keluarga diinformasikan mengenai perawatan sementara di ruang perawatan yang
tersedia karena ruang perawatan sesuai haknya penuh.
8. Semua pasien yang diputuskan akan mendapkan perawatan lanjutan di
Rawat Inap harus sudah memiliki 1 DPJP.
9. Apabila alternatif tempat tidur di lingkungan RSU MMA tidak tersedia, maka
pasien di tranferkan ke Rumah Sakit lain untuk dialih rawatkan sesuai dengan
kebutuhan pasien atas keputusan DPJP.
10. DPJP harus sudah memastikan Rumah Sakit yang dituju dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebebutuhan pasien dan mempunyai
kapasitas untuk menampung pasuen tersebut.
11. Penggunaan ruang rawat inap tidak dibatasi berdasarkan jaminan
kesehatan. Pemisahan dilakukan berdasarkan pasien infeksi dan non infeksi
wanita, pria, anak-anak dan dewasa.
12. Ruang rawat isolasi merupakan ruang perawatan khusus untuk kasus
infeksius atau emerging disease.
13. Pada kondisi tertentu pasien bisa dirawat bersama oleh beberapa DPJP
dengan 1 DPJP Utam

8
C. PENERIMAAN (ADMISI) PASIEN RAWAT INAP
1. Pasien dapat mengakses layanan perawatan IGD dan kamar bersalin 24 jam/hari,
7 hari/minggu. Semua akan memalui proses triase dan penilaian untuk perawatan
dilakukan pada saat itu juga.
2. Penerimaan atau admisi pasien rawat inap didasari dari keputusan bahwa pasien
harus mendapatkan prioritas berdasarkan skrining kondisi pasien dari Instalasi
Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan yang membutuhkan pelayanan preventif,
kuratif, rehabilitative dan paliatif di Instalasi Rawat Inap.
3. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas indikasi medis akan mendapatkan
surat perintah rawat inap dari dokter spesialis atau dari IGD.
4. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian
pendaftaran untuk konfirmasi ruangan sesuai hak peserta dengan membawa KTP
dan Kartu jaminan asli/fotocopy
5. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka yang bersangkutan berhak
dirawat 1 (satu) kelas diatas/dibawah haknya. Selanjutnya peserta dapat pindah
menempati kamar sesuai haknya dan bila terdapat selisih biaya yang timbul maka
peserta membayar selisih biaya perawatan.
6. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan atau
tindakan medis, maka yang bersangkutan harus diinformasikan dan
menandatangani formulir INFOMED CONSEND (sesuai daftar tindakan yang
perlu penandatanganan infomed consend) setiap kali tindakan akan dilakukan.
7. Pasien akan mendapatkan asuhan perawatan dari petugas pemberi asuhan
dirumah sakit sesuai kebutuhan
8. Selesai rawat inap, pasien/orangtua bersangkutan akan mendapatkan surat
untuk kontrol kembali ke spesialis yang merawat pasien (DPJP).

9
9. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis
ke dokter PPK I untuk mendapatkan Surat Rujukan PPK I ke dokter
spesialis di RS yang ditunjuk.
10. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RS.
11. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada dokter
keluarga di PPK I.

D. PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP DARI IGD


1. Semua pasien yang datang ke IGD harus dilakukan proses triase terlebih dahulu.
Sebelum dilakukan proses triase, pasien harus melakukan registrasi terlebih
dahulu di loket yang sudah disediakan.
2. Setelah dilakukan triase, maka pasien akan dimasukan ke ruang tindakan (bedah,
penyakit dalam, kandungan dan kebidanan atau anak) atau ruang resusitasi
berdasar derajat kegawatan temuan dari proses triase.
3. DPJP akan memeriksa kondisi pasien dan apabila diputuskan bahwa pasien
harus dirawat, maka DPJP akan membuat surat pengantar ke admission untuk
mendapatkan perawatan di unit yang dituju.
4. Petugas penerimaan / admisi akan memberikan informasi ke pasien tentang :
a. Memberitahu pasien dan keluarganya untuk menanyakan ke dokter
mengenai rencana penangan penyakitnya.
b. Memberitahu ke pasien dan keluarganya untuk menanyakan ke dokter
mengenai hasil akhir / outcome dari proses pengotratannya.

10
c. Biaya yang harus ditanggung oleh pasien atau keluarnya untuk
pemeriksaan dokter dan pemeriksaan penunjang.
d. Proses pengurusan asuransi (apabila pasien menggunakan asuransi)
disesuaikan dengan ketentuan dari asuransi yang bersangkutan.
6. Apabila pasien tidak mendapatkan tempat tidur pada unit yang dituju, maka
pasien akan dirawat di unit lain sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan
ruang perawatan di RSU MMA
7. Apabila pasien tidak mendapatkan tempat RSU MMA , padahal pasien
memerlukan perawatan maka pasien tetap diberikan pertolongan dan pasien dakan
diberikan pilihan :
a. Dirawat dikelas yang lebih tinggi / rendah, dengan terlebih dahulu mebuat
surat pernyataan bahwa pasien sudah menyetujui untuk pindah kelas.
b. Dirujuk ke rumah sakit lain yang memiliki fasilitas sesuai kebutuhan pasien
pada saat itu dengan sebelumnnya dilakukan test pemerisaan penunjang
sebagai dasar pengambilan keputusan sesuai standar pelayanan medis.

E. PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP DARI INSTALASI RAWAT JALAN


1. Pasien dan instalasi rawat jalan dapat didaftarkan masuk ke rumah sakit oleh
dokter spesialis yang memiliki Surat Ijin Praktek.
2. DPJP akan membuat surat pengantar rawat inap dan menyampaikan kondisi
pasien dan diagnosis sementara kepada bagian admisi/ penerimaan pasien rawat
inap.
3. Petugas admisi akan memverifikasi mengenai ketersediaan tempat tidur yang
dituju.
4. Sementara menunggu pengurusan proses admisi, pasien akan
ditempatkan di pre admission area.
5. Bila tersedia tempat tidur yang dituju, maka pasien akan dibuatkan status rekam
medis rawat inap.
6. Pasien akan diantar ke ruang rawat inap oleh petugas transporter dari admisi

11
7. Bila tempat tidur tidak tersedia, maka pasien akal diberikan pilihan untuk:
a. Pindah kelas ke kelas yang lebih tinggi/ rendah, dengan terlebih dahulu
membuat surat pemyataan bahwa pasien sudah menyetujui untuk pindah
kelas.
b. Dirujuk ke rumah sakit lain.
c. Pasien dipulangkan, dan apabila kelas yang dituju sudah tersedia, maka
pasien akan dihubungi oleh petugas admisi.
8. Petugas penerimaan / admisi akan memberikan informasi ke pasien tentang:
a. Memberitahu pasien dan keluarganya untuk menanyakan ke dokter
mengenai rencana penangarnan penyakitnya.
b. Memberitahu ke pasien dan keluarganya untuk menanyakan ke
dokter mengenai hasil akhir/ outcome dan proses pengobatannya.
c. Biaya yang harus ditanggung oleh pasien atau keluarganya untuk
pemeriksaan dokter dan pemeriksaan penunjang.
d. Proses pengurusan asuransi (apabila pasien menggunakan asuransi).
F. PELAYANAN KESEHATAN YANG SAMA UNTUK SEMUA PASIEN DI
RUANG RAWAT INAP
1. Semua pasien di raung rawat inap harus mendapatkan asuhan
keperawatan dan pengobatan yang sama tanpa ada pengecualian.
2. Asuhan keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
3. Asuhan keperawatan pasien terintegrasi melibatkan dokter, perawat, ahli gizi,
fisioterapi, radiografer, analis laboratorium, apoteker / petugas farmasi, dan
sebagainya.
4. Rencana dan penglolaan pasien di ruang rawat inap harus dilaksanakan secara
komperhensif, terpadu dan elektif serta selalu berpedoman pada standar
keselamatan pasien

G. PROSEDUR TRANSFER PASIEN KE RUANGAN RAWAT INAP

1. PASIEN DARI INSTALASI BEDAH SENTRAL


a. Perawat ruang pemulihan menghubungi perawat ruangan,
memberitahukan bahwa operasi sudah selesai dan pasien dapat
dijemput.
b. Perawat ruang pemulihan mengecek kelengkapan dokumen dan
melengkapinya apabila ada yang belum lengkap, mengumpulkan semua
hasil pemeriksaan penunjang dan menyatukannya didalam rekam medis
Pasien.

12
c. Perawat ruang pemulihan mengisi formulir transfer antar ruangan. d.
Perawat ruang rawat inap menjemput pasien ke kamar operasi.
d. Perawat ruang rawat inap dan perawat ruang pemulihan melakukan
serah terima pasien dan di dokumentasikan dalam formulir transfer
antar ruangan.
e. Perawat ruang rawat inap membawa pasien ke ruangan.

2. PASIEN DARI INTENSIVE CARE


a. Perawat intensive care menghubungi/menanyakan ketersediaan
tempat ruang rawat inap.
b. Perawat intensive care melengkapi semua dokumen rekam medis,
menyiapkan obat - obatan dan barang pasien untuk dibawa ke ruangan.
c. Perawat rawat inap dan perawat intensive care melakukan serah
terima pasien (sesuai SPO serah terima) dengan mengisi formulir
transfer antar ruangan
d. Perawat rawat inap memindakan pasien ke ruangan.

3. PASIEN DARI INSTALASI GAWAT DARURAT


a. Perawat IGD menanyakan ketersediaan tempat ruang rawat inap di
admission.
b. Bila ruangan rawat inap tersedia, petugas admission center akan
membuat sensus pasien rawat inap
c. Perawat IGD mengecek kelengkapan dokumen dan melengkapinya
apabila ada yang belum lengkap, mengumpulkan semua hasil
pemeriksaan laboratorium dan penunjang lainya dan menyatukan
didalam rekam medis pasien.
d. Perawat IGD mengisi formulir transfer antar ruangan.
e. Bila semuanya sudah siap, perawat IGD memberitahu perawat ruang
rawat inap bahwa pasien akan dianatar ke ruang rawat inap.
f. Petugas yang disertai dengan perawat IGD membawa pasien ke ruang
rawat inap,
g. Petugas yang disertai dengan perawat IGD membawa pasien ke ruang
rawat inap.
h. Perawat IGD dan perawat ruang rawat inap melakukan serah terima
pasien dan didkomentasikan dalam formulir transfer antar ruangan.

4. PASIEN DARI INSTALASI RAWAT JALAN


a. DPJP rawat jalan memutuskan bahwa pasien harus dilakukan
perawatan.
b. Bila tersedia tempat di ruang rawat inap, petugas akan mengantar
pasien ke admission untuk dibuatkan status rekam medis rawat inap
c. Petugas admission menyampaikan general consent ke pasien dan
keluarganya.
d. Bila pasien dan keluarganya sudah mengerti, petugas admission,
pasien dan saksi menandatangi lembar general consent inap yang
dituju. Transforter akan mengantar pasien ke ruangan

13
Alur Pasien Rawat Inap

Pasien dari IGD / Poli

Peendaftaran dan Administrasi Rawat


Inap

Konfirmasi pada Petugas Rawat Inap

Penerimaan Pasien oleh Petugas Rawat


Inap

Perawatan Pasien

Butuh Penanganan Meninggal


Pasien Perbaikan
Lanjutan

Pemulasaran
Administrasi Pulang Rujuk Jenazah

14
BAB V RAWAT
ALUR PELAYANAN PASIEN
INAP LOGISTIK

Pemenuhan logistik operasional pelayanan di Instalasi rawat inap tidak dapat


terlepas dari unit penunjang lain sehingga operasional pelayanan tindakan medis dan
keperawatan dapat dilaksanakan sesuai prosedur diantaranya adalah :
A. INSTALASI FARMASI
Instalasi farmasi melalui depo farmasi yang berada di area Instalasi Rawat
Inap menyediakan alat dan bahan sediaan farmasi baik yang steril maupun yang tidak
steril yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan tindakan medis dan keperawatan
seperti obat - obatan, cateter, cairan, infuse dan lain - lain.
B. INSTALASI CSSD
CSSD menyediakan sarana penunjang rawat inap atara lain, meliputi :
1. Menjamin tersedianya alat dan bahan penunjang kegiatan keperawatan yang
dapat di pakai ulang setelah dilakukan proses srelisasi.
2. Menjamin ketersediaan alat - alat yang dipergunakan kembali untuk tindakan
medis dan keperawatan.
3. Menyediakan bahan / larutal kimia dan sediaan khusus lainnya penunjang
rawat inap dalam keadaan steril untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan
tindakan medik dan keperawatan.
4. Menjamin tersedianya alat dan bahan untuk pelaksanaan kegiatan medis dan
perawatan serta menjamin mutu sterilitas produk, termasuk bahan sekali
pakai.
C. INSTALASI GIZI
Merupakan unit yang menyediakan dan memenuhi kebutuhan nutrisi makanan
bagi pasien dan petugas, yang diantaranya sebagai berikut : Menyiapkan kebutuhan
diet bagi nutris berdasarkan perencanaan / kebutuhan yang diajukan ruang rawat inap
atas persetujuan DPJP

15
BAB VI KESELAMATAN
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT
INAP PASIEN

A. PENGERTIAN KESELAMATAN PASIEN


1. Keselamatan/safety yaitu bebas dari bahaya atau resiko(hazard)
2. Hazard/bahaya adalah suatu keadaan,perubahan atau tindakan yang dapat
meningkatkan resiko pada pasien
3. Keadaan adalah setiap faktor yang berhubungan atau mempengaruhi suatu
“peristiwa keselamatan pasien/patient safety event,agent atau personal”
4. Agent adalah substansi,obyek atau sistim yang menyebabkan perubahan
5. Keselamatan pasien / patien safety adalah suatu sistim dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih nyaman bebas dari harm/cidera yang tidak
seharusnya terjadi Termasuk di dalamnya: mengukur risiko; identifikasi dan
pengelolaan risiko terhadap pasien; pelaporan dan analisis insiden;
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi
untuk mencegah, mengurangi serta meminimalkan risiko.
6. Insiden keselamatan pasien / pasien saferty insident adalah setiap kejadian yang
tidak disengaja atau tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan cedera pada
pasien, meminimialkan kejadian komplikasi dan situasi yang mengancam
kehidupan kejadian yang tidak diinginkan (KTD) dan keadaan nyaris cedera
(KNC), sentinel (Kecacatan dan kematian) , persentasi angka komplikasi anestesi,
overdosis, reaksi anestesi, salah penempatan tube (EET)

Salah satu sasaran standar akreditasi rumah sakit yaitu sasaran


keselamatan rumah sakit yang diantaranya spesifikasi pelaksanaan di
instalasi rawat inap dalah kepastian tempat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien,
Instalasi rawat inap memberlakukan identifikasi keselamatan pasien. rawat inap
merupakan keselamatan pasien yang wajib dilakukan pada setiap pasien yang
akan dilakukan tindakan medis dan keperawatan.

16
B. ALUR PELAYANAN
TUJUAN KEESELAMATAN PASIEN RAWAT
PASIEN
INAP
Tujuan dari keselamatan pasien adalah :
1. Menurunkan insiden kejadian di ruang rawat inap.
2. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
3. Meningkatkan pengdokumentasian insiden keselamatan pasien.
4. Meningkatkan budaya melaporkan kejadian - kejadian yang berdampak negative
pada setiap elemen kegiatan

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


Pelaporan insiden keselamatan pasien jika terjadi di ruang rawat inap adalah sebagai
berikut :
1. Petugas yang pertama kali mengetahui terjadinya insiden keselamatan pasien
segera membuat laporan insiden tersebut dengan mengisi formulir pelaporan
insiden keselamatan pasien no 1 sampai dengan 14
2. Formulir pelaporan insiden yang telah diisi segera diserahkan kepada atasan
langsung pelaporan selambat-lambatnya 1 x 24 jam setelah kejadian.
3. Atasan langsung memeriksa dan melakukan grading resiko terhadap pasien
yang dilaporkan.
4. Melaporkan ke komite peningkatan mutu dan keselamatan pasien
5. Hasil grade resiko akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan
dilakukan sebagai berikut :
a. Grade biru dan hijau : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu
maksimal 1 minggu.
b. Grade kuning dan merah : investigasi konferhensif / alalisis akar
masalah (RCA) oleh panitia KPRS, waktu maksimal 45 hari.

17
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT
INAP akan melakukan investigasi dan analisis lebih lanjut hingga
6. Panitia KPRS
diketahui penyebab insiden dan menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan dan
pembelajaran berupa petunjuk untuk mencegah kejadian yang sama terulang
kembali.
7. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran disampaikan kepada
Direktur Utama melalui Direktur Medik dan Keperawatan
8. Setelah melalui pertimbangan Direksi, rencara tindak lanjut disampaikan kepala
unit kerja sebagai umpan balik pelaporan.
9. Setiap unit kerja membuat analisis dan trend kejadian disatuan kerja masing
-masing

18
BAB VII KESELAMATAN
KERJA RAWAT
ALUR PELAYANAN PASIEN
INAP

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu keilmuan multi disiplin yang
menerapkna upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja serta melindungi petugas terhadap risiko bahaya mencegah terjadinya
kerugian akibat kecelekaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan.
A. TUJUAN KESELAMATAN KERJA
1. Menurunkan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2. Tujuan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah melindungi
karyawan, pasien, pengunjung dan masyarakat rumah sakit agar terhidar dari
kemungkinan ganguan / risiko dari kegiatan rumah sakit sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal.
3. Tenaga kerja sehat, selamat dan produktif.
4. Peningkatan produktilitas
5. Mampu bersaing di era globalisasi lingkungan kerja higienis aman dan nyaman.

B. KESELAMATAN PETUGAS

1. Pergunakan perlengkapan perlindungan diri persyaratan mutlak. Gunakan


kewaspadaan pada semua pasien
2. Dengan pilihan yang tepat Tutup kepala tahan air, perlindungan muka dan
mata, pakaian tahan air, sarung tangan, pelindungan leher, sepatu yang tepat.
3. Penggunaan APD yang tepat.
4. Gunakan teknik keselamatan
a. Sarung tangan baru dan bersih
b. Pelindung mata
c. Kenakan pakaian dan bungkus dengan menggunakan sarung tangan
yang bersih
d. Hindar segala sentuhan dengan tangan yang terkonaminasi.
5. Instalasi rawat inap akan berkoordinasi dengan K3RS yang merupakan unit
K3RS dalam lingkup kesehatan dan keselamatan kerja petugas yang berada
dilingkungan Instalasi Rawat Inap yang diantaranya :
6. Melakukan pengukuran terhadap kebisingan, Jumlah kuman, suhu udara kualitas
air agar tidak terjadi peningkatan / kenaikan ekstrim.
7. Menjamin agar regulasi pengelolaan limbah (sampah medis, non medis dan sisa
rumah tangga serta limbah berbahaya / B3) tidak menimbulkan kontaminasi atau
pencemaran lingkungan.
8. Menjamin tersedianya alat petugas kebersihan di area instalasi rawat inap
19
ALUR PELAYANAN
C. ALUR PELAPORAN PASIEN RAWAT
KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN /
INAP
PESERTA DIDIK
Setiap kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerusakan barang / alat
atau aset rumah sakit baik cedera ringan maupun berat terhadap karyawan
rumah sakit harus segera ditangani dan dilaporankan sesuai kejadian kepada
kepala instalasi rawat inap (dalam waktu tidak lebih dari 24 jam). Adapun
prosedur pelaporan kecelakaan kerja sebagai berikut :
1. Amankan korban dari segera beri pertolongan sesuai dengan SPO
penanganan pada korban
2. Laporkan kecelakaan kerja ke atasan langsung dalam waktu I x 24 jam ke
penanggung jawab K3RS
3. Periksa laporan oleh atasan langsung dan lakukan investigasi sederhana
penyebab terjadinya kecelakaan dalam waktu I x 24 jann
4. Analisa Laporan dari unit kerja untuk menentukan apakah perlu dilakukan
investigasi lanjutan
5. Instalsi K3 membentuk tim investigasi bila kecelakaan yang terjadi
cidera sedang atau cedera berat
6. Tim Investigasi menganalisa dan investigasi ulang dan analisis
Laporkan hasil analisis dan rencana tindak lanjut ke Direktur
7. Umum Operasional dengan tembusan kepada Direktur Utama, Direlrtur
terkait, Komite Mutu & Keselamatan Pasien, dan unit kerja
8. Buat analisa dan trend Kecelakaan Kerja di RSU MMA

20
BAB VIII PENGENDALIAN
MUTU RAWAT
ALUR PELAYANAN PASIEN
INAP
A. KEGIATAN POKOK PENGENDALIAN MUTU
Kegiatan pokok instalasi rawat inap terbagi dalam beberapa pokok kegiatan sebagai
berikut :
1. Pemilihan dan penetapan indikator mutu baru untuk tahun 2019.
2. Penyusunan dan implementasi program manajemen risiko.
3. Peningkatan kompetensi staf dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
4. Pengukuran indikator mutu dan sasaran keselamatan pasien serta perbaikan
berdasarkan hasil pengukuran.
5. Monitoring dan evaluasi pengukuran indikator mutu dan keselamatan pasien.
6. Pembahasan capaian indikator mutu Instalasi Rawat Inap
7. Pengelolaan insiden keselamatan pasien.
8. Penyusunan laporan triwulanan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
berdasarkan laporan dari ruang rawat inap yang berhubungan dengan capaian
Indikator Mutu.

B. RINCIAN KEGIATAN PENGEDALIAN MUTU


1. PEMILIHAN DAN PENETAPAN INDIKATOR MUTU BARU UNTUK
TAHUN 2019
Secara umum terdapat dua level indikator mutu yang dipilih dan
ditetapkan untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien, yaitu indikator
mutu pada tingkat rumah sakit dan indikator mutu pada tingkat instalasi rawat
inap. Indikator mutu untuk tingkat rumah sakit dipilih oleh pimpinan rumah
sakit, sedangkan indikator mutu untuk tingkat unit dipilih oleh kepala
instalasi rawat inap yang spesifik di unitnya, adapun kegiatan yang dilakukan
sebagai berikut .

a. Menentukan indikator mutu dan kamus indikator mutu untuk


mengukur keberhasilan perbaikan dari masing-masing masalah yang di
identifikasi Mengadakan rapat internal unit untuk mengidentifikasi dan
menetapkan proses pelayanan/asuhan yang menjadi masalah utama
berdasarkan kriteria: berisiko tinggi bagi pasien (high risk), jumlah/
frekuensinya banyak/sering (high volume), dan cenderung menyebabkan

21
masalah (problem prone). Pengkajian risiko yang dilakukan berdasarkan
ALUR
hasil rapatPELAYANAN PASIEN
Kepala Instalasi Rawat RAWAT
Inap, koordinator, kepala ruangan, dan
INAP
Tim mutu Rawat Inap menggunakan risk grading yang kemudian dicatat
dalam risk register Rawat Inap.
b. Pengukuran indikator mutu (Pengukuran Dan Validasi Data) dilakukan
melalui pengumpulan dan validasi data. Pengumpulan data dilakukan oleh
pengumpul data, sedangkan validasi data dilakukan oleh validator (data
yang dikumpulkan oleh pengumpul data). Pengumpulan data dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut:
i. Sosialisasi kamus indikator kepada seluruh pengumpul data di
instalasi rawat inap.
ii. Pengumpulan data dengan mempergunakan formulir yang telah
ditetapkan.
iii. Indikator tersebut dicatat/diinput setiap hari dan kemudian dibuat
rekapitulasinya setiap bulan.
iv. Pada awal pengumpulan data akan dilakukan proses validasi data
oleh validator di masing-masing unit terkait, selanjutnya proses
validasi akan dilakukan sesuai dengan program validasi di Komite
Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
v. Setiap tiga (3) bulan akan dilakukan analisa menyeluruh
berdasarkan PDSA untuk dibuat rekomendasi pada unit-unit terkait
dan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
c. Tujuan kegiatan pengendalian mutu instalasi rawat inap dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien,
adapun tujuan dari pengendalian mutu instalasi rawat inap sebagai berikut
:
i. Menjelaskan kondisi klinis pasien yang tepat dan cepat .
ii. Pasien / keluarga memahami tentang prosedur dan pembiyaaa
pasien
iii. Pasien divisite tepat waktu .
iv. Penanganan pasien nyeri secara tepat dan cepat
v. Terlaksana identifrkasi pasien secara tepat
vi. Pengelolaan insiden keslamatan pasien di Instalasi Rawat
Inap seperti KTD dan KNC.

22
ALUR PELAYANAN
2. PENYUSUNAN PASIEN RAWAT
DAN IMPLEMENTASI PROGRAM MANAJEMEN
INAP
RISIKO
Manajemen risiko dilingkungan instalasi rawat inap bertujuan
untuk menysun dan mengimplementasikan rencana manajemen risiko yang
efektif dan proaktif, berikut adalah langkah - langkah manajemen risiko yang
instalasi rawat inap lakukan sebagai berikut :
i. Identihkasi Risiko
ii. Penilaian Risiko
iii. Respon Risiko
iv. Impelentasi
v. Evaluasi dan monitoring

3. PENINGKATAN KOMPETENSI STAF DALAM PENINGKATAN


MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

i. Mengadakan sosialisasi indikator mutu instalasi rawat inap yang


terpilih.
ii. mengikuti workshop pengumpulan, validasi, dan analisis data serta
pembuatan PDSA yang diselenggarakan oleh Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien.
iii. mengikuti workshop pembuatan manajemen risiko yang
diselenggarakan oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.

4. PENGUKURAN INDIKATOR MUTU DAN SASARAN KESELAMATAN


PASIEN SERTA PERBAIKAN BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN
i. Pengukuran indikator mutu dilakukan oleh pengumpul data yang ada di
setiap ruang rawat inap dengan dicatat dalam formulir/buku pengumpul
data dari setiap indikator yang diukur setiap bulannya.
ii. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan kamus indikator yang
telah ditetapkan.
iii. Hasil pengumpulan data di validasi oleh validator di setiap ruang rawat
inap dengan cara sesuai dengan SPO yang kemudian dilaporkan ke tim
mutu instalasi rawat inap.
iv. Melakukan analisis data sudah valid kemudian dianalisis sesuai SPO
Analisis data. Analisis data dilakukan oleh Tim pengingkatan Mutu

23
instalasi rawat inap kemudian dilaporkan ke Kepala Instalasi Rawat
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT
Inap.
INAP
v. - Upaya perbaikan dengan PDSA yang berkaitan dengan
Capaian indikator mutu instalasi rawat inap yang belum sesuai
standar dilakukan upaya perbaikan dengan menggunakan siklus PDSA
sesuai Panduan dan SPO PDSA
vi. Pelaporan capaian indikator mutu di hasilakan dari hasil capaian
indikator, analisis, dan upaya perbaikannya dilaporkan oleh Kepala
instalasi rawat inap ke Komite Mutu dan Keselamatan Pasien sesuai
SPO pelaporan.
5. MONITORING DAN EVALUASI PENGIIKURAN INDIKATOR
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Evaluasi indikator mutu klinis dan keselamatan pasien adalah untuk
menilai indikator klinis keselamatan pasien sehingga mutu pelayanan dapat
meningkat. Dalam Pelaksanaannya supaya data tercatat dengan baik,
Pengumpulan data dilakukan oleh penanggungjawab pencatatan data indikator
mutu di unit/ruangan yang telah ditunjuk dan Pada akhir bulan pengumpul data
akan membuat rekapitulasi dan analisa sederhana, kemudian menyerahkannya ke
PIC indikator mutu terkait melalui sekretariat Rawat Inap. Data yang
dikumpulkan kemudian akan direkapitulasi dan dibuat analisa sederhana
(PDSA) oleh PIC Indikator mutu terkait dan dilaporkan kepada Instalasi Rawat
Inap setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya. Hasil rekapitulasi kemudian
dilaporkan kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD A. Wahab
Sjahranie samarinda

6. PEMBAHASAN CAPAIAN INDIKATOR MUTU INSTALASI RAWAT


INAP
Pembahasan capaian indiaktor mutu instalasi rawat inap dilakukan
setiap
1 bulan sekali di rapat tim mutu untuk dibuatkan hasil rapat untuk di sampaikan
ke Komite Mutu dan Keselamatan Pasien sebagai bahan laporan sebagai dasar
dari perbaikan pelayanan rawat inap

24
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT
INAP BAB IX
PENUTUP

Peran RSU MMA sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
sehingga perlu ditingkatkan kemampuan pelayanan pengelolaan rawat inap public agar
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terpadu.
Koordinasi internal dan eksternal Rumah Sakit perlu selalu dilakukan dalam upaya
peningkatan mutu kegiatan pelayanan rawat inap di RSU MMA.
Pedoman Pelayanan Rawat Inap Publik ini disusun untuk memberikan acuan dan
pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan yang bermutu, aman, efektif dan efisien
dengan mengutamakan keselamatan pasien.
Perlunya dukungan dan kerjasama setiap personil pemberi pelayanan (PPA) di Rumah
Sakit serta dukungan Pemerintah Daerah, selalu diharapkan untuk mendorong
peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit dengan mendukung
ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan termasuk monitoring dan
pembinaan, demi terwujudnya masyarakat yang sehat.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 1 Juni 2022

25

Anda mungkin juga menyukai